• Tidak ada hasil yang ditemukan

Optimalisasi Implementasi Pembelajaran Anak Usia Dini Melalui Permainan Tradisional Berbasis Pendidikan Membangun Karakter

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Optimalisasi Implementasi Pembelajaran Anak Usia Dini Melalui Permainan Tradisional Berbasis Pendidikan Membangun Karakter"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

D.2.2.

ilS PRASETYO

W"

llmu

Pendidikan

D

r

0

Ir

t

ll

/

(2)

ao

N o\N lr)aa ta) <-

F-aq

O rn

oo aoo\

a

J< '6.

a

C) $ o

z

-= !

=

:5 < ()

a

o

z

a

)

+< 'r<

z

a-i1

E.-!w2 +:n() F,{ -7

=._

=? t< bo tr. L

|t

-t-.i U) J4 crd (d g l<

fi

k:{

a

,14 = = (t< JI 0)g a ! () p< ,l

botr

oa

rY'\ :=

t-j

HV

cg|/) € c!3

Cd C)

j4F

€o

€s

ctr

OE 6.,_ b0 H.o

H.g

bo4

H*

_6=

CF 0)tr boH od 'r: v) c3 -vt< 0) ca .o

c

C) Ai ') '=1

)

a

4 L-.i

a

oo .J 3! a

a

.C, () H tr tr

)

bo b0 i)

v

li o

c

)

v

o

a

JI 0)

cS .v 63

t!

aO cd q d ,ts

o

&

! ti C6 t-1 C) )4 o lli .J b0 (€ -o ts () bo O lJ< cd

a

e4 (g L C) M tr cd g o L

)

a

o >' o d g cf)

z

c

J{ "o .o 0) pr a JI() tr (c (s cO -\4

o 0<

)

tr bo (B F O b0 C) o< U) J'4 d j4 bo $i ()

g

H C\3 ts a4

c

c)

a

e

>' O

c

JI .o og C) V (s b0 cd -c) F .o -v o 0r a .c) tr Hi }4 bo o

a

F E

g

F

o<

J

t< (-) J{ 6l

c

!j C)

z

.o cd $< ')

z

E d c)

)

H d b0 -1 Gl -o F q) b0 o

z

a4 6 o U) )cd bo cd()

F0.

Ecc

*v

O 6l t< C)

s

C) Or ,v b0

\

q') ._1 \) q

q

\) .a U

\

a_ C) O

z

j1 cd b0 b0 () cg bo o (d !

'a

a) .o !

-=

:

cd |< b0

z

:J

=

:

s, sJ U 4 qJ lt Cd J' bo bo C)

z

a (n t<

'a

(-) a

a

= = ^>vi Z{-ct) 4) (t o t< t-\ cd a

H

J1 C) v) bo (d q.) b0 (.) -:l =

n-v

'c)

-vtr

Cv)

F$

E. <duli

63'H .Y

6-E

trdtr

6.9<

O.ad

'|d (t)

'='o

bo

X4 ci ci

S -$< cg

(3)

OP

TIMAI,ISASI IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN

ANAK

[,i,

Oiili

*U;"^"OI

PERNIAINAN TRADISIONAL

BERBASIS

"*;

$$

ixaN

nanMe^i:rti,ffil"Kr

ER

B AN G s A AN

r

i

Oieh:

Iis PrasetYo,

MM

ahuluan

B angsa Indonesia telah menikm"tl

k:t"oq"k"""

ltyl"*:":.tj:::::

,.

.;;ui:

;;;;i;""*;

taat ini masih banvak warga rnasvarakat vang

:::1ami korban penirrEu*u" dan penjajahan dari saudaranya sendiri yang ,=..ktb

;ilr.

?*la*r.uerdayaan, baik

itu

secaf,

a intelektual

maupun

:.-,,,ri.

Kerrriskinan dan kelodohan menjadi fenomena biasa

ci

negeri

rc

mp si

kolusi

eannepotisme menj adi budaya,

y*?,

11111

:::::.Y

:::elembagadimas.varakat'Feiemb"Y"Tpraktek-praktek.kecurangan

:.. ah menyebabkan kekalnya kegiatan ini di ma-y'1?\11

lt:Tf::T:i

:;

ilffi'ffi;,;;r.

p"".e"r.t"n

hukum vang tidak.berpihak

pada

s-. arakat lemah menambah suramnya masa depan keadilan_

di negeri ini.

h;; ffi;tilt

sosial dan

lingkungan'

yang ditandai maraknva :ran pesta aun n

rru-tt**

kaum muda {1n etcsn}31ii:]

*:*::*:i::T

;;;JC**',;;;

;ilerhatikan

efek negatifnya, menrpakan gej ala : :enomena yang ada di haiapan kita yang tenfu saja tidak sesuai dengan

.-;ita

para pejuang dan pendiri bangsa

ini'

-1-^r

+^--j*i--

*o-iorii

- w i tt1

Pcc

P;";ill,

i

".uru

tid

J

sadar

masyarakat tergiring menj adi

llusia

robof ,. Pada saat yang bersamaan muncul sifat serakah, keinginan

:

pintas dalam

*"*."*tft":"

p""ou1un hidup' kurang sensitif terhadap

..p"t

masyarakat lain yang sedang menderita' dan sebagainya' Semua

rarena terdorong

t""t

"i"tft

dampak pembangunan.

terfokT

11-1:

:;mbuhan ekonomi yang dipatok

tinggi,

yang pada gilrrannya menuJu

rahbudayutotr**"'i"**''Cupkaya-miskinmenjadisangatlebar'

(4)

Ketidakpuasan tirnbul di mana-mana.

Krisis

ekonomi menjalar cepat pada

krisis

politik.

Dari

sisi sosiologi pembangunan, meminjam thesis Rostow

yang menekankan pada pendekatan prasyarat pembangunan sehingga

muncul

lima

tahap pembangunan

itu,

sangat

jelas

bila

dipakai

untuk

memahami fenomena yang tidak berjalan sebagaimana mestinya itu. Jadi

lengkap sudah. Dari kacamata

ini,

tidak terlalu keliru bila kerusuhan yang berujung pada gejala disintegrasi bangsa akhirnya bersumber dari lemahnl'a pendidikan dalam membentuk karakter bangsa (Sahid, 2000).

Sebenarnya apa yang telah terjadi dengan masyarakat Indonesia yang dikenal seb agai masyarakat

kolektif

dengan si stem kekeluargaan yang kuat'T

Apakah semua

itu

telah hilang begitu saja, ataukah memang tidak pernah ada dan hanya angan-angan dan cita-cita para pendiri bangsa ini? Kemudian apakah peran pendidikan yang selama bertahun-tahun telah dilaksanakan

di negeri ini?

Sangat nyata

di

mata

kita,

bahwa

pendidikan

sepertinya tidak memberikan

efek

positif

terhadap perbaikan

perilaku

bangsa

ini,

west oriented pada dunia pendidikan membuat bangsa

ini

telah kehilangan

jati

dirinya

sebagai bangsa

yang kaya

akan khasanah dan

nilai-nilai

luhur

kemanusiaan. Pendidikan agama, pendidikan pancasila, bahkan P4 yang

pada masa orde

baru

dipandang sebagai senjata ampuh

tidak

mampu membuat bangsa ini berbudi pekerti baik dan membawa bangsa

ini

kearah yang lebih baik terutama dalam pembentukan karakter

Beberapa fenomena

di

atas

dapat

dijawab oleh

rekonstruksi

pendidikan dimulai dari pendidikan pra sekolah sampai pendidikan tinggi

secara formal dan penguatan kapasitas pendidikan non formal dan informal

di masyarakat. Dari banyak literature disebutkan bahwa perilaku masyarakat sangat ditentukan oleh

tingkat

pendidikannya, namun

dibalik

fenomena peristiwa yang diduga kuat merupakan rancangan dari aktor elit politik yang

didukung dengan dana yang cukup, teori keterkaitan perilaku masyarakat dengan tingkat pendidikan menjadi

tidak

sepenuhnya berlaku. Yang bisa

dijadikan

instrument

untuk

menjelaskannya adalah peranan pendidikan dalam membangun karakter bangsa. Selama ini pendidikan tidak diletakkan sebagai investasi strategis sehingga biaya pendidikan selalu dibuat minim,

dan bahkan

ketika

dalam

undang-undang

telah

menetapkan anggaran

94

rc:didikan

sebanyak 20ot'o. t

:r-

aksana secara penuh. Kons, lergembangan

nilainilai

dalar :erbasis anti korupsi.

Fermainan

Tradisional

Kajian tentang permai

:eium

sangat berkembang. ta crlangan

ilmuwan

terhadaP

f

::ientu.

Namun demikian pert

:enerintah melalui Balai ka-i

ii

::

oawah naungan Departemel

::iah

dilakukan oleh para ah-i

::oses-proses perubahan ]'acl

:-hadap

berbagai

jenis

pen:

" ang ditemukan menj adi pec.1'

:adisional

dari

kehidupan a :elevisi ke daerah pedesaan. D :an tidak membutuhkan tenag

:elevisi secara langsung men

ietimbang berbagai permah;

nenarik

dan menyenangkan L

F aktor-faktor 1 ain yacl

:ada semakin jarangnya perm:

:ri salnya adalah: lahan b erm ai

sama sekali, terutama di daerai

:ansportasi antara desa denga

suka pergi bekerja di kota. sel nementaskan permainan trac

Pemainantadisiona-tidak dapat dianggap remeh yang

tidak kecil

terhadap pc

social anak

di

kemudian ha:
(5)

::drkan

sebanyak 20o/o, namun kenyataanny^ masitr

belum

dapat .-<sana secara penuh. Konsekuensinya, dampak negatifpada lambatnya

:

:ernbangan nilai-nilai dalam membangun karakter bangsa terutama yang

r!:sis

anti korupsi.

nmainan

Tradisional

Kajian tentang permainan tradisional anak

di

Indonesia umumnya

*n

sangat berkembang, tapi terlihat pe*ratian yang cukup besar dari

::gan

ilmuwan terhadap fenomena budaya

ini,

kecuali dari kalangan

::lu.

Namun demikian perhatian yang cukup serius telah diberikan oleh -erintah melalui Balai kajian Sejarah dan

Nilai

Tradisional yang berada

fr. : :rvah naungan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Beberapa studi

.,:r

dilakukan oleh para ahli, bahkan diantaranya berusaha mengetahui

, ses-proses perubahan yang

terjadi

dalam masyarakat dan dampaknya

::.adap berbagai

jenis

permainan tradisional

di

Jawa. Salah satu faktor

-

g ditemukan menjadi penyebab semakin surutnya permainan anak-anak

.:lsional

dari

kehidupan anak-anak

di

Jawa adalah masuknya pesawat

.er isi ke daerah pedesaan. Dengan berb agatayanganacarayang menarik

.-

tidak rnembutuhkan tenaga untuk menikmarinya, tontonan dari pesawat

evisi secara langsung menjadi

hal

yang

lebih

disukai

oleh

anak-anak

k::imbang berbagai permainan anak-anak yang memang

tidak

semuanya

m.*rarik dan menyenangkan untuk dimainkan.

Faktor-faktor lain yang juga dianggap telah mernberikan sumbangan pac a semakin j arangnya p ermainan tradisional anak- anak di Jawa dimainkan c:r salnya adalah: lahan bermain anak yang semakin mengecil, bahkan hilang

s-ra

sekali, terutama di daerah-daerah perkotaan, dan meningkatnya kualitas

r:nsportasi

antarudesa dengan kota, yang membuat anak-anak remaja lebih

s;ra

pergi bekerja di kota, sehingga desa tidak banyak lagi anak-anak yang

r:. ementaskan permainan tradisional anak.

Pemainan kadisional anak merupakan unsur-unsur kebud ayaan yffirg

:;ak

dapat dianggap remeh, karena permainan

ini

memberikan pengaruh

y

"ng

tidak kecil

terhadap perkembangan kejiwaan, sifat, dan kehidupan

>..cial anak

di

kemudian

hari.

Selain

itu,

permainan anak-anak

ini

juga

;: anggap sebagai s alah satu unsur kebudayaan yang memb eri c iri atau warna

(6)

khas tertentu pada suatu kebudayaan. Oleh karena itu permainan tradisional

anak-anakjuga dapat dianggap sebagai asset budaya, sebagai modal bagi

suatu masy arakat untuk mempertahankan keberadaannya dan identitasnya di tangah kumpul an masyaraka t y ang I ain ( Sukirm an, 200 4).

Jika diperhatikan perubahan-perub ahan yangterjadi pada fenomena permainan tradisional anak

di

Jawa, dan mungkin juga

di

Indonesiapada

umufirnya, kita melihat paling tidak tiga pola perubahan, yakni: a) menurunya popularitas jenis-jenis permainan tradisional tertentu danb) munculnyajenis-jenis permainan anak tertentu, dan c) masuknya jenis-jenis permainan baru

yang modern (Sukirm an, 2004).

Karakter

dan Pembangunan

I(arakter

Disiplin

diri merupakan hal penting dalam setiap upaya membangun

dan

membentuk

karakter

seseorang. Sebuah

organisasi, dan

sebuah masyarakat bangsa. Sebab dalam hubungannya dengan seseorang- karakter mengandung pengertian (1) suatu kualitas positif yang

dimiliki

seseorang-sehinggamembuatnyamenarik dan atraktif; (2) reputasi seseorang; dan (3)

seseorang yang unusual atau

memiliki

kepribadian yang eksentrik.

Akar

kata "karakter"

dapat

dilacak dari

kata

Latin

"kharaktet''.

"kharassein",

dan

"kharax",

yang

maknanya

"tools for marking",

"to

engrave", dan "pointed stake". Kata ini mulai banyak digunakan (kembali) dalam bahasa Prancis "caractere" pada abad ke-14 dan kemudian masuk

dalam bahasa Inggris menjadi "character", sebelum akhirnya menjadi bahasa

Indonesia

"karakter".

Dalam Kamus Poerwadarminta, karakter diartikan sebagai tabiat; watak; sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau

budi

pekerti yang membedakan seseorang daripada yang lain.

Dengan pengertian

di

atas dapat dikatakan bahwa membangun

karakter (character

building)

adalah proses mengukir atau memahat

jiwa

sedemikian rupa, sehingga "berbentuk"

unik,

menarik, dan berbeda atau

dapat dibedakan dengan orang iain. trbarat sebuah huruf dalam alfabet yang

tak pernah sama antara yang satu dengan yang

lain,

demikianlah

orang-orang yang berkarakter dapat dibedakan satu dengan yang lainnya (tennasuk dengan yang tidak/belum berkarakter atau "berkarakter" tercela).

Tentang proses pernbe

:ama besar: Helen

Keller

(18

:uta

dan

tuli

di

usia

19 buli :unbinganAnnie Sullivan (y

a

:!erasi akhirnya dapat melihe

:rta-tuli

pertama yang lulus

-904-

pernah berkata, "Cht

i)nly through experience of

tn

',ision cleared, ambition inspt

Kalimat itu

boleh jad ::upirasional. Lewat pequar.l :andingannya, ia kemudian n sej arah Amerika yang mendap i

lan

internasional

atas pres

-,rrw.hki.org).

Helen

Keller

Dan sejarah hidupnya

meniE

sarakter

ifu

memerlukan Cis:

seketika atau instant.

Dipa'luji

:roral

choice (keputusan rnc

sehingga menjadi praksis.

ref

rnfuk

membuat semua

iru

r

',r,atak atau tabiat seseorans {-.

Apakah

faktor

gene::

nembentuk karakter

si

a:al

kebebasan

manusia

(ikht:a:

berkeyakinan, satu pertiga pe

genetik dan duapertiga yar:g la E. Fromm tidak menyakinj

:

tahun, dan kenyataan sela:'1,':: perubahan. Namun kita karar a

yang menghalangi lldn garu-t

I,

dan tidak pula mendengar seon

pendidikan atau pengaj aran-

C

diinginkan anaknya atas kebe*
(7)

Tentang proses pembentukkan karakter

ini

dapat disebutkan sebuah

;:-:

besar: Helen

Keller

(1s80-1968). wanita luar biasa

ini

-ia

menjadi

t',,,

dan

tuli

di

usia

19 bulan, namun berkat bantuan keluarganya dan

ri::inganAnnie

Sullivan (yang juga buta dan setelah melewati serangkaian

:'=:asi akhimya dapat melihat secara terbatas) kemudian menjadi manusia

h'*:,-ruli

pertama yang

lulus

cum laude

dari Radcliffe

college di

tahun

1

:

4-

pemah berkata, "Character cannot be develop

in

ease and quite. "*. " through experience of

trial

and suffering can the soul be strengthened,

,

:n

cleared, ambition inspired, and success achieved.

"

Kalimat

itu

boleh jadi

merangkum sejarah hidupnya yang sangat

s::asional.

Lewat perj'uangan paryang dan ketekunan yang

sulit

dicari

:ingannya, ia kemudian menjadi salah seorang pahlawan besar dalam

,:ah Amerika yang mendapatkan berbagai penghargaan di tingkat nasional

:

internasional

atas

prestasi dan pengabdiannya

(lihat

homepage

n.,i'.hki.org). Helen

Keller

adalah model manusia berkarakter (terpuji).

':3:ika atau instant. Diperlukan refleksi mendalam untuk membuat rentetan

-:ai

choice (keputusan

moral)

dan

ditindaklanjuti

dengan aksi nyata --rgga menjadi praksis, refleksi, dan praktik. Diperlukan sejumlah waktu

:::k

membuat semua

itu

menjadi custom (kebiasaan) dan membentuk

,:ak atau tabiat seseorang (Andrias, 2006).

Apakah

faktor

genetik

ini

mempunyai pengaruh yang dominan

enbentuk karakter

si

anak

,

dan bagaimana

pula

hubungan dengan

::ebasan manusia

(ikhtiar)

dalam

membangun

karakternya?

Cattel

:keyakinan, satu pertiga perubahan kepribadian dipengaruhi oleh faktor

g;:etik

dan duapertigayang lain dipengaruhi oleh faklor lingkungan. Namun

E

Fromm tidak menyakini bahwa karakter akan statis dirnasa usia lima

ffi::n,

dan kenyataan selanjutnya bahwa karakter manusia bisa mengalami prubahan. Namun kita katakan bahwa faktor genetik bukanlah sebuah faktor r

::g

menghalangi p.:ngerul'r pendidikan. Oleh karenar:ya, kita tidr!: melihai

c'r

tidak pula mendengar seorang ibu melarang anaknya untuk mendapatkan re'-rdidikan atau pengajaran, dia akan mempermasalahkan terhadap apa yang

cjtgukan

anaknya atas keberhasilan, bahwasannya pasti tidak akan tercapai,
(8)

dikarenakan

ia

beranggapan

bahwa

si

anak terah

terwarisi sifat

dan

akhl aknya. Jadi, sel ain

falto.

genetik

s eb agai faktor yang

r"**,#r, :lrl

terdap at faktor rainn y a y an gs angat b eke{ a aktif pada

aii

n uir.,.i

a,

diantar a yang terpenting adal ah : pendidikan, kondi

si ke \uar

gat,;;;y*rk",

ekonomi,

budaya, makanar, ucala.

iklim

dan sebaguinya. Dari faktor_faktor tersebut

dapat disi;igkai denga": rebuah kata, yaito:lingkungan

(Abu,

2007).

l{ilai-Nilai Karakter

Tinggi dalam Character

Building

Berikut

ini

adalah beberapa

nilai-niai

yang

dika;gorikan

sebagai

High Character dalam_upaya membangun karakter (Kenneth,

2005):

1.

SEEKING

WISDOM:

Ethlcil or

high_choro'"tn, people

courqgeously seek something greater than

iitnhig"n."

or lcnowledge (knowing what is); thny

,rniirrdom

(cnowing

irrot

t,

right

or

true)-2'

FIDELITy:

High-character peopre

)ourognzuri

,ir""

to be what

they say they are.

tllncUru:

HrSh-.clyracter people do whqt they soy they

will

do.

C O

M

PA S S I O

N

F,O

R

O

f

n-g n S

:

H i g h _ c h a r o

" t "1,, -

pi ulo p

rc

o,

"

compelled

by

wisdom,

fidelity

and iniegrity

to

extend unmerited

kindness to others as an act of the

wiil.

H'NESW:

High-character peopre speak

the truth with compassion.

JUSTICE: High-character people

iphold

truth,

"*porn

"iro,

ona

correct wrongs. A c

',(,NTABILIW:

Hi gh-character pe op re s crutinize thems erves

and welcome the scrutiny of others,

RESPECT: High-character peopre treat others as they

wourdwant

to be treated.

PR'MISE-KEE.ING

&

TR^,T^,RTHINESS:

High-character

people do not break their word with others.

EXCELLEN'E:

High-character

peopre

strive to

be

their

best lcnowing that this enables them to

io

tieir

best

every;r;

"'

SERI/ING-LEADERSHI.

:

High_character people sacrffice

themselves

for

those they lead.

3. 4.

5. 6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

WIW:

High-chara

foster oneness amont promise, mission or 1 13. FORGIVENESS; Bec

ofhigh

character an

others, unmerited acr

]4.

HONOMNG AUTH

boundaries

for

beha

the

authority of

tha

boundaries.

15.

LIBERW:

High-chat

fulfilling

their person

]6.

LEARNING

&

ME\-.

wisdom-seekers and t

17. STEWARDSHIP,.

H

eventually reap v,hat

]8.

SEEKING

CO(A'SE,

particularly

when cor,

confusion betwe en n^,.

Pendidikan

Membangun

Permainan

Tladisional

Model

phrdidlkan

un

masa perkembangan mereka v media transfer pengetahuan.

produk instant yang dapat la tersebut diberikan. pendi<iik:

panjang yang harus dimuajr dirasakan setelah anak-anak rr

pondasi karakter anti korupsi

sebuah metode agar dapat d.:ii

Pendidikan anti

korun

(9)

.LNIY:High-characterpeopte'::::"'klTii,;;':1";::':"L*Y"

loster

oneness among others who are o

,io^rtu,

mission or

purpose'

.,

ev are

farfrom

perfect, people

":i:jjl,:*;:.::::T:;?:t\:;':;:;:;ii'i'""aiecerierr'm

:,;;;7t:,

unmerited acceptance'

"

,nle

al€

imperfect'

requiri.ng

"ilh#!cri";f:,y;T:l;:i:;f

the

authoritY

of

those

who are

ch

",tiiii,t':rx":r'n11,!u

boundaries.

-

)resetne their

public

rights

by

.

t|iiiff

t'

High-character

peop.l,e. I'

,',u!i{n;,i,#ti';:;;;';;r'";Wi::haracterpeoptearetiretong

,',,ffi;;*;;;,1:';:;x";:i:::'7i;"u,"

tive

as

if

'lhev

witt

,,r;!r*P"'"$#,!:;:?;;^;iaracterpeopteseek.'lisecounset

p a r ti c u I ar lv

-i

ilZ

"f*);i''

a

*

i t

lt'*i')"'

n

i'

c a

u s e t e n s i o n a n d / o

r

confusion

"*Z''"

#""o''

*o'u

character ethics'

Dendidikan

Membangun

Karakter

Bangsa

Anti

Korupsi

Melalui

t'ltut"u"

T:l]*'Hl"

untuk anak usia

dini

harus disesuaikan dengan Model Pendt

:. .i s a perkemb

"n""

Iti'"u;;

;'

ry"n

ai""t*"si

ol eh'perm ainan seb agat

-::diatransrern.#;;;n::yl#,n*:*H:':":ll.'',ffi!T

;**;*gJff

-r:l'.*;l':;:'={;eontu'utterl;lrnakanproses

-:nianB

vu"g

t'u*Jl'*t"ii'"*

liti'?"a"

anak-'anak dan

baru

akan

-', a, akan s etel

ah''* ;;k

t"'Lb"t

*,;|

:,"n

*1

"Htr

inTffin

,

ii*i*l**#il

ffl"J.lfi*;T

ffi'd ^""'r',

vL

p endi dikan anti korup sl

u.,fot"'

p? a u p t ne

tT:

il ffi.t

:ff

'"X'-1

*il'Jll|*ifl

1#3,*',';'tr:']1'-'"::1f

'Ifr

,-;H;'Jiorar,,n*a'd&'

Optimolisosi lmplementosi Pambalo'ioron

(10)

punishmenl untuk menjaga terwujudnya hasil pendidikan. Hasil pendidikan baru muncul kalau

faktor

di

luar

diri

individu

/

masyarak

at

yangberupa penegakan hukum dilaksanakan secara konsisten.

Alaian

kenapa demikian karena ada level kepatuhan pada hukum (norma) yang salah satunya adalah

kepatuhan karena takut clihukum (Ancok, 2006i.

Pendidikan

ci

masa dalam kandungan cilrakukan

dengan membiasakan si ibu yang mengandung untuk membaca ayat-ayatsuci

Al-Quran dengan memahami makna keb es aran Tuhan dan larangan Tuhan pada

perilaku yang merugikan orang lain termasuk salah satunyaidalah korupsi.

Pendekatan

ini

merupakan sarah satu pendekatan informal dalam keluarga yang membekali anak-anak dengan dasar agam

a

yang memadai

sebagal

penangkal perilaku merugikan orang lain.

Keberhasilan pendidikan anti korupsi terwujud secara optimal biia

pendidikan bisa menimbulkan

kesadaran pada kepatuhan

pada

level

internalisasi (internalization). proses internalisasi baru akan

muncul bila

ada pemahaman dari fungsi sebuah norrna bahwa itu baik untuk

diri

sendiri bukan dikarenakan takut pada hukum Tuhan (takut berdosa atas perbuatan korupsi, takut mendapat azab). pendidikan

Anti

Korupsi

pada das amya adalah pendidikan karakter yang harus

dimulai

dari pendidikan

di

masa

bayi

masih dalam kandungan (perinatal) sampai ke^usia dewasa

lanjut

(Ancok, 2006).Namun sebelum mencapai level tersebut di atas,

perlu

adanya

komitmen yang kuat dari para penyelenggara pendidikan anak usia dini

untuk mulai mengimplementasikan pendidikan anti korupsi tersebut.

salah

satu

media yang

sesuai

digunakan dalam

implementasi pendidikan membangun karakter anti

korupsi

adalah

melalui

permainan

tradisional anak yang sudah cukup lama berkembang di negeri ini,

bahkan

permainan-permainan tersebut sarat dengan

nilai-nilai

budaya :

b*gru.

Namun dernikian seiring dengan perkembangan jaman permainan tadisional

ini

semakin lama semakin diiupakan oleh anak-anak terutama di perkotaan

karena sudah semakin banyaknya permainan modern yang berasal dari luar

negeri.

Rekonstruksi berbagai jenis permainan tradisional agar lebih layak

digunakan sebagai media belajar perlu

dilakukan

agar terJandar muatan

substansi yang terkandung dalam permainan tersebut.

Di

Derah Istimewa

100

1-.. gyakarta terdapat kel om1

:<rmain dan bemyanyi atau

'rn

adu ketangkasan. Ketig; :":ngsi masing-masing yang

secagai media menumbuhka

:d

terhadap anak-anak. Bet ,san melatih anak-anak unA :en:saha untuk tidak berbue -nin dan kekalahan sendiri. :

Penggunaanpermair :.:ntuk menanamkan prinsipr

-'uga dapat berperan dalam

r

legeri ini.

.{ncok Jamaludin, 2006. Pen

Pelatihan Manajerce pada

PHKA2

tahun Andrias Harefa, 2006,

\{em

Abu

Aqilah,

2007,

Falror

Gt Islam Blog pada \\-o:

Joseph Doty, 2006, Sport Br

VoiumeVII,

\o

3. -tr

Keneth, J. Blackwell, 2005.

:

Character, The Ohic (

Sahid Susanto, 2000,

\fenl

Cyber

Medi4

7 -\fa:r
(11)

Lr

qr

rb

tfr

'trlulakarta terdapat kelompok jenis permainan tradisional yang meliputi: nm.ain dan bernyanyi atau berdialog, bermain dan olah

pikir,

dan bermain

um. adu ketangkasan. Ketiga kategori permainan ini

memiliki

manfaat dan

tu:gi

masing-masing yang akan sangat baik

jika

dapat diimplementasikan

:mnngai media menumbuhkan sikap anti kecurangan yang ditanamkan sejak um terhadap anak-anak. Beberapa pelmainan yang bersifat adu ketangkasan

,ur

rr

melatih anak-anak rrntuk lebih sportif, mengakui kelebihan ofang lain,

:r,r.rsaha untuk tidak berbuat curang dan mau menerima kemenangan orang

m.:r dan kekalahan sendiri, serta bijaksana ketika menjadi pemenang.

Penggunaan permainan tradisional ini diharapkan tidak hanya tujuan ruruk menanamkan prinsip-prinsip anti kecurangan pada anak-anak, tetapi

,qga dapat berperan dalam melestarikan permainan tradisional yang ada di

mgeri ini.

Daftar

Pustaka

.{ncok Jamaludin, 2006, Pendidikan Anti Korupsi Makalah disajikan dalam Pelatihan Manajemen Jurusan Pendidikan Luar Sekolah FIP

Ln{Y

pada PHK A2 tahun 2006 Solo 26-29 Juni 2006

-hdrias

Harefa, 2006, Membangun Karakter, pembelaj ar. com

Abu Aqilah ,2007 ,Faktor Genetik Membangun Karakter Manusia, cahaya

Islam Blog pada WordPress.com.

.-oseph Doty, 2006, Sport Buid character, Journal

of college

&

character

Volume

VII,

No 3.

April

2006, United State

Military

Academy' Keneth, J. Blackwell, 2005, Build Character, The Leader's Guide to Building

character, The

ohio

center for

civic

character, wrvrv.ohiospirit.org Sahid Susanto, 2000, MembangUn Karakter Lewat Pendidikan, Kompas

Cyber Media, 7

Muet

2000.

Sukirman, dkk., 2004, Perrnainan Tradisional J aw 4Kepel Press, Yoryakarta'

Optimolisosi lmplamenlosi fumbolojoron Rnok Usio Dini..,. 101

*m

iAilr

tr

nrd"

ryr

d

!flr

iltr|

ffi

fti

iln

qs|-ml

hm

lur

nln

m

ntr

nF

dia

trfii

inr

h

rytrt

ffi

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini menunjukan bahwa rasio keuangan dapat digunakan untuk menilai tingkat kesehatan bank.Mengingat luasnya permasalahan perbankan pada umumnya, maka dalam

Geologi Mineral Logam Untuk Eksplorer Muda.. Yogyakarta : Gadjah Mada

Jawab : Bagi operator tingkat Kanwil Kemenag Propinsi, aplikasi desktop ini berfungsi sebagai aggregator (penggabung) data yang diterima dari setiap

[r]

研究用語 研究用語 研究用語 研究用語 定義 定義 定義

Perkembangan teknologi internet yang cepat dan pesatnya pertumbuhan bahasa pemrograman berbasis web menyebabkan banyak aplikasi yang dibuat untuk dapat berjalan pada

Representasi fungsi transfer dapat ditemukan dengan mengambil Transformasi Laplace seperti yang kita lakukan untuk massa-pegas-peredam atau dari persamaan state-space sebagai

Komitmen untuk meningkatkan upaya pelayanan air minum dan sanitasi terutama kepada masyara- kat yang belum terlayani serta me- ningkatkan praktik higiene melalui kemauan