• Tidak ada hasil yang ditemukan

IDENTIFIKASI MOTIF KAIN TRADISIONAL PADA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "IDENTIFIKASI MOTIF KAIN TRADISIONAL PADA"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

IDENTIFIKASI MOTIF KAIN TRADISIONAL PADA KEMASAN PASTA

GIGI PEPSODENT SEBAGAI PRODUK INDUSTRI BARANG RUMAH

TANGGA

Bellinda Ayustina (31417194), Kelas 1ID01

Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri

Universitas Gunadarma, Depok

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Desain kemasan yang dikembangkan oleh industri barang rumah tangga harus memiliki banyak keunggulan untuk dapat menarik perhatian konsumen baik domestik maupun mancanegara. Keunggulan itu ditunjang oleh riset yang memadai untuk dapat menghasilkan desain yang menarik. Sebagai contohnya, baru-baru ini Unilever sebagai industri barang rumah tangga terbesar ketiga di dunia meluncurkan desain yang sangat unik untuk kemasan pasta gigi Pepsodent edisi spesial HUT NKRI ke-72, yakni dengan mengusung motif kain tradisional untuk merayakan kekayaan ragam budaya Indonesia yang disatukan melalui senyuman yang merupakan kekuatan dan jati diri khas Bangsa Indonesia. Dalam konteks kebudayaan, batik, tenun ikat, dan songket merupakan warisan budaya nusantara yang mempunyai nilai dan perpaduan seni yang tinggi, sarat dengan makna filosofis dan simbol penuh makna yang memperlihatkan cara berpikir masyarakat pembuatnya. Batik adalah kerajinan budaya Indonesia khas pulau Jawa, sedangkan tenun ikat khas pulau Kalimantan dan songket adalah kerajinan khas pulau Sumatera.

Kemasan merupakan wadah pelindung untuk suatu produk. Makna kata kemasan berdasarkan kamus bahasa Indonesia adalah bungkus atau pelindung, dari kata kemas yang kurang lebih artinya rapi atau bersih, jadi kemasan dapat diartikan sebagai benda yang digunakan untuk membungkus atau untuk melindungi suatu barang agar terlihat rapi. Tidak semua kemasan dapat menarik perhatian konsumen secara penuh karena persamaan dan perbedaan pada kemasan produk yang satu dengan produk lainnya. Seringkali konsumen memutuskan sebuah pembelian dengan melihat pada kemasannya terlebih dahulu, baik dari imagery, brand value, product funcionality, maupun inovasi pada kemasan tersebut. Maka dari itu, desain kemasan adalah salah satu dari sekin banyak hal yang harus menjadi pertimbangan strategis di ketiga elemen Positioning – Diferensiasi - Brand pada suatu produk. Beberapa produk mampu berkembang dengan baik di benak konsumen karena keberhasilannya dalam membuat ruang di pikiran konsumen melalui komunikasi visual. Konsumen dapat dirangsang perhatiannya dengan memanfaatkan 80% daya tarik visual atau sesuatu yang terlihat. Artinya memanfaatkan warna, bentuk, ilustrasi, dan merek adalah cara efektif untuk memikat konsumen. Untuk itu, penonjolan visual pada kemasan produk perlu dilakukan, misalnya dengan menggunakan unsur visual yang berbeda dan menarik.

(2)

ditemui pada baju, rok, bisa juga pada bendera atau hiasan dinding (yang umumnya ada pada hunian dengan ornamen rumah adat). Namun, pada masa sekarang, batik, tenun ikat, dan songket tidak lagi hanya digunakan pada baju, tapi juga menjadi bagian dari desain, salah satunya pada desain kemasan. Pepsodent merupakan produk pasta gigi keluaran Unilever yang berasal dari Inggris dan sudah menjadi produk pasta gigi secara global. Pepsodent juga merupakan produk pasta gigi tertua di Indonesia. Pepsodent berorientasi pada kesehatan gigi dan mulut untuk pria dan wanita dengan target sasarannya berkisar pada anak-anak hingga dewasa.

Pepsodent edisi spesial HUT NKRI ke-72, merupakan kemasan terbaru dari pasta gigi Pepsodent yang mulai dirilis pada 16 Agustus 2017, sesaat sebelum Indonesia merayakan hari kemerdekaan. Motif kain tradisional khas Indonesia yang digunakan adalah motif batik parang, motif tenun ikat khas Kalimantan, dan motif songket pucuak rabuang dari Sumatera.

Gambar 1. Kemasan Pepsodent edisi spesial HUT NKRI ke-72

Pihak Unilever memiliki alasan dipilihnya tiga motif kain tersebut diantara sekian banyaknya motif kain yang dimiliki oleh Indonesia. Motif parang dianggap menunjukkan semangat yang tak pernah padam, sedangkan tenun ikat Kalimantan melambangkan kegigihan dan perjuangan yang tak pernah padam. serta songket pucuak rabuang dari Sumatera melambangkan harapan dan kebaikan yang mengiringi kehidupan dan motif ini merupakan simbol kehidupan yang dinamis dan berkembang namun tetap santun dan tidak sombong. Ketiga motif kain tradisional tersebut merupakan bagian dari kekayaan budaya Indonesia yang bahkan sudah mendunia (Imelda Wira, Senior Brand Manager Pepsodent, 2017).

B. Rumusan Masalah

Pada saat ini, banyak pasta gigi yang dijual di pasaran, Salah satu contoh merek pasta gigi yang dikenal oleh sebagian besar masyarakat Indonesia adalah Pepsodent. Menggunakan pasta gigi saat ini telah menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat di seluruh dunia. Karena pasta gigi memiliki manfaat bagi kesehatan gigi dan mulut.

(3)

C. Tujuan

Tujuan dari identifikasi motif kain tradisional pada kemasan pasta gigi Pepsodent sebagai produk industri barang rumah tangga adalah sebagai berikut:

1. mengetahui jenis motif-motif kain tradisional pada kemasan Pepsodent

2. mengetahui makna dari motif-motif kain tradisional pada kemasan Pepsodent

(4)

BAB II TINJAUAN DESAIN KEMASAN

A. Desain Kemasan

Kemasan pada dasarnya adalah segala material yang digunakan untuk mengemas suatu benda atau produk agar dapat diterima oleh konsumen dalam keadaan baik. Fungsi yang paling mendasar dari kemasan asalah mempertahankan dan melindungi isi produk. Di sisi lain kemasan adalah representasi dari sebuah produk yang ada di dalamnya. Oleh karena itu kemasan harus di desain agar mampu mendeskripsikan isi, baik fungsi, besaran, keunggulan dan bahkan juga spesifikasinya. Seiring pola perubahan perilaku konsumen dalam memandang dan memanfaatkan kemasan, fungsi inipun berkembang menjadi semakin kompleks. Tidak saja melindungi produk, kemasan modern juga harus berfungsi sebagai bagian dari daya saing pasar dan perdagangan eceran yang semakin meningkat. Menurut eric p.danger dalam Selecting Colour for Packaging, ada empat pihak yang terkait dalam pengemasan, yaitu Manufaktur Kemasan, Pemakai Kemasan, Distributor atau pengecer, dan Pelanggan. Dengan memahami sifat dasar kemasan dan pihak-pihak yang terkit di dalam seluruh proses desainnya, mucul beberapa faktor yang harus dipertimbangkan dalam merancang sebuah kemasan, yaitu:

1. Keamanan atau Perlindungan

Kemasan harus dapat melindungi produk dari cuaca, sinar, jatuh, tumpukan, kotoran, serangga, dll. Keamanan dan perlindungan ini bukan hanya pada saat produk selesai dikemas, tetapi juga dalam jalur distribusinya di gudang toko hingga sampai ke tangan konsumen.

2. Produksi

Perhitungan biaya produksi yang efektif perlu mempertimbangkan pemilihan material kemasan, ukuran kemasan, teknik pencetakan, finishing, dll. Semua teknik yang akan digunakan akan langsung berpengaruh pada biaya produksi.

3. Distribusi

Kemasan harus memudahkan proses distribusi dari pabrik ke distributor dan pengecer. Mamahami bagaimana suatu produk dipasarkan akan memberikan pemahaman yang utuh mengenai bagaimana kemasan tersebut akan dibuat. Beberapa kemasan didesain bahkan dapat melakukan promosi merek saat didistribusikan menuju pengecer.

4. Informasi

Sebagai media yang menginformasikan produk, brand image, dan juga sebagai bagian dari promosi. Kebutuhan kemasan akan memberikan informasi telah menjadi bagian yang paling penting dalam desain.

5. Ergonomi

Struktur kemasan harus memiliki kegunaan yang meliputi faktor ergonomi, antara lain kemudahan kemasan tersebut dibawa, mudah dikeluarkan isinya dan dapat ditutup kembali. Kemasan juga harus memberikan kemudahan pada penumpukan, distribusi, dan persyaratan dalam penjualan.

6. Estetika

(5)

pertimbangan mengenai penggunaan warna, bentuk, merek atau logo, ilustrasi, jenis huruf, tata letak atau lay out, mteria dan semua hal yang diserap secara visual.

7. Identitas Produk

Penampilan secara keseluruhan, yakni kemasan yang didesain harus tampil berbeda dengan kemasan lain, yakni memiliki identitas produk agar menarik perhatian dan mudah diingat. Pada tahap tertentu, kemasan bukan hanya memberikan identitas produk, tetapi mampu mempresentasikan citra produk.

B. Motif Desain Kemasan

Motif desain kemasan adalah salah satu aspek penting yang perlu diperhatikan dalam pembuatan kemasan suatu produk. Pada produk pasta gigi Pepsodent edisi spesial HUT NKRI ini, pihak unilever mengusung tema kain tradisional khas nusantara yang terdiri atas batik, tenun ikat, dan songket. Setiap kain-kain tersebut memiliki banyak macam jenis serta ciri khas tersendiri.

1. Batik

Diantara berbagai motif batik yang cukup populer dan paling dikenal yakni Parang. Secara umum motif Parang identik dengan beralur miring 45 derajat, bentuk dan corak terus menyambung tanmpa putus dan perpaduan warna yang tegas. Zaman dahulu batik bercorak parang biasanya hanya diperuntukkan para kasta dan penguasa. Tak banyak diketahui ternyata batik Parang memiliki berbagai motif serta kombinasi warna yang berlainan satu dengan lainnya. Masing-masing motif memiliki filosofi serta makan yang berbeda serta peruntukan pemakaiannya. Berikut beberapa motif batik Parang.

a.Parang Rusak

Gambar 2. Motif Parang Rusak

Konon motif Parang Rusak tercipta ketika Danang Sutowijoyo tengah meditasi di Pantai Selatan. Tokoh yang bergelar Panembahan Senopati ini terinspirasi dari ombak besar yang terus menghantam bebatuan laut hingga membuat karang tersebut rusak.

(6)

b. Parang Barong

Gambar 3. Motif Parang Barong

Barong dalam bahasa Jawa berarti singa. Kata barong berarti sesuatu yang besar dan ini tercermin pada besarnya motif ukuran pada kain. Besar ukuran Parang Barong diatas 20 cm dan merupakan induk dari semua motif parang.

Parang Barong diciptakan oleh Sultan Agung Hanyakrakusuma yang ingin mengekspresikan pengalaman jiwanya sebagai raja. Motif ini hanya digunakan oleh raja pada saat ritual keagamaan dan meditasi. Motif ini memiliki makna agar seorang raja selalu hati-hati dalam bertindak, kebijaksanaan dalam gerak dan pengendalian diri dalam dinamika usaha yang terus menerus.

c. Parang Kusumo

Gambar 4. Motif Parang Kusumo

Parang motif ini sering digunakan oleh kalangan keturunan raja bila berada di dalam kraton. Kain batik motif Parang Kusumo juga biasa digunakan kerabat kraton pada saat tukar cincin.

(7)

d. Parang Slobog

Gambar 5. Motif Parang Slobog

Motif batik ini yang menyimbolkan keteguhan, ketelitian dan kesabaran. Motif ini dulu dipakai pada upacara pelantikan para pejabat pemerintahan karena melambangkan harapan agar para pejabat selalu diberi petunjuk dan kelancaran dalam menjalankan semua tugas-tugas yang menjadi tangung jawabnya.

Selain itu Parang Slobog juga dikenakan dalam acara pemakaman, hal ini merupakan simbolisasi harapan agar arwah yang meninggal mendapatkan kemudahan dan kelancaran dalam perjalanan menghadap-Nya. Sedangkan keluarga yang ditingalkan juga diberi kesabaran dalam menerima cobaan kehilangan salah satu keluarganya.

e. Parang Klitik

Gambar 6. Motif Parang Klitik

(8)

f. Parang Tuding

Gambar 7. Motif Parang Tuding

Tuding berarti menunjuk. Motif ini memiliki makna bahwa orang yang memakai diharapkan dapat menunjukkkan hal-hal yang baik dan menimbulkan kebaikan. Biasa digunakan oleh orang tua.

g. Parang Curigo

Gambar 8. Motif Parang Curigo

Curigo dalam bahasa Jawa berarti keris. Ciri khas dari pola ini yakni ragam hias yang disusun sejajar dengan sudut 45 derajat. Kemudian selalu ada ragam hias berbentuk belah ketupat yang juga sejajar dengan ragam hias utama pola parang, ragam hias ini disebut sebagai mlinjon.

2. Tenun Ikat

Tenun ikat berasal dari bahasa Melayu yang berarti mengikat atau membalut. Kain tradisonal ini memang memiliki simbol-simbol tertentu untuk menggambarkan status, kekayaan, dan kehormatan. Di beberapa kebudayaan dunia, suku-suku tertentu percaya bahwa kain tersebut menyimpan kekuatan magis.

Di daerah Kalimantan terdapat beberapa jenis kain tenun ikat, diantaranya adalah sebagai berikut:

(9)

Kain dari serat daun doyo ini merupakan hasil kerajinan yang hanya dibuat oleh wanita-wanita suku Dayak Benuaq yang tinggal di Tanjung Isuy, Kalimantan Timur. Biasanya motif ikat Doyo berbentuk bunga, daun serta hewan yang hidup di alam sekitar Tanjung Isuy. Warna kain sangat khas, yakni merah, kuning, coklat dan kehijauan, kesemuanya dibuat dari pewarna alam.

Gambar 9. Contoh Motif Tenun Ikat Doyo

b. Tenun Ikat Sintang

Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat, memiliki karya tenun ikat unik sebagai kain adat tradisional. Kain ini kerap dipergunakan untuk upa-cara adat, upacara panen, dan sebagainya. Pola-pola yang sangat menarik dan merupakan ciri khas tenun daerah Sintang adalah Nabau, Naga, Buaya, Pucuk Rebung, Naga, dan beberapa motif orang-orangan hingga motif pepohonan. Kain tenun ikat dibuat masih dalam skala sebagai pengisi waktu luang, terutama para wanita Dayak dalam kesehariannya.

Gambar 10. Contoh Motif Tenun Ikat Sintang

3. Songket pucuak rabuang

Pucuak rabuang (pucuk rebung) adalah bambu muda yang masih kuncup, belum memimilki daun. Biasanya dijadikan sebagai sayuran dalam campuran gulai daging sapi sebagai masakan disajikan pada upacara adat.

(10)

Gambar 11. Motif Songket Pucuak Rabuang

BAB III PEMBAHASAN

Berdasarkan penelitian, apabila dibandingkan antara motif yang ada pada kemasan Pepsodent dengan berbagai jenis motif batik dan motif tenun ikat, dapat diketahui bahwa motif dalam kemasan tersebut adalah batik motif parang klitik dan tenun ikat sintang. Sedangkan untuk motif songket, pihak Unilever telah mengonfirmasi bahwa motif songket yang digunakan adalah jenis pucuak rabuang.

Pemilihan pihak Unilever untuk kemasan baru Pepsodent ini sangat tergolong unik dan kreatif. Karena meskipun motif dari berbagai jenis kain tradisional Indonesia ini terkesan rumit, tetapi tidak menutupi bagian yang memuat info-info penting pada kemasan seperti komposisi, tanggal kadaluarsa, kegunaan, dan lain-lain.

Pembuatan motif kain tradisional dalam kemasan melalui teknologi komputer juga sangat rapi dan indah. Karena meskipun dibuat melalui teknologi komputer, motif kain tradisional tersebut tetap menyerupai aslinya dan tetap dapat menyampaikan nilai pengetahuan terhadap seseorang yang melihatnya.

Gambar 12. Kemasan Pepsodent Motif Batik

(11)
(12)

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengamatan, dapat diambil kesimpulan bahwa motif kain tradisional khas Indonesia yang diterapkan pada kemasan Pepsodent spesial HUT NKRI ke-72 adalah batik motif parang klitik, tenun ikat sintang dan songket pucuak rabuang. Pihak Unilever memiliki alasan dipilihnya tiga motif kain tersebut diantara sekian banyaknya motif kain yang dimiliki oleh Indonesia. Motif parang dianggap menunjukkan semangat yang tak pernah padam, sedangkan tenun ikat Kalimantan melambangkan kegigihan dan perjuangan yang tak pernah padam. serta songket pucuak rabuang dari Sumatera melambangkan harapan dan kebaikan yang mengiringi kehidupan dan motif ini merupakan simbol kehidupan yang dinamis dan berkembang namun tetap santun dan tidak sombong. Ketiga motif kain tradisional tersebut merupakan bagian dari kekayaan budaya Indonesia yang bahkan sudah mendunia.

B. Saran

(13)

DAFTAR PUSTAKA

Aditya, Ivan. 2017. “Mengenal Motif Batik Parang”. Yogyakarta: http://krjogja.com/web/news/read/1262/Mengenal_Motif_Batik_Parang (Diakses pada 5 November 2017, pukul 16.25 WIB)

Dyrenforth, Noel. 2003. Batik : Modern Concepts and Techniques. London: Batsford.

Jusuf, Sulaiman, dkk. 1984. Aneka Ragam Hias Tenun Ikat Indonesia. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jendral Kebudayaan, Museum Nasional.

Lakoro, Rahmatsyam. Tanpa tahun. Studi Komunikasi Visual pada Kemasan Makanan Ringan. Surabaya: Institut Teknologi Sepuluh Nopember.

Mufti, Dessi, dkk. 2013. Kajian Postur Kerja pada Pengrajin Tenun Songket Pandai Sikek. Padang: Universitas Bung Hatta.

Pranoto, Yohana Zerlinda, dkk. Tanpa Tahun. Analisis Motif Batik Parang dan Mega Mendung dalam Kemasan Biore Pore Pack Heritage Batik Motif. Surabaya: Universitas Kristen Petra.

Tanpa nama. Tanpa tahun. “Pepsodent”. Tanpa tempat: https://id.wikipedia.org/wiki/Pepsodent (Diakses pada 5 November 2017, pukul 14.20 WIB)

(14)

Gambar

Gambar 1. Kemasan Pepsodent edisi spesial HUT NKRI ke-72
Gambar 2. Motif Parang Rusak
Gambar 3. Motif Parang Barong
Gambar 5. Motif Parang Slobog
+5

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian pengembangan LKS project based learning telah dilakukan dengan tujuan untuk melatih keterampilan proses sains dan menumbuhkan sikap ilmiah siswa, di

Berdasarkan faktor-faktor tersebut, maka jelaslah bahwa kesuksesan pemimpin dalam aktivitasnya dipengaruhi oleh factor-faktor yang dapat menunjang untuk berhasilnya

Tidak seperti fungal chorioretinitis yang disebabkan oleh kandidiasis, yang disertai dengan tanda peradangan minimal pada vitreous body, fungal endoftalmitis

Dalam kaitannya dengan anak, beberapa penelitian menunjukkan bahwa perilaku makan anak lebih ditentukan oleh sikap anak, dalam hal ini preferensi anak terhadap

Setelah ditanyakan apakah beliau sebagai penghuni merasa terganggu dengan pemandangan jemuran di rusun tempat tinggalnya, beliau mengatakan tidak memiliki pilihan

Berdasarkan simpulan yang diperoleh dari hasil penelitian ini, maka dapat dikemukakan saran-saran yaitu bagi pihak Koperasi Pegawai Negeri µ1LDJD $UWKD 6DUL¶ Singaraja

PERSENTASE RUMAH TANGGA MEMILIKI AKSES TERHADAP SUMBER AIR MINUM LAYAK DI INDONESIA, SUSENAS 2014. Sumber : Riskesdas 2013, Badan Litbangkes,

Laboratorium Kesehatan (Lab.Kes.) Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Wira Husada Yogyakarta awalnya merupakan lab Akademi Keperawatan (Akper) Wiyata Husada Yogyakarta