• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah pandangan filsafat pendidikan Is

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Makalah pandangan filsafat pendidikan Is"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

PANDANGAN FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM TERHADAP PENGETAHUAN

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Filsafat Pendidikan Islam Dosen Pengampu:

Disusun Oleh:

Kelompok 4

Siti Hasanah (2103 0802 15 1052)

Tiara Kirana (2103 0802 16 1027)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS AGAMA ISLAM

(2)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT serta salam dan cinta kepada junjungan besar Nabi Muhammad SAW. Atas segala rahmat dan karunia Allah SWT sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini yang berjudul “PANDANGAN FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM TERHADAP PENGETAHUAN”.

Tugas ini kami susun untuk memenuhi salah satu tugas pada mata kuliah Filsafat Pendidikan Islam. Dalam proses pembuatan makalah ini, kami harap dapat membantu pembaca untuk mengetahui bagaimana hakikat, sumber, dan implikasi ilmu pengetahuan terhadap filsafat pendidikan Islam.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan baik dalam isi dan bahasa penulisannya. Sehingga saran dan kritik yang bersifat membangun, sangat membantu kami demi kesempurnaan makalah ini.

Bandung, 9 Maret 2018

(3)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Ilmu merupakan petunjuk bagi manusia untuk mengelolah untuk menguasai jagad raya ini. Persoalan apa sebenarnya ilmu pengetahuan (ontologi) telah menjadi perdebatan antara kaum materialis dan kaum idealis.[1] Kaum materialis hanya mengenal ilmu pengetahuan yang bersifat empiris. Sedangkan menurut kaum idealis, termasuk islam, ilmu pengetahuan bukan hanya diperoleh dengan perantara akal dan indera yang bersifat empiris saja, tetapi ada pengetahuan yang bersifat immateri, yaitu ilmu pengetahuan yang berasal dari Allah sebagai Khaliq (pencipta) pengetahuan tersebut.

Al-Qur’an di samping mengandung petunjuk-petunjuk dan tuntunan-tuntunan yang bersifat ubudiyah dan akhlaqiyah (moral), juga mengandung petunjuk-petunjuk yang dapat dipedomani manusia untuk mengolah dan menyelidiki alam semesta.

Intuisi disebut juga makrifah yaitu pengetahuan yang datang dari Tuhan melalui pencerahan dan penyinaran. Istilah ini sering disebut iluminasi. Dalam islam makrifah diperoleh lewat perenungan dan penyinaran dari tuhan.

Adapun fungsi ilmu pengetahuan secara umum adalah:

1. Untuk berubudiyah kepada Allah.

2. Untuk dapat membedakan antara hak dan yang bathil, yang salah dan yang benar.

3. Sebagai modal untuk mencapai kebenaran dan kebahagian hidup di dunia dan akhirat.

(4)

dengan sendirinya pengembangan dimensi hakikat manusia menjadi tugas pendidikan.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana hakikat ilmu pengetahuan dalam filsafat pendidikan Islam? 2. Bagaimana perintah Al-Qur’an dalam mencari ilmu?

3. Bagaimana cara memperoleh pengetahuan dalam filsafat pendidikan Islam? 4. Apakah sumber dan fungsi pengetahuan dalam filsafat pendidikan Islam?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui hakikat ilmu pengetahuan dalam pandangan filsafat pendidikan Islam.

2. Untuk mengetahui bahwa adanya perintah dari Al-Qur’an dalam mencari ilmu pengetahuan.

3. Untuk mengetahui bahwa adanya cara untuk memperoleh ilmu pengetahuan dalam filsafat pendidikan Islam.

(5)

BAB II PEMBAHASAN 2.1 Hakikat Ilmu Pengetahuan

Menurut Quraish Shihab, kata ilmu dalam bebrbagai bentuk terdapat 854 kali dalam Al-Qur’an. Kata ini digunakan dalam proses pencapaian tujuan. Ilmu dari segi bahasa berarti kejelasan. Jadi ilmu pengetahuan adalah pengetahuan yang jelas tentag sesuatu. Pengetahuan yang tidak jelas dari segi ontology, epistimologi maupun aksiologi di dalam Islam tidak dianggap sebagai ilmu walaupun orang menyebutnya ilmu juga.

Persoalan hakikat ilmu pengetahuan atau apa sebenarnya pengetahuan (ontology) telah menjadi perdebatan antara kaum materialis dan kaum idealis. Kaum materialis hanya mengenal pengetahuan yang bersifat empiris dengan pengertian bahwa pengetahuan hanya diperoleh dengan menggunakan akal atau indera yang bersifat empiris dan terdapat di alam materi yang ada di dunia ini. Sedangkan menurut kaum idealis, termasuk Islam, ilmu pengetahuan bukan hanya diperoleh dengan perantaraan akal dan indera yang bersifat empiris saja¸ tetapi juga ada pengetahuan yang bersifat immateri, yaitu ilmu pengetahuan yang berasal dari Allah sebagai Khalik (Pencipta) pengetahuan tersebut.

Beberapa pandangan yang berbeda tentang pengetahuan yakni: pandangan aliran realisme, idealisme, dan pragmatism

1. Realisme: Secara umum, aliran filsafat realisme berpendapat bahwa dunia material merupakan dunia yang riil (nyata) dan bukan sesuatu yang maya. Dunia material seperti meja, kursi, tumbuh-tumbuhan, binatang, manusia dan lainnya dalam pikiran manusa, melainkan wujud itu sendiri.

(6)

benda-benda material tergantung kepada subjek yang mengamati dan memahaminya dengan akal budi.

3. Pragmatisme: merupakan aliran filsafat yang muncul dan berkembang di Amerika Serikat dan dipelopori oleh tokoh-tokohnya seperti Carles S. Pierce, Jhon Dewey dan Wiliam James. Ilmu pengetahuan modern amat berpengaruh pada metode dan bangunan filsafat mereka. Seperti halnya idealisme, pragmatisme berpendapat bahwa akal budi manusia itu aktif mencari pengetahuan dan bukan hanya pasif menerima saja apa yang diberikan dari luar. Pengethauan merupakan hasil interaksi atau transaksi dengan lingkungan.

2.2 Perintah Al-Qur’an untuk mencari, menemukan dan mempelajari ilmu. Perintah Al-Qur’an untuk mencari ilmu dapat dipahami dari dua aspek:

A. Al-Qur’an menyuruh manusia menggunakan akal

Ratio (akal) adalah merupakan salah satu dari perangkat anugerah (hidayah) yang diberikan oleh Tuhan kepada manusia.

B. Al-Qur’an menyuruh manusia meneliti alam semesta.

Alam semesta (universum, kosmos, al-kaun) merupakan realitas yang dihadapi manusia yang sampai kini baru sebagian kecil yang dapat diketahui dan diungkap oleh manusia. Bagian terbesar masih merupakan suatu misteri, yang tidak dikenal oleh manusia betapapun kemajuan yang telah mereka capai dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi.

(7)

harus berupaya dengan sekeras – kerasnya untuk menemukan sumber – sumber baru buat kelanjutan kehidupan mereka.

Berikut ialah salah satu ayat yang menyuruh untuk memiliki alam semesta ini, yaitu firman Allah SWT:

Artinya: Tidakkah kamu memperhatikan bahwa sesungguhnya Allah memasukkan malam ke dalam siang dan memasukkan siang ke dalam malam dan Dia tundukkan matahari dan bulan masing – masing berjalan sampai kepada waktu yang ditentukan, dan sesungguhnya Allah maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS. 31:29)

2.3 Cara memperoleh pengetahuan

Dalam filsafat ilmu cara mendapatkan pengetahuan ilmu dinamakan epistimologi. Dalam epistimologi Islam, pengetahuan diperoleh melalui dua cara yaitu: melalui usaha manusia dan yang diberikan oleh Allah SWT.

Pengetahuan yang diperoleh melalui manusia usaha manusia, ada 4 jenisnya yaitu:

1. Pengetahuan empiris yang diperoleh melalui indera.

2. Pengetahuan sains yang diperoleh melalui indera dan akal.

3. Pengetahuan filsafat yang diperoleh melalui akal.

4. Pengetahuan intuisi yang diperoleh melalui qalb (hati).

Sedangkan pengetahuan yang diberikan oleh Allah SWT, berupa:

1. Wahyu yang disampaikan kepada para Rasul.

2. Ilham yang diterima oleh akal manusia

(8)

Melalui du acara tersebut, maka berkembanglah ilmu keislaman dari masa ke masa. Dimana terdapat ayat Al-Qur’an yang menjelaskan tentang prinsip – prinsip ilmu pengetahuan:

Artinya: Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu pun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur. (QS. 16:38)

Dari ayat di atas, dapat dipahami bahwa cara memperoleh pengetahuan dapat dilakukan melalui pendengaran, penglihatan dan melalui akal. Dengan menggunakan potensi tersebut manusia dapat menemukan, mendapatkan, dan memahami berbagai ilmu pengetahuan. Adapun menurut Quraish Shihab, firasat, intuisi dan semacamnya dapat diraih dengan penyucian hati (tazkiyatun nafs) karena hidayah Allah tidak akan sampai kepada manusia, jika kesucian hatinya belum tercapai.

2.4 Sumber dan Fungsi Pengetahuan

Sumber utama dari ikmu pengetahuan dalam Islam adalah Qur’an. Al-Qur’an adalah kebenaran yang langsung disampaikan Tuhan kepada salah seorang hamba-Nya, yang dipilih-Nya, yang di sebut Rasul atau Nabi.

(9)

Adapun fungsi ilmu pengetahuan secara umum adalah: untuk berubudiyah kepada Allah, untuk dapat membedakan antara hak dan yang bathil, yang salah dan dan yang benar, serta sebagai modal untuk mencapai kebenaran dan kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. Rasulullah SAW telah bersabda:

(10)

BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan

1. Hakikat ilmu pengetahuan terbagi menjadi dua aspek yaitu menurut kaum materialis bahwa ilmu pengetahuan bersifat empiris yaitu berdasarkan akal atau indera. Sedangkan menurut kaum idealis termasuk Islam, ilmu pengetahuan diperoleh bukan hanya dengan sifat empiris saja namun ada juga yang bersifat immateri.

2. Perintah Al-Qur’an untuk mencari, menemukan dan mempelajari ilmu dibagi menjadi dua aspek yaitu Al-Qur’an menyuruh manusia menggunakan akal, kedua Al-Qur’an menyuruh manusia meneliti alam semesta.

3. Cara memperoleh pengetahuan dibagi menjadi du acara, pertama pengetahuan yang diperoleh melalui usaha manusia yakni melalui indera, akal dan akal, pengetahuan filsafat dengan melalui akal, kedua pengetahuan yang diberikan oleh Allah SWT, yakni wahyu, ilham dan hidayah.

4. Sumber dan fungsi pengetahua dalam Islam adalah Al-Qur’an. Adapun fungsi ilmu pengetahuan secara umum adalah untuk ber-ubudiyah kepada Allah, untuk dapat membedakan yang hak dengan yang bathil, salah dan benar, dan sebagai modal untuk mencapai kebenaran dan kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat.

3.2 Saran

Kami menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis akan lebih fokus dan details dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan sumber - sumber yang benar.

(11)

DAFTAR PUSTAKA

Drajat, Zakiah. 1993. Islam Untuk Disiplin Ilmu Filsafat. Jakarta: Bulan Bintang.

Hasan, Ahmad. 1992. Khilafah Fi Al-Ardh Pembahasan Kontekstual. Jakarta: CV Cakrawala Persada.

Ramayulis dan Nizar, Samsul. 2009. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Kalam Mulia

Ramayulis. 2015. Filsafat Pendidikan Islam: Analisis Filosofis Sistem Pendidikan Islam. Jakarta: Kalam Mulia

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan uraian diatas kita dapat mengambil kesimpulan bahwa rahasia yang ada di balik ayat: "Dialah Yang menciptakan kamu dari diri yang satu..."(Al A'raaf: 7:189)

082234822342 Karena manusia menanggung Rahasia Allah maka manusia harus berusaha mengenal dirinya,dan dengan mengenal dirinya manusia akan dapat mengenal tuhannya,sehingga lebih

Disini penulis mencoba untuk membuka tabir yang menutupi rahasia Allah tentang melalui ruh ku Allah mengetahui bahwa manusia tidak dapat menahan dorongan hawa nafsu, dari

Berdasarkan hasil perhitungan proyeksi kebutuhan air bersih didapat total debit yang dibutuhkan untuk memenuhi seluruh sambungan rumah yang ada di Kabupaten

Wa Alaykum Assalam Dear sister, Saya akan menjernihkan pokok yang ini bahwa Imam Nasser Muhammad Al-Yamani mengajarkan pada kami bahwa Allah yang maha mulia tidak berbicara kepada

KEINGINAN, DORONGAN DAN HAWA NAFSU MANUSIA KEPADA MAKANAN BISA MENJADIKAN FUNGSI KONTROL OTAK TIDAK BERFUNGSI DENGAN SEMPURNA Sekarang, ketika fungsi kontrol otak manusia

Sekarang, terbongkar sudah rahasia yang tersimpan dibalik ayat: "Bacalah dengan nama Tuhanmu Yang menciptakan (Al 'Alaq: 96: 1) yaitu manusia disuruh oleh Allah untuk

Dalam Al Quran ditemukan beberapa ayat yang menjadi kunci untuk membuka rahasia mengenai rahasia Allah tentang mengapa Allah menyuruh manusia membaca, dengan menggunakan pikiran