• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kesesuaian Sistem Jaringan Jalan Arteri

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Kesesuaian Sistem Jaringan Jalan Arteri"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

KESESUAIAN SISTEM JARINGAN JALAN ARTERI PRIMER

(Studi Kasus di Jalan Soekarno Hatta KM 5 – KM 13)

Oktavia Tri Wulandari – Planologi ITK 2013

Gambar 1 salah satu penyebab kemacetan di kilometer 5

Sumber : Survey Primer, 2015

Jalan Soekarno Hatta merupakan jalan provinsi yang menghubungkan antara kota Samarinda dan Balikpapan. Menurut fungsinya, jalan Soekarno Hatta termasuk dalam Jalan Arteri Primer yakni jalan menghubungkan secara efisien antar pusat kegiatan nasional atau antara pusat kegiatan nasional dengan pusat kegiatan wilayah. Di jalan Soekarno Hatta pada kilometer 5 sampai dengan kilometer 13 ini, didominasi oleh perdagangan dan jasa di sepanjang jalannya dan kondisi jalan yang berkelok-kelok (tedapat beberapa tikungan), beberapa titik bergelombang dan bisa dikatakan sempit untuk ukuran jalan arteri primer. Adapun karakteristik jalan arteri primer berdasarkan Pedoman Kriteria Pemanfaatan Ruang dan Pengendalian Pemanfaatan Ruang di Sepanjang Jalan Arteri Primer Antar Kota yang diprakarsai oleh Direktorat Jenderal Penataan Ruang yakni : Jalan arteri primer didesain berdasarkan kecepatan rencana paling rendah 60 km/jam; lebar daerah manfaat jalan minimal 11 meter; jarak antar jalan masuk/akses langsung minimal 500 meter, jarak antar akses lahan langsung berupa kapling luas lahan harus diatas 1000 m2 dengan pemanfaatan untuk

(2)

cukup seperti rambu, marka, lampu pengatur lalu lintas, lampu penerangan jalan; jalur khususnya seharusnya disediakan yang dapat digunakan untuk sepeda dan kendaraan lambat lainnya; jalan arteri primer mempunyai 4 jalur atau lebih dan seharusnya dikengkapi dengan median (sesuai dengan ketentuan geometrik); apabila persyaratan jarak akses jalan dan atau akses lahan tidak dapat dipenuhi, maka pada jalan arteri primer harus disediakan jalur lambat (frontage road) dan juga jalur khusus untuk kendaraan tidak bermotor (sepeda, becak). Dengan mengacu pada pedoman diatas dapat dianalisa kesesuaian sistem jaringan jalan soekarno hatta dengan batas wilayah dari kilometer 5 sampai dengan kiometer 13 dengan mempertimbangkan berbagai aspek.

(3)

markah jalan berwarna kuning ditengah jalan guna sebagai reflektor markah jalan khususnya pada cuaca gelap atau malam hari, pemisah jalur dan sebagai tanda peringatan. Selain itu, banyak terdapat rambu baik rambu perintah dan lokasi utilitas umum seperti lokasi masjid, maupun rambu peringatan seperti rambu rawan kecelakaan sebagai salah satu pedukung keselamatan pengendara. Namun, di sepanjang jalan ini hanya ada 2 titik yang terdapat median jalan yakni di kiometer 13 dekat jalan tol Balikpapan-Samarinda dan di kilometer 7 yang tinggi jalan sisi kanan dan kirinya tidak sama. Kurangnya median di jalan ini bisa dikarenakan lebar jalan yang kurang memadai yakni 6 meter dengan 2 jalur dan 2 lajur dimana untuk ukuran jalan arteri primer seharusnya memiliki minimal 11 meter dan memiliki 4 lajur. Tidak hanya median jalan, lampu penerangan pun juga kurang memadai. Terdapat banyak tiang lampu di pinggir jalan namun tidak ada lampunya atau tidak berfungsi dan hanya beberapa lampu saja yang menyala di malam hari sehingga tidak bisa memenuhi kebutuhan penerangan di sepanjang jalan tersebut. Penerangan yang kurang memadai berpeluang terjadi kecelakaan lalu lintas apalagi ketika malam hari dengan kondisi jalan yang kurang baik pula.

(4)

dengan jalan utama sehingga terjadi penurunan kecepataan. Melihat fakta tentang kecepatan pengguna kendaraan bermotor di jalan ini, bisa dikatakan masih belum sesuai standar karena masih banyak titik yang menyebabkan kendaraan bermotor menurunkan kecepatan kurang dari 60 km/jam.

Berbicara tentang kendaraan “Monster” yang melintas di jalan Soekarno Hatta, banyak pengguna kendaraan lain yang merasa was-was dan merasa tidak nyaman dengan lebar dan muatan “Monster” yang sangat besar dan berat. Bahkan ada yang merasa bahwa “Monster” tidak seharusnya lalu lalang di jalan tersebut karena sering menyebabkan kemacetan dan kerusakan jalan akibat muatan yang terlalu berat (overload). Namun, dilihat dari pedoman di atas bahwa jalan soekarno hatta sebagai jalan arteri primer diperuntukan untuk kendaraan hingga yang bermuatan 10 ton sehingga “Monster” masih memiliki hak dan memang diarahkan melalui jalan ini. Untuk itu, lalu lintas tersebut seharusnya tidak boleh diganggu oleh lalu lintas lokal dari kegiatan lokal. Adanya Fasilitas pendidikan maupun Fasilitas Perniagaan yang terdapat di sepanjang jalan soekarno hatta seperti Poltek Balikpapan yang terletak di kilometermeter 8, SD 006 di kilometer 9, dan supermarket Maxi di kilometer 5 menimbulkan lalu lintas lokal dari kegiatan lokal akibat adanya bangkitan dan tarikan pergerakan. Seharusnya penggunaan lahan yang terletak di sepanjang jalan arteri diisi oleh aktivitas yang tidak terlalu besar membangkitkan lalu lintas. Namun, faktanya setiap hari banyak yang berlalu lalang untuk menuju pusat kegiatan baik menuju tempat bekerja, tempat pendidikan, maupun tempat perbelanjaan. Padatnya lalu lintas kendaraan bermotor ditambah lalu lintas truk “Monster” dengan lebar jalan yang hanya 6 meter mengakibatkan jalan kurang mampu menahan padatnya kendaraan-kendaraan tersebut. Ditambah lagi pada jam berangkat sekolah maupun pulang sekolah tepatnya di depan SD 006 banyak antar jemput siswa yang berhenti di depan sekolah dimana telah mengambil sebagian jalur jalan. Hal ini sangat mengganggu lalu lintas kendaraan lain apalagi banyaknya truk “Monster” yang lalu lalang juga membahayakan para pengguna jalan maupun antar jemput.

(5)
(6)

Gambar

Gambar 1 salah satu penyebab kemacetan di kilometer 5

Referensi

Dokumen terkait

L

Kajian yang dilakukan di Turki tersebut menunjukkan bahwa konsumen rata-rata bersedia membayar harga premium lebih tinggi sebesar 2 persen untuk tomat yang tidak

Menjalahkan pola makan sehat, men- jaga kesehatan pribadi, istirahat teratur, dan berlahraga dengan terukur merupakan kegiatan yang berat jika dilakukan tidak

Evaluasi terhadap kualitas semen yang diperoleh selama penelitian sangat diperlukan karena merupakan petunjuk dasar bagi karakteristik semen rusa Timor serta kelayakan

Mengatasi permasalahan tersebut, peneliti berencana untuk mengembangkan lembar kegiatan siswa (LKS) yang dapat mencapai kompetensi sekaligus penguasaan keterampilan

(MEDIA AND LEARNING RESOURCE) MEDIA DAN SUMBER BELAJAR FISIKA 1..

Program pelatihan yang dipakai dalam penelitian ini merupakan modifikasi program pelatihan STAC yang dilakukan oleh Midgett dan Doumas (2016) pada siswa sekolah dasar

Dari penelitian terdahulu tersebut, maka pada penelitian ini akan dilakukan pembuatan karbon aktif dengan bahan baku yang mengandung lignoselulosa berupa ampas