• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jurnal Elektronik Ilmu Komputer Univers

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Jurnal Elektronik Ilmu Komputer Univers"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS DAN IMPLEMENTASI PENJADWALAN DENGAN MENGGUNAKAN

PENGEMBANGAN MODEL CROSSOVER DALAM ALGORITMA GENETIKA

Made Darma Yunantara, I Gede Santi Astawa,Ngr. Agus Sanjaya ER

Program Studi Teknik Informatika, Jurusan Ilmu Komputer, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Udayana.

Email:

ABSTRAK

Optimasi penjadwalan dapat dilakukan dengan berbagai metode salah satunya algoritma genetika. Pada algoritma genetika dilakukan beberapa tahap dalam melakukan optimasi penjadwalan yaitu seleksi, crossover dan mutasi. Pada metode crossover kromosom penjadwalan akan diacak dan ditukarkan dengan kromosom yang lainya. Pada penelitian ini, dilakukan pengembangan terhadap metode crossover yang diambil dari metode crossover yang biasa dilakukan di algoritma genetika. dimana pada metode crossover pada umumnya memungkinkan terjadinya kerusakan pada kromosom.

Terdapat 2 metode yang dikembangkan, pertama dengan memotong gen hanya pada gen yang mengalami bentrok, dan yang kedua merandom gen yang akan dipotong. Gen dipotong secara utuh tidak memotong ditengah gen, sehingga tidak merusak gen.

Analisis terhadap hasil uji coba menunjukan bahwa pengembangan metode crossover dapat diimplementasikan pada kasus penjadwalan dan terlihat bahwa metode yang memotong gen hanya pada gen yang bentrok lebih cepat mencapai nilai terbaik atau mendekati 1 daripada metode yang hanya merandom gen saja. Dari nilai akhir juga terlihat bahwa metode yang memotong gen pada gen yang bentrok memiliki nilai akhir lebih baik. Selain itu kedua metode ini mampu meminimalisir kerusakan pada kromosom hasil dari crossover.

Kata Kunci : penjadwalan, pengembangan crossover, algoritma genetik

ABSTRACT

(2)

compression was successfully reconstructed again exactly the same as the original image. In addition, the compression and decompression time increased following the increase in number of colors, resolution and the size of color file in which the average speed of 10 test images having different colors was 1089.48 ms and decompression was 1036.41 ms.

Keywords: Digital Image, Compression, Arithmetic Coding, Lossless

1. PENDAHULUAN

Umumnya penyusunan jadwal mata kuliah dilakukan secara manual, yaitu dengan pencarian blok-blok atau kolom-kolom mana saja yang masih kosong, kemudian menempatkan jadwal pada blok atau kolom tersebut. Jadwal yang dihasilkan dengan cara seperti ini cenderung menghasilkan jadwal yang menumpuk dan tingkat keakuratannya tidak bisa dijamin. Jadwal yang baik semestinya dapat mengakomodasi semua syarat yang telah ditentukan. Sebagai contoh adalah seorang dosen hanya bisa mengajar pada waktu dan jam tertentu. Dengan syarat ini seharusnya jadwal yang disusun menyediakan sejumlah solusi sehingga kelas yang diajarkan oleh dosen tersebut tidak bentrok dengan dosen yang lainnya.

Dengan kemajuan ilmu pengetahuan dalam bidang komputer, masalah penjadwalan di atas dapat dibuat secara otomatis sehingga dapat memberikan solusi optimal sesuai dengan batasan dan syarat yang sudah ditentukan. Sejumlah metode dari berbagai disiplin ilmu telah diusulkan, seperti antara lain algoritma semut atau Ant Colony Optimization (ACO) dengan pendekatan Max Min Ant System (MMAS), Taboo Search, teknik pewarnaan graf (Coloring Graph) dan lainya (ihsan, 2006)

Pada penelitian sebelumnya yang dilakukan di universitas udayana, dilakukan optimasi penjadwalan dengan algoritma genetika, dimana penelitian tersebut menghasilkan dan memperlihatkan bahwa algoritma genetika dapat digunakan dalam pembuatan jadwal optimal dengan tidak adanya bentrok antar jadwal kuliah, waktu dan ruangan(suarma,2011)

Namun pada penelitian sebelumnya terlihat bahwa terkadang ada jadwal yang tidak sesuai antara mata kuliah dengan dosen pengajar. Penelitian ini akan mencari

bentuk dari penjadwalan dengan menganalisis dan membandingkan metode pengembangan crossover dan mutasi dalam algoritma genetika dengan metode konvensional yang ada. dari hasil penelitian ini akan mencari metode crossover mana yang lebih baik digunakan untuk mendapatkan jadwal yang sesuai tersebut. Metode yang lebih baik akan terlihat dari nilai fitness yang dihasilkan.

2. MATERI

2.1 Algoritma Genetika

Evolutionary Algorithm merupakan terminologi umum yang menjadi induk bagi empat istilah : algoritma genetika (genetic algorithm), pemrograman genetika (genetic programming), strategi evolusi (evolution strategies), dan pemrograman evolusi (evolutionary programming). Tetapi, jenis evolutionary algorithm yang paling populer dan banyak digunakan adalah algoritma genetika

(3)

lainnya, yaitu mempunyai ciri-cirinya sebagai berikut :

a. Menggunakan hasil pengkodean dari parameter, bukan parameter itu sendiri. b. Bekerja pada populasi bukan pada sesuatu yang unik. Menggunakan nilai satu-satunya pada fungsi dalam prosesnya.

c. mengunakan fungsi luar atau pengetahuan luar lainnya.

d. Menggunakan fungsi transisi probabilitas, bukan sesuatu yang pasti.

2.2 Proses Algoritma Genetika

Algoritma genetika adalah algoritma pencarian hasil yang terbaik, yang didasarkan pada perkawinan dan seleksi gen secara alami. Kombinasi perkawinan ini dilakukan dengan proses acak (random). Dimana struktur gen hasil proses perkawinan ini, akan menghasilkan gen inovatif untuk diseleksi.

Dalam setiap generasi, ciptaan buatan yang baru (hasil perkawinan), diperoleh dari bit-bit dan bagian-bagian gen induk yang terbaik. Diharapkan dengan mengambil dari gen induk yang terbaik ini diperoleh gen akan yang lebih baik lagi. Meskipun pada kenyataannya tidak selalu tercipta gen anak yang lebih baik dari induknya. Ada kemungkinan lebih baik, sama baiknya, atau bahkan mungkin lebih buruk. Tujuan dari algoritma genetika ini adalah menghasilkan populasi yang terbaik dari populasi awal. Sedangkan keuntungan dari algoritma genetika adalah sifat metoda pencariannya yang lebih optimal, tanpa terlalu memperbesar ruang pencarian.

Dalam menyusun suatu algoritma genetika menjadi program, maka diperlukan beberapa tahapan proses, yaitu proses pembuatan generasi awal, proses

genetika, proses seleksi, dan pengulangan proses sebelumnya

Pada algoritma genetika ini terdapat beberapa definisi penting yang harus dipahami sebelumnya, yaitu :

a) Gen

Gen merupakan nilai yang menyatakan satuan dasar yang membentuk suatu arti tertentu dalam satu

kesatuan gen yang dinamakan kromosom.

Gambar 2.1 Proses Algoritma Genetika

b) Kromosom / Individu

Kromosom merupakan gabungan dari gen-gen yang membentuk nilai tertentu dan menyatakan solusi yang mungkin dari suatu permasalahan. c) Populasi

Populasi merupakan sekumpulan individu yang akan diproses bersama dalam satu satuan siklus evolusi.

d) Fitness

Fitness menyatakan seberapa baik nilai dari suatu individu yang didapatkan. e) Seleksi

Seleksi merupakan proses untuk mendapatkan calon induk yang baik. f) Crossover

Crossover merupakan proses pertukaran atau kawin silang gen-gen dari dua induk tertentu.

(4)

Mutasi merupakan proses pergantian salah satu gen yang terpilih dengan nilai tertentu.

h) Generasi

Generasi merupakan urutan iterasi dimana beberapa kromosom bergabung.

i) Offspring

Offspring merupakan kromosom baru yang dihasilkan.

3. METODE PENELITIAN 3.1 Variabel penelitian

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah keoptimalan dari kromosom yang ada yang bisa dilihat dari nilai fitness dan waktu komputasi dari algoritma. Faktor utama pembentuk kromosom dari penelitian ini adalah:

a. Mata kuliah yang ditawarkan di masing-masing semester

b. Dosen-dosen yang tersedia

c. Jumlah SKS setiap matakuliah yang ditawarkan

d. Jumlah jam yang ditempuh setiap matakuliah

e. Ruang dan waktu yang tersedia

Sedangkan faktor-faktor pengaruh yang mempengaruhi nilai fitness dari penelitian ini adalah:

a. Adanya mahasiswa yang mengambil dua mata kuliah pada waktu yang bersamaan

b. Adanya dosen yang mengajar dua matakuliah pada waktu yang bersamaan c. Kedekatan antar mata kuliah. Mahasiswa memiliki waktu istirahat antar dua mata kuliah yang ada dalam satu hari sehingga kelelahan mahasiswa

dalam mengikuti mata kuliah pertama tidak mengganggu proses belajar pada mata kuliah selanjutnya.

d. Frekuensi belajar mahasiswa. Seperti halnya pada dosen, untuk menjaga performansi belajar mahasiswa

e. Frekuensi mengajar dosen. Diinginkan agar tugas mengajar dosen dapat terdistribusi merata di tiap hari kerjanya

3.2.Implementasi dan Analisis Algoritma

Analisa yang dilakukan pada tahapan ini adalah mengetahui keoptimalan kromosom melalui beberapa metode dalam algoritma genetika. Dalam algoritma genetika terdapat beberapa metode crossover yang juga akan menghasilkan nilai fitness yang berbeda pula. Adapun tahapan penelitian yang akan dilakukan:

1. Menentukan jumlah kromosom yang digunakan dalam 1 generasi dan jumlah maksimum generasi yang digunakan. Dalam penelitian ini menggunakan 12 kromosom yang akan dilakukan crossover dan menggunakan 100 maksimum generasi, jadi generasi akan berhenti setelah generasi ke 100 walaupun nilai fitness belum mencapai 1. Mata kuliah yang digunakan untuk satu kromosom terdiri dari 33 mata kuliah yang ditawarkan.

2. menginisialisasikan faktor pembentuk kromosom dan mensimulasikan kromosom yang ada dalam sebuah jadwal yang dibuat dalam 1 minggu. Terdapat 4 faktor yang membentuk kromosom, yang pertama adalah mata kuliah, dosen, semester, dan sks dari mata kuliah, inisialisasi gen pembentuk kromosom dapat dilihat pada table 3.1

SMSTR SKS MATA KULIAH kode DOSEN kode Gen

1 3 aljabar linier elementer 000001 srinadi 00001 001000000100001 1 3 logika pemrograman 000010 Dwidasmara 00010 001000001000010

1 2 ISBD 000011 ISBD 00011 000100001100011

1 3 Sistem digital 000100 agus mul 00100 001000010000100

1 3 kalkulus 000101 Asih 00101 001000010100101

1 2 pancasila 000110 Pancasila 00110 000100011000110

1 3 PTI 000111 widhi 00111 001000011100111

(5)

3 2 agama 001001 agama 01001 010100100101001 3 3 rekayasa perangkat lunak 001010 gung de 01010 011000101001010

3 3 basis data 001011 herry 01011 011000101101011

3 3 probabilitas terapan 001100 Srinadi 00001 011000110000001 3 3 algoritma dan struktur data 001110 widiartha 01101 011000111001101 3 3 sistem operasi 001111 Anom 01110 011000111101110 3 3 proram linier 010000 santi astawa 01111 011001000001111 5 3 riset operasi 010001 santi astawa 01111 101001000101111 5 2 Kewarganegaraan 010010 Mku 10010 100101001010010 5 3 pemrograman web 010011 Ibmahendra 10011 101001001110011 5 3 pemodelan matematika 010100 p.eka 10100 101001010010100

5 3

pengantar kecerdasan

buatan 010101 LGAstuti 10101 101001010110101

5 3 teori bahasa dan otomata 010110 Anom 01110 101001011001110 5 3 jaringan komputer lanjut 011000 cok rai 10101 101001100010101 5 3 keamanan jaringan 011001 widhi 00111 101001100100111 5 3 pemodelan dan simulasi 011010 Cahya 11010 101001101011010 5 3 basis data terdistribusi 011011 Ibmahendra 10110 101001101110110 5 3 citra digital 011100 Gede 10111 101001110010111 5 3 pengenalan pola 011101 agus mul 00100 101001110100100 5 3 data warehouse 011110 agusSan 01000 101001111001000

7 2 Manejemen 011111 cok rai 10101 110101111110101

7 2 Kewirausahaan 100000 Ketut 11000 110110000011000

7 3 ADBO 100001 gus de 00010 111010000100010

7 3

sistem pendukung

keputusan 100011 agusSan 01000 111010001101000 7 3 sistem temu kembali 100100 agusSan 01000 111010010001000

3. Generate kromosom yang telah terbentuk menjadi beberapa jadwal dengan mengambil gen dan diurutkan dalam kolom – kolom waktu dan ruang 4. lakukan crossover dengan parent yang

telah dipilih, crossover akan dilakukan dengan beberapa metode yang berbeda.

Crossover A

a. pilih gen yang memiliki nilai bentrok

b. dari gen yang dipilih tadi, lakukan random sehingga hanya beberapa gen dengan nilai bentrok saja yang dipilih.

c. Setelah terpilih gen yang akan dilakukan crossover, cari pasangan kromosom dari parent yang lainya

d. Lakukan crossover sesuai dengan pasanganya

e.

Penempatan gen crossover dilakukan secara random

terlihat

seperti gambar 3.2. Dimana

pada gambar dibawah adalah

sebagian kecil dari sebuah

kromosom

untuk

mensimulasikan

teknik

crossover

Parent 1

Parent 2

(6)

011000101001010 000100100001000 101001000101111 000100100001000

….

….

….

….

anak 1

anak 2

111010001101000 101001111001000 101001100010101 101001010110101 101001010110101 101001000101111 111010001101000 101001111001000 011000101001010 000100100001000 101001000101111 000100100001000

…. …. …. ….

Gambar 3.2 contoh crossover A

Crossover B

a. Pilih gen dengan cara random b. Setelah gen terpilih, cari gen

pasanganya pada parent yang lainya

c. Lakukan crossover dengan pasanganya

d.

Penempatan gen crossover dilakukan secara random seperti

pada gambar 3.3. Dimana pada

gambar

dibawah

adalah

sebagian kecil dari sebuah

kromosom

untuk

mensimulasikan

teknik

crossover

Parent 1

Parent 2

111010001101000 101001010110101 101001100010101 101001111001000 101001111001000 101001000101111 111010001101000 101001010110101 011000101001010 000100100001000 101001000101111 000100100001000

….

….

….

….

anak 1 anak 2

111010001101000 101001111001000 101001100010101 101001010110101 101001010110101 101001000101111 111010001101000 101001111001000 011000101001010 000100100001000 101001000101111 000100100001000

…. …. …. ….

Gambar 3.3 contoh crossover B

5. setelah mendapat populasi baru, hitung nilai fitness dengan menggunakan rumus nilai fitness 3.1

(3.1)

Keterangan:

a = Adanya kelas yang mengambil dua mata kuliah pada

waktu yang bersamaan b= Adanya dosen yang mengajar dua

matakuliah pada waktu yang bersamaan c = Kedekatan antar mata kuliah d = Frekuensi belajar mahasiswa e = Frekuensi mengajar dosen

(7)

disesuaikan dengan kemauan user

nantinya. Dengan melihat nilai

fitness bisa dilihat kromosom mana

yang berada dalam kondisi paling

fit. Semakin sedikit terjadinya

bentrok maka akan semakin besar

nilai fitness yang dihasilkan

6. lakukan seleksi terhadap semua

individu yang ada dengan cara melihat nilai fitness yang dihasilkan. Hanya kromosom dengan fitness terbaik yang akan digunakan kembali

7. lakukan crossover dan seleksi secara berulang hingga individu berada pada fitness terbaik atau sudah mencapai maksimum populasi yang ditetapkan.

3.3 Flowchart Penelitian

MULAI

menginisialisasikan faktor pembentuk kromosom

Gener a te jadwal simulasi

Hitung nilai fitness Lakukan seleksi

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

Dari setiap generasi didapat beberapa individu dengan nilai fitnessnya, dan setiap generasi memiliki individu terbaik dengan nilai fitness yang besar, mendekati nilai 1. Generasi akan berhenti apabila didapatkan individu yang sempurna atau individu dengan nilai fitness sama dengan 1, jika tidak setelah beberapa kali generasi akan diambil individu dengan nilai terkecil pada generasi terakhir, berikut adalah nilai fitness yang terbentuk

(8)

Grafik 4.1 Hasil Nilai Fitness Terbaik Percobaan Pertama

Grafik 4.2 Hasil Nilai Fitness Terbaik Percobaan Kedua

Grafik 4.3 Hasil Nilai Fitness Terbaik Percobaan Ketiga

TIPE B TIPE A

TIPE B TIPE A

TIPE B TIPE A GENERASI FITNESS

FITNESS

(9)

Grafik 4.4 Hasil Nilai Fitness Terbaik Percobaan Keempat

Grafik 4.5 Hasil Nilai Fitness Terbaik Percobaan Kelima

TIPE B TIPE A

TIPE B TIPE A FITNESS

FITNESS

GENERASI

(10)

KESIMPULAN

Berdasarkan uji coba yang dilakukan,

maka kesimpulan yang dapat diambil dari

penelitian ini adalah :

1.

Penggunaan

Algoritma

Genetika

dengan menggunakan pengembangan

metode

crossover

bisa

diimpleentasikan

pada

kasus

pengaturan jadwal. Pengembangan

metode

crossover

memiliki

keunggulan

tidak

dihasilkanya

kromosom rusak atau kromosom yang

tidak memiliki nilai

2.

Dua metode pengembangan metode

crossover

menghasilkan nilai

fitness

yang berbeda, dimana metode A

memiliki nilai

fitness

yang lebih kecil

dibanding metode B, ini menunjukan

metode A memiliki kromosom yang

lebih baik dibanding metode B karena

kromosom yang bentrok lebih sedikit

DAFTAR PUSTAKA

Buliali, . JL, Herumurti,.D, Wiriapraja, .G.

2008. “

Penjadwalan mata kuliah

dngan

menggunakan

algoritma

genetika

dan

constraint

satisfaction”.

Jurnal

Teknik

Industri, Surabaya.

Fernandes, .A, Handoyo, E, Somantri,.M.

2008 . “

Pembangunan aplikasi

penyusunan mata kuliah dengan

algoritma semut”.

Jurnal Teknik

Elektro: Semarang.

Hermann, .J , Lee ,. CY. 1995 . “

solving a

class scheduling problem with

genetic algorith

ORSA Journal on

computing.Florida.

genetic

untuk

optimasi

penjadwalan

kegiatan

belajar

mengajar

,

Jurnal

Teknik

Informatika ITB, Bandung.

Puspitasari, .B. 2008 . “

Penggunaan tabu

search dalam penjadwalan kuliah

dan

ujian

di

perguruan

tinggi(skripsi)”

Yogyakarta.

Universitas Islam Indonesia

Prssman, Roger S. 2005.

software

engineering

A

practitioner’s

approach sixth edition

”. Mc Graw

Hill. New York

Satemen,

.K,

Mauridhi,.HP.

2008.

“Kombinasi algoritma genetika

dan tabu search dalam pembuatan

table mata kuliah”

. Seminar of

intelegent

technology

an

its

application, Surabaya.

Suarma.

2011

perancangan

dan

Gambar

Gambar 2.1 Proses Algoritma Genetika
Gambar 3.2 contoh crossover  A
Grafik 4.3 Hasil Nilai Fitness Terbaik Percobaan Ketiga
Grafik 4.4 Hasil Nilai Fitness Terbaik Percobaan Keempat

Referensi

Dokumen terkait

Biaya perjalanan dinas untuk tujuan di luar Wilayah Republik Indonesia diberikan biaya harian yang diatur sebagaimana pada peraturan tertulis didasarkan sesuai

Uji Ketahanan Beberapa Klon Tanaman Karet (Have Brasilliensis Muell. Arg.) Terhadap Tiga Isolat Penyakit Gugur Daun (Collectotrichum gloesporioides Penz. Sacc.) di

Perusahaan dengan tingkat penurunan kinerja yang tidak terlalu parah dapat menerapkan berbagai strategi seperti mengembangkan pemasaran dan promosi penjualan atau

Instrumen Density Survey (DS) merupakan instrumen berupa pilhan ganda disertai alasan untuk mengetahui pemahaman konsep pada siswa SMP dan SMA pada konsep massa jenis. Cara

Untuk memastikan pelaksanaan Dana Desa tahun 2016 dapat berjalan dengan lancar dan baik, maka Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi, Kementerian

[r]

4) Penghayatan atas maksud dan makna pekerjaan, yakni bila seseorang karyawan tetap tahu kegunaan dari pekerjaan, dan juga sudah tahu betapa sangat pentingnya pekerjaannya. Maka

Menurut Rahman, pendidikan jenis ini disebut pendidikan orang dewasa karena diberikan kepada orang banyak yang tujuan utamanya adalah untuk mengajarkan mereka mengenai Alquran