• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 - Pemilihan Anti Nyamuk Ditinjau dari Tingkat Pendidikan, Pendapatan dan Perilaku serta Keluhan Kesehatan pada Keluarga di Kelurahan Asam Kumbang Kecamatan Medan Selayang Tahun 2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 - Pemilihan Anti Nyamuk Ditinjau dari Tingkat Pendidikan, Pendapatan dan Perilaku serta Keluhan Kesehatan pada Keluarga di Kelurahan Asam Kumbang Kecamatan Medan Selayang Tahun 2015"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

Nyamuk berasal dari katagorik insekta yang dikenal dengan Orde Diptera

atau hewan bersayap dua. Seluruh nyamuk berasal dari kelompok famili yang

dikenal dengan culicidae. Penggunaan kata Mosquito berasal dari bahasa inggris

bermula sejak tahun 1583. Genera termasuk Anopheles, Culex, Psorophora,

Ochlerotatus, Aedes, Sabethes, Wyeomyia, Culiseta dan Haemagoggus. Jumlah

keseluruhan sekitar 35 genera yang merangkum 2700 spesies. Nyamuk

mempunyai dua sayap bersisik, tubuh yang langsing dan enam kaki panjang.

Ukuran tubuh nyamuk antar spesies berbeda-beda tetapi jarang melebihi 15 mm.

Nyamuk merupakan salah satu komponen lingkungan manusia. Di lingkungan

permukiman merupakan tempat perindukan nyamuk (Achmadi, 2011).

2.1.1 Siklus Hidup Nyamuk

Nyamuk adalah salah satu vektor yang mengalami metamorfose sempurna.

Berawal dari nyamuk betina yang dewasa melakukan perkawinan kemudian

bertelur di dalam di dekat air, dimana masa telur nyamuk antara 2 atau 3 hari,

tetapi dapat lebih lama tergantung cuaca. Telur yang telah matang akan menetas

membentuk tempayak (larva). Dimana stadium larva berlangsung antara 4-10 hari.

Kemudian berubah menjadi bentuk kepompong (pupa) yang hanya berlangsung

selama 2 hari. Setelah itu pupa dilalui, muncullah bentuk dewasa, yang sebelum

pergi meninggalkan tempat kelahirannya mengapung terlebih dahulu diatas

(2)

Dalam hal penyakit yang berhubungan dengan nyamuk pada dasarnya

hanya nyamuk betina dewasa saja yang penting untuk dipelajarin karena nyamuk

jantan tidak menghisap darah manusia hingga tidak ada kemukinan terkena

ataupun tertular penyakit (Achmadi, 2011).

2.1.2 Penularan Penyakit Oleh Nyamuk

Menurut Chandra (2006) penyakit-penyakit yang ditularkan melalui

gigitan nyamuk yaitu sebagai berikut:

a. Malaria

Malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh parasit

(plasmodium) yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Anopheles betina terinfeksi.

Pada manusia parasit membelah diri dan bertambah banyak di dalam hati

kemudian menginfeksi sel darah merah. Gejala malaria bisa berupa demam,

menggigil, sakit kepala, sakit otot dan kelemahan. Kadang bisa dijumpai mual,

muntah dan diare. Manifestasi klinis malaria berat tergantung dari endemisitas

daerah. Spesies vektor malaria berbeda antara satu daerah dengan daerah lainnya,

perbedaan ini dipengaruhi oleh geografi, iklim dan tempat perindukan.

b. Demam Berdarah Dengue (DBD)

Penyakit demam berdarah dengue biasa disingkat menjadi DBD

disebabkan oleh virus Dengue dan ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti.

Umumnya penyakit ini menyerang anak dibawah 15 tahun, akan tetapi dapat juga

menyerang orang dewasa. Penyakit ini menyebar dengan cepat di Indonesia

karena vektornya tersedia yaitu Aedes aegypti dan masyarakat sama sekali tidak

(3)

c. Filariasis

Filariasis dikenal sebagai Elephantiasis atau penyakit kaki gajah karena

bentuk tungkai bawah penderita pada akhirnya dapat menjadi besar dan berat

sepeti kaki gajah. Penyebabnya adalah cacing bulat yang kecil disebut Filaria.

Reservoir nyamuk ini adalah manusia penderita, larva cacing secara periodik

keluar ke dalam peredaran darah pada malam hari, apabila saat itu penderita

digigit nyamuk maka masuklah larva cacing ke tubuh nyamuk menuju proboscis

nyamuk. Sehingga akan tertular ke manusia yang digigit oleh nyamuk tersebut.

d. Chikungunya

Chikungunya adalah penyakit yang disebabkan virus Chik. Chikungunya

berasal dari bahasa Swahili yang berarti berjalan membungkuk. Penyakit ini

menyebabkan penderita merasakan sakit sendi yang amat sangat sehingga kalau

berdiri harus membungkuk menahankan sakit. Faktor yang mempengaruhi

Chikungunya adalah rendahnya status kekebalan kelompok masyarakat,

kepadatan populasi nyamuk penular karena banyaknya tempat perindukan

nyamuk yang bisa terjadi pada musim penghujan (Depkes RI, 2008)

2.2 Pengendalian Vektor Nyamuk

Pengendalian vektor bertujuan untuk mengurangi atau menekan populasi

vektor serendah-rendahnya sehingga tidak berarti lagi sebagai penular penyakit

serta untuk menghindarkan kontak antara vektor dan manusia (Gandahusada,

(4)

a. Fisik atau Mekanis

Cara pengendalian ini dilakukan dengan menggunakan alat yang langsung

dapat membunuh, menangkap atau menghalau, menyisir, mengeluarkan serangga

dari jaringan tubuh. Menggunakan baju pelindung, memasang kawat kasa di

jendela merupakan cara untuk menghindarkan hubungan kontak antara manusia

dan vektor.

b. Kimia

Untuk pengendalian ini digunakan bahan kimia yang berkhasiat

membunuh serangga (insektisida) atau hanya untuk menghalau serangga saja

(repellent). Kebaikan cara pengendalian ini ialah dapat dilakukan dengan segera

dan meliputi daerah yang luas sehingga dapat menekan populasi serangga dalam

waktu yang singkat. Keburukannya karena cara pengendalian ini hanya bersifat

sementara, dapat menimbulkan pencemaran lingkungan, kemungkinan timbulnya

resistensi serangga terhadap insektisida dan mengakibatkan matinya beberapa

pemangsa.

c. Biologis

Dengan memperbanyak pemangsa dan parasit sebagai musuh alami bagi

serangga, dapat dilakukan pengendalian serangga yang menjadi vektor atau

hospes perantara cicak adalah predator nyamuk sehingga dapat digunakan

pengendali nyamuk dewasa.

d. Kultural

Pengendalian ini adalah untuk mengubah kebiasaan buruk manusia yang

(5)

yang dapat menampung air, memotong dedaunan yang sudah lebat, membuat

saluran air yang memenuhi syarat kesehatan dan sebagainya.

2.3 Insektisida

Menurut Soemirat (2003), insektisida berasal dari bahasa latin insectum

yang mempunyai arti potongan, keratan, atau segmen tubuh, seperti segmen yang

ada pada tubuh serangga. Secara umum pengertian insektisida dapat didefenisikan

sebagai bahan yang dapat digunakan untuk mengendalikan populasi jasad yang

dianggap sebagai vektor yang secara langsung ataupun tidak langsung merugikan

kepentingan manusia. Insektisida pada umumnya dapat menimbulkan efek

terhadap sistem syaraf

Penggolongan insektisida berdasarkan sifat kimianya. Kelas senyawa

kimia insektisida dapat ditunjukkan berdasarkan bahan aktifnya, yaitu bahan

kimia yang mempunyai efek racun (Sartono, 2002).

Klasifikasi Insektisida berdasarkan golongan sebagai berikut :

Golongan organoklorin

Golongan ini terdiri atas ikatan karbon, klorin, dan hidrogen. Insektisida

ini sedikit digunakan di negara berkembang karena secara kimia bahwa

insektisida organoklorin adalah senyawa yang tidak reaktif, memiliki sifat

yang tahan atau persisten, baik dalam tubuh maupun dalam lingkungan

memiliki kelarutan sangat tinggi dalam lemak dan memiliki kemampuan

(6)

Golongan organofosfat

Golongan ini terdiri dari ikatan karbon dan fosfatida, organofosfat sering

disebut insektisida antikolinesterase karena mempunyai efek yang sama

dalam sistem syaraf. Cara kerja golongan ini selektif, tidak persisten dalam

tanah dan tidak menyebabkan resistensi pada serangga.

Golongan Karbamat

Golongan ini berkerja seperti organofosfat, yaitu menghambat aktivitas

enzim kolinesterasi. Enzim kolinesterasi tidak persisten maka gejala lebih

mendadak dan tidak lama.

Golongan Piretroid

Piretroid Alam adalah insektisida alami, yang merupakan ekstrak dari

bunga Chrysantemum, Phyretrum cinerariaefollium (Dalmantian insect

flower). Insektisida ini sudah lama dikenal dan sangat efektif.

Piretroid Sintetik adalah ester dapat dibagi menjadi dua sub golongan yang

didasarkan pada struktur dan gejala keracunan. Yang pertama adalah tipe

Alletrin, Tetrometrin, dan Phenotrin dimana efek yang dihasilkan

meyerupai efek DDT. Tipe yang kedua adalah semua ester mengandung

sianida, seperti Fenvolerat, Deltametrin, dan Cifenometrin (Soemirat,

2003).

Menurut Wudianto (2001) Bentuk fisik insektisida dapat di bagi sebagai

berikut:

(7)

Bentuk cair seperti Solution ( larutan), Suspention (suspensi), Emultion

(emulsi) dan Vapors (uap)

Bentuk gas

2.4 Anti Nyamuk

Anti nyamuk merupakan nama pasar untuk insektisada yang digunakan di

rumah tangga untuk melindungi diri serta keluarga dari serangga khususnya

nyamuk dengan menggunakan bahan kimia yang bersifat mematikan, mengusir

ataupun menimbulkan daya tarik. bahan kimia yang menimbulkan daya tarik,

dimaksudkan untuk mengumpulkan binatang tersebut pada suatu tempat untuk

kemudian dimusnahkan. Sarang nyamuk umumnya tidak berada dalam

lingkungan daerah tempat tinggal, sehingga jika digunakan bahan kimia pada

sarang tersebut tidak akan menimbulkan masalah keracunan pada manusia. Tetapi

dikarena penggunaan anti nyamuk biasanya di dalam rumah maka bisa

mengakibatkan keluhan kesehatan pada manusia yang tinggal di dalam.

2.5 Bahan Aktif Anti Nyamuk

Menurut Instisari (2007) bahan aktif anti nyamuk berasal dari pyrethroid

yang dikelompokkan pada racun insektisida kelas menengah.

1. Allethrin

Allethrin adalah salah satu bahan aktif pada anti nyamuk elektrik yang

memiliki rumus molekul C19H26O3 dan memiliki 8 stereoisomer. Allethrin yang

masuk ke tubuh secara inhalasi, kemudian menetap dalam waktu lama pada paru

-paru sehinggan menyebabkan gangguan dan menyebabkan hati tidak mampu

(8)

sekunder yang bertindak sebagai radikal bebas. Selanjutnya radikal bebas akan

ikut peredaran darah menuju ke seluruh tubuh termasuk testis (Christijanti, dkk,

2010 ).

2. Dichlorvos

Dichlorvos yang merupakan zat turunan chlorine, yang memilik daya karja

membunuh serangan dan nyamuk yang berada di rumah yang digunakan pada anti

nyamuk semprot. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dichlorvos

dilarang penggunaannya karena mengeluarkan bahan kimia berbahaya dan

menduduki peringkat kesatu sebagai produk paling berbahaya sejak puluhan tahun

lalu. Menurut Yayasan Lembaga Konsumsi Indonesia (YLKI) jika terkena

paparan zat ini dalam jangka panjang, menyebabkan kerusakan syaraf,

mengganggu pernafasan, jantung, sistem reproduksi dan memicu kanker. Bahan

kimia ini membutuhkan waktu lama terurai di udara, air dan di tanah (Fitroh,

2010)

3. Propoxur

Propoxur adalah senyawa karbamat yang telah dilarang penggunaannya

karena daya racunnya tinggi. Jika terhirup maupun terserap bahan ini dapat

mengkaburkan penglihatan, keringat berlebihan, pusing dan badan lemas.

Mekanisme aksi Propoxur berupa penghambatan enzim acetyl cholinesterase.

Enzim ini normalnya bertanggung jawab untuk destruksi dari asetilkolin

(neurotransmitter). Dalam jangka panjang, orang yang terpapar zat ini akan

(9)

dan sistem reproduksi. Karbamat ini akan menghasilkan kontraksi otot spontan

pada serangga yang diikuti oleh kelumpuhan/paralisis (Yulianti,2010).

4. Pyrethroid

Menurut WHO pyrethroid dikelompokkan dalam racun kelas menengah.

Mengakibatkan iritasi pada mata maupun kulit yang sensitif, dan menyebabkan

penyakit asma. Pada anti nyamuk pyrethroid yang digunakan berupa d-allethrin,

transflutrin, bioallethrin, pralethrin, d-phenothrin, cyphenothrin, atau esbiothrin.

Sedangkan pada anti nyamuk jenis lotion, zat aktif yang tercantum pada label

adalah DEET Diethyltoluamid. DEET mengakibatkan iritasi kulit, bahaya bagi

kulit yang luka dan selaput lendir tubuh(Fitroh, 2010).

5. Transflutrin

Transflutrin adalah salah satu bahan anti nyamuk elektrik yang relatif

aman hingga saat ini. Transfultrin bila dipakai selama empat jam bisa

menurunkan kadar eritrosit atau sel darah merah, yang berakibat orang tersebut

akan menderita anemia. Transfluthrin merupakan salah satu insektisida Pirethroid

yang cepat bertindak dengan persistensi rendah dengan efek yang sangat spesifik

pada sel syaraf serangga, sehingga hanya jumlah yang sangat kecil dibutuhkan

untuk menghasilkan efek yang diperlukan (Hidayanti, 2012).

2.6 Jenis Anti Nyamuk 1. Bakar

Anti nyamuk bakar berbentuk spiral dengan bau khas, penggunaannya

(10)

asap yang dapat menggusir dan membunuh nyamuk karena mengandung bahan

yang dapat mematikan nyamuk dan meninggalkan debu (Teddy, 2013).

Beberapa zat aktif dari anti nyamuk bakar dichlorovynil dimetyl phosfat

(DDVP) , propoxur, transflutrin, bioallethrin, d-allethrin, cyphenothrin dan

praletrhin. Asap merupakan hasil pembakaran anti nyamuk ini ketika terhirup

akan menggangu kesehatan karena bahan kimia ini akan masuk ke dalam tubuh

menuju paru-paru. Kandungan DDVP yang terus-terusan terpapar dalam jangka

waktu panjang akan mengakibatkan kerusakan syaraf, pernapasan terganggu dan

memicu kanker. Selain itu kandungan zat kimia yang terdapat di dalam anti

nyamuk mampu membuat aktivitas enzim turun sehingga adanya pengaruh yang

buruk terhadap hati dan reproduksi (Arif, 2014).

Penggunaan anti nyamuk ini dianjurkan pada ruangan atau kamar dengan

sirkulasi udara yang baik seperti berventilasi ataupun terbuka. Karena anti

nyamuk ini menghasilkan asap yang dapat dapat menyebabkan pedih di mata,

batuk, sesak napas, alergi dan sinusitis. Penggunakan anti nyamuk ini sebaiknya

dengan melihat arah pergerakan udara dan kurang lebih 6-8 jam sebelum ruangan

digunakan ( Anonim, 2013).

Merek anti nyamuk bakar yang dapat dijumpain dipasaran adalah tiga roda,

baygon, vape dan sebagainnya. Anti nyamuk bakar seperti baygon menggunakan

bahan aktif d-aletrin 0,3% sehingga gejala keracuna dininya adalah keluhan

gemetar dan sesak nafas. Penggunakan anti nyamuk ini harusnya pada ruangan

yang memiliki sirkulasi udara yang baik seperti ventilasi yang cukup serta

(11)

2. Elektrik

Anti nyamuk elektrik mengandung bahan aktif d-allethrin yang

merupakan golongan dari pyrethroid, metoflutrin, sifenotrin. Anti nyamuk ini

menggunakan listrik sebagai medianya, sedangkan anti nyamuknya berbentuk

cairan atau lempengan.

Listrik membantu cairan di dalam rangkaian alat tersebut berubah menjadi

gas yang berperan sebagai mengusir nyamuk. Gas tersebut mengeluarkan aroma

khas atau wewangian yang tidak disukai nyamuk. Seperti anti nyamuk bakar, jenis

elektrik juga tidak dianjurkan digunakan sepanjang malam. Lebih baik dipasang

beberapa jam menjelang tidur. Anti nyamuk elektrik tetap mengeluarkan asap

yang tidak terlihat sehingga diperlukan sirkulasi udara yang baik.

Anti nyamuk HIT-MAT merupakan salah satu merek anti nyamuk elektrik

yang beredar di pasaran. Merek ini berwarna biru dan efektif dipakai 8 jam untuk

ruangan 40 meter3 dengan penggunaan listrik 5 watt. Bahan aktifnya adalah

d-aletrin 45 mg/mat dan transfluthrin 4 mg/mat dengan gejala keracunan dini adalah

muntah, pusing dan sesak napas (HIT, 2014).

3. Lotion

Anti nyamuk ini umumnya berbentuk cairan (krim) yang digunakan

dengan cara mengoleskannya ke bagian tubuh untuk menggusir nyamuk agar

tidak menempel pada kulit. Anti nyamuk lotion adalah krim kulit yang

ditambahkan kandungan diethytoluamide (DEET) pada level tertentu. Komposisi

(12)

Sehingga ketika dioleskan pada kulit, produk ini mempunyai dua keuntungan

yaitu sebagai pengusir nyamuk dan sebagai pelembab kulit (Siswiyanti ).

Konsentrasi DEET sebesar 15% dalam etanol akan diserap ke dalam tubuh

rata-rata 8,4%. Penyerapannya ke dalam tubuh akan dimulai dalam 2 jam setelah

penggunaan. Penyerapan DEET juga tergantung pada umur dan massa tubuh.

DEET merupakan bahan korosif. Walaupun telah ditambahkan dengan zat-zat lain

yang berfungsi sebagai pelembab tetap berbahaya (POM, 2010).

Daya tahan anti nyamuk bergantung dari masing-masing produk, ada yang

mulai dari 4-8 jam. Anti nyamuk jenis ini pali diminatin karena harganya

terjangkau dan mudah ditemukan di tempat penjualan. Selain itu penggunaannya

mudah dan praktis. Kandungan pyrethroid dan diethytoluamide (DEET) pada

losion anti nyamuk memang lebih aman ketimbang kandungan yang ada pada

obat nyamuk semprot atau bakar, namun bukan berarti aman sama sekali. Anti

nyamuk oles tetap bisa menimbulkan iritasi pada kulit. Terutama bagi kulit

sensitif dan bila dikenakan pada lipatan kulit. Karena anti nyamuk jenis ini

berisiko menyerap bahan aktif berlebihan melalui kulit, produk ini tidak

dianjurkan digunakan pada anak di bawah usia 4 tahun dan jangan terlalu sering

atau berulang-ulang menggunakan. Sebaiknya menghentikan penggunaan bila

terjadi keluhan dengan cara membasuh kulit dengan air mengalir. Hindari

pemberian pada daerah kulit sekitar mata, hidung dan mulut karena di

masing-masing organ tubuh yang penting ini terdapat banyak kelenjar dan pembuluh

(13)

Soffel adalah salah satu contoh nama merek anti nyamuk lotion dengan

kandungan DEET sebesar 13%. Karena pemakaian langsung di kulit maka apa

bila terjadi iritasi hentikan penggunaan dan lakukan perawatan menurut gejala

yang timbul (Soffel, 2014).

4. Semprot

Anti nyamuk semprot berbentuk cairan yang digunakan dengan cara di

semprotkan. Anti nyamuk jenis semprot memang lebih efektif membunuh banyak

nyamuk dibanding obat nyamuk lainnya (Teddy, 2013).

Bahan aktif anti nyamuk semprot utaman adalah DEET, cairan pelarut,

bahan pembakar dan bahan lain. Cairan pelarut biasanya adalah sebuah alcohol

organic seperti etanol atau propanol, yang digunakan untuk mencairkan bahan

aktif pada konsentrasi yang sesuai. Ini juga akan mengikat seluruh material yang

dicampurkan dan akan menjamin bahwa produk tersebut tetap terjaga secara

efektif meskipun disimpan dalam kurun waktu yang lama. Zat pembakar adalah

sebuah komposisi yang mudah menguap yang menghasilkan tekanan yang besar

dan dimasukkan dalam tabung. Zat pembakar pada umumnya berbentuk gas-gas

hidrokarbon cair seperti propane, butane atau isobutene, hydrofluoro carbons

dan dimethyl ether. Bahan-bahan yang lainnya seperti getah tanaman juga

ditambahkan untuk membuat produk tersebut bisa diterima sebagai kosmetik atau

pelembab kulit. Masih ada komposisi yang lain yang ditambahkan untuk

mencegah korosi dan menjaga keawetan produk (Siswiyanti ).

Anti nyamuk jenis semprot lebih efektif membunuh banyak nyamuk

(14)

semprot adalah membunuh nyamuk dan efek residu yang ditujukan untuk

menghalau nyamuk. Sebaiknya penyemprotan dilakukan/diarahkan pada dinding

atau gorden, bukan ke udara. Lakukan penyemprotan berkisar dua atau tiga jam

sebelum anak masuk ruangan atau kamar tidur. Lebih baik lagi jika didiamkan

lebih lama lagi. Setelah bau sudah tidak tercium, buka jendela – utamanya yang

menggunakan ventilasi kawat anti nyamuk. Hindari terkena bahan makanan atau

benda yang bisa menyebabkan kontak langsung dengan kulit. Sebelum

menyemprot usahakan menutup tempat makanan atau minuman, tutupi

pakaian-pakaian yang di gantung, alasi tempat tidur dengan plastik agar racunnya tidak

menempel pada kasur, bantal dan guling. Jangan menyemprotkan obat nyamuk

saat anak sedang tidur Saat menyemprot, sebaiknya pendingin ruangan (AC)

dimatikan terlebih dulu. Orang yang menyemprot sebaiknya menggunakan

masker, supaya cairan yang disemprotkan tidak langsung terisap. Dengan cara

penyemprotan yang benar, obat nyamuk masih efektif selama dua-tiga hari. Jadi

tidak perlu menyemprot obat nyamuk setiap hari.

2.7 Cara Masuk Bahan Aktif Anti Nyamuk ke Tubuh Serangga dan Manusia

26.1 Cara Masuk Bahan Aktif Anti Nyamuk ke dalam Tubuh Serangga Berdasarkan cara masuk bahan aktif anti nyamuk ke dalam tubuh serangga

sasaran dibedakan menjadi tiga kelompok (Djojosumarto, 2004):

1. Racun kontak (contact poison)

Insektisida masuk melalui eksoskelet ke dalam badan serangga dengan

(15)

mengandung residu insektisida. Pada umumnya dipakai untuk

memberantas serangga yang mempunyai bentuk mulut tusuk isap.

2. Racun perut (stomach poison)

Insektisida masuk ke dalam badan serangga melalui mulut, jadi harus

dimakan. Biasanya serangga yang diberantas dengan menggunakan

insektisida ini mempunyai bentuk mulut untuk mengigit, lekat isap, kerap

isap dan bentuk menghisap.

3. Racun pernapasan (fumigants)

Insektisida masuk melalui sistem pernapasan (spirakel) dan juga melalui

permukaan badan serangga. Insektisida ini dapat digunakan untuk

memberantas semua jenis serangga tanpa harus memperhatikan bentuk

mulutnya. Penggunaan insektisida ini harus hati-hati sekali terutama bila

digunakan untuk pemberantasan serangga di ruang tertutup.

2.6.2 Cara Masuk Bahan Aktif Anti Nyamuk ke Tubuh Manusia

Berdasarkan cara masuk bahan aktif anti nyamuk ke dalam tubuh manusia

adalah sebagai berikut:

1. Masuk Melalui Mulut (Oral)

Racun masuk ketubuh karena tertelan material ini, kemudian masuk ke

sistem pencernaan yaitu mulut, kerongkongan, hingga usus halus, bahkan

usus besar dan rectum. Efek racun mengakibatkan mual, muntah,

(16)

2. Masuk Melalui Mata

Penggunaan anti nyamuk dapat menyebabkan iritasi pada mata. Kontak

mata secara langsung bisa menghasilkan air mata, pelipatan pada kelopak

mata, kontraksi atau pengucupan anak mata, kehilangan fokus,

penggaburan pengelihatan, dilasi ataupun pembesaran anak mata.

3. Masuk Melalui Kulit

Kontak antara kulit dengan material berbahaya dan efek sitemik dapat

terjadi bila material terserap. Material masuk melalui epidermis terluar,

atau cela keringat atau folikel rambut.

4. Masuk Melalui Hidung

Masuk melalui udara yang terhirup oleh hidung dan tenggorokan. Secara

anatomis sistem saluran napas bagian atas berliku-liku membuat

permukaan menjadi luas, permukaan berlendir sehingga sebelum sampai

ke paru-paru sering sekali tersangkut, pada saluran napas bagian atas.

Selain itu saluran napas dilengkapin dengan sistem syaraf yang

mengaktifkan reflek batuk atau besin untuk mengeluarkan benda asing

yang masuk (Achmadi 2011).

2.8 Gejala Keracunan Anti Nyamuk

Keracunan biasanya ditandai dengan adanya iritasi dan kerusakan jaringan

yang terkena pada keracunan lokal dan jaringan yang dilewatinnya terutama

(17)

1. Saluran Percernaan

Terasa panas pada bagian mulut dan tenggorokan, mual, muntah, nyerih

abdomen dan diare

2. Mata

Mata terasa gatal, berair dan gangguan pengelihatan/ kabur. Pupil dapat

menyempit dan melebar.

3. Kulit

Kulit terasa panas, iritasi keringgat berlebihan dan bercak pada kulit.

4. Saluran Pernapasan

Terasa nyerih pada bagian dada, batuk, sesak, susah bernafas dan nafas

berbunyi/ wheezing (Munaf, 1995).

2.9 Pengaruh Anti Nyamuk Terhadap Kesehatan

Seorang yang terpapar oleh bahan kimia anti nyamuk dapat

memperlihatkan lebih dari satu gejala penyakit. Beberapa gejala timbul langsung

setelah seseorang terpapar, sementara gejala lainnya tidak terlihat sampai

beberapa jam, beberapa hari, bahkana sampai puluhan tahun atau lebih (Soemirat,

2003).

Bagian kepala : Sakit kepala dan masalah penglihatan

Bagian hidung : Ingusan dan mengeluarkan liur

Bagian dada : Sulit bernapas dan batuk

Bagian kaki : Kejang otot atau sakit dan kedutan

Bagian perut : Sakit, diare, mual dan muntah

(18)

Sementara dalam jangka panjang mengakibatkan penyakit kanker,

gangguan fungsi sistem reproduksi, fungsi hati rusak, fungsi otak menurun. Sakit

kepala, masalah penglihatan, kejang otot, kedutan, kulit gatal, kulit ruam, kulit

bengkak, kulit memerah, kulit melepuh, kulit terbakar merupakan dampak dari

golongan organoklorin, sedangkan ingusan, mengeluarkan liur, sulit bernafas,

batuk, diare, mual, dan muntah merupakan dampak dari golongan organoposfat.

2.10 Keputusan Pemilihan Jenis Anti Nyamuk

Menurut Daryanto (2011) bahwa ada lima tahap dalam proses pemilihan

yaitu berdasarkan keputusan yang diambilan yaitu:

1. Pengenalan atau kebutuhan.

Kebutuhan adalah keadaan yang dapat digerakkan oleh rangsangan dari

dalam atau dari luar pemilih. Dengan menghimpun sejumlah informasi

dari sejumlah masyarakat dan para pemasar dapat mengenal rangsangan

yang lebih sering terjadi untuk membangkitkan minat dalam memilih jenis

produk anti nyamuk tertentu.

2. Pencarian informasi.

Biasanya pencarian informasi meningkat disaat masyakat mulai bergerak

dari keputusan situasi pemecahan masalah yang lebih luas.

Sumber-sumber informasi terbagi menjadi empat, yaitu:

a. Sumber pribadi (keluarga, teman, tetangga, kenalan)

b. Sumber komersial (iklan, wiraniaga, agen, kemasan, pajangan)

(19)

d. Sumber pengalaman (penanganan, pemeriksaan, dan penggunaan

produk)

3. Penilaian alternatif.

Beberapa faktor yang menjadi pertimbangan masyarakat untuk memilih

satu alternatif dari yang tersedia adalah:

a. Sifat-sifat produk (kinerjanya)

b. Kepercayaan merek

c. Fungsi kemanfaatan untuk setiap ciri

d. Prosedur pemilihan merek

4. Keputusan memilih

Keputusan memilih ini melibatkan lima sub keputusan, yaitu: keputusan

tentang merek, keputusan dari siapa membeli, keputusan tentang jumlah,

keputusan waktu membeli dan keputusan cara pembayarannya.

5. Perilaku pasca pembelian.

Kepuasan atau ketidakpuasan pembeli produk akan mempengaruhi

perilaku berikutnya. Bila masyarakat puas maka ada peluang memilih lagi

dan mereka pada umumnya akan bercerita pada orang lain. Ini merupakan

iklan yang paling efektif dan murah. Sebaliknya bila tidak puas atau

kecewa akan mengakibatkan mereka tidak mau memilih lagi dan bercerita

negatif kepada orang lain.

Proses pengambilan keputusan dimulai jauh sebelum terjadi kegiatan

pemilihan dan mempunyai kelanjutan yang panjang setelah kegiatan dipilih

(20)

yang menyebabkan rasa kebutuhan itu bagaimana kebutuhan itu mengarah pada

objek tertentu. Perilaku konsumen akan menentukan proses pengambilan

keputusan dalam pemilihan mereka.

2.11 Karakteristik Responden 2.11.1 Umur

Umur adalah tahapan siklus hidup dapat membentuk pola berfikir orang

dewasa biasanya menggalami perubahandan tranformasi (perubahan bentuk, rupa

dan sikap) tertentu pada saat mereka menggalamin hidupnya (Setiadi, 2003).

Wanita dan pria dewasa menggalamin proses perkembangan dan

pertumbuhan yang berbeda disetiap tahapan umurnya.seorang wanita akan

mengakhirin remajannya pada umur 19 tahun. Ini artinya dia akan minginjak

dewasa dan secara biologis adalah masa yang produktif. Masa produktif seorang

wanita sampai 45 tahun sebelum memasukin masa menopause. Sedangkan untuk

seorang pria akan memulai masa remajanya pada umur 13-15 tahun dan akan

mengakhirin remajannya pada umur 18 tahun, kemudia memasuki masa

climacteric sydrome pada umur 60-70 tahun (Irwanto, 2002).

2.11.2 Pendidikan

Pendidikan pribadi mempengaruhi pemilihan pengendalian nyamuk.

Seseorang yang memiliki pendidikan lebih tinggi cenderung memilih anti nyamuk

yang lebih sedikit menimbulkan efek terhadap kesehatan dibandingan mereka

(21)

2.11.3 Penghasilan

Pendapatan adalah besarnya penghasilan yang diperoleh dalam keluarga.

Pendapatan dapat bearti jumlah uang yang didapat oleh seseorang dari hasil kerja

pada tiap bulan.

2.12 Perilaku

Perilaku manusia merupakan hasil dari segala macam pengalaman serta

interaksi manusia dengan lingkungannya yang terwujud dalam bentuk

pengetahuan, sikap dan tindakan. Dengan kata lain, perilaku merupakan respon

atau reaksi seorang individu terhadap stimulus yang berasal dari luar maupun dari

dalam dirinya. Respon dapat bersifat pasif (tanpa tindakan seperti berfikir,

berpendapat dan bersikap) maupun aktif (melakukan tindakan).

Perilaku manusia pada hakekatnya adalah suatu aktivitas dari manusia itu

sendiri, yang mempunyai bentangan yang sangat luas mencakup berjalan,

berbicara, bereaksi, berfikir, persepsi dan emosi. Perilaku juga dapat diartikan

sebagai aktifitas organisme, baik yang dapat diamati secara langsung maupun

tidak langsung (Notoadmodjo, 2007).

Menurut Notoadmdjo (2005), merumuskan bahwa prilaku merupakan

respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar). Perilaku

manusia terjadi melalui proses stimulus, organisme, dan respon sehingga teori

skinner ini disebut “S-O-R” (Stimulus-Organisme-Respons). Bentuk operasional

dari perilaku dikelompokkan menjadi tiga jenis yaitu:

1. Perilaku dalam bentuk pengetahuan, yaitu dengan mengetahui situasi dan

(22)

2. Perilaku dalam bentuk sikap, yaitu tanggapan perasaan terhadap keadaan

atau rangsangan dari luar diri si subjek sehingga alam itu sendiri akan

mencetak perilaku manusia yang hidup di dalamnya, sesuai dengan sifat

keadaan alam tersebut (lingkungan fisik) dan keadaan lingkungan sosial

budaya yang bersifat non fisik tetap mempunyai pengaruh kuat terhadap

pembentukan perilaku manusia. Lingkungan ini merupakan keadaan

masyarakat dan segala budi daya masyarakat itu lahir dan

mengembangkan perilakunya.

3. Periaku dalam bentuk tindakan, yaitu sudah konkrit berupa perbuatan

terhadap situasi dan rangsangan dari luar.

2.12.1. Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang

melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi

melalui panca indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman,

rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan menusia diperoleh melalui mata dan

telinga. Pengetahuan umumnya datang dari pengalaman juga dapat diperoleh dari

informasi yang disampaikan orang lain, di dapat dari buku, surat kabar, atau

media massa, elektronik. Penginderaan terjadi melalui panca indra manusia yaitu

indra penglihatan, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan

merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang

(Notoatmodjo, 2007).

Pengetahuan yang dicakup di dalam domain kongnitif mempunyai 6

(23)

1. Tahu (know)

Tahu artikan sebagai mengigat suatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengigat

kembali (recail) terdapat suatu yang spesifik dan seluruh bahan yang pelajari atau

rangsangan yang harus diterima. Oleh sebab itu, tahu ini adalah merupakan

tingkatan pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa

orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain: menyebutkan, menguraikan,

mendefinisikan, menyatakan dan sebagainya.

2. Memahami (Comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar

tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterprentasi materi tersebut secara

benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat

menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya

terhadap objek yang dipelajari. Misalnya dapat menjelaskan mengapa harus

melakukan tindakan reuse dan reduse dalam penggunaan plastik.

3. Aplikasi (Application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang

telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya). Aplikasi di sini dapat

diartikan aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dan

sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain. Misalnya dapat melakukan

(24)

4. Analisis

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu

objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih didalam suatu struktur

organisasi tersebut, dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis

ini dapat dilihat dari penggunaan kata-kata kerja : dapat mengambarkan

(membuat bagan), membedakan, memisahkan, mengelompok dan sebagainya.

5. Sintesis (synthensisi)

Analisis menunjuk pada suatu kemampuan untuk meletakkan atau

menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.

Dengan kata lain sintensis itu suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru

dari formulasi-formulasi yang ada.

Misalnya : dapat menyusun dapat merencanakan, dapat merigankan, dapat

menyusuaikan, dapat meringkaskan, dan sebagainya terhadap suatu teori atau

rumusan-rumusan yang telah ada.

6. Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau

penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu berdasarkan

suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria yang

telah ada. Misalnya : dapat menafsirkan sebab-sebab tingginya jumlah pemilih

pengguna anti nyamuk.

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket

(25)

responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat

kita sesuaikan dengan tingkatan-tingkatan di atas (Notoatmodjo, 2003).

2.12.2 Sikap

Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang

terhadap suatu stimulus atau objek. Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan

manifestasi sikap itu tidak dapat langsung dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan

terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup. Sikap secara nyata menunjukkan

konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu yang dalam

kehidupan sehari-hari merupakan reaksi yang bersifat emosional terhadap

stimulus sosial (Notoatmodjo, 2005).

Menurut Notoadmodjo (2007) menjelaskan bahwa sikap itu mempunyai 3

komponen pokok yaitu :

a. Kepercayaan (keyakinan)

b. Kehidupan emosional

c. Kecenderungan untuk bertindak

Ketiga komponen ini secara bersama-sama membentuk sikap yang utuh

(total attitude). Dalam penentuan sikap yang utuh ini, penegtahuan berfikir,

keyakianan dan emosi memegang peranan penting.

Seperti halnya dengan pengetahuan, sikap ini terdiri dar berbagai tingkatan

(Notoadmodjo, 2003), yakni :

a. Menerima (receiving) diartikan orang (subyek) mau dan memperhatikan

(26)

b. Merespon (responding) diartikan memberikan jawaban apabila ditanya,

mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu

indikasi dari sikap ini karena dengan suatu usaha untuk menjawab

pertanyaan atau mengerakan tugas yang diberikan, terlepas pekerjaan itu

benar atau salah, adalah bahwa orang meneirma ide tersebut.

c. Menghargai (valuing) diartikan mengajak orang lain untuk mengerjakan

atau mendiskusikan suatu masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat ini.

d. Bertanggung jawab (resposible) diartikan bertanggung jawab atas segala

sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala resiko adalah merupakan

sikap yang paling tinggi dalam tingkatan sikap.

2.12.3 Tindakan

Menurut Notoadmodjo (2007) tindakan adalah gerakan atau perbuatan dari

tubuh setelah mendapatkan rangsangan ataupun adaptasi dari dalam tubuh

maupun dari luar tubuh ataupun lingkungan.

Tindakan terdiri dari berbagai tingkatan menurut kualitasnya, yakni :

a. Persepsi (perception)

Diartikan mengenal dan memilih berbagai obyek sehubungan dengan

tindakan yang akan diambil.

b. Respons terpimpin (giuded respons)

Diartikan dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar sesuai

(27)

– Mekanisme (mecanism)

Diartikan seseorang yang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar

secara otomatis, atau sudah merupakan kebiasaan.

– Adopsi (adaption)

Diartikan adaptasi adalah suatu tindakan yang sudah berkembang baik.

Artinya tindakan ini sudah dimodifikasinya tanpa mengurangi

kebenaran tindakan tersebut.

Pengukuran perilaku dapat diartikan secara tidak langsung dengan

wawancara terhadap kegiatan yang telah dilakukan sedangkan dilakukan secara

(28)

2.13 Kerangka Konsep

Perilaku Ibu Rumah Tangga Pengetahuan

Sikap Tindakan

Karakteristik Ibu Rumah Tangga Umur

Pendidikan Penghasilan

Pemilihan Penggunaan Anti Nyamuk

Jenis Bakar Jenis Elektrik Jenis Lotion Jenis Semprot

Referensi

Dokumen terkait