MODUL PENATAUSAHAAN PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK (PNBP) 33
BAB VI
PERTANGGUNGJAWABAN PNBP
Setiap kementerian negara/lembaga wajib melaksanakan penatausahaan dan
akuntansi piutang PNBP yang menjadi tanggungjawabnya, sehingga piutang PNBP dapat
disajikan dalam laporan keuangan dengan andal dan tepat waktu. Tujuan
penatausahaan dan akuntansi piutang PNBP adalah:
1. Menyediakan informasi yang akurat dan tepat waktu mengenai piutang;
2. Mengamankan transaksi piutang PNBP melalui pencatatan, pemrosesan dan
pelaporan transaksi keuangan yang konsisten;
3. Mendukung penyelenggaraan SAPP yang menghasilkan informasi piutang PNBP
sebagai dasar pertanggungjawaban dan pengambilan keputusan.
Untuk tercapainya keseragaman, penatausahaan dan akuntansi piutang PNBP
dilaksanakan dengan berpedoman pada Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan
Nomor PER-02/PB/2007 tentang pedoman Penatausahaan dan Akuntasi Piutang
Penerimaan Negara Bukan Pajak.
Pedoman penatausahaan dan akuntasi piutang PNBP ini berlaku untuk seluruh
piutang yang berasal dari PNBP yang dikelola oleh kementerian Negara/lembaga.
Pedoman ini tidak mengatur penatausahaan dan akuntansi piutang PNBP yang dikelola
oleh:
1. Pemerintah Daerah;
2. BUMN/BUMD:
3. Bank Pemerintah dan lembaga Keuangan Milik Pemerintah.
A. Klasifikasi Piutang PNBP
Secara garis besar, Piutang PNBP digolongkan menjadi 3 (tiga) golongan, yaitu:
MODUL PENATAUSAHAAN PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK (PNBP) 34
b. Piutang dari Pendapatan Bagian Laba BUMN;
c. Piutang dari Pendapatan PNBP Lainnya.
Selanjutnya, dari masing-masing golongan tersebut dirinci lebih lanjut ke dalam
masing-masing jenis PNBP sesuai yang tercantum dalam Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 91/PMK.06/2007 tentang Bagan Akun Standar.
B. Pihak yang Terkait dengan Penatausahaan Piutang PNBP
Unit Penatausahaan Piutang dapat berupa unit structural atau petugas sesuai
dengan besar kecilnya organisasi dan transaksi yang ditangani. Unit
Penatausahaan Piuang pajak adalah unit pada Direktorat Jenderal Pajak,
Kementerian Keuangan. Unit penatausahaan Piutang Bukan Pajak,, Bagian Lancar
Tagihan Penjualan Angsuran, Bagian Lancar Tagihan Tuntuan Ganti Rugi, Bagian
Lancar Investasi Permanen, dan Piutang Bukan Pajak Lainnya pada Kementerian
Negara/Lembaga disesuaikan dengan structural organisasinya.
Unit Penatausahaan Piutang pada Kementerian Negara/lembaga melibatkan unit
operasional, unit administrasi yang mendukung fungsi akuntasi piutang, dan unit
pembukuan pada unit operasional. Unit Operasional adalah unit/organisasi yang
mengelola penerimaan Negara pada suatu instansi. Kegiatan yang dilaksanakan
oleh unit /petugas operasional adalah:
1. Membuat surat pernyataan piutang;
2. Membuat surat penagihan piutang;
3. Mengirimkan surat tagihan kepada petugas administrasi dan petugas
pembukuan;
4. Membuat surat tentang penyerahan piutang yang tidak tertagih dengan
membuat permintaan penagihan (dilaksanakan oleh Ditjen Kekayaan Negara
Kementerian Keuangan);
5. Membuat usulan penghapusan piutang;
MODUL PENATAUSAHAAN PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK (PNBP) 35
Unit Adminstrasi adalah unit/petugas yang melaksanakan penerimaan dan
pengiriman dokumen piutang. Kegiatan yang dilaksanakan oleh unit administrasi
adalah:
a. Menerima dokumen/surat penagihan piutang;
b. Mengagendakan surat/dokumen yang masuk maupun yang harus dikirim kepada
debitur (penanggung hutang kepada Negara yaitu orang atau badan yang
berhutang menurut perjanjian atau peraturan yang bersangkutan);
c. Membuat surat pengantar;
d. Meneruskan dokumen tanggapan debitur ke unit/petugas operasional;
e. Mengirim bukti setor kepada unit pembukuan.
Unit pembukuan adalah unit/organisasi yang melaksanakan pembukuan dan
pelaporan piutang. Kegiatan yang dilaksanakan oleh unit pembukuan sebagai
berikut:
a. Melakukan pencatatan piutang ke dalam Kartu piutang berdasarkan
dokumen-dokumen transaksi;
b. Membuat Daftar Rekapitulasi Piutang;
c. Membuat Daftar Umur Piutang dan Reklasifikasi Piutang;
d. Membuat Daftar Saldo Piutang setiap triwulan berdasarkan Kartu Piutang;
e. Melakukan pengarsipan dokumen;
f. Mengirimkan laporan-laporan.
C. Dokumen Sumber
Dokumen sumber yang menjadi dasar penatausahaan piutang PNBP adalah sebagai
berikut:
1. Perjanjian /kontrak piutang PNBP
2. Surat Ketetapan dalam hal piutang PNBP, Surat Keterangan Tanggung Jawab
Mutlak (SKTJM/SKTM);
3. Surat Setoran Bukan Pajak dan bukti setor lainnya;
4. Surat Keputusan Penghapusan;
MODUL PENATAUSAHAAN PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK (PNBP) 36
D. Penatausahaan Piutang PNBP oleh unit/petugas Akuntansi Piutang pada
Kementerian Negara/Lembaga
Penatausahaan piutang PNBP adalah proses pencatatan dan pelaporan jumlah uang
yang menjadi hak pemerintah atau kewajiban pihak lain kepada pemerintah
sebagai akibat penyerahan uang, barang dan jasa oleh pemerintah atau akibat lain
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Formulir/daftar yang digunakan dalam pencatatan piutang adalah:
1. Kartu Piutang
Merupakan kartu yang menunjukkan jumlah piutang, mutasi dan saldo piutang
masing-masing debitur. Pencatatan piutang dilakukan pada saat timbulnya hak
pemerintah atau adanya kewajiban pihak lain kepada pemerintah. Pencatatan
didasarkan atas dokumen sumber yang berasal dari surat ketetapan piutang,
bukti setor dan surat penghapusan piutang. Kartu Piutang diisi setiap terjadi
transaksi.
2. Daftar Rekapitulasi Piutang
Merupakan daftar yang menunjukkan total mutasi dan saldo piutang menurut
jenis piutangnya. Pencatatan ke dalam Daftar Rekapitulasi Piutang dilakukan
setiap semester berdasarkan mutasi dalam kartu piutang.
3. Daftar Saldo Piutang
Merupakan daftar yang menunjukkan saldo piutang berdasarkan rekapitulasi
masing-masing jenis piutang dan disajikan setiap semester.
4. Daftar Umur Piutang
Merupakan daftar yang menunjukkan pengelompokkan piutang yang menunggak
(sudah melebihi jangka waktu kredit) berdasarkan lamanya waktu tunggakannya
dan disajikan setiap akhir tahun.
5. Daftar Reklasifikasi Saldo Piutang
Untuk memudahkan reklasifikasi piutang dapat dibutakan Daftar Reklasifikasi
Saldo Piutang yang menunjukkan jumlah bagian lancar dan jumlah bagian tidak
MODUL PENATAUSAHAAN PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK (PNBP) 37
yang direklasifikasi tersebut akan jatuh tempo dalam kurun waktu 1 (dua belas)
bulan dari tanggal neraca.
6. Formulir Jurnal Aset (FJA)
Merupakan formulir yang digunakan untuk mencatat penambahan, pengurangan,
dan penghapusan nilai asset pada neraca. Dalam hal ini adalah nilai asset
MODUL PENATAUSAHAAN PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK (PNBP) 38
Bagan Alur Penatausahaan Piutang PNBP pada UAKPA
MODUL PENATAUSAHAAN PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK (PNBP) 39
E. Kebijakan Akuntansi
Akuntansi Piutang adalah serangkaian kegiatan yang meliputi proses pencatatan
pengukuran, pengklasifikasian, pengikhtisaran transaksi dan kejadian keuangan,
penginterpretasian atas hasilnya, serta penyajian piutang dalam neraca.
1. Pengakuan Piutang PNBP
Pada dasarnya piutang PNBP diakui pada saat terjadinya hak untuk menagih
piutang PNBP, atau pada saat terbit surat keputusan tentang Piutang PNBP.
Misalnya Piutang Bukan Pajak yang sampai pada tanggal neraca belum dibayar
oleh wajib bayar harus dicatat sebagai piutang PNBP dalam neraca. Contohnya
tagihan atas sewa gedung pemerintah oleh pihak ketiga dan pada saat
terbitnya Surat Ketetapan Tanggung jawab Mutlak (SKTJM) yang merupakan
dokumen untuk mengakui TGR untuk pegawai negeri sipil (PNS).
Pengakuan untuk Bagian Lancar TPA, Bagian Lancar TGR, Piutang Bukan Pajak
Lainnya, dan Bagian Lancar Pinjaman kepada BUMN/BUMD/Pemerintah Daerah,
dan lembaga asing adalah sebagai berikut:
a. Bagian Lancar TPA diakui pada setiap akhir tahun dengan cara melakukan
reklasifikasi TPA yang akan jatuh tempo pada satu tahun berikutnya
setelah tanggal neraca. Reklasifikasi tersebut akan mengurangi akun TPA di
neraca;
b. Bagian Lancar TGR diakui pada setiap akhir tahun dengan cara melakukan
reklasifikasi TGR jangka panjang yang akan jatuh tempo pada satu tahun
berikutnya setelah tanggal neraca. Reklasifikasi tersebut akan mengurangi
akan TGR di neraca;
c. Piutang Bukan Pajak Lainnya diakui pada saat terbitnya surat pernyataan
Piutang PNBP;
d. Bagian Lancar Pinjaman kepada BUMN/BUMD/Pemerintah Daerah, dan
lembaga asing diakui pada setiap akhir tahun dengan cara melakukan
reklasifikasi piutang pinjaman kepada BUMN/BUMD/Pemerintah Daerah,
MODUL PENATAUSAHAAN PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK (PNBP) 40
setelah tanggal neraca. Reklasifikasi tersebut akan mengurangi akun Piutang
Pinjaman kepada BUMN/BUMD/Pemerintah Daerah, dan lembaga asing di
neraca.
2. Pengukuran Piutang PNBP
Dasarnya Piutang PNBP dicatat sebesar nilai nominal, yaitu sebesar nilai rupiah
yang belum dilunasi. Misalnya Piutang Bukan Pajak dicatat sebesar nilai nominal
seluruh tagihan yang belum dibayar oleh wajib bayar pada tanggal neraca.
Contohnya adalah tagihan sewa gedung pemerintah yang belum dibayar oleh
pihak ketiga.
Sedangkan pencatatan untuk Bagian Lancar TPA, Bagian Lancar TGR, Bagian
Lancar Pinjaman kepada BUMN/BUMD/Pemerintah Daerah dan lembaga asing,
dan Piutang Bukan Pajak Lainnya adalah sebagai berikut:
a. Bagian Lancar TPA dicatat sebesar nilai nominal, yaitu sejumlah rupia TPA
yang akan diterima dalam waktu satu tahun;
b. Bagian Lancar TGR dicatat sebesar nilai nominal, yaitu sejumlah rupiah TGR
yang akan diterima dalam waktu satu tahun;
c. Bagian Lancar Pinjaman kepada BUMN/BUMD/Pemerintah Daerah, dan
lembaga asing dicatat sebesar nilai nominal, yaitu sebesar nilai rupiah umlah
bagian lancar piutang;
d. Piutang Bukan Pajak Lainnya dicatat sebesar nilai nominal, yaitu sebesar nilai
rupiah yang belum dilunasi.
3. Pengungkapan Piutang PNBP
Piutang PNBP disajikan di neraca sebagai Aset Lancar dan diungkapkan dalam
Catatan Atas Laporan Keuangan (CALK), berupa:
a. Perincian jenis-jenis piutang;
b. Penjelasan atas penyelesaian piutang, masih di kementerian Negara/lembaga
atau sudah diserahkan pengurusannya kepada Direktorat Jenderal
Kekayaan Negara;
c. Penjelasan atas piutang yang merupakan hasil reklasifikasi TPA dan/atau
MODUL PENATAUSAHAAN PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK (PNBP) 41
d. Penjelasan atas piutang yang merupakan hasil reklasifikasi Piutang Pinjaman
kepada BUMN/BUMD/Pemerintah Derah, dan lembaga asing;
e. Penjelasan atas Piutang Bukan Pajak Lainnya;
f. Daftar Umur Piutang PNBP.
F. Akuntansi Piutang
Pencatatan piutang dilakukan oleh petugas Akuntansi Piutang pada tingkat Kuasa
Pengguna Anggara. Petugas Akuntansi Piutang menyelenggarakan pencatatan
piutang PNBP yang dimiliki oleh Kuasa Pengguna Anggaran secara periodic dengan
menggunakan Kartu Piutang. Berdasarkan kartu Piutang, Petugas Akuntansi
Piutang menyusun Daftar Umur Piutang dan kemudian menyusun Daftar
Reklasifikasi saldo Piutang.
Setiap akhir semester, berdasarkan Daftar Reklasifikasi Saldo Piutang dan
Daftar Saldo Piutang, Petugas Akuntansi Piutang mencatat jurnal asset melalui
Formulir Jurnal Aset selanjutnya direkam dengan menggunakan Aplikasi Sistem
Akuntansi Kuasa Pengguna Anggaran.
Pencatatan piutang hanya dilakukan pada saat pencatatan saldo awal piutang
pertama kali dan penambahan atau pengurangan nilai piutang pada akhir semester.
Pada akhir tahun dilakukan reklasifikasi Piutang PNBP. Reklasifikasi piutang PNBP
dicatat pada akhir tahun serta pada awal tahun berikutnya dibuatkan jurnal balik.
Pencatatan piutang dilakukan sesuai dengan kelompok piutang, yaitu:
1.Piutang Penerimaan Negara Bukan Pajak
Jurnal untuk mencatat saldo awal Piutang Penerimaan Negara Bukan Pajak
adalah:
Dr 113211 Piutang PNBP XXXXXX
Cr 311311 Cadangan Piutang XXXXXX Jurnal untuk penambahan nilai Piutang Penerimaan Negara Bukan Pajak adalah:
MODUL PENATAUSAHAAN PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK (PNBP) 42
Cr 311311 Cadangan Piutang XXXXXX
Jurnal untuk pengurangan nilai Piutang Penerimaan Negara Bukan Pajak adalah:
Dr 311311 Cadangan Piutang XXXXXX
Cr 113211 Piutang PNBP XXXXXX
2.Piutang Bukan Pajak Lainnya
Jurnal untuk mencatat saldo awal Piutang Bukan Pajak Lainnya adalah:
Dr 113811 Piutang PNBP XXXXXX
Cr 311311 Cadangan Piutang XXXXXX
Jurnal untuk penambahan nilai Piutang Bukan Pajak Lainnya adalah:
Dr 113811 Piutang PNBP XXXXXX
Cr 311311 Cadangan Piutang XXXXXX Jurnal untuk pengurangan nilai Piutang Bukan Pajak Lainnya adalah:
Dr 311311 Cadangan Piutang XXXXXX
Cr 113811 Piutang PNBP XXXXXX
G. Pelaporan Piutang
Piutang disajikan dalam kelompok Aset Lancar. Jika terdapat asset lainnya berupa
tagihan kepada pihak ketiga seperti TGR yang akan jatuh tempo dalam 12 bulan,
maka perlu dilakukan reklasifikasi atas bagian lancar yang akan jatuh tempo.
Dengan reklasifikasi tersebut akan dipisahkan:
a. Aset Lancar : Tagihan yang diharapkan akan dilunasi dalam waktu 12 (dua
belas) bulan sejak tanggal pelaporan.
b. Aset Non Lancar : Tagihan yang diharapkan akan dilunasi dalam waktu lebih
dari 12 (dua belas) bulan sejak tanggal pelaporan.
Sebagai contoh Tuntutan Ganti Rugi yang akan jatuh tempo dalam kurun waktu 12
bulan mendatang harus direklasifikasi ke dalam Aset lancar pada perkiraan
MODUL PENATAUSAHAAN PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK (PNBP) 43
dari 12 bulan tetap disajikan dalam Aset Lainnya pada perkiraan Tuntutan Ganti
Rugi.
Jurnal untuk mencatat saldo Tuntutan Ganti Rugi adalah:
Dr 151211 Tagihan Tuntuan Ganti Rugi XXXXXX
Cr 321311 Diinvestasikan dalam Aset Lainnya XXXXXX
Jurnal untuk mencatat saldo awal Bagian Lancar Tuntutan Ganti Rugi adalah:
Dr 113411 Bagian Lancar Tuntutan Ganti Rugi XXXXXX
Cr 311311 Cadangan Piutang XXXXXX
Jurnal untuk penambahan nilai Bagian Lancar Tuntutan Ganti Rugi adalah:
Dr 113411 Bagian Lancar Tuntutan Ganti Rugi XXXXXX
Cr 311311 Cadangan Piutang XXXXXX
Kedua Jurnal di atas dicatat setiap akhir tahun. Pada awal tahun berikutnya,
dibuat jurnal balik untuk membalik ketiga jurnal di atas. Jurnal tersebut adalah:
Dr 321311 Diinvestasikan dalam Aset Lainnya XXXXXX
Cr 151211 Tagihan Tuntuan Ganti Rugi XXXXXX
Dr 311311 Cadangan Piutang XXXXXX
Cr 113411 Bagian Lancar Tuntutan Ganti Rugi XXXXXX
Tagihan Penjualan Angsuran berasal dari penjualan rumah dinas atau kendaraan
dinas secara angsuran. Tagihan yang akan dilunasi dalam satu periode akuntansi
dimasukan dalam Aset Lancar dengan perkiraan Bagian Lancar Tagihan Penjualan
Angsuran. Sedangkan sisanya ke Aset Lainnya dengan akun Tagihan Penjualan
Angsuran.
Jurnal untuk mencatat saldo awal Tagihan Penjualan Angsuran adalah:
Dr 151111 Tagihan Penjualan Angsuran XXXXXX
MODUL PENATAUSAHAAN PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK (PNBP) 44
Jurnal untuk mencatat saldo awal Bagian Lancar Tagihan Penjualan Angsuran
adalah:
Dr 113311 Bagian Lancar Tagihan Penjualan Angsuran XXXXXX
Cr 311311 Cadangan Piutang XXXXXX
Jurnal untuk penambahan nilai Bagian Lancar Tagihan Penjualan Angsuran adalah:
Dr 113311 Bagian Lancar Tagihan Penjualan Angsuran XXXXXX
Cr 311311 Cadangan Piutang XXXXXX
Kedua Jurnal di atas dicatat setiap akhir tahun. Pada awal tahun berikutnya,
dibuat jurnal balik untuk membalik ketiga jurnal di atas. Jurnal tersebut adalah:
Dr 321311 Diinvestasikan dalam Aset Lainnya XXXXXX
Cr 151111 Tagihan Penjualan Angsuran XXXXXX
Dr 311311 Cadangan Piutang XXXXXX
Cr 113311 Bagian Lancar Tagihan Penjualan
Angsuran XXXXXX
1. Penyajian Akun Piutang dalam Neraca
Setelah mencatat piutang berdasarkan Daftar Saldo Piutang dan Daftar
Reklasifikasi Saldo Piutang per Semester, UAKPA melakukan posting sehingga
terbentuk akun piutang di dalam neraca.
ASET LANCAR
MODUL PENATAUSAHAAN PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK (PNBP) 45
2. Penjelasan Piutang dalam CALK
Selain disajikan di dalam neraca, informasi mengenai akun piutang harus
diungkapkan di dalam CALK per jenis piutang sesuai Daftar Saldo Piutang dan
Daftar Reklasifikasi Saldo Piutang, termasuk:
a. Kebijakan yang diguakan dalam penilaian piutang;
b. Perincian Saldo Piutang per umum piutang;
c. Reklasifikasi Piutang untuk menentukan Bagian Lancar Piutang;
d. Informasi piutang yang penagihannya diserahkan kepada direktorat Jenderal
Kekayaan Negara.
3. Jenjang Pelaporan Piutang
Berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 59/PMk.06/2005 tentang
Sistem Akuntansi dan Laporan Keuangan Pemerintah Pusat, maka pelaporan
piutang didasarkan pada mekanisme pelaksanaan Sistem Akuntansi Instansi.
Akuntansi Piutang dilaksanakan oleh organisasi terkait, yaitu:
a. Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Anggaran;
b. Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran – Wilayah (UAPPA-W);
c. Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran – Esselon 1 (UAPPA-E1);
d. Unit Akuntansi Pengguna Anggaran (UAPA).
Dasar yang digunakan dalam pelaksanaan akuntansi piutang adalah sebagai
berikut:
a. Daftar Saldo Piutang
b. Daftar Reklasifikasi Saldo Piutang.
Daftar Reklasifikasi Saldo Piutang dan Daftar Saldo Piutang setiap semester
dilaporkan oleh UAKPA kepada unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran
Wilayah (UAPPA-W) untuk disusun menjadi Daftar Reklasifikasi Saldo Piutang
dan Daftar Saldo Piutang tingkat UAPPA-W/Unit Akuntansi Pembantu Pengguna
Anggaran Eselon 1 (UAPPA-E1), dan sampai dengan tingkat Unit Akuntansi