• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS RISIKO KECELAKAAN KERJA PADA PR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "ANALISIS RISIKO KECELAKAAN KERJA PADA PR"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

A NA L I S I S R I SI K O K E C E L A K A A N K E R J A PA DA

PR OY E K B A NG UNA N G E D UNG D E NG A N M E T OD E F M E A

A pr iyan, J .

1

, Setiawan, H .

2

, E r vianto, W .I .

3

1

Mahasiswa Program Magister T eknik Sipil, Universitas A tma J aya Y ogyakarta E mail: jo.apri yan@ gmail.com

2,3

D osen Program Magister T eknik S ipil, U ni versitas A tma J aya Y ogyakarta E mail: haris@ mail.uaj y.ac.id dan wulframervianto@ gmail.com

A B S T R A K

P royek konstruksi merupakan kegiatan yang rawan terhadap terj adinya kecel akaan kerja, jika kecelakaan kerj a terjadi maka dampak yang ditimbulkan bervari asi dari dampak yang ri ngan hingga serius. K enyataan ini mengakibatkan diperlukannya manajemen keselamatan kerja yang berperan penting untuk mencegah terjadi nya kecelakaan kerja pada proyek konstruksi. Salah satu bagi an dari manajemen keselamatan kerja adalah mengetahui tingkat risiko kecelakaan kerja. Penelitian ini berfokus pada metode F ME A ( F ailure Mode E ffects Analysis) untuk mengidentifikasi kecelakaan kerja yang terjadi dan kemudian menentukan tingkat risikonya. Secara umum peneliti an ini difokuskan pada kecelakaan kerja yang terjadi di proyek bangunan gedung di Y ogyakarta. Selanjutnya secara khusus anali sis dil akukan untuk kecelakaan kerj a yang terjadi pada salah satu proyek bangunan gedung di Y ogyakarta. Pelaksanaan penelitian di awali dengan mengidentifikasi potensi kecelakaan kerj a pada proyek bangunan gedung berdasarkan temuan penelitian-penelitian sebelumnya. Selanjutnya dilakukan konfi rmasi kepada pelaksana proyek bangunan gedung di Y ogyakarta untuk kemungki nan terjadinya kecelakaan kerja berdasarkan kondisi yang dihadapi di lapangan. K ecel akaan kerja yang telah dikonfirmasi digunakan untuk mengidentifikasi kecelakaan kerja yang telah terjadi pada suatu proyek bangunan gedung di Y ogyakarta. Akhirnya kecelakaan kerj a yang telah terjadi tersebut ditentukan tingkat risikonya dengan menghitung nilai RP N (Risk P riori ty Number). P enelitian i ni menemukan sepuluh kecelakaan kerja yang berpotensi terjadi pada proyek bangunan gedung yang dijadikan obyek penel itian. Sepul uh kecelakaan kerja ini masing-masing dihitung nil ai RPN nya untuk menentukan tingkat ri sikonya. Berdasarkan nilai RP N, penelitian menemukan pekerjaan pemotongan besi tul angan (fabrikasi) pada pekerj aan pembesian balok mempunyai nil ai RP N paling tinggi sehingga dapat disimpulkan bahwa pekerjaan ini perlu mendapat perhatian untuk ditingkatkan pengamanannya terhadap kecelakaan kerja.

K ata K unci: risiko proyek, kecelakaan kerja, F ME A

1. P E ND A H UL UA N

Proyek konstruksi merupakan pekerjaan yang mempunyai risiko kecelakaan kerja tinggi dengan kemungkinan akibat kecelakaan kerja yang serius. R isiko kecelakaan kerja ini semakin tinggi pada negara-negara berkembang dimana tenaga kerja yang digunakan berlatar belakang pendidikan relatif rendah. T erkait dengan kondisi ini, K ing dan Hudson (1985) menyatakan bahwa tingkat kematian pada proyek konstruksi di negara-negara berkembang tiga kali lebih tinggi dibandingkan dengan kejadian di negara-negara maj u.

R isiko kecelakaan kerja pada proyek konstruksi tinggi, namun program keselamatan kerja masih kurang mendapat perhatian. Singh et al. (1999) menemui beberapa hal yang menghalangi keberhasilan program keselamatan kerja antara lain: perencanaan pekerjaan yang kurang baik, pelatihan keselamatan kerja yang tidak dijalankan dengan baik, anggaran untuk keselamatan kerja yang tidak memadai, investigasi dan evaluasi kecelakaan kerja yang terjadi tidak dijalankan sesuai prosedur yang seharusnya.

(2)

mengontrol terjadinya kecelakaan kerja yang mempunyai risiko tinggi baik dalam hal akibatnya, kemungkinan terj adinya dan kemudahan pendeteksiannya.

B erbagai metode telah diperkenalkan sebagai metode yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi potensi kecelakaan kerja, mengukur tingkat risiko kecelakaan kerja dan mengevaluasi kecelakaan kerja. Metode-metode ini antara lain: check list, hazops, what if, F ME A , audits, C IA ( C onfidentiality, Integrity, and Availability), F T A (F ault Tree Analysis) ,dan E T A (E vent T ree Analysis). D iantara metode-metode ini, F ME A adalah metode yang paling tepat untuk memenuhi tujuan seperti yang telah diuraikan di atas. D engan demikian penelitian ini berfokus pada metode F ME A untuk mengidentifikasi potensi bahaya kecelakaan kerja dan mengukur tingkat risikonya.

B erdasarkan keadaan yang telah diuraikan di atas, penelitian ini bertujuan menenerapkan metode F ME A untuk mengidentifikasi bahaya kecelakaan kerja pada proyek bangunan gedung dan selanjutnya menilai tingkat risiko bahaya kecelakaan tersebut. Penerapan program F ME A ini dilakukan pada proyek pembangunan gedung di Y ogyakarta. Penelitian dilakukan selama J uni hingga S eptember 2016 dimana pekerjaan pada proyek tersebut pada tahap pekerj aan struktur lantai dasar hingga lantai satu dari total empat lantai.

2. T I NJ A UA N PUST A K A

K ecelak aan K er j a dan Potensi Penyebabnya

K ecelakaan kerja merupakan kejadian saat pekerj a sedang bekerja yang menyebabkan terjadinya luka atau gangguan kesehatan (International L abour Organization, IL O, 2003). D ata dari IL O menunjukan 30% kecelakaan kerja dari 100 ribu tenaga kerja di Indonesiaterjadi pada sector konstruksi.Selanjutnya IL O (2013) menyatakan bahwa tingkat kecelakaan kerja tergantung kepada risiko yang menyebabkan terjadinyakecelakaan kerja, sementara risiko terjadinya kecelakaan kerja timbul karena adanya potensi bahaya kecelakaan kerj a. Potensi bahaya kecelakaan kerja dibagi dalam empat kategori berdasarkan dampaknya kepada korban kecelakaan kerja. Pembagian ini dapat dilihat pada T abel 1.

D iantara semua kategori yang ditunjukkan pada T abel 1, potensi bahaya yang menimbulkan risiko kecelakaan kerja terjadi pada K ategori B . K ategori ini sesuai dengan teori efek domino yang diperkenalkan oleh Heinrich (1959). T eori ini menjelaskan bahwa kecelakaan kerja yang disebebkan oleh penyebab langsung terjadi karena kondisi tidak aman ( unsafe condition) dan tindakan tidak aman ( unsafe action). T eori ini juga menjelaskan bahwa manajemen keselamatan kerja memegang peran penting dalam menentukan tingkat kecelakaan kerja. Sebagai dasar penyusunan rencana pencegahan terjadinya kecelakaan kerja, manajemen keselamatan kerja perlu membuat safety plan yang mencakup pengukuran tingkat risiko bahaya kecelakaan kerja.

M etode F M E A dalam M anaj emen K eselamatan K er j a

(3)

mengukur tingkat risiko kecelakaan kerja. Pengukuran tingkat risiko kecelakaan kerja dengan metode F ME A secara konvensional berdasarkan tiga parameter yaitu keparahan atau severity (S), kejadian atau occurance (O), dan deteksi atau detection (D ).

T abel 1 Pengelompokan B ahaya K ecelakaan K erja B erdasarkan D ampaknya pada K orban

K ategor i A K ategor i B K ategor i C K ategor i D

B ahaya faktor kimia ( debu, uap l ogam, uap)

K ebakaran A ir minum Pelecehan, intimidasi

dan pelecehan seksual

T ransportasi Narkoba di tempat kerja

Sumber :IL O, 2013

D i samping beberapa kemudahan dan keunggulan metode F ME A , terdapat kelemahan yang tidak dapat dihindarkan. Menurut X u et al. (2002) dan Y eh dan Hsieh (2007) yang dikutip Marimin et al.(2013), beberapa kelemahan metode F ME A antara lain: (1) pernyataan dalam F ME A sering bersifat subjektif dan kualitatif sehingga tidak jelas dalam bahasa ilmiah, (2) ketiga parameter (keparahan, kejadian, dan dekteksi) biasanya memiliki kepentingan yang sama padahal seharusnya ketiga parameter tersebut memiliki kepentingan yang berbeda, (3) nilai R PN yang dihasilkan dari perkalian S, O dan D sering sama, padahal sebenarnya mempersentasikan nilai risiko yang berbeda. D emi mengatasi kelemahan yang dimiliki metode F ME A tersebut, biasanya metode ini digabungkan dengan metode lainnya seperti metode-metode khusus dalam bidang keselamatan kerja yaitu F T A dan J SA . Meskipun demikian, kedua metode tambahan tersebut tidak dapat menghasilkan data yang benar-benar kuantitatif (nilai rill) sebagai dasar pertimbangan pengambilan keputusan.

3. M E T O DE PE NE L I T I A N

Penelitian ini bertuj uan mengidentifikasi risiko kecelakaan kerja di proyek gedung yang mempunyai riwayat kecelakaan kerja dan kemudian menilai tingkat risiko kecelakaan kerja tersebut. Penilaian tingkat risiko kecelakaan kerja dilakukan dengan metode F ME A yang menghitung nilai R PN dari tiap risiko kecelakaan kerja. Nilai R PN merupakan perkalian dari nilai S, O dan D seperti yang telah diuraikan di atas.

(4)

konstruksi. T ujuan konfirmasi ini adalah mendapatkan kepastian kemungkinan timbulnya potensi kecelakaan kerja berdasarkan kenyataan yang terjadi di lapangan. R esponden pada penelitian ini yang diminta untuk melakukan konfirmasi adalah manajer proyek, manajer lapangan dan staf manajemen HSE ( Health Safety E nvironment). Penelitian ini berhasil meminta pendapat tujuh respoden dari tiga proyek gedung berbeda. R esponden diambil dari proyek berbeda agar didapat hasil yang lebih bervariasi karena penilaian ini sifatnya cukup subyektif. K ecelakaan kerja yang ditetapkan untuk dianalisis pada tahap selanjutnya adalah kecelakaan kerja yangdikonfirmasi oleh lebih dari 50% responden sebagai bahaya kecelakaan kerj a yang mungkin terjadi pada proyek bangunan gedung.

L ebih lanjut serangkaian kecelakaan kerja yang telah dikonfirmasi ini dibawa ke proyek bangunan gedung di Y ogyakarta yang dijadikan obyek penelitian ini untuk di cross-check dengan kecelakaan kerja yang telah terjadi di lapangan. L angkah ini dilakukan dengan bertanya langsung pada tiga staf HSE dan juga melihat data catatan dan laporan kecelakaan kerj a. T ahap ini mereduksi lebih lanjut jumlah kecelakaan kerja yang telah dikonfirmasi pada tahap sebelumnya. A khirnya sejumlah kecelakaan kerja yang telah diidentifikasi berdasarkan temuan di lapangan diukur tingkat risikonya dengan menghitung nilai R PN nya. Nilai R PN merupakan perkalian nilai S, O, D ( severity, occurance, dan detection). Nilai S, O, D pada penelitian ini diperoleh berdasarkan pendapat tiga orang staf HS E pada salah satu proyek bangunan gedung di Y ogyakarta. K etiga responden ini diminta untuk menentukan tingkat S, O, D berdasarkan kriteria yang diuraikan berikut ini.

Severity

T ingkat keparahan atau severity ditetapkan berjenjang dimulai dari tingkat 1 sampai dengan 10. Nilai 10 menunjukkan tingkat dengan dampak yang paling parah sementara nilai 1 merupakan tingkat dengan dampak yang paling ringan. D ampak yang paling parah adalah hilanganya nyawa secara masal. S edangkan dampak yang paling ringan adalah terkena serpihan kecil pada bagian tidak vital dan hanya menimbulkan luka kecil. S ecara keseluruhan tingkat keparahan yang digunakan dalam penelitian ini diadopsi dari Incident Severity Scale (National Incident D atabase R eport, 2011 dan W ang, et al, 2009) seperti dapat dilihat pada T abel 2.

T abel 2 T ingkatan K eparahan ( Severity) Secara Umum

T ingk at / D ampak A k ibat L uk a

10

K ehilangan nyawa atau merubah kehidupan individu

K ematian beberapa invidu ( masal)

9 K ematian i ndividu ( sesorang)

8 Perlu perawatan serius dan meni mbulkan cacat permanen

7

D ampak serius ( indi vi du sehingga ti dak ikut lagi dalam aktivitas)

D irawat lebi h dari 12 jam, dengan luka pecah pembuluh darah, hilangan i ngatan hebat, kerugi an besar, dll

6 D irawat lebih dari 12 jam, patah tulang, tulang bergeser, radang dingin, luka bakar, susah bernafas dan l upa ingatan sementara, jatuh / terpeleset

5 D ampak sedang (individu hanya

1 - 2 hari tidak ikut beraktivitas)

K eseleo / terkilir, retak /patah ringan, keram atau kejang

4 L uka bakar ringan, luka gores / tersayat, frosnip ( radang di ngin/panas)

3

D ampak ringan ( indivi du masih dapat ikut dalam aktivitas)

Melepuh, tersengat panas, keseleo ringan, tergeli ncir atau terpeleset ringan

2 T ersengat matahari, memar, teriris ringan, tergores 1 T idak berdampak ( individu

tidak mendapat dampak yang terasa)

T erkenah serpi han, tersengat serangga, tergigit serangga

(5)

Occurance

T ingkat kejadian atau occurance bahaya kecelakaan kerja ditentukan bertingkat dari 1 sampai 10. Nilai 1 menunjukkan kejadian yang hampir tidak mungkin terjadi sementara nilai 10 menunjukkan kejadian yang hampir tidak bisa dihindari. T ingkat kejadian diadopsi dari C risp Ratings for Occurance of a F ailure (W ang, et al, 2009) yang dapat dilihat pada T abel 3.

T abel 3 T ingkat K ejadian ( Occurance) Secara Umum Pr obalilitas K ej adian T ingk at K ej adi an Nilai

S angat ti nggi dan tak bisa dihindari

>1 in 2 10

1 in 3 9

T i nggi dan sering terjadi

1 in 8 8

1 in 20 7

S edang dan kadang terjadi

1 in 80 6

1 in 400 5

R endah dan relatif jarang terjadi

1 in 2.000 4

1 in 15.000 3

S angat rendah dan hampir tidak pernah terjadi 1 in 150.000 2 1 in 1.500.000 1

Sumber :W ang, et al, 2009 D etection

Selanjutnya tingkat detection atau deteksi ditentukan bertingkat mulai dari tingkat 1 sampai dengan tingkat 10. T ingkat 10 apabila alat pendeteksi atau pencegah kecelakaan kerja tidak dapat mengontrol atau mendeteksi terjadinya kecelakaan kerja sedangkan tingkat 1 apabila alat pendeteksi atau pencegah kecelakaan kerja sudah pasti dapat mengontrol atau menditeksi terjadinya kecelakaan kerja. T ingkat diteksi diadopsi dari C risp Ratings for D etection of a F ailure (W ang, et al, 2009) yang secara keseluruhan dapat dilihat pada T abel 4.

T abel 4 T ingkat Deteksi ( D etection) Secara Umum

T ingk at K emungk inan T er ditek si

10 Hampir tidak mungkin

T i dak ada alat pengontrol yang mampu mendeteksi bentuk dan penyebab kegagalan

9 S angat jarang A lat pengontrol saat ini sangat sulit mendeteksi bentuk dan penyebab kegagalan 8 J arang A lat pengontrol saat ini sangat sulit mendeteksi bentuk dan penyebab kegagalan

7 S angat rendah K emampuan alat kontrol untuk mendeteksi bentuk dan penyebab kegagalan sangat rendah

6 R endah K emampuan alat kontrol untuk mendeteksi bentuk dan penyebab kegagalan rendah 5 S edang K emampuan alat kontrol untuk mendeteksi bentuk dan penyebab kegagalan sedang 4 A gak tinggi K emampuan alat kontrol untuk mendeteksi bentuk dan penyebab kegagalan sedang

sampai tinggi

3 T i nggi K emampuan alat kontrol untuk mendeteksi bentuk dan penyebab kegagalan tinggi 2 S angat ti nggi K emampuan alat kontrol untuk mendeteksi bentuk dan penyebab kegagalan sangat tinggi 1 Hampir pasti K emampuan alat kontrol untuk mendeteksi bentuk dan penyebab kegagalan hampir pasti

Sumber : W ang, et al, 2009

R PN

(6)

4. H A S I L PE NE L I T I A N

B erdasarkan hasil penelitian-penelitian terdahulu, penelitian ini mengidentifikasi 191 kecelakaan kerja yang potensial terjadi pada proyek bangunan gedung. Setelah dikonfirmasi oleh tujuh responden dari tiga kontraktor, j umlah ini tereduksi menjadi 81kecelakaan kerja. Selanjutnya 81 kecelakaan kerja ini dijadikan dasar untuk mengidentifikasi kecelakaan kerja yang telah terjadi pada pekerjaan yang sudah dilaksanakan di proyek yang menj adi obyek penelitian ini.

B erdasarkan informasi langsung dari staf manajemen HSE dan memperhatikan laporan-laporan yang ada, didapat 10 kecelakaan kerj a telah terjadi pada pekerjaan yang sudah dilaksanakan pada proyek tersebut mulai dari pekerjaan di lantai dasar hingga lantai satu. Sepuluh kecelakaan kerja ini terjadi pada sepuluh kegiatan yang dikelompokkan dalam dua pekerjaan, yaitu pekerjaan pembesian balok dan pekerjaan pengecoran plat lantai. Sepuluh kecelakaan kerja beserta kejadian dan akibatnya dapat dilihat pada T abel 5. K esepuluh kecelakaan kerja ini terjadi pada pekerja yang mengenakan helm, sarung tangan karet/kulit, masker, pakaian kerja, dan sepatu kerja. Selain itu kecelakaan kerja ini juga terj adi pada proyek yang telah dilengkapi dengan rambu-rambu keselamatan dan jaring pengaman

Selanjutnya kegiatan-kegiatan pada dua pekerjaan ini akan dinilai tingkat risiko kecelakaan kerj anya berdasarkan nilai R PN yang sudah dijelaskan sebelumnya. T abel 5 menjelaskan kecelakaan kerja yang sudah terjadi pada proyek bangunan gedung yang dijadikan obyek penelitian ini beserta akibat yang ditimbulkan.

T abel 5 K ecelakaan kerja pada proyek bangunan gedung yang menjadi obyek penelitian

No. K egiatan K ecelak aan K er j a A k ibat

T ertusuk besi, terjepit besi, dan menginjak material/alat

R obek, lecet, memar

3 Pembengkokan besi tulangan (fabri kasi)

T erjepit, terlukaoleh alat kerja, tertusuk, dan tertimpa

T ertimpa besi, tertusuk, dan jatuh L ecet, robek, memar, dan keseleo

Pek er j aan pengecor an plat lantai

8

Pengecoran dengan ready mi x T erjatuh/ terpeleset, mengijak material, dan tertimpa alat kerja

L ecet, robek, memar, dan keseleo

10

Pemerataan pengecoran beton dengan vi brator dan juga alat

T erjatuh/ terpeleset, mengijak material, dan tertimpa alat kerja

L ecet, robek, memar, dan keseleo

(7)

ini. Penentuan nilai S , O, D didasarkan pada kriteria yang telah dijabarkan pada Metodologi Penelitian. Penilaian S, O, D untuk seluruh kecelakaan kerja dapat dilihat pada T abel 6.

T abel 6 Nilai S, O, D

K egiatan

Severity( S) Occurance(O) D etection(D ) R esponden

R ata-rata

R esponden

R ata-rata

R esponden

R ata-rata K 1 K 2 K 3 K 1 K 2 K 3 K 1 K 2 K 3

Pek er j aan pembesian balok

1 4 4 4 4 4 5 4 4,333 4 4 4 4.00

2 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4.00

3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3.33

4 5 4 5 4,67 3 4 3 3,333 4 4 3 3.67

5 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4.00

6 4 4 3 3,33 3 3 4 3,333 4 4 4 4.00

7 4 4 3 3,67 4 3 4 3,667 4 4 4 4.00

Pek er j aan pengecoran plat lantai

8 4 4 4 4 3 3 4 3,333 4 4 4 4.00

9 4 3 4 3 4 3 3,333 4 4 4 4.00

10 4 4 4 4 3 4 4 3,667 4 4 4 4.00

A khirnya berdasarkan nilai S, O, D dihitung nilai R PN untuk masing-masing kecelakaan kerj a. Nilai R PN dihitung dengan mengalikan nilai S dengan nilai O dan nilai D. Hasil hitungan nilai R PN untuk seluruh kecelakaan kerja dapat dilihat pada T abel 7 di bawah.

T abel 7 Nilai R PN

No. K egiatan S O D R P N

Pek er j aan pembesian bal ok

1 Pengangkutan tulangan besi ( manual) 4.00 4.33 4.00 69.33

2 Pemotongan besi tulangan ( fabrikasi) 5.00 4.00 4.00 80.00

3 Pembengkokan tulangan besi ( fabrikasi) 4.00 4.00 3.33 53.33

4 Penganyaman besi tulangan ( fabrikasi) 4.67 3.33 3.67 57.04

5 Pengangkutan besi anyaman ke lapangan (dengan crane) 4.00 3.00 4.00 48.00

6 Penempatan anyaman di lapangan ( dengan crane) 3.33 3.33 4.00 44.44

7 Penyambungan anyaman tulangan di lapangan 3.67 3.67 4.00 53.78

Pek er j aan pengecor an plat lantai

8 Persiapan atau pembersi han lapangan untuk pengecoran 4.00 3.33 4.00 53.33

9 Pengecoran dengan ready mix 3.67 3.33 4.00 48.89

10 Pemerataan pengecoran beton dengan vi brator dan juga alat 4.00 3.67 4.00 58.67

(8)

Gambar 1. R angkuman proses dan hasil penelitian

5. K E SI M PUL A N D A N SA R A N

Penerapan metode F ME A untuk menganalisis risiko kecelakaan kerja pada proyek bangunan gedung di Y ogyakarta yang menjadi obyek penelitian ini menemukan 10 kegiatan yang mempunyai risiko kecelakaan kerja. K esepuluh kegiatan ini terbagi dalam dua pekerjaan, yaitu pekerjaan pembesian balok dan pekerjaan pengecoran plat lantai. D iantara 10 kegiatan ini, kegiatan pemotongan besi (fabrikasi) pada pekerjaan pembesian balok merupakan kegiatan yang mempunyai risiko kecelakaan kerja paling tinggi dengan nilai R PN 80. D engan demikian kegiatan ini perlu mendapat perhatian kontraktor agar risiko kecelakaan kerjanya dapat diminimalkan.

Hasil metode F ME A ini perlu ditindak-lanjuti dengan metode yang memberikan hasil kuantitatif yang sifatnya lebih obyektif sehingga dapat dimanfaatkan kontraktor untuk menyusun program keselamatan kerja yang lebih baik. Metode yang disarakan untuk menindak-lanjuti hasil F ME A ini adalah model sistem dinamik. D engan sistem dinamik akan memberi hasil yang kuantitatif berupa data rasio yang dapat digunakan sebagai pertimbangan manajamen keselamatan kerj a untuk mengantisipasi terjadinya kecelakaan kerja dengan risiko tinggi dan meminimalkan risiko tersebut. Selain itu sistem dinamik juga dapat mempermudah manajemen keselamatan kerja untuk melihat hasil dari keputusan yang dibuat apabila parameter kecelakaan kerja diubah. Hal ini dapat terjadi karena sistem dimanik mensimulasikan sistem keselamatan kerj a secara nyata sehingga dapat dipakai untuk memprediksi hasil di periode mendatang.

R E F E R E NSI

A nwar, F .N., F arida, I., dan Ismail, A ., 2014, Analisis Manajemen Risiko K esehatan dan K eselamatan K erja (K 3) pada Pekerjaan Upper Structure Gedung Bertingkat (Studi K asus Proyek Skyland C ity –J atinangor) , S ekolah T inggi T eknologi Garut, Garut. Heinrich, H.W ., 1959, Industrial Accident Prevention: a Scientific Approach, McGraw-Hill,

New Y ork.

International L abour Organization, 2003,E ncyclopedia of Occupational Health and Safety, Geneva.

International L abour Organization,2013,K eselamatan dan K esehatan K erja Sarana untuk Produktivitas, J akarta.

J unaedi, T ., dan Nurcahyo, T .J .W .A .C .B , 2013, Analisa dan Pengukuran P otensi Risiko K ecelakaan K erja dengan Menggunakan Metode APMM (Accident P otential

S tudi L ite ratur

• 191 ke ce lakaan ke rja pada proye k b angunan ge dung

Yonfirmasi

• 81 ke ce lakaan ke rja pada proye k b angunan ge dung

Yasus pada proye k ob ye k pe ne litian

• 10 ke ce lakaan ke rja pada pe ke rjaan struktur atas (pe ke rjaan pe mb e sian b alok dan pe nge coran plat lantai)

b ilai S , h , 5 dan b ilai wt b

(9)

Measurement Method) pada P royek Pembangunan D ormitory 5 L antai Akademi T eknik K eselamatan dan P enerbangan Surabaya, IT S, Surabaya.

K ing, R .W ., dan Hudson, R ., 1985, C onstruction Hazard and Safety Handbook, L ondon; B oston: B utterworths.

Marimin, Djatna, T ., S uharjito, Hidayat, S ., Utama, D .N., A stuti, R ., dan Martini, S., 2013, Teknik dan Analisis Pengambilan K eputusan F UZZY D alam Manajemen Rantai P asok, IPB Press, B ogor.

Muslim, E .A ., R atnaningsih, A ., Sri Sukmawati, S., 2014, Analisis Risiko K eselamatan dan K esehatan K erja (K 3) pada Proyek Gunawangsa Merr Apartment, Universitas J ember, J ember.

National Incident D atabase R eport, 2011, New Zealand Mountain Safety C ouncil, New Z ealand.

Saragi, Y .R .R ., 2011, Manajemen K eselamatan K esehatan K erja dan L ingkungan (K 3L ) pada Pembangunan Gedung, Universitas HK B P Mommensen, Medan.

Sepang, B .A .W ., 2013, Manajemen Risiko K eselamatan dan K esehatan K erja (K 3) pada Proyek Pembangunan Ruko Orlens F ashion Manado, Universitas Sam R atulangi, Manado.

Singh, A ., Hinze, J ., dan C oble, R .J ., 1999,Implementation of Safety and Health on C onstruction Sites, Proceeding of the Second International C onference of C IB W orking C ommission W 99, Honolulu, Hawaii. 24-27 March 1999

W ang, Y .M., C hin, K .S., Poon G.K .K ., dan Y ang J .B . 2009, Risk E valuation in F ailure Mode and E ffects Analysis Using F uzzyweighted G eometric Mean, E xpert S ystems with A pplications 36 (2009) 1995-1207, Science D irect.

Gambar

Tabel 1 Pengelompokan Bahaya Kecelakaan Kerja Berdasarkan Dampaknya pada Korban K ategori A K ategori B K ategori C K ategori D
Tabel 2 Tingkatan Keparahan (Severity) Secara Umum  Tingkat / Dampak
Tabel 6 Nilai S, O, D Occurance(O)
Gambar 1. Rangkuman proses dan hasil penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Kegiatan penelitian dimulai dengan refleksi awal untuk melakukan tindakan pendahuluan tentang kondisi objektif yang terjadi di lapangan. Langkah ini dilakukan untuk

Penari merupakan unsur yang sangat penting dalam karya koreografi. Melalui penari penata dapat menyampaikan apa yang hendak disampaikan melalui karya tersebut. Kriteria

Pupuk daun selain Hyponex dan Gandasil D yang dapat dicoba efektivitasnya sebagai bahan media dasar adalah Growmore biru 32-10- 10, Growmore adalah pupuk yang

Setelah melalui ketiga tahap diatas, inilah tahap yang dirasa sangat penting karena pada tahap ini peneliti memulai untuk menentukan terapi apa yang cocok diberikan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas salep ekstrak daun sirsak pada luka yang terinfeksi bakteri Staphylococcus aureus dan untuk mengetahui perbedaan efektivitas

Permasalahan dari perusahaan ini adalah tinggi rendahnya kinerja karyawan, untuk suatu upaya yang dapat meningkatkan kinerja karyawan, dengan permasalahan tersebut

banyak masalah dalam praksis pembelajaran Sejarah di abad 21. Artikel ini bertujuan untuk melakukan telaah teoritis terhadap model pembelajaran dan materi ajar Sejarah

Sehingga pada penelitian dibuat sebuah Sistem deteksi pra panen padi berdasarkan warna daun dengan menggunakan Learning Vector Quantization, yang diharapkan