• Tidak ada hasil yang ditemukan

DANA PENSIUN PEGAWAI NEGERI SIPIL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "DANA PENSIUN PEGAWAI NEGERI SIPIL"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

PENSIUN

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Sumber Daya Aparatur

Disusun oleh.

1. Dwi Ratna Sari (125030107111111) 2. Elfananda Istiqlalia (135030101111060) 3. Deasy Ayu Sartika D (135030101111066) 4. Rosita Adhe SW (135030107111038)

PRODI ILMU ADMINISTRASI PUBLIK FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI

UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG

(2)

DAFTAR ISI

BAB I Pendahuluan

Latar belakang ... 1

BAB II Tinjaun Pustaka Pengertian ... 4

Penyelenggaraan Pensiun ... 5

Manfaat Pensiun ... 6

BAB III Pembahasan Pembiayaan Pensiun ... 7

Masa Keja Penerima Pensiun ... 7

Hak Atas Pensiun Pegawai ... 8

Hak Atas Pensiun Janda/Duda ... 11

(3)

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Pensiun merupakan dambaan memperoleh penghasilan setelah masa kerja. Setelah usia pensiun tentunya pegawai negeri memasuki masa yang kurang produktif sehingga jaminan masa depan sangat diperlukan. Dengan adanya program dana pensiun maka pegawai negeri yang akan memasuki usia pensiun tidak perlu khawatir. Selain itu dana tersebut bisa digunakan sebagai modal usaha setelah ia pensiun.

Pensiun merupakan jaminan hari tua dan sebagai penghargaan atas jasa-jasa pegawai

negeri selama bertahun-tahun bekerja dalam Dinas Pemerintah. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa sifat pensiun pegawai negeri sipil adalah sebagai “jaminan hari tua” dan sebagai “penghargaan”.

Dana pensiun diselenggarakan dalam upaya memberikan jaminan kesejahteraan pada pegawai negeri. Jaminan tersebut diberikan dalam bentuk manfaat atau imbalan pensiun pada saat pegawai negeri tersebut memasuki masa pensiun atau mengalami kecelakaan. Jaminan tersebut akan memberikan ketenangan pada pegawai negeri karena adanya kepastian akan masa depannya. Secara psikologis, jaminan akan masa depan ini akan meningkatkan motivasi kerja pegawai negeri sehingga akan menguntungkan baik perusahaan maupun pegawai negeri itu sendiri.

Pada prinsipnya, dana pensiun merupakan salah satu alternatif untuk memberikan jaminan kesejahteraan kepada pegawai. Adanya jaminan kesejahteraan tersebut memungkinkan pegawai untuk memperkecil masalah-masalah yang timbul dari risiko-risiko yang akan dihadapi dalam perjalanan hidupnya, misalnya risiko kehilangan pekerjaan, lanjut usia, dan kecelakaan yang mengakibatkan cacat tubuh atau bahkan mungkin kematian. Risiko-risiko tersebut memberikan dampak finansial, terutama bagi kehidupan pegawai dan keluarganya. Sehingga kesejahteraan yang bersangkutan akan menggangu kelangsungan hidupnya. Untuk mengatasi kemungkinan terjadinya keadaan-keadaan tersebut sehingga diciptakanlah beberapa usaha

(4)

Setiap orang ingin di masa pensiunnya menikmati hidup yang layak, terutama mereka yang dimasa mudanya mempunyai kehidupan yang layak dan normal. Masa pensiun merupakan periode yang sangat ditakuti berbagai pihak bila tidak dipersiapkan dengan baik.

Di negara-negara maju, penyelenggaraan program pensiun sebagai salah satu bentuk kesejahteraan bagi pegawai, baik pemerintah maupun perusahaan-perusahaan swasta telah dilakukan sejak tahun 1800-an. Selanjutnya, untuk lebih meningkatkan produktivitas serta untuk memberikan daya guna dan hasil guna yang optimaldalam peyelenggaraan program pensiun sesuai dengan fungsinya, pemerintah telah mengeluarkan Undang-undang No 11 Tahun 1992 tentang dana pensiun.

Ide dana pensiun diselenggarakan untuk memberikan jaminan kesejahteraan bagi

pegawai dan keluarganya pada saat pegawai memasuki masa pensiun atau mengalami kecelakaan semasa kerja yang mengakibatkan cacat tubuh atau meninggal dunia. Jaminan kesejahteraan tersebut dalam bentuk pensiun (pension benefit) diberikan kepada pegawai dan keluarganya yang dibayarkan secara berkalasesuai dengan peraturan dana pensiun.

Di Negara-negara maju penyelenggaraan program pensiun sudah dilakukan sejak tahun 1800-an. Di Canada Undang-Undang Dana Pensiun yang dikenal dengan nama Pension Fund Societies Act of 1887, mulai dilaksanakan sejak tahun 1887, merupakan program pensiun untuk pegawai pemerintah federal, karyawan kereta api, dan lembaga-lembaga keuangan lainnya.

Program dana pensiun di Indonesia dilaksanakan oleh lembaga pemerintah maupun swasta. Pelaksana dana pensiun pemerintah antara lain Jamsostek, suatu program kontribusi tetap dan wajib untuk karyawan swasta dan BUMN di bawah Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi. Namun, Departemen Keuangan memegang peran dalam pemgawasannya (UU No.3/1992). Taspen, yaitu tabungan pensiun pegawai negeri sipil dan program pensiun swasta (dana pensiun lembaga keuangan dan dana pensiun yang disponsori pemiik uasaha) yang di tanggung jawabi oleh Departemen Keuangan (Keputusan Presiden N0. 8/1997) dan ASABRI dana pensiun angkatan besenjata, berada dibawah Departeen Pertahanan (Keputusan Presiden No. 8/1977). Ketiga program ini diatur melalui ketentuan hokum yang berbeda-beda.disamping itu, ada pula UU No. 40/2004 tenteng Sistem Jaminan Sosial Nasional yang terbit tahun 2004.

(5)

kubur, dalam bentuk program perlindungan sosial di bidang kesehatah, kecelakaan kerja, hari tua, pensiun, dan kematian.

Di Indonesia melalui UU No. 7 Tahun 1983 tantang Pajak Penghasilan dan Keputusan Menteri Keuangan No. 250/KMK.001/1985 tanggal 6 Maret 1985 telah diberikan perlakuan khusus kepada usaha swasta yang menyelenggarakan program pensiun.

Untuk lebih meningkatkan daya guna dan hasil guna dalam penyelenggaraan program pensiun, pemerintah telah menetapkan suatu undang-undang tentang Dana Pensiun, yaitu UU No. 11 Tahun 1992 yang ditetapkan pada tanggal 20 April 1992. Selain itu, pemerintah telah mengeluarkan beberapa peraturan yang berkaitan dengan UU No. 11/1992, yaitu Peraturan Pemerintah No. 76 Tahun 1992 tantang Dana Pensiun Pemberi Kerja dan Peraturan Pemerintah

No. 77 Tahun 1992 tentang Dana Pensiun Lembaga Keuangan.

(6)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian

Definisi pensiun sendiri ada bermacam-macam tergantung sistem/metode yang digunakan dalam pelaksanaaanya dan tempat atau organisasi yang menerapkannya, menurut Arifianto Pensiun adalah penghasilan yang diterima oleh penerima pensiun setiap bulan berdasarkan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku (Arifianto, 2004:4).

Pengertian pensiun sebagaimana tertuang dalam undang-undang Nomor 43 tahun 1999 tentang Pokok-pokok Kepegawaian pasal 10 disebutkan bahwa pensiun adalah jaminan hari tua

dan balas jasa terhadap pegawai negeri yang telah bertahun-tahun mengabdikan dirinya kepada negara. Berdasarkan beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa Pensiun adalah suatu kondisi dimana seseorang tidak bekerja lagi sebagai pegawai negeri dengan mendapatkan penghasilan yang teratur.

Masa Pensiun merupakan masa yang akan dihadapi oleh seorang Pegawai bagi yang bekerja pada instansi pemerintah, swasta, maupun lembaga BUMN (Fillipo, 1984:283). Pensiun dilaksanakan untuk menjamin produktivitas kerja suatu instansi atau perusahaan agar tetap seimbang mengingat semakin bertambahnya usia maka produktivitas kerjanya pun akan menurun. Dengan adanya program pensiun maka perencanaan pembinaan masa depan seorang pegawai setelah pensiun dapat terjamin.

Dana pensiun adalah sekumpulan aset yang dikelola dan dijalankan oleh suatu lembaga untuk menghasilkan suatu manfaat pensiun, yaitu suatu pembayaran berkala yang dibayarkan kepada peserta pada saat dan dengan cara yang ditetapkan dalam ketentuan yang menjadi dasar penyelenggaraan program pensiun. Pembayaran manfaat tersebut dikaitkan dengan pencapaian usia tertentu.

Menurut Kasmir dalam bukunya „Pengantar Manajemen Keuangan‟, dana pensiun merupakan perusahaan yang memungut dana dari karyawan dari suatu perusahaan. Artinya, perusahaan memotong dana (gaji karyawan suatu perusahaan) dengan jumlah tertentu yang

(7)

pensiun si karyawan dapat mengambil uangnya kembali sesuai dengan perjanjian yang telah dibuat.

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 11 Tahun 1992 tentang Dana Pensiun menyatakan bahwa dana pensiun adalah badan hukum yang mengelola dan menjalankan program yang menjanjikan manfaat pensiun bagi pesertanya. Berdasarkan defenisi diatas dana pensiun merupakan lembaga atau badan hokum yang mengelola program pensiun yang dimaksudkan untuk memberikan kesejahteraan kepada karyawan suatu perusahaan terutama yang sudah pensiun.

Selain itu, dana pensiun merupakan sarana penghimpun dana guna meningkatkan kesejahteraan pesertanya serta meningkatkan peran serta masyarakat dalam melestarikan

pembangunan nasional yang meningkat dan berkelanjutan.

Sebagai lembaga keuangan yang berfungsi sebagai intermediasi atau perantara antara penyedia dana dan peminta dana, dana pensiun menjual sekuritas sekundernya kepada penyedia dana yaitu program-program pensiun yang ditawarkan dan membeli sekuritas primer yang dikeluarkan oleh peminta dana seperti obligasi dan saham yang diterbitkan oleh peminta dana.

2.2 Penyelenggaraan Pensiun

Menurut Nurul Huda dan Mohamad Heykal (2010), pada dasarnya program pensiun memiliki tiga fungsi, meliputi:

1. Fungi asuransi, program pensiun memilki program asuransi karena memberikan jaminan kepada para peserta untuk mengatasi risiko kehilangan pendapatan yang disebabkan oleh kematian atau usia pensiun.

2. Funsi tabungan, program pensiun memiliki fungsi tabungan, karena selama masa program peserta diharuskan untuk membayar iuran.

3. Fungsi pensiun, program pensiun memiliki fungsi pensiun, karena manfaat yang akan diterima oleh peserta dapat dilakukan secara berkala selama hidup.

Penyelenggaraan program pensiun mengandung asas kebersamaan seperti halnya program asuransi. Sebagai contoh, bila peserta program pensiun mengalami musibah, baik cacat

(8)

mengembangkan dana yang merupakan dana yang terakumulasi dari iuran peserta, diman iuran tersebut diperlakukan seperti halnya tabungan.

2.3 Manfaat Pensiun

Program Pensiun merupakan bagian dari program kesejahteraan yang diharapkan bisa memberikan ketenangan PNS dalam bekertja dan mampu memotivasi untuk meningkatkan produktivitas karena adanya suatu jaminan hidup di masa yang akan datang. Sesuai dengan ketentuan Undang Undang Nomor 11 Tahun 1969 Pasal 1 dinyatakan pensiun diberikan sebagai jaminan hari tua dan penghargaan atas jasa-jasa pegawai selama bertahun-tahun bekerja dalam dinas pemerintahan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa sifat pensiun PNS adalah sebagai

jaminan hari tua dan sebagai penghargaan atas jasa-jasa pegawai negeri selama bertahun-tahun bekerja dalam dinas pemerintah.

Sedangkan manfaat pensiun PNS sebagaimana tertuang dalam Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1992 tentang Peraturan Dana Pensiun, mendefinisikan bahwa yang dimaksud dengan manfaat pensiun adalah pembayaran berkala yang dibayarkan kepada peserta pada saat dan cara yang ditetapkan dalam peraturan dana pensiun. Dalam pasal 9 Undang undang Nomor 11 Tahuun 1969 tentang pensiun pegawai dan pensiun janda/duda pegawai setidaknya ada 4 jenis manfaat pensiun, yakni :

 Manfaat pensiun normal (syarat usia 50 tahun dan masa kerja 20 tahun)  Manfaat pensiun dipercepat (syarat usia 50 tahun dan masa kerja 10 tahun)

(9)

BAB III PEMBAHASAN

Pensiun berdasarkan Undang-undang yang menjelaskan sistematika dan semua yang berurusan dengan pensiunan pegawai, pensiunan pegawai bagi janda/duda, dan hak-hak atas pensiun. Undang-undang yang digunakan adalah UU Nomor 11 Tahun 1969 tentang Pensiun Pegawai dan Pensiun Janda/Duda Pegawai dan PP Nomor 21 Tahun 2014 tentang Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil Yang Mencapai Batas Usia Pensiun Bagi Pejabat Fungsional.

3.4 Pembiayaan Pensiun

Pensiun-pegawai, pensiun-janda/duda dan tunjangan-tunjangan serta bantuan-bantuan di atas pensiun yang dapat diberikan berdasarkan ketentuan-ketentuan dalam UU Nomor 11 Tahun 1969, yaitu sebagai berikut:

a. Bagi pegawai negeri/bekas pegawai negeri yang terakhir sebelum berhenti sebagai pegawai negeri atau meninggal dunia, berhak menerima gaji atas beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, menjelang pembentukan dan penyelenggaraan suatu Dana Pensiun yang akan diatur dengan Peraturan Pemerintah; dibiayai sepenuhnya oleh Negara, sedangkan pengeluaran-pengeluaran untuk pembiayaan itu dibebankan atas anggaran termaksud;

b. Bagi pegawai negeri/bekas pegawai negeri yang tidak termasuk huruf a di atas ini, dibiayai oleh suatu dana pensiun yang di bentuk dengan dan penyelenggaraannya diatur dengan Peraturan Pemerintah.

3.5 Masa Kerja Penerima Pensiun

Menurut UU Nomor 11 Tahun 1969 penerima pensiun adalah:

1) Masa-kerja yang dihitung untuk menetapkan hak dan besarnya pensiun untuk selanjutnya disebut masa-kerja untuk pensiun ialah:

a. Waktu bekerja sebagai Pegawai Negeri;

b. Waktu bekerja sebagai anggota A.B.R.I.;

(10)

d. Masa selama menjalankan kewajiban berbakti sebagai pelajar dalam Pemerintah Republik Indonesia pada masa perjuangan phisik;

e. Masa berjuang sebagai Veteran Pembela Kemerdekaan; f. Masa berjuang sebagai Veteran Pejuang Kemerdekaan;

g. Waktu bekerja sebagai pegawai pada sekolah partikelir bersubsidi.

2) Waktu bekerja sebagai pegawai negeri pada Pemerintah Republik Indonesia dahulu yang dialami antara tanggal 17 Agustus 1945 dan 1 Januari 1950, dan masa termaksud huruf d dan f ayat (1) pasal ini, dihitung 2 (dua) kali sebagai masa kerja untuk pensiun.

3) Waktu menjalankan suatu kewajiban Negara dalam kedudukan lain daripada sebagai pegawai negeri, dihitung penuh apabila yang bersangkutan pada saat pemberhentiannya sebagai

pegawai negeri telah bekerja sebagai pegawai negeri sekurang-kurangnya selama 5 (lima) tahun.

4) Waktu bekerja dalam kedudukan lain daripada yang disebut pada ayat (1) dan (3) pasal ini dalam hal-hal tertentu dapat dihitung untuk sebagian atau penuh sebagai masa-kerja untuk pensiun. Ketentuan-ketentuan mengenai hal ini diatur dengan Peraturan Pemerintah.

5) Dalam perhitungan masa-kerja, maka pecahan bulan dibulatkan ke atas menjadi sebulan penuh.

3.3 Hak Atas Pensiun Pegawai

3.3.1 Menurut UU Nomor 11 Tahun 1969 hak atas pensiun pegawai dan batas usia pensiun adalah sebagai berikut.

1) Pegawai yang diberhentikan dengan hormat sebagai pegawai negeri berhak menerima pensiun-pegawai, jikalau ia pada saat pemberhentiannya sebagai pegawai negeri.

a. telah mencapai usia sekurang-kurangnya 50 (lima puluh) tahun dan mempunyai masa-kerja untuk pensiun sekurang-kurangnya 20 (dua puluh) tahun.

b. Oleh badan/pejabat yang ditunjuk oleh Departemen Kesehatan berdasarkan peraturan tentang pengujian kesehatan pegawai negeri, dinyatakan tidak dapat bekerja lagi dalam jabatan apapun juga karena keadaan jasmani atau rokhani yang disebabkan

oleh 10eizing10na ia menjalankan kewajiban jabatan atau

(11)

kesehatan pegawai negeri, dinyatakan tidak dapat bekerja lagi dalam jabatan apapun juga karena keadaan jasmani atau rokhani, yang tidak disebabkan oleh 11eizing11na ia menjalankan kewajiban jabatannya.

2) Pegawai negeri yang diberhentikan atau dibebaskan dari pekerjaannya karena penghapusan jabatan, perubahan dalam susunan pegawai, penertiban aparatur Negara atau karena alasan-alasan dinas lainnya dan kemudian tidak dipekerjakan kembali sebagai pegawai negeri, berhak menerima pensiun pegawai apabila ia diberhentikan dengan hormat sebagai pegawai negeri dan pada saat pemberhentiannya sebagai pegawai negeri itu telah berusia sekurang-kurangnya 50 tahun dan memiliki masakerja untuk pensiun sekurang-kurangnya 10 tahun.

3) Pegawai negeri yang setelah menjalankan suatu tugas negara tidak dipekerjakan kembali sebagai pegawai negeri, berhak menerima pensiun-pegawai apabila ia diberhentikan dengan hormat sebagai pegawai negeri dan pada saat pemberhentiannya sebagai pegawai negeri ia telah mencapai usia sekurangkurangnya 50 (lima puluh) tahun dan memiliki masa-kerja untuk pensiun sekurang-kurangnya 10 (sepuluh) tahun. 4) Apabila pegawai negeri yang dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) pasal ini pada saat ia

diberhentikan sebagai pegawai negeri telah memiliki masa kerja untuk pensiun sekurang-kurangnya 10 tahun akan tetapi pada saat itu belum mencapai usia 50 tahun, maka pemberian pensiun kepadanya ditetapkan pada saat ia mencapai usia 50 tahun.

3.5.3 Batas usia pensiun bagi pejabat fungsional menurut PP Nomor 21 Tahun 2014 adalah sebagai berikut.

a. 58 (lima puluh delapan) tahun bagi Pejabat fungsional Ahli Muda dan Ahli Pertama serta Pejabat fungsional Keterampilan;

b. 60 (enam puluh) tahun bagi Pegawai Negeri Sipil yang memangku: 1. Jabatan Fungsional Ahli Utama dan Ahli Madya;

2. Jabatan Fungsional Apoteker;

3. Jabatan Fungsional Dokter yang ditugaskan secara penuh pada unit pelayanan

kesehatan negeri;

(12)

5. Jabatan Fungsional Dokter Pendidik Klinis Muda dan Pertama; 6. Jabatan Fungsional Medik Veteriner;

7. Jabatan Fungsional Penilik;

8. Jabatan Fungsional Pengawas Sekolah;

9. Jabatan Fungsional Widyaiswara Madya dan Muda; atau 10. Jabatan Fungsional lain yang ditentukan oleh Presiden.

c. 65 (enam puluh lima) tahun bagi Pegawai Negeri Sipil yang memangku:

1. Jabatan Fungsional Peneliti Utama dan Peneliti Madya yang ditugaskan secara penuh di bidang penelitian;

2. Jabatan Fungsional Dokter Pendidik Klinis Utama dan Madya;

3. Jabatan Fungsional Widyaiswara Utama; 4. Jabatan Fungsional Pengawas Radiasi Utama; 5. Jabatan Fungsional Perekayasa Utama; 6. Jabatan Fungsional Pustakawan Utama;

7. Jabatan Fungsional Pranata Nuklir Utama; atau

8. Jabatan Fungsional lain yang ditentukan oleh Presiden.

3.5.4 Besarnya Pensiun Pegawai

Menurut UU Nomor 11 Tahun 1969 besarnya pensiun pegawai adalah sebagai berikut. 1) Besarnya pensiun-pegawai sebulan adalah 2% dari dasar pensiun untuk tiap-tiap tahun

masa-kerja, dengan ketentuan bahwa:

a. Pensiun pegawai sebulan adalah sebanyak-banyaknya 75% dari dasar pensiun; b. Pensiun pegawai sebulan dalam hal termaksud dalampasal 9 ayat (1) huruf b

Undang-undang ini adalahsebesar 75% dari dasar pensiun;

c. Pensiun pegawai sebulan tidak boleh kurang darigaji-pokok terendah menurut Peraturan Pemerintah tentang gaji dan pangkat yang berlaku bagi pegawai negeri yang bersangkutan.

2) Pensiun pegawai tersebut pada ayat (1) huruf b pasal ini dipertinggi dengan suatu

(13)

Ketentuan-ketentuan tentang pemberian tambahan atas pensiun-pegawai ini diatur dengan Peraturan Pemerintah.

3.5.5 Pembatalan Pemberian Pensiun Pegawai

Menurut UU Nomor 11 Tahun 1969 pemberian pensiun pegawai dapat dibatalkan dikarenakan hal berikut.

1) Pembayaran pensiun pegawai dihentikan dan surat keputusan tentang pemberian pensiun-pegawai dibatalkan, apabila penerima pensiun-pegawai diangkat kembali menjadi Pegawai Negeri atau diangkat kembali dalam suatu jabatan negeri dengan hak untuk kemudian setelah diberhentikan lagi, memperoleh pensiun menurut

Undang-undang ini atau peraturan yang sesuai dengan Undang-Undang-undang ini.

2) Jika Pegawai Negeri termaksud pada ayat (1) pasal ini kemudian diberhentikan dari kedudukannya terakhir maka kepadanya diberikan lagi pensiun-pegawai termaksud ayat (1) pasal ini atau pensiun berdasarkan peraturan pensiun yang berlaku dalam kedudukan terakhir itu, yang ditetapkan dengan mengingat jumlah masa-kerja dan gaji yang lama dan baru, apabila perhitungan ini lebih menguntungkan.

3.4 Hak Atas Pensiun Janda/Duda

3.4.1 Menurut pasal 16 UU Nomor 11 Tahun 1969 hak atas pensiun janda/duda adalah sebagai berikut.

1) Apabila Pegawai Negeri atau penerima pensiun-pegawai meninggal dunia, maka isteri (istri-istri)-nya untuk pegawai Negeri pria atau suaminya untuk Pegawai Negeri Wanita, yang sebelumnya telah terdaftar-pada kantor Urusan Pegawai, berhak menerima pensiun-janda atau pensiun-duda.

2) Apabila Pegawai Negeri atau penerima pensiun-pegawai yang beristeri/bersuami meninggal dunia, sedangkan tidak ada istri/suami yang terdaftar sebagai yang berhak menerima pensiun-janda/duda, maka dengan menyimpang dari ketentuan pada ayat (1) pasal ini, pensiun-janda/duda diberikan kepada istri/suami yang ada pada waktu ia

(14)

Menurut pasal 18 UU Nomor 11 Tahun 1969 hak atas pensiun janda/duda adalah sebagai berikut.

1) Apabila Pegawai Negeri atau penerima pensiun-pegawai meninggal dunia, sedangkan ia tidak mempunyai isteri/suami lagi yang berhak untuk menerima pensiun-janda/duda atau bagian pensiun-janda termaksud pasal 17 Undang-undang ini maka:

a. pensiun-janda diberikan kepada anak/anak-anaknya, apabila hanya terdapat satu golongan anak yang seayah-seibu.

b. satu bagian pensiun-janda diberikan kepada masing-masing golongan anak yang seayah-seibu.

c. pensiun-duda diberikan kepada anak (anak-anaknya).

2) Apabila pegawai negeri pria atau penerima pensiun-pegawai pria meninggal dunia, sedangkan ia mempunyai isteri (isteri-isteri) yang berhak menerima pensiun janda/ bagian pensiun-janda di samping anak (anak-anak) dari isteri (isteri-isteri) yang telah meninggal dunia atau telah cerai, maka bagian pensiun-janda diberikan kepada masing-masing isteri dan golongan anak (anak-anak) seayah-seibu termaksud.

3) Kepada anak (anak-anak) yang ibu dan ayahnya berkedudukan sebagai pegawai negeri dan kedua-duanya meninggal dunia, diberikan satu pensiun-janda, bagian pensiun-janda atau pensiun-duda atas dasar yang lebih menguntungkan.

4) Anak (anak-anak) yang berhak menerima pensiun-janda atau bagian pensiun-janda menurut ketentuan-ketentuan ayat (1) atau ayat (2) pasal ini, ialah anak (anak-anak) yang pada waktu pegawai atau penerima pensiun-pegawai meninggal dunia:

a. belum mencapai usia 25 tahun, atau

b. tidak mempunyai penghasilan sendiri, atau c. belum nikah atau belum pernah nikah.

3.5.6 Besarnya pensiun janda/duda menurut UU Nomor 11 Tahun 1969

1) Besarnya pensiun-janda/duda sebulan adalah 36% (tiga puluh enam persen) dari dasar-pensiun, dengan ketentuan bahwa apabila terdapat lebih dari seorang istri yang berhak

(15)

2) Jumlah 36% (tiga puluh enam perseratus) dari dasar pensiun termaksud ayat (1) pasal ini tidak boleh kurang dari 75% (tujuh puluh lima perseratus) dari gaji-pokok terendah menurut Peraturan Pemerintah tentang gaji dan pangkat Pegawai Negeri yang berlaku bagi almarhum suami/istrinya.

3) Apabila Pegawai Negeri tewas, maka besarya pensiun-janda/duda adalah 72% (tujuh puluh dua perseratus) dari dasar-pensiun, dengan ketentuan bahwa apabila terdapat lebih dari seorang isteri yang berhak menerima pensiun-janda maka besarnya bagian pensiun-janda untuk masing-masing isteri adalah 72% (tujuh puluh dua perseratus) dibagi rata antara isteri-isteri itu.

4) Jumlah 72% (tujuh puluh dua perseratus) dari dasar pensiun termaksud ayat (3) pasal ini

tidak boleh kurang dari gaji-pokok terendah menurut Peraturan Pemerintah tentang gaji dan pangkat Pegawai Negeri yang berlaku bagi almarhum suami/isterinya.

3.5.7 Terhapusnya Hak Pensiun untuk Janda/Duda menurut UU Nomor 11 Tahun 1969 1) Hak untuk menerima pensiun-pegawai atau pensiun-janda/ duda hapus:

a. jika penerima pensiun-pegawai tidak seizing pemerintah menjadi anggota tentara atau pegawai negeri suatu negara asing.

b. jika penerima pensiun-pegawai/pensiun-janda/duda/bagian pensiun-janda menurut keputusan pejabat/Badan Negara yang berwenang dinyatakan salah melakukan tindakan atau terlibat dalam suatu gerakan yang bertentangan dengan kesetiaan terhadap Negara dan Haluan Negara yang berdasarkan Panca Sila.

c. Jika ternyata bahwa keterangan-keterangan yang diajukan sebagai bahan untuk penetapan pemberian pensiun-pegawai/ pensiun-janda/duda/bagian pensiunjanda, tidak benar dan bekas Pegawai Negeri atau janda/duda/anak yang bersangkutan sebenarnya tidak berhak diberikan pensiun.

(16)

DAFTAR PUSTAKA

Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1969 tentang Pensiun Pegawai dan Pensiun Janda/Duda Pegawai

PP Nomor 21 Tahun 2014 tentang Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil Yang Mencapai Batas Usia Pensiun Bagi Pejabat Fungsional

Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1992 tentang Peraturan Dana Pensiun

Kasmir, 2012,Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada Soemitra, Andi, 2009, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, Jakarta : Kencana

Pensiun Pegawai Negeri Sipil, diakses pada tanggal 20 Desember 2014

(

http://padepokannurulhudaalfatawy.blogspot.com/2012/12/pensiun-pegawai-negeri-sipil-republik.html)

Pensiun, diakses pada tanggal 20 Desember 2014

(http://12better.wordpress.com/2012/02/17/pensiun1/)

Dana Pensiun, diakses pada tanggal 20 Desember 2014

(http://trueloverizkabuzrin.blogspot.com/2013/05/dana-pensiun.html)

Dana Pensiun, diakses pada tanggal 20 Desember 2014

Referensi

Dokumen terkait

2) apabila pada saat berakhirnya masa bebas tugas atau masa persiapan pensiun belum berusia 58 (lima puluh delapan) tahun dan yang bersangkutan masih bersedia

emosional dengan kecemasan menghadapi masa pensiun pada Pegawai Negeri. Sipil Universitas Andalas Padang tahun 2012, dapat

Pegawai Negeri Sipil, pensiun Janda/Duda dari Pegawai Negeri Sipil yang tewas, dan pensiun yang diberikan kepada orang tua dari Pegawai Negeri Sipil yang tewas

Pada tahun 2008 Departemen Kesehatan merubah terminology Askeskin berdasarkan Surat Menteri Kesehatan RI Nomor 112/MENKES/II/2008 menjadi Program Jaminan Kesehatan

*22334 Pemberhentian dan pemberian pensiun bagi Pegawai Negeri Sipil yang berpangkat Pembina golongan ruang IV/a ke bawah selain dari sebab sebagaimana ditetapkan dalam Pasal 1

Pelamar yang diterima dengan persetujuan Kepala Badan Administrasi Kepegawaian Negara, diangkat oleh pejabat yang berwenang menjadi calon Pegawai Negeri Sipil dalam masa

Menimbang: bahwa dianggap perlu untuk memperbaiki dan mengubah besarnya pensiun atau tunjangan yang bersifat pensiun bagi bekas Pegawai Negeri Sipil, serta janda dan anak

Taspen Persero Kantor Cabang Utama Makassar dibimbing oleh Nuryanti Mustari dan Adnan Ma’ruf Tata kelola dana pensiun merupakan suatu proses yang digunakan oleh dana pensiun untuk