• Tidak ada hasil yang ditemukan

OLEH FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SWAD

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "OLEH FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SWAD"

Copied!
66
0
0

Teks penuh

(1)

OLEH :

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON 2010

WIJAYA

(2)
(3)

II. ANALISIS KORELASI

1. Koefisien Korelasi Pearson

¾ Koefisien Korelasi Moment Product

¾ Korelasi Data Berskala Interval dan Rasio

2. Koefisien Korelasi Spearman

¾ Korelasi Data Berskala Ordinal (Rank)

3. Koefisien Kontingensi

¾ Korelasi Data yang Disusun dalam Baris - Kolom

4. Koefisien Korelasi Phi

(4)

Analisis Korelasi merupakan studi yang membahas tentang derajat keeratan hubungan antar peubah, yang dinyatakan dengan Koefisien Korelasi. Hubungan antara peubah X dan Y dapat bersifat :

a. Positif, artinya jika X naik (turun) maka Y naik (turun).

b. Negatif, artinya jika X naik (turun) maka Y turun (naik).

c. Bebas, artinya naik turunnya Y tidak dipengaruhi oleh X.

(5)

Positif Negatif Bebas (Nol)

(6)

1. KORELASI PEARSON

Rumus umum Koefisien Korelasi :

r2 = Koefisien Determinasi (Koefisien Penentu)

r = √ r2 = Koefisien Korelasi JKG = Jumlah Kuadrat Galat

(7)

Rumus Koefisien Korelasi Pearson :

X = Variabel Bebas (Faktor)

Y = Variabel Terikat (Variabel Tidak Bebas)

(8)

Data keuntungan usahatani (Y) pada berbagai luas lahan (X) :

No Petani Luas Lahan (X) Keuntungan (Y)

(9)

No X Y X2 Y2 XY

1 0,21 0,50 0,0441 0,2500 0,1050 2 0,50 1,10 0,2500 1,2100 0,5500 3 0,14 0,25 0,0196 0,0625 0,0350 4 1,00 1,80 1,0000 3,2400 1,8000 5 0,21 0,40 0,0441 0,1600 0,0840 6 0,07 0,20 0,0049 0,0400 0,0140 7 0,50 0,90 0,2500 0,8100 0,4500 8 1,00 2,00 1,0000 4,0000 2,0000 9 0,70 1,20 0,4900 1,4400 0,8400 10 0,14 0,35 0,0196 0,1225 0,0490 11 0,35 0,70 0,1225 0,4900 0,2450 12 0,28 0,65 0,0784 0,4225 0,1820 Jumlah 5,10 10,05 3,3232 12,2475 6,3540 Rata-rata 0,43 0,84 - -

(10)

-∑ X = 5,10 ; ∑ Y = 10,05 ; ∑ X2 = 3,3232 ;

(11)
(12)
(13)
(14)

6. Kesimpulan :

Karena nilai ( t = 22,052) > ( t0,025(10) = 2,228)

maka disimpulkan untuk menolak H0, artinya

terdapat hubungan yang signifikan antara

keuntungan usahatani (Y) dengan luas lahan

(15)

6. Kesimpulan :

Nilai t = 22,052 dan t0,025(10) = 2,228.

–2,228 2,228

22,052 Tolak H0 Tolak H0

(16)

2. KORELASI SPEARMAN

1. Jika tidak ada nilai pengamatan yang sama :

(17)
(18)
(19)
(20)
(21)

Rank-X t Tx Rank-Y t Ty 3 3 2,0 1,5 2 0,5 5,5 2 0,5 6,5 2 0,5 8,5 2 0,5

11 3 2,0

(22)
(23)
(24)
(25)

6. Kesimpulan :

(26)

Koefisien korelasi phi rφ merupakan ukuran derajat keeratan hubungan antara dua variabel dengan skala nominal yang bersifat dikotomi (dipisahduakan).

3. KORELASI PHI

Kolom Jumlah

Baris A B (A+B)

C D (C+D)

(27)

Uji signifikansi rφ dengan statistik χ2 Pearson :

Atau dengan rumus :

(28)

Contoh : Data banyaknya petani tebu berdasarkan penggunaan jenis pupuk dan cara tanam.

Pupuk

Keprasan 9 7 16

Jumlah 14 16 30

(29)

Jawab :

Keprasan 9 7 16

(30)

Uji Koefisien Korelasi phi :

1. H0rφ = 0 lawan H1rφ ≠ 0

2. Taraf Nyata α = 5 % = 0,05

3. Uji Statistik = Uji- X2

4. Wilayah Kritik (Daerah Penolakan H0) :

X2 > X20,05(1) atau X2 > 3,841

(31)

Pupuk

Keprasan 9 7,47 7 8,53 16

(32)

6. Kesimpulan

Karena nilai (X2 = 0,571) < (X20,05(1) = 6,635)

maka H0 diterima artinya penggunaan jenis

(33)

Pupuk

Keprasan 9 7 16

(34)
(35)

4. KORELASI KONTINGENSI

Koefisien kontingensi C merupakan ukuran korelasi antara dua variabel kategori yang disusun dalam tabel kontingensi berukuran ( b x k ).

(36)
(37)

Contoh :

Ada anggapan bahwa pelayanan bank swasta terhadap para nasabahnya lebih memuaskan dari pada bank pemerintah. Untuk mengetahui hal tersebut, maka dilakukan wawancara terhadap nasabah bank swasta dan bank pemerintah masing-masing sebanyak 40 orang. Hasil wawancara yang tercatat adalah :

Swasta Pemerintah

Tidak Puas 16 10

Netral 9 5

(38)

1. H0C = 0 lawan H1C ≠ 0

2. Taraf Nyata α = 5 % = 0,05

3. Uji Statistik = Uji- X2

4. Wilayah Kritik (Daerah Penolakan H0) :

X2 > X20,05(2) atau X2 > 5,991

5. Perhitungan :

(39)

Swasta Pemerintah

Jumlah 40 40 80

(40)
(41)

6. Kesimpulan :

(42)

5. KORELASI BISERI

(43)

5. KORELASI BISERI

rb = Koefisien Korelasi Biseri

Y1 = Rata-rata Variabel Y untuk kategori ke-1 Y2 = Rata-rata Variabel Y untuk kategori ke-2 p = Proporsi kategori ke-1

q = 1 – p

(44)

Data berikut merupakan hasil nilai ujian statistika dari 145 mahasiswa yang belajar dan tidak belajar.

Nilai Ujian Jumlah Mahasiswa Total Belajar Tidak Belajar

(45)
(46)
(47)

6. KORELASI LINEAR GANDA DAN PARSIAL

Untuk regresi linier ganda Y = b0 + b1 X1 + b2 X2 + … + bk Xk , maka koefisien korelasi ganda dihitung dari Koefsisien Determinasi dengan rumus :

(48)

JKR = Jumlah Kuadrat Regresi

JKT = Jumlah Kuadrat Total

(49)
(50)

Regresi Dugaan : Y = b0 + b1 X1 + b2 X2. Kemudian persamaan normal yang dapat dibentuk yaitu :

n ∑ X1 ∑ X2 b0 ∑ Y

(51)

Nilai b0 , b1 dan b2 dapat dihitung melalui :

2. Substitusi, dan (b) Eliminasi 1. Matriks :

a. Determinan Matriks, b. Invers Matriks

Melalui salah satu cara diatas diperoleh nilai b0 = 27,254

(52)
(53)

Analisis Ragam :

JKG = JKT – JKR = 728,25 – 544,596 = 183,654

No Variasi DB JK KT F F5%

1 Regresi 2 544,596 272,298 13,344 4,256

2 Galat 9 183,654 20,406

(54)
(55)

F0,05(2 ; 9) = 4,2565

Karena nilai ( F = 13,343) > ( F0,05(2 ; 9) = 4,2565) artinya

(56)

2. Koefisien Korelasi Parsial :

A. Korelasi X1 dengan Y jika X2 tetap :

(57)
(58)

2. Koefisien Korelasi Parsial :

A. Korelasi X1 dengan Y jika X2 tetap :

ry1 = 0,862 ; ry12 = 0,743 ; r

y2 = –0,242

rY22 = 0,059 ; r

(59)

B. Korelasi X2 dengan Y jika X1 tetap :

ry1 = 0,862 ; ry12 = 0,743 ; r

y2 = –0,242

rY22 = 0,059 ; r

(60)

Pengujian Koefisien Korelasi Parsial :

A. Korelasi X1 dengan Y jika X2 tetap (ry1/2) :

(61)

ry1/2 = 0,855 ; ry1/22 = 0,731 ;

ry2/1 = 0,124 ; rY2/12 = 0,015

A. Korelasi X1 dengan Y jika X2 tetap (ry1/2) :

(62)

ry1/2 = 0,855 ; ry1/22 = 0,731 ;

ry2/1 = 0,124 ; rY2/12 = 0,015

B. Korelasi X2 dengan Y jika X1 tetap (ry2/1) :

(63)

7. KORELASI DATA DIKELOMPOKKAN

(64)

Pendapatan (X) dan Pengeluaran (Y) Bulanan (ribu rupiah) karyawan sebuah pabrik :

(65)
(66)

Mencari fi Cx.Cy = 8 pada titik tengah (X) = 30,5

Referensi

Dokumen terkait

Dari pengamatan dan pendampingan , pada umumnya mitra telah menerapkan hasil pelatihannya. Contohnya untuk pemilik waning:, mereka sudah memiliki buku catatan keluar masuk barang,

PETA SIMILARITAS KOTA DI PROVINSI JAWA TENGAH MENGGUNAKAN SELF-ORGANIZING MAPS (SOM) sebagai syarat untuk.. mencapai gelar strata satu Program Studi Informatika

Model kurikulum untuk pendidikan profesi dokter gigi adalah Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) yang terintegrasi baik horizontal maupun vertikal, serta berorientasi

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) terdapat perbedaan kemampuan pemecahan masalah matematis antara siswa yang diberi model pembelajaran think pair share dengan siswa

Jawaban yang paling mendekati dari pertanyaan tersebut salah satunya dapat merujuk pada lembaga pendidikan milik Gulen Schools atau sekolah-sekolah Gulen, yakni

Karya yang akan dibuat ini akan menerapkan ritme internal untuk mendukung dan memperkuat adegan Suspense yang ada dalam film action thriller “Mencari Sulaiman” sehingga karya

Representasi Visual Anak Cerdas dari Sudut Pandang Orang Tua. Paparan media dan teknologi yang berkembang dinamis mengakibatkan terjadinya perubahan pola pikir masyarakat

Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT yang maha pengasih serta penyayang, tiada hal yang mulia selain Engkau ya Rabb, kasih dan sayang- Mu tidak akan pernah habis untuk