• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sistem dan Model Pemerintahan dan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Sistem dan Model Pemerintahan dan "

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

Sistem dan Model Pemerintahan Umayyah

Muawiyah bin Abu Sufyan adalah khalifah pertama Dinasti Umayyah. Ia memindahkan ibukota negara dari Madinah ke Damaskus. Selain itu, ia juga mengganti sistem

pemerintahan.

Menurut Taqiyuddin Ibnu Taimiyah dalam karyanya yang berjudul “Syiyasah As-Syar'iyah fi Islah Ar-Ra'iyah”, sistem pemerintahan Islam yang pada masa Khulafaur Rasyidin yang bersifat demokrasi berubah menjadi monarki heredetis (kerajaan turun-menurun).

Suksesi kepemimpinan secara turun-temurun dimulai ketika Muawiyah mewajibkan seluruh rakyatnya untuk menyatakan setia terhadap anaknya, Yazid.

Perintah Muawiyah ini merupakan bentuk pengukuhan terhadap sistem pemerintahan yang turun-temurun yang dibangun Muawiyah. Tidak ada lagi suksesi kepemimpinan berdasarkan asas musyawarah dalam menentukan seorang pemimpin baru.

Muawiyah telah mengubah model kekuasaan dengan model kerajaan, kepemimpinan diberikan kepada putra mahkota.

Dalam bukunya yang berjudul “Dinasti Bani Umayyah: Perkembangan Politik, Gerakan Oposisi, Perkembangan Ilmu Pengetahuan, dan Kejatuhan Dinasti”, Mohammad

Suhaidi memaparkan, dengan berlakunya sistem (monarki) tersebut, orang-orang yang berada di luar garis keturunan Muawiyah tidak memiliki ruang dan kesempatan yang sama untuk naik sebagai pemimpin pemerintahan umat Islam. Karena, sistem dinasti hanya memberlakukan kekhalifahan dipimpin oleh keturunannya.

Dari segi cara hidup, para khalifah Dinasti Umayyah telah meninggalkan pola dan cara hidup Nabi Muhammad SAW dan Khulafaur Rasyidin. Hingga masa Ali, pemimpin negara berlaku sebagai seorang biasa; tinggal di rumah sederhana, menjadi imam masjid, dan memenuhi kebutuhan hidupnya, seperti kebanyakan orang Muslim lainnya.

Namun, pada masa Dinasti Umayyah, yang mengadopsi tradisi sistem kerajaan pra-Islam di Timur Tengah, mereka menjaga jarak dengan masyarakat karena tinggal di istana yang dikelilingi oleh para pengawal. Mereka juga hidup dengan bergelimang kemewahan dan memiliki kekuasaan mutlak.

(2)

Dewasa ini, sudah hampir tidak ada Negara yang menganut system kepemerintahan Islam. Padahal di masal lalu, pemerintahan Islam

merupakan suatu pemerintahan yang begitu besar yang bahkan mencakup dua per tiga dunia pada masa kekhalifahan Umar Ibn Khattab. Bagaimana bisa suatu pemerintahan yang begitu besar tergeserkan dan digantikan dengan peradaban barat ? Hal ini tentu saja diakibatkan oleh dua factor, yaitu factor internal dalam umat muslim itu sendiri, dan factor eksternal yang berupa penyebab-penyebab dari luar. Pada essay ini, kami akan memfokuskan diri untuk menganalisis factor internal yang menyebabkan kejatuhan Islam yang kami percaya diawali oleh masa kekhalifahan Bani Umayyah. Pertanyaannya sekarang adalah mengapa kekhalifahan Bani Umayyah dituding sebagai awal system monarki dalam Islam ? Lalu apakah yang dapat kita lakukan sebagai kaum intelektual muslim untuk

mengembalikan kejayaan Islam ?

Pada dasarnya usaha untuk menggunakan sistem monarki dalam Islam sudah dimulai sejak Nabi Muhammad SAW meninggal dunia. Meskipun Nabi Muhammad SAW sudah berusaha menghilangkan ego kesukuan dalam bangsa Arab, namun hal itu bukanlah hal yang mudah dikarenakan sudah mendarah daging dalam kehidupan bangsa Arab yang terdiri dari banyak suku baik besar maupun kecil sejak berabad-abad. Ego kesukuan tersebut kembali menguat dalam proses pemilihan khalifah atau pemimpin umat muslim berikutnya. Saat Nabi Muhammad wafat, Bani Hasyim yang merupakan keluarga Nabi menganggap posisi pemimpin lebih pantas diserahkan pada mereka, namun usaha itu dihambat oleh terpilihnya Abu Bakar yang berasal dari suku lain melalui proses musyawarah.

(3)

kalangan suku Quraisy. Dengan demikian ego kesukuan dalam bangsa Arab ikut melatarbelakangi dijadikannya konsep monarki sebagai sistem

pemerintahan Islam.

Namun ego kesukuan jugalah yang mengawali pertikaian dalam Islam dan menjadikan Ali terbunuh[ii]. Setelah itu pula Hasan yang ditunjuk oleh Bani Hasyim sebagai khalifah berikutnya pun mundur dan membuat kekuasaan yang tadinya dipegang oleh Bani Hasyim menjadi terlepas dan jatuh

ketangan Bani Umayyah dibawah Muawiyah bin Abu Sufyan. Dan sejak saat itu pula mulailah ditegakkannya sistem monarki dalam pemerintahan Islam. Bani Umayyah terkenal kental dengan kekuasaan. Bahkan sejak zaman Fathul Mekkah dimana rumah Abi Sufyan, pemimpin Bani Umayyah kala itu, dijadikan tempat perlindungan yang dijamin keamanannya oleh Nabi SAW. Kemudian putranya Yazid menjadi panglima pembebasan Syam oleh Abu Bakar, dan Gubernur di Damaskus oleh Umar. Kemudian Muawiyah yang dijadikan Gubernur di Yordania serta Damaskus setelah wafatnya Yazid. Maka kepemimpinan Muawiyah tak perlu dipertanyakan lagi, dia dikenal sebagai politisi yang handal pada masa kepemimpinannya di Syam. Meskipun begitu banyak sejarawan yang memandang negatif pada Muawiyah yang

menggunakan cara licik dalam memperoleh kekuasaannya dan menjadi pengkhianat prinsip-prinsip demokrasi dalam Islam menjadi monarki[iii]. Namun, walau Muawiyah mengubah sistem pemerintahan dari musyawarah menjadi monarkhi, dinasti ini masih memakai gelar Khalifah. Akan tetapi, ia memberikan interpretasi baru untuk mengagungkan jabatan tersebut

dengan pengertian “penguasa” yang diangkat Allah dalam memimpin umat dengan mengaitkannya kepada Al Quran (2:30) dan atas dasar hal itu

siapapun yang menentang keputusan Khalifah atas kehendak Allah dikatakan kafir. Dengan kata lain pemerintahan Dinasti Umayyah bercorak teokratis, yaitu penguasa yang harus ditaati semata-mata karena iman. Seseorang selama menjadi mukmin tidak boleh melawan khalifahnya sekalipun ia

beranggapan bahwa Khalifah adalah seseorang yang memusuhi agama Allah dan tindakan-tindakan Khalifah tidak sesuai dengan hukum-hukum syariat. Jadi, meskipun pemimpin dinasti ini menyatakan sebagai Khalifah akan tetapi dalam prakteknya berbeda dengan Khalifah yang empat sebelumnya,

setelah Rasulullah.

Setelah Ali meninggal, bentuk kekhalifahan sesungguhnya telah berakhir dan menjadi kerajaan yaitu Kerajaan Bani Umayyah yang didirikan oleh

(4)

pilihan kaum muslimin sebagaimana dilakukan oleh para khalifah

sebelumnya. Jabatan khalifah menjadi turun-temurun dan Daulah Islam berubah sifatnya menjadi daulah yang bersifat kerajaan (monarki). Dan hal itu kemudian diikuti oleh dinasti berikutnya, seperti Abbasiyah di Irak, Fatimiyah di Mesir hingga Kesultanan Turki Ustmani.

Akan tetapi, selama menganut sistem pemerintahan monarki ini banyak kemajuan-kemajuan yang berhasil oleh Bani Umayyah misalnya perluasaan kekuasaan khalifah Islam, ekspansi wilayah ini sempat terhenti pada masa Khalifah Utsman dan Ali dan dilanjutkan lagi pada dinasti

umayyah yang melakukan penyebaran Islam lebih luas lagi ke timur, utara dan barat. Perluasan wilayah ke timur diarahkan ke wilayah seberang sungai Oxus dan wilayah Sind, meliputi Balkh (Afghanistan sekarang), Badghis (wilayah barat laut Afghanistan) dan Harah yang dimulai pada pemerintahan Muawiyah II. Perluasan ke barat dilakukan pada masa Al-Walid I berhasil menaklukkan Turkharistan, Bukhara, Samarkand dan Khawarizm. Ekspansi selanjutnya dilakukan ke provinsi disekitar Sungai Jaxartes khususnya

Fergana (Asia Tengah), Tashkent (ibukota Uzbekistan), Makran (Baluchistan), lembah dan delta Sunagai Indus, Punjab, hingga Spayol di wilayah Eropa. Ke arah utara ekspansi dilakukan meliputi Aleppo, Asia Kecil (Turki), Cesnia dan Armenia. [1]

Selain ekspansi wilayah perkembangan pesat ilmu pengetahuan dalam peradaban Islam juga terjadi pada masa ini. Ilmu pengetahuan agama yang berkembang misalnya Ilmu Qiraat, Tafsir, Hdis, Fikih, Nahwu, Balaghah. Kemajuan ilmu pengetahuan ini dilakukan di mesjid-mesjid dan para ulama, ilmuwan, seniman yang berprestasi dalam bidang ilmu pengetahuan diberi hadiah dan disediakan anggaran oleh negara. Selain ilmu mengenai Islam juga berkembang ilmu lainnya nisalnya ilmu kimia, kedokteran, astronomi, ilmu ukir, ilmu nahwu dan filsafat. Selain itu seni suara dan bahasa, seni rupa dan arsitektur juga mengalami perkembangan yang sangat pesat. Selain itu juga dilakukan penerjemahan buku-buku dari bahasa Yunani dan Persia kedalam bahasa Arab.

(5)

Bani umayyah juga melakukan perbaikan dan pembangunan sarana

pelayanan publik misalnya membangun jalan raya bagi masyarakatnya dan disepanjang jalan tadi disediakan sumur untuk menyediakan air bagi para musafir, penyediaan tempat penginapan bagi musafir, memperbanyak pembanguan mesjid dan pembangunan rumah sakit. Aparat negara yang bertindak sewenang-wenang juga langsung dipecat dan ditunjak dengan pembangunan dalam bidang administrasi pemerintahan dan pelayanan publik. Selanjutnya bani umayyah juga menjadikan bahasa Arab sebagai bahasa resmi dan mencetak mata uang Arab dengan nama Dinar, Dirham dan Fals.

Baiklah, seperti yang telah dijabarkan sebelumnya bahwa system monarki yang dikembangkan pada masa dinasti umayyah memiliki begitu banyak prestasi yang pada akhirnya meningkatkan kesejahteraan ummat Islam dan tentunya membawa Islam ke kejayaan yang lebih tinggi. Lalu timbullah pertanyaan, apakah monarki dibolehkan dalam Islam mengingat prestasi yang didapatkan ? Bagi sebagian besar orang yang hanya

memikirkan hasil akhir berupa keuntungan yang akan didapat, maka mereka akan langsung mengatakan, “Ya, tentu saja boleh”. Akan tetapi, hal yang harus kita ingat adalah mengembalikan lagi penyelesaian terhadap berbagai masalah dengan berkaca dengan dasar-dasar hukum Islam.

Pada dasarnya, keinginan untuk menyerahkan kepemimpinan kepada keturunan adalah hal yang wajar. Hal ini juga dinyatakan oleh Allah SWT dalam surat Al-Baqarah ayat 124, yaitu:

“Dan (ingatlah) tatkala telah diuji Ibrahim oleh TuhanNya dengan beberapa kalimat, maka telah dipenuhinya semuanya. Diapun berfirman :

Sesungguhnya Aku hendak menjadikan engkau Imam bagi manusia. Dia berkata : Dan juga dari antara anak-cucuku. Berfirman Dia : Tidaklah akan mencapai perjanjianKu itu kepada orang-orang yang zalim.

Dalam ayat ini pun dinyatakan bahwa Nabi Ibrahim AS berdoa agar keturunannya juga dijadikan pemimpin oleh Allah SWT. Hal ini juga tidak jauh berbeda dengan yang dinyatakan Allah SWT dalam surah Al-Furqon ayat 74. Hal ini semakin membuktikan bahwa kecenderungan seseorang untuk

(6)

suatu golongan tertentu yang pada akhirnya akan menimbulkan banyak dampak negative. Dampak negative yang ditimbulkan diantaranya adalah adanya keserakahan dan rasa lebih tinggi suatu golongan terhadap golongan yang lain. Hal ini lah yang ditakutkan dari adanya suatu monarki. Oleh sebab itu lah, Allah SWT menjawab hal tersebut dalam surah Al-Baqarah ayat 124 yaitu “Tidaklah akan mencapai perjanjianKu itu kepada orang-orang yang zalim”.

Ayat-ayat Allah SWT ini diperteguh oleh perilaku Rasulullah yang sebelum wafatnya menunjuk Abu Bakar Ash Shiddiq sebagai imam untuk menggantikan dirinya yang mengisyaratkan bahwa Rasulullah SAW

menunjuk dan memilih Abu Bakar Ash Shiddiq sebagai khalifah yang menggantikan Rasulullah SAW. Padahal, bisa saja Rasulullah SAW lebih memilih Ali bin Abi Thalib yang merupakan keluarga sebagai pengganti beliau pada saat itu, akan tetapi Rasulullah SAW tidak melakukannya.

Percayalah bahwa apa yang dilakukan oleh Rasulullah pasti ada sebab. Pasti. Hal ini dikarenakan Rasulullah SAW merupakan penyampai yang ditunjuk oleh Allah SWT untuk memberikan petunjuk bagi manusia. Apabila kita telisik dari apa yang telah dilakukan Rasulullah SAW maka kita akan mengetahui bahwa Beliau melakukan hal itu agar tidak ada yang menuhankan keluarga beliau. Selain itu, agar tidak terciptanya suatu monarki yang pada akhirnya menganggap suatu golongan lebih tinggi daripada golongan yang lain.

Meskipun ada begitu banyak alasan lain dibalik perilaku yang beliau lakukan pada saat itu.

Setelah menilik dari dasar-dasar hukum Islam, marilah kita

menganalisis hal ini dengan logika yang rasional sehingga segala hal dapat tersinkronisasikan dengan baik. Apabila ada yang menyatakan bahwa, “Toh meskipun pemerintahannya bergeser menjadi monarki, kejayaan Islam tetap berkembang”. Apabila kita mau menganalisis pendapat tersebut dengan logika rasional, tidak ada salahnya bila kita menggunakan falsifikasi. Pada masa Umar bin Abi Khattab, pemerintahan masih dalam bentuk kekhilafahan dan pada saat itu, Islam berhasil menaklukkan dua per tiga dunia. ini

(7)

Persaingan-persaingan anggota-anggota bani Umayyah ini untuk menjadi khalifah karena tidak ada ketentuan tegas tentang garis pemindahan kekuasaan apakah dari khalifah keanaknya atau kesaudaranya yang masih hidup. Nepotisme juga dilakukan oleh keluarga-keluarga khalifah (dalam system monarki) yang mendorong mereka untuk hidup mewah dan terlena dengan kehidupan duniawi. Bukankah pada masa tersebut merupakan monarki dengan topeng kekhalifahan ?

Dari penjelasan di atas, maka jelaslah bahwa monarki adalah bentuk yang tidak dibolehkan dalam Islam. Oleh sebab itu, kita sebagai intelektual muslim harus berusaha untuk mengembalikan system Islam ke arah

kekhilafahan sejati lagi seperti di zaman Rasululullah SAW, Abu Bakar Ash Shiddiq, dan Umar bin Abi Khattab. Akan tetapi, hal yang dihadapi oleh ummat Muslim saat ini bukan lagi hanya sekedar permasalahan

pemerintahan Monarki, akan tetapi permasalahan tersebut telah

berkembang ke arah yang jauh lebih komplkeks dibantu oleh tangan-tangan tak terlihat yang memang menginginkan ummat Islam terpecah belah. Oleh sebab itu, yang dibutuhkan oleh kita adalah pengetahuan, lalu spiritualitas yang tinggi, dan terakhir adalah keberanian serta pengorbanan yang mampu kita lakukan demi berjihad di jalan Allah SWT. Kejahatan yang teorganisir harus ditumpas dengan kebenaran yang terorganisir pula. Oleh sebab itu, cara termudah yang dapat mahasiswa lakukan adalah menulis dan terus menebarkan nilai-nilai Islam dalam setiap perbuatan yang dilakukannya

1.Jelaskan karakter dari kepemimpinan politik pada masa khulafaurrsyidin!

2.Jelaskan mengapa pola pemerintahan politik pada masa Ummayah danAbbasiyah lebih didominasi oleh monarki patrimonial!

JAWABAN: 1. Khulafaurrsyidin

atau Khalifah Ar-Rasyidin adalah sebutan untuk 4 (empat)orang pemimpin (khalifah) pertama yang memimpin kaum agama Muslimsetelah Nabi Muhammad meninggal dunia. Empat orang yang dipercaya olehkaum Muslim untuk memimpin adalah empat orang yang dikenal

(8)

pemimpin setelah Nabi Muhammad wafat. Hal ini dikarenakan di

Al-Quran tidak dijelaskanteknis kepemimpinan setelah Nabi Muhammad wafat nantinya. Ada pihakyang memilih Ali bin Abi Thalib sebagai penerus Nabi Muhammad dan ada juga pihak yang lebih memilih Abu Bakar sebagai penerus Muhammad. Oleh

karena itulah, umat Muslim terpecah menjadi dua; kaum Syi’ah dan kaumSunni. Kaum Syi’ah meyakini bahwa Nabi Muhammad telah resmi menunjuk

Ali bin Abi Thalib sebagai penerusnya nanti. Mereka meyakini bahwa Aliadalah satu-satunya penerus Muhammad. Hal ini merujuk pada Hadits GhadirKhum. Ghadir Khum adalah tempat dimana Nabi Muhammad diyakinimenunjuk Ali bin Abi Thalib sebagai penerusnya. Lagipula kaum S

yi’ah

meyakini bahwa kepemimpinan atau imamah

yang adalah milik keturunanlangsung Muhammad, dimulai dari Husain Putra Ali dan seterusnya, telahditetapkan oleh pendahulunya.

1

Lalu ada juga kaum Sunni. Kaum ini

meyakini bahwa orang yang pantas menjadi khalifah setelah Nabi Muhammad wafatadalah Abu Bakar. Keempat khalifah tersebut bukanlah berdasarkan

1

Black, Antony. 2001.

The History of Islamic Political Thought: From the Prophet to the Present. Edinburgh University Press. (hal. 48)

keturunannya, melainkan berdasarkan hasil konsensus masyarakat. 2

Berikutadalah karakter kepemimpinan dari masig-masing khalifah.a.

Abu Bakar As-ShidiqAbu Bakar adalah seorang pedagang di zaman itu. Ia diberikan gelar “As

-Shidiq”, yang artinya “orang yang percaya”. Abu Bakar diberi gelartersebut karena dialah orang pertama yang mempercayai peristiwa Isra’Mi’raj. Abu Bakar merupakan salah satu

sahabat Muhammad. BahkanAbu Bakar telah menjadi sahabat karib Muhammad sebelum datangnyaIslam. Ia bahkan sempat menggantikan Muhammad untuk menjadi imam,memimpin umat Muslim untuk beribadah saat Muhammad jatuh sakit.

Ia jugalah yang setia menemani Muhammad, bahkan sampai Muhammadwafat. Tidak heran jika ia terpilih menjadi khalifah pertama penerusMuhammad. Abu Bakar dipilih oleh umat Muslim ketika itu tak laindisebabkan oleh sifatnya yang tegas namun lemah lembut. Karakter lainyang dimiliki oleh Abu Bakar adalah selalu memiliki ide cemerlang ketikakeadaan genting, penyabar, memiliki

(9)

(keinginan keras). Dia begitusetia menemani Nabi Muhammad, bahkan turut mengikuti semua peperangan yag Muhammad ikuti, antara lain; perang Badar, Uhud,Khandaq,

Penaklukkan Kota Mekkah, Hunain dan juga peperangan diTabuk. Selama kepemimpinannya, Abu Bakar dikenang banyak orangkarena ia memimpin umat Muslim dengan baik. Ia

menjalankan pemerintahan yang berdasarkan musyawarah, selalu menempatkan diri di bawah un dang-undang, menyelesaikan permasalahan kaum Riddat(gerakan pembelot agama Islam yang bermula semenjak Nabi

Muhammad jatuh sakit), dsb. Meskipun kepemimpinan ketika masa itu bersifatsentralistik, namun Abu Bakar selalu mencoba untuk bermusyawarahdengan rakyat terlebih dahulu sebelum mengambil keputusan. Bahkanterlihat di pidatonya yang pertama kepada rakyat setelah dia diangkat

menjadi khalifah penerus Nabi Muhammad, “ Apabila aku berbuat baik,

2

Syaikh , Dr. Abdullah bin Muhammad bin Abdurrahman bin Ishaq Alu. 2004. Tafsir Ibnu Katsir Jilid I

.Bogor : Pustaka Imam Asy-Syafi’i.

(hal. 103)

maka bantulah aku. Tetapi apabila aku berbuat buruk, maka luruskanlah jalanku.”

Abu Bakar hanya sempat menjadi khalifah selama dua tahun, yaitusemenjak meninggalnya Nabi Muhammada pada tahun 632 M sampai padatahun ketika ia meninggal, tahun 634 M. Ketika Abu Bakar merasa bahwaajalnya sudah dekat, maka ia menunjuk khalifah berikutnya, yaitu Umar bin Khattab. b.

Umar bin KhattabUmar bin Khattab adalah sahabat Nabi Muhammad yang ditunjuk menjadikhalifah berikutnya setelah wafatnya Abu Bakar As-Shidiq.Umar ditunjuksecara langsung oleh Abu Bakar. Namun dalam penunjukkannya tersebut,Abu Bakar tidak

meninggalkan musyawarah dengan masyarakat. Ia tetapmengutamakan prinsip musyawarah dan mufakat yang selalu ditaatinya.Umar dikenal sebagai orang yang sangat pemberani, punya ketabahan dankemauan keras, tidak ragu, sederhana. Umar dikenal berhasil menaklukkan banyak wilayah di negeri Syam, antara lain Damaskus, Yordania, Baisan,Gazza dan Anthakiyah. Dia juga dikenal berhasil menaklukkan Mesir,Alexandria, Tripoli Barat dan Burqah.Umar bin Khattab terkenal akan karakter kepemimpinannya yangdekat dan memerhatikan kondisi rakyat dengan seksama. Dia ikutmerasakan penderitaan rakyatnya. Diceritakan bahwa jika malam telahtiba, Umar akan keluar berkeliling tanpa diketahui oleh siapapun. Selamadia berkeliling ini ia melihat dan memperhatikan kehidupan rakyatnya,terutama rakyat yang hidup sengsara. Umar dikenal sebagai salah satukhalifah yang sederhana. Bahkan jubahnya dipenuhi dengan tambalan darikulit.Umar menjadi khalifah selama sepuluh tahun. Dia wafat karena

(10)

Ustman bin AffanUstman bin Affan adalah orang yang terpilih untuk meneruskan masakekhalifahan yang ketiga. Di dalam kepemimpinannya, ia memberikan banyak perkembangan bagi umat Islam. Misalnya, didirikan angkatan lautuntuk pertama kalinya. Ustman dikenal sebagai pribadi yang memilikiakhlak mulia, sangat pemalu, dermawan, dan mendahulukan kebutuhan

keluarganya. Ustman bin Affan diketahui pertama kali masuk Islammelalui dakwah Abu Bakar As-Shiddiq.Ustman bin Affan dikenal sangat setia dalam menemani khalifah-khalifah yang sebelumnya. Ustman menemani Nabi Muhammad, AbuBakar dan juga Umar bin Khattab dengan setia, baik semenjak merekamenjabat menjadi khalifah sampai ajal menjemput masing-masing darimereka. Salah satu peraturan yang dikeluarkan Ustman yang terkenaladalah bahwa ia mengharuskan bagi setiap gubernur untuk menghadirisatu musim pasar yang diadakan setahun sekali. Lalu dia akan menuliskansebuah pesan untuk rakyat yang berisi bahwa jika ada di antara merekayang pernah merasa terzhalimi oleh gubernur tersebut, maka rakyat itudapat

membalasnya pad setiap musim pasar dan Ustman akanmengambilkan hak mereka daripada gubernur tersebut.Ustman bin Affan menjabat menjadi khalifah umat Islam sebelas

tahunlamanya. Ia menemui ajalnya ketika berumur 88 tahun. Beliau dibunuholeh pemberontak ketika itu. Pemberontakan ini terjadi karena Utsmanmengangkat anggota keluarganya untuk menjadi gubernur.d.

Ali bin ThalibAli bin Thalib adalah penerus kekhalifahan yang memiliki hubungandarah dengan Nabi Muhammad. Ayahnya, Abu Thalib, adalah pamankandung dari Nabi Muhammad.

Sebenarnya, setelah meninggalnya NabiMuhammad, Ali dipercaya oleh banyak orang untuk meneruskankekhalifahan Nabi Muhammad ketika itu. Banyak rakyat Muslim

yang percaya bahwa Nabi Muhammad telah menunjuk Ali untuk menjadi penerusnya ketika bera da di daerah Ghadir Khum. Penunjukkan tersebutlalu disebut dengan

Hadits Ghadir Khum

. Kaum yang mendukung Aliuntuk menjadi khalifah berikutnya disebut dengan kaum Syi’ah.

Ali terkenal dengan karakter kepemimpinan yang berani dan tegasdalam menegakkan keadilan. Dialah yang memecat gubernur yangdiangkat oleh Khalifah sebelumnya, yaitu khalifah Ustman. Dia jugalahyang mengambil kembali semua harta-harta yang telah diberian khalifahUstman kepada anggota keluarganya. Selain itu, Ali juga dikenal sebagaiseorang yang mempunya keahlian di dalam bidang militer dan strategi perang.

Ketika masa kekhalifahan Ali bin Abi Thalib, saat itu banyak rakyatyang memberontak. Hal ini disebabkan oleh karena kekhalifahan Aliadalah kekhalifahan yang paling akhir. Saat itu keadaan kacau. PendudukSyam saat itu telah tercerai-berai ke utara dan selatan. Ali wafat karenadibunuh ketika ia sedang membangunkan orang-orang untuk shalat malam

Jum’at 17 Ramadhan.

Masa kekhalifahan Ali hanya empat tahun. Beliau wafat ketika usia 63tahun.2.

(11)

Sejarah mengatakan, ketika masa pemerintahan politik masa baniUmayyaah dan bani Abbasiyah, sudah terkenal bahwa

sistem pemerintahan yang berlaku adalah kekhalifahan monarki patrimonial.Maksud dari patrimonial disini adalah sistem pemerintahan yang dianut pada ma

sa itu adalah, “pemerintahan yang memberikan hak kepada

pemimpin untuk menganggap Negara sebagai miliknya dan bisadiwariskan kepada keluarganya secara turun-temurun, sementara rakyatdipandang sebagai bawahan yang berada di bawah perlindungan dandukungan

nya.” 3

Jadi, kepemimpinan pada masa ini bisa dibilangmerupakan kepemimpinan yang mutlak dan tak bisa dicampuri oleh oranglain. Pemimpin di masa ini dianggap sebagai bapak atau kepala keluargayang memimpin dan memberikan perlindungan kepada anak-anaknya(rakyat). Sistem kepemimpinan pada masa ini bisa dibilang mirip dengansitem kepemimpinan monarki absolut. Bisa dibilang seorang khalifah berkuasa penuh atas peneta

pan syari’at.

Menurut Antony Black, baniUmayyah lah yang paling mengekpresikan pemikiran mereka mengenaisistem pemerintahan patrimonial ini. Mereka menganggap khalifah

atau pemimpin adalah wakil Tuhan dan sekaligus penerus Nabi Muhammad.Walaupun khalifah adalah pemimpin tertinggi, tetap saja mereka harusmemposisikan diri di bawah hukum tertulis. Para khalifah diwajibkanuntuk membahagiakan rakyatnya.

3

Ibid. hal. 50

b.

Tradisi pemerintahan monarki muncul ketika Mu’awiyah mengangkatanaknya, Yazid bin Mu’awiyah sebagai penggantinya. Pengangkatan initentu mendapat respon keras dari rakyat karena Mu’awiyah telah

mengganti sistem pemerintahan dari kekhalifahan menjadi monarki ataukerajaan. Ketika Yazid naik tahta banyak dari masyarakat yang menolak

utuk melakukan bai’at. Namun Mu’awiyah berhasil memaksa mereka

untuk melakukan pembaiatan. Semenjak saat itu, sistem pemerintahanmonarki atau kerajaan diteruskan. Selain itu, kekalahan Ali dalamdiplomasi

perang Shiffin

, yaitu perang yang diakibatkan oleh kepentingan

Referensi

Dokumen terkait

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-Nya, serta sholawat dan salam tak lupa penulis sampaikan kepada junjungan nabi

Beberapa penelitian tentang nama orang dan nama keluarga yang telah dilakukan sebelumnya yang memiliki kaitan dengan topik ini, yaitu:.. ³1DPD .HOXDUJD GDODP %DKDVD

Kekerasan ini ditunjukkkan melalui kekerasan fisik, verbal, dan psikologis yang dilakukan oleh pemain utama (Tarra, Raffi, Olga, Chan, Pampam, Kartika, Jessica, Billi, dan Sapri)

Bimbingan dan konseling kolaboratif memiliki gagasan bahwa tujuan membantu konseli itu adalah memberikan jalan dan memberikan kemudahan kepada konseli untuk

Nurisjah dan Pramukanto (1995) menyatakan bahwa RTH merupakan bagian dari suatu ruang terbuka (open space) kota yang secara optimal digunakan sebagai daerah penghijauan

Taman Rekreasi adalah suatu usaha yang menyediakan tempat dan berbagai jenis fasilitas untuk memberikan kesegaran jasmani dan rohani yang mengandung unsur

Sya'roni Hamid Drs.. Umar

Pada pasal 1 ayat 1 United Nations Conventions on International Sale of Goods selanjutnya disebut (CISG) memberikan definisi kontrak internasional khususnya untuk