• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah KONFLIK INTERNASIONAL SENGKETA P

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Makalah KONFLIK INTERNASIONAL SENGKETA P"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Makalah : KONFLIK INTERNASIONAL

SENGKETA PALESTINA DAN ISRAEL

BAB I

PENDAHULUAN

A.

LATAR BELAKANG

Konflik berkepanjangan antara Palestina dan Israel

merupakan salah satu sengketa yang cukup panjang apabila kita menghitung waktu maupun upaya yang telah dilakukan untuk menyelesaikan sengketa ini, yang belakangan ini kembali memanas cukup menarik perhatian kita. Hal ini jelas memicu kembali ketegangan tidak hanya di kalangan negara-negara Timur

(2)

bertahan satu sama lain. Sementara solusi riil untuk menyelesaikan sengketa mencapai pedamaian dunia tidak juga mampu menyelesaikan permasalah antar kedua bangsa. Ditinjau dari segi pertanggung.

Jawaban atas perjanjian internasional yang telah dilanggar berkali-kali tentu harus dicermati kembali masalah yang mendasari.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa yang menyebabkan Israel menyerang palestina ?

2. Apakah terdapat klausul yang menyebabkan Israel tidak bertanggungjawab baik karena

pembelaan diri atau alasan lain?.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Penyebab Israel menyerang Palestina

Konflik antara Palestina dan Israel telah berlangsung lama sejak tahun 1947. Pada masa itu tepatnya pada bulan Mei, dilakukan pembagian wilayah antara Israel dan Palestina yang dilakukan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Hasil dari pembagian wilayah adalah 54% dari wilayah diserahkan untuk Israel sedangkan sisanya untuk Palestina yakni 46%. Apabila ditinjau dari segi jumlah penduduk yang ada antara Israel dan Palestina, prosentase masyarakat Israel yakni bangsa Yahudi hanya berkisar 31,5 % dari populasi yang ada. Hal inilah yang menimbulkan reaksi balik dari rakyat Palestina yang memperjuangkan kemerdekaan di tanah mereka sendiri. Sementara bangsa Yahudi menganggap pembagian yang telah dilakukan itu tidaklah cukup. Mereka menginginkan wilayah yang lebih luas. Sejak itulah terror yang meluas terhadap rakyat Palestina. berlangsung. Pada tanggal 9 April 1948 dilancarkan pembantaian massal, serangan yang dilakukan milisi Irqun dan sebanyak 259 penduduk tewas. Selanjutnya pada tanggal 14 Mei 1948 bangsa Yahudi mendeklarasikan kemerdekaannya sebagai negara Israel. Tanah yang menjadi sengketa antara kedua bangsa merupakan koloni dari Inggris setelah perang dunia I. bangsa Yahudi menginginkan negrinya berdiri sendiri diatas tanah tersebut sementara di tanah tersebut juga didiami bangsa Palestina. Populasi bangsa Yahudi saat itu hanya 56.000 sedangkan Palestina mencapai satu juta.

(3)

sebagai teroris Kondisi seperti itu membuat warga dan petinggi pemerintah Palestina meradang. Apalagi respon dunia khususnya Amerika Serikat sangat lambat. Bahkan hampir dapat dikatakan tidak ada tindakan berarti untuk menyetop pendudukan di jantung Palestina. Di kota itu, sejak tahun 1996, seiring ditariknya pasukan Israel otoritas Palestina di bawah Arafat mengatur dan mengendalikan roda pemerintahan layaknya sebuah negara. Kota ini dipilih sebelum ibu kota definitive Palestina yaitu Yerussalem terwujud.Selain mengepung dan menyerang kota Ramallah pasukan Israel juga melakukan serangan kilat ke Tepi Barat. Hanya dalam waktu kurang dari tiga hari, Kota Jenin, Tulkarem, Betlehem Qalqilya dan Nablus di Tepi Barat secara de facto berada dalam kontrol Israel.

(4)

antara kedua belah pihak tetapi terus menerus mengalami kegagalan diakibatkan oleh pelanggaran-pelanggaran yang terjadi.

B. Metode Perlawanan Palestina dan Posisi Israel

Israel dan Palestina merupakan suatu negara yang masing-masing berusaha untuk memperoleh wilayah sebagai salah satu unsur dari negara yang merdeka. Sementara upaya dari Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) sampai saat ini belum juga mampu menyelesaikan konflik antar kedua bangsa tersebut dan pilihan yang diambil oleh keduanya adalah upaya untuk memperkuat melalui kekuatan bersenjata dengan membentuk milisi di kedua belah pihak. Setelah pelanggaran yang dilakukan Israel dalam perjanjian Oslo Tepi Barat dan Jalur Gaza dilanda gelombang pemogokan. Kota-kota besar seperti Nablus, Hebron, Ramallah dan Gaza adalah titik-titik sentaral aksi-aksi pemogokan dan demonstrasi yang dilakukan oleh Palestina. Departemen

perdagangan Palestina sampai pada tingkat penyeruan atas aksi mogok bergelombang sebagai solidaritas atas demonstrasi-demonstrasi yang berlanjut untuk terus mendukung perlawanan atas Israel. Gerakan boikot terhadap produk Israel dilakukan melalui Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)/Non Government Organization (NGO) dan kelompok-kelompok pemuda yang mengkampanyekan boikot.

Dari berbagai bentuk perlawanan baik demonstrasi, boikot sampai jalan bersenjata telah dilakukan oleh rakyat Palestina sementara Israel sendiri memakai kekuatan bersenjata selain upaya tekanan melalui kebijakan-kebijakan yang memecah belah rakyat Palestina. Dilihat dari segi kekuatan ekonomi yang mampu menopang berlangsungnya konflik dengan kekuatan bersenjata jelas Israel membutuhkan dana yang tidak sedikit dan mengenai kekuatan ekonomi ini Israel ditunjang oleh Amerika Serikat yang telah mendukung Israel sejak tahun 1950 ketika mulai merebaknya perlawanan anti imperialis oleh negara-negara Arab. Mulai saat itu turun dana dalam jumlah besar ke Israel untuk menjaga perekonomian yang kuat di Israel serta

menciptakan negara bersenjata yang tangguh. Untuk data ekonomi 2001 Israel menerima dana sebanyak 4 milyar dolar dari Amerika Serikat, tiga milyar dolar untuk dana militer dan sisanya sebagai alat pembangunan ekonomi. Khusus untuk dana persenjataan selama 4 tahun tahun setelah melawan negara-negara Arab tahun 1967 diturunkan dana 1,5 milyar dolar Perbandingan kekuatan inipun sangat jauh dibanding Palestina yang hanya memperoleh dana sebanyak seratus juta dolar dalam satu tahun periode 2000-2001. Sejak tahun 1974, Amerika telah menghibahkan dana sebanyak 80 Milyar dolar untuk Israel.

Melihat latar belakang permasalahan yang ada dalam kaitannya dengan konflik yang terjadi sekarang ini maka Israel harus bertanggung jawab terhadap kekerasan yang terjadi atau kekerasan yang dilakukannya terhadap Palestina. Hal tersebut didasarkan atas faktor-faktor adanya pertanggungjawaban negara, yaitu :

- Adanya suatu kewajiban hukum internasional yang berlaku antara dua negara

tersebut.

- Adanya suatu perbuatan atau kelalaian yang melanggar kewajiban hokum

(5)

- Adanya kerusakan atau kerugian yang diakibatkan oleh tindakan yang melanggar

hukum atau karena kelalaian tersebut.

Berdasarkan ketiga faktor tersebut maka penyerangan Israel terhadap Palestina memenuhinya.

Pihak Israel memandang bahwa penyerangan yang dilakukan oleh mereka merupakan suatu tindakan pembelaan diri terhadap serangan bom bunuh diri yang dilakukan oleh warga Palestina yang beraliran keras seperti dari Pejuang Hamas. Apabila alasan itu dipakai dilihat dengan adanya upaya menolak tanggungjawab yakni keadaan darurat sebagai pembelaan diri sebagaimana ditentikan oleh Komisi Hukukm Internasional (ILC/international Law Commision)tahun 1980, jelas tetap tidak dapat digunakan karena jelas posisi Israel adalah kuat dalam segala bidang. Tetapi pernyataan pihak dari Isarel tersebut bukan suatu pembelaan karena memang melihat dari sejarah dan latar belakang permasalahan yang ada terlihat jelas bahwa Israel mempunyai kesalahan karena telah merebut wilayah dari Palestina. Untuk menyelesaikan konflik tersebut Israel mau tidak mau harus rela melepaskan wilayah yang menjadi hak dari Palestina yaitu antara lain Tepi Barat, Jalur Gaza dan Yerussalem yang akan dijadikan sebagai ibu kota Palestina.

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dari permasalahan sengketa antara Palestina dan Israel melalui pembahasan, dapat diambil kesimpulan :

Bahwa sengketa antara Palestina dan Israel adalah merupakan permasalahan sengketa wilayah yang telah dilakukan pembagian oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada medio Mei 1947. Ternyata pembagian wilayah yang telah dilakukan tidak dapat memuaskan kedua belah pihak dan upaya untuk menggagalkan tidak lagi diawasi secara ketat oleh PBB. Serangan Israel tidak segera diselesaikann dengan ketegasan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sebagai organisasi Internasional yang memiliki kapaasitas untuk menyelesaikan konflik berkepanjangan antara Israel dan Palestina.

Referensi

Dokumen terkait

Konflik bersenjata yang terjadi antara Israel dan Palestina semenjak pendudukan yang dilakukan oleh Israel terhadap Palestina sejak tahun 1967 membawa dampak buruk terhadap

Baik Kompas maupun Republika sama-sama memiliki kepentingan politis didalam tajuk rencana tentang konflik Israel-Palestina pasca serangan di Jalur Gaza Desember 2008 oleh

Berdasarkan basis penelitian dan pembahasan dapat ditarik kesimpulan, perjanjian-perjanjian internasional yang telah disepakati antara Isarel dan Palestina guna menyelesaikan

25 Tahun 2007 yang menyatakan bahwa dalam hal terjadi sengketa di bidang penanaman modal antara pemerintah dengan penanam modal asing, para pihak akan menyelesaikan sengketa

Konflik yang terjadi antara Palestina-Israel dapat kita tarik secara garis besar bahwa perang- perang besar antara kedua bangsa ini terjadi ketika perang tahun 1967

a. Untuk mengetahui pelaksanaan perjanjian pinjam pakai tanah antara pihak pertama dan pihak kedua. Untuk mengetahui upaya penyelesaian sengketa dalam perjanjian

Agar penyelesaian konflik atau sengketa politik tidak merugikan salah satu pihak, maka dalam penyelesaian konflik/sengketa politik harus dilaksanakan sesuai dengan norma atau aturan

3.65 12 beranggapan bahwa Presiden Turki Recep Tayyip Erdoğan dapat memimpin dunia Islam untuk bersama-sama menyelesaikan konflik Palestina -Israel 3.77 13