Abstrak
Perusahaan dihadapkan pada persaingan yang lebih ketat dalam pasar global, sehingga perusahaan dituntut agar dapat mengikuti perkembangan teknologi yang cepat dan perubahan karakteristik pasar yang memperlihatkan keragaman produk yang semakin tinggi. Kasur pegas/ spring bed telah menjadi kebutuhan primer konsumen karena kesadaran untuk mendapatkan kualitas tidur yang lebih baik sehingga kerja menjadi optimal. PT Ivana Mery Lestari Matras merupakan perusahaan manufaktur penghasil produk spring bed. Berdasarkan pengamatan pendahuluan, diketahui bahwa terdapat keluhan konsumen terhadap desain produk spring bed yang ada saat ini. Oleh sebab itu, dilakukan penelitian untuk menelusuri keinginan konsumen terhadap desain produk spring bed dengan menggunakan model Kano. Dalam model Kano, didapatkan atribut produk yang termasuk dalam kategori attractive, one dimensional dan Indifferent. Atribut terpilih kemudian menjadi input dalam penyusunan House of Quality dalam Quality Function Deployment fase I, yang digunakan untuk mempertemukan persepsi konsumen dengan karakteristik teknik. Ketebalan busa dan durability merupakan karakteristik teknik yang memiliki tingkat kesulitan paling tinggi. Karakteristik teknik dari QFD fase I menjadi input untuk penyusunan House of Quality pada QFD fase II. QFD Fase II menunjukkan bahwa komposisi busa dan durability kayu spring bed merupakan part kritis yang memiliki tingkat kesulitan paling tinggi sebesar 31 dan 26. Kedua part kritis ini menjadi parameter pengembangan desain yang dilakukan dengan Theory of Constraints. Berdasarkan Theory of Constraints, diketahui bahwa solusi penyelesaian desain rancangan spring bed adalah penggantian bahan busa dalam matras dengan Polyurethane foam dan penggantian jenis kayu menjadi kayu mahoni.
Kata Kunci: Spring bed, Kano, Quality Function Deployment,
Analytical Hierarchy Process, Theory of Constraints