• Tidak ada hasil yang ditemukan

POTENSI, PROSPEK, DAN PERMASALAHAN BUDI DAYA IKAN | Karya Tulis Ilmiah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "POTENSI, PROSPEK, DAN PERMASALAHAN BUDI DAYA IKAN | Karya Tulis Ilmiah"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

POTENSI, PROSPEK, DAN PERMASALAHAN BUDI DAYA IKAN

BAB IPENDAHULUANIndonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia dengan jumlah pulau kurang lebih 17.000-an pulau besar dan kecil, juga memiliki panjang pantai terpanjang kedua di dunia elah Australia yang mencapai kurang lebih 81.000 km. Sebagai Negara kepulauan yang dikelilingi laut, Indonesia mempunyai sumber daya alam laut yang besar, baik sumber daya hayati maupun non-hayati. Selain perairan laut, luas daratan Indonesia juga ?menyimpan? perairan umum atau perairan tawar yang cukup luas. Sebagaimana perairan laut, perairan tawar pun menyimpan potensi sumberdaya alam yang tidak sedikit, yang dapat dimamfaatkan untuk kesejahteraan pendududk Indonesia. Sejalan dengan meningkatnya jumlah penduduk, pada tahun 2000 diperkirakan telah mencapai 210 juta jiwa, maka meningkat pula kebutuhan pangan. Itu berarti luasnya laut dan perairan umum Indonesia merupakan sebuah ?lumbung? pangan nasional yang setiap saat siap dimamfaatkan secara optimal. Sejak dahulu, nenek moyang bangsa Indonesia telah memamfaatkan laut dan perairan umum untuk memenuhi kebutuhan pangan, khususnya protein hewani, dengan menangkap dan memungut berbagai jenis ikan, udang, rumput laut, kerang dan sebagainya. Kegiatan itu kini masih memdominasi kegiatan penduduk yang bermukim dekat pantai dan perairan umum. Kegiatan yang bersifat

penangkapan (capture) itu kini telah menimbulkan banyak masalah, mulai dari terjadi padat tangkap (overfishing) hingga beberapa kimoditas telah mengalami kepunahan (species extinction), juga terjadi penurunan pendapatan nelayan yang melakukan kegiatan tersebut. Bahkan telah terjadi kehancuran ekosistem sumber perairan di berbagai wilayah. Kenyataan ini tentu sangat

memprihatinkan, apalagi wilayah-wilayah tersebut terus diharapkan untuk menyediakan sumber protein untuk penduduk Indonesia yang terus bertambah. Kondisi ini tentu tidak perlu kita ratapi, tetapi perlu dipikirkan untuk direhabilitasi dan perlu kerja keras untuk ditemukan alternatif kegiatan-kegiatan yang mampu memenuhi kebutuhan penduduk yang makin bertambah tersebut. Dan salah satu pilihan itu adalah usaha budi daya (culture) sumber daya hayati air. Usaha budi daya perairan ini mempunyai kelebihan dalam beberapa hal untuk jangka waktu mendatang, yaitu berikut ini.Mengimbangi usaha penangkapan, sehingga mencegah

(2)

IkanDalam budi daya ikan, penyakit ikan dapat mengakibatkan kerugian ekonomis. Karena penyakit dapat menyebabkan kekerdilan, periode pemeliharaan lebih lama, tingginya konversi pakan, tingkat padat tebar yang rendah dan kematian. Sehingga dapat

mengakibatkan menurunnya atau hilangnya produksi.Penyakit ikan dapat didefinisikan sebagai segala sesuatu yang dapat menimbulkan gangguan suatu fungsi atau struktur dari alat tubuh atau sebagian alat tubuh, baik secara langsung maupun tidak langsung. Pada prinsipnya penyakit yang menyerang ikan tidak datang begitu saja, melainkan melalui proses hubungan antara tiga faktor, yaitu kondisi lingkungan (kondisi di dalam air), kondisi inang(ikan), dan adanya jasad pathogen(jasad penyakit). Dengan demikian, timbulnya serangan penyakit itu merupakan hasil interaksi yang tidak serasi antara lingkungan, ikan, dan jasad/organisme penyakit. Interaksi yang tidak serasi ini menyebabkan stress pada ikan, sehingga mekanisme pertahanan diri yang dimilikinya menjadi lemah dan akhirnya mudah diserang oleh prenyakit.Di lingkungan alam, ikan dapat diserang berbagai macam penyakit. Demikian juga dalam pembudidayaannya, bahkan penyakit tersebut dapat menyerang ikan dalam jumlah besar dan dapat

menyebabkan kematian ikan, sehingga kerugian yang ditimbulkannya pun sangat besar. Kerugian yang ditimbulkannya bergantung pada beberapa faktor, yaitu umur ikan yang sakit(yang terserang penyakit), persentase populasi yang terserang penyakit, parahnya penyakit, dan adanya infeksi sekunder.Penyakit-penyakit tersebut banyak yang bersifat infektif, tetapi faktor-faktor non-infeksi juga sangat berperan. Menurut Zonneveld dan kawan-kawan (1991) peran ini berhubungan dengan dua faktor, yaitu :1. lingkungan tempat hidup ikan, tempat ikan terkungkung oleh air beserta semua jenis mikroorganisme dan polusi.2. Sifat ikan yang poikilotermis suhu tubuh ikan dipengaruhi oleh suhu air disekitarnya), sifat ini mengakibatkan rendahnya tingkat metabolisme setelah air mengalami penuruna suhu.Penyakit dapat ditimbulkan oleh satu atau berbagai macam penyakit. Sebagai contoh, penyakit disebabkan oleh satu faktor, tetapi kemudian dibarengi oleh faktor lain. Bila terjadi semacam ini, berarti penyakit kedua (sekunder) memamfaatkan kondisi yang disebabkan oleh penyakit pertama (penyakit primer).A. Penyebab Penyakit Manusia

(3)

NH3. Tetapi ini terjadi hanya pada kondisi lingkungan tertentu, misalnya penimbunan lumpur dan sisa pakan yang banyak di kolam atau tambak. Keracunan juga bisa berasal dari pakan. Misalnya dari bahn baku yang digunakan, aktivitas mikroorganisme yang mencemari pakan dan penurunan/pengrusakan komponen pakan selama penyimpanan. Ketengikan lemak dapat merusak funsi hati ikan. Mycotoxin dari Aspergilus flavus dapat menyebabkan tumor hati. Beberapa senyawa lainnya yang tidak beracun tetapi dapat menurunkan kualitas pakan antara lain enzim thiaminase yang dapat merusak thiamin (vitamin B1), trypsin inhibitor yang dapat menghambat aktivitas enzim tripsin. Selain keracunan yang disebutkan diatas, keracunan juga bisa berasal dari limbah baik limbah dari limbah rumah tangga seperti deterjen, limbah pertanian seperti pestisida maupun limbah industri seperti Cu, Cd dan Hg serta berbagai bahan pensemaran lainnya. Kesemuannya ini pada konsentrasi tinggi dapat membahayakan ikan danb para pengkonsumsi ikan.5. Memar dan Luka Ikan yang memar atau luka juga merupakan sumber penyebab serangan penyakit. Ikan mengalami memar dan luka karena saling menggigit atau penanganan yang kurang baik. Penyakit ulcus syndrome pada ikan kerapu yang diidentifikasi disebabkan oleh bakteri Vibrio sp. Vibriosis berasal dari memar dan luka pada ikan. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Samaruddin Siregar dkk., dari Fakultas Perikanan Universitas Riau, Pekanbaru, ditemukan bahwa pada kasus penyakit ulcus syndrom, diperkirakan serangannya timbul akibat ikan telah mengalami memar atau luika sebelum dipelihara dalam kantung jaring apung. Luka atau memar ini terjadi akibat penangkapan atau penanganan benih yang kurang hati-hati (Anonim, 1994).6. Cacat Cacat yang dimaksud disini adalah cacat bawaan/turunan yang di bawa ikan sejak lahir. Ikan yang cacat bawaan seperti berupa tulang belakang yang tidak sempurna, tulang kepala membengkok atau mata yang juling. Ikan yang demikian dalam banyak hal mengalami kesulitan hidup di alam yang tidak bebas seperti di kolam atau keramba. Ikan cacat akan kesulitan memperoleh makanan, baik karena pergerakannya lambat atau memang karena kecacatannya sehingga mengalami kekerdilan. Dan karena itu, sulit bersaing terutama dalam memperoleh makanan. Walaupun demikian, ikan yang cacat bukan hanya

merupakan penyakit (non-infeksi) bawaan, tetapi juga karena perlakuan pembenihan yang tidak tepat. Misalnya, ikan yang mempunyai kebiasaan memakan makanan di dasar perairan, oleh pembenihan diberikan makanan terapung. Perlakuan seperti ini akan menyebabkan ikan menderita mata juling. Begitu juga ikan yang mengalami pembengkokan tulang. Mungkin saja telur ikan ditetaskan terserang penyakit terlebih dahulu sebelum menetas. Oleh karena itu, pembenihan juga harus dapat memastikan media air yang digunakan maupun telur yang hendak ditetaskan adalah dalam kondisi optimal.7. Kualitas Air Air merupakan media yang paling vital bagi kehidupan ikan. Air yang memadai, baik kuantitas maupun kualitas, dalam budu daya ikan sangat menentukan keberhasilan budi daya tersebut. Bila kondisi air tidak memenuhi syarat, maka disitulah merupakan sumber penyakit yang paling berbahaya. Kuantitas air budi daya yang tidak memenuhi syarat, misalnya tinggi kolam terlalu rendah dapat menyebabkan ikan shok (stres) terutama ketika suhu air meningkat pada siang hari. Ikan yang shok atau stres karena tekanan peningkatan suhu yang tinggi mudah terserang organisme penyakit.8. Hama Penyakit juga dapat disebabkan oleh hama yang secara sengaja maupun tidak sengaja masuk ke dalam wadah pemeliharaan. Hama dapat mengganggu ikan peliharaan sebagai pemangsa (predator), penyaing (kompetitor), dan perusak sarana budi daya.Selain ikan, hama predator yang sering dijumpai di kolam, tambak, dan wadah budi daya lainnya antara lain katak, ular, burung, dan beberapa insekta. Burung biasanya menyerang dan memangsa ikan yang memiliki warna cerah (merah atau kuning), sehingga dianjurkan untuk memelihara ikan ynag mempunyai warna tubuh yang tidak menyolok. Beberapa jenis insekta yang merupakan jenis pemangsa ikan dan cukup berbahaya antara lain Notonecta spp., Cybester spp., Belostoma indicus dan kini-kini. Insekta dari kelompok Notonecta spp., merupakan insekta berbahaya karena sering merusak telur maupun benih ikan dengan cara menghisap cairan isinya. Insekta ini agak sulit diberantas, karena pada malam hari selalu terbang dari satu kolam lainnya untuk mencari mangsa.Hama perusak sarana menyebabkan pada sarana, misalnya kynag menggali pematang (tanggul) dan merobek penyaring pada pintu. Belut yang juga dapat menggali pematang atau berbagai organisme yang dapat merusak (melubangi) bahan-bahan kayu maupun papan pada keramba jarring apung di perairan umu maupun di laut.9. Jasad Patogen Jasad patogen (penyakit) seperti bakteri, virus, parasit atau jamur adalah organisme yang umumnya menimbulkan kerugian yang cukup besar. Dalam kondisi normal di lingkungan perairan bebas, jumlah ikan yang terserang jasad patogen tidak besar, kecuali terjadi hal-hal tertentu, sehingga menimbulkan kematian ikan yang sangat besar, misalnya up welling atau terjadinya pembalikan badan air (biasa disebut umbalan). Pada keadaan seperti ini jumlah ikan yang mati sangat besar, terutama pada waduk atau danau yang dalam. Jasad patogen akan lebih mempunyai peluang bila terjadi perubahan-perubahan di kolam atau di tambak karena campur tangan manusia. Jasad pathogen yang tadinya aman bagi ikan akan sangat berbahaya karena

(4)

tidak dating begitu saja, melainkan akibat dari infeksi yang tidak serasi antara tiga komponen utama, yaitu lingkungan, ikan, dan organisme penyebab penyakit.1. Jasad PatogenJasad patogen dapat dikelompokkan menjadi dua golongan, yaitu pathogen asli (true patogen) dan pathogen potensial (opportunistic patogen). Patogen asli adalah organisme pathogen yang selalu menimbulkan penyakit khas apabila ada kontak dengan ikan. Patogen potensial adalah organisme pathogen yang dalam keadaan normal hidup damai dengan ikan, akan tetapi jika kondisi lingkungan menunjang akan segera menjadi patogen yang membahayakan ikan (penyebab suatu penyakit), seperti bakteri vibrio sp.dan ikan kerapu (Epinephelus spp.). Jasad pathogen yang dikenal menyerang ikan-ikan budi daya, baik ikan air tawar maupun ikan-ikan air laut, antara lain sebagai berikut.Ø Virus adalah organisme penyebab dan sumber penyakit yang sangat kecil, karena memiliki ukuran tubuh antara 20-300 nanometer, sehingga hanya dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop elektron.Ø Parasit adalah hewan atau tumbuhan yang hidup di dalam atau pada tubuh organisme lain (berbeda jenis), sehingga memperoleh makanan dari inangnya tanpa ada kompensasi apa pun dan ia hidup atas jerih payah organisme lain tanpa memberi imbalan apa pun.Ø Bakteri adalah mikroorganisme dengan struktur intraseluler yang sederhana, yang mempunyai daerah penyebaran relative luas. Ukurannya lebih besar dari virus, yaitu antara 0,3-0,5 mikron.Ø Jamur adalah tumbuhan yang tidak bias dibedakan antara akr, batang, dan daun. Jamur dibagi menjadi fungi/jamur (tidak

mempunyai klorofil) dan alga (mempunyai klorofil).2. Hama Hama adalah organisme yang mampu menimbulkan ganguan terhadap ikan budi daya. Hama dapat meyebabkan terjadinya serangan penyakit, baik langsung maupu tidak langsung. Penyebab serangan penyakit langsung misalnya dengan melukai ikan, karena ikan yang terluka dengna mudah diserang bakteri, parasit dan jamur. Sedangkan penyebab penyakit tidak langsung, misalnya kehadiran ikan atau hewan lain yang menyebabkan terjadinya persaingan lebih besar dan berat.3. Lingkungan Lingkungan air tidak hanya merupakan habitat ikan, tetapi juga merupakan habitat mahkluk hidup maupun tempat mahkluk tak hidup, termasuk di dalamnya bakteri, virus, parasit, dan jamur. Oleh karena itu, di lingkungan tersebut terjadi hubungan ekologis yang saling menguntungkan atau merugikan. Lingkungan di dalam air yang merupakan habitat komplek terdapat berbagai jasad pathogen, tetapi jasad patogen ini tidak berbahaya jika kondisi lingkungan optimum dan ikan-ikan di dalamnya pun dalam kondisi prima.C. Bagian Tubuh Ikan yang Diserang Penyakit Berdasarkan daerah penyerangan penyakit pada tubuh ikan, terutama penyakit infeksi, dibagi menjadi 3 yaitu.1. Kulit Ikan yang terserang penyakit pada kulitnya akan terlihat lebih pucat (tampak jelas pada ikan yang berwarna gelap) dan berlendir. Ikan tersebut biasanya akan menggosok-gosokan tubuhnya pada benda-benda yang ada disekitarnya.2. Insang Serangan penyakit pada ikan menyebabkan ikan sulit bernafas, tutup insang mengembang, dan warna insang menjadi pucat. Pada lembaran insang sering terlihat binti-bintik merah karena pendarahan kecil (peradangan).3. Organ dalam Penyakit yang menyerang organ dalam sering mengakibatkan perut ikan membengkak dengan sisik-sisik yang berdiri (penyakit eropsi). Sering pula dijumpai perut ikan menjadi kurus. Jika menyerang usus, biasanya akan mengakibatkan peradangan dan jika menyerang gelembung renang, ikan akan kehilangan keseimbangan pada saat berenang. Organisme pathogen yang sering menimbulkan penyakit di bagian luar tubuh ikan disebut ektopatogen, dan bila ditimbulkan oleh parasit disebut ektoparasit. Sedangkan yang menyerang di bagian dalam tubuh ikan disebut endopatogen, dan bila disebabkan oleh parasit disebut endoparasit. Serangan endopatogen atau endoparasit dianggap lebih

(5)

berkurang dan hilang dengan sendirinya.4. Penyemprotan Penanggulangan penyakit ikan di kolam atau tambak dapat dilakukan dengan cara penyemprotan. Bahan kimia yang biasanya digunakan adalah dengan jalan penyemprotan pestisida.

Pengobatan dengan pestisida ini hanya dilakukan sebagai cara terakhir, setelah cara-cara lain tidak ada yang efektif.5. Penyuntikan Pengobatan melalui penyuntikan biasanya dilakukan untuk ikan-ikan yang berukuran besar atau induk-induk ikan. Penyuntikan dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu sebagai berikut.a. Secara Intra Peritoneal (IP), yaitu penyuntikan dilakukan pada bagian belakang dari rongga perut, tepat di depan sirip perut (diusahakan agar tidak melukai usus ikan).b. Secara Intra Muscular (IM), yaitu penyuntikan dilakukan pada bagian tengah otot punggung dekat sirip punggung (kurang lebih 3 sisik di bawah ujung belakang sirip punggung).6. Pengobatan Melalui makanan Apabila ikan yang terserang penyakit masih mau makan (belum kehilangan nafsu makannya) maka pengobatan dapat dilakukan melalui makanan. Caranya, obat yang hendak digunakan

Referensi

Dokumen terkait

Valusi ekonomi sumberdaya alam dan lingkungan adalah suatu instrumen yang menggunakan teknik valuasi untuk mengestimasi nilai moneter dari barang dan jasa yang diberikan

Terjadinya kebakaran merupakan risiko yang harus saya terima ketika bekerja di tempat ini.. Saya merasa aman dari risiko bahaya kerja di

Anak yang menemukan bahwa luapan kemarahan yang berlebihan merupakan cara yang efektif dalam mencapai tujuannya akan mengalami temper tantrum dua kali lebih banyak dari

Penelitian ini merupakan replika dari penelitian-penelitian sebelumnya, dengan adanya perbedaan hasil dari penelitian terdahulu maka penelitian ini bertujuan untuk

Hasil penelitian menunjukkan bahwa independensi auditor berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas audit Inspektorat Jenderal Kementerian Keuangan, sementara

Perilaku kerja yang sesuai dengan perannya yaitu prilaku yang menunjukkan bahwa karyawan melakukan pekerjaan hanya sesuai dengan tugas yang ada dalam deskripsi kerja,

Hasil pengamatan mikroskopik hasil penyambungan dengan metode sambung celah dengan ukuran diameter batang bawah dan batang atas yang berbeda dengan posisi entres 1 ruas (M0P0),

Dengan kepandaiannya yang merupakan hasil gemblengan se orang sakti di antara empat Dewa dan juga mendapat gemblengan tambahan dari beberapa orang sakti saat guru mereka membawa