• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGOLAHAN HASIL TERNAK new

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGOLAHAN HASIL TERNAK new"

Copied!
39
0
0

Teks penuh

(1)

TEKNOLOGI

(2)

PENDAHULUAN

SISTEM PENILAIAN DALAM

PERKULIAHAN:

1.TUGAS /QUIZ : 10% 2.PRAKTIKUM : 15%

3.UTS : 30%

4.UAS : 45%

SISTEM PENILAIAN DALAM

PERKULIAHAN:

1.TUGAS /QUIZ : 10%

2.PRAKTIKUM : 15%

3.UTS : 30%

(3)

DESKRIPSI MATA KULIAH

 Mata kuliah ini mempelajari

tentang teknik prosesing pada berbagai hasil ternak yang meliputi produk

daging, susu, telur dan hasil ikutan ternak sehingga

diharapkan dapat

memberikan kontribusi untuk peningkatan

penganekaragaman bahan pangan dan produktivitas usaha peternakan.

 Mata kuliah ini mempelajari tentang teknik prosesing

pada berbagai hasil ternak yang meliputi produk

daging, susu, telur dan hasil ikutan ternak sehingga

diharapkan dapat

memberikan kontribusi untuk peningkatan

(4)

BAHAN BACAAN

Bacaan Perkuliahan

 1. Nugroho,P. 2008. Agribisnis

Ternak Ruminansia.

Departemen Pendidikan Nasional

 2. Nurmaini. 2001.Pencemaran

Makanan Secara Kimia dan Biologis.Fakultas Kesehatan

 Masyarakat. Universitas

Sumatera Utara

 3. 4. Purnomo, D. Aneka

Olahan Daging Sapi. AgroMedia

 5. Anonimous. 2009.

(5)

 6.Saleh,E. 2004. Dasar

Pengolahan Susu dan Hasil Ikutan Ternak. Program Studi

 Produksi Ternak .Fakultas

Pertanian Universitas Sumatera Utara

 7.Astawan M. W. dan M.

Astawan, 1989. Teknologi Pengolahan Pangan Hewani

Tepat Guna. Akademi Presindo. Jakarta.

 8.Blakely, J. dan D.H. Bade.,

1985. The Science of Animel Husbandry. Four Edition.

Prenticeall, Inc. A Division of Simon and Schuster,

Engzlewood Cliffs, Newjersey 07632. USA.

 9.Buckle, K.A., R. A. Edwards,

(6)

 10.Saleh,E. 2004. Dasar

Pengolahan Susu dan Hasil Ikutan Ternak. Program Studi

 Produksi Ternak .Fakultas

Pertanian Universitas Sumatera Utara

 11.Astawan M. W. dan M.

Astawan, 1989. Teknologi Pengolahan Pangan Hewani

Tepat Guna. Akademi Presindo. Jakarta.

 12.Blakely, J. dan D.H. Bade.,

1985. The Science of Animel Husbandry. Four Edition.

Prenticeall, Inc. A Division of

Simon and Schuster, Engzlewood Cliffs, Newjersey 07632. USA.

 13.Buckle, K.A., R. A. Edwards,

(7)

 14.Cross, H.R and A.J.

Overby., 1988. Meat Science, Milk Science and Technology. Elsevier Science Publishers B.V. Amsterdam-Oxford-New York-Tokyo.

 15.Ernawani, 1991. Pengaruh

Tatalaksana Pemerahan Terhadap Kualitas Susu

Kambing. Media Peternakan Vol 15: 38-46. Fakultas

Peternakan Institut Pertanian Bogor. Bogor.

 16.Ernawati et al., 1986.

Pengaruh Penanganan Lama Penyimpanan terhadap

Kualitas Air Susu Sapi. Media Peternakan Vol: 50-59.

(8)

 17.Hadiwiyoto, S., 1994.

Pengujian Mutu Susu dan Hasil Olahannya. Penerbit Liberty. Yogyakarta.

 18.Astawan, M. 2007. Proses

Susu UHT.Upaya

Penyelamatan Gizi pada Susu.

 19. Aberle, E.D, J.C. Forrest,

D.E. Gerrard, dan E.W. Mills. 2001. Principles of Meat

Science. 4th Ed. Kendall/Hunt

Publishing Company, Iowa

 20.Hadiwiyoto, S. 1983.

Hasil-Hasil Olahan Susu, Daging dan Telur. Penerbit Liberty. Yogyakarta.

(9)

KONTRAK PERKULIAHAN

1. MAHASISWA DIBERI

TOLERANSI KETERLAMBATAN 20 MENIT, LEBIH DARI 20

MENIT DIPERKENANKAN MENGIKUTI PERKULIAHAN

TETAPI TIDAK DIPERKENANKAN MENANDATANGANI DAFTAR

HADIR

2. KULIAH MEMAKAI PAKAIAN

YANG RAPI, TIDAK

DIPERKENANKAN MEMAKAI KAOS OBLONG DAN MEMAKAI SANDAL

3. DOSEN TERLAMBAT DATANG

15 MENIT TANPA

PEMBERITAHUAN MAKA KULIAH DIKOSONGKAN,

MAHASISWA SILAKAN MENGISI DAFTAR HADIR

4. MAHASISWA YG KENA

PRESENSI < 75% TDK

DIPERKENANKAN IKUT UAS DENGAN ALASAN APAPUN

1. MAHASISWA DIBERI

TOLERANSI KETERLAMBATAN 20 MENIT, LEBIH DARI 20

MENIT DIPERKENANKAN MENGIKUTI PERKULIAHAN

TETAPI TIDAK DIPERKENANKAN MENANDATANGANI DAFTAR

HADIR

2. KULIAH MEMAKAI PAKAIAN YANG RAPI, TIDAK

DIPERKENANKAN MEMAKAI KAOS OBLONG DAN MEMAKAI SANDAL

3. DOSEN TERLAMBAT DATANG 15 MENIT TANPA

PEMBERITAHUAN MAKA KULIAH DIKOSONGKAN,

MAHASISWA SILAKAN MENGISI DAFTAR HADIR

4. MAHASISWA YG KENA PRESENSI < 75% TDK

(10)

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

PERTEMU

AN MATERI

I PENDAHULUAN

II A. Ruang lingkup teknologi pengolahan hasil ternak B. Manfaat dari teknologi pengolahan hasil ternak

dalam usaha peternakan III, IV, V Karakteristik Produk Susu

Teknologi Pengolahan Susu

VI, VII Karakteristik Produk Daging

Teknologi Pengolahan Daging

VIII UTS

IX,X, XI Karakteristik Eksternal dan Internal Produk Telur

(11)

PERTEMU

AN MATERI

XII, XIII, IV Karakteristik Produk Hasil Ikutan Ternak

Teknologi Pengolahan Hasil Ikutan Ternak

(12)

KARAKTERISTIK BAHAN PANGAN HEWANI

Bahan pangan hewani

meliputi susu, telur,

daging dan ikan serta

Produk-produk

(13)

Bahan pangan

hewani memiliki

karakteristik

yang membedakan

dengan bahanpangan

nabati. Beberapa

(14)

a.Bahan pangan hewani memiliki daya simpan yang jauh lebih

pendek daripada bahan pangan nabati bila

dalam keadaan segar (kecuali telur).

Pendeknya daya simpan ini terkait dengan

struktur jaringan hasil hewani dimana bahan pangan hewani tidak

memiliki jaringan

pelindung yang kuat dan kokoh sebagaimana

(15)

b. Bahan pangan hewani

c.Karakteristik masing-masing bahan pangan hewani

sangat spesifik sehingga tidak bisa digeneralisasi. Sifat pada daging

sangatlah berbeda dengan sifat telur.

Berbeda dengan pangan nabati yang memiliki

(16)

Pada bahan

pangan hewani,

lemak pada daging

terletak pada

jaringan lemak,

pada susu terletak

pada

globulaglobula

lemak dan pada

(17)

d.Bahan pangan hewani pada umumnya merupakan

sumber protein dan lemak dan

bahan pangan nabati merupakan sumber

karbohidrat, vitamin, mineral, lemak

dan protein.

Berdasarkan hal di atas maka pengolahan menjadi penting. Pengolahan

penting karena dapat memperpanjang masa simpan, meningkatkan

(18)

Dengan demikian

maka suatu produk

menjadi memiliki

daya ekonomi

yang lebih setelah

mendapat sentuhan

(19)

KARAKTERISTIK SUSU DAN TEKNOLOGI

PENGOLAHAN SUSU

 Definisi Susu adalah hasil

pemerahan sapi atau

hewan menyusui lainnya yang dapat dikonsumsi atau dapat digunakan

sebagai bahan makanan

yang aman dan sehat serta tidak dikurangi

komponennya atau

(20)

 Susu merupakan media yang baik bagi

pertumbuhan

mikroorganisme dan mudah mengalami kerusakan.

 Susu mudah mengalami

kerusakan akibat adanya aktivitas mikroorganisme yang ada pada susu karena susu memenuhi

(21)

a.Kadar air yang tinggi 88% b.Kaya akan zat yang

mengandung nitrogen

dengan kompleksitas yang berbeda- beda

c.Mengandung karbohidrat yang mudah difermentasi d.Kaya akan mineral dan

kelengkapan faktor untuk pertumbuhan

(22)

 Sifat susu yang penting adalah sangat baik untuk pertumbuhan

mikroorganisme dan mudah mengalami

kerusakan , sehingga penanganan yang baik perlu dialakukan supaya susu tidak mudah

(23)

 Ciri susu yang baik :

a.Mengandung jumlah bakteri yang sedikit

b.Tidak mengandung spora

mikrobia patogen

c. Bersih yaitu tidak

mengandung debu dan kotoran

d.Mempunyai flavor yang baik

e.Tidak dipalsukan

f. Memiliki kandungan

(24)

Untuk mendapatkan

produk susu yang baik

maka manajemen

(25)

PENANGANAN SUSU

 Susu mengandung nilai

gizi yang tinggi namun mudah sekali mengalami kerusakan oleh mikroba.

 Dalam keadaan normal

susu hanya bertahan

maksimal 4 jam setelah pemerahan tanpa

mengalami kerusakan maupun penurunan

(26)

Kerusakan susu dapat

terjadi kurang dari 4 jam

setelah pemerahan

apabila kandungan

mikroba yang

yang ada

dalam susu banyak ,

yang sangat dipengaruhi

oleh kebersihan ambing

saat pemerahan.

Upaya yang dapat

dilakukan untuk menjaga

kebersihan susu yang

(27)

a.Kesehatan sapi yang diperah

Sapi yang dalam keadaan sakit saat diperah dapat

menularkan penyakitnya melalui air susu.

b.Cara pemberian pakan. Pakan yang memiliki

aroma yang tajam seperti silase, lobak jangan

diberikan 1-4 jam sebelum diperah karena aroma yang tajam tersebut akan

(28)

menularkan penyakitnya

melalui air susu.

c.Persiapan sapi yang akan diperah Sapi yang akan diperah harus dibersihkan dari kotoran terutama

disekitar lipatan paha dan ambing, supaya kotoran tersebut tidak jatuh ke dalam susu saat

pemerahan berlangsung yang dapat

(29)

d. Kebersihan alat Pemerahan dan

penganganan susu.Alat yang digunakan untuk

menampung susu maupun penanganan pasca

pemerahan harus bersih sehingga susu akan

(30)

Pembersihan alat-alat

pemerahan sebaiknya dengan menggunakan air panas atau larutan Chlor. Peralatan yang tidak bersih saat penanganan susu akan menyebabkan susu banyak mengandung kuman sehingga mudah mengalami kerusakan.

Pembersihan alat-alat

pemerahan sebaiknya dengan menggunakan air panas atau larutan Chlor.

(31)

PENGAWETAN SUSU

Pengawetan adalah upaya pemroses susu agar tahan lama dari kerusakan.

Proses Pengawetan susu dapat dilakukan dengan berbagai cara :

a. Pendinginan Susu

Bertujuan untuk menahan perkembang biakan

mikroorganisme perusak yang ada dalam susu,

(32)

dalam waktu yang singkat.

Pendinginan susu dapat dilakukan dengan

memasukkan susu ke dalam cooling unit, lemari es atau freezer. Suhu yang paling optimal untuk perkembang biakan mikroorganisme

adalah suhu kamar 27 °C sehingga pendinginan suhu ini merupakan suatu upaya untuk menyimpan susu pada suhu yang lebih rendah

(33)

b. Pemanasan Susu

Dimaksudnya untuk membunuh mikroba perusak susu serta membunuh mikroba

patogan yang berbahaya bagi kesehatan manusia. Pemanasan susu yang biasa dilakukan adalah Pasteurisasi yaitu

(34)

Tujuan Pateurisasi :

 Membunuh bakteri patogen

misalnya Microbacterium tubercolosis

 Mengurangi jumlah bakteri

dalam susu

 Memperpanjang masa

simpan

 Meningkatkan cita rasa

susu

 Menginaktifkan enzim

(35)

Pasteurisasi ini hanya membunuh mikroba

patogen saja sedangkan Sporanya masih dapat hidup, sehingga susu

pasteurisasi hanya dapat

bertahan beberapa hari saja (4-5 hari).

Pasteurisasi dapat

dilakukan dengan cara 1.High Temperatur Short

Time (HTST) yaitu dengan pemanansan tinggi 72°C

(36)

2. Low Temperature Long Time (LTLT) yaitu dengan pemanasan 62°C selama 30 menit. Pasteurisasi ini hanya membunuh

mikroba patogen saja sedangkan Sporanya masih dapat hidup, sehingga susu

pasteurisasi hanya dapat bertahan beberapa hari

(37)

Sterilisasi :

Merupakan pemanasan susu dengan suhu tinggi diatas

temperatur didih.

Sterilisasi susu dapat dilakukan:

1.Susu dipanaslan sampai

suhu 135-140° C selama 2-5 detik

2. Mengemas susu dalam wadah higienis kemudian

(38)
(39)

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini berjudul “Sistem Rayonisasi dalam Penerimaan Peserta Didik Baru di Kota Semarang Ditinjau dari Peraturan Gubernur Jawa Tengan Nomor 9 Tahun 2017 tentang Penerimaan

Pada penelitian ini yang akan dikaji sifat magnetik yakni suseptibilitas magnetik dari endapan pasir di sungai Tabalong dengan harapan bahwa melalui sifat

Artikel ini merupakan pengembangan dari penelitian terdahulu terkhusus yang disebutkan di atas dan merupakan penelitian baru dalam mengungkap praktik Pembiayaan Pemilikan

Penambahan asam glikolat pada konsentrasi 8, 10, dan 12% b/b menurunkan stabilitas fisik sediaan tabir surya kombinasi oksibenson dan oktil metoksisinamat (2:7% b/b) dalam basis

Pola pemakaian air dicari dengan mengukur debit yang masuk kedaerah pelayanan untuk setiap jam selama 24 jam dengan menggunakan alat ukur yang dinamakan meter induk yang

Penyebab dan macam kerusakan DNA, mekanisme perbaikan DNA di dalam sel, mekanisme rekombinasi DNA di dalam sel disertai contoh klinis Referensi: Modul Blok Biologi

Unit Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Politeknik Negeri Lhokseumawe 11 ditetapkan untuk dapat mengusulkan penelitian dari dana DIKTI sangat banyak dosen

Data dalam penelitian ini adalah data kualitatif berupa tingkat kerusakan mikroantomi insang ikan yang terindikasi logam berat kemudian dihubungkan dengan faktor