KASUS PENYIMPANGAN PEMERINTAH
TERHADAP NILAI-NILAI PANCASILA
KASUS PENYIMPANGAN PEMERINTAH TERHADAP NILAI-NILAI
PANCASILA
1. Penyimpangan sila ke-1 yaitu “Ketuhanan Yang Maha Esa”
Ketuhanan Yang Maha Esa Mengandung arti adanya pengakuan dan keyakinan
bangsa terhadap adanya Tuhan sebagai pancipta alam semesta. Dengan nilai ini
menyatakan bangsa indonesia merupakan bangsa yang religius bukan bangsa yang
ateis. Nilai ketuhanan juga memilik arti adanya pengakuan akan kebebasan untuk
memeluk agama, menghormati kemerdekaan beragama, tidak ada paksaan serta tidak
berlaku diskriminatif antarumat beragama. Bukti pelanggaran dari sila pertama
Pancasila :
a) Amuk Massa di Kupang
Amuk Massa di Kupang terjadi pada tanggal 30 November 1998. Amuk massa
tersebut bermula dari aksi perkabungan dan aksi solidaritas warga Kristen NTT atas
peristiwa Ketapang, yaiti bentrok antara warga Muslim dan Kristen dengan disertai
perusakan berbagai tempat ibadah. Aksi perkabungan dan solidaritas itu sendiri
diprakarsai oleh organisasi-organisasi kemahasiswaan dan kepemudaan Kristen,
seperti GMKI, PMKRI, Pemuda Katholik NTT, dan mahasiswa di Kupang.
Karena isu pembakaran gereja, massa tersebut kemudian bergerak menuju
masjid di perkampungan muslim kelurahan Bonipoi dan Solor, setelah sebelumnya
melakukan perusakan masjid di Kupang. Amuk massa tanggal 30 November tersebut
mengakibatkan setidaknya 11 masjid, 1 mushola, dan beberapa rumah serta pertokoan
milik warga muslim rusak.
Amuk massa tersebut tidak hanya berhetnti pada tanggal 30 November itu saja.
Dua hari setelahnya, yaitu tanggal 1 dan 2 Desember 1998 kerusuhan masih terjadi dan
mengakibatkan beberapa kerusakan. Sasaran amuk massa tersebut mencakup rumah
milik ketua Partai Persatuan Pembangunan (PPP), masjid dan toko-toko milik orang
Bugis.
Kerusuhan Kupang tersebut berakar dari persaingan kelompok masyarakat,
yaitu antara penganut Kristen yang umumnya warga asli dan warga muslim, yang
ekonomi umat Islam yang baik, karena mereka sulit menjadi Pegawai Negeri Sipil
(PNS), menimbulkan kecemburuan sosial. Amuk massa tanggal 30 November 1998
adalah momentum di mana kecemburuan tersebut mendapatkan ekspresinya lewat
idiom agama
b) Bom Bali I
Bom Bali 2002 atau bisa disebut Bom Bali I adalah rangkaian tiga peristiwa
pengeboman yang terjadi pada malam hari tanggal 12 Okteber 2012. Dua ledakan
pertama terjadi di Paddy's Pub dan Sari Club (SC) di Jalan Legian, Kuta,Bali.
Sedangkan ledakan terakhir terjadi di dekat Kantor Konsulat Amerika Serikat, walaupun
jaraknya cukup berjauhan. Rangkaian pengeboman ini merupakan pengeboman
pertama yang kemudian disusul oleh pengeboman dalam skala yang jauh lebih kecil
yang juga bertempat di Bali pada tahun 2005. Tercatat 202 korban jiwa dan 209 orang
luka-luka atau cedera, kebanyakan korban merupakan wisatawan asing yang sedang
berkunjung ke lokasi yang merupakan tempat wisata tersebut. Peristiwa ini dianggap
sebagai peristiwa terorisme terparah dalam sejarah Indonesia.
c) Konflik Poso
Serangkaian kerusuhan yang terjadi di Poso, Sulawesi Tengah yang melibatkan
kelompok Muslim dan Kristen. Kerusuhan ini dibagi menjadi tiga bagian . Kerusuhan
Poso I (25 - 29 Desember 1998), Poso II ( 17-21 April 2000), dan Poso III (16 Mei - 15
Juni 2000). Pada 20 Desember 2001 Keputusan Malino ditandatangani antara kedua
belah pihak yang bertikai dan diinisiasi oleh Jusuf Kalla dan Susilo Bambang
Yudhoyono.
2. Penyimpangan sila ke-2 yaitu “Kemanusiaan yang adil dan beradab”
Nilai kemanusiaan yang adil dan beradab mengandung arti kesadaran sikap dan
perilaku sesuai dengan nilai-nilai moral dalam hidup bersama atas dasar tuntutan hati
nurani dengan memperlakukan sesuatu hal sebagaimana mestinya. Bukti dari
pelanggaran sila kedua Pancasila :
a) Tragedi Trisakti
Dua belas tahun lalu atau 12 Mei 1998, situasi Indonesia khususnya Ibu Kota
Jakarta sedang genting. Demonstrasi mahasiswa untuk menuntut reformasi dan
akhirnya melibatkan rakyat dari berbagai lapisan.
Salah satu momentum penting yang menjadi titik balik perjuangan mahasiswa
adalah peristiwa yang menewaskan empat mahasiswa Universitas Trisakti, Elang Mulia
Lesmana, Heri Hertanto, Hafidin Royan, dan Hendrawan Sie
Mereka ditembak aparat keamanan saat melakukan aksi damai dan mimbar
bebas di kampus A Universitas Trisakti, Jalan Kyai Tapa Grogol, Jakarta Barat. Aksi
yang diikuti sekira 6.000 mahasiswa, dosen, dan civitas akademika lainnya itu
berlangsung sejak pukul 10.30 WIB.
Tewasnya keempat mahasiwa tersebut tidak mematikan semangat rekan-rekan
mereka. Justru sebaliknya, kejadian itu menimbulkan aksi solidaritas di seluruh kampus
di Indonesia. Apalagi, pemakaman mereka disiarkan secara dramatis oleh televisi.
Keempat mahasiswa itu menjadi martir dan diberi gelar pahlawan reformasi.
Puncak dari perjuangan itu adalah ketika Soeharto mengundurkan diri sebagai presiden
pada Kamis, 21 Mei 2008.
b) Hutang Ciptakan Ketidakadilan bagi Rakyat Miskin
Upaya pemerintah untuk memenuhi kewajiban pembayaran utang yang dinilai
sudah mencapai taraf membahayakan telah memunculkan ketidakadilan bagi rakyat
kecil pembayar pajak. Pasalnya, saat ini, penerimaan pajak, baik dari pribadi maupun
pengusaha, digenjot untuk bisa membayar pinjaman, termasuk utang yang dikemplang
oleh pengusaha hitam obligor Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI). Hal ini berarti
rakyat kecil pembayar pajak seakan dipaksa menyubsidi pengusaha kaya pengemplang
BLBI. Akibatnya, kemampuan penerimaan negara dari pajak justru kian berkurang
untuk program peningkatan kesejahteraan pembayar pajak seperti jaminan sosial,
pendidikan, dan kesehatan.
c) Tragedi Kemanusiaan etnis Tionghoa (13-15 Mei 1998 )
Sebelas tahun sudah tragedi (13-15) Mei 1998 berlalu. Tragedi kemanusiaan ini
menyisakan banyak keprihatinan dan tanya bagi banyak orang, khususnya bagi para
keluarga korban yang harus kehilangan keluarga dengan cara paksa, perempuan yang
menjadi korban pemerkosaan dan etnis Tionghoa yang dijadikan korban kekejaman
para pihak yang tidak bertanggungjawab. Ratusan manusia menjadi korban, dengan
amat mengenaskan mereka terpanggang kobaran api di dalam Yogya Plaza, Kleder,
besar lainnya di Indonesia. Tragedi ini merupakan rentetan kejadian yang memilukan,
dimana sehari sebelumnya (12 Mei 1998) empat mahasiswa Universitas Trisakti
menjadi korban penembakan oleh aparat TNI pada saat menggelar aksi menuntut
Reformasi. Kejadian 11 tahun silam tersebut adalah sejarah kelam bangsa ini. Namun
sampai dengan saat ini tak juga ada pertanggungjawaban pemerintah atas terjadinya
tragedi Mei 1998.
3. Penyimpangan sila ke-3 yaitu “Persatuan Indonesia”
Nilai persatuan indonesia mengandung makna usaha ke arah bersatu dalam
kebulatan rakyat untuk membina rasa nasionalisme dalam Negara Kesatuan Republik
Indonesia. Persatuan Indonesia sekaligus mengakui dan menghargai sepenuhnya
terhadap keanekaragaman yang dimiliki bangsa indonesia.. Bukti pelanggaran sila
ketiga Pancasila :
a) Organisasi Papua Merdeka (OPM)
Organisasi Papua Merdeka (OPM) adalah sebuah gerakan nasionalis yang
didirikan tahun 1965 yang bertujuan untuk mewujudkan kemerdekaan Papua bagian
barat dari pemerintahan Indonesia. Sebelum era reformasi, provinsi yang sekarang
terdiri atas Papua dan Papua Barat ini dipanggil dengan nama Irian Jaya.
OPM merasa bahwa mereka tidak memiliki hubungan sejarah dengan bagian Indonesia
yang lain maupun negara-negara Asia lainnya. Penyatuan wilayah ini ke dalam NKRI
sejak tahun 1969 merupakan buah perjanjian antara Belanda dengan Indonesia dimana
pihak Belanda menyerahkan wilayah tersebut yang selama ini dikuasainya kepada
bekas jajahannya yang merdeka, Indonesia. Perjanjian tersebut oleh OPM dianggap
sebagai penyerahan dari tangan satu penjajah kepada yang lain.
b) Gerakan Aceh Merdeka
GAM pertama kali di deklarasi pada 4 Desember 1976. Gerakan ini mengusung
nasionalisme Aceh secara jelas. Nasionalisme yang dibangun sebagai pembeda
dengan nasionalisme Indonesia yang sebelumnya telah ada.
c) Lepasnya Timor Timur dari NKRI
Republik Demokratik Timor Leste (juga disebut Timor Lorosa'e), yang sebelum
dan bagian timur pulau Timor. Selain itu wilayah negara ini juga meliputi pulau Kambing
atau Atauro, Jaco, dan enklave Oecussi-Ambeno di Timor Barat. Sebagai sebuah
negara sempalan Indonesia, Timor Leste secara resmi merdeka pada tanggal 20 Mei
2002. Sebelumnya bernama Provinsi Timor Timur, ketika menjadi anggota PBB, mereka
memutuskan untuk memakai nama Portugis "Timor Leste" sebagai nama resmi negara
mereka.
4. Penyimpangan sila ke-4 yaitu “Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan”
Nilai kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan mengandung makna suatu pemerintahan dari rakyat, oleh
rakyat, dan untuk rakyat dengan cara musyawarah mufakat melalui lembaga-lembaga
perwakilan. Bukti adanya pelanggaran terhadap sila keempat pancasila :
a) Ulah memalukan para wakil rakyat kita yang harusnya berjuang untuk rakyat
Sering kali para wakil rakyat mempertontonkan perilaku yg mencemaskan rakyat
ketika menyelesaikan suatu masalah untuk kepentingan rakyat,perang mulut sampai
adu jotos itu diperagakan di depan kamera. itulah yang di sebut kedewasaan di dalam
demokrasi,kebebasan berekspresi dan berpendapat benar-benar di terapkan oleh
anggotra DPR,karena memang DPR itu adalah sebagai Wakil rakyat. itu jelas-jelas
menyimpang dari amanat rakyat.sama halnya dengan anggota DPR dan MPR yang
rapat di senayan dalam pembentukan undang-undang ataupun rapat tahunan selalu
banyak yang tidur. Dan biasanya keputusan yang diambil dewan perwakilan hanya
menguntungkan bagi beberapa pihak saja dan tidak berpihak pada rakyat.
b) Hukuman Antara Koruptor Dengan Pencuri Kakao, dan Semangka
Saya tidak tahu apakah Polisi dan Jaksa kita kekurangan pekerjaan sehingga
kasus pengambilan 3 biji kakao senilai Rp 2.100 harus dibawa ke pengadilan. Begitu
pula dengan kasus pencurian satu buah semangka, di mana kedua tersangka disiksa
dan ditahan polisi selama 2 bulan dan terancam hukuman 5 tahun penjara. Sebaliknya
untuk kasus hilangnya uang rakyat senilai rp 6,7 trilyun di Bank Century, polisi dan
jaksa nyaris tidak ada geraknya kecuali pak Susno Duadji yang ke Singapura menemui
Anggoro salah satu penerima talangan Bank Century. Ini juga membuktikan bagaimana
asing bebas mengambil minyak, gas, emas, perak, tembaga senilai ribuan trilyun/tahun
dari Indonesia. Tapi rakyat Indonesia mayoritas hidup miskin. Baru mengambil 3 biji
kakao saja langsung dipenjara. Itulah gambaran hukum yang terjadi di Indonesia.
Tidak adanya keadilan hukuman antara rakyat miskin dengan orang yang
berkuasa. Hal in menunjukkan bahwa hukum di Indonesia dapat dengan mudahnya
diperjual belikan bagi mereka yang mempunyai uang. Memang sungguh ironis ini terjadi
dinegara kita, yang notabennya adalah negara hukum, tetapi hukum yang berjalan
sangatlah amburadul. Seharusnya pemerintah lebih tegas kepada mafia hukum, yang
telah banyak mencuri hak-hak rakyat kecil. Satgas pemberantasan mafia hukum
seharusnya segera melakukan langkah-langkah penting. Salah satu yang perlu
dilakukan adalah memberikan efek jera kepada para pejabat yang ketahuan
memberikan fasilitas lebih dan mudah kepada mereka yang terlibat dalam kejahatan.
Selain itu, kepada para pelaku kejahatan yang terbukti mencoba atau melakukan
transaksi atas nama uang, harus diberikan hukuman tambahan. Memberikan efek jera
demikian akan membuat mereka tidak ingin berpikir melakukan hal demikian lagi.
5. Penyimpangan sila ke-5 yaitu “Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia ”
Nilai Keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia mengandung makna sebagai
dasar sekaligus tujuan, yaitu tercapainya masyarakat Indonesia Yang Adil dan Makmur
secara lahiriah atapun batiniah. Bukti pelanggaran terhadap sila kelima Pancasila :
a) Kemiskinan
Indonesia adalah sebuah negara yang penuh paradoks. Negara ini subur dan
kekayaan alamnya melimpah, namun sebagian cukup besar rakyat tergolong miskin.
Hal ini sebenarnya didasari oleh rendahnya kualitas SDM Karena latar belakang
pendidikan yang masih tergolong rendah dan kualitas moral para pemimpin yang tidak
baik. Maksudnya adalah ketidak merataan pembangunan dibeberapa daerah sehingga
beberapa wilayah di Indonesia memiliki nilai kemiskinan yang rendah sedangkan
daerah lainnya memiliki angka kemiskinan yang tinggi. Jadi ini adalah bukti tidak
adilnya pemerintah terhadap kehidupan sosial masyarakat Indonesia yang
b) Ketimpangan dalam pendidikan
Banyak anak usia sekolah harus putus sekolah karena biaya, mereka harus
bekerja dan banyak yang menjadi anak jalanan. Walaupun sudah diberlakukannya
beberapa program untuk mengurangi biaya sekolah atau bahkan membebaskan biaya
sekolah BOS (Biaya Operasional Sekolah) tapi kenyataannya pembagiannya masih
belum merata diseluruh wilayah Indonesia dan masih banyak dipotong oleh pihak-pihak
tertentu. Selain itu program sekolah gratis 9 tahun yang berlaku diwilayah DKI Jakarta
juga belum bisa meratakan pendidikan di wilayah DKI Jakarta.
c) Ketimpangan dalam pelayanan kesehatan
Keadilan dalam kesehatan masih belum dirasakan oleh masyarakat miskin
Indonesia. Didalam hal ini maksudnya adalah belum dirasakan manfaat PJKMM
(Program jaminan kesehatan masyarakat miskin) atau ASKESKIN (Asuransi Kesehatan
Masyarakat Miskin) sehingga munculnya anggapan “orang miskin dilarang sakit” karena
biaya berobat di Indonesia bisa dikatakan cukup tinggi dan hanya untuk kalangan
menengah ke atas
d) Kehidupan Antara Warga Jakarta dengan Papua
Kehidupan masyarakat papua dengan masyarakat jakarta tentulah sangat
berbeda, yang penduduknya juga merupakan penduduk Indonesia juga, tetapi
kehidupan mereka sangat jauh berbeda. Masih banyak masyarakat papua yang
memakai koteka, pembangunan di derah tersebut juga tidak merata. Kita bandingkan
saja dengan kehidupan masyarakat di Jakarta, banyak orang-orang memakai pakaian
KESIMPULAN
Dalam pelaksanaan nilai pancasila pada saat ini masih sangat memprihatikan karena banyak kasus penyimpangan terhadap nilai-nilai pancasila tersebut. Pada sila
pertama “Ketuhanan Yang Maha Esa”, contoh kasusnya yaitu Amuk Masa di Kupang,
Bom Bali I, dan Konflik Poso. Pada sila ke-dua “Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab”,
contoh kasusnya seperti Tragedi Trisakti, Hutang Ciptakan Ketidakadilan bagi Rakyat
Miskin, dan juga Tragedi Kemanusiaan Etnis Tionghoa. Pada sila ke-tiga “Persatuan
Indonesia”, contoh kasusnya berupa Organisasi Papua Merdeka (OPM), Gerakan Aceh
Merdeka (GAM), dan Lepasnya Timor Timur dari NKRI. Pada sila ke-empat “Kerakyatan
yang Dipimpin oleh Hikmat Kebikasanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan”, contoh
kasusnya yaitu Ulah Memalukan Para Wakil Rakyat yang Harusnya Berjuang untuk
Rakyat, serta Hukuman Antara Koruptor dengan Pencuri Kakao & Semangka. Pada sila
ke-lima “Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia” contoh kasusnya seperti
Kemiskinan, Ketimpangan dalam Pendidikan dan Pelayanan Kesehatan dan juga
Kehidupan Antara Warga Jakarta dengan Papua. Dengan kasus-kasus tersebut sangat
terlihat dengan jelas bahwa nilai-nilai pancasila saat ini belum dijalankan / dilaksanakan
dengan maksimal oleh pemerintah maupun warga NKRI.
SUMBER :
http://icecreamcocholate.blogspot.com/2012/02/penyimpangan-nilai-pancasila.html
http://wisnupendem.blogspot.com/2014/06/makalah-pancasila-dan-penyimpangannya.html