• Tidak ada hasil yang ditemukan

PSIKOLOGI AGAMA PSIKOLOGI SHALAT DAN D

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PSIKOLOGI AGAMA PSIKOLOGI SHALAT DAN D"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

PSIKOLOGI SHALAT DAN DOA

Makalah Ini Dibuat Untuk Memenuhi Tugas

Mata Kuliah Psikologi Agama

Dosen Pengampu:

Prof. Dr. H. Artani Hasbi, MA

Disusun Oleh:

Kelas V B : Kelompok 9

Firdayani (15311539)

Maulidatul Habibah (15311546)

Nirma (15311549)

PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT ILMU AL-QUR’AN (IIQ) JAKARTA

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT., karena atas rahmat dan

karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Psikologi Shalat dan Doa” dengan segenap kemampuan yang kami miliki.

Shalawat serta Salam semoga tetap tercurah kepada Sang Revolusioner sejati, pembawa bendera Islam, Nabi Muhammad Saw., semoga kita termasuk umat yang

mendapat syafa‟at „udzma di hari kiamat nanti. Amin.

Selanjutnya, terima kasih kami sampaikan kepada dosen pengampu mata

kuliah Psikologi Agama Bapak Prof. Dr. H. Artani Hasbi, MA atas tugas makalah yang diberikan kepada kami sebagai sarana pembelajaran. Harapan kami, semoga

makalah ini bermanfaat bagi para pembaca dalam rangka mengetahui dan mengenal

segala hal yang berhubungan dengannya.

Tak lupa, untaian terima kasih kami bingkiskan kepada segenap pihak yang

telah berpartisipasi dalam penyusunan makalah ini. “Tanpa anda semua, makalah ini

mungkin hanyalah sebuah angan – angan belaka. Jazakumullah Khairan Katsiran.”

Kemudian sebagai manusia biasa, kami menyadari bahwa makalah yang kami

susun ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, kritik dan saran yang membangun

dari para pembaca senantiasa kami harapkan.

Akhir kata, selamat membaca, semoga bermanfaat.

Jakarta, 25 November 2017

(3)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sholat, dzikir, doa, tilawah Al-Qur‟an merupakan amalan seorang muslim dalam membangun fisikal dan psikologikal serta dapat dijadikan sebagai sarana psikoterapi

guncangan jiwa, kecemasan, dan gangguan mental. Ibadah sholat dzikir, doa, dan

tilawah Al-Qur‟an adalah supaya mendekatkan diri kepada Yang Maha Kuasa. Seorang individu dalam masa pengobatan dan pemulihan diharuskan berdzikir,

berdoa, dan bertilawah secara kontinu dan tidak boleh terputus, sehingga diyakini

bahwa pasien sudah benar-benar sembuh dari penyakit mental yang dihadapinya.

Berdzikir secara terus menerus merupakan salah satu syarat untuk mendapatkan

kecintaan kepada Allah Swt karena yang paling berhak untuk dicintai dan dimuliakan

hanyalah Allah Swt. Dzikir bagi hati laksana air bagi ladang pertanian, bahkan seperti

air bagi ikan yang takkan hidup tanpa air.

B. Rumusan Masalah

1. Apa saja yang berkaitan dengan Ibadah?

2. Apa saja yang berkaitan dengan Shalat?

3. Apa saja yang berkaitan dengan Doa?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui apa saja yang berkaitan dengan Ibadah.

2. Untuk mengetahui apa saja yang berkaitan dengan Shalat.

(4)

BAB II PEMBAHASAN

A. Ibadah

1. Pengertian Ibadah

Pengertian ibadah secara harfiah adalah kerendahan diri (adz-dzall), ketundukan (al-khudlu‟), dan kepatuhan (al-inqiyad). Dengan demikian beribadah berarti merendahkan diri di depan Allah serta tunduk dan patuh kepada ketentuan

hukum-Nya. Dalam Islam, ibadah tidak hanya terbatas dalam pengertian menjalankan

kewajiban ibadah seperti shalat, puasa, zakat dan haji, tetapi mencakup semua

kewajiban kepada Allah.1

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) ibadah adalah perbuatan untuk

menyatakan bakti kepada Allah SWT., yang didasari ketaatan mengerjakan

perintah-Nya dan menjauhi larangan-perintah-Nya.

Menurut Syaltut, salah seorang imam Muslim dan mufassir terkenal, menulis dalam tafsirnya bahwa ibadah berarti tunduk tidak terhingga kepada kebenaran yang

tidak terbatas. Hal ini termanifestasikan dalam perasaan hina dan cinta serta kefanaan

diri menghadapi keindahan dan kemegahan Dzat yang diibadahi.2

2. Prinsip Ibadah

Terdapat beberapa prinsip ibadah dalam Islam:3

Pertama, setiap aktivitas ibadah, baik dalam arti khusus maupun dalam arti umum, hanya ditujukan kepada Allah semata, bukan kepada selain-Nya. Pelaksanaan

ibadah dalam arti khusus harus mengikuti aturan yang telah diatur secara terperinci di

dalam Al-Qur‟an dan Hadits. Sedangkan pelaksanaan ibadah dalam arti luas bertolak dari keikhlasan, bertujuan mencari ridha Allah, dan diwujudkan dalam bentuk amal

saleh.

1

Muhaimin. Renungan Keagamaan dan Zikir Kontekstual. (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2014). Hal. 71

2

Rafy Sapuri. Psikologi Islam: Tuntunan Jiwa Manusia Modern. (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2009) Hal. 59-60

3

(5)

Kedua, semua aktivitas ibadah harus berdasar pada “at-tauhid” dan

menghilangkan segala bentuk kemusyrikan. Aktivitas ibadah merupakan

penyempurnaan dari keimanan seseorang, sebab beriman tidak hanya pembenaran

dalam hati, tetapi juga pengucapan dalam lisan, dan dimanifestasikan dalam bentuk

perbuatan, sehingga semakin tinggi tingkat amaliah ibadah seseorang, maka akan

diikuti dengan semakin tingginya tingkat keimanannya.

Ketiga, setiap ibadah harus dilakukan secara ikhlas, sebagai upaya memurnikan dan menyucikan hati sehingga benar-benar hanya terarah kepada Allah semata, serta

dalam rangka menjaga, memelihara, mempertahankan serta meningkatkan kemuliaan

dirinya baik di dunia maupun di akhirat kelak.

Keempat, setiap aktivitas ibadah harus memiliki konsekuensi-konsekuensi positif bagi kemaslahatan manusia, masyarakat, dan lingkungan alam sekitarnya.

3. Esensi Psikologi dalam Ibadah

Kebahagiaan dalam beribadah adalah pencapaian mutlak bagi manusia yang

tekun dan taat dalam penghambaannya kepada Tuhan. Ibadah yang dilakukan secara

terpaksa dan berat hati menandakan belum mencapai kebahagiaan yang sempurna.

Betapapun manusia telah mencapai kebahagiaan, tak akan pernah lengkap tanpa

ibadah, sebab ibadah adalah sisi lain dari nilai kebahagiaan.4

Ibadah harus terus menerus dilakukan sepanjang hayat, sebab badan, jiwa, dan

roh akan selaras hanya dengan ibadah untuk membuat akhlak meresap dan sempurna.

Akhlak adalah simbol dari kesempurnaan seorang hamba dalam beribadah sehingga

makhluk akan dapat saling memberi penilaian baik buruk ibadah seseorang dengan

melihat keluhuran budi pekerti atau akhlaknya. Totalitas diri dalam beribadah

sebenarnya bukan kewajiban lagi mereka yang sudah merasakan nikmatnya

beribadah, tapi merupakan kebutuhan, sebagaimana jasad butuh akan makanan dan

air setiap harinya.5

4

Rafy Sapuri. Psikologi Islam: Tuntunan Jiwa Manusia Modern. (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2009) Hal. 65

5

(6)

Ibadah merupakan hal terpenting dari semua tingkah laku manusia, bahkan

dikatakan bahwa apapun yang manusia lakukan menjadi sia-sia, tak memiliki nilai

dan menghabiskan waktu jika tidak disertai dengan dasar dan niat ibadah dalam

dirinya. Manusia diberi kebebasan dalam dirinya, namun perlu ditekankan bahwa

kebebasan yang diberikan kepada manusia itu adalah kebebasan mencari jalan agar

sampai pada keridhaan-Nya, bukan kebebasan untuk taat beribadah atau tidak. Maka

pantaslah jika mereka yang tidak taat diancam dengan hukuman dan siksa di akhirat

kelak, bahkan sebagian sudah diperlihatkan ketika masih hidup di dunia.6

Dengan beribadah secara rutin sepanjang hayat diharapkan manusia semakin

berakhlak karimah. Akhlak adalah simbol pencapaian ridha Ilahi, sehingga tujuan

manusia yaitu kembali ke kampung halamannya (surga) dapat tercapai.

B. Shalat

1. Pengertian Shalat

Secara etimologi, shalat mengandung arti berdoa memohon kebaikan dan

pujian. Sedangkan secara hakikat mengandung pengertian berharap hati (jiwa) kepada

Allah dan mendatangkan takut kepada-Nya, serta menumbuhkan rasa keagungan,

kebesaran, dan kesempurnaan sang khalik di dasar jiwa. Adapun menurut

pemahaman ilmu fiqh, shalat merupakan rangkaian perbuatan, dan perkataan yang

dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam menurut syarat dan rukun-rukun

tertentu yang dilaksanakan untuk membuktikan pengabdian dan kerendahan diri

kepada Allah SWT.7

Secara umum, kita mengenal dua macam shalat, yaitu shalat fardhu dan shalat

sunnat. Shalat fardhu adalah shalat yang diwajibkan untuk dikerjakan bagi tiap-tiap

Muslim yang telah baligh yang meliputi shalat Subuh, Dzhuhur, Ashar, Maghrib, dan

Isya. Sementara shalat sunnat adalah shalat-shalat yang dianjurkan atau disunnatkan

untuk dikerjakan, baik yang mengiringi shalat fardhu (rawatib), maupun yang tidak

6

Rafy Sapuri. Psikologi Islam: Tuntunan Jiwa Manusia Modern. (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2009) 66-67

7

(7)

mengiringi shalat fardhu (tahajjud, witir, tarawih, istisqa‟, istikharah, shalat sunnat hari raya, shalat dhuha, dll).

2. Manfaat Shalat dari Aspek Fisik dan Psikis

Shalat memiliki berbagai manfaat bagi manusia, baik secara spiritual maupun

secara fisik. Seorang muslim harus bersiap melakukan shalat sebagai simbol untuk

melakukan penyucian diri.8 Dalam QS. Al-Mu‟minun: 1-2

َن ۡ ــُ ِمۡؤُ ـۡلا َحــَلۡفَأ ܱۡـَق

۝

ٱأ

َن ۡ ـُعـ ِشٰـَخ ۡمـِ ــِܓَا َص ـِف ۡمـُ َ ـۡيِܲـل

۝

Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman. Yaitu orang-orang yang

khusyuk dalam shalatnya

Walaupun tujuan utama shalat adalah untuk menyembah Allah, namun ritual

shalat memiliki banyak manfaat tambahan bagi orang yang melakukannya.

a. Wudhu

Wudhu merupakan kegiatan membersihkan diri dari segala kotoran yang

melekat pada tubuh. Wudhu dilakukan dengan mencuci menggunakan air bersih

ke anggota badan tertentu. Mulai dari tangan, mulut, hidung, wajah, lengan,

kepala, telinga, dan kaki. Dengan demikian, kebersihan jiwa dan tubuh seorang

muslim ditekankan dalam QS. Al-Maidah: 6

اـَ ـي َأ ٰٓـــــَي

Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak melaksanakan shalat, maka

basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu, dan

basuh kedua kakimu sampai mata kaki, dan jika kamu junub maka mandilah…

Dengan sifat air yang membersihkan, wudhu merupakan prosedur preventif

dalam kesehatan. Air dapat membantu untuk menghilangkan rasa sakit, baik secara

fisik maupun emosi. Seseorang merasa segar ketika membiarkan air membasuh

dirinya dan membiarkan keluar perasaan frustasi, kemarahan, stress yang

dialaminya. Selain itu, mencuci tangan juga merupakan kebiasaan yang selalu

8

(8)

ditekankan dilakukan di tiap Rumah Sakit untuk mencegah menularnya kuman

penyakit. Islam telah mengajarkannya 1400 tahun yang lalu.9

ِتْحـَت ْنِم َجُرْخـَت ىـَتَح ِِدَسَج ْنِم ُاَياَطَخ ْتَجَرَخ َءْوُضُوْلا َنَسْحَأَف َأَضَوَـت ْنَم

ِِراَفْظَأ

(

ملسم اور

)

Barang siapa berwudhu dengan baik, keluarlah dosa-dosanya dari jasadnya sampai

dari bawah kuku-kukunya. (HR. Muslim)

Membersihkan diri, baik secara fisik dan rohani penting dalam ajaran Islam.

Dalam hadis dinyatakan bahwa Nabi Muhammad saw, bersabda

ِ َماَ ِ ْلا َ ْوَـي َ ْوَ ْدُي ْــِتـَمُأ َ ِا

ِءْوُضُوْلا ِراَآ ْنِم َْ ِلـِ َُ اًرُ

َعاَطَتْسا ِنَمَف

ْلَعْفَـ ْلَـف ُـَتَرُ َلْ ِطَي ْ َأ ْمُكِْم

(

يراخبلا ح حص

)

Sungguh umatku digelari di hari kiamat sebagai cahaya yang terang benderang, dari

bekas wudhunya, maka barangsiapa yang mampu di antara kalian untuk memperluas

bagian (yang disentuh air) pada anggota wudhunya, maka lakukanlah. (Shahih

Bukhari)

Dengan demikian, ajaran Islam telah memberikan penekanan tentang

pentingnya kebersihan dalam pelaksanaan ibadah sehari-hari.

b. Gerakan Shalat

Kewajiban melakukan shalat lima kali sehari dapat dipandang sebagai bentuk

praktis dari olahraga. Keseluruhan gerakan dalam shalat bersifat tenang,

berulang-ulang, dan melibatkan semua otot dan persendian. Panas atau kalori yang

dikeluarkan secara teratur dapat menjaga keseimbangan energi.10

Pelaksanaan shalat lima waktu yang teratur dapat menghilangkan atau

mengurangi berbagai penyakit. Gerakan shalat dapat meringankan sakit punggung

bagian bawah (lower back pain), arthritis, letak rahim yang miring (cervical misalignments), sakit kepala, dan keluhan lain. Shalat juga memainkan peran penting untuk melawan serangan jantung, kelumpuhan, penuaan dini, demensia,

9

Aliah B. Purwakania Hasan. Pengantar Psikologi Kesehatan Islami. (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2008) Hal. 128

10

(9)

kehilangan kontrol sphineter, diabetes mellitus, dan lain-lain. Gerakan shalat

merangsang sirkulasi kolateral yang memainkan peran untuk mengurangi serangan

jantung.11

Setiap postur dalam gerakan shalat memiliki pengaruh yang sehat bagi tubuh,

dimulai dari membaca takbir. Ketika mulai berdiri untuk shalat, tubuh terasa

ringan karena berat tubuh tertumpu pada kedua kaki. Otot-otot punggung dalam

keadaan lurus, dengan pandangan terpusat pada tempat sujud. Pikiran berada

dalam keadaan terkendali. Pusat otak, atas dan bawah, menyatu membentuk

kesatuan tujuan.12

Rukuk merupakan salah satu metode untuk menguatkan otot-otot pada

persendian kaki yang dapat meringankan tegangan pada lutut jika dikerjakan

secara teratur. Ketika rukuk, seseorang meregangkan otot punggung sebelah

bawah, otot paha, dan otot betis secara penuh. Tekanan akan terjadi pada otot

lambung, perut, dan ginjal. Darah akan terpompa ke atas tubuh.13

Ketika melakukan qauna atau berdiri setelah rukuk, postur tubuh kembali tegak sehingga memberikan tekanan pada aliran darah untuk bergerak ke atas. Hal

ini dapat membuat tubuh mengalami relaksasi dan melepaskan ketegangan. Hal

yang serupa terjadi ketika berdiri setelah sujud, dan duduk di antara dua sujud.

Salah satu postur dalam shalat yang cukup banyak diteliti adalah posisi sujud.

Dalam Islam, konsep dan tindakan sujud merupakan hal yang penting, baik dari

segi biologis, mental, maupun spiritual. Sujud disebutkan dalam Al-Qur‟an 92 kali dalam 22 bentuk yang berebda dan dalam 32 surat yang berbeda.14 Dalam QS.

Al-Sajadah: 15

اـَ ِتـٰ َياَئـِب ُ ـِمۡؤـُي اـَ ـ ِا

ٱأ

َا ۡمـُ َو ۡمـِ ـِّبَ ِْܱ ـَحـِب ْا ُحب َ سَو اًܱجـ ُس ْاوܳـَخ اـَ ـِب ْاو ُِّܳك ُ اَ ِا َ يِܲـل

َنو ُܳـِبـۡكَتـ ۡسـَي

۝

11

Aliah B. Purwakania Hasan. Pengantar Psikologi Kesehatan Islami. (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2008) Hal. 131

12

Aliah B. Purwakania Hasan. Pengantar …

13

Aliah B. Purwakania Hasan. Pengantar … Hal. 131-132 14

(10)

Sesungguhnya mereka yang beriman dengan ayat-ayat Kami adalah orang-orang

yang apabila diperingatkan dengan ayat-ayat, maka menyungkur sujud dan

bertasbih serta memuji kepada Tuhannya, sedang mereka tidak menyombongkan diri

Praktik sujud merupakan metode yang dapat membawa kedamaian,

keselarasan, kesesuaian, ketenangan, dan kebahagiaan. Masyarakat dewasa ini

banyak menghadapi frustasi dalam masalah sehari-hari. Manusia juga banyak

terpapar dengan gelombang elektrostatik dalam atmosfir. Hal ini akan memicu

sistem syaraf pusat (central nervous system, CNS) yang memiliki muatan yang terlalu penuh. Seseorang harus membuang kelebihan ini, atau memiliki

kemungkinan untuk mendapatkan sakit kepala, sakit leher, ketegangan otot, dan

lain-lain. Penggunaan obat antidepresi, obat penenang, dan obat yang

memengaruhi mood lainnya dapat dikurangi dengan melakukan praktik sujud.15 Doa dapat dilakukan dalam berbagai posisi, namun posisi yang terbaik dalam

berdoa adalah dalam posisi sujud. Selama sujud, doa lebih sering diterima.

Berkaitan dengan ini, Nabi Muhammad bersabda:

َءاَ ُدلا اوُرَـ ْ َأَف ٌدِجاَس َوَُو ِِ َر ْنِم ُدْبَعْلا ُ وُكَي اَم ُ َرْـ َأ

Posisi terdekat bagi seseorang dengan Allah adalah ketika bersujud. Dengan

demikian, perbanyaklah membaca doa. (HR. Ahmad, Muslim, dan Abu Dawud)

Allah mengampuni dosa-dosa dan kesalahan-kesalahannya, dan pada akhirnya

juga segala penyakit khususnya penyakit mental, serta masalah psikologis akan

diringankan. Allah Maha Pengasih dan Penerima Taubat. Seseorang yang

menderita depresi atau stress dapat diringankan melalui sujud. Berpasrah diri pada

Allah meringankan segala beban dan kekhawatiran orang atas segala hal yang

tidak diketahuinya.16 Dalam QS. Al-Hajj: 77

اـَ ـي َأ ٰٓـــــَي

Hai orang-orang yang beriman, rukuklah kamu, sujudlah kamu, sembahlah Tuhanmu

dan perbuatlah kebajikan supaya kamu mendapatkan kemenangan

15

Aliah B. Purwakania Hasan. Pengantar Psikologi Kesehatan Islami. (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2008) Hal. 132-133

16

(11)

Sujud baik untuk kesehatan fisik, mental, dan spiritual. Nabi Muhammad

saw., bersabda:

اَهـِ ُها َكَعَـفَر َاإ ًةَدْ َس َِلِل ُدُ ْسَت َا َكَنِإَف َِلِل ِدوُ ُسلا ِةَرْـ َكِ َكْ َلَ

ً َئْ ِطَخ اَهـِ َكَْ َطَحَو ً َجَرَد

(

ملسم اور

)

Perbanyaklah sujud kepada Allah. Sesungguhnya jika engkau sujud sekali. Allah

akan mengangkatmu satu derajat dan menghapuskan satu dosamu. (HR. Muslim)

c. Psikologi Al-Fatihah

Nama-nama lain surat Al-Fatihah adalah Asy-Syâfiyah (penyembuh), Al-Kâfiyah (yang mencukupi), Al-Wâqiyah (yang melindungi), dan Ar-Ruqyah

(mantera). Dari nama-nama tersebut dapat disimpulkan bahwa surat Al-Fatihah

memiliki potensi terapi (penyembuhan). Menurut Ibnul Qayyim Al-Jauziah, surat

Al-Fatihah mengandung penawar qalbu. Adapun menurut M. Quraish Shihab,

surat Al-Fatihah bisa mencukupi manusia dalam mengatasi segala keresahan, serta

melindunginya dari segala keburukan, dan menjadi mantera dalam menghadapi

segala kesulitan.

Berdasarkan penafsiran surat Al-Fatihah dari berbagai sumber tafsir Al-Quran

yang berkaitan dengan proses mental dan proses perilaku, kandungan surat

Al-Fatihah bisa mempengaruhi pikiran, perasaan, hingga perilaku individu (muslim).

Misal, “Alhamdulillâhi rabbil „âlamîn”, pikiran yang dihasilkan adalah “Cobaan

dan malapetaka itu tidak lagi berarti dibandingkan dengan besar dan banyaknya

karunia Allah selama ini” atau pikiran “Ada hikmah di balik cobaan ini”,

kemudian menghasilkan perasaan tenang, dengan mengucap “Alhamdulillâh”.

Dalam istilah psikologi, “Terapi Al-Fatihah” disebut dengan Restrukturisasi Kognitif melalui Al-Fatihah, yang artinya upaya mengubah pikiran dan keyakinan

negatif (disfungsional) individu melalui tadabur (memikirkan dan merenungi)

ayat-ayat Al-Fatihah. Singkatnya, restrukturisasi kognitif melalui Al-Fatihah

dilakukan dengan cara mengganti pikiran dan keyakinan negatif mengenai diri,

orang lain, dan dunia dengan yang lebih positif dari kandungan ayat-ayat

(12)

Bacaan surat Al-Fatihah relatif pendek dan hampir setiap muslim mengetahui

artinya. Bisa dihayati kapan saja, meskipun individu sedang berhalangan (misal,

mengalami menstruasi). Merupakan induk dari Al-Quran yang kandungannya bisa

ditawarkan sebagai penjelasan alternatif atau melawan pikiran negatif individu.

Paling sedikit dibaca 17 kali dalam shalat wajib, sehingga diharapkan

memudahkan individu dalam mengubah pikiran negatifnya.

Kelebihan Surat Al-Fatihahbagi yang membaca surat Al-Fatihah, setiap ayat

yang dibaca itu langsung dijawab oleh Allah, sebagaimana termuat dalam hadits

berikut ini. Abu Hurairah r.a. berkata, bahwa Nabi saw bersabda : “Allah Azza wa

Jalla berfirman, Aku telah membagi shalat itu menjadi dua bagian, antara-Ku

dengan hamba-Ku, dan terserah-Ku apa yang ia minta”. Maka jika membaca,

Alhamdulillâhi rabbil „âlamîn‟. Jawab Allah Hamba-Ku telah memuji-Ku” (Hamba-Ku bersyukur pada-Ku). (HR. Muslim).

Tidak hanya itu, subjek juga melaporkan bahwa ia merasa seolah-olah sedang

“berdialog langsung” dengan Allah, merasa lebih tenteram perasaannya, lebih

sehat, dan tidak mudah sakit saat melakukan banyak aktivitas.17

Refleksi ayat-ayat Al-Fatihah terhadap pikiran, perasaan, dan perilaku individu18

AYAT AL-FATIHAH PIKIRAN PERASAAN PERILAKU

Bismillahirrahmanirrahim

Saya mulai perbuatan ini dengan Nama

https://saktiyono.files.wordpress.com, diakses pada 17 Desember 2017

18

(13)

Allah dan

malapetaka itu tidak

(14)

Pemilik dan Raja hari menjalankan taat dan

mencapai semua

melalui naluri, panca indera, akal dan ‘alaihim ghairil maghdhubi

(15)

dalam diri yang mengakibatkan bencana ini menimpa saya.

3. Shalat membawa Ketenangan Jiwa

Dalam Al-Qur‟an disebutkan bahwa orang beriman hendaknya mencari pertolongan dari sabar dan shalat. QS. Al-Baqarah: 45

َو ٱأ

ــِب ْا ُنيِعَتـ ۡس

ٱأ

َو ِ ۡ صل

ٱأ

ـَلَع ا

ا ٌةَܳـۡيـِبَكـَل اـَ ـ

ِ

ِ

اَو ۚ ِةَٰلصل

ٱأ

َِۡع ِشـٰـَخـۡل

۝

Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu

sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu'.

Banyak sekali penelitian yang telah dilakukan terhadap ritual ibadah dalam

berbagai mazhab, dan terbukti bahwa ibadah dan doa berdampak sangat positif pada

diri manusia. Dengannya, ketenangan semakin terasa, semangat hidup semakin

besar, stres berkurang, pikiran tambah jernih, jiwa semakin bugar, dan sebagainya.

Shalat mampu mengatasi persoalan yang sedang dihadapi seorang hamba, karena: ฀ Saat berdiri untuk mengerjakan ibadah shalat, pikiran dan ingatan seorang

hamba akan teralih dari kesusahan dan tekanan yang sedang dialami, dan

hatinya hanya fokus pada Tuhan. Saat individu tidak hanyut dalam perasaan

sedih sewaktu menghadapi masalah, saat itu pula persoalan tersebut terasa

lebih ringan.

฀ Dalam shalat, terjalin ikatan emosional antara hamba dengan Tuhannya.

Ikatan inilah yang menciptakan kekuatan dalam hatinya sehingga dapat

merasakan ketenangan.

฀ Shalat memiliki serangkaian adab yang dapat mengantarkan jiwa manusia ke

dalam suasana penuh ketenangan.

฀ Memahami dan menghayati setiap dzikir yang diucapkan dalam shalat.

Khususnya ayat yang berbunyi: “Hanya kepada-Mu kami menyembah dan hanya kepadaa-Mu kami minta pertolongan.” Inilah ayat yang

(16)

tunduk, dan tidak menyembah selain Allah SWT. Suatu hari, Abu Darda

bercerita:

Beberapa saat sebelum fajar menyingsing, aku melihat Imam Ali di

tempat ibadahnya tergeletak di atas tanah. Aku mendekatinya dan

menggerakkan tubuhnya, namun aku melihatnya tidak bergerak

sedikitpun. Aku bergegas ke rumahnya dan mengabarkan istri beliau,

Fathimah. Sesampainya di rumah beliau, putri Nabi itu bertanya, „Siapa

kamu?‟ Aku menjawab, „Aku, Abu Darda, pembantumu.‟ Ia bertanya, „Ada apa gerangan?‟ Aku menjawab, „Aku menemukan Imam Ali

tergeletak meninggal dunia dalam kondisi beribadah!‟ Mendengar itu,

Fathimah hanya menanggapi, „Biarkan saja, ia memang seperti itu saat beribadah karena saking takutnya kepada Allah SWT.‟

Contoh menarik lainnya adalah dicabutnya sebatang anak panah dari tubuh Imam

Ali yang saat itu sedang shalat tahajjud. Dikarenakan shalatnya sedemikian khuysu‟ dan mendalam, beliau sama sekali tidak merasakan sakit saat anak panah dicabut

dari tubuhnya.19

Shalat adalah pencucian hati dari kotoran dosa-dosa. Apabila di dalam shalat itu

seseorang mampu memancarkan hati dan ruhnya untuk beristighfar dan bertobat

kepada Allah SWT., maka shalat itu akan menghasilkan pencucian hati dari segala

kotoran dosa. Namun, apabila yang dipancarkan adalah dorongan kemauan nafsu

syahwat belaka, artinya dengan shalatnya supaya hanya mendapatkan bagian-bagian

kehidupan duniawi, maka manusia akan terhijab dari Tuhannya dan yang disembah

sesungguhnya adalah hawa nafsunya sendiri.20

Alexis Carrel mengakui bahwa shalat menciptakan ketenangan dan ketentraman

batin. Keadaan inilah yang dibutuhkan orang yang sedang mengalami tekanan jiwa.

Tak jarang individu memperoleh kesembuhan di tempat di mana dirinya beribadah.

19

Ishaq Husaini Kuhsari. Al-Qur‟an & Tekanan Jiwa: Diagnosis Problem Kejiwaan Manusia Modern dan Solusi Qur‟ani dalam Mengatasi dan Menyembuhkannya. (Jakarta: The Islamic College Jakarta Sadra International Institute, 2012) Hal. 190-191

20

(17)

Sertbut, psikolog Inggris, sependapat dengan William James perihal shalat, seraya

berkata, “Dengan shalat, kita mampu menggapai banyak sekali kebahagiaan yang

tidak akan mampu diraih kecuali dengan cara itu.”21

C. Doa

1. Pengertian Doa

kata “doa” dalam kamus bahasa Indonesia versi Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa diterjemahkan dengan permohonan atau permintaan. Dalam

Ensiklopedi Islam doa secara lisan dan hati merupakan ucapan lisan dan getaran hati

berupa permohonan serta pujian kepada Allah SWT., dengan cara-cara tertentu.

Dalam Mu‟jam fi Alfazh al-Qur‟an dijelaskan bahwa doa adalah seruan, permintaan, permohonan pertolongan, dan ibadah kepada Allah SWt., supaya terhindar dari

marabahaya.22

Doa secara istilah menurut Asqari adalah permohonan kepada Allah SWT., agar

Dia mendatangkan sesuatu yang bermanfaat dan menjauhkannya dari segala bentuk

kemudaratan. Menurut al-Gazhali, berdoa adalah respon terhadap Allah SWT.,

keutamaan dan kejuhudan itu ditandai oleh doa yang selalu dilantunkannya sebagai

manifestasi dan ungkapan kelemahan dan ketidakberdayaannya di hadapan Allah

SWT. Manusia menyampaikan doa kepada Tuhan dengan harapan keinginannya akan

dikabulkan. Respon Ilahi terhadap doa manusia disebut istijabah yang makna harfiahnya adalah menjawab.23

Ketika Nabi Yunus ditelan oleh ikan dan berada dalam perutnya dalam keadaan

gelap gulita, beliau menyeru Allah dalam QS. Al-Anbiyaa‟: 87

َ ِم ُܒۡنـُك ـِّ

ِا َكَنَٰٰحۡبـ ُس َܒـَأ ٓاِا َ َٰٰلِا ٓا نَأ

ٱأ

َ ـۡيـِ ـِل ٰٰظـۡل

۝

Bahwa tidak ada Tuhan selain Engkau. Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku adalah

termasuk orang-orang yang zalim.

21

Ishaq Husaini Kuhsari. Al-Qur‟an & Tekanan Jiwa: Diagnosis Problem Kejiwaan Manusia

Modern dan Solusi Qur‟ani dalam Mengatasi dan Menyembuhkannya. (Jakarta: The Islamic College Jakarta Sadra International Institute, 2012) Hal. 191-192

22

Rafy Sapuri. Psikologi Islam: Tuntunan Jiwa Manusia Modern. (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2009) Hal. 75

23

(18)

Doa pada mulanya berarti permintaan yang ditujukan kepada siapa yang dinilai

oleh si peminta mempunyai kedudukan dan kemampuan yang melebihi kedudukan

dan kemampuannya. Doa adalah permohonan hamba kepada Tuhan agar memperoleh

anugerah pemeliharaan dan pertolongan.24

2. Manfaat Doa

Doa memiliki makna ibadah yang dinamis dan mampu mengatasi setiap kondisi

yang tidak dibatasi oleh waktu. Nilai penting doa adalah mampu menyentuh ruang

kesadaran manusia untuk berhubungan dengan Allah SWT.25 Nabi Muhammad Saw.,

telah bersabda:

ِءاَ ُدلا َنِم َُناَحْبُس ِها ىـَلَ ُ َرْ َأ ٌءْـَ َ ْ َل

Tidak ada sesuatupun yang lebih mulia di sisi Allah daripada doa. (HR. Tirmidzi dan

Ibnu Majah)

Hadis ini memberikan pengertian, bahwa orang yang berdoa amat mulia di sisi

Allah SWT. Kemuliaan adalah lambang kesuksesan yang menjadi penghantar untuk

mencapai kesuksesan-kesuksesan berikutnya. Kemampuan untuk melakukan sesuatu

atau beraktivitas merupakan salah satu anugerah yang jika disyukuri akan membawa

manusia ke tingkat orang-orang yang beruntung baik di dunia maupun di akhirat.

Doa sangat penting bagi perkembangan psikologis seseorang. Mazhahiri

menjelaskan bahwa doa adalah kenikmatan yang paling nikmat. Sehingga dengannya

manusia akan pandai bersyukur. Doa menjadikan manusia memutus keterikatan dan

ketergantungan kepada selain Allah. Sehingga pengharapan manusia semata-mata

hanya kepada Allah. Doa meniupkan ketenangan dan ketentraman jiwa, juga

membuat hari-hari diliputi oleh kebahagiaan dan ketenangan.26

Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu Luhai‟ah, Nabi Saw bersabda:

ِةَداَبِعْلا ُ ُم ُءاَ ُدلا

24

M. Quraish Shihab. Wawasan Al-Qur‟an tentang Zikir & Doa. (Jakarta: Penerbit Lentera Hati, 2008) Hal. 178-179

25

Rafy Sapuri. Psikologi Islam: Tuntunan Jiwa Manusia Modern. (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2009) Hal. 68

26

(19)

Doa adalah otaknya ibadah. (HR. Tirmidzi)

Doa berperan lebih jauh dari sekedar ibadah ritual, bahkan hampir mencakup

semua kegiatan ibadah. Di mana pun seseorang melakukan ibadah pasti ada doa di

balik semua itu. Doa merupakan pernyataan tentang kelemahan manusia di hadapan

kekuasaan Allah SWT., serta merupakan cara untuk mengingat-Nya. Dengan

demikian, doa sangat penting bagi setiap manusia, termasuk para pelajar. Doa

menghapus perasaan mampu pada diri dan perasaan bangga dengan jiwa. Ketika

terlepas dari perasaan angkuh, sombong, dan bangga dengan diri sendiri, maka

disitulah letak agungnya ketaatan. Sehingga manusia merasakan bahwa dirinya bukan

apa-apa, membutuhkan penolong, dan penuntun.27

Alexis Carrel, salah seorang ahli bedah Perancis dan peraih Nobel dalam bidang

kedokteran, menulis dalam bukunya Pray (Doa), tentang pengalaman-pengalamannya

dalam mengobati pasien. Tulisnya, “Banyak di antara mereka memperoleh

kesembuhan dengan jalan berdoa.” Menurutnya, doa adalah “suatu gejala keagamaan yang paling agung bagi manusia, karena pada saat itu, jiwa manusia terbang menuju

Tuhannya.”28

Menurut Mazhahiri ada 6 manfaat dan keuntungan doa:

a) Doa merupakan kenikmatan yang paling tinggi, bahkan sebagian pihak

merupakan kenikmatan yang tiada taranya.

b) Berdoa berarti sama sekali tidak berharap kepada selain Tuhan yang Maha

Tinggi serta hanya bergantung dan memohon kepada-Nya.

c) Menepis musibah, kesulitan, kesedihan, kesusahan, rasa takut, dan tekanan

batin.

d) Sebagai pengganti berbagai kekurangan dan ketidakmampuan manusia.

e) Melapangkan dada, membesarkan jiwa serta menjadikan manusia mampu

bersikap tegar dan tabah dalam menghadapi berbagai kesulitan, musibah, dan

bencana

27

Rafy Sapuri. Psikologi Islam: Tuntunan … Hal. 70-71 28

(20)

f) Menjadikan manusia menemukan sesuatu yang hilang dari dirinya, yakni

Allah Yang Maha Tinggi.

Kehidupan manusia, suka atau tidak suka pasti mengandung penderitaan,

kesedihan, dan kegagalan, di samping kegembiraan, prestasi, dan keberhasilan.

Memang, banyak kepedihan yang dapat dicegah melalui usaha yang

sungguh-sungguh serta ketabahan. Tetapi, tidak sedikit juga yang tidak dapat dicegah, seperti

kematian oleh upaya apa pun. Di sinilah semakin terasa manfaat doa. Dan harus

diingat bahwa kalaupun apa yang dimohonkan tidak sepenuhnya terjadi, namun

dengan doa tersebut seseorang telah hidup dalam suasana optimisme, harapan, dan

hal ini tidak diragukan lagi akan memberikan dampak yang sangat baik dalam

kehidupan seseorang. Karena itu jika doa tidak menghasilkan apa yang dipinta, maka

paling tidak manfaatnya adalah ketenangan batin si pendoa karena dia telah hidup

dalam harapan.29

Di kehidupan ini, tidak ada kebaikan secara mutlak dan keburukan secara mutlak

pula. Di dalam kebaikan tersimpan keburukan, namun kadarnya sedikit. Di dalam

keburukan terkandung kebaikan, meskipun masalah halal-haram. Apakah bisa

diterima oleh akal bila sesuatu yang diharamkan Allah mengandung kebaikan? Allah

berfirman dalam QS. Al-Baqarah: 219

ِ َع َكَ ُلَئـ ۡسـَي

ٱأ

َو ِܳۡ ـَخـۡل

ٱأ

ِااـ لِ ُ ِفٰـَ َمَو ٌܳـۡيـِبَك ٌمـۡ ِا ٓاـَ ِ ـيِف ۡ ُق ۖ ِ ِ ۡــَ ـۡل

۝

Mereka bertanya kepadamu tentang khamar dan judi. Katakanlah: "Pada keduanya

terdapat dosa yang besar dan beberapa manfaat bagi manusia

Mengapa Allah mengharamkan khamar dan judi jika mengandung manfaat di

dalamnya? Di ayat yang lain Allah menjawab

...

ۗ اـَ ـِ ِعـۡفـ ِم ُ َ ۡك َأ ٓاـَ ُ ـُ ـۡ

ِ

اَو

...

۝

… tetapi dosa keduanya lebih besar dari manfaatnya...

Apabila doa tidak dikabulkan, hendaknya seseorang jangan beranggapan bahwa

Allah menghukumnya, atau Allah tidak menyayanginya. Sebaliknya, berpikirlah

29

(21)

bahwa apabila Allah tidak mengabulkan doanya, bisa jadi itu maslahat baginya.30 Allah SWT berfirman dalam QS. Al-Baqarah 216

...

... Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui,

sedang kamu tidak mengetahui.

3. Adab Berdoa

Berikut ini adalah adab berdoa yang dijadikan ukuran seseorang dalam mencapai

tujuan. Adab berdoa berikut adalah kombinasi dari adab berdoa al-Ghazali, Ibadi, dan

Jawziyyah:31

1) Berdoa dengan nama Allah yang indah. Allah berfirman dalam QS. Al-A‟raf: 180

Hanya milik Allah asmaa-ul husna, maka bermohonlah kepada-Nya dengan

menyebut asmaa-ul husna

2) Selalu mengkonsumsi makanan yang halal.

3) Menghadap kiblat jika memungkinkan.

4) Hari Jumat.

Dari Abu Hurairah ra Rasulullah saw bersabda:

اًئْ َ ىـَلاَعَـت ُها ُلَأْسَي ىـِلـَصُي ٌمِئاَ َوَُو ،ٌمِلْسُم ٌدْبَ اَهُ ِفاَوُـي َا ٌ َ اَس ِ ِف

ُاَيِإ ُاَطْ َأ َاِإ

Di hari Jumat terdapat suatu waktu yang tidaklah seorang hamba muslim yang ia

berdiri melaksanakan shalat lantas ia memanjatkan suatu doa pada Allah

bertepatan dengan waktu tersebut melainkan Allah akan memberi apa yang dia

minta. (HR. Bukhari, Muslim, dan Ahmad)

5) Mengangkat kedua tangan sampai sebahu

30

Husain Fadhlullah. Menyelami Samudera Doa. (Jakarta: Penerbit Al-Huda, 2005) Hal. 116-118 31

(22)

6) Memulai dengan memuji, mengagungkan dan memuliakan-Nya. Rasulullah

pernah mendengar seorang lelaki sedang berdoa di dalam shalatnya. Namun

ia tidak memuji kepada Allah dan tidak bershalawat kepada Nabi saw, maka

Nabi bersabda kepadanya: “Kamu telah tergesa-gesa wahai orang yang sedang shalat. Apabila anda selesai shalat, lalu kamu duduk, maka memujilah kepada Allah dengan pujian yang layak bagi-Nya, dan bershalawatlah kepadaku, kemudian berdoalah.” (HR. Tirmidzi)

7) Menghindari doa yang berisi keburukan

8) Tadharru‟ (merendahkan diri), khusyu‟, raghbah (berharap untuk

dikabulkan).

9) Merendahkan suara. Rasulullah bersabda:

اَمـَنِإ اًبِئاَ َاَو َمَصَأ َ وُ ْدَت َا ْمُكَنِإَف ْمُكِسُفْـنَأ ىـَلَ اوُعَـ ْرا ُساَلا اَهـُيَأ

ِِتَلِحاَر ِ ُُ ْنِم ْمُ ِدَحَإ ىـَلِإ ُ َرْـ َأ َ وُ ْدَت يِ َلا َ ِإ ،اً ِصَ اًعْـ َِ َ وُ ْدَت

Wahai sekalian manusia, kasihanilah diri kamu, karena sesungguhnya kamu tidak

berdoa kepada yang tuli dan tidak pula gaib, sesungguhnya kamu berdoa

(memohon) kepada yang Maha Mendengar dan Maha Melihat. Sesungguhnya Allah yang kalian seru lebih dekat pada kalian dari leher binatang tunggangan kalian.

(HR. Bukhari, Muslim, dan Ahmad)

Allah SWT berfirman dalam QS. Al-A‟raf: 55

ٱأ

ُ ـ

ِ

ا ۚ ًَܑيـۡفُخَو اـًع َََܓ ۡمـُكـبَ ْا ُعۡ

ۥ

بِحـُي َا

ٱأ

َ ۡيَِܱتۡعـُ ـۡل

۝

Berdoalah kepada Tuhanmu dengan berendah diri dan suara yang lembut.

Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas.

10) Berdoa dengan keyakinan pasti dikabulkan. Rasulullah bersabda:

ِبْلَـ ْنِم ًءاَ َد ُبْ ِ َتْسَي َا َها َ َأ اوُمَلْ َو ِ َ اَجِْْاِ َ وُِ وُم ْمُتْـنَأَو َها اوُ ْدُا

ٍَا ٍلِفاَ

(

ي مرلا اور

)

Berdoalah kepada Allah dalam keadaan yakin akan dikabulkan, dan ketahuilah

(23)

11) Mengusap wajah dengan bagian dalam telapak tangan selesai berdoa. Ibnu

Abbas ra Rasulullah saw bersabda:

ِبِئاَسلا ِنَ

ا

اَذِإ َ اَ َمَلَسَو ِْ َلَ ُها ىـَلَص َــِبَلا َ َأ ِْ ِ َأ ْنَ ِدْيزَي ِنْ

ِْيَدَ ِ َُهْجَو َحَسَم ِْيَدَي َعَفَرَـفاَ َد

(

دواد و أ اور

)

Dari Saib bi Yazid dari ayahnya, “apabila Rasulullah saw berdoa, beliau selalu mengangkat kedua tangannya, lalu mengusap wajahnya dengan kedua tangannya.” (HR. Abu Dawud)

Dapat disimpulkan bahwa berdoa dengan penuh pemahaman baik tempat, waktu,

dan tata caranya akan memunculkan sebuah proses lain di dalam diri seseorang.

Proses tersebut mengarah pada pemahaman makna yang mendalam dan pemahaman

tujuan dari apa yang diucapkannya dank arena doa-doa yang dicontohkan oleh

Rasulullah itu mayoritas adalah doa yang mengarah pada pencapaian karunia, rahmat,

(24)

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Ibadah adalah bukti ketundukan seorang hamba kepada Penciptanya. Ibadah

berarti tunduk tidak terhingga kepada kebenaran yang tidak terbatas. Ibadah

merupakan hal terpenting dari semua tingkah laku manusia, bahkan dikatakan bahwa

apapun yang manusia lakukan menjadi sia-sia, tak memiliki nilai dan menghabiskan

waktu jika tidak disertai dengan dasar dan niat ibadah dalam dirinya.

2. Shalat secara bahasa mengandung arti berdoa memohon kebaikan dan pujian.

Sedangkan secara hakikat mengandung pengertian berharap hati (jiwa) kepada Allah

dan mendatangkan takut kepada-Nya, serta menumbuhkan rasa keagungan,

kebesaran, dan kesempurnaan sang khalik di dasar jiwa.

3. Doa adalah seruan, permintaan, permintaan, permohonan pertolongan dan

ibadah kepada Allah SWt., supaya terhindar dari marabahaya. Doa adalah kenikmatan

yang paling nikmat. Sehingga dengannya manusia akan pandai bersyukur. Doa

menjadikan manusia memutus keterikatan dan ketergantungan kepada selain Allah.

Sehingga pengharapan manusia semata-mata hanya kepada Allah.

(25)

DAFTAR PUSTAKA

Ardani, Tristiadi Ardi. Psikiatri Islam. Malang: UIN-Malang Press, 2008 Fadhlullah, Husain. Menyelami Samudera Doa. Jakarta: Penerbit Al-Huda, 2005 Ghozali, Muhammad Luthfi. Percikan Samudra Hikmah: Syarah Hikam Ibnu

Atho‟illah As-Sakandari. Jakarta: Prenada Media Group, 2011

Hasan, Aliah B. Purwakania. Pengantar Psikologi Kesehatan Islami. Jakarta: RajaGrafindoPersada, 2008

Kuhsari, Ishaq Husaini. Al-Qur‟an & Tekanan Jiwa: Diagnosis Problem Kejiwaan M a n u s i a M o d e r n d a n S o lu si Qu r‟ an i dal am M en gat a si d an Menyembuhkannya.Jakarta: TheIslamic College Jakarta (Sadra International Institude), 2012

Muhaimin. Renungan Keagamaan dan Zikir Kontektual. Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2014

Sapuri, Rafy. Psikologi Islam: Tuntunan Jiwa Manusia Modern. Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2009

Shihab, M. Quraish. Wawasan Al-Qur‟an tentang Zikir & Doa. Jakarta: Penerbit LenteraHati, 2008

Referensi

Dokumen terkait

Berbagai legitimasi muncul mulai dari sistem kepolitikan, kapasitas pribadi, sampai pada alasan agama, yang semuanya bertujuan menolak kemungkinan perempuan sebagai

Hal ini berarti perlakuan dosis infusa daun sirsak yang berbeda pada tiap perlakuan tidak menunjukan perbedaan efek dalam menurunkan kadar kolesterol darah meski

Pada tahun 2007, Pinsker melakukan penelitian peng ambilan keputusan menggunakan model Belief Adjusment milik Hogarth dan Einhorn dalam penelitian tersebut

Jumlah pendapatan komprehensif lainnya yang tidak akan direklasifikasi ke laba rugi, setelah pajak. ( 251,692 ) Total

Dalam melakukan pengukuran, mungkin Anda pernah merasa bahwa dengan hanya sekali mengukur, data yang diperoleh sudah memiliki tingkat ketelitian yang cukup. Akan tetapi,

Semangat ini pula yang membuat karya-karya boom menjadi sangat politis dan dengan caranya masing-masing mempersoalkan kediktatoran politik: Cortázar dengan kepelikan urbannya,

Untuk mendapatkan hasil perencanaan pembangunan daerah yang baik,. tepat waktu, tepat sasaran, berdaya guna dan berhasil

Hasil menunjukan bahwa medium Corn cob Ekstrak Agar (CCEA) merupakan jenis medium yang paling tepat untuk menunjang pertumbuhan biakan murni jamur tiram putih sebaik