BALABA
ARTIKEL
Infeksi Ganda Leptospiradan Hantaviruspada Rattus norvegicusdi Maumere Flores, Nusa Tenggara Timur/ Arief Mulyono, Ristiyanto, Dimas Bagus Wicaksono Putro
Kontaminasi Telur Cacing ada Sayur an Upaya Pencegahannya/ Hebert Adriantop d
Faktor yang Berhubungan dengan Keberadaan Jentik Aedes aegypti di Daerah Endemis Demam Berdarah Dengue (DBD) Jakarta Barat/ Heni Prasetyowati, Endang Puji Astuti, Mutiara Widawati
Aktivitas Larvasida Berbagai Pelarut pada Ekstrak Biji Kayu Besi Pantai (Pongamia pinnata) terhadap Mortalitas Larva Aedes spp. Yuneu Yuliasih Mutiara Widawati/ ,
Keberhasilan Pengobatan Massal Filariasis di ecamatan usan ulu abupaten anah umbu Provinsi K K H K T B Kalimantan Selatan/ Dian Eka Setyaningtyas, Windy Tri Yuana, Nita Rahayu
Re-Transmission Assessment Survey Filariasis Pasca Pengobatan Massal di Kabupaten Agam, Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016/ Santoso, Sri Cahyaningrum
Faktor Biotik dan Abiotik pada Tempat Perkembangbiakan Anopheles spp. di Desa Gunung Jati, Kecamatan Pagedongan, Banjarnegara Provinsi Jawa Tengah/ Dyah Widiastuti, Anggun Paramita Djati, Nova , Pramestuti
Pengaruh Seragamisasi Celana/Rok Panjang dalam Mencegah Kejadian Demam Berdarah Dengue ada p Siswa Sekolah Dasar/ Mada Gautama S, Dias Irawan Prasetya, Soeharyo Hadisaputro, Sakundarno Adi Sebaran InfeksiLeptospira Patogenik pada ikus dan ecurut di Daerah Pasca Banjir Kabupaten ati danT C P Endemis oyolali/ B Zumrotus Sholichah, Rahmawati
Hubungan Perilaku Anak Sekolah Dasar engan Kejadian Schistosomiasis i Kecamatan Lindu Kabupaten d d Sigi, Sulawesi Tengah/ Octaviani, Phetisya Pamela Frederika Sumolang, Murni, Nelfita
JURNAL LITBANG PENGENDALIAN PENYAKIT BERSUMBER BINATANG
BANJARNEGARA
VOLUME 1 NO.
3
2 DESEMBER
201
7
ISSN 1858-0882
E-ISSN 2338-9982
BALAI PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
PENGENDALIAN PENYAKIT BERSUMBER BINATANG
(BALAI LITBANG P2B2) - BANJARNEGARA
Jl. Selamanik No. 16 A Banjarnegara 53415
balaba_banjarnegara@yahoo.com
Pemimpin Redaksi (Editor In Chief): Dwi Priyanto, S.Si
Anggota Dewan Redaksi (Editors):
Sunaryo, SKM, M.Sc (Geografi Kesehatan, Badan Litbang Kesehatan, Indonesia)
Asyhar Tunissea, SKM, M.Kes (Kesehatan Lingkungan, Badan Litbang Kesehatan, Indonesia) Bina Ikawati, SKM, M.Kes (Kesehatan Lingkungan, Badan Litbang Kesehatan, Indonesia) Tri Isnani, S.Sos (Perilaku Kesehatan, Badan Litbang Kesehatan, Indonesia)
Dyah Widiastuti, S.Si, M.Sc (Biologi Molekuler, Badan Litbang Kesehatan, Indonesia) Dewi Marbawati, S.Si (Biologi Molekuler, Badan Litbang Kesehatan, Indonesia) Zumrotus Sholichah, SKM (Epidemiologi, Badan Litbang Kesehatan, Indonesia)
Redaksi Pelaksana (Management Board): Puji Astuti, A.Md
Somsiah, A.Md
Mitra Bestari (Scientific Editorial Board):
Prof (Riset) dr. Emiliana Tjitra, DTM&H, M.Sc, Ph.D (Biomedik, Badan Litbang Kesehatan, Indonesia) Prof. Dr. Rosichon Ubaidillah, M.Phill (Entomologi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia)
Prof. drh. Setyawan Budiharta, MPH, Ph.D (Epizoologi)
Dr. dr. Bagoes Widjanarko, MPH, MA (Promosi Kesehatan, Universitas Diponegoro, Indonesia)
Dr. M. Sakundarno Adi, M.Sc, Ph.D (Epidemiologi Penyakit Menular, Universitas Diponegoro, Indonesia)
Perwajahan (Layout): Nur Sholihatin, S.Sos Ratih Sulistiyanti, A.Md
Sekretariat (Secretariat): Agung Puja Kesuma, SKM Bondan Fajar Wahyudi, SKM Novia Tri Astuti, A.Md Endang Setiyani, A.Md
Diterbitkan oleh (Published by): Balai Litbang P2B2 Banjarnegara
Alamat Redaksi:
Jl. Selamanik No 16 A Banjarnegara 53415, Telp/Fax (0286) 594972 Website: http://ejournal.litbang.kemkes.go.id/index.php/blb
Email: balaba_banjarnegara@yahoo.com
BALABA
JURNAL LITBANG PENGENDALIAN PENYAKIT BERSUMBER BINATANG BANJARNEGARA
VOLUME 1 NO. 3 2 Desember 2017
JURNAL LITBANG PENGENDALIAN PENYAKIT BERSUMBER
BINATANG
BANJARNEGARA
VOLUME 13 NOMOR 2, DESEMBER 2017
DAFTAR ISI
Infeksi Ganda
Leptospira
dan
Hantavirus
pada
Rattus norvegicus
di Maumere Flores
Nusa Tenggara Timur
Arief Mulyono, Ristiyanto, Dimas Bagus Wicaksono Putro... 93-104
Kontaminasi Telur Cacing pada Sayur dan Upaya Pencegahannya
Hebert Adrianto... 105-114
Faktor yang Berhubungan dengan Keberadaan Jentik
Aedes aegypti
di Daerah
Endemis Demam Berdarah Dengue (DBD) Jakarta Barat
Heni Prasetyowati, Endang Puji Astuti, Mutiara Widawati... 115-124
Aktivitas Larvasida Berbagai Pelarut pada Ekstrak Biji Kayu Besi Pantai (Pongamia pinnata) terhadap Mortalitas Larva Aedes spp.
Yuneu Yuliasih, Mutiara Widawati... 125-132
Keberhasilan Pengobatan Massal Filariasis di Kecamatan Kusan Hulu Kabupaten
Tanah Bumbu Provinsi Kalimantan Selatan
Dian Eka Setyaningtyas, Windy Tri Yuana, Nita Rahayu... 133-142
Re-Transmission Assessment
Survey
Filariasis Pasca Pengobatan Massal di
Kabupaten Agam, Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016
Santoso, Sri Cahyaningrum... 143-152
Faktor Biotik dan Abiotik pada Tempat Perkembangbiakan
Anopheles
spp. di Desa
Gunung Jati, Kecamatan Pagedongan, Banjarnegara, Provinsi Jawa Tengah
Dyah Widiastuti, Anggun Paramita Djati, Nova Pramestuti... 153-162
Pengaruh Seragamisasi Celana/Rok Panjang dalam Mencegah Kejadian Demam
Berdarah Dengue pada Siswa Sekolah Dasar
Mada Gautama Soebowo, Dias Irawan Prasetya, Soeharyo Hadisaputro, Sakundarno Adi….. 163-172
Sebaran Infeksi
Leptospira
Patogenik pada Tikus dan Cecurut di Daerah Pasca Banjir
Kabupaten Pati dan Endemis Boyolali
Zumrotus Sholichah, Rahmawati……... 173-182
Hubungan Perilaku Anak Sekolah Dasar dengan Kejadian Schistosomiasis di
Kecamatan Lindu Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah
PENGANTAR REDAKSI
BALABA Volume 13 No. 2 Desember 2017 memuat 10 artikel yang dikelompokkan dalam beberapa tema penyakit zoonosis. Kajian tentang Leptospirosis terdapat dalam 2 artikel, 1 artikel membahas penyakit kecacingan, 3 artikel membahas tema demam berdarah dengue, 1 artikel membahas tema malaria, 2 artikel membahas tema filariasis dan 1 artikel membahas tentang schistosomiasis.
Artikel pertama dengan judul “Infeksi Ganda Leptospira dan Hantavirus pada Rattus norvegicus di Maumere Flores, Nusa Tenggara Timur” menceritakan tentang bakteri Leptospira sp dan Hantavirus pada R. norvegicus di Kota Maumere. Artikel kedua dengan judul “Kontaminasi Telur Cacing Pada Sayur dan Upaya Pencegahannya” mengulas tentang jenis-jenis telur cacing yang ditemukan pada sayuran beserta upaya pencegahannya agar terhindar dari risiko infeksi telur cacing. Artikel ketiga berjudul “Faktor yang Berhubungan dengan Keberadaan Jentik Aedes aegypti di Daerah Endemis Demam Berdarah Dengue (DBD) Jakarta Barat” mengulas tentang faktor-faktor apa saja yang menyebabkan keberadaan jentik Aedes aegypti
di wilayah Jakarta Barat.
Artikel keempat berjudul “Aktivitas Larvasida Berbagai Pelarut pada Ekstrak Biji Kayu Besi Pantai (Pongamiapinnata) terhadap Mortalitas Larva Aedes spp., mengulas tentang potensi ekstrak biji kayu besi pantai (Pongamiapinnata) sebagai larvasida. Artikel kelima dengan judul “Keberhasilan Pengobatan Massal Filariasis di Kecamatan Kusan Hulu Kabupaten Tanah Bumbu Provinsi Kalimantan Selatan” mengulas tentang microfilaria rate dan jenis mikrofilaria di daerah endemis filariasis yang ditemukan pasca POPM pertama pada tahun 2015 di Kecamatan Kusan Hulu.
Artikel keenam dengan judul “Re-Transmission Assessment Survey Filariasis Pasca Pengobatan Massal di Kabupaten Agam, Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016” membahas mengenai beberapa faktor yang menyebabkan kegagalan TAS serta hasil Re-TAS yang telah dilakukan. Artikel ketujuh berjudul “Faktor Biotik dan Abiotik pada Tempat Perkembangbiakan Anopheles spp. di Desa Gunung Jati, Kecamatan Pagedongan, Banjarnegara, Provinsi Jawa Tengah mengambarkan kondisi lingkungan biotik dan abiotik pada tempat perkembangan Anopheles spp. yang ditemukan di Desa Gunung Jati. Artikel kedelapan berjudul “Sebaran Infeksi Leptospira Patogenik pada Tikus dan Cecurut di Daerah Pasca Banjir Kabupaten Pati dan Endemis Boyolali” bertujuan untuk menggambarkan sebaran infeksi Leptospira sp. pada hewan reservoir terutama tikus di daerah dengan masalah leptospirosis khususnya Kabupaten Pati dan Kabupaten Boyolali Artikel terakhir yang menutup edisi ini berjudul Hubungan Perilaku Anak Sekolah Dasar dengan Kejadian Schistosomiasis di Kecamatan Lindu Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah mengulas tentang perilaku atau kebiasan sehari-hari murid Sekolah Dasar dengan kejadian schistosomiasis
Semoga tulisan-tulisan ini dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan. Akhir kata, redaksi Jurnal BALABA mengucapkan terima kasih kepada seluruh tim, penulis, mitra bestari dan seluruh pihak yang mendukung dan membantu penerbitan BALABA Volume 13 No. 2 Desember 2017.
Salam,
LEMBAR ABSTRAK
Lembar abstrak ini boleh diperbanyak/dicopy tanpa izin
Arief Mulyono, Ristiyanto, Dimas Bagus Wicaksono Putro
(Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Vektor dan Reservoir Penyakit, Salatiga)
Infeksi Ganda Leptospira dan Hantavirus pada
Rattus norvegicus di Maumere Flores, Nusa Tenggara Timur
BALABA
Vol. 13 No. 2, Desember 2017, Hal. 93-104
Kasus leptospirosis dan infeksi Hantavirus
dilaporkan mengalami peningkatan berkaitan dengan adanya pemanasan global. Rattus norvegicus merupakan reservoir dari dua penyakit tersebut. Adanya infeksi ganda Leptospira dan
Hantavirus pada R. norvegicus merupakan faktor risiko terjadinya penularan Leptospira dan
Hantavirus di populasi manusia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi infeksi ganda Leptospira dan Hantavirus pada R. norvegicus di Kota Maumere, Flores. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan desain potong lintang. Penelitian dilakukan pada bulan Agustus sampai November 2014 di daerah perimeter dan buffer pelabuhan Maumere, Flores. Populasi penelitian adalah R. norvegicus di Kota Maumere, Flores. Subyek penelitian adalah R. norvegicus yang tertangkap. Deteksi Leptospira
pada R. norvegicus dengan teknik PCR menggunakan primer spesifik untuk gen 16S rRNA dan deteksi Hantavirus pada R. norvegicus
dengan teknik nested-PCR menggunakan primer spesifik untuk segmen L. Analisis data dilakukan secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan
R. norvegicus yang tertangkap sejumlah 114 ekor. Prevalensi Leptospira pada R. norvegicus 4,3%, prevalensi Hantavirus 22,8% dan infeksi ganda
Leptospira dan Hantavirus sebesar 1,8%. Penularan leptospirosis dan infeksi Hantavirus
berpotensi terjadinya di Kota Maumere.
Kata kunci: leptospirosis, Leptospira,
Hantavirus, Maumere
---
Hebert Adrianto
(Parasitologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Ciputra)
Kontaminasi Telur Cacing pada Sayur dan Upaya Pencegahannya
BALABA
Vol. 13 No. 2, Desember 2017, Hal. 105-114
Infeksi cacing merupakan permasalahan yang banyak ditemukan di negara berkembang dan belum tuntas diselesaikan. Sayur lalapan dapat menjadi media penularan telur cacing ke manusia. Tujuan tulisan ini adalah mengidentifikasi jenis telur cacing yang ditemukan pada sayuran dan upaya pencegahan menurut siklus hidup cacing tersebut. Tulisan ini mengkaji 4 jurnal penelitian indonesia, 22 jurnal penelitian internasional, website WHO, dan buku teksyang relevan dengan topik kajian. Hasil kajian menunjukkanjenis telur cacing yang ditemukan pada sayuran tidak hanya Nematoda Soil Transmitted Helminth (STH) seperti Ascaris lumbricoides, Trichuris trichiura,
Necator americanus, Ancylostoma duodenale, dan
Strongyloides stercoralis, tetapi juga Nematoda lainnya (Trichostrongylus, Toxocara, Trichocephal, dan Enterobius vermicularis), kelompok cacing cestoda (Taenia spp.,
Hymenolepis nana, dan H. diminuta), kelompok Trematoda (Heterophyes heterophyes, Clonorchis sinensis, Fasciola, dan Dicrocoelium dendriticum). Setiap spesies cacing memiliki siklus hidup dan hospes perantara yang berbeda. Upaya pencegahan untuk menghindari risiko infeksi memerlukan kerja sama lintas program, lintas sektor, dan masyarakat dengan memperhatikan siklus hidup cacing.
Kata kunci: sayur, telur cacing, pencegahan,
kerjasama
---
Heni Prasetyowati, Endang Puji Astuti, Mutiara Widawati
(Loka Litbang Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang (P2B2) Ciamis)
Faktor
yang
Berhubungan
dengan
Keberadaan Jentik
Aedes aegypti
di Daerah
Endemis Demam Berdarah Dengue (DBD)
Jakarta Barat
BALABA
Vol. 13 No. 2, Desember 2017, Hal. 115-124
desain potong lintang yang dilakukan pada bulan Mei 2015 di wilayah kerja Puskesmas Kembangan, Grogol Petamburan dan Cengkareng untuk mencari hubungan antara tingkat pendidikan, penggunaan insektisida dan keberadaan kontainer dengan keberadaan jentik
Aedes aegypti. Pengumpulan data melalui wawancara dan survei jentik pada 100 rumah per wilayah puskesmas sehingga total sampel 300 rumah tangga. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis formulasi insektisida yang banyak digunakan adalah semprot dan losion. Jenis kontainer yang mendominasi adalah ember, bak dan tempayan/gentong plastik. Analisa bivariat menggunakan Chi-square diperoleh hasil bahwa tingkat pendidikan (p-value 0,045), letak (p-value
0,00), jenis (p-value 0,00) dan jumlah kontainer (p-value 0,00) mempunyai hubungan yang bermakna dengan keberadaan jentik. Pemilihan penggunaan jenis formulasi (p-value 0,60) serta frekuensi penggunaan insektisida rumah tangga (p-value 0,30) di Jakarta Barat tidak berhubungan dengan keberadaan jentik Ae. aegypti.
Kata kunci: DBD, insektisida, Aedes aegypti,
Jakarta Barat
---
Yuneu Yuliasih, Mutiara Widawati
(Loka Litbang Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang (P2B2) Ciamis)
Aktivitas Larvasida Berbagai Pelarut
pada Ekstrak Biji Kayu Besi Pantai
(
Pongamia pinnata
) terhadap Mortalitas
Larva
Aedes
spp.
BALABA
Vol. 13 No. 2, Desember 2017, Hal. 125-132
Upaya pengendalian Demam Berdarah Dengue (DBD) secara kimiawi dapat berbahaya bagi manusia dan lingkungannya, sehingga perlu insektisida hayati yang berasal dari tumbuhan seperti Pongamia pinnata. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas larvasida berbagai ekstrak biji P. pinnata terhadap kematian larva
Aedes spp. Jenis penelitian adalah eksperimen dengan post test only with control group design. Bahan yang digunakan yaitu ekstrak biji P. pinnata dengan pelarut air, metanol dan kloroform. Ekstrak biji P. pinnata diuji terhadap larva instar III Ae. aegypti dan Ae. albopictus
dengan konsentrasi masing-masing kelompok 100 ppm, 200 ppm, 300 ppm, 400 ppm dan 500 ppm, kemudian diamati selama 24 jam. Masing-masing uji dilakukan dengan 3 kali pengulangan pada hari
yang sama. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kematian larva hanya ditemukan pada ekstrak biji
P. pinnata dengan pelarut metanol dan kloroform. Nilai LC50 ekstrak P. pinnata dengan pelarut
metanol adalah 141,88 ppm terhadap Ae. aegypti
dan 108,19 ppm terhadap Ae. albopictus. Sedangkan nilai LC50 ekstrak P. pinnata dengan
pelarut kloroform adalah 346,06 ppm terhadap Ae. aegypti dan 222,29 ppm terhadap Ae. albopictus. Hasil tersebut membuktikan bahwa ekstrak biji P. pinnata dengan pelarut air tidak efektif sebagai larvasida, sedangkan ekstrak dengan pelarut metanol dan kloroform mempunyai potensi sebagai larvasida.
Kata kunci: Pongamia pinnata, Ae. aegypti, Ae. albopictus, larvasida
---
Dian Eka Setyaningtyas, Windy Tri Yuana, Nita Rahayu
(Balai Litbang P2B2 Tanah Bumbu, Badan Litbangkes, Kemenkes RI)
Keberhasilan Pengobatan Massal Filariasis di Kecamatan Kusan Hulu Kabupaten Tanah Bumbu Provinsi Kalimantan Selatan
BALABA
Vol. 13 No. 2, Desember 2017, Hal. 133-142
Kecamatan Kusan Hulu merupakan salah satu daerah endemis filariasis di Kabupaten Tanah Bumbu Provinsi Kalimantan Selatan yang telah melaksanakan program Pemberian Obat Pencegahan Massal (POPM) filariasis secara parsial mulai tahun 2012 dan secara serentak di seluruh Kabupaten Tanah Bumbu mulai tahun 2015. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui endemisitas filariasis pasca POPM pertama pada tahun 2015 di Kecamatan Kusan Hulu dengan melakukan survei darah jari untuk mengetahui
microfilaria rate dan mengetahui jenis mikrofilaria. Desain penelitian ini adalah cross sectional. Penelitian dilaksanakan di Kecamatan Kusan Hulu mulai bulan Maret-November tahun 2015. Hasil survey darah jari menunjukkan mf rate
sebesar 0,4% dari 500 penduduk. Jenis mikrofilaria yang ditemukan adalah Brugia malayi. Kedua penderita positif berjenis kelamin laki-laki dengan umur >45 tahun. Terjadi penurunan angka mf rate
Kata kunci: filariasis, pengobatan massal, Kusan Hulu, Tanah Bumbu
---
Santoso, Sri Cahyaningrum (Loka Litbang P2B2 Baturaja)
Re-Transmission Assessment Survey Filariasis Pasca Pengobatan Massal di Kabupaten Agam, Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016
BALABA
Vol. 13 No. 2, Desember 2017, Hal. 143-152
Kabupaten Agam telah selesai melakukan pengulangan pengobatan selama 2 tahun, sehingga perlu dilakukan Re-TAS. Re-TAS dilakukan terhadap murid Sekolah Dasar kelas 1 dan 2 yang ada di Kabupaten Agam. Desain survei dengan menggunakan klaster sekolah. Jumlah sekolah yang terpilih sebanyak 40 SD. Pemilihan sampel sekolah dilakukan dengan menggunakan metode
survey sample builder (SSB). Seluruh murid kelas 1 dan 2 di sekolah terpilih diperiksa dengan menggunakan Brugia Rapid test untuk menilai adanya antibodi spesifik terhadap cacing Brugia malayi maupun B. timori. Jumlah murid yang terdaftar sebanyak 1.999 anak, sedangkan yang diperiksa dengan RDT sebanyak 1.717 anak. Sebanyak 282 murid tidak hadir pada saat pemeriksaan atau menolak untuk diperiksa. Hasil pemeriksaan mendapatkan 3 positif, 1.694 negatif, 20 invalid dan 3 sampel dikeluarkan karena hasil pemeriksaan kedua negatif. Jumlah sampel yang diperhitungkan untuk menilai penularan filariasis sebanyak 1.697, yaitu hanya sampel positif dan negatif. Hasil survei mendapatkan bahwa sampel minimal sudah terpenuhi dan jumlah anak positif di bawah cut off point, sehingga Kabupaten Agam dinyatakan lulus TAS 1.
Kata kunci: filariasis, POPM, TAS, Endemisitas
---Dyah Widiastuti, Anggun Paramita Djati, Nova Pramestuti
(Balai Litbang P2B2 Banjarnegara)
Faktor Biotik dan Abiotik pada Tempat
Perkembangbiakan Anopheles spp. di Desa
Gunung Jati, Kecamatan Pagedongan,
Banjarnegara, Provinsi Jawa Tengah
BALABA
Vol. 13 No. 2, Desember 2017, Hal. 153-162
Potensi penularan malaria di Desa Gunung Jati, Banjarnegara perlu diwaspadai mengingat daerah tersebut merupakan daerah endemis malaria. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan kondisi lingkungan biotik dan abiotik pada tempat perkembangbiakan Anopheles spp. yang ditemukan di Desa Gunung jati, Banjarnegara. Kegiatannya meliputi penangkapan larva, pengukuran faktor abiotik dan pengamatan biota mikro pada sampel air pada bulan Mei 2015. Larva Anopheles spp. ditemukan pada genangan air di pinggiran sungai dengan kepadatan larva rata-rata 5 ekor larva per cidukan. Kondisi suhu air di semua tempat perkembangbiakan yang ditemukan berkisar antara 26-32 °C, derajat keasaman netral, dengan intensitas pencahayaan bervariasi. Mikro alga Synedra paling sering ditemukan dari semua tempat perkembangbiakan yang diamati. Kondisi lingkungan tersebut sesuai dengan kondisi optimum yang mendukung perkembangan larva Anopheles spp.
Kata kunci: biotik, abiotik, tempat
perkembangbiakan, Anopheles spp.
---
Mada Gautama Soebowo, Dias Irawan Prasetya, Soeharyo Hadisaputro, Sakundarno Adi
(Dinas Kesehatan Kota Semarang)
Pengaruh Seragamisasi Celana/Rok Panjang dalam Mencegah Kejadian Demam Berdarah Dengue pada Siswa Sekolah Dasar
BALABA
Vol. 13 No. 2, Desember 2017, Hal. 163-172
dengan uji chi-square dan multivariat dengan uji regresi logistik. Terdapat 2 variabel yang berpengaruh terhadap kejadian DBD pada anak sekolah yaitu pemakaian celana/rok panjang di rumah (p=0,003; OR=2,781; 95% CI=1,412-5,476), pemasangan kasa di jendela rumah (p=0,018; OR=2,462; 95% CI=1,166-5,200). Hasil penelitian ini menunjukkan faktor pelindung gigitan nyamuk yang terbukti paling berpengaruh terhadap kejadian DBD adalah pemakaian celana/rok panjang di rumah, kemudian diikuti oleh faktor pemasangan kasa nyamuk di jendela rumah.
Kata Kunci: Demam Berdarah Dengue,
celana/rok panjang, siswa SD
---
Zumrotus Sholichah,Rahmawati (Balai Litbang P2B2 Banjarnegara)
Sebaran Infeksi Leptospira Patogenik pada
Tikus dan Cecurut di Daerah Pasca Banjir Kabupaten Pati dan Endemis Boyolali
BALABA
Vol. 13 No. 2, Desember 2017, Hal. 173-182
Peningkatan kasus dan angka kematian leptospirosis terjadi di Kabupaten Pati dan Kabupaten Boyolali hingga Maret 2014. Kajian ini bertujuan menggambarkan sebaran infeksi Leptospira patogenik pada hewan reservoir terutama tikus di daerah endemis di Boyolali dan daerah pasca banjir di Pati. Penelitian dilakukan dengan rancangan cross sectional pada Maret-April 2014. Titik koordinat ditemukannya tikus dan cecurut terinfeksi Leptospira patogenik dipetakan menggunakan aplikasi Google Earth
dengan buffer daya jelajah tikus. Data dianalisis secara deskriptif untuk menggambarkan sebaran tikus dan cecurut positif Leptospira patogenik. Tikus dan cecurut yang terinfeksi Leptospira sp. ditemukan menyebar dengan pola acak. Hal ini akan memperbesar risiko penularan leptospirosis.
Kata kunci: sebaran, tikus, cecurut, Leptospira
---Octaviani, Phetisya Pamela Frederika Sumolang, Murni, Nelfita
(Balai Litbang P2B2 Donggala )
Hubungan Perilaku Anak Sekolah Dasar
dengan Kejadian Schistosomiasis di
Kecamatan Lindu Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah
BALABA
Vol. 13 No. 2, Desember 2017, Hal. 183-190
Schistosomiasis merupakan penyakit parasitik yang disebabkan infeksi cacing Schistosoma japonicum, S. haematobium, S. mansoni, S. mekongi, dan S. intercalatum. Penyakit ini ditularkan melalui air tercemar cercaria ke hospes. Di Indonesia, schistosomiasis disebabkan oleh S. japonicum ditemukan endemis di dataran tinggi Lindu, dataran tinggi Napu, dan dataran tinggi Bada. Penyakit schistosomiasis bisa menyerang semua orang termasuk anak-anak. Apabila tidak diberikan pengobatan bisa menjadi kronis. Anak yang terinfeksi akan mengalami gangguan pertumbuhan, gangguan kognitif, bahkan dapat menimbulkan kematian. Secara epidemiologi penularan schistosomiasis tidak terpisahkan dari faktor perilaku atau kebiasaan manusia. Penelitian bertujuan mengidentifikasi hubungan perilaku anak sekolah dasar dengan kejadian schistosomiasis. Penelitian dilakukan di Kecamatan Lindu Kabupaten Sigi Provinsi Sulawesi Tengah, selama 8 bulan mulai bulan Maret sampai Oktober 2014. Penelitian observasional ini menggunakan desain cross sectional. Pengumpulan data dilakukan dengan pengambilan sampel tinja dan wawancara pada anak sekolah. Sampel tinja diperiksa dengan menggunakan metode Kato-Katz. Hasil uji chi-square menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara kebiasaan mandi, kebiasaan buang air besar, kebiasaan ke daerah fokus dan kebiasaan penggunaan sepatu boot dengan kejadian schistosomiasis.
Kata kunci: schistosomiasis, perilaku, anak
Sekolah Dasar
---ABSTRACT SHEET
This abstract sheet may reproduced/copied without permission
Arief Mulyono, Ristiyanto, Dimas Bagus Wicaksono Putro
(Center for Research and Development of Disease Vectors and Reservoir Salatiga)
Dual Infection With Leptospira and Hantavirus at Rattus norvegicus in Maumere Flores, Nusa Tenggara Timur
BALABA
Vol. 13 No. 2, 2017 December, p. 93-104
Infection of Leptospirosis and Hantavirus are increased which related to global warming.
Rattus norvegicus is reservoirs of both of diseases infections. Dual infection of Leptospira and
Hantavirus in R. norvegicus become risk factor of
Leptospira and Hantavirus infection in the human. The objective of this study is to figure out the prevalence of Dual infection in R. norvegicus. This study was descriptive research with cross-sectional design. The population of study was R. norvegicus in Maumere City, Flores. The rats (n=114) were trapped from perimeter and buffer area of Maumere Port, Flores in August to November 2014. Leptospira in R. norvegicus
detected by PCR used specific primers for 16S rRNA gene and Hantavirus by nested – PCR used specific primers for the L segment. The data was analysed using descriptive analysis. The prevalence of Leptospira in R. norvegicus was 4.3%, hantavirus was 22,8% and dual infection of
Leptospira and Hantavirus was 1.8%. The transmission dual infection of leptospirosis and hantavirus are potentially occured in Maumere.
Keywords: leptospirosis, Leptospira, Hantavirus, Maumere
---Hebert Adrianto
(Parasitologi, Ciputra University Faculty Of Medicine)
Helminth Eggs Contamination in Vegetables and Prevention Efforts
BALABA
Vol. 13 No. 2, December 2017, p. 105-114
Helminth infections are the most common infections in developing countries and still need to be eradicated. Fresh vegetables can be the source for transmission of helminth egg to humans. The
aims of this paper are to identify the types of helminth egg which found in vegetables and prevention efforts according to the helminth life cycle. A literature review was arranged by review of 4 articles Indonesian research journal, 22 articles non Indonesia research journal, WHO website, and textbooks relevant to the study topic. The paper describes list of helminth eggs in vegetables, environmental, behaviors, and host-related helminth analyzes in vegetables, and prevention efforts based life cycle of helminthes. The study found that helminth eggs in vegetables were not only Soil Transmitted Helminth (STH) Nematode such as Ascaris lumbricoides, Trichuris trichiura, Necator americanus, Ancylostoma duodenale, and Strongyloides stercoralis, but also another Nematode (Trichostrongylus, Toxocara, Trichocephal, and Enterobius vermicularis),
Cestoda groups (Taenia spp., Hymenolepis nana, and H. diminuta), Trematode groups (Heterophyes heterophyes, Clonorchis sinensis, Fasciola, and Dicrocoelium dendriticum). Each helminthes species have a different life cycle and intermediate host. Our prevention efforts to avoid infection risk require cooperation across programs, sectors, and community and should consider the helminth life cycles.
Keywords: vegetables, helminth eggs, prevention, cooperation
---Heni Prasetyowati, Endang Puji Astuti, Mutiara Widawati
(Vector and Animal Borne Disease Control Unit of Ciamis)
Factors Related to The Existence of Aedes
aegypti Larvae in Dengue Endemic Areas of
West Jakarta
BALABA
Vol. 13 No. 2, December 2017, p. 115-124
and the presence of container in the community with the presence of Ae. aegypti larvae. Collection of data was conducted through interviews and surveys of larvae in 100 houses per health centres; the total samples were 300 households. The results showed that types of insecticide formulations widely used by respondents were spray and lotion. Most of the types of containers found in the survey area were buckets, tubs and jars/plastic barrel. Bivariate analysis using Chi-square showed that the educational level (p-value 0.045), layout (p-value 0.00), type (p-value 0.00) and the number of containers (p-value 0.00) have a significant relationship with the existence of larvae. There was no evidence of relation between the selection of formulation type (p-value 0,60) and the frequency of used household insecticide (p-value 0,30) in West Jakarta to the presence of Ae. aegypti larvae.
Keywords: DHF, insecticides, Aedes aegypti,
West Jakarta
---
Yuneu Yuliasih, Mutiara Widawati
(Vector and Animal Borne Disease Control Unit of Ciamis)
Larvicidal Activity of Various Solvents of Pongamia pinnata Seed Extract on the Mortality of Aedes spp.
BALABA
Vol. 13 No. 2, December 2017, p. 125-132
The use of chemical compound as a way to control DHF may cause harmful effect for humans and environment. It is necessary to develop biological insecticides derived from plants such as
Pongamia pinnata. This study was designed to determine the larvicidal activity of P. pinnata
seeds extract with various solvent on Aedes spp.
This study was an experimental research with post test only control group design. Materials used in the research were P. pinnata seed extracts with water, methanol and chloroform solvents of concentration; 100 ppm, 200 ppm, 300 ppm, 400 ppm and 500 ppm. Larvicidal activity of P. pinnata seed extracts was tested against third instar larvae of Ae. aegypti and Ae. albopictus, 24 hours observation was carried out within each treatment. Every test was repeated for 3 times. The result showed that larvae mortality was found in the methanol extract with LC50 value of 141.88 ppm for Ae. aegypti and 108.19 for Ae. albopictus, and in the chloroform extract with
LC50 value of 346.06 ppm for Ae. aegypti and 222.29 ppm for Ae. albopictus. The water extract of P. pinnata seed was not effective as a larvicidal, while methanol and chloroform of P. pinnata seed extracts act as potential natural insecticide.
Keywords: P. pinnata, Ae. aegypti, Ae. albopictus, larvicidal
---
Dian Eka Setyaningtyas, Windy Tri Yuana, Nita Rahayu
(Vector and Animal Borne Disease Control Unit of Tanah Bumbu)
The Success of Filariasis Mass Drug
Administration in Kusan Hulu Sub-district Tanah Bumbu District of South Kalimantan Province
BALABA
Vol. 13 No. 2, December 2017, p. 133-142
Kusan Hulu Sub-district is one of filariasis endemic areas in Tanah Bumbu District of South Kalimantan Province which has implemented partial Mass Drug Administration (MDA)
filariasis program starting in 2012 and
simultaneously in all area of Tanah Bumbu
District starting in 2015. This study aims to determine endemicity filariasis after the first MDA in 2015 in Kusan Hulu Sub-district by conducting a finger blood survey to determine microfilaria rate and know the type of microfilariae. The design of this study was cross sectional. The study was conducted in Kusan Hulu sub-district from March to November 2015. The results of the finger blood survey showed a mf rate of 0.4% of the 500 population. The type of microfilariae
found was Brugia malayi. Both positive patients
were of male sex with age> 45 years. There was a decrease in mf rate in Kusan Hulu Sub-district from before MDA compared to after the first MDA was conducted from 12.37% in 2008, and 0.91% in 2011 to 0.4% in 2015, so the area became nonendemic (mf rate <1%).
Keywords: filariasis, mass drug administration, Kusan Hulu, Tanah Bumbu
Santoso, Sri Cahyaningrum
(Vector and Animal Borne Disease Control Unit of Baturaja)
Re-Transmission Assessment Survey
Post-Treatment Filariasis Mass Drug Administration In Agam Regency, West Sumatra Province Year 2016
BALABA
Vol. 13 No. 2, December 2017, p. 143-152
Agam District finished the repetition of Filariasis treatment for 2 years, so Agam must be conducting the Re-TAS. Re-TAS was conducted on elementary school students grade 1 and 2 in the district of Agam. Survey design using the school cluster. The number of schools selected were 40 schools. Selection of the sample schools were calculated using sample survey builder (SSB). All students grades 1 and 2 in selected schools were examined using Brugia Rapid test to assess the presence of specific antibodies against Brugia malayi and B. timori worms. The number of students who registered as many as 1,999 children, while being examined by RDT as many as 1,717. A total of 282 students were absent during the examination or refused to be examined.Test results showed that 3 positive, 1694 negative, 20 invalid and 3 samples were excluded. The number of samples taken into account to assess the transmission of filariasis as many as 1,697, which is only positive and negative samples. The survey found that the minimum sample was adequate and the number of positive children under the cut off point, so Agam passed TAS 1.
Keywords: filariasis, MDA, TAS, endemicity
---
Dyah Widiastuti, Anggun Paramita Djati, Nova Pramestuti
(Vector and Animal Borne Disease Control Unit of Banjarnegara)
Biotic and Abiotic Factors in Anopheles spp.
Breeding Site at Gunung Jati Village,
Pagedogan Sub-District, Banjarnegara, Central Java Province
BALABA
Vol. 13 No. 2, December 2017, p. 153-162
Malaria transmission in Gunung Jati Village, Banjarmegara needs serious attention because this village is malaria endemic area. This study
aimed to investigate the biotic and abiotic environmental conditions at Anopheles spp. breeding sites in Gunung Jati village, Banjarnegara. Anopheles spp. larvae collection, measurement of abiotic factors and observation of microbiota on water samples were conducted on May 2015. Anopheles spp. larva was found in puddles on the banks of the river with larvae density was 5 larvae per dip. Water temperature conditions in all breeding sites ranged from 26-32 o
C, the degree of acidity was neutral, with varying light intensity. Synedra are the most commonly found algae from all observed breeding sites. The environmental conditions were in accordance with the optimum conditions that support the development of Anopheles spp. larvae
Keywords: biotic, abiotic, breeding place,
Anopheles spp.
---
Mada Gautama Soebowo, Dias Irawan Prasetya, Soeharyo Hadisaputro, Sakundarno Adi
(Semarang City Health Office)
Effect Make Uniform of Pants/Skirt Length to Prevent The Incidence of Dengue Hemorrhagic Fever in Elementary Students
BALABA
Vol. 13 No. 2, December 2017, p. 163-172
showed that the occurrence of DHF in children can prevented by wearing pants/long skirts at home, and the installation of net mosquitoes at windows home.
Keywords: DHF, pants/long skirt, elementary students
---
Zumrotus Sholichah, Rahmawati
(Vector and Animal Borne Disease Control Unit of Banjarnegara)
Distribution of Pathogenic Leptospira
Infections in Rats and Shrews in Flood Area of Pati District and Endemic Area of Boyolali District
BALABA
Vol. 13 No. 2, December 2017, p. 173-182
Until March 2014 leptospirosis cases and its Case Fatality Rate increased in Pati and Boyolali. This study aims to describe distribution of infected rats and shrews in flood area in Pati and endemic area in Boyolali. Research carried out by the cross sectional design on March-April 2014. Coordinate of Leptospira infected rats and shrews were mapped using google earth with home range buffer. Data analyzed descriptively to describe distribution of infected rats and shrews. Pathogenic Leptospira sp infected rats and shrews spread with random pattern. This results could be an explanation of higher transmission risk. of leptospirosis in the area of study
Keywords: distribution, rat, shrew, Leptospira ---
Octaviani, Phetisya Pamela Frederika Sumolang, Murni, Nelfita
(Vector and Animal Borne Disease Control Unit of Donggala)
The Relationship Between Elementary Students Behavior and Schistosomiasis in Lindu, Sigi District, Central Sulawesi
BALABA
Vol. 13 No. 2, December 2017, p. 183-190
Schistosomiasis is a parasitic disease caused by infection of S. japonicum, S. haematobium, S. mansoni, S. mekongi, and S. intercalatum. It is transmitted to definitive host through cercaria
contaminated water. In Indonesia, schistosomiasis was caused by S. japonicum which can be found in endemic areas at Lindu, Napu, and Bada highland. Schistosomiasis can infect all people regardless their age. If untreated, it leads to a chronic condition. Children who are infected will have a growth and cognitive problem and even death. The transmission of schistosomiasis cannot be separated from people behavior. This study aimed to identify the relationship between behavior of elementary student and schistosomiasis settle in Lindu, Sigi District, Central Sulawesi for eight months from March to December 2014. This was an observational study with a cross-sectional design. The data were collected by stool sampling and interview on elementary students. Stool samples were examined by Kato-Katz method. The chi-square analysis showed that there was no relationship between bathing habits, defecation habits, and using boots to schistosomiasis.
Keywords: schistosomiasis, behavior, elementary student