• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PEMBIAYAAN MUDHARABAH DALAMMENGEMBANGKAN USAHA KECIL MENENGAH PADA TAHUN 2009 : studi kasus pt.bpr syari’ah lantabur tebuireng.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS PEMBIAYAAN MUDHARABAH DALAMMENGEMBANGKAN USAHA KECIL MENENGAH PADA TAHUN 2009 : studi kasus pt.bpr syari’ah lantabur tebuireng."

Copied!
92
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PEMBIAYAAN MUDHARABAH DALAMMENGEMBANGKAN USAHA KECIL MENENGAH PADA TAHUN 2009

( STUDI KASUS PT.BPR SYARI’AH LANTABUR TEBUIRENG )

SKRIPSI

Diajukan Kepada Universitas Islam Negeri SunanAmpel Surabaya UntukMemenuhi Salah SatuPersyaratanDalamMemperoleh Gelar SarjanaIlmuSosial Islam (S.Sos.i)

Oleh :

MUHAMMAD MUHAIMIN NIM : B04211048

JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

(2)
(3)
(4)
(5)

ABSTRAK

Muhammad Muhaimin. 2016.

Studi Kualitatif Tentang Analisis Pembiayaan Mudharabah Dalam

Mengembangkan Usaha Kecil Menengah Pada Tahun 2009 (Studi Kasus PT.BPR Syari’ah Lantabur Tebuireng)

Penelitian ini bertujuan untuk memecahkan masalah (1) Bagaimana dengan Modal dalam Mudharabah, (2) Bagaimana Sighot atau Akad dalam Al-Mudharabah, (3) Bagaimana Jenis Usaha dalam Al-Al-Mudharabah, (4) Bagaimana bagi hasil dalam Al-Mudharabah. Penelitian ini menggunakan objek bank yaitu PT. BPR Syari’ah Lantabur Tebuireng, Jombang.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan jenis pendekatan deskriftif yang berguna untuk mendeskripsikan atau menggambarkan prosedur pembiayaan mudharabah dalam mengembangkan usaha kecil menengah. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan jenis data primer dan sekunder yang diperoleh dari informan serta dokumen mengenai jenis data-data yang dibutuhkan. Dalam menggali data peneliti menggunakan teknik observasi, wawancara dan dokumentasi. Untuk menguji keabsahan data peneliti menggunakan triangulasi. Adapun teknik analisa yang digunakan dalam penelitian

ini menggunakan reduction, display dan conclusion drawing. Untuk memperoleh

data deskriptif eksploratoris.

Berdasarkan hasil analisa menunjukkan bahwa pihak PT. BPR Syari’ah sepakat menentukan bentuk modal berupa uang tunai. Akad atau transasksi yang ditentukan harus sesuai dengan tujuan kontrak. Jenis usaha dalam Pembiayaan Mudharabah adalah usaha sepenuhnya menjadi hak nasabah. Bagi hasil diperuntukkan untuk kedua pihak. Keuntungan diketahui dan dinyatakan saat kontrak.

(6)

DAFTAR ISI

SAMPUL JUDUL ... i

PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ... i

PENGESAHAN TIM PENGUJI ……….... ii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iii

ABSTRAK ... iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ………. xi

BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 5

E. Definisi Konsep ... 6 F. Sistematika Pembahasan... 8

(7)

A. Penelitian Terdahulu ... 10

B. Kerangka Teori ... 12

1. Pengertian Pembiayaan Mudharabah ... 13

2. Dasar Hukum Al-mudharabah ... 15

3. Rukun dan Syarat Mudharabah ... 17

4. Macam – Macam Pembiayaan Mudharabah ... 18

5. Prospek Pengembangan UKM ... 21

BAB III : PENYAJIAN DATA PENELITIAN A. Pendekatan Jenis Penelitian ... 25

B. Lokasi Penelitian ... 25

C. Jenis dan Sumber Data ... 26

D. Tahap – Tahap Penelitian ... 28

1.Tahap Pra Lapangan ... 28

2. Tahap Pekerja Lapangan... 31

E. Tehnik Pengumpulan Data ... 31

F. Tehnik Validasi Data ... 32

G. Tehnik Analisa Data ... 33

BAB IV :GAMBARAN UMUM A. Gambaran Umum Objek Penelitian ... 35

(8)

2. Visi dan Misi PT.BPR Syari’ah Lantabur Tebuireng ... 37

3. Struktur Organisasi PT.BPR Syari’ah Lantabur Tebuireng ... 37

4. Job Descreption PT.BPR Syari’ah Lantabur Tebuireng ... 38

B. Penyajian Data 1. Modal dalam Pebiayaan Mudharabah ... 41

2. Shigot dalam Pembiayaan Mudharabah ... 47

3. Jenis Usaha dalam Pembiayaan Mudharabah ... 54

4. Bagi Hasil dalam Pembiayaan Mudharabah ... 60

C. Hasil Penelitian (Analisa data ) 1. Peran Pembiayaan Mudharabah ... 69

2. Prosedur Pembiayaan Mudharabah ... 71

BAB V : PENUTUP A. Kesimpulan ... 78

B. Saran ... 81

(9)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Kajian Mekanisme Akad Mudharabah ... 10

Gambar 1.2 Alur penelitian Mudharabah ... 12

Gambar 1.3 Struktur Organisasi ... 36

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1.1 Pedoman Wawancara ... 84

Lampiran 1.2 Transkip Wawancara ... 88

a. Transkip Modal dalam Mudharabah ... 88

b. Transkip Sighot/Akad dalam Mudharabah ... 91

c. Transkip Jenis Usaha dalam Mudharabah ... 96

d. Transkip Bagi Hasil dalam Mudharabah ... 100

Lampiran 1.3 Surat Izin Penelitian ... 105

Lampiran 1.4 Surat Balasan Penelitian ... 106

Lampiran 1.5 Formulir Pengajuan Pembiayaan ... 107

Lampiran 1.6 Formulir Kunjungan ( Survey ) Nasabah ... 108

Lampiran 1.7 Kartu Bimbingan Skripsi ... 109

Lampiran 1.8 Berita Acara ... 110

(10)

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Bank Islam merupakan istilah lain dari bank syari’ah yang usaha

pokoknya memberikan kredit dan jasa-jasa pembayaran serta peredaran uang

dengan prinsip-prinsip Islam yakni mengacu pada ketentuan-ketentuan

Al-Qur’an dan Al-Hadist1.

Salah satu yang paling dipermasalahkan adalah sistem pembagian

uang pada operasional bank konvensional yang menggunakan sistem bunga

agar nasabah lebih loyal dalam menggunakan jasa mereka. Dalam Islam hal ini

sangat ditentang, karena termasuk riba. Sebagaimana yang dijelaskan dalam

Surat Al-Baqarah : 275

“Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan setan lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat), sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhan-nya, lalu terus berhenti (dari

1

Warkum Sumitro, 1997, Asas-asas Perbankan Islam dan Lembaga-lembaga Terkait, Raja Grafindo Persada, hal.5

(11)

2

mengambil riba), maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum dating larangan; dan urusannya (terserah) kepada Allah. Orang yang mengulangi (mengambil riba), maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal didalamnya. ( QS. Al-Baqarah:275)

Ayat diatas merupakan salah satu dasar yang menjadi prinsip pada

bank syari’ah. Salah satu contoh jasa pada bank syari’ah adalah Pembiayaan

Mudharabah yang kini menjadi obyek penelitian oleh penulis. Pembiayaan

Mudharabah ialah perjanjian antara pemilik modal (uang atau barang) dengan

pengusaha (interpreneur), dimana pemilik modal membiayai sepenuhnya suatu

proyek usaha dan pengusaha setuju untuk mengelola proyeknya tersebut

dengan pembagian hasil sesuai dengan perjanjian. Pemilik modal tidak

dibenarkan ikut dalam mengelola usaha, tetapi diperbolehkan membuat usulan

dan pengawasan. Apabila usaha yang dibiayai mengalami kerugian, maka

kerugian sepenuhnya ditanggung oleh pemilik modal. Kecuali, kesalahan

disengaja oleh pihak pengusaha2. Akad mudharabah bisa dikatakan

pembiayaan modal kerja yang diberikan oleh BMT (Baitul Mal wa Tanwil)

kepada anggota, dimana pengelolaan usaha sepenuhnya diserahkan kepada

anggota sebagai nasabah debitur. Dalam hal ini anggota (nasabah)

menyediakan usaha dan sistem pengelolaannya (manajemennya). Hasil

Keuntungan akan dibagi dua sesuai dengan kesepakatan bersama (Misal

70%:30% atau 62%:25% )3.

Menurut Ulama’ Hijaz, mudharabah dinamakan sebagai qiradh.

Menurut Jumhur Ulama’, mudharabah adalah bagian dari musyarakah yaitu

akad kerjasama antara dua pihak atau lebih yang memiliki modal untuk biaya

2

Ibid, hal.32

3

Jamal Lulaii Yunus, 2009, Managemen Bank Syari’ah Mikro, UIN-Malang ( Anggota IKAPI ), hal. 27

(12)

3

kerjasama usahanya4. Nisbah yang dilakukan tidak harus sama dengan pangsa

modal masing-masing pihak. Jika terjadi kerugian, maka pembagian kerugian

dibagi sesuai pangsa modal5.

Pemberian pembiayaan oleh bank syari’ah bukan semata-mata

mencari keuntungan, namun memberi manfaat bagi nasabah dan

memberdayakan perekonomian. Pemberdayaan dapat dilihat dari tiga sisi,

yaitu: Pertama, pemberdayaan memungkinkan potensi rakyat dapat

berkembang. Chomsky menyatakan bahwa semua manusia memiliki potensi

kreatifitas bawaan. Artinya setiap anggota masyarakat mempunyai hak untuk

memanfaatkan potensinya dalam mengembangkan kehidupan yang dimiliki.

Kedua, pemberdayaan dilakukan untuk memperkuat ekonomi keluarga dengan

meningkatkan taraf hidup pendidikan, kesehatan dan akses-akses terhadap

sumber-sumber kemajuan ekonomi seperti modal, teknologi, informasi dan

lapangan kerja.Ketiga, pemberdayaan melalui pengembangan ekonomi rakyat

berarti berupaya melindungi dan mencegah terjadinya persaingan yang tidak

seimbang, serta menciptakan kebersamaan dan kemitraan antara yang maju

dengan yang belum maju6.

Pola pembiayaan dengan prinsip syari’ah sejalan dengan siklus usaha

dan menggunakan sistem bagi hasil dalam memberikan keuntungan kepada

para nasabahnya. Sehingga semua keuntungan yang diterima memberikan rasa

aman dan nyaman dunia akhirat karena sistem bagi hasil yang diterapkan oleh

4

Adrian Sutedi, 2009, Perbankan Syari’ah Tinjauan dari Beberapa Segi Hukum, Galia Indonesia, hal.69 5

Ibid : hal.34 6

Muhammad,2005, Bank Syari’ah-Problem dan Prospek Perkembangan di Indonesia, Graha ILmu, hal.112

(13)

4

bank syari’ah tidak diragukan lagi kehalalannya oleh semua agama. Menurut

Siti Ch. Fadjriyah, pembiayaan dengan menggunakan sistem syari’ah lebih

cocok diterapkan dalam pembiayaan sektor Usaha Kecil Menengah karena

lebih memberikan kepastian dan tidak terbebani akibat kenaikan suku bunga7.

Dari latar belakang tersebut, peneliti tertarik untuk meneliti tentang

peran atau fungsi pembiayaan mudharabah, yaitu pembiayaan berbasis

produktif yang memberikan nilai tambah bagi perekonomian dan sektor riil

serta dapat berperan dalam proses pemerataan dan peningkatan pendapatan

masyarakat, sehingga berpeluang dalam mewujudkan stabilitas nasional.

Sayangnya para nasabah kurang lebih mengenal pembiayaan

mudharabah, selain itu transaksi mudharabah sedikit rumit, sehingga nasabah

enggan melakukan transaksi mudharabah, maka perlu untuk melakukan

pengenalan pembiayaan mudharabah lebih luas dan lebih mudah prosesnya,

sehingga di harapkan penelitian ini mampu menambah kajian dan wawasan,

terutama pihak PT.BPR Syari’ah Lantabur Tebuireng dan nasabahnya untuk

lebih mengefektifkan operasional pembiayaan mudharabah

B.Rumusan Masalah

Penelitian ini terfokus pada analisis Pembiayaan Mudharabah. Dari

fokus ini, terumuskan empat masalah, yaitu :

1. Bagaimana bentuk modal pada Pembiayaan Mudharabah?

7

Nurma Nasyikhah, 2013, Analisis Pembiayaan Mudharabah BPRS Surya Cabang Semarang Terhadap Usaha Kecil, Jurnal Ilmiah, Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan bisnis Universitas Dian Nuswantoro Semarang, hal.3

(14)

5

2. Bagaimana bentuk transaksi pada Pembiayaan Mudharabah?

3. Bagaimana jenis usaha pada Pembiayaan Mudharabah?

4. Bagaimana prinsip bagi hasil pada Pembiayaan Mudharabah?

C.Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah diatas, tujuan penelitian ini adalah

1. Untuk menggambarkan modal pada Pembiayaan Mudharabah.

2. Untuk menggambarkan transaksi pada Pembiayaan Mudharabah.

3. Untuk menggambarkan jenis usaha pada Pembiayaan Mudharabah.

4. Untuk menggambarkan prinsip bagi hasil pada Pembiayaan Mudharabah.

D.Manfaat Penelitian.

Dari tujuan penelitian yang dilakukan sedikit banyak pasti memiliki

manfaat tersendiri, antara lain:

Pertama, manfaat teoritis, yaitu bahwa penelitian ini bisa digunakan

sebagai referensi teoritis tentang teori- teori manajemen dakwah terutama

mengenai Pembiayaan Mudharabah dalam mengembangkan Usaha Kecil

Menengah.

Kedua, manfaat praktis, yaitu bahwa penelitian ini dapat digunakan sebagai

bekal pengetahuan bagi PT. BPR Syari’ah Lantabur Tebuireng, Jl. Ahmad Yani

Ruko Citra Niaga Blok E-11, Jombang.

(15)

6

Untuk memperjelas kemana arah pembahasan yang diangkat, maka

penulis perlu memberikan definisi dari judul penelitian tersebut, yaitu dengan

menguraikan sebagai berikut:

Pembiayaan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia berasal dari kata

biaya yang artinya uang yang dikeluarkan untuk mengadakan atau melakukan

sesuatu. Sedangkan kata pembiayaan artinya segala sesuatu yang berhubungan

dengan biaya. Pembiayaan merupakan aktivitas utama dari bank syari’ah yaitu

suatu fasilitas yang diberikan bank syari’ah kepada anggotanya untuk

menggunakan dana yang telah dikumpulkan oleh bank syari’ah dari

anggotanya. Dapat dikatakan pembiayaan karena bank syari’ah menyediakan

dana guna membiayai kebutuhan nasabah yang membutuhkan dan layak

memperolehnya8.

Mudharabah adalah akad kerjasama dalam hal menjalankan usaha atau

wirausaha antara dua pihak, yang mana pihak pertama (Shahibul Maal) yang

menyediakan modal yang diberikan kepada Mudharib sebagai pengelola dana

atau usaha tersebut. Keuntungan dibagi dua sedangkan kerugian finansial

sepenuhnya ditanggung oleh pihak bank syari’ah selama kesalahan tidak di

buat atas kelalaian oleh pihak nasabah.

Usaha Kecil Menengah menurut UU No.20 tahun 2008 tentang usaha

mikro, kecil, dan menengah disebutkan bahwa usaha mikro adalah usaha

produktif milik orang perorangan atau badan usaha perorangan yang memenuhi

kriteria usaha mikro sebagaimana diatur dalam undang-undang ini. Sedangkan

8

Sa’dullah Ahmad Safiq, 2013, Peran Pembiayaan Mudharabah dalam Mengembangkan Usaha Kecil Menengah, Skripsi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, Universitas Islam Negeri Walisongo,semarang, hal.16

(16)

7

usaha kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, dilakukan

oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak

perusahaan atau bukan cabang perusahaan lain dan merupakan usaha yang

berdiri sendiri dengan modal dari dirinya sendiri.

Sedangkan PT. BPR Syari’ah Lantabur Tebuireng adalah suatu

lembaga keuangan atau perbankan pertama yang berdiri di wilayah jombang

dan beroperasi berdasarkan prinsip syari’ah. Diawali dengan keinginan untuk

dapat menjalankan perekonomian secara Islam dan berusaha meningkatkan

perekonomian umat di wilayah jombang, maka dengan diprakarsai oleh

Tebuireng, Jombang dan masyarakat yang peduli terhadap perekonomian umat,

maka dibentuklah lembaga keuangan yang bernama PT. BPR Syari’ah

Lantabur Tebuireng dengan izin pendirian berdasarkan keputusan

MENKUMHAM No.C-7026.HT.2005 dan ijin dari Bank Indonesia

No.8/4/KEP.GBI/20069.

Dari uraian di atas, penulis bermaksud untuk mengetahui makna dari

masing-masing istilah pada sub judul penelitian. Sehingga dapat di pahami

bahwa Pembiayaan Mudharabah adalah sebuah pembiayaan yang disalurkan

oleh bank syari’ah kepada nasabah melalui Usaha Kecil Menengah dengan

maskud mendorong pertumbuhan ekonomi dalam mewujudkan stabilitas

nasional. Sehingga dapat diketahui gambaran maksud dari penelitian ini.

F. Sistematika Pembahasan

9 Company Profile PT BPRS Lantabur Tebuireng, 2006, Lantabur.pst@gmail.com

(17)

8

Didalam sistematika pembahasan dibagi menjadi lima bab.

Masing-masing bab akan diuraikan dalam sub-sub bab yang dimaksudkan untuk

mempermudah penyusunan skripsi dan pemahamannya, sehingga dapat dicapai

sasaran yang sesuai dengan tujuan pembahasan dalam judul penelitian ini,

yaitu Analisis Pembiayaan Mudharabah dalam Mengembangkan Usaha

Kecil Menengah. Dari fokus ini maka dapat dibuat rumusan masalah

penelitian.

Berangkat dari rumusan masalah, maka dapat dibentuk metode

penelitian. Dalam menentukan metode penelitian, jenis data penelitian menjadi

pijakan awal dalam menentukan pendekatan dan jenis penelitian. Data-data

penelitian yang digali merupakan penjabaran dari teori rukun dan syarat

transaksi mudharabah sehingga menghasilkan beberapa jenis data yang akan

dibahas pada bab berikutnya.

Dalam fokus penelitian harus memiliki kekuatan secara teoritis yang

akan dibahas pada bab kedua. Teori tersebut yaitu teori tentang syarat dan

rukun mudharabah diantaranya syarat tentang modal, jenis usaha, sighot

(akad), dan bagi hasil. Keempat syarat tersebut merupakan teori yang harus

dipenuhi dalam melakukan akad mudharabah. Kemudian teori-teori tersebut

dianggap sebagai data mentah dan perlu diolah kembali dengan melakukan

penajaman akurasi data dilapangan yang akan disajikan dalam bab berikutnya.

Dalam bab ketiga, pembahasan tentang data lapangan dibagi menjadi

empat sub-bab, sesuai dengan masalah yang dijabarkan dari fokus penelitian

(18)

9

dalam Pembiayaan Mudharabah. Akibat dari data-data ini maka akan

menimbulkan kegiatan interprestasi yaitu pembahasan hasil temuan di

lapangan dengan teori-teori yang relevan.

Hasil dari kegiatan interprestasi terwujud berupa analisis dan temuan

yang dibahas dalam bab ke empat. Temuan ini dapat menghasilkan tiga

kemungkinan. Pertama, data dan teori saling memperkuat. Kedua, data

memperkaya teori. Ketiga, data dan teori saling berlawanan.

Temuan data merupakan jawaban atas rumusan masalah yang dibahas

secara singkat dalam bab empat. Karena hanya ada empat rumusan masalah,

maka kesimpulan yang dimuat dalam bab lima berjumlah empat kesimpulan.

Berdasarkan kesimpulan ini, saran-saran diajukan sesuai dengan kegunaan

(19)

BAB II

TEORI MUDHARABAH

A.Penelitian Terdahulu

Untuk penelaah yang lebih komperhensif, maka penelitian ini disusun

dengan melakukan kajian-kajian terhadap penelitian terdahulu atau karya

ilmiah yang relefan untuk diteliti. Penelitian terdahulu ini masing-masing

memiliki alur sebagaimana pada gambar dibawah ini :

Gambar 1.1 Kajian Mekanisme Akad Mudharabah

Gambar diatas menunjukkan alur dari masing-masing penelitian

terdahulu. Semua penelitian menjelaskan tentang mudharabah. Namun,

masing- masing penelitian arahnya berbeda, Pertama, Kajian tentang akad

mudharabah. Kajian ini menekankan pada rukun dan syarat mudharabah.

Penelitian ini banyak dilakukan dan dipublikasikan oleh Dede Prana Yudhi

Lubis, Dahrani1, dan Nurhalimah2.

1

Dahrani, 2014, Analisis Mekanisme Pembiayaan Mudharaba pada Bank BNI Syari’ah Cab.Medan, Skripsi, Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara.

Al-Mudharabah

Dampak

Ekonomi Prosedur/

Akad

UMKM

(20)

11

Kedua, Kajian ini mengarah pada dampak dari akad Mudharabah

yaitu, dampak pada usaha kecil menengah dan ekonomi masyarakat. Pada

tahap ini, penelitian banyak dilakukan oleh Dwi Agung Nugroho Arianto3,

Choirunnikmah4, Ryantiar Fahmi Faisal5, M.Alif Siswanto6, dan Anita Mega

Utami7. Kedua, dampak bagi Usaha Kecil Menengah yang telah dilakukan oleh

Abdul Wahab8, Nurma Nasyikhas9, Rahmatul Azizah10, Herliyanti Novianti11,

Dinding Sukamdi12, Firman Fadli13, Sa’dullah Ahmad Safiq14, Nazilatul

2

Nurhalimah, 2008, Analisis Pembiayaan Mudharaba dalam Program Pembiayaan Produktif koperasi dan usaha Mikro di BMT FOSILATAMA Banyumanik Semarang, Skrpsi, Muamalah, Fakultas Syari’ah, Institut Agama Islam Negeri Walisongo, Semarang.

3

Dwi Agung Nugroho Arianto, 2011, Peranan Mudharabah Seabagai Salah Satu Produk Perbankan Syari’ah dalam Uapaya Mengentaskan Perekonomian Indonesia, Jurnal, Ekonomi & Pendidikan, Fakultas Ekonomi, Sekolah Tinggi Ekonomi Nahdlatul Ulama’ ( STIENU ) Jepara.

4

Choirunnikmah, 2011, Analisis Implikasi Pembiayaan Syari’ah Pada Pedagang Kecil di Pasara Tanjung Jember, Jurnal, Jurusan Managemen, Fakultas ekonomi Bisnis, Univesitas Jember.

5

Ryantiar Fahmi Faisal, 2013, Peran Pembiayaan Bank Syari’ah Terhadap Pengembangan Sektor Rill ( Studi Kasus Pada Bank Jatim Syari’ah Cab.Surabaya, Jurnal, Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi & Hukum, Universitas Brawijaya, Malang.

6

M.Alif Iswanto, 2012, Pengaruh Pembiayaan Mudharabah Terhadapa Peningkatan Pendapatan Nasabah di BMT Al-Falah Sumber Kab. Cirebon, Skripsi, Muamalah Ekonomi Perbankan Islam, Fakultas Syari’ah, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Syekh Nurjati Cirebon.

7

Anita Mega Utami, 2011, Peran Pembiayaan Mudharaba Terhadap Pendapatan BMT Bina Sejahterah Pondok Gede, Skripsi, Muamalat Ekonomi Syari’ah, Fakultas Syari’ah & Hukum, Universitas Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta.

8

Abdul Wahab, 2014, Telaah Teoritis Pembiayaan Syai’ah dalam Mengembangkan UMKM, Jurnal, Ilmu Ekonomi, (Fakultas Ilmu Ekonomi & Hukum, Universitas Alaudin.

9

Nurma Nasihah, 2008, Analisis Pembiayaan Mudharabah BPRS Suriyah Cab.Semarang Terhadap Uasah Kecil Menengah, Jurnal, Akuntansi, Fakultas Ekonomi & Bisnis, Universitas Nuswantoro Semarang. 10

Rahmatul Azizah, 2009, Peran BMT Bina Insani Mandiri dalam Pembiayaan Mudharabah Untuk Mengembangkan Usaha Kecil Menengah di Kec. Gondang Rejo Kab.Karang Anyar, Skrpsi, Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan & Pendidikan, Universitas Sebelas Maret.

11

Herlina Novianti, 2013, Analisis Pembiayaan Mudharabah dalam Usaha Kecil Menengah pada PT.Bank Muamalat Indonesia, Skripsi, Akuntansi, Fakultas Ekonomi & Bisnis, Universitas Mercubuana Jakarta. 12

Dinding Sukamdi, 2012, Pengaruh Pembiayaan Mudharabah Terhadap Tingkat Produksi Usaha Kecil ( Penelitian Pada BMT El-Fajar Jalaksana Kuningan ) Skripsi, Ekonomi Perbankan Islam, Fakultas Syari’ah, Institut Agama Islam Negeri ( IAIN ) Syehk Nur Jati Cirebon.

13

Firman Fadli, 2014, Peranan Pembiayaan Mudharabah dalam Mengembankan Usaha Mikro dan Kecil Pada Koperasi Jasa Keuangan Syari’ah ( KJKS ) Manfaat, Skripsi, Ekonomi Islam, Fakultas Sari’ah & Hukum, Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya.

14

Sa’dullah Ahmad Syafiq, 2013, Peran Pembiayaan Mudharabah dalam Mengembangkan Usaha Kecil Menengah, Skripsi, Ekonomi Islam, Fakultas Syari’ah & Ilmu Ekonomi, Institut Agama Islam Negeri Walisongo,semarang.

(21)

12

Muna15, Fitri ananda16, dan Rizki Tri Anugerah Bhaktil beserta kelompoknya

Mochammad Bakri dan Siti Hamidah17.

Dari sekian penelitian terdahulu, terdapat perbedaan dan persamaan

yaitu, persamaannya sama-sama mengkaji tentang pembiayaan mudharabah.

Sedangkan perbedaannya yaitu, penelitian ini memaparkan tentang rukun dan

syarat pembiayaan mudharabah, sedangkan penelitian terdahulu memaparkan

prosedur dan peran pembiayaan mudharabah. Perbedaan lainnya adalah

terletak pada objek penelitian.

B.Teori Mudharabah

Secara umum, teori dalam penelitian ini mengarah pada proses peran

Pembiayaan Mudharabah dalam mengembangkan Usaha Kecil Menengah.

Namun, di antara dua kutub ini ada faktor perantara yang menjadi penentu

dalam peran Pembiayaan Mudharabah yaitu dampak atau hasil. Akhirnya, tiga

titik tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 1.2 : Alur Penelitian Mudharabah

15

Nazilatul Muna, 2013, Analisis Pembiayaan Mudharabah terhadap Pendapatan Usaha Kecil Pasar Tradisional Karah ( Studi Kasus BMT Amanah Ummah Surabaya), Skripsi, Ekonomi Syari’ah, Fakultas Ekonomi Syari’ah, Instutit Agama Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya.

16

Firti Ananda, 2011, Analisis Perkembangan Usaha Mikro dan Kecil Setelah Memperoleh Pembiayaan Mudharabah dari BMT At-Taqwa Halmahera dikota Semarang, Skripsi, Ilmu Ekonomi Syaria’h Perbankan, Fakultas Ekonomi, Universitas Diponegoro.

17

Riski Tri Anugerah Bhkati, 2014, Mochammad Bakri, Siti Hamdah, Pembiayaan Usaha Mikro, Kecil & Menengah ( UMKM ) melalui Pembiayaan dengan Prinsip bagi Hasil oleh Lembaga Keuangan Syari’ah ( Studi Kasus Mikro, Kecil & Menengah dan Lembaga Syari’ah dikota Malang, Jurnal, Ilmu Hukum, Fakultas Hukum, Universitas Brawijaya Malang.

Mudharabah

Dampak UMKM

(22)

13

1. Pengertian Pembiayaan Mudharabah

Mudharabah ialah akad perjanjian antara dua pihak atau lebih

untuk melakukan kerja sama usaha. Satu sebagai penyedia modal sebesar

100% yang disebut sebagai Shahibul Maal dan pihak lainnya sebagai

pengelola usaha yang disebut sebagai Mudharib18.

Mudharabah berasal dari kata adh-dharbu fil ardhi, artinya berjalan

di muka bumi. Fikirkanlah, jika seseorang berjalan di muka bumi ini, maka

pada umumnya hal itu dilakukan dalam rangka menjalankan kegiatan,

misalnya suatu usaha, berdagang atau berjihad di jalan Allah, sebagaimana

firman Allah dalam Al-Qur’an, Surat Al-Muzzammil ayat 20 yang artinya :

"Sesungguhnya Tuhanmu mengetahui bahwasanya kamu berdiri

(sembahyang) kurang dari dua pertiga malam, atau seperdua malam atau

sepertiganya dan (demikian pula) segolongan dari orang-orang yang

bersama kamu. Dan Allah menetapkan ukuran malam dan siang. Allah

mengetahui bahwa kamu sekali-kali tidak dapat menentukan batas-batas

waktu-waktu itu, maka Dia memberi keringanan kepadamu, karena itu

bacalah apa yang mudah (bagimu) dari Al-Qur'an. Dia mengetahui bahwa

akan ada diantara kamu orang-orang yang sakit dan orang-orang yang

berjalan di muka bumi mencari sebagian karunia Allah; dan orang-orang

yang lain lagi berperang di jalan Allah, maka bacalah apa yang mudah

(bagimu) dari Al-Qur'an dan dirikanlah sembahyang, tunaikanlah zakat dan

berikanlah pinjaman kepada Allah pinjaman yang baik. Dan kebaikan apa

18

Ismail, MBA., Ak. 2005, Perbankan Syari’ah, Kencana Prenada media group. Hal.83

(23)

14

saja yang kamu perbuat untuk dirimu niscaya kamu memperoleh

(balasan)nya di sisi Allah sebagai balasan yang paling baik dan yang

paling besar pahalanya. Dan mohonlah ampunan kepada Allah;

sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.19"

Mudharabah biasa disebut juga qiraadh yang berasal dari kata

al-qardhu yang berarti al-qath’u (sepotong), karena pemilik modal

menyisihkan sebagian dari hartanya untuk diperdagangkan dan pemilik

modal tersebut berhak mendapatkan bagian dari keuntungannya.

Secara teknis, mudharabah ialah akad kerja sama antara dua pihak,

dimana pihak pertama (Shahibul Maal) menyediakan seluruh modal (100%)

sedangkan pihak lainnya sebagai pengelola20. Hal yang sama juga

diungkapkan oleh Abdurrahman Al-Jaziri bahwa mudharabah ialah

pemberian harta dari seseorang kepada orang lain sebagai modal usaha,

yaitu keuntungan yang diperoleh akan dibagi diantara mereka berdua, dan

jika mengalami kerugian akan ditanggung oleh pemilik modal21.

Mudharabah adalah entrepreneur yang melakukan usaha untuk

mendapatkan keuntungan atau hasil atas usaha yang dilakukan. Shahibul

Maal perlu mendapat imbalan atas dana yang diinvestsikan. Sebaliknya,

apabila usaha yang dilakukan oleh pihak Mudharib mengalami kerugian

maka kerugian itu ditanggung oleh Shahibul Maal, selama kerugiannya

bukan karena penyimpangan atau kesalahan yang dilakukan oleh Mudharib.

19

Al-Qur’an dan Terjemahnya, M. Quraish Shihab, hal. 575 20

Muhammad Syafi’I Antonio, 1999, Bank Syari’ah Wacana Ulama dan Cendekiawan,Cet I, Taskia Institute, hal. 171

21

Lihat Ibid, hal.172

(24)

15

Apabila Mudharib melakukan kesalahan maka Mudharib wajib mengganti

dana yang diinvestasikan oleh Shahibul Maal22.

Hadist Rasulullah SAW :

لﺎ سﺎ ﻦ ا ﻦ

:

ﻰ طﺮﺘ ا ﺔ رﺎ ﻻﺎ ﻓد اذإ ﻄ ا ﺪ ﻦ سﺎ ا نﺎ

”Diriwayatkan dari Ibnu Abbas, bahwa Abbas bin Abdul Muthalib jika memberi dana ke mitra usahanya secara mudharabah. Ia mensyaratkan agar dananya tidak dibawa mengarungi lautan, menuruni lembah yang berbahaya atau membeli ternak yang berparuh-paruh basah, jika menyalahi hal tersebut maka yang bersangkutan bertanggung jawab atas dana tersebut”23. Disampaikan syarat tersebut kepada Rasulullah SAW dan beliau membolehkannya.

Dari hadist diatas dapat diketahui bahwa memberikan modal untuk

Pembiayaan Mudharabah harus lebih hati-hati, jangan sampai terjadi resiko.

Untuk itu pembiayaan mudharabah harus diterapakan sesuai dengan rukun

dan syarat mudharabah.

2.Dasar Hukum Mudharabah

Meskipun pada dasarnya mudharabah dapat dikategorikan dalam

salah satu musyarakah, namun para cendekiawan fiqih Islam meletakkan

22

Lihat Ibid, hal 84

23

Muhammad Syafi’I Antonio, 2001, Bank Syari’ah dari Teori Kepraktek, Gema Insani, Hal.96

(25)

16

mudharabah dalam posisi yang khusus dan memberikan hukum tersendiri

yaitu Al-Qur’an :

ﱠﷲ ْ ﻓ ْﻦ نﻮﻐﺘْ ضْر ْﻷا ﻲﻓ نﻮ ﺮْ نوﺮﺧآو

: ﺰ ا ةرﻮ )

20 (

Dan sebagian dari mereka orang-orang yang berjalan dimuka bumi mencari sebagian karunia Allah SWT”. (QS. Al-Muzammil:20)

Mudharib sebagai enterpreneur adalah sebagian dari orang-orang

yang melakukan (dharb) perjalanan untuk mencari karunia Allah SWT.

Karunia Allah SWT tersebut dapat diwujudkan dari keuntungan investasi

yang diperolehnya. Ayat Al-Qur’an lain yang senada misalnya :

ﺒوُﺮِﺸَ ﺎَ ُةﻼﱠﺼﺒ ْ َﻴِﻀُﻗ ﺒَذِﺈَ

Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi dan carilah karunia Allah SWT”. (QS.Al-Jum’ah:10)

َﱠ ﺒ ﺒوُﺮُْذﺎَ ٍتﺎََﺮَ ْ ِ ُْْﻀََأ ﺒَذِﺈَ ْ ُﱢَر ْ ِ ًﻼْﻀَ ﺒﻮُﻐَـَْـ ْنَأ ٌﺘﺎَُﺟ ْ ُ ْﻴََ َﺲْﻴَ

َﲔﱢﺎﱠﻀ ﺒ ْ َِ َِِْـﻗ ْ ِ ُْ ُ ْنِإَو ْ ُﺒَﺪَ ﺎَ َ ُوُﺮُْذﺒَو ِمﺒَﺮَْﳊﺒ ِﺮَْﺸَْﺒ َﺪِْ

)

198

(

“Tidak ada dosa (halangan) bagimu untuk mencari karunia dari tuhanmu. (QS. Al- Baqarah:198)24

3. Rukun dan Syarat Mudharabah

Dalam Pembiayaan Mudharabah terdapat beberapa rukun yang

harus diperhatikan yaitu; Pertama, modal yang disedikan dalam

24

Al-Qur’an dan Terjemah, Insani Media Pusataka, hal.32

(26)

17

Mudharabah25. Kedua, transaksi atau sighot ketika melaksanakan

Pembiayaan Mudharabah. Ketiga, jenis usaha yang dilaksanakan oleh

Mudharib atau nasabah. Empat, bagi hasil yang diperuntukkan untuk kedua

pihak yang melakukan akad mudharabah.

Keempat rukun diatas masing-masing memiliki syarat yaitu;

Pertama, syarat dari modal. Modal harus diketahui jumlah dan jenisnya.

Modal dapat berbentuk uang atau barang yang dinilai. Jika modal diberikan

dalam bentuk aset, maka aset tersebut harus dinilai pada waktu akad. Modal

tidak dapat berbentuk piutang dan harus dibayarkan kepada mudharib

(pengelola modal) baik secara bertahap maupun tidak sesuai dengan

kesepakatan dalam akad.

Kedua, syarat dari akad. Dalam syarat ini Penawaran dan

penerimaan harus secara eksplisit menunjukkan tujuan kontrak (akad).

Penerimaan dari penawaran dilakukan pada saat kontrak. Akad dituangkan

secara tertulis melalui korespondensi atau dengan menggunakan cara-cara

komunikasi modern.

Ketiga, syarat jenis usaha. Jenis usaha merupakan suatu kegiatan

usaha dimana hal tersebut menjadi hak eksklusif pengelolah (Mudharib)

tanpa campur tangan penyedia dana, tetapi ia mempunyai hak untuk

melakukan pengawasan. Penyedia dana tidak boleh mempersempit tindakan

pengelolah sedemikian rupa yang dapat menghalangi tercapainya tujuan

mudharabah. Tujuan dari mudharabah adalah keuntungan. Pengelolah tidak

25

Warkum Sumitro, 1997, Asas-asas Perbankan Islam dan Lembaga-Lembaga Terkait, (BAMUI & Takaful) di Indonesia.Grafindo Persada, hal. 34

(27)

18

boleh menyalahi hukum Syari’ah Islam dalam tindakannya yang

berhubungan dengan mudharabah dan harus mematuhi kebiasaan yang

berlaku dalam aktifitas tersebut.

Keempat, syarat bagi hasil. Syarat ini harus diperuntukkan bagi

kedua belah pihak dan tidak boleh disyaratkan hanya untuk satu pihak.

Bagian keuntungan proporsional bagi setiap pihak harus diketahui dan

dinyatakan tertulis dalam kontrak yang telah disepakati dan harus dalam

bentuk presentasi (nisbah) dari keuntungan sesuai kesepakatan. Perubahan

nisbah harus berdasarkan kesepakatan. Penyedia dana menanggung semua

kerugian akibat dari mudharabah dan pengelola tidak boleh menanggung

kerugian apapun kecuali diakibatkan dari kesalahan yang disengaja,

kelalaian, atau pelanggaran kesepakatan.

4. Macam-Macam Pembiayaan Mudharabah

a. Mudharabah Mutlaqah

Mudharabah mutlaqah merupakan akad perjanjian antara

Shahibul Maal dan Mudharib, yang mana Shahibul Maal menyerahkan

sepenuhnya atas dana yang diinvestasikan kepada Mudharib untuk

melaksanakan usaha syari’ahnya. Didalam akad ini, Shahibul Maal

memberi kebebasan kepada pengelola dana (Mudharib) dalam mengelola

investasinya26.

26

Ismail, 2011, Perbankan Syari’ah, Kencana Prenada Media Group, Cet.I, Hal . 86

(28)

19

Pembiayaan Mudharabah Mutlaqah juga disebut dengan

investasi pemilik dana kepada bank syari’ah. Bank syari’ah tidak

mempunyai kewajiban untuk mengganti rugi atas pengelolahan dana

yang bukan disebabkan kelalaian atau kesalahan bank sebagai Mudharib.

Sebaliknya, apabila kesalahan atau kelalaian dalam mengelolah dana

investor (Shahibul Maal) dilakukan secara sengaja, maka bank syari’ah

wajib mengganti semua dana Investasi Mudharabah Mutlaqah.

Penerapan mudharabah mutlaqah dapat berupa Tabungan

Mudharbah dan Deposito Mudharabah. Berdasarkan prinsip ini, tidak ada

pembatasan bagi bank syari’ah dalam menggunakan dana yang

dihimpun.

Syarat-syarat melakukan transaksi ini adalah sebagai berikut :

Pertama, bank wajib memberitahukan kepada pemilik dana mengenai

nisbah dan tata cara pemberitahuan keuntungan dan pembagian secara

resiko yang dapat ditimbulkan dari penyimpanan dana. Apabila terjadi

kesepakatan, maka hal tersebut harus dicantumkan dalam akad. Kedua,

untuk Tabungan Mudharabah, bank dapat memberi buku tabungan

sebagai bukti penyimpanan dana, ATM (Anjungan Tunai Mandiri) atau

alat penarikan lainnya kepada penabung. Untuk Deposito Mudharabah

bank wajib memberi sertifikat atau tanda penyimpanan (bilyet) deposito

kepada Deposan. Ketiga, Tabungan Mudharabah dapat diambil setiap

(29)

20

diperkenankan mengalami saldo negatif. Keempat, Deposito Mudharabah

hanya dapat dicairkan sesuai dengan jangka waktu yang telah disepakati.

b. Mudharabah Muqayyadah

Mudharabah muqayyadah atau disebut juga dengan istilah

restricted mudharabah / specified mudharabah adalah kebalikan dari

mudharabah muthlaqah. Si mudharib dibatasi dengan batasan jenis usaha,

waktu, atau tempat usaha27.

Akad mudharabah muqayyadah ada dua macam yaitu pertama,

Mudharabah Muqayyadah On Balance Sheet adalah akad kerjasama

usaha yang mana mudharib ikut menanggung resiko atas kerugian dana

yang diinvestasikan oleh Shahibul Maal. Dalam akad ini, Shahibul Maal

juga memberi batasan secara umum misalnya, batasan tentang jenis

usaha, jangka waktu pembiayaan, dan sektor usahanya.

Karakteristik jenis simpanan ini; Pertama, pemilik dana harus

wajib menetapkan syarat atau membuat akad yang wajib di penuhi oleh

Mudharib. Kedua, bank wajib memberitahu pemilik dana mengenai

nisbah dan tata cara bagi hasil serta pembagian secara resiko yang

dicantumkan dalam akad. Ketiga, sebagai tanda bukti simpanan, bank

menerbitkan bukti simpanan khusus yang memisahkan dana dari

rekening lainnya. Keempat, untuk Deposito Mudharabah, bank wajib

memberikan sertifikat atau tanda penyimpanan (bilyet) deposito kepada

Deposan.

27

Muhammad Syafi’i Atonio, Bank Syari’ah dari Teori ke Praktek, Gema Insani, hal.97

(30)

21

Kedua, Mudharabah Muqayyadah Of Balance Sheet adalah

Jenis mudharabah ini merupakan penyaluran dana mudharabah

langsung kepada pelaksana usahanya, dimana bank bertindak sebagai

perantara yang mempertemukan antara pemilik dana dengan pelaksana

usaha. Pemilik dana dapat menetapkan syarat-syarat tertentu yang harus

dipenuhi oleh bank dalam mencari kegiatan usaha yang akandibiayai dan

peleksanaan ushanya

Karakteristis jenis penyimpanan ini diantaranya Pertama,

sebagai tanda bukti simpanan, bank menerbitkan bukti simpanan khusus

yang memisahkan dana dari rekening lainnya. Simpanan khusus dicatat

pada pos tersendiri dalam rekening administratif. Kedua, dana simpanan

khusus harus disalurkan langsung kapada pihak yang diamanatkan oleh

pemilik dana. Ketiga, bank menerima komisi atas jasanya

mempertemukan kedua belah pihak. Sedangkan antara pemilik dana dan

pelaksana usaha berlaku nisbah bagi hasil.

5. Prospek Pengembangan UKM

Analisa yang dikemukakan oleh banyak pihak, terutama oleh para

pengamat ekonomi, bahwa krisis ekonomi yang mendera perekonomian

nasional diakibatkan karena kegagalan sektor usaha berskala besar yang

selama ini banyak mendapat proteksi dari pemerintah. Perusahaan besar

(31)

22

mereka mengalami kebangkrutan karena selama ini mereka

menggantungkan sumber pendanaannya pada faktor eksternal atau hutang28.

Berbeda dengan Usaha Kecil Menengah (UKM), yang justru tetap

memperlihatkan keterampilannya untuk tetap bertahan meski diterpa badai

krisis. Hal ini tidak mengherankan karena selama ini mereka eksis diatas

usaha sendiri, dan sumber daya pribadi.

Kemampuan Usaha Kecil Menengah untuk bertahan dengan

sumber daya pribadi inilah yang membuat banyak kalangan merasa optimis

bahwa UKM dimasa sekarang dan dimasa depan merupakan tonggak

penyelamat ekonomi nasional. Stoner, menyebutkan UKM sebagai dewa

penyelamat bagi perekonomian karena mereka masih mampu memberikan

lapangan kerja29.

Meskipun UKM menjanjikan bagi masa depan perekonomian

nasional, namun dalam perkembangannya seringkali dihadapkan oleh

berbagai dilema. Persoalan pendanaan merupakan salah satu dilema yang

sangat krusial bagi kelanjutan usaha UKM. Lembaga keuangan formal

(bank) yang diharapkan sebagai sumber pendanaan bagi perkembangan

perekonomian UKM telah gagal memainkan fungsi dasarnya. Terutama

dalam menyalurkan dana secara efektif atau paling menguntungkan secara

finansial. Bahkan lembaga tersebut memandang usaha mikro sebagai unit

ekonomi yang Non Bankable. Untuk itu perlu system alternatif yang mampu

merombak diskriminasi dan ketidakadilan secara ekonomi. Dalam kontek

28

Muhammad, 2005, Bank Syari’ah Problem dan Prospek Perkembangan di Indonesia, Graha Ilmu, Hal .109

29

Lihat Ibid, hal.110

(32)

23

inilah kehadiran lembaga keungan bank yang beroperasi atas dasar syari’ah

dituntut mampu mewujudkan misi Islam sebagai Rahmat lil alamin. Untuk

mewujudkan hal itu, bank syari’ah menggunakan system bagi hasil dan

kehati-hatian agar tidak keluar dari kontek hukum Islam.

Sistem bagi hasil merupakan salah satu pembiayaan yang memiliki

porsi keunggulan tersendiri, diantaranya :

Pertama, Pembiayaan musyarakah dan mudharabah akan

menggerakkan sektor riil, karena pembiayaaan ini bersifat produktif yakni

disalurkan untuk kebutuhan investasi dan modal kerja. Jika investasi di

sektor riil meningkat tentunya akan menciptakan kesempatan kerja baru

sehingga dapat mengurangi pengangguran sekaligus meningkatkan

pendapatan masyarakat.

Kedua, nasabah akan memiliki dua pilihan, apakah akan

mendepositokan dananya pada bank syari’ah atau bank konvensioanal.

Nasabah akan membandingkan antara expected rate of return yang

ditawarkan bank syariah dengan tingkat suku bunga bank konvensional.

Dimana selama ini, kecenderungannya rate of return bank syari’ah lebih

tinggi daripada suku bunga bank konvensional. Dengan demikian

diharapkan akan menjadi pendorong peningkatan jumlah nasabah di bank

syari’ah.

Ketiga, peningkatan persentase pembiayaan bagi hasil akan

(33)

24

keputusan bisnis yang berisiko. Pada akhirnya akan berkembang berbagai

inovasi baru yang akan meningkatkan daya saing bank syari’ah.

Keempat, pola Pembiayaan Mudharabah adalah salah satu pola

pembiayaan berbasis produktif yang memberikan nilai tambah bagi

perekonomian dan sektor riil sehingga kemungkinan terjadinya krisis

keuangan akan dapat dikurangi. Selain itu, dengan mengoptimalkan

pembiayaan bagi hasil, bank syari’ah dapat menumbuhkan jiwa

entrepreneurship nasabah yang pada akhirnya dapat meningkatkan

distribusi pendapatan dan memberdayakan ekonomi masyarakat30.

30

Abdul Wahab, 2014, Telaah Teoritis Pembiayaan Syari’ah dalam Mengembangkan UMKM, Jurnal, Jurusan Ilmu Ekonomi, UIN Alauddin, Jl. St. Alauddin No. 36, Gowa, hal. 56

(34)

BAB III

METODE PENELITIAN

A.Pendekatan dan Jenis Penelitian

Pendekatan penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif.

Pendekatan kualitatif ini dinilai lebih tepat untuk menganalisa permasalahan

yang berkaitan dengan judul penelitian, yaitu Analisis Pembiayaan

Mudharabah dalam Mengembangkan Usaha Kecil Menengah. Mc. Milan

berpendapat bahwa karakteristik penelitian kualitatif diantaranya objektif,

akurat, tepat, dapat dibuktikan, menjelaskan, kenyataan empiris, logis dan

sesuai kondisi nyata1.

Sedangkan jenis penelitian yang digunakan adalah kualitatif

deskriptif. Jenis penelitian ini lebih relevan dengan judul yang akan diteliti dan

mampu menjawab semua pertanyaan yang berkaitan dengan fokus penelitian.

Penelitian deskriptif adalah jenis penelitian dengan cara menggambarkan

data-data yang telah terkumpul sebagaimana adanya, tanpa bermaksud membuat

kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi2.

B. Lokasi Penelitian

PT. BPR Syari’ah Lantabur Tebuireng adalah suatu lembaga

keuangan atau perbankan pertama yang berdiri diwilayah Jombang yang

1

Ismail Nawawi Uha, 2012, Metoda Penelitian Kualitatif, Dwiputra Pustaka Jaya. hal . 65

2

(35)

26

beroperasi berdasarkan prinsip syari’ah. Diawali dengan keinginan untuk dapat

menjalankan perekonomian secara Islam dan berusaha menigkatkan

perekonomian umat di wilayah jombang, maka dengan diprakarsai oleh

tebuireng, jombang dan masyarakat yang peduli terhadap perekonomian umat,

maka dibentuklah lembaga keuangan yang bernama PT. BPR Syari’ah

Lantabur Tebuireng. Lokasi PT. BPR Syari’ah Lantabur Tebuireng lebih

tepatnya terletak di Jl. Ahmad Yani, Ruko Citra Niaga Blok E-11, Jombang.

Pemilihan lokasi tersebut berdasarkan atas pertimbangan baik dari

kampus maupun dari peneliti. Hal ini dikarenakan lokasi penelitian tersebut

mudah dalam birokrasinya dengan harapan pelaksanaan penelitian berjalan

dengan lancar tanpa halangan sesuatu apapun.

C. Jenis dan Sumber Data

1. Jenis Data

Hampir semua jenis data dalam penelitian ini bersifat primer,

karena digali langsung dari observasi, kecuali data-data kepustakaan yang

dapat dikatakan sebagai data skunder. Keseluruhan data yang digali

disesuaikan dengan fokus dan rumusan masalah. Uraian data juga

disesuaikan dengan teori yang relevan dan memiliki sinkronisasi dengan

maksud dan tujuan dilakukannya penelitian.

Data-data yang akan digali dalam penelitian ini dapat

dikelompokkan dalam empat bagian. Pertama, syarat modal. Syarat modal

(36)

27

berupa uang atau barang yang nilainya sama, dan modal harus tunai. Kedua,

syarat transaksi, yang meliputi penawaran dan penerimaan sesuai tujuan

kontrak dan akad dituangkan secara tertulis. Ketiga, syarat jenis usaha.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam mudharabah yaitu usaha sepenuhnya

adalah hak mudharib atau nasabah dan bank syari’ah tidak berhak ikut

campur dalam usaha nasabah selama usaha nasabah tersebut tidak

menyalahi hukum. Keempat, syarat bagi hasil. Syarat ini diperuntukkan

untuk kedua pihak dimana prosentase pembagian keuntungan diketahui dan

dinyatakan dalam kontrak.

2. Sumber Data

a. Sumber Data Primer

Data ini merupakan data yang dikumpulkan dari lapangan

dengan melakukan wawancara kepada beberapa informan kunci atau

subjek penelitian yang terkait dengan perihal sistem Pembiayaan

Mudharabah dalam mengembangkan Usaha Kecil Menengah.

Data ini juga memiliki kriteria yaitu modal yang diharuskan

pada Pembiayaan Mudharabah, transaksi dalam mudharabah, jenis usaha

pada Pembiayaan Mudharabah, dan prinsip bagi hasil pada Pembiayaan

Mudharbah.

Secara keseluruhan, jenis data yang diklasifikasikan berdasarkan

(37)

28

b. Sumber Data Skunder

Adapun sumber data yang dipergunakan oleh peneliti untuk

melengkapi data tersebut adalah informan dan dokumen. Berikut ini

adalah rincian para informan dan dokumen dalam memperoleh data.

(1). Informan, yaitu orang- orang yang memberikan informasi atau

keterangan yang terkait dengan dengan masalah yang diteliti. Dan

informan tersebut adalah:

1. Bagian Account Officer PT. BPR Syari’ah Lantabur Tebuireng

2. Bagian Legal pada PT. BPR Syari’ah Lantabur Tebuireng

(2). Dokumen, yaitu data berupa gambar atau tulisan yang ada kaitannya

dengan masalah yang diteliti. Dokumen ini diperlukan untuk

memperoleh data tentang profil, visi dan misi, struktur organisasi

dan prosedur Pembiayaan Mudharabah pada PT. BPR Syari’ah

Lantabur Tebuireng, Jombang.

D. Tahap-Tahap Penelitian

Pada penelitian kualitatif, tahap penelitian dibagi dua yaitu tahap pra

lapangan dan tahap pekerja lapangan. Dalam hal ini peneliti menggunakan

tahap tersebut. Adapun tahap- tahapannya adalah3.

1. Tahap Pra Lapangan

Yaitu tahap yang dilakukan peneliti sebelum melakukan penelitian. Pada

tahap ini dapat diuraikan sebagai berikut :

3

(38)

29

a. Menyusun Rencana Penelitian

Tahap pra lapangan yang dilakukan pertama kali adalah menyusun

rancangan penelitian. Rancangan penelitian yang dimaksud adalah

menyusun proposal penelitian yang terdiri dari judul penelitian, rumusan

masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi konsep,

kerangka teori, metode penelitian, dan sistematika pembahasan.

b. Memilih Lapangan Penelitian

Sebelum membuat usulan pengajuan judul, peneliti terlebih dahulu

mencari data atau informasi tentang obyek penelitian yang sesuai dengan

jurusan. Dalam hal ini peneliti menetapkan Analisis Sistem Pembiayaan

Mudharabah dalam Mengembangkan Usaha Kecil menengah (Studi

Kasus PT. BPR Syari’ah Lantabur Tebuireng)

c. Mengurus Perizinan

Setelah membuat usulan penelitian dalam bentuk proposal, peneliti

mengurus izin penelitian di obyek yang akan diteliti dengan cara

meminta surat pengantar dari Fakultas Dakwah dan Komunikasi.

d. Menjajaki dan Meneliti Keadaan Lapangan

Dalam tahap ini, penelitian hanya mengamati apa sebenarnya dan

bagaimana kondisi dilapangan, artinya belum sampai pada pengumpulan

data.

e. Memilih dan Memanfaatkan Informasi

Dalam penelitian ini, peneliti melakukan pemilihan terhadap informan

(39)

30

dibahas. Dengan bantuan pihak HRD (Human Resources Department),

peneliti menetapkan pihak Account Officer PT. BPR Syari’ah Lantabur

Tebuireng sebagai informan utama. Disampimg itu, ada bagian Legal

yang memberi informasi mengenai pelaksanaan akad Pembiayaan

Mudharabah.

f. Menyiapkan Perlengkapan Penelitian

Untuk kelancaran jalannya penelitian, maka peneliti menyiapkan segala

macam perlengkapan anatar lain : daftar pertanyaan wawancara,

peralataan tulis, recorder ( perekam ), kamera dan laptop.

g. Etika penelitian

Pada tahap terakhir ini, peneliti sangat menjaganya. Sebab tahap ini

menyangkut hubungan dengan orang lain yang berkenaan dengan

data-data yang diperoleh peneliti. Dengan terjaganya etika yang baik, maka

nantinya akan terjalin suatu kerjasama yang menyenangkan antara kedua

belah pihak. Diantaranya dalam menjaga etika penelitian adalah :

1. Mengucapkan salam ketika masuk dan keluar lapangan

2. Berjabat tangan serta menyapa dengan senyum dan ramah

3. Meminta izin terlebih dahulu sebelum melakukan wawancara

(40)

31

2. Tahap Pekerjaan Lapangan

Uraian tentang pekerjaan lapangan dapat dibagi menjadi tiga bagian antara

lain :

a. Memahami Latar Belakang Penelitian

Untuk meneliti pekerjaan lapangan, peneliti memahami latar belakang

penelitian terlebih dahulu, disamping itu peneliti perlu mempersiapkan

diri baik secara fisik maupun mental agar berjalan dengan baik.

b. Memasuki lapangan

Dalam tahap ini, peneliti malakukan penelitian kelapangan untuk

mencari data-data atau informasi yang berkaitan dengan fokus

penelitian.

c. Tahap penulisan laporan

Pada tahap ini, peneliti menyusun hasil atau data yang diperoleh

selama penelitian di lapangan. Penulisan laporan disusun berdasarkan

fakta yang sebenarnya.

E. Tehnik Pengumpulan Data

Penelitian kualitatif menggunakan beberapa metode dalam

pengumpulan data4. Metode tersebut antara lain metode wawancara, observasi,

dan dokumentasi. Data-data yang telah ditentukan akan digali dengan studi

kepustakaan, studi lapangan, wawancara, dan dokumentasi. Studi kepustakaan

merupakan teknik pengumpulan data yang diperoleh dari buku-buku,

literatur-4

(41)

32

literatur, dokumen resmi, tulisan ilmiah dan sumber kepustakaan lainnya yang

berkaitan dengan masalah yang diteliti. Data yang diperoleh dengan teknik

ini adalah data sekunder.

Dalam studi lapangan, data dan informasinya diperoleh dengan

melakukan kegiatan dilapangan dari objek penelitian. Wawancara yaitu suatu

proses interaksi dan komunikasi untuk mendapatkan data dan informasi dengan

cara bertanya langsung kepada responden mengenai data tentang rukun dan

syarat mudharabah, prosedur Pembiayaan Mudharabah, dan peran Pembiayaan

Mudharabah. Sedangkan responden adalah orang yang memberikan keterangan

atau data yang diperlukan peneliti melalui wawancara responden tersebut.

Teknik dokumentasi dilaksanakan untuk mengetahui kondisi internal

perusahaan. Data dari hasil dokumentasi seperti jumlah karyawan, sejarah

perusahaan, struktur organisasi, job description dan data-data lainnya.

F. Tehnik Validasi Data

Agar data menjadi valid dan dinilai absah, perlu dilakukan

perpanjangan penelitian, triangulasi, dan diskusi dengan para pakar.

Perpanjangan penelitian dilakukan dengan memperbanyak intensitas kegiatan

dilapangan, termasuk keterlibatan peneliti dilokasi penelitian. Hal ini

memungkinkan bagi peneliti karena lokasi penelitian ini dekat dengan domisili

peneliti. Selain itu, objek penelitian memiliki sistem yang lengkap sehingga

(42)

33

Triangulasi berarti meminta konfirmasi atas data yang telah diperoleh

peneliti. Konfirmasi ini dilakukan peneliti dengan memberikan laporan

penelitian terlebih dahulu kepada informan yang diteliti, agar mendapatkan

koreksi. Setelah itu laporan penelitian bisa dipublikasikan.

Permasalahan penelitian harus didiskusikan dengan para pakar, hal ini

dimaksudkan untuk memperkuat suatu data. Upaya ini dilakukan pada saat

penelitian dimulai hingga pembuatan laporan penelitian. Masukan-masukan

penting diharapkan bisa menambahkan kualitas data penelitian.

Triangulasi merupakan teknik untuk menguji kredibilitas data. Teknik

ini dilakukan dengan cara mengecek data kepada responden yang sama dengan

teknik yang beda. Salah satu contoh dari triangulasi yaitu peneliti melakukan

wawancara kemudian mengecek dengan observasi. Triangulasi waktu juga

sering mempengaruhi kredibilitas data. Peneliti menguji data dengan

melakukan wawancara, observasi dan dokumentasi dalam waktu dan situasi

yang beda dengan maksud untuk melakukan pengecekan atas kevalidan data.5

G. Teknik analisa data

Menurut Bogdan dan Biklen, “Secara konseptual analisis data

merupakan proses sistimatis pencarian dan pengaturan transkrip wawancara,

catatan lapangan dan materi-materi lain yang telah dikumpulkan untuk

peningkatan pemahaman mengenai materi tersebut dan untuk memungkinkan

menyajikan apa yang sudah ditemukan kepada orang lain”6.

5

Sugiono, 2010, Memahami Penelitian Kualitatif, Alfabeta, hal .127

6

(43)

34

Dalam merencanakan data-data yang digali di lapangan, digunakan

teknik taksonomik. Teknik taksonomik merupakan teknik untuk menguraikan

domain yang terfokus dan memilahnya menjadi beberapa sub-domain serta

bagian-bagian khusus yang lebih terperinci. Teknik ini dilakukan dengan

memecah konsep-konsep dalam permasalahan yang dibahas menjadi data-data

paling kecil dan lebih konkrit.

Data-data yang telah terkumpul kemudian dianalisa dengan

menggunakan tiga teknik yang biasa digunakan dalam penelitan kualitatif.

Teknik yang digunakan yaitu reduct data, display data, dan consclusion

drawing. Reduct data adalah suatu cara membuat konsep data dan menggalinya

dilapangan. Display data adalah cara menguraikan dan menampilkan data-data

secara sistematis dan apa adanya. Conclusion Drawing adalah teknik untuk

menarik suatu kesimpulan yang representative dan inhern dengan

permasalahan yang telah dirumuskan7.

Dalam pembahasannya, metode induktif digunakan dalam penelitian

ini, kemudian hasil penelitian didiskusikan dengan kajian teoritis untuk

menemukan sisi idealitas dan realitas.

7

(44)

BAB IV

GAMBARAN UMUM

A.Gambaran Umum Obyek Penelitian

1. Sejarah PT. BPR Syari’ah Lantabur Tebuireng

PT. BPR Syari’ah Lantabur Tebuireng adalah suatu lembaga

keuangan atau perbankan pertama yang berdiri diwilayah Jombang yang

beroperasi berdasarkan prinsip syari’ah. Diawali dengan keinginan untuk

dapat menjalankan perekonomian secara Islam dan berusaha meningkatkan

perekonomian umat di wilayah Jombang, dengan diprakarsai oleh

Tebuireng, Jombang dan masyarakat yang peduli terhadap perekonomian

umat, maka dibentuklah lembaga keuangan yang bernama PT. BPR

Syari’ah Lantabur Tebuireng dengan ijin pendirian berdasarkan keputusan

MENKUMHAM No.C-7026.HT.2005 dan izin dari Bank Indonesia

No.8atau4atauKEP.GBIatau2006.

PT. BPR Syari’ah Lantabur Tebuireng mendapatkan dukungan

yang luar biasa dari masyarakat dalam setahun pembukaannya. Hal ini dapat

dilihat dengan adanya peningkatan yang luar biasa dalam menghimpun dana

dari pihak ketiga (Tabungan dan Deposito) yaitu sebesar

Rp.1.616.985.069,00 per maret 2007 dengan tingkat imbalan yang

menguntungkan yaitu kurang lebih 7% per tahun. Disamping itu,

kepercayaan masyarakat menjadi lebih kuat dikarenakan PT. BPR Syari’ah

(45)

36

dijamin oleh pemerintah melalui program penjamin dana pihak ketiga

(LPS). Dengan adanya jaminan diatas maka sangat menguntungkan dan

aman jika masyarakat berinvestasi pada Lembaga Keuangan PT. BPR

Syari’ah Lantabur Tebuireng. Investasi dapat dilakukan melalui program

Tabungan Mudharabah dan Deposito Mudharabah.

PT. BPR Syari’ah Lantabur Tebuireng memiliki peranan penting

dalam menggerakkan sektor riil yaitu dengan memberikan modal kerja dan

modal investasi kepada UKM dan UMKM di wilayah Jombang dengan total

pembiayaan sebesar Rp.1,665,675.274,00 per maret 2007. Pembiayaan

tersebut terbagi atas pembiayaan perdagangan, pertanian dan usaha

produktif lainnya. Pembiayaan lain yang digunakan adalah pembiayaan

akad mudharabah (bagi hasil), musyarokah (jual beli), dan ijarah

(sewa-menyewa). Keseluruhan pembiayaan harus berdasarkan kesepakatan

bersama.

PT. BPR Syari’ah Lantabur dikelola secara profesional dan amanah

karena pengelola mendapatkan pembekalan dan keilmuan yang cukup

dengan aktif mengikuti pelatihan yang diadakan oleh Bank Indonesia dan

lembaga keuangan lainnya. Disamping itu, sebagian besar karyawan

pengelola PT. BPR Syari’ah Lantabur Tebuireng adalah alumni dari Pondok

Pesantren Madhrasatul Qur’an Tebuireng1.

1

Company Profile PT BPRS Lantabur Tebuireng, 2006, Jombang, Lantabur.pst@gmail.com

(46)

37

2. Visi dan Misi PT. BPR Syari’ah Lantabur Tebuireng

Visi

Mengemban amanah ekonomi Islam

Misi

Bermitra dan bergabung dengan masyarakat luas sebagai upaya

mengembangkan usaha kecil dan menengah dalam rangka

menggali potensi daerah khusunya pada lembaga pendidikan Islam.

3. Struktur Organisasi.

STRUKTUR ORGANISASI PT. BANK PEMBIAYAAN RAKYAT

(47)

38

4. Job Description

a. Kepala Cabang

1. Merumuskan dan mengusulkan kebijakan umum bank untuk masa

yang akan datang kepada komisaris agar tercapai tujuan kontitunitas

operasional perusahaan.

2. Menyusun dan mengusulkan rancangan anggaran perusahaan dan

rancangan kerja untuk tahun buku yang baru kapada dewan komisaris.

3. Mengajukan neraca dan perhitungan laba atau rugi tahunan serta

laporan-laporan berkala lainnya kepada komisaris untuk mendapatkan

penilaian.

4. Menyetujui pemindahan tangan saham-saham kepada pemilik baru

yang ditunjuk dan dipilih oleh pemegang saham lama. Setelah

mengikuti prosedur yang telah ditetapkan dalam anggaran dasar

mengenai pemindahan tangan saham-saham.

5. Mengadakan rapat umum pemegang saham minimal satu tahun sekali.

6. Memberi persetujuan besarnya gaji dan tunjangan lainnya yang harus

dibayarkan kepada pegawai bank.

b. Marketing Funding

Tugas dan Tanggung Jawab Marketing Funding antara lain :

1. Memasarkan produk-produk bank kepada masyarakat yang tergolong

(48)

39

2. Membuat jadwal penghimpunan dana baik tabungan, deposito,

maupun angsuran.

3. Melakukan kegiatan penjemputan dana sesuai jadwal yang telah dibuat

dan disetujui oleh Manager Marketing.

4. Melaporkan secara tertulis dan meminta persetujuan Manager

Marketing atas penjemputan dana yang telah dilakukan setiap hari.

c. Marketing Lending

Tugas dan tanggung jawab Marketing Lending antara lain :

1. Mencari peluang-peluang nasabah yang potensial sebagai perolehan

sumber dana maupun alokasi dana pembiayaan.

2. Melakukan pendekatan dengan nsabah yang potensial.

3. Menjaga dan membina hubungan baik dengan nasabah.

4. Memproses pengajuan pembiayaan dari calon debitur meliputi

pemeriksaan kelengakapan data survei lapangan, analisa pembiayaan,

serta persetujuan pembiayaan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

d. Legal dan Administrasi Pembiayaan

Tugas dan Tanggung jawab Legal dan Administrasi antara lain :

1. Memeriksa kelengakapan dan keabsahan dokumen atas pembiayaan

yang telah disetujui.

2. Menyimpan berkas-berkas akad dan pengikatan jaminan terhadap

pembiayaan yang telah direalisir.

(49)

40

e. Operasional

Tugas dan tanggung jawab Operasional antara lain :

1. Mengotoritas slip-slip transaksi dari kasir dan semua bagian yang

menghimpun data.

2. Memeriksa kelengkapan bukti-bukti mutasi pembukuan dan kebenaran

pencatatan transaksi atau tiket dari masing-masing bagian.

3. Membuat rekapitulasi harian operasional.

f. Teller

Tugas dan tanggung jawab Teller antara lain :

1. Memberi pelayanan penarikan dan penyetoran uang, cekataubliyet

giro dari nasabah kepada bank secara tepat, cermat, lancar dan ramah.

2. Bersama-sama Manager Operasional membuka pintu khasanah.

3. Meminta cash teller dari Manager Operasional setiap hari.

g. Customer Service

Tugas dan tanggung jawab Customer Service antara lain :

1. Melayani setiap tamu atau nasabah yang bermaksud bertemu dengan

staf atau pegawai secara baik dan Islam.

2. Memberikan keterangan yang dibutuhkan oleh tamu atau nasabah

mengenai produk-produk maupun sistem kerja bank syari’ah.

3. Membantu calon nasabah atau debitur dalam melengkapi

(50)

41

h. Office Boy

Tugas dan tanggung jawab Office Boy antara lain adalah :

1. Memberikan dukungan kepada semua pegawai yang memerlukan

sesuatu untuk menjamin kelancaran tugas dan pekerjaannya.

2. Memeriksa sarana kantor menjelang tutup kantor.

3. Merapikan berkas-berkas yang berantakan dan mengembalikan pada

tempatnya.

B.Penyajian Data

1. Modal dalam Pembiayaan Mudharabah.

Syarat modal dalam pembiayaan mudharabah yaitu modal tersebut

harus diketahui jumlah dan jenisnya. Modal bisa berbentuk uang atau

barang. Apabila modal berbentuk barang maka harus ditentukan nominalnya

di awal akad. Misalkan, “mesin foto copi seharga Rp.5 juta, maka nasabah

harus mengembalikan modal pokok sesuai dengan harga mesin foto copi

yaitu Rp. 5 juta meskipun suatu saat harga mesin foto copi naik“2.

Sasaran Modal diberikan kepada Mudharib yang sudah memenuhi

syarat dan cakap hukum, berpengalaman minimal satu tahun dalam dunia

usaha, dan usahanya tidak berada dalam daftar kredit macet di suatu bank.

22

Hasil wawancara dengan Bpk.Heru Setyawan, Kamis, 29 Oktober 2015, Pukul 09.00 WIB, di Kantor PT. BPR Syari’ah Lantabur Tebuireng, Jl. Ahmad Yani, Ruko Citra Niaga Blok.E-11, Jombang.

(51)

42

Memiliki karyawan minimal 19 karyawan dan operasional usaha lancar atau

produktif.

Modal yang disetor sepenuhnya menjadi tanggung jawab bank

syari’ah (Shahibul Maal). Jika terjadi kerugian, maka sepenuhnya

ditanggung oleh bank syari’ah. Sebaliknya, apabila kerugian diakibatkan

karena kelalaian, menyalahi akad, atau aturan lainnya secara disengaja,

maka pihak nasabah yang bertanggung jawab atas modal yang diberikan

oleh bank syari’ah. Oleh karena itu, ketika melakukan akad, nasabah harus

memenuhi jaminan atau anggunan baik fisik maupun non fisik.

Modal harus diketahui jumlah dan jenisnya dikarenakan agar tidak

terjadi sengketa ketika pembagian modal. Selain itu agar mudah dalam

penghitungan baik ketika bagi hasil maupun ketika nasabah mengembalikan

modal pokok mudharabah.

Modal juga harus diketahui jumlah dan jenisnya waktu

melaksanakan akad atau transaksi. Pihak bank tidak boleh merubah akad

ketika proses berjalannya usaha nasabah, kecuali sebelumnya ada

kesepakatan di awal akad. Untuk itu, semuanya harus benar-benar

ditentukan di awal akad atau transaksi.

Modal juga harus diketahui jumlah dan jenisnya saat di lokasi Bank

BPR Syari’ah Lantabur Tebuireng, yang mana modal tersebut dicairkan dan

diberikan oleh pihak administrasi.

Strategi Modal yang diberikan dapat berbentuk uang atau barang

(52)

43

oleh pihak bank syari’ah, semisal : 5C yaitu harakter (Karakter), Capacity

(Kemampuan), Capital (Modal), Colleteral (Jaminan), Condition (Kondisi).

sehingga nasabah benar-benar layak untuk mendapatkan pembiayaan.

Apabila nasabah membutuhkan barang untuk kebutuhan usahanya maka pihak

bank syari’ah mencarikan barang tersebut dengan taksiran harga yang jelas.

Modal yang diberikan dapat berupa uang atau barang yang memiliki

nilai sama. Apabila Modal berbentuk uang, maka diberikan secara tunai dan

jika modal berupa barang, maka diberikan berupa barang yang telah

ditentukan taksiran harganya dan dinilai pada waktu akad. Contoh ; pihak

nasabah membutuhkan alat atau barang berupa mesin produksi, maka mesin

produksi tersebut harus ditaksirkan harganya, agar semuanya transparan dan

jelas serta mudah dalam proses transaksinya3.

Sasaran modal berupa uang atau barang adalah nasabah yang

membutuhkan modal berupa barang atau mesin semisal mesin foto copi,

maka mesin tersebut harus dinominalkan pada waktu akad. Apabila harga

mesin foto copi Rp. 6 juta, maka pengembaliannya juga Rp. 6 juta meskipun

suatu saat haraga barang naik, maka pengembalian modal tetap memakai

acuan pada kesepakatan awal.

Kedua belah pihak harus berani bertanggung jawab atau

menanggung resiko atas akad mudharabah mengingat konsekuensi dari

prinsip Taraddin Minkum (sama-sama rela). Bank syari’ah rela

3

Hasil wawancara dengan Bpk.Heru Setyawan, Sabtu, 31 Oktober 2015, Pukul 09.00 WIB, di Kantor PT. BPR Syari’ah Lantabur Tebuireng, Jl. Ahmad Yani, Ruko Citra Niaga Blok.E-11, Jombang.

(53)

44

mengkontribusikan dananya untuk memenuhi kebutuhan nasabah, baik

berupa uang atau bersedia mencarikan barang yag dibutuhkan untuk usaha

nasabah, sedangkan pelaksana usaha setuju untuk mengkontribusikan

tenaga, pikiran dan potensi berwirausaha demi mengembangkan usahanya.

Nasabah bersedia menjalankan usaha dengan baik dan jujur tidak

menyelewengkan keuntungan usaha serta mengembalikan modal sesuai

waktu jatuh tempo.

Modal yang diberikan berupa uang atau barang yang nilainya sama

dikarenakan Pembiayaan Mudharabah merupakan pembiayaan modal kerja,

bisa berupa uang atau barang menyesuaikan kebutuhan usaha nasabah.

Apabila berbentuk barang, maka harus sama nilainya bila dinominalkan

ditentukan di awal akad agar tidak terjadi kerancuan bila sewaktu-waktu

harga pokok barang naik. Disamping itu, agar tidak ada unsur gharar

(ketidak pastian), masyir (penipuan) dan riba dan keseluruhannnya harus

ditentukan saat kontrak.

Modal yang diberikan berupa uang atau barang harus diketahui dan

ditentukan nilainya ketika melakukan akad dan tidak dapat ditoleransi

kecuali terjadi kesepakatan-kesepakatan saat melakukan akad. Ketika

prosedur sudah dipenuhi dan nasabah layak untuk diberikan pembiayaan

modal kerja, maka sudah menjadi kesepakatan bahwa modal berupa uang

atau barang harus diberikan kepada Mudharib sesuai tujuan atau

Gambar

Gambar 1.3 Struktur Organisasi ..........................................................................
Gambar 1.1 Kajian Mekanisme Akad Mudharabah
Gambar 1.2 : Alur Penelitian Mudharabah
Tabel I
+2

Referensi

Dokumen terkait

 Strength : - memeriahkan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia kepada anak-anak, pemuda, dan warga dusun Butoh kidul. - Hadiah dan penghargaan yang diberikan diharapkan

Jaringan penguat terdiri atas sel-sel yang tergabung membentuk serat atau serabut. dan

perusahaan melalui laporan akhir ini dengan menggunakan judul “Analisis Tingkat Kepuasan Kerja Karyawan Di Lingkungan Kerja PDAM Tirta Musi Unit Pelayanan KM.. 1.2

Faktor Pendukung dan Penghambat dalam Pelaksanaan Pembelajaran Fikih melalui PSPI (Pembiasaan Sosial Praktik Ibadah) di MTsNegeri 1 Kudus Tahun Pelajaran 2015/2016. Dalam

Fitur aplikasi yang terdapat dalam aplikasi Kabusaki ini adalah menu pencarian yang di dalamnya terdapat berbagai tombol yang dapat digunakan untuk mencari informasi

Model quantum learning menghasilkan keterampilan pemecahan masalah matematika yang lebih baik dibandingkan metode konvensional pada siswa MA kelas XI IPS semester genap

[r]

Aplikasi pembuatan situs gallery lukisan menggunakan XML, PHP dan MySQL, Noteped untuk mengetik perintah XML dan PHP, phpmyadmin untuk penulisan database, Mozilla Firefox