• Tidak ada hasil yang ditemukan

1 ANALISIS POTENSI WISATA DESA LUBUK DAGANG KECAMATAN SAMBAS UNTUK MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "1 ANALISIS POTENSI WISATA DESA LUBUK DAGANG KECAMATAN SAMBAS UNTUK MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)

ANALISIS POTENSI WISATA DESA LUBUK DAGANG KECAMATAN SAMBAS UNTUK MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

Ervina, Budiman Tampubolon, Agus Sugiarto Program Studi Pendidikan Geografi FKIP Untan Pontianak

Email:Vinnaervina13@gmail.com

Abstract

Village this research aims to describes. To analyze the potential of lubuk dagang to be a tourism village. To analyze factors the influence of lubuk dagang's development. The vilaagers' perception of lubuk dagang village, sambas district to developed to be a tourism area to analyze how big the developing lubuk dagang village contribution becomes a tourism area to improve villagers' prosperity this research ia descriptive research with qualitative approach. The subjects of this research were village officials and public figure. Collecting data collected by observing, interviewieng and documentating data. The technique of alayzing data are reducting data, displaying data, and taking conclusion. The Tringgulasi used for explain the right of data which is using data resources. the result of this research shows that: (1) thr villagers' participation in build a tourism village plan. a) the survei, villagers gave information about situation and potential of the village b) the kind of potential tourism which is potentially to develop in lubuk dagang village are embatan belian, jungle tourism, and culter tourism; c) rhe factors influenzed depeloving village :(1) The intern factor, enthusiasm and desire from themselves. The villages goverment as villagers organizer to participate in meeting activities. (2) external factor the region government order as the fasilitator. And alsok obstacle factor the socialiszation process is not optimal yet, the business every villagers are differential, the lack of villagers' awareness to the tourism villagers development planning. and the half of villagers do not understand much about tourism village. d) The villagers' perseption to the village tourism development. Villagers gave some react to accesbility, infrastucture and etc. contributions or villagers perticipation are in mind and manpower and also in experts.

Keywords : village potential, villagers' contribution

PENDAHULUAN

Indonesia adalah Negara kepulauan yang sangat besar yang dihuni oleh berbagai macam ras, suku, dan etnis yang berbeda serta memiliki kekayaan SDA yang melimpah. Masing-masing daerah memiliki keunggulan sendiri-sendiri termasuk potensi alamnya beragam sehingga dijadikan wisata baik wisata alam, wisata sejarah, wisata budaya dan lainnya. Hal ini tentunya sangat menguntungkan dalam bidang kepariwisataan. Dengan banyaknya potensi alam yang dimiliki akan menarik banyak wisatawan asing untuk berkunjung ke Indonesia dan akan memberikan keuntungan bagi negara.

Pentingnya peranan pariwisata dalam pembangunan ekonomi di berbagai negara sudah tidak diragukan lagi. Pariwisata yang merupakan suatu industri dalam perkembangannya juga mempengaruhi sektor-sektor industri lain disekitarnya.

Pengembangan pariwisata di Indonesia menggunakan konsep pariwisata budaya yang dirumuskan dalam Undang-Undang Pariwisata Nomor 09 Tahun 1990 yang

menyatakan bahwa “kepariwisataan

(4)

pendapatan nasional dalam rangka meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat serta memupuk rasa cinta tanah air, memperkaya kebudayaan nasional, dan memantapkan pembinaannya dalam rangka memperkukuh jati diri bangsa dan

mempererat persahabatan antar bangsa”.

Indonesia dengan potensi alam maupun budaya yang sangat kaya dan beragam merupakan salah satu faktor penarik para wisatawan, dengan daya dukung faktor-faktor tersebut maka tentunya daerah ini sangat berpeluang untuk dikembangkan terutama dibidang pariwisata. Pengembangan pariwisata memiliki nilai yang sangat strategi karena mendayagunakan sumber dan potensi kepariwisataan. Pariwisata adalah industri yang terkait dengan tujuan wisata dengan karakter-karakter keindahan, keseimbangan, natural, kesehatan, dan kualitas lingkungan

yang terjamin. Kata “lingkungan” sering

muncul sebagai salah satu kunci sukses penyelenggara wisata.

Lingkungan banyak mengacu kepada hal-hal fisik alamiah, Misalnya bentang alam dan komponen fisik buatan manusia, seperti pos-pos pengamatan, kolam renang buatan, atau bangunan bangunan penunjang aktifitas wisata lainnya. Faktor sosial dan budaya juga dipertimbangkan sebagai lingkungan yang terintegrasi dengan industri pariwisata. Kualitas lingkungan meliputi kualitas bentang atau pemandangan alamiah itu sendiri, yang kualitasnya dapat menurun karena aktifitas manusia. Keindahan dan kenyamanan daerah tujuan wisata, seperti keindahan pemandangan alam, seperti air terjun dan sungai, air bersih, udara segar, dan keanekaragaman spesies, kualitasnya bisa memburuk karena aktifitas manusia, tidak terkecuali aktifitas wisata itu sendiri.

Desa Lubuk Dagang Kecamatan Sambas adalah salah satu kecamatan di Kabupaten Sambas. Kecamatan sambas ini terletak hampir di tengah-tengah wilayah Kabupaten Sambas, dan Kecamatan Sambas terletak pada 1o11'20" - 10o24'48" LU dan 109o09'16" -109o26'23" BT. Dengan luas 246,56 km2, wilayah kecamatan Sambas mencakup sekitar 0,64% dari wilayah Kabupaten Sambas.

Dalam kebijakan pembangunan daerah, Pemerintah Kabupaten Sambas menetapkan sektor pariwisata sebagai salah satu sektor unggulan yang mendorong pembangunan di Kabupaten Sambas. Kontribusi yang dapat diandalkan dalam pembangunan ekonomi Kabupaten Sambas pada sektor pariwisata, di antaranya industri pariwisata dan jasa-jasa, dapat menciptakan lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat yang secara langsung dapat meningkatkan pendapatan asli daerah. Untuk saat ini Kabupaten Sambas umumnya banyak menyimpan potensi wisata alam dan wisata sejarah, dan Kecamatan Sambas khususnya terkenal dengan jenis wisata yang khas yaitu wisata sejarah dan wisata budaya diantaranya:

(1)Masjid Jami’ Keraton Sambas, (2) Taman

Makam Pahlawan, (3) Gereja Katolik Kristus Raja Sambas, dan (4) Museum Negri Perjuangan Sambas.

(5)

melakukan penelitian. Dapat diambil salah satu contoh seperti lembaga pendidikan misalnya salah satu SMA Negeri maupun Swasta yang ada disekitaran Desa dapat melakukan pembelajaran diluar tidak hanya didalam lingkup sekolah, apalagi pada mata pelajaran geografi yang lebih banyak harus terjun kelapangan langsung agar lebih mudah memahami apa yang diajarkan.

Desa lubuk dagang merupakan salah satu desa yang memiliki potensi wisata dan sangat baik untuk dibangun. Sekarang ini banyak daerah yang sedang gencar-gencarnya untuk membangun desa wisata salah satunya ini, dan penulis berharap pembangunan ini dapat berjalan lancar dengan kerja sama aparatur desa serta pemerintah setempat. Desa wisata ini mau dibangun karena banyak masyarakat yang memiliki perekonomian menengah kebawah dan ada beberapa yang berhenti sekolah diakibatkan kurangnya dana sedangkan objek wisata yang dapat dikembangkan cukup banyak. Akan tetapi yang terjadi sekarang proses pembangunan terkendala karena pencairan dana oleh pihak pemerintah masih belum optimal.

Dana-dana yang didapat dari pemerintah sebelumnya sudah dibangun masyarakat untuk infrastruktur desa seperti jalan agar akses menuju wisata tersebut menjadi lebih mudah. Tidak hanya masalah dana akan tetapi kurangnya pengembangan-pengembangan potensi desa, Kurangnya partisipasi masyarakat serta kurangnya upaya pemerintah dalam pengembangan potensi wisata. Dan kenyataannya sekarang pembangunan desa sama sekali belum menyentuh obyek-obyek yang ada, hanya baru sekedar membangun infrastruktur Desa. Objek wisata yang dapat dikembangkan didesa ini seperti: (1)Wisata alam (Jembatan Belian, Wisata Hutan), (2) Wisata Budaya.

Objek wisata yang ada didesa ini jarang dikunjungi wisatawan kecuali jembatan belian, itu pun tidak banyak pengunjung nya hanya wisatawan lokal sekitaran kecamatan sambas. Dari ketiga objek wisata tersebut hanya tersebar di Dusun Dagang Barat dan Dusun Dagang Timur. Dengan ada potensi obyek wisata untuk kedepannya Desa Lubuk

Dagang ini diharapkan akan menjadi salah satu Desa Wisata yang ada di Kecamatan Sambas dan akan bermanfaat untuk meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan Masyarakat desa.

METODE PENELITIAN Bentukpenelitianyang

digunakandalampenelitianiniadalahpenelitian kualitatif. Jenis penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif kualitatif.

Penelitian dilaksanakan di Desa Lubuk Dagang, Kecamatan Sambas, Kabupaten Sambas dan dilaksanakan pada bulan Mei dan Juni 2018.

Tahap Persiapan

Langkah-langkah yang

dilakukanpadatahappersiapanantara lain: (1) Peneliti melakukan observasi kelokasi yang akan diteliti, (2) Peneliti melihat potensi-potensi yang ada, (3) Setelah melihat potensi-potensi peneliti melihat kesejahteraan penduduk desa, (4) Peneliti memperhatikan daerah wisata di Kecamatan Sambas masih Kurang, (5) Dengan adanya potensi-potensi wisata, peneliti ingin menjadikan desa ini sebagai Desa wisata, (6) Berhubung kesejahteraan masyrakat masih dalam kategori berkecukupan, maka peneliti mengaitkan potensi wisata sebagai desa wisata untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dan (7) Peneliti membuat lembar observasi,angket serta daftar wawancara untuk tahap berikutnya.

Tahap Pelaksanaan

Langkah-langkah yang

dilakukanpadatahappelaksanaanantara

(6)

persepsimasyarakat terkait dengan pembangunan desawisata.

Tahap Akhir

Langkah-langkah yang

dilakukanpadatahappelaksanaanantara lain:(1) Setelah semua data terkumpul, peneliti memastikan pembangunan itu berhasil atau tidak dan peneliti melakukan analisis, (2) Memastikan pembangunan desa wisata itu dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan peneliti melakukan analisis, (3) Peneliti memastikan ke aparatur desa agar semuanya dapat berjalan dengan lancar dan peneliti melakukan analisis, dan (4) Peneliti memulai membuat laporan untuk tugas akhir.

Adapun data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berupaData potensi berupa objek-objek yang berpotensi menjadi Desa Wisata, Data Kesejahteraan berupa jenis pekerjaan, jumlah pendapatan masyarakat setiap bulan, tingkat pendidikan setiap anak, Data yang berupa persepsi masyarakat tentang pengembangan Desa menjadi daerah wisata. Teknikpengumpulan data yang digunakanpadapenelitianinimenggunakan teknik pengumpulan data seperti teknik observasi langsung, teknik wawancara dan teknik studi dokumenter. Karena dalam penelitian diperlukan teknik pengumpulan data yang objektif dan dapat mengungkapkan masalah yang diteliti.

Penelitian ini juga akan menampilkan informasi-informasi melalui pemaparan,penggambaran dan menceritakan keadaan yang sebenarnya dariobjek yang diteliti berdasarkan fakta-fakta yang ada. Data-data yang sudah terkumpul kemudian diklasifikasikan menurut fokus penelitian untuk menjawab rumusan masalah. Untuk penelitian ini peneliti menggunakan analisis kualitatif, selanjutnya data-data tersebut akan dianalisis dengan teori-teori yang berhubungan dengan objek penelitian. Dari ketiga data yang didapat peneliti kemudian dianalisis untuk melihat seberapa besar kontribusi pengembangan Desa Lubuk Dagang menjadi Desa Wisata untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Penelitian ini menggunakan trianggulasi sumber yaitu untuk menguji kredibilitas data dengan menggunakan sumber yang berbeda, dilakukan dengan menanyakan hal yang sama melalui sumber yang berbeda. Dengan demikian trianggulasi data dilakukan dengan cara membandingkan hasil wawancara dari sumber BAPPEDA, perangkat desa, dan tokoh masyarakat di Desa Lubuk Dagang. Tujuan akhir dari trianggulasi adalah dapat membandingkan informasi tentang hal yang sama, yang diperoleh dari beberapa pihak agar ada jaminan kepercayaan data dan menghindar subjektivitas dari peneliti, serta melakukan cross-check data dengan sumber yang berbeda.

HASIL PENELITIAN DANPEMBAHASAN DeskripsiLokasiPenelitian

Secara geografis, Desa Lubuk Dagang termasuk bagian dari wilayah Kecamatan Sambas, Kabupaten Sambas. Desa Lubuk Dagang berbatasan dengan beberapa daerah yang masih termasuk dalam wilayah Kecamatan Sambas. Batas-batas wilayah desa lubukdagang secara administratif sebagai berikut :

Sebalah Barat : Desa Pendawan Sebelah Timur : Desa Sabung

Sebelah Utara : Desa Dalam kaum dan Tanjung Bugis

DesaLubukDagangmempunyailuas 28,75 km2 (11,66% dariwilayahKecamatan Sambas) danmerupakandesaterluasketiga di Kecamatan Sambas

setelahDesaLumbangdanDalamKaum, yang secaraadministratifterbagidalam 4 dusun

yaitu: DusunDagang Barat,

DusunDagangTimur, DusunSebenua, danDusunLubukLagak.

HasilPenelitian

1. Potensi Wisata Desa Lubuk Dagangyaitu,

a. Wisata Alam 1) Jembatan Belian

(7)

yaitu dusun dagang barat dan dusun dagang timur. Jembatan ini merupakan salah satu akses untuk mempermudah masyarakat maupun anak-anak sekolah disaat macetnya jembatan umum asam. Jembatan belian ini dapat dijadikan salah satu obyek wisata karena jembatan ini merupakan salah satu peninggalan sejarah yang sudah ada sejak

lama. Seperti yang diucapkan bapak “HD”

selaku perangkat desa mengenai jembatan belian yaitu: begini kak Jembatan belian ini dahulunya adalah jembatan nibong yang terbuat dari pohon nibong yang dikerjakan secara swasembada oleh masyarakat desa.

Setelah itu jembatan sabo’ di dalam kaum

diperbaiki dan bahan-bahannya seperti kayu, tiang dan segala macam dipindah ke Desa Lubuk Dagang di bangun kembali secara gotong royong dan sampai sekarang disebutlah jembatan belian.Jembatan ini merupakan salah satu jalan alternatif apabila ada kemacetan di jalan umum, banyak masyarakat yang melintasi jembatan yang ada di Desa ini. (hasil wawancara tanggal 9 Mei 2018).

Jembatan ini dirawat sebaaik mungkin oleh masyarakat setempat dan sampai sekarang dibuat semenarik mungkin. Sehingga banyak anak-anak remaja maupun dewasa datang hanya sekedar untuk bersantai lainnya.

2) Wisata Hutan

Desa Lubuk Dagang merupakan Desa yang didominasi oleh masyarakat yang mata pencahariannya sebagian besar adalah petani karet dan berkebun berbagai jenis buah-buahan. Berhubung rendahnya penghasilan masyarkat yang berkebun maka banyak masyarakat yang setuju dengan akan dibangunnya wisata hutan. Pada lokasi ini tepatnya wilayah perkebunan masyarakat diberikan arahan oleh pengurus Desa untuk memfokuskan ke perkebunan durian baik yang sudah ada maupun yang akan ditanam selanjutnya. Dan masyarakat yang stanby baik siang maupun malam yang akan membawa pengunjung masuk kedaerah tersebut.

b. Wisata Budaya

Desa Lubuk Dagang merupakan salah satu desa yang masih kuat dalam menjaga

budaya, adat istiadat yang telah diturunkan leluhur dari zaman dahulu. Budaya-budaya, adat istiadat pada masa sekarang banyak anak-anak remaja yang kurang mengetahuinya karena sibuk dengan dunia nya sendiri dengan gadget. Sehingga penulis ingin menjadikan budaya ini menjadi salah satu daya tarik dan menjadikannya suatu obyek wisata. Untuk Desa Lubuk Dagang sendiri merupakan salah satu desa yang masih kuat dalam menjaga budaya, adat istiadat yang ada. Pada masa sekarang sudah dibentuk kelompok untuk belajar maupun latihan-latihan tahar, dzikir. Tahar dapat dilihat di suatu rumah tahar yang distitu terdapat banyak anak-anak yang belajar tahar dan dzikir. Sedangkan wisata budaya ini dapat dilihat wisatawan pada saat acara pernikahan atau acara tepung tawar dan untuk adat didalam pernikahan,dan tepung tawar hingga sekarang masih ada yang diketua kan dan banyak juga anak remaja yang di beri masukan untuk hal ini sehingga mudah untuk membantu pengunjung yang ingin mengetahuinya.

2. Faktor yang Mempengaruhi

Pembangunan Desa

Dalam pembangunan perlu dilibatkannya masyarakat, tetapi tidak mudah untuk menghidupkan kontribusi atau partisipasi masyarakat dalam perencanaan pembangunan. Meski partisipasi bukan satu-satunya kunci keberhasilan dari pencapaian tujuan suatu kegiatan masyarakat bersama dengan pihak lain, tetapi partisipasi mempunyai peran yang penting dalam langkah untuk mencapai tujuan. Berikut faktor pendukung dan penghambat partisipasi masyarakat dalam perencanaan pembangunan desa wisata : a. Faktor Pendukung

Partisipasi masyarakat yang dilakukan dalam perencanaan pembangunan desa wisata di Desa Lubuk Dagang dapat berjalan dengan lancar dan telah menghasilkan rencana untuk pengembangan desa kedepannya karena adanya faktor pendukung.

(8)

pemuda-pemuda karang taruna serta masyarakat yang lainnya. Seperti yang

dikatakan bapak “Y” selaku Kepala Desa bahwa “Keinginan dari masyarakat untuk

mendukung, dan semangat dari masyarakat itu sendiri , salah satunya seperti ppembentukan kelompok dari remaja mesjid dan pemuda

karang taruna Desa Lubuk dagang.” (Hasil

wawancara tanggal 15 Mei 2018) Sama

halnya dengan yang disampaikan bapak “SP”

yang memiliki semangat dari dalam diri sendiri untuk mengikuti kegiatan perencanaan tersebut : “dari diri saya sendiri kak, karena

adanya keinginan untuk merubah desa menjadi lebih baik dan bisa mensejahterahkan

masyarakat”(hasil wawancara tanggal 12 Mei

2018) Selain dukungan dari diri sendiri, dukungan dari aparatur desa juga menjadi faktor pendukung partisipasi masyarakat dalam perencanaan pembangunan desa wisata.

Diperkuat oleh penyataan bapak “JY” selaku tokoh masyarakat yaitu : “untuk yang

mendukung ya baru dari aparatur desa, untuk dari kelompok yang dibentuk juga belum optimal jadi baru Pemerintah Desa memberi

arahan”(hasil wawancara tanggal 10 Mei

2018) Selain itu juga ada pendukung masyarakat untuk berpartisipasi dalam kegiatan perencanaan yaitu Pemerintah Desa.

Seperti yang diutarakan oleh bapak “SP”

selaku tokoh masyarakat, bahwa menjadi faktor pendorong partisipasi masyarakat yaitu

: “pendorong untuk masyarakat berpartisipasi

sementara dari pemerintah desa, pemerintah desa memotivasi masyarakat wawancara tanggal 12 Mei 2018)

Dari penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa faktor pendukung partisipasi masyarakat dalam perencanaan pembangunan desa wisata adalah : (1) Adanya semangat dan keinginan dari sebagian masyarakat untuk berpartisipasi dalam perencanaan desa wisata. (2) Pemerintah Desa sebagai pendorong masyarakat untuk turut serta atau berpartisipasi dalam kegiatan pertemuan-pertemuan.

b. Fakor Penghambat

Selain faktor pendukung, dalam suatu kegiatan pasti terdapat faktor penghambat yang harus diperhatikan agar kedepannya bisa

menjadi lebih baik. Berikut faktor penghambat yang terjadi pada kontribusi masyarakat dalam perencanaan pembangunan desa wisata di desa Lubuk Dagang. Faktor

penghambat yang diutarakan oleh bapak “SP”

selaku tokoh masyarakat yaitu sebagai

berikut: “mungkin yang menjadi masalah itu

salah satunya adalah sosialisasi yang masih kurang, sosialisasinya itu baru dari aparatur desa ke tetangga-tetangga, sedangkan dari kelompok remaja sama balai desa terjun ke

masyarakatnya itu masih kurang”(hasil

wawancara tanggal 12 Mei 2018) Hal serupa juga disampaikan oleh bapak “YD” selaku

Kepala Desa di desa Lubuk Dagang, sebagai

berikut : “yang pertama intinya sosialisasi

yang dilakukan kurang optimal tentang desa wisata di lubuk dagang, jadi baru sedikit

masyarakat yang paham”(hasil wawancara

tanggal 15 Mei 2018). Selain itu yang menjadi penghambatan partisipasi masyarakat dalam perencanaan pembangunan desa wisata di desa Lubuk Dagang yaitu kesibukan dari

masyarakat, diperjelas oleh bapak “AN”

selaku aparatur desa yaitu sebagai berikut :

“hambatan ya mungkin kesibukan masyarakat

disini, tiap masyarakat kan punya kesibukan sendiri – sendiri, jadi pas sosialisasi yang datang paling mereka yang gak sibuk dan mau meluangkan waktu buat ikut

berpartisipasi”(hasil wawancara tanggal 12

Mei 2018). Hambatan lainnya juga diutarakan oleh bapak “JY” selaku tokoh masyarakat dan

ketua karang taruna, yaitu sebagai berikut :

“eee.... kendalanye, ya tidak semua orang

sadar lah ya .... kaya undangan untuk ikut musyawarah, ya tidak semua masyarakat mau lah ya, kaya cuek gitu .... jadi masyarakat yang mau ikut ya yang mereka sadar terhadap kemajuan desa jak kak, selain kesadaran juga SDM nya, jadi kalo menyangkut dengan pembangunan untuk memajukan desa ya orang – orang tertentu kak.” (Hasil

wawancara tanggal 10 Mei 2018).

(9)

desa wisata , (2)Kesibukan setiap masyarakat yang berbeda-beda , (3) Kesadaran masyarakat terhadap perencanaan pembangunan desa wisata masih relatif kurang, dan (4) Sumber daya manusia (masyarakat belum begitu paham terhadap desa wisata).

3. Persepsi Masyarakat Desa Lubuk Dagang

Tanggapan Masyarakat Setempat Terhadap Aksesbilitas Mencapai Objek Wisata Desa Lubuk Dagang, Prasarana dan Sarana Pariwisata Desa Lubuk Dagang a. Tanggapan Masyarakat Setempat Terhadap Aksesbilitas MencapaiObjek Wisata Desa Lubuk Dagang.

Tanggapan masyarakat terhadap aksesibilitas dapat mempengaruhi kondisi kepariwisataan Desa Lubuk Dagang, sehingga dapat menambah minat wisatawan berkunjung ke Desa Lubuk Dagang. Berikut disajikan tabel Tanggapan Masyarakat Setempat Terhadap Aksesbilitas Mencapai Objek Wisata Desa Lubuk Dagang.

Tabel 1.Tanggapan MasyarakatTerhadap Aksesbilitas Objek Wisata Desa

No Tanggapan (Aksesibilitas)

Jumlah Persen

1 Ya 14 70

2 Tidak Tahu 6 30

Jumlah 20 100

Berdasarkan hasil penelitian, tanggapan masyarakat setempatterhadap kondisi jalan menuju objek wisata Desa Lubuk Dagang, masyarakatmenjawab cukup tahu (70 persen) dan menjawab tidak tahu (30 persen).

b. Tanggapan Masyarakat Terhadap Kualitas Prasarana dan Sarana objek wisata Desa Lubuk Dagang.

Berdasarkan hasil penelitian, bahwa tanggapan masyarakat setempat terhadap kualitas prasarana dan sarana di obyek wisata Desa Lubuk Dagang, dari 20 responden, dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :

Tabel 2. Tanggapan Masyarakat Terhadap Kualitas Prasarana Objek Wisata

No Jenis Tanggapan

Jumlah Responden

Persentase

1 Kurang 6 30

2 Cukup 9 45

3 Baik 5 25

4 Sangat Baik

-

-Jumlah 20 100

Berdasarkan Tabel 2 diperoleh data tanggapan masyarakatsetempat tentang kualitas prasarana dan sarana objek wisata Desa Lubuk Dagang, bahwa hampir setengah bagian (45 persen) menjawab cukup, sedangkan responden menjawab baik (25 persen) dan menjawab kurang(30 persen). 1) Prasarana Objek Wisata Desa Lubuk Dagang

Berdasarkan hasil penelitian, maka didapat data tentangprasarana atau fasilitas yang dapat mendukung untuk objek wisataDesa Lubuk Dagang seperti jalan yang sudah beraspal. Sedangkan fasilitaslain yang belum ada disekitar objek wisata ini adalah rumahsakit/klinik/balai pengobatan, ATM/bank.

2) Sarana Objek Wisata Desa Lubuk Dagang Berdasarkan hasil penelitian dilapangan, diperoleh datatentang sarana pokok pariwisata objek wisata Desa Lubuk Dagang yangbelum ada seperti travel agent, losmen atau hotel. Serta sarana yang masih kurang di objek wisata Desa Lubuk Dagang yaitulampu penerangan dan lampu penghias, tempat parkir yang kurangluas, tempat sampah dan pengelolaan sampah organic maupun nonorganik.

c. Tanggapan Masyarakat Setempat Terhadap Pengelolaan Objek Wisata Desa Lubuk Dagang

1) Pengelolaan Objek Wisata Desa Lubuk Dagang

(10)

Tabel 3. Tanggapan MasyarakatTerhadap

Bedasarkan Tabel 3, maka diperoleh data tentang tanggapanmasyarakat setempat terhadap pengelolaan objek wisata Desa Lubuk Dagang. Berdasarkan tabel tersebut sebagian besar responden menjawab ada pengelolaan , akan tetapi pengelolaannya kurang berkembang.

2) Manfaat Adanya Objek Wisata Desa Lubuk Dagang

Berikut disajikan tabel tanggapan MasyarakatSetempat Terhadap manfaat Objek Wisata Desa Lubuk Dagang.

Tabel 4. Tanggapan Masyarakat Setempat Terhadap Manfaat Objek Wisata

Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh data tentang manfaatadanya objek wisata Desa Lubuk Dagang terhadap masyarakat setempat. Dari 20 responden, 12 responden (60 persen) menjawab ada manfaatnya. d. Dukungan Masyarakat Setempat Terhadap Pengembangan Objek Wisata Desa Lubuk Dagang

Berdasarkan hasil penelitian, maka diperoleh data tentang dukungan masyarakat setempat terhadap pengembangan objek

wisataDesa Lubuk Dagang. Sebagian besar (60 persen) menjawab ya dan bersedia untuk ikut mendukung pengembangan objek wisata Desa Lubuk Dagang meskipun tidak terlibat langsung dalam mengembangkan ataumengelola objek wisata Desa Lubuk Dagang, sedangkan (40 persen) menjawab mendukung pengembangan objek wisata. Masyarakat Desa Lubuk Dagang tetapi tidak ikut mengelola karena sudah ada pengurus desa dan kelompok remaja yang turun bentuk pikiran, partisipasi dalam bentuk tenaga, partisipasi dalam bentuk pikiran dan tenaga, partisipasi dalam bentuk keahlian. Dari masing-masing bentuk partisipasi ini sudah memiliki perannya sendiri.

a. Partisipasi dalam bentuk pikiran

Partisipasi dalam bentuk pikiran merupakan partisipasi dimana masyarakat memberikan sebuah ide, saran, maupun pendapat dengan tujuan untuk pengembangan program kegiatan desa wisata. Namun yang terjadi di Desa Lubuk Dagang, partisipasi dalam bentuk pikiran belum dilakukan oleh masyarakat. Hal tersebut disampaikan oleh

Bapak “AN” selaku pengurus Desa Lubuk Dagang, yaitu : “Masyarakat disini dalam

pemberian ide belum ada jadi ya kalau partisipasi dalam bentuk pikiran dari masyarakat sini belum diberikan. Contohnya saja setiap kami melakukan evaluasi setelah kegiatan, kebanyakan masyarakat hanya mendengarkan saja kak. Jadi masih sedikit kritik atau saran yang kami dapatkan dari masyarakat. Mereka masih enggan berbicara

kak kepada kami.” Data Wawancara 11 Mei

2018 pukul 16.00-16.30 WIB

Pendapat serupa juga dikemukakan oleh

Bapak “IL” selaku masyarakat Desa Lubuk Dagang, yakni : “Untuk saya atau masyarakat

(11)

juga tidak terlalu tinggi jadi pemahaman saya masih kurang kak. Jadi kalau memberikan ide saya belum kak. Tapi kalau untuk pelaksanaaan membantu ikut mbak selagi

saya bisa.” Data wawancara 12 Mei 2018

pukul 08.00-09.00 WIB.

Selama ini masyarakat Desa Lubuk Dagang belum memberikan ide maupun kritik dan saran dalam pengembangan desa wisata. Masyarakatnya sendiri masih enggan untuk menyampaikan pendapat. Padahal pendapat, kritik, maupun saran dari masyarakat juga menjadi hal penting sebagai salah satu bentuk partisipasi dari masyarakat. Hal tersebut

dipertegas oleh Bapak “SP” selaku tokoh

masyarakat Desa Lubuk Dagang, yang

mengatakan bahwa : “Jadi gini kak,

masyarakat kami masih enggan kak. Masih malu-mau kak untuk ngomong. Masih kurang memiliki rasa percaya diri kak. Tapi kalau membantu melayani ataupun kerja bakti dan kegiatan lain masyarakat kami siap untuk

melakukan kak.” Data Wawancara 12 Mei

2018 pukul 14.00-14.30 WIB. b. Partisipasi dalam bentuk tenaga

Partisipasi masyarakat yang diberikan dalam bentuk tenaga yang masyarakat miliki untuk membantu dalam berjalannya suatu program kegiatan. Seluruh lapisan masyarakat Desa Lubuk Dagang telah siap tenaganya untuk membantu seluruh kegiatan yang ada. Seperti yang disampaikan oleh

Bapak “AN”, bahwa : “Menurut saya,

masyarakat sini memang partisipasi yang dilakukan dalam bentu tenaga tersebut kak. Hal ini dapat dilihat dari kesigapan masyarakat dimana mereka selalu bersedia dalam membantu dengan tenaga demi terwujudnya desa Wisata ini kak. Semua kegiatan juga memerlukan tenaga dari masyarakat kami sendiri kak. Data Wawancara 12 Mei 2018 pukul 13.00-14.00 WIB.

Partisipasi masyarakat dalam bentuk tenaga yang diberikan untuk kegiatan pengembangan desa wisata sudah baik. Masyarakat Desa Lubuk Dagang siap ketika mereka diminta untuk membantu memberikan tenaganya dalam kegiatan pengembangan desa wisata sehingga keseluruhan kegiatan

Desa Wisata dapat berjalan dengan baik. Hal

ini dipertegas oleh Bapak “YD” selaku ketua

Desa Lubuk Dagang, yakni : “Masyarakat sini

partisipasinya dalam bentuk tenaga kak. Yang setiap tenaga atau jerih payah masyarakat kami selalu kami beri jasa yang sepadan kak, jadi tidak ada masyarakat kami yang merasa

dirugikan.” Data Wawancara 15 Mei 2018

pukul 10.00-10.30 WIB.

c. Partisipasi dalam bentuk pikiran dan tenaga

Partisipasi masyarakat yang diberikan berupa ide, gagasan, saran, pendapat, serta tenaga yang dimiliki untuk membantu program kegiatan yang ada. Jika di sebuah desa wisata partisipasi dalam bentuk pikiran dan tenaga ini dapat selalu dilaksanakan pasti sebuah desa wisata tidak akan tergusur dengan desa wisata lain. Untuk masyarakat Desa Lubuk Dagang sendiri, taraf partisipasi dalam bentuk pikiran dan tenaga masih belum ada. Partisipasi dalam bentuk pikiran dan tenga tersebut dilakukan masih dari pengurus desa saja. Seperti yang diungkapkan oleh Bapak

“AN” selaku pengurus Desa Lubuk Dagang, yakni : “Iya mbak. Kalau dalam bentuk

pikiran dan tenaga masih dari pengurus dan anak-anak karang taruna kak. Masyarakat sini masih sungkan ikut memberikan sumbangan pikiran kepada kami kak, jadi ya dalam pembuatan keputusan masih dilakukan sendiri

.” Data Wawancara 11 Mei 2018 pukul 16.00

-16.30 WIB.

Seperti yang diungkapkan juga oleh

Bapak “JY” selaku Ketua Karang Taruna

Desa Lubuk Dagang, yaitu : “Memang desa

kami masih terbatas dalam memberikan pikiran sekaligus tenaganya kak. Jadi terkadang sulit mbak kalau mau membuat kegiatan untuk pengembangan. Masyarakat sini masih dalam bentuk tenaga saja keikutsertaannya kak. Jadi kalau hanya dari pengurus saja yang berpikir nanti kalau tidak bisa sepaham dengan masyarakat juga akan

sulit koordinasinya.” Data Wawancara 10

Mei 2018 pukul 09.00-10.00 WIB

(12)

masih mengikuti apa yang pengurus minta, sehingga masyarakat tidak berkeinginan untuk memberikan sumbangan ide maupun saran untuk pengembangan desa wisata. Hal

tersebut dipertegas oleh Bapak “IL” selaku

masyarakat Desa Lubuk Dagang, yakni :

“Belum kak. Saya belum pernah kalau untuk

berpartisipasi dalam pikiran dan tenaga. Sebatas dalam bentuk tenaga saja kak yang saya lakukan. Soalnya pendidikan saya juga

cuma tamatan SMP saja.” Data Wawancara

12 Mei 2018 pukul 08.00-09.00 WIB. d. Partisipasi dalam bentuk keahlian

Partisipasi masyarakat yang diberikan berupa suatu kemampuan keahlian yang sesuai dengan apa yang dibutuhkan dalam program kegiatan yang mana keahlian tersebut tidak dimiliki oleh seluruh lapisan masyarakat tersbut. Partisipasi dalam bentuk ini juga masih minim dilakukan oleh masyarakat Desa Lubuk Dagang. Seperti yang

diungkapkan oleh Bapak “AN” selaku

pengurus Desa Lubuk Dagang, yakni :

“Partisipasi dalam bentuk keahlian juga

dilakukan tapi ya masih seadanya saja kak, karna masyarakat kami juga punya bidang masing-masing. Pernyataan ini diperkuat oleh

Bapak “YD” selaku ketua Desa Lubuk Dagang, yakni : “Setiap masyarakat kami

sudah memiliki keterampilannya masing-masing. Tapi untuk secara keseluruhan untuk hal-hal yang pada umumnya dapat dilakukan, masyarakat secara langsung sangat andil dalam kegiatan desa wisata dengan

memberikan tenaga mereka.” Data

Wawancara 15 Mei 2018 pukul 10.00-10.30 WIB.

SIMPULAN DAN SARAN Simpulan

Berdasarkan uraian hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, maka peneliti dapat menarik kesimpulan sebagai

berikut :

(1)PotensiWisataDesaLubukDagangyaitu: (a) WisataAlam, wisataalam di DesaLubukDaganginiberupajembatanbelia ndanwisatahutan, (b) Wisata Budaya,Desa Lubuk Dagang merupakan salah satu desa yang masih kuat dalam menjaga budaya, adat

istiadat yang telah diturunkan leluhur dari zaman dahulu.

(2) Faktor yang Mempengaruhi Pembangunan Desa (a) Faktor pendukung paritisipasi masyarakat dalam perencananan pembangunan desa adalahfaktor internal dan eksternal. (b) Faktor Penghambat paritisipasi masyarakat dalam perencananan desa adalahProses sosialisasibelum optimal oleh pihak Desa,dan kesibukan setiap masyarakat yang berbeda (3) Persepsi Masyarakat Desa Lubuk Dagang (a)Tanggapan Masyarakat Setempat Terhadap Aksesbilitas Mencapai Objek Wisata Desa Lubuk Dagang, untuk mencapai objek wisata yang ada di Desa Lubuk Dagang jalan cukup baik, akan tetapi kurang lebar dan kurang penerangan. (b) Tanggapan Masyarakat Terhadap objek wisata Desa Lubuk Dagang baik Prasarana dan Sarana Objek Wisata Desa Lubuk Dagang (4) Kontribusi Masyarakat dalam Pembangunan Desa, Bentuk-bentuk kontribusi pada umumnya ada empat yaitu meliputi :kontribusi dalam bentuk pikiran, kontribusi dalam bentuk tenaga, kontribusi dalam bentuk pikiran dan tenaga, kontribusi dalam bentuk keahlian. Dari masing-masing bentuk kontribusi ini sudah memiliki perannya sendiri.

Saran

Setelah melakukan penelitian terhadap partisipasi masyarakat dalam perencanaan pembangunan desa wisata di desa Limbasar, maka dapat diajukan beberapa saran sebagai berikut: (1) Dalam perencanaan pembangunan diharapkan partisipasi dari seluruh golongan masyarakat dari petani, wiraswasta maupun PNS lebih ditingkatkan, karena pembangunan ini adalah dari, oleh dan untuk masyarakat. (2) Meningkatkan sosialisasi kepada masyarakat agar dapat menyadarkan dan memberikan pemahaman tentang desa wisata. (3) Perlu diadakan pembinaan terhadap masyarakat, agar dapat terwujudnya Sapta Pesona. (4) MenghadirkanpraktisikepadamasyarakatdesaL ubukDagang,

(13)

DAFTAR RUJUKAN

Bambang Sunaryo (2013). Kebijakan Pembangunan Destinasi Pariwisata. Yogyakarta: Gava Media

Chafid Fandeli, dkk. (2002). Pengmbangan Kawasan Perdesaan Sebagai Obyek Wisata (indentifikasi pontensi dan Perencanaan model Pariwisata Perdesaan Sekitar Gunung Merapi. Laporan Penelitian. Lemlit UGM. Yogyakarta Pusat Studi Pariwisata UGM.

Gamal Suwartono (2004). Dasar-dasar Pariwisata. Yogyakarta. Andi Offset

Luthi Muta’li. (2003) Thenik Penyusunan

Rencana Strategis Dalam Pembangunan Wilayah. Yogyakarta

N Daldjoeni (1998). Geografi Kota dan Desa. Jakarta: Alumni

Nursid Sumaatmadja (1981). Geografi suatu Pendekatan dan analisa Keruangan. Bandung: Penerbit Alumni

Nursid Sumaatmadja (1988). Studi geografi suatu pendekatan dan analisa keruangan. Bandung: Alumni

Nyoman. S. Pendit (2002). Ilmu Pariwisata. Bandung : angkasa

Sujali (1997) Geografi pariwisata dan kepariwisataan. Yogyakarta. Fakultas Geografi Univesitas Gajah Mada

Gambar

Tabel 1.Tanggapan MasyarakatTerhadapAksesbilitas Objek Wisata Desa
Tabel 3. Tanggapan MasyarakatTerhadapPengelolaan Objek Wisata Desa

Referensi

Dokumen terkait

Bentuk teks yang dapat dianalisis dalam membongkar makna melalui dimensi tekstual, diantaranya adalah Kohesi dan Koherensi dan analisis tata bahasa Analisis

Pada penelitian ini akan dibandingkan aplikasi dari metode Lagrange dan Constriction Factor Particle Swarm Optimization (CFPSO) untuk mendapatkan biaya pembangkitan yang

2005 , “Partisipasi Masyarakat Dalam Pengembangan Desa Wisata (Penelitian di Padukuhan Bobung Desa Putat Kecamatan Patuk Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta)”, Sekolah

Dari Gambar 9 dapat dilihat bahwa kedua algoritma minimax dengan implementasi multithreading lebih cepat dibandingkan dengan algoritma minimax pada kedalaman pencarian

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada  bab sebelumnya, maka penulis dapat menarik kesimpulan yang merupakan jawaban dari rumusan masalah penelitian, secara umum

Namun yang perlu diantisipasi adalah jika bahan limbah organik kering ini terkena air, maka yang dapat dilakukan adalah dengan cara pengeringan menggunakan

Tujuan : Setelah diberikan asuhan keperawatan selama 1x8 jam, diharapkan tidak terjadi infeksi dengan kriteria :..  Menggunakan teknik untuk meminimalkan

PARTISIPASI PEMUDA DALAM BERKEMBANGNYA DESA WISATA GUNA MENINGKATKAN KETAHANAN SOSIAL BUDAYA.. MASYARAKAT DESA (Studi di Desa Wisata Batubulan, Sukawati, Gianyar,