Rancang Bangun Aplikasi Mobile untuk Rekomendasi
Konsumen dalam Memilih Lokasi Perumahan
Strategis di Kota Malang Menggunakan
Metode Analytic Hierarchy Process (AHP)
Ristina Nur M.
Jurusan Teknik Informatika Fakultas Sains dan Teknologi UIN Maulana Malik Ibrahim Malang
Jl. Gajayana No. 50 Malang
Email: [email protected]
A’la Syauqi
Jurusan Teknik Informatika Fakultas Sains dan Teknologi UIN Maulana Malik Ibrahim Malang
Jl. Gajayana No. 50 Malang
Email: [email protected]
ABSTRAK
Pemilihan perumahan strategis dibutuhkan beberapa kriteria yang cocok dengan selera komsumen. Konsumen biasanya mencari informasi di website tiap-tiap perumahan atau mengunjungi pameran property di plaza terdekat. Hal itu dirasa kurang efektif karena mememerlukan waktu yang lama. Tujuan dari penelitian ini adalah menawarkan alternatif solusi
dengan pembuatan perangkat lunak mobile yang dapat
memberikan informasi dan rekomendasi kepada konsumen dalam memilih perumahan sesuai dengan kriteria diinputkan. Perangkat lunak ini untuk penentuan rekomendasi digunakan metode Analytic Hierarchy Process (AHP) dengan kriteria meliputi: fasilitas perumahan, lingkungan perumahan, jarak akses, pelayanan kota, dan konsep perumahan. Hasil pengujian menunjukkan bahwa input matriks berpasangan yang diberikan oleh pengguna akan sangat berpengaruh terhadap tingkat dominasi/prioritas dari kriteria yang satu terhadap kriteria yang lain.
Kata Kunci
Rekomendasi perumahan, metode AHP, aplikasi mobile, J2ME.
1. PENDAHULUAN
Teknologi informasi yang berkembang sangat pesat memudahkan orang untuk memperoleh informasi dengan cepat dan murah. Hal ini dimungkinkan dengan dukungan teknologi internet yang murah[1] dan perangkat keras yang semakin terjangkau harganya[2]. Internet memudahkan orang untuk mengikuti berita politik, ekonomi, sampai dengan tempat wisata melalui komputer portable, komputer tablet, bahkan telepon seluler. Demikian juga dengan informasi
perumahan, khususnya di kota Malang[3]. Informasi
perumahan dengan kriteria sesuai dengan pilihan konsumen dapat diakses dengan mudah lewat dunia maya.
Penentuan perumahan yang dipilih oleh konsumen
dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya: harga, lokasi, fasilitas umum, perijinan, desain rumah, dan kredibilitas dari pengembang perumahan. Banyaknya pengembang perumahan yang menawarkan perumahan dengan fasilitas-fasilitas tertentu justru membuat konsumen menjadi bingung. Karena kecil kemungkinan semua faktor yang ditentukan oleh konsumen dalam memilih perumahan dapat terakomodasi
oleh pengembang perumahan. Secara umum, developer
mempublikasikan bisnisnya menggunakan berbagai cara, misal dengan memasang papan baliho, brosur, mengadakan pameran di pusat perbelanjaan, dan lain lain. Namun cara seperti kurang efektif karena konsumen harus datang ketempat tujuan untuk mengetahui informasi pemasaran. Akan lebih praktis apabila konsumen mengetahui informasi pemasaran tersebut melalui gadget yang mereka miliki, sehingga lebih
cepat dan efisien dalam mendapatkan informasi melalui internet.
Penelitian sebelumnya pernah dilakukan dengan metode AHP untuk sistem penunjang keputusan pemilihan perumahan yang mengambil lokasi di wilayah Yogyakarta dengan kriteria perumahan meliputi: harga, lokasi, fasilitas umum, perijinan, desain rumah, dan kredibilitas developer[4]. Hasil dari penelitian sampai pada tahap pengujian metode AHP untuk pemilihan perumahan dengan perangkat lunak Expert Choice. Penelitian lain yang berhubungan dengan metode AHP dilakukan untuk analisa penentuan lokasi kesesuaian rumah
susun sederhana sewa (rusunawa)[5]. Penelitian ini
menggabungkan metode AHP dengan Spatial Multi Criteria Evaluation (SMCE) untuk penentuan lokasi rumah susun sederhana dimana kriteria yang digunakan untuk analisa AHP berupa data atribut dari responden ahli rusunawa sedangkan untuk analisa SMCE digunakan data spasial berupa peta tematik. Hasil dari penelitian ini adalah lokasi terpilih untuk lokasi rusunawa yang ditampilkan dalam bentuk peta melalui sistem informasi geografis.
Penelitian yang dibahas dalam makalah ini menggabungkan dua metode dari penelitian sebelumnya, yaitu pembuatan
perangkat lunak mobile untuk rekomendasi pemilihan
perumahan dengan output berupa informasi perumahan dan posisi lokasinya. Data atribut yang digunakan sebagai kriteria meliputi: fasilitas, lingkungan, jarak akses, pelayanan kota terdekat, dan konsep perumahan. Data ini akan diproses dengan AHP untuk menghasilkan rekomendasi pilihan perumahan. Sedangkan data spasial berupa latitude dan longitude untuk menunjukkan lokasi perumahan hasil rekomendasi. Peta untuk menampilkan lokasi digunakan google map API.
Perangkat lunak ini daharapkan menjadi solusi yang tepat dalam membantu masyarakat untuk memilih perumahan yang mereka pilih sesuai dengan kriteria yang mereka inginkan. Hal ini didukung dengan perilaku masyarakat Indonesia yang banyak memanfaatkan teknologi telepon seluler untuk mengakses internet[6].
2. APLIKASI
MOBILE
.
Sistem aplikasi mobile merupakan sistem aplikasi yang dapat digunakan walaupun pengguna berpindah dengan mudah dari satu tempat ke tempat lain tanpa terputusnya komunikasi. Aplikasi ini dapat diakses melalui perangkat nirkabel seperti telepon seluler dan PDA[7].
itu juga harus memiliki development tool untuk membangun aplikasi mobile tersebut[8].
Saat ini banyak telepon seluler dengan sistem operasi yang berbeda-beda, sebut saja Symbian, Meego, Apple iOS, Android dan juga Windows Phone 7[9]. Sistem operasi pada perangkat mobile akan menentukan teknologi dan bahasa pemrograman yang digunakan untuk membuat aplikasi diatasnya. Sebagai contoh untuk membuat aplikasi pada sistem operasi Symbian maka perlu pengetahuan bahasa pemrograman C++, sedangkan pada Android bahasa pemrograman yang digunakan adalah Java, pada Apple iOS digunakan bahasa pemrograman Objective C dan pada Windows Phone 7 digunakan bahasa pemrograman VB.NET atau C#. Selain itu juga digunakan tool yang berbeda untuk membangun aplikasi mobile tersebut, pada Symbian yang digunakan pada perangkat mobile Nokia dapat digunakan tool Qt Creator. Sedangkan untuk membangun aplikasi mobile pada ponsel bersistem operasi Android digunakan tool Eclipse atau NetBeans, Xcode untuk membuat aplikasi pada Apple iOS serta Expression Blend dan Visual Studio untuk membuat aplikasi pada Windows Phone 7[10].
3. J2ME
Java adalah bahasa yang dapat dijalankan di manapun dan di
platform apapun, di beragam lingkungan: Internet, intranet, consumer electronic products, dan computer application[11].
Java 2 Micro Edition (J2ME), J2ME selain menyedikan bahasa Java yang sama, unggul dalam portabilitas
(kemampuan dapat dijalankan dimanapun), safe network
delivery, seperti J2SE dan J2EE. Aplikasi-aplikasi dapat diskalakan (dimampukan) agar dapat bekerja dengan J2SE dan J2EE. J2ME adalah untuk beragam consumer electronic product, seperti pager, smart card, cell phone, handheld PDA, dan set-top box[12].
J2ME adalah satu set spesifikasi dan teknologi yang fokus kepada perangkat bergerak seperti telepon seluler. Perangkat ini memiliki jumlah memori yang terbatas, menghabiskan sedikit daya dari baterei, layar yang kecil dan bandwith jaringan yang rendah.
J2ME Wireless Toolkit adalah perkakas yang menyediakan lingkungan emulator, dokumentasi beserta contoh-contoh aplikasi JAVA untuk perangkat kecil. J2ME WTK berbasiskan pada CLDC dan MIDP [13]. J2ME WTK adalah
program yang meniru kerja ponsel yang mendukung MIDP atau yang disebut emulator. Oleh karena itu, belum tentu MIDlet yang berjalan di emulator juga berjalan pada ponsel yang sebenarnya, karena juga bergantung pada kemampuan dan kapasitas ponsel yang digunakan.
4. SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN
Sistem pendukung keputusan adalah sistem berbasis komputer digunakan suatu organisasi atau perusahaan untuk mengambil keputusan dari beberapa alternatif pilihan. Sistem ini bekerjanya berdasarkan informasi yang diperoleh dari berbagai macam sumber dan menganalisisnya dengan model tertentu[14].
Karakteristik dari sistem pendukung keputusan adalah sebagai berikut[14]:
1) Sistem pendukung keputusan harus mengakses data dari berbagai sumber.
2) Memfasilitasi pengembangan dan evaluasi model proses pilihan.
3) Harus menyediakan antarmuka pengguna yang baik
dimana pengguna dapat dengan mudah menavigasi dan berinteraksi.
Pemrosesan sistem pendukung keputusan dapat menggunakan bantuan dari sistem lain seperti Artificial Intelligence, Expert Systems, Fuzzy Logic, AHP, dan lain-lain[15].
5. METODE AHP
AHP (Analytic Hierarchy Process) merupakan salah satu teknik dalam pengambilan keputusan. Sebagai dasar penilaian dalam pengambilan keputusan diperlukan kriteria dimana dalam kriteria tersebut terdapat lebih dari satu alternatif pilihan.
Dalam setiap proses pengambilan keputusan selalu ada minimal satu criteria dan lebih dari satu alternative keputusan (decision alternative). Untuk mendapatkan suatu keputusan, setiap alternatif keputusan diberi nilai/bobot. Jika kriteria yang digunakan lebih dari satu, maka pembobotan juga dilakukan untuk masing-masing kriteria. Total nilai suatu alternatif diperoleh dengan menjumlahkan bobot alternatif tersebut yang berasal dari seluruh kriteria[16].
AHP dapat digunakan dalam memecahkan berbagai masalah diantaranya untuk bidang kelautan[17], manufaktur[18], moda
transportasi[19], dan permasalahan kompleks lainnya.
6. METODE PENELITIAN
6.1. Rancangan Kerja Sistem
Pengembangan sistem aplikasi mobile ini diarahkan pada dua sisi yaitu sebagai berikut :
a. Aplikasi Mobile provider, yaitu penyedia layanan aplikasi
mobile yang berbasis web server (http).
b. Aplikasi Mobile client, yaitu aplikasi berbasis sistem operasi J2ME yang mengakses layanan dari aplikasi
mobile provider.
Arsitektur sistem yang dibangun ditunjukkan gambar 2.
Gambar 2. Arsitektur Sistem Aplikasi Mobile
Secara fisik arsitektur aplikasi mobile dibagi menjadi dua yaitu aplikasi mobile provider dan apliasi mobile client. Aplikasi Mobile provider memiliki dua komponen, yaitu
database server yang dibangun dengan MySQL dan
application server yang dibangun dengan PHP sebagai pemroses. Perangkat mobile menggunakan jaringan selular
dalam berkomunikasi. Untuk bisa mengakses aplikasi mobile ini, maka aplikasi mobile client harus terkoneksi ke jaringan global (internet), yaitu dengan memanfaatkan jaringan selular, misalnya teknologi GPRS, 3G, EDGE, atau HSDPA.
6.2. Analisis Data Flow Diagram (DFD)
Gambar 3. Diagram Konteks Sistem
Dari gambar 3 dapat ditunjukkan bahwa dalam sistem yang dibangun terdapat dua entitas utama sebagai berikut:
a) Administrator
Administrator login ke sistem dengan memasukkan username dan password lalu sistem menampilkan halaman input data. Admin menginputkan data-data perumahan dan infomasi tiap perumahan di Kota Malang.
b) Pengguna/Client
Pengguna dapat memilih perumahan mana yang ingin dicari letak lokasi pada peta. Pengguna juga dapat mencari perumahan sesuai dengan kriteria harga dan tipe yang diinginkan, serta mencari lokasi perumahan berdasarkan rekomendasi dari aplikasi.
Dari konteks diagram dapat dikembangkan menjadi DFD level 1 yang memuat proses input data dan pencarian lokasi perumahan. DFD level 1 seperti dalam gambar 4.
Gambar 4. DFD level 1
Dari gambar 4 ditunjukkan secara kesuluruhan terdapat dua proses utama dalam sistem ialah input data dan pencarian lokasi perumahan. Pada sistem ini proses penyimpanan data dilakukan oleh admininstrator dan pencarian informasi lokasi berdasarkan rekomendasi dilakukan oleh pengguna.
6.3. Desain Menu Aplikasi Mobile
Dalam aplikasi mobile yang digunakan oleh pengguna terdiri dari empat menu utama ialah: peta lokasi perumahan, cari berdasarkan tipe perumahan, cari rekomendasi, dan tentang program. Skema desain menu ditunjukkan gambar 5.
Gambar 5. Desain Menu Aplikasi Mobile
Penjelasan prinsip kerja desain menu pada gambar 5 sebagai berikut:
a) Menu peta lokasi perumahan, ditujukan untuk
menunjukkan lokasi perumahan berdasarkan latitude dan longitude pada tiap lokasi perumahan.
b) Menu cari berdasarkan tipe rumah, digunakan untuk fasilitas pencarian perumahan berdasarkan kriteria harga dan tipe per unit rumah.
c) Menu cari rekomendasi, dimaksudkan untuk fasilitas pencarian perumahan dengan metode AHP dimana hasilnya adalah rekomendasi beberapa perumahan yang didapatkan berdasarkan nilai input yang diperoleh dari prioritas pencarian.
6.4. Entity Relation Diagram (ERD)
ERD menunjukkan struktur keseluruhan kebutuhan data serta hubungan data-data yang digunakan dalam system. Dalam ERD, data tersebut digambarkan dengan menggunakan system entitas yang saling terkait. ERD sistem yang dibangun ditunjukkan pada gambar 6.
Gambar 6. ERD Sistem yang Dibangun
7. PEMBAHASAN
Dalam tahap implementasi ini, sistem yang telah didesain mulai diterapkan dengan membangun komponen-komponen yang telah direncanakan.
7.1. Implementasi Aplikasi Mobile Client
Untuk mengimplementasikan aplikasi ini pada telepon seluler, maka langkah pertama yang harus dilakukan adalah menghubungkan telepon seluler dengan komputer dengan kabel atau bluetooth untuk menyalin file program. Setelah file program tersalin maka file siap dipasang dan dijalankan di telepon seluler berbasis java. Tampilan program yang telah dijalankan gambar 7 menunjukkan.
7.2.
Implementasi Aplikasi Mobile Server
Pada halaman ini administrator dapat mengelola konten data yang diakses oleh aplikasi mobile pada saat dijalankan. Menu pada halaman administrator ini terdiri dari: menu daftar perumahan yang dilengkapi juga dengan menu tambah data tipe dan harga, menu prioritas, dan menu manage user. Tampilan aplikasi administrator ditunjukkan pada gambar 8.
Gambar 8. Tampilan Halaman Utama Administrator
Halaman admin digunakan untuk mengelola data yang diakses oleh aplikasi mobile pada saat dijalankan. Menu pada halaman administrator terdiri dari: menu daftar perumahan yang dilengkapi juga dengan menu tambah data tipe dan harga, menu prioritas, dan menu manage user. Gambar 9 menunjukkan daftar perumahan yang dilengkapi dengan
button tambah perumahan.
Gambar 9. Menu daftar perumahan pada server
Tombol tambah perumahan digunakan untuk update data tipe dan harga perumahan yang terdiri dari atas form input tipe perumahan, luas tiap unit perumahan, dan harga tiap unit. Tampilan halaman tambah tipe dan harga perumahan ditunjukkan oleh gambar 10.
Gambar 10. Menu tambah data tipe dan harga perumahan
7.3. Implementasi Metode AHP
Penggunaan AHP dimulai dengan membuat struktur hirarki atau jaringan dari permasalahan yang diteliti. Di dalam hirearki terdapat tujuan utama, kriteria-kriteria, dan alternatife-alternatif. Sebagai contoh perhitungan, dan perbandingan berpasangan matriks berikut:
a) Penentuan nilai bobot dari masing-masing kriteria. Misal digunakan nilai bobot berikut:
Perumahan Griya Santa.
Fasilitas : 1
Lingkungan : 2
Jarak Akses : 3
Pelayanan kota terdekat : 4
Konsep perumahan : 5
b) Pembuatan matriks perbandingan berpasangan (pairwise comparation matrix).
Pembuatan matriks perbandingan ini bertujuan untuk membentuk hubungan di dalam struktur. Hasil dari perbandingan berpasangan ini akan membentuk matrik dimana skala rasio diturunkan dalam bentuk vektor eigen utama atau fungsi eigen. Matrik tersebut berciri positif dan berkebalikan, yakni aij=1/aij.
Table 1. Tabel matriks perbandingan berpasangan
c) Perhitungan Consintency Ratio (CR)
Sebelum menghitung consistency ratio kita harus menghitung
random index (RI) dan mencari nilai Consistency Index (CI) terlebih dahulu.
Dimana :
CI : indeks konsistensi
λmaks : nilai eigen terbesar
Nilai λmaks diperoleh dari perhitungan (2,2833x 0,4380) + (4,5667 x 0,2190) + (6,8500 x 0,1460) + (9,1333 x 0,1095) + (11,4167 x 0,0876) = 5.
Nilai consistency index berdasarkan rumus diperoleh (0)/(4)= 0. Selanjutnya dapat dihitung nilai consistency ratio dengan rumus:
Dimana:
RI : nilai random consistency index yang diperoleh dari tabel 3[20]
Tabel 3. Nilai random consistency index
n RI
1 0.00
2 0.00
3 0.52
4 0.89
5 1.11
6 1.25
7 1.35
8 1.40
9 1.45
10 1.49
11 1.51
CI = (λmaks-n) / (n – 1)
Tabel 3 menunjukkan untuk kriteria (n=5) maka nilai RI=1,11 sehingga dari rumus nilai CR=0/21 diperoleh 0. Nilai ini menunjukkan jika hasil perhitungan CR lebih kecil atau sama dengan 10%, ketidak konsistenan masih bisa diterima[21].
d) Matriks perbandingan untuk tiap alternative.
Tahap berikutnya dengan cara yang sama seperti pada sub bab 7.3 didapatkan bobot untuk ketiga kriteria dan skor untuk masing-masing kriteria untuk membandingkan perumahan. Misalnya untuk perbandingan tiga perumahan seperti yang ditunjukkan pada tabel 4.
Tabel 4. Bobot dan skor untuk kriteria
Langkah terakhir dihitung total skor untuk ketiga perumahan yang terangkum tabel yang disebut overall composite weight.
Tabel 5.Overall composite weight
Berdasarkan tabel 5 diperoleh composite weight untuk masing perumahan sebagai berikut:
Perumahan 1 = (0,43792x0,6232)+(0,21893x0,1226)+ (0,14592x0,0090)+(0,10952x0,1226)+ (0,80753x0,6232)
= 0,81775
Perumahan 2 = (0,43792x0,1373)+(0,21893x0,3202)+ (0,14592x0,9009)+(0,10952x0,3202)+ (0,80753x0,1373)
= 0,40763
Perumahan 3 = (0,43792 0,2395)+(0,21893x0,5571)+ (0,14592x0,0901)+(0,10952x0,5571)+ (0,80753x0,2395)
= 0,49441
Perhitungan composite weight menunjukkan bahwa
Perumahan 1 memperoleh nilai tertinggi, sehingga Perumahan 1 menjadi solusi hasil.
Pada pengujian metode AHP input matriks berpasangan yang diberikan oleh pengguna akan sangat berpengaruh terhadap tingkat dominasi/prioritas dari kriteria yang satu terhadap kriteria yang lain.
Tabel 6. Hasil pengujian sistem
Tabel 6 menunjukkan hasil pengujian sistem menghasilkan nilai AHP yang dipengaruhi matriks ranking prioritas krtieria perumahan. Matrik berpasangan akan sangat berpengaruh terhadap tingkat dominasi/prioritas dari kriteria yang satu terhadap kriteria yang lain. Tabel 6 juga menunjukkan dari beberapa percobaan dengan input prioritas yang berbeda akan menghasilkan rekomendasi yang berbeda pula, misalnya pada percobaan ke-1 dimana kriteria fasilitas, lingkungan, jarak akses, pelayanan kota terdekat, konsep perumahan berturut-turut bernilai 1, 3, 4, 2, 5 menghasilkan rekomendasi perumahan Patra Land Place, Green Hills Residence, dan Singhamerta Residence.
8.2. Pengujian Terhadap Device
Pengujia terhadap beberapa merek dan tipe device bertujuan untuk mengetahui apakah aplikasi mobile pencarian perumahan di kota Malang dapat bekerja dengan baik pada smartphone dengan sistem operasi Java yang sebenarnya.
Gambar 11. Aplikasi dijalankan pada ponsel Nokia E63
smartphone milik user dengan sistem operasi Java seperti pada tabel 7.
Tabel 7. Hasil uji coba terhadap device
No Tipe
Tabel 7 menunjukkan aplikasi mobile MyHome dapat berjalan dengan baik pada smartphone Nokia dan Sony Ericsson.
Sedangkan pada ponsel Samsung aplikasi tidak berjalan secara sempurna. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak semua ponsel bisa menjalankan aplikasi ini dengan baik. Hal ini ditentukan pada fitur dan spesifikasi pendukung dari masing-masing telepon seluler.
9. KESIMPULAN
Hasil uji coba dapat menyimpulkan bahwa metode AHP dapat diterapkan dalam merekomendasi pemilihan lokasi perumahan di kota Malang. Pemberian ranking pada prioritas kriteria sangat berpengaruh terhadap hasilnya, jika rentang perbedaan antara kriteria satu dengan kriteria yang lain semakin besar, maka hasil perhitungan dengan metode AHP juga sangat berbeda dan tingkat dominasi dari masing-masing kriteria akan berbeda pula tergantung besar kecil prioritasnya.
Aplikasi mobile untuk rekomendasi konsumen dalam memilih lokasi perumahan di kota Malang cukup layak dan bermanfaat untuk digunakan dalam mencari informasi lokasi perumahan.
10. DAFTAR PUSTAKA
[1]Priambodo, R., 2012. Belajar Menjadi 'Mobile Apps Programmer'. [Online] Available at:
http://teknologi.kompasiana.com/gadget/2012/12/21/belaj ar-menjadi-mobile-apps-programmer-517722.html [Accessed 3 July 2013].
[2]
Ipotnews, 2012. Harga Makin Terjangkau, Pasar Komputer 2012 Tumbuh 30 Persen. [Online] Available at: http://www.ipotnews.com/index.php?jdl=Harga_Makin_T erjangkau__Pasar_Komputer_2012_Tumbuh_30_Persen& level2=newsandopinion&id=1692104&img=level1_topne ws_5 [Accessed 3 July 2013].
[3]
Kota Malang l Kuliner Malang l Wisata Malang l Hotel Malang, 2011. Perumahan Kota Malang. [Online] Available at: http://petamalang.com/perumahan-kota-malang/ [Accessed 3 July 2013].
[4]
Amborowati, A., 2008. Sistem Penunjang Keputusan Pemilihan Perumahan dengan Metode AHP Menggunakan Expert Choice. Dasi, Maret, pp.12-18.
[5]
Aji, E.B., 2006. Analisis penentuan lokasi kesesuaian rumah susun sederhana sewa (Rusunawa) menggunakan metode Spatial Analytical Hierarchy Process (AHP) dan Spatial Multi Criteria Evaluation (SMCE): Studi kasus
Kota Surabaya. [Online] Available at:
http://etd.ugm.ac.id/index.php?mod=penelitian_detail&su b=PenelitianDetail&act=view&typ=html&buku_id=3020 2&obyek_id=4 [Accessed 3 July 2013].
[6]
Anon., 2013. Penetrasi Internet Indonesia Capai 30 Persen. [Online] Available at:
http://www.republika.co.id/berita/trendtek/internet/13/03/ 06/mj835c-penetrasi-internet-indonesia-capai-30-persen [Accessed 3 July 2013].
[7] B'Far, R., 2005.
Mobile Computing Principles: Designing and Developing Mobile Applications with UML and XML. New York: Cambridge University Press.
[8]
Talukder, A.K. & Yavagal, R.R., 2007. Mobile Computing: Technology, Applications, and Service Creation. New York: McGraw-Hill.
[9]
Beal, V., 2011. Mobile Operating System (Mobile OS) Explained. [Online] Available at:
http://www.webopedia.com/DidYouKnow/Hardware_Soft ware/mobile-operating-systems-mobile-os-explained.html [Accessed 3 July 2013].
[10]
Priambodo, R., 2012. Belajar Menjadi 'Mobile Apps Programmer'. [Online] Available at:
http://teknologi.kompasiana.com/gadget/2012/12/21/belaj ar-menjadi-mobile-apps-programmer-517722.html [Accessed 3 July 2013].
[11]
Java, n.d. Learn About Java Technology. [Online] Available at: http://www.java.com/en/about/ [Accessed 3 July 2013].
[12]
Piroumian, V., 2002. Wireless J2ME Platform Programming. California: Prentice Hall.
[13]
Feng, Y. & Zhu, J., 2001. Wireless Java Programming with Java 2 Micro Edition. Indianapolis: Sams.
[14]
Sauter, V.L., 2010. Decision Support System for Business Intelligence. 2nd ed. New Jersey: John Wiley & Sons.
[15]
Laudon, K.C. & Laudon, J.P., 2012. Management Information Systems: MANAGING THE DIGITAL FIRM. 12th ed. New Jersey: Pearson Prentice Hall.
[16]
Tzeng, G.-H. & Huang, J.-J., 2011. Multiple Attribute Decision Making: Methods and Applications. Boca Raton: CRC Press.
[17]
Hamid, 2012. Analisis Keberlanjutan Program Daerah Perlindungan Laut dengan Pendekatan Analytic Hierarchy Process (AHP) di Kabupaten Raja Empat. Jurnal Bumi Lestari, 12, pp.217-25.
[18]
Soepardi, A., Puryani, Chaeron, M. & Anggraini, I., 2012.
Penentuan Kriteria Pemilihan Strategi Sistem Manufaktur Menggunakan Analytic Hierarchy Process. Jurnal Teknik Industri, 14, pp.107-14.
[19]
Siswanto, H. & Yudhanto, S.A., 1999. Penggunaan Metode Analytic Hierarchy Process dalam Menganalisa Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Moda ke Kampus. Civil Engineering Dimension, 1, pp.31-39.
[20]
Tzeng, G.-H. & Huang, J.-J., 2011. Multiple Attribute Decision Making: Methods and Applications. Boca Raton: CRC Press.
[21]