• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peran serta fungsi pemerintah dalam pemb

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Peran serta fungsi pemerintah dalam pemb"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH ADMINISTRASI PEMBANGUNAN

“Peran Serta Fungsi Pemerintah Dalam Pembangunan Nasional”

Oleh Kelompok 4

Kamaluddin Ahmad Lilis Anggriani Mulka Julia Lestari

Andi Nurul Ainun Devy Nuryani St Nurhasra Fitrah

ILMU ADMINISTRASI NEGARA

(2)

KATA PENGANTAR

segala puji bagi Tuhan yang telah menolong hamba-Nya menyelesaikan makalah ini dengan penuh kemudahan .Tanpa pertolongan Dia mungkin tidak sanggup menyelesaikan dengan baik. Makalah ini berjudul “Peran serta fungsi pemerintah dalam pembangunan nasional” Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas tentang administrai pembangunan , yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber. Makalah ini disusun oleh

penyusun dengan berbagai rintangan , baik itu yang datang dari diri penyusun maupun datang dari luar . Namun dengan penuh kesabaran terutama pertolongan dari Tuhan akhirnya makalah ini dapat terselesaikan Makalah ini memuat tentang ADMINISTRASI PEMBANGUNAN .Walaupun makalah ini mungkin kurang sempurna tapi juga memiliki detail yang cukup jelas bagi pembaca Semoga makalah ini dapat member wawasan yang

lebih luas kepada pembaca.Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekuragan Penyusun mohon untuk saran dan kritiknya

(3)

Kelompok IV

DAFTAR ISI

SAMPUL ……… (1)

KATA PENGANTAR ……….( 2)

DAFTAR ISI ………..(3)

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang ………(4)

BAB 2 PEMBAHASAN 1. Fungsi Pemerintah terhadap warganya A. Negara sebagai Negara politik………..(6)

B. Negara sebagai Negara hokum ……….(10)

C. Negara sebagai Negara kesejahteraan ………..(11)

D. Negara sebagai Negara administrative ………(11)

2. Fungsi pemerintah dalam pembangunan nasional A. Peran selaku stabilisator ………...(12)

B. Peran selaku innovator ……….(13)

C. Peran selaku modernisator ……….(13)

D. Peran selaku pelopor ……….(14)

E. Peran selaku pelaksana sendiri ………(14)

BAB 3 PENUTUP A. Kesimpulan ………(15)

(4)

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Berdasarkan Human Development Report yang dilakukan oleh United Nations Development Program pada tahun 1995, lebih dari tiga perempat penduduk dunia tinggal di negara-negara berkembang, namun mereka semua hanya menikmati 16% dari total pendapatan dunia-sedangkan 20% penduduk di berbagai negara terkaya menikmati hampir 85% dari seluruh pendapat global. Jurang kesenjangan yang terbuka lebar antara negara-negara maju dan negara-negara berkembang adalah sebuah realita yang tidak dapat kita semua pungkiri lagi. Negara-negara berkembang yang biasa dikenal dengan negara-negara Dunia Ketiga membutuhkan pembangunan hampir di segala bidang agar bisa mencapai taraf kehidupan yang sama dengan negara-negara maju, atau meskipun tidak bisa sejajar dengan taraf kesejahteraan di negara-negara maju, setidaknya rakyat di negara-negara berkembang berhak memiliki taraf hidup yang lebih baik daripada keadaan sebagian besar negara-negara berkembang yang kurang sejahtera seperti saat ini. Pertanyaannya sekarang adalah apakah negara-negara dunia ketiga ini bisa berkembang dan maju atau tidak, jika ya bagaimana caranya?

(5)

Tujuan Negara adalah untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial sebagaimana tertuang dalam pembukaan dan penjelasan UUD 1945. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa Indonesia merupakan suatu Negara yang bertujuan untuk mewujudkan kesejahteraan umum, membentuk suatu masyarakat adil dan makmur. Pemerintahan beserta seluruh aparaturnya memiliki peran dan tanggung jawab terhadap pembangunan negara karena pembangunan merupakan jembatan menuju kesejahteraan rakyat dan di dalam sebuah tatanan negara terkandung lembaga-lembaga negara beserta aparatur negara yang dapat melaksanakan pembangunan untuk seluruh rakyat dan akhirnya mewujudkan tujuan negara itu sendiri, yaitu kesejahteraan umum. Pembangunan dalam rangka mewujudkan kesejahteraan rakyat memiliki makna yang sangat luas. Pembangunan dapat dimaknai dari berbagai sisi dan perspektif, baik dari segi sosial, ekonomi, budaya, politik dan hal lain yang menyangkut hak serta kebebasan rakyat dalam suatu negara atau pemerintahan.

(6)

BAB 2 PEMBAHASAN 1. Fungsi pemerintah terhadap warganya

A. Negara sebagai Negara politik

Negara adalah suatu organisasi dalam suatu wilayah yang memiliki kekuasaan tertingggi yang sah dan ditaati oleh rakyatnya.

Negara merupakan integrasi dari kekuasaan politik. Negara adalah alat (agency) dari masyarakat yang mempunyai kekuasaan un tuk mengatur hubungan-hubungan manusia dalam masyarakat dan menertibkan gejala-gejala kekuasaan dalam masyarakat. Manusia hidup dalam suasana kerja sama, sekaligus suasana antagonis dan penuh pertentanngan. Negara adalah organisasi yang dalam sesuatu wilayah dapat memaksakan kekuasaannya secara sah terhadap semua golongan kekuasaan lainnya dan yang dapat menetapkan tujuan-tujuan dari dari kehidupan bersama itu.

Definisi orang para ahli politik tentang negara :

1. Roger H. Soltau “Negara adalah agen (agency) atau kewewenangan (authority) yang mengatur atau mengandalikan persoalan-persoalan bersama atas nama masyarakat ( The state is an agency or authority managing or controlling these (common) affairs on behalf of and in the name of the community.”

(7)

bersama. Masyarakat merupakan negara kalau cara hidup yang harus ditaati baik oleh individu maupun oleh asosiasi-asosiasi ditentukan oleh suatu wewenang yang bersifat memaksa dan mengikat.”

3. Max Weber “Negara adalah suatu masyarakat yang mempunyai monopoli dalam penggunaan kekerasan fisik secara sah dalam sesuatu wilayah.”

4. Robert M. MacIver “Negara adalah asosiasi yang menyelenggarakan penertiban di dalam suatu masyarakat dalam suatu wilayah dengan berdasarkan sistem hukum yang diselenggarakan oleh suatu pemerintah yang untuk maksud tersebut diberi kekuasaan memaksa.”

Jadi sebagai definisi umum dapat dikatakan bahwa negara adalah suatu daerah teritorial yang rakyatnya diperintah (governed) oleh sejumlah pejabat dan yang berhasil menuntut dari warga negaranya ketaatan pada peraturan perundang-undangannya melalui penguasa (kontrol) monopolisitis terhadap kekuasaan yang sah.

Sifat-sifat Negara

Negara mempunyai sifat khusus yang merupakan manifestasi dari kedaulatan yang dimilikinya. Berikut adalah sifat-sifat negara :

1. Sifat memaksa

Agar peraturan perundang-undangan ditaati dan dengan demikian terjadi sebuah penertiban.

2. Sifat monopoli

(8)

3. Sifat mencakup semua (all—encompassing, all-embracing). Semua peraturan perundang-undangan berlaku untuk semua tanpa terkecuali.

Unsur-Unsur Negara

Unsur negara sebagai syarat berdirinya suatu negararakyat, wilayah, pemerintahan dan pengakuan suatu negara apabila ingin diakui sebagai negara yang berdaulat secara internasional harus memenuhi empat persyaratan unsur negara berikut ini :

1. Memiliki Wilayah

Untuk mendirikan suatu negara dengan kedaulatan penuh diperlukan wilayah yang terdiri atas darat, laut dan udara sebagai satu kesatuan. Untuk wilayah yang jauh dari laut tidak memerlukan wilayah lautan. Di wilayah negara itulah rakyat akan menjalani kehidupannya sebagai warga negara dan pemerintah akan melaksanakan fungsinya.

2. Memiliki Rakyat

Diperlukan adanya kumpulan orang-orang yang tinggal di negara tersebut dan dipersatukan oleh suatu perasaan. Tanpa adanya orang sebagai rakyat pada suatu ngara maka pemerintahan tidak akan berjalan. Rakyat juga berfungsi sebagai sumber daya manusia untuk menjalankan aktivitas kehidupan sehari-hari.

4. Pemerintahan yang Berdaulat

(9)

4. Pengakuan dari Negara Lain.

Untuk dapat disebut sebagai negara yang sah membutuhkan pengakuan negara lain baik secara de facto (nyata) maupun secara de yure. Sekelompok orang bisa saja mengakui suatu wilayah yang terdiri atas orang-orang dengan sistem pemerintahan, namun tidak akan disetujui dunia internasional jika didirikan di atas negara yang sudah ada.

Tujuan dan Fungsi Negara

Menurut Roger H. Soltau tujuan negara adalah “Memungkinkan rakyatnya berkembang serta menyelenggarakan daya ciptanya sebebas mungkin.” Dan menurut harold L. Laski “Menciptakan keadaan dimana rakyat dapat mencapai keinginan-keinginan mereka secara maksimal.”

Akan tetapi setiap negara, terlepas dari ideologinya, menyelenggarakan beberapa minimum fungsi yang mutlak perlu, yaitu:

a .Melaksanakan penertiban (Law and Order)

b. Mengusahakan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat

c. Pertahanan

d. Menegakkan keadilan

Charles E. Merriam, menyebutkan lima fungsi negara, yaitu:

1.Keamanan ekstern

2.Ketertiban intern

3. Keadilan

(10)

5. Kebebasan

Keseluruhan fungsi negara diatas diselenggarakan oleh pemerintah untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan bersama.

B. Negara Sebagai Negara hukum

Pengertian negara hukum secara sederhana adalah negara yang penyelenggaraan kekuasaan pemerintahannya didasarkan atas hukum. Dalam negara hukum, kekuasaan menjalankan pemerintahan berdasarkan kedaulatan hukum (supremasi hukum) dan bertujuan untuk menjalankan ketertiban hukum (Mustafa Kamal Pasha, dalam Dwi Winarno, 2006). Dengan demikian dalam negara hukum, kekuasaan negara berdasar atas hukum, bukan kekuasaan belaka serta pemerintahan negara berdasar pada konstitusi yang berpaham konstitusionalisme, tanpa hal tersebut sulit disebut sebagai negara hukum. Supremasi hukum harus mencakup tiga ide dasar hukum, yakni keadilan, kemanfaatan, dan kepastian. Oleh karena itu di negara hukum, hukum harus tidak boleh mengabaikan “rasa keadilan masyarakat”.

Negara-negara komunis atau negara otoriter memiliki konstitusi tetapi menolak gagasan tentang konstitusionalisme sehingga tidak dapat dikatakan sebagai negara hukum dalam arti sesungguhnya. Jimly Asshiddiqie (dalam Dwi Winarno, 2006) menyatakan bahwa negara hukum adalah unik, sebab negara hendak dipahami sebagai suatu konsep hukum. Dikatakan sebagai konsep yang unik karena tidak ada konsep lain. Dalam negara hukum nantinya akan terdapat satu kesatuan sistem hukum yang berpuncak pada konstitusi atau undang-undang dasar.

(11)

C. Negara sebagai Negara kesejahteraan

Negara kesejahteraan adalah konsep pemerintahan ketika negara mengambil peran penting dalam perlindungan dan pengutamaan kesejahteraan ekonomi dan sosial warga negaranya. Konsep ini didasarkan pada prinsip kesetaraan kesempatan, distribusi kekayaan yang setara, dan tanggung jawab masyarakat kepada orang-orang yang tidak mampu memenuhi persyaratan minimal untuk menjalani kehidupan yang layak. Istilah ini secara umum bisa mencakup berbagai macam organisasi ekonomi dan sosial.Sosiolog T.H. Marshall mengidentifikasi negara kesejahteraan sebagai gabungan demokrasi, kesejahteraan, dan kapitalisme. Para pakar menaruh perhatian khusus pada cara Jerman, Britania Raya dan negara-negara lain mengembangkan sistem kesejahteraannya secara historis.

Meskipun peningkatan kesejahteraan rakyat bukan semata-mata menjadi beban pemerintah, karena berbagai kelompok di masyarakat –seperti para usahawan melallui penunaian kewajiban sosialnya– harus turut serta memikulnya. Tidak dapat disangakal bahwa jika kontribusi berbagai kelompok di masyarakat tidak memadai atau bahkan mungkin sangat kecil, pemerintahlah yang bertanggung jawab untuk melakukannya.

D. Negara sebagai Negara administrative

Di sini, fungsi-fungsi pemerintah selaku pemegang kekuasaan yang “didelegasikan” oleh rakyat kepadanya –seperti fungsi politik, fungsi diplomasi, fungsi penegakan hukum, dll– tetap berlaku. Akan tetapi di samping semua fungsi tersebut, terdapat dua fungsi lagi, yaitu:

(12)

Fungsi pengaturan mutlak terselenggara dengan efektif karena kepada suatu pemerintahan negara diberi wewenang untuk melaksanakan berbagai peraturan perundang-undangan yang ditentukan oleh lembaga legislatif melalui berbagai ketentuan pelaksanaan dan kebijaksanaan. Pelaksanaan dan kebijaksanaan tersebut dapat merupakan pemberian dan perluasan kesempatan bagi warga masyarakat melakukan kegiata-kegiatan tertentu akan tetapi dapat pula berupa pembatasan kalau diyakini bahwa pembatasan tersebut adalah untuk kepentingan rakyat sebagai keseluruhan. Salah satu bentuk fungsi pengaturan yang diselenggarakan oleh pemerintah ialah fungsi perijinan.

b) Fungsi pelayanan kepada masyarakat (service function)

Negara administratif, pemerintah dengan seluruh jajarannya biasa dikenal sebagai abdi negara dan abdi masyarakat. Dalam bahasa yang sederhana peranan tersebut diharapkan terwujud dalam pemberian berbagai jenis pelayanan yang diperlukan oleh seluruh warga negaranya.

2. Peran pemerintah dalam pembangunan nasional A. Peran selaku stabilisator

Sebagai stabilisator, yaitu pemerintah harus mampu menciptakan adanya keadaan politik sosial dan ekonomi yang stabil dan mantap. Di bidang politik misalnya,pemerintah terus berupaya mengamalkan, mengamankan, dan mempertahankan ideology Negara Pancasila dari segala macam rong2an, baik dalam maupun luar negeri Di bidang sosial, pemerintah berupaya menanamkan nilai2 budaya bangsa yg telah menjadi milik bangsa Indonesia sejak lama, agar masyarakat tidak terpengaruh nilai2 lain yg negative,Di bidang ekonomi, pemerintah berupaya membangun berbagai macam sector ekonomi secara merata di seluruh daerah guna meningkatkan pendapatan rakyat.

(13)

bahwa dalam kondisi kehidupan kenegaraan dan masyarakat yang tidak stabil, sukar mengharapkan terselenggaranya berbagai kegiatan pembangunan. Oleh karena itu, peran pemerintah sebagai stabilisator sangat penting dan harus dimainkan secara efektif.

Peran sebagai stabilisator ini mencakup: 1. Stabilisator di bidang politik

2. Stabilisator di bidang ekonomi 3. Stabilisator di bidang sosial budaya. B. Peran Selaku Inovator

Ditinjau dari segi administrasi pembangunan, inovasi berarti temuan baru, metode baru, sistem baru, dan yang terpenting adalah cara berpikir baru. Dengan demikian selaku inovator, pemerintah sebagai keseluruhan harus menjadi sumber dari hal-hal baru tersebut (teman, metode, sistem, cara berpikir).

Prakondisi yang harus terpenuhi agar peran pemerintah sebagai inovator dapat berjalan secara efektif antara lain:

1. Pemerintah perlu memiliki tingkat keabsahan (legitimacy) yang tinggi 2. Menerapkan inovasi di lingkungan birokrasi pemerintahan terlebih dahulu 3. Inovasi yang sifatnya kendepsional

4. Inovasi sistem, prosedur dan metode kerja C. Peran Selaku Modernisator

(14)

sederajat oleh negara-negara lain. Keadaan demikian tentu tidak akan terwujud dengan sendirinya. Untuk mewujudkannya diperlukan pembangunan yang sistematik, programatis dan berkelanjutan. Pemerintah bertugas untuk “menggiring” masyarakat ke arah kehidupan modern seperti itu. Pengalaman banyak menunjukkan bahwa agar pemerintah mamapu memainkan peranan penting itu, proses modernisasi harus terjadi di lingkungan birokrasi pemerintahan sendiri.

D. Peran Sebagai Pelopor

Telah disebutkan sebelumnya bahwa pemerintah haruslah memulai menerapkan inovasi dalam tubuh pemerintahan terlebih dahulu. Secara eksplisit, pandangan itu juga berarti bahwa pemerintah harus memainkan peranan selaku pelopor, aparatur pemerintah harus menjadi panutan (role model) bagi seluruh masyarakat. Dengan kepeloporan – misalya dalam bekerja seproduktif mungkin dengan pemanfaatan waktu sebaik-baiknya dengan orientasi hasil semaksimal mungkin– warga negara akan relatif mudah merubah pandangannya, persepsi, cara berpikir, cara bertindak dan cara bekerja yang pada akhirnya pasti akan memperlancar jalannya roda pembangunan nasional.

E. Peran selaku pelaksana sendiri

(15)

BAB 3

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pembangunan (development) adalah proses perubahan yang mencakup seluruh system sosial, seperti politik, ekonomi, infrastruktur, pertahanan, pendidikan dan teknologi, kelembagaan, dan budaya (Alexander 1994).Portes (1976) mendefenisiskan pembangunan sebagai transformasi ekonomi, sosial dan budaya Pembangunan adalah proses perubahan yang direncanakan untuk memperbaiki berbagai aspek kehidupan masyarakat. Sedangkan Ginanjar Kartasasmita (1994) memberikan pengertian yang lebih sederhana, yaitu sebagai “suatu proses perubahan ke arah yang lebih baik melalui upaya yang dilakukan secara terencana”.

Melalui makalah ini saya sebagai penulis akan mengkaji mengenai pembangunan negara, khususnya negara berkembang melalui perspektif peran negara dalam pembangunan menuju kesejahteraan rakyat yang dalam hal ini dipegang oleh kepala negara serta lembaga-lembaga negara dan aparatur pemerintahan di negara tersebut.

(16)

DAFTAR PUSTAKA

Kuncoro, Mudrajad, Ekonomi Pembangunan : Teori, Masalah, dan Kebijakan, Yogyakarta, 1997. Tambunan, Tulus T.H., Perekonomian Indonesia, Jakarta: Ghalia Indonesia, 1996.

Referensi

Dokumen terkait

Cipto Mangunkusumo baik dalam program pelayanan, pendidikan, penelitian dan pertanggungjawaban sumber daya yang digunakan serta memberikan informasi penting tentang

6onsep ini adalah suatu bentuk peleyanan kesehatan yang bersifat  profesional dalam memenuhi kebutuhan dasar manusia yang dapat ditunjukkan kepada indiidu,keluarga

Tujuan penelitian ini yaitu untuk menguji dan mengetahui seberapa besar pengaruh rasio kecukupan modal yaitu Capital adequacy Ratio (CAR) dan rasio beban operasional yaitu

Mereka yang bertubuh tambun, sedang hamil, atau cacat, cenderung sulit melakukan aktifitas dengan jongkok (Anderson 2008:75; Cairncross dkk. Oleh karena itu mereka

Pemeriksaan laboratorium yang paling penting dan mudah untuk segera dilakukan setelah dilakukannya anamnesis dan pemeriksaan fisik adalah pemeriksaan konsentrasi glukosa darah dengan

Seperti yang sudah disampaikan sebelumnya, penelitian ini menggunakan dua macam metode; kuantitatif sebagai metode utama dengan menggunakan skala (skala perilaku

PAD yang terdiri dari pajak daerah, retribusi daerah, bagian laba usaha daerah dan penerimaan lain – lain. Sedangkan dalam Bab IV tentang Sumber Penerimaan Daerah

Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa kerentanan sosial ekonomi penduduk bantaran Sungai Code secara keseluruhan memiliki tingkat kerentanan rendah, hal