• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Efektivitas Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 4 SD Negeri Ringinsari Kecamatan Ampel Kabupaten Boyo

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Efektivitas Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 4 SD Negeri Ringinsari Kecamatan Ampel Kabupaten Boyo"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

45

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Pelaksanaan Penelitian

Pelaksanaan penelitian di SD Negeri Ringinsari Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali dilaksanakan pada bulan Maret-April 2015. Langkah awal pelaksanaan penelitian dengan meminta izin untuk melakukan penelitian kepada pihak sekolah yang meliputi kepala sekolah, guru kelas 4A dan 4B di SD Negeri Ringinsari yang dilaksanakan pada hari Sabtu, 7 Maret 2015. Permohonan ijin disambut baik oleh kepala sekolah dan memberikan ijin untuk melaksanakan penelitian. Setelah meminta izin kepada pihak sekolah, peneliti terlebih dahulu melakukan observasi terhadap kelas 4A dan 4B. Observasi dilakukan untuk mendapatkan data siswa kelas 4A dan 4B dan untuk mengamati cara mengajar yang biasanya dilakukan guru. Dari hasil observasi diperoleh data, yaitu siswa kelas 4A berjumlah 24 siswa dan siswa kelas 4B berjumlah 22 siswa.

Sebelum melaksanakan penelitian, peneliti melakukan uji coba soal pengukuran awal (pretest) dan posttest untuk validitas dan reliabilitas yang dilaksanakan di SD Negeri Sampetan. Hasil soal yang valid dan reliabel akan dipakai sebagai soal pretest dan posttest.

Langkah selanjutnya yang dilakukan peneliti sebelum melaksanakan treatment adalah melakukan konsultasi dengan guru kelas 4A dan 4B untuk

melakukan pengukuran awal (pretest) di kedua kelompok kelas. Setelah mendapatkan izin pengukuran awal atau pretest peneliti melakukan uji kesetaraan (prestest) pada kelas eksperimen dan kelas kontrol di waktu yang berbeda. Tes yang diberikan berupa 20 butir soal pilihan ganda. Tujuan pretest ini adalah untuk mengetahui apakah kedua kelas memiliki kemampuan awal yang sama atau tidak.

(2)

saat konsultasi dengan guru kelas peneliti menjelaskan model pembelajaran yang akan digunakan serta tujuan pelaksanaan penelitian. Sebelum melaksanakan treatment masing-masing guru terlebih dahulu diberikan penjelasan mengenai RPP

yang berisi sintak model pembelajaran PBL di kelas eksperimen maupun konvensional di kelas kontrol. Guru kelas eskperimen mempelajari langkah-langkah pembelajaran atau treatment yang sudah didesain sesuai sintak PBL. Guru diberikan kesempatan untuk persiapan mengajar dan latihan sebelum melaksanakan treatment. Tujuannya agar pembelajaran sesuai dengan sintak PBL. Setelah guru memahami RPP, maka penelitian baru dapat dilaksanakan. Kegiatan pembelajaran dilaksanakan dua kali pertemuan pada masing-masing kelas. Pada pertemuan terakhir dilakukan posttest untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol. Jadwal kegiatan penelitian dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 13

Jadwal Kegiatan Pelaksanaan Penelitian di SD Negeri Ringinsari

Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015

No Hari, Tanggal Uraian Kegiatan

1. Sabtu, 7 Maret 2015

- Permohonan izin penelitian di SD Negeri Ringinsari. 2. Jumat, 20 Maret

2015

- Perkenalan dengan siswa kelas kontrol dan kelas eksperimen.

- Memberikan tes awal atau pretest pada kelas 4A sebagai kelas kontrol dan kelas 4B sebagai kelas eksperimen. 3. Kamis, 26 Maret

2015

- Pertemuan I di kelas kontrol menggunakan pembelajaran konvensional.

- Pertemuan I di kelas eksperimen menggunakan model pembelajaran PBL.

4. Senin, 30 Maret 2015

- Pertemuan II di kelas eksperimen menggunakan model pembelajaran PBL dilanjutkan dengan mengerjakan soal posttest.

5. Kamis, 2 April 2015

(3)

4.1.1 Pelaksanaan Pembelajaran di Kelas Eksperimen

Pada kelas eksperimen pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Kamis, 26 Maret 2015. Pembelajaran dimulai pukul 09.30 WIB sampai pukul 10.40 WIB. Keterlaksanaan pemberian treatment diperoleh melalui hasil pengamatan yang diperoleh menggunakan lembar observasi pada kelas eksperimen. Dalam proses pembelajaran guru kelas sebagai pengajar, peneliti dan rekan peneliti sebagai observer, dan siswa sebagai subjeknya. Terdapat 17 kegiatan yang harus dilakukan guru selama proses pembelajaran.

Pada pertemuan pertama, dimulai dengan guru mengkondisikan siswa untuk belajar dengan memberi salam kepada siswa, dan membimbing siswa menyiapkan peralatan sekolah. Kemudian dilanjutkan dengan kegiatan apersepsi dengan bertanya jawab dengan siswa mengenai perubahan yang terjadi pada lingkungan rumah dan sekolah. Pada kegiatan apersepsi beberapa siswa menceritakan perubahan lingkungan yang terjadi di sekolah dan di lingkungan rumah. Setelah itu, guru memberikan motivasi berupa permasalahan awal pada siswa agar siswa tertarik mengikuti pembelajaran. Pada awal kegiatan pembelajaran guru tidak menyampaikan dan menjelaskan tujuan pembelajaran kepada siswa dan langsung menyampaikan langkah-langkah pembelajaran PBL.

(4)

tidak selesai tepat waktu sehingga guru memberikan tambahan waktu kepada siswa untuk menyelesaikan permasalahan yang diberikan.

Selanjutnya kegiatan dilanjutkan dengan presentasi kelompok. Guru memberikan kesempatan kepada setiap kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusinya secara bergantian. Pada saat presentasi kelompok, beberapa siswa menyampaikan presentasi dengan suara yang tidak keras, sehingga guru perlu mengulangi yang dipresentasikan siswa. Selanjutnya pada saat kelompok selesai mempresentasikan hasil diskusi, tidak ada siswa yang bertanya maupun menanggapi, maka guru menunjuk beberapa siswa untuk menanggapi setelah itu baru siswa lain berani untuk mengungkapkan pendapatnya. Selanjutnya guru bersama dengan siswa menganalisis atau mengoreksi hasil diskusi setiap kelompok. Kemudian guru mengevaluasi hasil diskusi tiap kelompok dan performa presentasi tiap kelompok. Guru tidak memberi kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya. Tetapi langsung malaksanakan tanya jawab dengan siswa untuk menguji pemahaman siswa.

Pada kegiatan akhir. guru membimbing siswa menarik kesimpulan materi secara lisan. Guru tidak melakukan refleksi mengenai kegiatan yang sudah dilaksanakan dan langsung menutup kegiatan pembelajaran.

(5)

Guru tidak menyampaikan langkah-langkah PBL dan hanya menyampaikan bahwa pembelajaran seperti pada pertemuan sebelumnya.

Pada kegiatan inti, guru membimbing siswa untuk berkumpul dengan kelompok yang telah dibentuk pada pertemuan pertama. Selanjutnya guru membagikan lembar kerja pada siswa dan membantu siswa mengidentifikasi permasalahan pada lembar kerja siswa. Pada pertemuan kedua ini, siswa sudah lebih memahami tugas yang harus dikerjakan. Pelaksanaan diskusi kelompok berlangsung dengan baik, siswa aktif mengemukakan pendapatnya dalam diskusi kelompok. Selain itu siswa yang membuat gaduh berkurang dan siswa fokus melaksanakan diskusi kelompok. Pada pertemuan kedua ini siswa dapat menyelesaikan tugas yang diberikan dengan tepat waktu. Sebelum melaksanakan presentasi, guru terlebih dahulu memberikan peraturan, siswa harus menyampaikan presentasi dengan suara yang keras, jika suara siswa tidak keras dan siswa lain tidak mendengar maka harus mengulanginya sampai siswa lain mendengar.

Kegiatan presentasi pada pertemuan kedua lebih baik dari pertemuan pertama, karena siswa menyampaikan dengan suara yang keras dan jelas. Siswa terlihat sudah berani mengemukakan pendapatnya tanpa ditunjuk oleh guru terlebih dahulu. Kegiatan selanjutnya guru bersama siswa menganalisis atau mengoreksi hasil diskusi kelompok yang presentasi. Kemudian, guru memberi kesempatan pada peserta didik bertanya mengenai materi yang belum jelas, setelah itu guru memberikan pertanyaan pada siswa untuk menguji pemahaman siswa. Selanjutnya guru memberikan soal tes hasil belajar siswa (posttest) pada siswa dan memberikan petunjuk dalam mengerjakan soal posttest.

Pada kegiatan penutup pembelajaran, guru membimbing siswa menarik kesimpulan materi secara lisan. Setelah itu, melaksanakan refleksi mengenai kegiatan pembelajaran yang sudah dilaksanakan. Secara keseluruhan pembelajaran pada kelas eksperimen sudah berlangsung dengan baik. Penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) sudah berjalan sesuai rencana. Siswa berperan aktif dalam

(6)

pendapat saat pelaksanaan diskusi kelompok, serta aktif menanggapi presentasi kelompok. Untuk lebih jelasnya mengenai pembelajaran pada kelas eksperimen berikut disajikan tabel hasil observasi aktivitas guru :

Tabel 14

Hasil Observasi Aktivitas Guru dengan Menggunakan Model Pembelajaran

Problem Based Learning (PBL) di Kelas Eksperimen

Kegiatan Jumlah Kegiatan

Pertemuan Pertama Pertemuan kedua Terlaksana Presentase

(%)

Terlaksana Presentase (%)

Awal 5 4 20% 4 20%

Inti 12 11 55% 12 60%

Penutup 3 2 10% 3 15%

Jumlah 20 17 85% 19 95%

Berdasarkan tabel 14 hasil observasi aktivitas guru pada kelas eksperimen, dapat dilihat bahwa terdapat 20 kegiatan yang harus dilaksanakan oleh guru. Pada pertemuan pertama, terdapat 3 kegiatan yang tidak dilaksanakan guru dan 17 kegiatan yang telah terlaksana dengan presentase 85%. Pada pertemuan kedua, dari 20 kegiatan telah terlaksana 19 kegiatan dengan presentase 95%. Hal ini menunjukkan ada peningkatan sebesar 10% pada pertemuan kedua.

(7)

Tabel 15

Hasil Observasi Respon Siswa dengan Menggunakan Model Pembelajaran

Problem Based Learning (PBL) di Kelas Eksperimen

No Aspek Yang Diamati Pertemuan I Pertemuan II Terlaksana Terlaksana Ya Tidak Ya Tidak 1. Kesiapan dalam mengikuti kegiatan

pembelajaran

 

2. Memperhatikan penjelasan dan bimbingan guru.

 

3. Bekerja sama dan berkomunikasi dengan anggota kelompok dalam menyelesaikan tugas.

 

4. Menyelesaikan tugas tepat waktu.  

5. Mempresentasikan hasil diskusi kelompok.  6. Keberanian memberikan pertanyaan dan

pendapat.

 

7. Keberanian menjawab pertanyaan guru atau siswa lain.

 

8. Berpartisipasi dalam menganalisis presentasin kelompok

 

9. Perhatian pada proses pembelajaran.   10. Mampu membuat kesimpulan pembelajaran.   11. Berpartisipasi dalam kegiatan refleksi.  

Berdasarkan tabel 15 hasil observasi respon siswa pada pertemuan pertama, dari 11 aspek yang diamati terdapat dua aspek yang tidak dilaksanakan siswa. Pada pertemuan pertama respon siswa yang tidak dilaksanakan adalah mengerjakan tugas tepat waktu dan berpartisipasi dalam kegiatan refleksi. Pada pertemuan kedua semua aspek sudah dilaksanakan siswa.

4.1.2 Pelaksanaan Pembelajaran di Kelas Kontrol

(8)

pengajar, peneliti dan rekan peneliti sebagai observer, dan siswa sebagai subjeknya. Keterlaksanaan pembelajaran diperoleh melalui hasil pengamatan yang diperoleh menggunakan lembar observasi pada kelas kontrol.

Pembelajaran pertemuan pertama dimulai pada pukul 07.15 WIB. Pembelajaran diawali dengan guru mengkondisikan siswa untuk belajar dengan berdoa, memberi salam, mengecek kehadiran siswa dan membimbing siswa menyiapkan peralatan sekolah. Selanjutnya guru melakukan apersepsi dengan bertanya jawab mengenai materi sebelumnya tentang perubahan kenampakan bumi. Pada kegiatan awal pembelajaran, guru tidak menyampaikan tujuan pembelajaran.

Pada kegiatan inti dimulai dengan guru menjelaskan materi pelajaran secara lisan. Guru sebagai pemberi informasi secara aktif dan siswa sebagai menerima informasi. Dalam kegiatan menjelaskan materi, guru sesekali meminta memberikan contoh yang berhubungan dengan materi pelajaran. Siswa kurang aktif dalam kegiatan pembelajaran dan dalam menyampaikan contoh yang berhubungan dengan materi siswa masih terlihat ragu-ragu, sehingga guru perlu menunjuk siswa terlebih dahulu. Kegiatan dilanjutkan dengan memberikan soal yang harus dikerjakan siswa secara individu. Setelah siswa selesai mengerjakan soal, guru meminta beberapa siswa maju kedepan untuk menuliskan jawabannya di papan tulis. Setelah beberapa siswa menuliskan jawaban pada papan tulis, guru mengoreksi jawaban siswa. Saat guru memberikan kesempatan pada peserta didik untuk bertanya mengenai hal-hal yang belum jelas, tidak ada peserta didik yang bertanya. Kemudian guru memberi pertanyaan kepada peserta didik untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa.

Pada kegiatan penutup, guru membimbing siswa membuat kesimpulan pelajaran secara lisan. Selanjutnya guru meminta siswa mempelajari materi yang telah diajarkan dan materi selanjutnya.

(9)

mengecek kehadiran siswa dan membimbing siswa menyiapkan peralatan sekolah. Pada pertemuan kedua guru menyampaikan tujuan pelajaran.

Pada kegiatan inti, kegiatan pembelajaran sama seperti pada pertemuan pertama. Guru kembali menyampaikan materi pelajaran secara lisan pada siswa. Hanya saja, guru meminta siswa yang pada pertemuan pertama menuliskan jawaban di papan untuk tidak maju lagi dan memberikan siswa lain menuliskan jawaban di papan tulis. Setelah menganalisis jawaban siswa di papan tulis, guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya. Kemudian dilanjutkan guru memberikan pertanyaan kepada peserta didik untuk menguji tingkat pemahaman siswa. Selanjutnya guru memberikan soal tes hasil belajar siswa (posttest) pada siswa dan memberikan petunjuk dalam mengerjakan soal posttest.

Pada kegiatan penutup, guru kembali membimbing siswa membuat kesimpulan secara lisan. Selanjutnya, guru meminta siswa mempelajari materi yang telah diajarkan dan materi selanjutnya.

Secara keseluruhan pembelajaran di kelas kontrol berlangsung dengan baik. Langkah-langkah pembelajaran dapat terlaksana dengan baik. Untuk lebih jelasnya mengenai pembelajaran pada kelas eskperimen berikut disajikan tabel berikut:

Tabel 16

Hasil Observasi Aktivitas Guru dengan Menggunakan Model Pembelajaran

Konvensional di Kelas Kontrol

(10)

pertemuan kedua seluruh kegiatan pembelajaran sudah terlaksana dengan presentase 100%. Terdapat kenaikan sebesar 7,16% pada pertemuan kedua.

Pembelajaran pada kelas kontrol juga dilihat dari respon siswa. Hasil observasi respon siswa menunjukkan pada pertemuan pertama dan kedua semua aspek sudah terlaksana.

4.2 Hasil Penelitian

Hasil penelitian yang akan dibahas adalah deskripsi data dan analisis data. Analisis data yang akan dijabarkan meliputi uji prasyarat yaitu uji normalitas dan homogenitas selanjutnya dilakukan uji t test.

4.2.1 Deskripsi Data

Data yang diperoleh dari hasil penelitian ini berupa data hasil belajar soal posttest. Data mentah dari hasil belajar akan diolah terlebih dahulu untuk disajikan

dalam tabel distribusi frekuensi. Berikut ini dibahas secara lengkap mengenai deskripsi data hasil belajar siswa kelas eksperimen maupun kelas kontrol.

4.2.1.1 Data Hasil Belajar

Data hasil belajar diperoleh dari nilai posttest pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pada kelas eksperimen yaitu siswa kelas 4B SD Ringinsari yang menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dan pada kelas kontrol yaitu kelas 4A SD Ringinsari yang menggunakan pembelajaran konvensional. Data hasil belajar akan disajikan secara deskriptif. Tabel distribusi frekuensi skor hasil belajar IPA kelas eksperimen yang disusun dengan menggunakan banyak kelas dan interval dengan rumus berikut:

Banyaknya kelas (K) = 1 + 3,3 log n = 1 + 3,3 log 22 = 1 + 3,3 . 1,34 = 1 + 4,42

= 5,42 (dibulatkan menjadi 6 kelas) Range = skor maksimal – skor minimal

(11)

= 32 Interval = Range

Banyaknya kelas = 32

5

= 6,4 (dibulatkan menjadi 6)

Selanjutnya dibuat tabel distribusi frekuensinya. Berikut disajikan tabel destribusi frekuensi skor hasil belajar pada kelompok eksperimen :

Tabel 17

Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPA pada Kelas Eskperimen (4B)

SD Negeri Ringinsari Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran

2014/2015

No Interval Frekuensi Presentase (%)

1. 90 - 95 3 13,63%

2. 84 - 89 6 27,28%

3. 78 - 83 3 13,63%

4. 72 - 77 6 27,28%

5. 66 - 71 2 9,09%

6. 60 - 65 2 9,09%

Jumlah 22 100%

(12)

Gambar 5

Grafik Garis Distribusi Frekuensi Skor Belajar IPA Kelas Eksperimen

Selanjutnya akan disajikan tabel distribusi frekuensi kelas kontrol. Tabel distribusi frekuensi skor hasil belajar IPA kelompok eksperimen yang disusun dengan menggunakan banyak kelas dan interval dengan rumus berikut:

Banyaknya kelas (K) = 1 + 3,3 log n = 1 + 3,3 log 24 = 1 + 3,3 . 1,38 = 1 + 4,55

(13)

= 4,6 (dibulatkan menjadi 5)

Selanjutnya dibuat tabel distribusi frekuensinya. Berikut disajikan tabel destribusi frekuensi skor hasil belajar pada kelas kontrol:

Tabel 18

Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPA pada Kelas Kontrol (4A)

SD Negeri Ringinsari Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran 2014/2015

No Interval Frekuensi Presentase (%)

1. 85- 89 2 8,33

2. 80 - 84 5 20,84

3. 75 - 79 3 12,5

4. 70 - 74 7 29,16

5 65 - 69 2 8,33

6. 60 - 64 5 20,84

Jumlah 24 100%

(14)

Gambar 6

Grafik Garis Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPA Kelas Kontrol (4A)

4.2.2 Analisis Data

4.2.2.1 Analisis Deskriptif

Hasil belajar siswa pada kelas kontrol dan eksperimen akan dianalisis secara deskriptif. Analisis deskriptif akan menggambarkan nilai maksimal, nilai minimal, nilai rata-rata dan standar deviasi hasil belajar kelas kontrol dan eksperimen. Berikut deskriptif statistik hasil belajar kelas kontrol dan kelas eksperimen :

Tabel 19

Deskriptif Statistik Hasil Belajar IPA Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol SD

Negeri Ringinsari Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali Semester II Tahun

(15)

Dari Tabel 19 dapat dilihat nilai terendah pada kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah 60. Nilai tertinggi pada kelas eksperimen 92 dan nilai tertinggi pada kelas kontrol adalah 88. Pada kelas eksperimen rata-rata hasil belajar sebesar 78,9091 dan Standart Deviation 9,08641 sedangkan rata-rata hasil belajar kelas kontrol sebesar 73,1667 dan Standart Deviation 8,12761.

4.2.2.2 Uji t Independent Samples Test

Sebelum dilakukan uji t terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat terlebih dahulu, yaitu uji normalitas dan uji homogenitas. Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data telah berdestribusi normal atau tidak dan uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah data mempunyai varians yang sama atau tidak.

Uji normalitas dilakukan dengan program IBM SPSS 22 for windows. Uji normalitas pada penelitian ini menggunakan Shapiro-Wilk karena jumlah responden yang diteliti kurang dari 50 siswa. Berikut disajikan Tabel 4.5 hasil uji normalitas :

Tabel 20

Hasil Uji Normalitas Hasil Belajar IPA Kelas Eksperimen dan

Kelas Kontrol SD Negeri Ringinsari Kecamatan Ampel Kabupaten

Boyolali Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015

Tests of Normality

Tes

Kelas

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Posttest Eksperimen .121 22 .200* .959 22 .460

Kontrol .151 24 .164 .948 24 .251

*. This is a lower bound of the true significance.

a. Lilliefors Significance Correction

(16)

kelas kontrol sebesar 0,251 atau > 0,05 (lebih dari 0,05). Maka dapat disimpulkan bahwa data pada berdistribusi normal. Berikut disajikan gambar plot yang menunjukkan bahwa data kelas eksperimen dan kontrol berdistribusi normal:

Gambar 7

Normal Q-Q plot Hasil belajar IPA pada Kelas Eksperimen

Berdasarkan Gambar 7 dapat diilihat titik-titik yang sangat dekat atau melekat pada garis. Artinya, menunjukkan data berdistribusi normal.

Gambar 8

(17)

Seperti pada gambar 7 pada gambar 8 dapat diilihat titik-titik yang sangat dekat atau melekat pada garis menunjukkan data berdistribusi normal. Dari gambar 7 dan gambar 8 menunjukkan data hasil belajar kelas eksperimen dan kontrol menunjukkan data tersebar secara merata di sekitar garis pusat.

Selanjutnya seletah dilakukan uji normalitas maka dilakukan uji homogenitas. Uji homogenitas dilakukan menggunakan program IBM SPSS 20 for windows. Berikut disajikan tabel uji homogenitas hasil belajar IPA :

Tabel 21

Hasil Uji Homogenitas Hasil Belajar IPA Kelas Eksperimen dan Kelas

Kontrol SD Negeri Ringinsari Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali Semester

II Tahun Pelajaran 2014/2015

Satu data dikatakan mempunyai varian yang sama apabila signifikansi > 0,05 (lebih dari 0,05). Berdasarkan tabel 21 diketahui bahwa sigifikasi sebesar 0,494. karena signifikasi > 0,05 atau lebih dari 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa kedua kelas yaitu kelas eksperimen dan kontrol mempunyai varian yang sama. Selanjutnya setelah melakukan uji normalitas dan homogenitas maka dilakukan uji t pada kelas eksperimen kontrol dan kelas kontrol. Uji t samples Test dilakukan dengan menggunakan IBM SPSS 22 for windows. Berikut disajikan uji t dalam tabel 22 berikut:

Test of Homogeneity of Variances

Posttest

Levene Statistic df1 df2 Sig.

(18)

Tabel 22

Hasil Uji t Hasil Belajar IPA siswa Kelas Kelas Eksperimen dan Kelas

Kontrol SD Negeri Ringinsari Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali Semester

II Tahun Pelajaran 2014/2015

Dalam menganalisis uji t-test menggunakan equal variance assumsed (diasumsikan varian sama). Berdasarkan hasil pengujian pada tabel 22 dapat diketahui bahwa signifikan 2 tailed pada kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah 0,029. Nilai thitung sebesar 2,263 pada derajat kebebasan (df) sebesar 44. Perbedaan

rata-rata (mean difference )sebesar 5,74242. Sedangkan nilai ttabel adalah 2,021.

4.3 Pembahasan

Dalam pembahasan ini akan diuraikan pembahasan uji hipotesis dan pembahasan hasil penelitian. Uji hipotesis berhubungan dengan ketentuan penerimaan atau penolakan hipotesis. Uji hipotesis akan menjawab rumusan masalah apakah Ho diterima dan Ha ditolak ataupun sebaliknya. Sedangkan pembahasan hasil penelitian ini untuk mengetahui ada tidaknya efektivitas penggunaan model

Independent Samples Test

Levene's

Test for

Equality of

Variances t-test for Equality of Means

(19)

pembelajaran Problem Based Learning terhadap hasil belajar IPA siswa kelas 4 SD Negeri Ringinsari.

4.3.1 Uji Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara dari rumusan masalah penelitian. Uji hipotesis dilakukan setelah data dinyatakan berdistribusi normal dan diketahui kedua varian sama dan kemudian dilanjutkan uji t. Berdasarkan uji t pada Tabel 22 kemudian dilakukan uji hipotesis. Hipotesis penelitian yaitu sebagai berikut:

1. H0 : Tidak terdapat perbedaan efektivitas antara model pembelajaran Problem

Based Learning (PBL) dengan model pembelajaran konvensional terhadap

hasil belajar IPA siswa kelas 4 SD Negeri Ringinsari Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran 2014/2015.

2. Ha : Terdapat perbedaan efektivitas antara model pembelajaran Problem Based

Learning (PBL) dengan model pembelajaran konvensional terhadap hasil belajar IPA siswa kelas 4 SD Negeri Ringinsari Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran 2014/2015.

Signifikasi 0,05 yang digunakan sebagai uji hipotesis. Ketentuan pengambilan keputusan didasarkan pada nilai signifikasi. Jika signifikasi > 0,05 (lebih besar dari 0,05) maka H0 diterima danHa ditolak. Dan jika signifikasi < 0,05(kurang dari 0,05)

maka H0 ditolak dan Ha diterima. Hasil uji t menunjukkan t hitung 2,263 dan

signifikan 2 tailed sebesar 0,029. Berdasarkan uji t maka diketahui signifikan 2 tailed

sebesar 0,029 yang artinya lebih kecil dari 0,05 (0,029 < 0,05) maka H0 ditolak dan Ha diterima. Itu artinya hipotesis terdapat perbedaan efektivitas antara model

(20)

4.3.2 Pembahasan Hasil Penelitian

Setelah dilakukan analisis data terlihat perbedaan rata-rata dari kelas eksperimen dan kelas kontrol. Rata-rata kelas 4B sebagai kelompok eksperimen dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) sebesar 78,9091 dengan nilai tertinggi 92 dan dinilai terendah 60. Sedangkan rata-rata kelas kontrol dengan menggunakan pembelajaran konvensional sebesar 73,1667 dengan nilai tertinggi 88 dan dinilai terendah 60. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata hasil belajar IPA kelas eksperimen lebih tinggi daripada hasil belajar IPA kelas kontrol. Berdasarkan hasil analisis deskriptif dinyatakan bahwa rata-rata hasil belajar kelas eksperimen dan kelas kontrol menunjukkan terdapat perbedaan antara pembelajaran dengan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dengan model pembelajaran konvensional terhadap hasil belajar IPA pada siswa kelas 4 SD Negeri Ringinsari Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) lebih baik daripada pembelajaran konvensional.

Berdasarkan hasil penelitian, terdapat perbedaan efektivitas antara penggunaan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dengan model pembelajaran konvensional terhadap hasil belajar IPA pada siswa kelas 4 SD Negeri Ringinsari Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015. Hasil belajar ini dimungkinkan karena menggunakan model pembelajaran yang berbeda. Menurut Wina Sanjaya (2014: 214) SPBM dapat diartikan sebagai rangkaian aktivitas pembelajaran yang menekankan kepada proses penyelesaian masalah yang dihadapi secara ilmiah. Jadi model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) adalah model pembelajaran dengan memberikan suatu permasalahan

(21)

pikiran dengan siswa lainnya, sehingga jawaban tidak berasal dari satu orang saja. Model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) melatih siswa untuk mandiri dan tidak bergantung pada penjelasan guru saja, tetapi siswa aktif mencari pengetahuannya sendiri berdasarkan pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya.

Selain itu beberapa kelebihan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) menurut Hamruni adalah (2012:157) antara lain: 1) merupakan teknik yang cukup bagus untuk lebih memahami isi pelajaran, 2) menantang kemampuan siswa serta memberikan kepuasan untuk menemukan pengetahuan baru bagi siswa, 3) meningkatkan aktivitas pembelajaran siswa, 4) membantu siswa bagaimana mentransfer pengetahuan mereka untuk memahami masalah dalam kehidupan nyata, 5) membantu siswa untuk mengembangkan pengetahuan barunya dan bertanggung jawab dalam pembelajaran yang mereka lakukan.

Hasil penelitian juga mendukung hasil dalam kajian yang relevan yang

dilakukan oleh Merinda Dian Pramestari tahun 2012 dengan judul “Efektifitas

Penggunaan Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning-PBL) Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V di Gugus Hasanudin Salatiga Semester II Tahun Ajaran 2011/2012”. Dalam penelitian ini menunjukkan rata-rata hasil belajar kelas kontrol yaitu 74,53 < rata-rata hasil belajar kelas eksperimen yaitu 83,38 dengan perbedaan rata-rata (mean difference) sebesar 8.851, artinya bahwa hasil belajar kelas eksperimen lebih baik daripada hasil belajar kelas kontrol. Selanjutnya dari hasil pengujian Independent Samples T-Test, menunjukkan bahwa signifikasi sebesar 0.002, maka H0 ditolak. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ada efektivitas

penggunaan model pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning-PBL) terhadap hasil belajar IPA siswa kelas V di SD Gugus Hasanudin Salatiga semester II tahun ajaran 2011/2012.

(22)

Gambar

Tabel 13 Jadwal Kegiatan Pelaksanaan Penelitian di SD Negeri Ringinsari
Tabel 14 Hasil Observasi Aktivitas Guru dengan Menggunakan Model Pembelajaran
Tabel 15
Tabel 16 Hasil Observasi Aktivitas Guru dengan Menggunakan Model Pembelajaran
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil pembahsan penelitian dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan petani padi dalam memasarkan produknya adalah harga gabah,

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan dukungan suami dengan minat ibu dalam pemilihan kontrasepsi IUD di Dusun Tegalan Desa Kauman Kecamatan Ngoro

Women Roles on Climate Change Adaptation through Agroforestry in West Lampung District, Indonesia0. Conference Paper ·

Menyatakan bahwa Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “ Identifikasi Jamur Aspergillus Niger pada jamu gendong (Studi di Pa sar Legi Kota Jombang)” adalah bukan Karya

Dari penelitian ini dapat disimpulkan (1) Adanya perbedaan viabilit as benih yang ditunjukkan antarkarakter kuantitatif dan secara umum karakter kuantitatif jumlah

Dari hasil penelitian di atas, dapat disimpulkan bahwa metode Diskusi Panel dapat meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran PKn materi

Penelitian bertujuan untuk menentukan pola penggunaan neuroprotectan pada pasien dengan stroke iskemik serta memeriksa hubungan terapi neuroprotectan terkait dosis,

METODOLOGI PENELITIAN penelitian ini dilakukan dengan menggunakan desain penelitian tindakan kelas (PTK) model Kemmis Mc Taggart. Tahap- tahap penelitian ini meliputi