• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBASIS BLENDED LEARNING PADA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KHUSUS DI UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBASIS BLENDED LEARNING PADA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KHUSUS DI UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

344 Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Blended Learning Pada Program Studi Pendidikan Khusus Di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Reza Febri Abadi, Neti Asmiati

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBASIS

BLENDED LEARNING

PADA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KHUSUS DI UNIVERSITAS SULTAN

AGENG TIRTAYASA

Reza Febri Abadi1, Neti Asmiati2

Pendidikan khusus, Fakultas keguruan dan pendidikan, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Kota Serang, Indonesia

[email protected] [email protected]

ABSTRAK

Penelitian pengembangan ini bertujuan untuk (1) menghasilkan bahan ajar berbasis

Blended Learning, (2) mengetahui kelayakan bahan ajar berbasis Blended Learning. Pengembangan bahan ajar ini menggunakan model pengembangan ADDIE yang diadaptasi dari Dick and Carrey yakni: (1) analisis, (2) desain, (3) pengembangan, dan (4) implementasi. Penilaian kelayakan bahan ajar dilakukan oleh ahli materi, ahli media, dan ahli pembelajaran. Subjek ujicoba bahan ajar adalah mahasiswa semester IV Program Studi Pendidikan Khusus. Ujicoba bahan ajar berbasis Blended Learning dilakukan dengan dua tahap ujicoba. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik angket untuk memperoleh data kuantitatif sebagai data primer dan data kualitatif berupa saran atau komentar sebagai data untuk perbaikan bahan ajar. Data kuantitatif yang diperoleh kemudian dikonversi menjadi data kualitatif menggunakan kriteria penilaian ideal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1). Bahan ajar berhasil dikembangkan melalui tahap analisis, desain, pengembangan, dan implementasi; (2). Media yang dikembangkan memiliki kriteria “Baik” dengan rerata penilaian 4.0; (3). Materi dalam bahan ajar pendidikan jasmani adaptif memiliki kriteria “Sangat Baik” dengan rerata penilaian 4.25;

(4). Bahan ajar pendidikan jasmani adaptif memperoleh kriteria “Sangat Baik” dengan

rata-rata penilaian 4.27. hasil ujicoba bahan ajar tahap satu menunjukkan bahwa bahan ajar memiliki kriteria “Baik” dengan rerata penilaian 3.98, sedangkan pada hasil ujicoba bahan ajar tahap dua menunjukan bahwa bahan ajar memiliki kriteria “Sangat Baik” dengan rerata penilaian 4.08. Berdasarkan hasil dari penelitian pengembangan yang diperoleh maka dapat disimpulkan bahwa pengembangan bahan ajar berbasis Blended Learning pada mata kuliah pendidikan jasmani adaptif layak untuk dikembangkan.

(2)

345 Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Blended Learning Pada Program Studi Pendidikan Khusus Di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Reza Febri Abadi, Neti Asmiati PENDAHULUAN

Pesatnya perkembangan teknologi informasi dewasa ini mengubah paradigma pembelajaran dariyang bersifat konvensional ke pembelajaran dalam bentuk digital. Penggunaan media pembelajaran digital telah banyak dimanfaatkan pendidik untuk menyampaikan materi pembelajaran bahkan lebih luas lagi didukung dengan teknologi internet. Penggunaan teknologi informasi dalam proses pembelajaran ini merupakan usaha untuk membuat sebuah transformasi proses belajar mengajar di sekolah dalam bentuk digital yang didukung oleh teknologi internet. Banyak organisasi yang sudah memanfaatkannya dalam proses pembelajaran, baik di tingkat Perguruan Tinggi maupun sekolah menengah. Akan tetapi pembelajaran ini terdapat beberapa kelemahan dalam pelaksanaannya diantaranya kurangnya interaksi langsung dengan pengajar, karenanya lebih baik untuk dilaksanakannya Blended Learning sehingga dalam pembelajaranpun lebih optimal lagi. Dengan membuat bahan ajar berbasis

Blended Learning ini akan membantu dosen dalam mengajar lebih baik lagi, juga membantu mahasiswa lebih fleksibel dalam belajar ketika ingin mengulang pembelajaran, sehingga hasilnya dapat membantu meningkatkan keterampilan mengajar mahasiswa.

Salah satu mata kuliah yang membekali mahasiswa dengan kemampuan tersebut adalah pendidikan jasmani adaptif. Mata kuliah ini terdiri dari teori dan praktek tentang cara mengajar olahraga untuk anak-anak berkebutuhan khusus. Untuk menunjang hal tersebut, peneliti memandang bahwa dosen perlu menyusun bahan ajar yang berbasis kepada Blended Learning yang dapat diintegrasikan dalam suatu sistem manajemen pembelajaran yang dapat

diakses oleh mahasiswa kapan pun dan dimana pun.

UNTIRTA adalah salah satu lembaga pendidikan tinggi yang sedang berupaya memanfaatkan tekonologi informasi ini dalam kegiatan belajar mengajarnya. Model pembelajaran

Blended Learning mulai diaplikasikan sejak awal perkuliahan dengan harapan dapat meningkatkan kompetensi dosen yang berdampak pada kualitas belajar mengajar serta dapat meningkatkan prestasi belajar mahasiswa.

Berdasarkan pendapat Ahmed,

et.all (2008:1) “Blended e-learning, on the

other hand, merges aspects of Blended e-learning such as: web- based instruction, streaming video, audio, synchronous and asychronous comunication, etc: with tradisional, face-to-face learning.” Dari pemaparan yang dikemukakan tersebut dapat dikemukakan bahwa Blended Learning merupakan proses pembelajaran yang memanfaatkan berbagai macam pendekatan diantaranya memanfaatkan berbagai macam media dan teknologi.

Blended Learning merupaka pembelajaran yang mengkombinasikan pembelajaran tatap muka melalui pembelajaran konvesional dimana peserta didik dan pendidik berinteraksi secara langsung, pembelajaran mandiri menggunakan berbagai modul yang disedikan serta belajar mandiri secara online.

Adapun beberapa karakteristik pembelajaran Blended Learning menurut Prayitno, Wendhie

a. Pembelajaran yang menggabungkan berbagai cara penyampaian, model pendidikan, gaya pembelajaran, serta berbagai media berbasis teknologi yang beragam.

b. Sebagai sebuah kombinasi pendidikan langsung (face to face), belajar mandiri, dan belajar mandiri via online.

(3)

346 Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Blended Learning Pada Program Studi Pendidikan Khusus Di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Reza Febri Abadi, Neti Asmiati c. Pembelajaran yang didukung oleh

kombinasi efektif dari cara penyampaian, cara mengajar dan gaya pembelajaran.

d. Pendidik dan orangtua peserta didik memiliki peran yang sama penting, pendidik sebagai fasilitator, dan orangtua sebagai pendukung.

Menurut Prayitno, Wendhie Tujuan Blended Learning adalah :

a. Membantu pendidik untuk berkembang lebih baik didalam proses belajar, sesuai dengan gaya belajar dan preferensi dalam belajar. b. Menyediakan peluang yang praktis

realistis bagi guru dan pendidik untuk pembelajaran secara mandiri, bermanfaat, dan terus berkembang c. Peningkatan penjadwalan fleksibilitas

bagi pendidik, dengan

menggabungkan aspek terbaik dari tatap muka dan instruksi online. Kelas tatap muka dapat digunakan untuk melibatkan para siswa dalam pengalaman interaktif. Sedangkan kelas online memberikan pendidik, sedangkan porsi online memberikan para siswa dengan konten multimedia yang kaya akan pengetahuan pada setiap saat, dan di mana saja selama pendidik memiliki akses internet. Model pembelajran Blended Learning

memiliki beberapa kelebihan dan kelemahan. Kelebihan dari pembelajaran

Blended Learning ini ialah bahwa pembelajaran Blended Learning merupakan pembelajran yang terjadi secara mandiri dan konvensional dimana keduanya memiliki kelebihannya sendiri sendiri sehingga bisa saling melengkapi, pembelajaran lebih efektif dan efisien, serta dapat meningkatkan aksesibilitas dimana peserta dapat semakin mudah dalam mengakses materi pembelajaran. Sedangkan kelemahan dari model pembelajaran ini adalah media yang

dibutuhkan sangat beragam, sehingga sulit diterapkan apabila sarana dan prasarana tidak mendukung.

Bahan ajar merupakan seperangkat sarana atau alat pembelajaran yang berisikan materi pembelajaran, metode, batasan-batasan, dan cara mengevaluasi yang didesain secara sistematis dan menarik dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan. Pengertian pengertian tersebut menjelaskan bahwa suatu bahan ajar harus dirancang dan ditulis dengan kaidah intruksional karena akan digunakan oleh guru untuk membantu dan menunjang proses pembelajaran. Bahan atau materi pembelajaran pada dasarnya adalah “isi” dari kurikulum, yakni berupa mata pelajaran atau bidang studi dengan topik/subtopik dan rinciannya (Ruhimat, 2011:152).

METODE PENELITIAN

Penelitian ini adalah penelitian pengembangan. Menurut Borg & Gall (2003), penelitian pengembangan adalah penelitian yang berorientasi untuk mengembangkan dan memvalidasi produk-produk yang digunakan dalam pendidikan. Hal senada juga dinyatakan oleh Gay (1981: 10) bahwa penelitian pengembangan bukan untuk membuat teori atau menguji teori melainkan untuk mengembangkan produk-produk yang efektif untuk digunakan di suatu instansi, yang pada saat ini adalah program studi Pendidikan Khusus, Untirta. Penelitian bertempat di Program Studi Pendidikan Khusus, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), Untirta.

Tahapan Penelitian Pengembangan Dalam penelitian ini, model yang menjadi acuan adalah model ADDIE(Analyze, Design, Develop, Implement, and Evaluate). Merupakan salah satu model yang menjadi pedoman dalam memgembangkan pembelajaran yang efektif, dinamis dan mendukung pembelajaran itu sendiri. Sehingga dapat

(4)

347 Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Blended Learning Pada Program Studi Pendidikan Khusus Di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Reza Febri Abadi, Neti Asmiati membantu dosen dalam pengelolaan pembelajaran Model ini mengarahkan penelitian pada optimalisasi proses untuk mengukur keluaran yang dapat diukur (LOT, 2001:4). Masing-masing tahapan dalam ADDIE merupakan langkah-langkah dasar yang penting dan selalu digunakan dalam mendesain pembelajaran, dengan penjelasan masing-masing tahapannya sebagai berikut:. a. Analyze (Analisa)

Menganalisa pebelajar (atribut, kebutuhan, dan karakteristik), biaya, alternatif penyampaian, keterbatasan, waktu pembelajaran berakhir, dan kinerja yang diharapkan dapat ditampilkan pebelajar di akhir pembelajaran (Powers, 1997).

Gambar 1. Bagan elemen Inti Model Desain Pembelajaran ADDIE Sumber: Reiser & Dempsey (2002:18) b. Design (Rancangan)

Memilih tatanan atau latar pembelajaran online yang sesuai untuk mengembangkan kemampuan kognitif pebelajar yang sesuai dengan tujuan pembelajaran (Driscoll,1998:50). Merumuskan tujuan khusus atau indikator, memilih pendekatan yang dilakukan, tata letak, dan nilai rasa program,panduan, pelajaran, dan modul (Hall,1997:231). Merancang isi pembelajaran yang secara khusus

digunakan dengan perantara elektronik/internet (Porter, 1997:127). Pada langkah ini pengembang memuat rancangan bahan ajar berbasis Blended Learning sedemikian rupa dengan merumuskan tujuan pembelajaran baik umum maupun khusus, dengan memperhatikan prinsip-prinsip desain pesan agar dapat menarik perhatian siswa.

c. Develop (Pengembangan)

Menyediakan atau menciptakan media yang dibutuhkan, memberdayakan keunggulan internet untuk menyajikan informasi dalam berbagai bentuk media sehingga sesuai dengan karakteristik pebelajar (Porter,1997:196). Merumuskan jenis interaksi yang sesuai, sehingga dapat memacu pebelajar untuk kreatif, inovatif, dan ingin belajar lebih banyak lagi (Porter, 1997:200). Merencanakan aktifitas yang memungkinka kelompok pebelajar mengkonstruk dukungan lingkungan sosial (Simonson et al, 2000:115). Pengembangan berupaya menyusun bahan ajar berdasarkan informasi yang telah diperoleh dari berbagai tahap sebelumnya dengan disesuaikan dengan materi ajar dan karakteristik mahasiswa sehingga tercipta bahan ajar berbasis Blended Learning yang baik.

d. Implement (Penerapan)

Kegiatan yang dilakukan dalam tahapan ini meliputi: Penggandaan dan pendistribusian materi yang diperlukan, menyiapkan alternatif kegiatan jika terjadi masalah teknis (Simonson et al, 2000:115). Pada langkah ini pembelajaran berbasis Blended Learning divalidasi terlebih dahulu kepada para ahli, yakni ahli materi, ahli pembelajaran, dan ahli media pembelajaran. Setelah mendapat validasi atau dinyatakan layak sebagai media pembelajaran, maka uji coba akan dilakukan pada uji coba perorangan, kelompok kecil dan lapangan.

(5)

348 Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Blended Learning Pada Program Studi Pendidikan Khusus Di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Reza Febri Abadi, Neti Asmiati e. Evaluate (Evaluasi)

Melakukan tes sesuai dengan standar pembelajaran. Pada langkah ini pengembang melakukan klarifikasi data yang didapat dari angket berupa tanggapan dari mahasiswa, serta terhadap kompetensi, pengetahuan, keterampilan, setelah mengikuti kegiatan pembelajaran.

Teknik Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data yang diperlukan, maka penelitian

menggunakan teknik-teknik

pengumpulan data sebagai berikut: a. Observasi

Teknik ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui keadaan yang ada di lapangan. Sehingga dapat diketahui dan dianalisis kebutuhan yang nantinya dapat dijadikan sebagai bahan untuk pembuatan bahan ajar yang akan dikembangkan.

b. Angket

Penggunaan angket dalam penelitian ini bertujuan untuk mengumpulkan data mengenai kualitas produk, serta masukan-masukan terhadap produk bahan ajar. Angket penelitian yang digunakan untuk pengumpulan data ini meliputi angket penilaian kualitas yang diberikan kepada ahli materi, ahli media, ahli pembelajran dan mahasiswa.

c. Dokumentasi

Teknik dokumentasi yang digunakan untuk mengumpulkan data dengan cara membaca atau menganalisis dokumen yang berkaitan dengan penelitian.

PEMBAHASAN

Hasil Pengembangan Produk Awal Hasil dari penelitian pengembangan yang dilakukan adalah bahan ajar berbasis Blended Learning untuk mata kuliah Pendidikan Jasmani Adaptif dengan mengacu pada pengembangan model ADDIE yang diadaptasi dari Dick and Carrey (Endang Mulyatiningsih,

2011:185). Adapun tahap-tahap pengembangan yang dilakukan meliputi tahap analisis, tahap desain, tahap pengembangan, dan tahap implementasi. Berikut penjelasan tahapan-tahapan penelitian pengembangan yang dilakukan:

a. Tahap Analisis

Pada tahap awal penelitian pengembangan ini, pengembangan diawali dengan tahap analisis yang meliputi pengumpulan informasi dan studi literatur. Adapun data hasil dari pengumpulan informasi dan studi literatur adalah sebagai berikut:

1) Pengumpulan Informasi

Berdasarkan kuisioner dan wawancara yang dilakukan dengan mahasiswa pendidikan khusus di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa diperoleh hasil bahwa (1). pembelajaran cenderung didominasi oleh dosen dengan menggunakan metode ceramah yang mengakibatkan mahasiswa lebih pasif; (2). materi pembelajaran yang begitu banyak, dan bahan ajar yang dikembangkan saat ini masih bersifat konvensional dalam arti bahwa peran dosen dalam pertemuan tatap muka di kelas merupakan satu-satunya cara untuk menyampaikan mata pelajaran sehingga materi tidak tersampaikan sepenuhnya kepada mahasiswa; (3). Pembelajaran jasmani adaptif memerlukan kegiatan pembelajaran praktik langsung, dan media dalam menunjang pembelajaran; (4). Universitas Sultan Ageng Tirtayasa sudah memiliki layanan LMS; (5). Dosen menggunakan modul sebagai bahan ajar utama dalam pembelajaran.

Analisis kebutuhan berdasarkan tujuan dari pendidikan jasmani adaptif yang harus dapat membantu dan mengkoreksi kelainan yang disandang oleh siswa berkebutuhan khusus sehingga diperlukan keterampilan mengajar yang tepat untuk mampu memberikan

(6)

349 Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Blended Learning Pada Program Studi Pendidikan Khusus Di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Reza Febri Abadi, Neti Asmiati pembelajaran yang baik bagi anak-anak berkebutuhan khusus, salah satu mata kuliah yang membekali mahasiswa dengan kemampuan tersebut adalah pendidikan jasmani adaptif. Dalam penyampaian mata kuliah ini dosen dapat mengimplementasikan teori dan praktek bagaimana mengajar pendidikan jasmani bagi anak berkebutuhan khusus, Oleh karena itu, dipandang perlu mengembangkan sebuah bahan ajar berbasis Blended Learning dengan model ADDIE sehingga belajar lebih fleksibel, efektif, dinamis, kemampuan pemahaman praktek mahasiswa semakin berkembang, dan mendukung pembelajaran itu sendiri.

2) Studi Literatur

Kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada studi literatur yakni menelaah teori-teori pendukung pengembangan. Studi literatur yang dilakukan meliputi studi kurikulum, silabus, buku-buku teks yang berkaitan dengan materi pembelajaran standar kompetensi, buku-buku teks teori media pembelajaran, dan buku-buku teks yang melandasi pengembangan bahan ajar.

Berdasarkan hasil studi literatur didapatkan bahwa; (1). Dalam Rencana pembelajaran Semester yang digunakan terdapat capaian pembelajaran program studi dan Capaian mata kuliah; (2). capaian mata kuliah meliputi aspek sikap, pengetahuan, keterampilan umum dan keterampilan khusus. Aspek sikap bertujuan agar mahasiswa kompeten dalam mengeksplorasikan diri berdasarkan kaidah agama, moral, etika, serta menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dalam menjalankan tugas. Pada aspek pengetahuan bertujuan agar mahasiswa menguasai keilmuan dasar pendidikan, penguasaan peserta didik berkebutuhan khusus, dan memiliki kemampuan mendeseminasikan gagasan-gagasan inovatif untuk mengembangkan

dan meningkatkan mutu pendidikan khusus. Pada aspek keterampilan umum bertujuan agar mahasiswa mampu menerapkan pemikiran logis, kritis, sistematis, inovatif, menunjukkan kinerja mandiri, bermutu, dan terukur dalam konteks pengembangan atau implementasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang memperhatikan dan menerapkan nilai humaniora yang sesuai dengan bidang keahliannya. Pada aspek keterampilan khusus capaian pembelajaran mata kuliah pendidikan jasmani adaptif bertujuan agar mahasiswa mendapat keterampilan (skill) praktek dalam mengajar jasmani adaptif, mampu mnyelesaikan masalah pembelajaran pada pendidikan khusus dengan mengaplikasikan teori dan prinsip-prinsip dasar berpikir kritis, pemberdayaan secara internal dan multi disiplin; (3). Materi-materi pembelajaran pendidikan jasmani adaptif merupakan materi yang secara umum memberikan pengetahuan (teori) dan praktek mengenai pendidikan jasmani adaptif untuk berbagai anak berkebutuhan khusus.

Berdasarkan hasil studi literatur yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa capaian pembelajaran pendidikan jasmani adaptif merupakan mata kuliah praktek berdasarkan rencana pembelajaran semester yang meliputi aspek sikap, pengetahuan, keterampilan umum, dan keterampilan khusus. Bahan ajar pendidikan jasmani adaptif dapat dikembangkan melalui penggunaan berbagai metode, dan media pembelajaran yang telah disesuaikan berdasarkan tahapan model ADDIE. b. Tahap Desain

Berdasarkan pembahasan pada tahap analiysis, selanjutnya dibuat rancangan bahan ajar yang mendukung model

Blended Learning pada mata kuliah pendidikan jasmani adaptif. Tujuan tahap

(7)

350 Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Blended Learning Pada Program Studi Pendidikan Khusus Di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Reza Febri Abadi, Neti Asmiati ini adalah untuk menyiapkan rancangan bahan ajar. Tahap ini meliputi langkah-langkah sebagai berikut; (1). pemilihan format dengan mengikuti format-format perangkat yang sudah ada pada Rencana Pembelajaran Semester (RPS), dalam RPS tercantum identitas, capaian pembelajaran, scenario pembelajaran, rencana tugas, dan rancangan assesmen serta kriteria penilaian; (2). rancangan awal, Rencana Pembelajaran Semester (RPS) pada bagian skenario pembelajaran di format dalam bentuk Blended Learning

untuk memetakan pertemuan dan strategi pembelajaran agar mahasiswa dapat mengulang materi pembelajaran ketika tidak berada di dalam kelas. Kemudian membuat rancangan tiap pertemuan atau SAP; (3). pemilihan media didasarkan pada tujuan pembelajaran untuk menyampaikan materi pelajaran. Ketika waktu pembelajaran di kelas tidak cukup maka dipilihlah LMS Moodle sebagai media pembelajaran online yang akan mendukung pembelajaran mata kuliah pendidikan jasmanai adaptif.

c. Tahap Pengembangan Pembuatan materi

Pada tahap pembuatan materi, materi pembelajaran dibuat berdasarkan kompetensi dasar pendidikan jasmani adaptif, ditambah materi-materi yang diperoleh dari informasi yang didapat setelah melakukan pengamatan dan kuisioner. Adapun materi pembelajaran dibuat dalam bentuk file powerpoint dan praktek gerakan senam yang telah di adaptasi untuk berbagai anak berkebutuhan khusus, link materi-materi pendukung sumber belajar dari buku-buku elektronik

d. Tahap Evaluasi 1) Pembuatan soal

Dalam tahap pembuatan soal evaluasi, soal dibuat dalam bentuk uraian sebanyak 12 soal latihan dan 10 soal evaluasi akhir pembelajaran. Selain itu

dalam pembuatan soal, soal dibuat dengan mengacu pada materi pembelajaran yang telah dibuat berdasarkan indikator capaian pembelajaran pendidikan jasmani adaptif. Adapun rincian soal-soal evaluasi adalah sebagai berikut:

(1) Soal latihan 1 berisi sejumlah tiga soal dengan cakupan materi wawasan dasar pendidikan jasmani adaptif (2) Soal latihan 2 terdiri dari dua soal

mengenai materi Pembelajaran Pendidikan Jasmani untuk Tunanetra, dan satu tugas pembuatan media pembelajaran pendidikan jasmani adaptif untuk tunanetra

(3) Soal latihan 3 terdiri dari dua soal mengenai pengertian Anak dengan hambatan tunarungu, program pembelajaran penjas adaptif untuk anak dengan hambatan tunarungu, dan satu tugas pembuatan media pembelajaran pendidikan jasmani adaptif untuk anak dengan hambatan tunarungu.

(4) Soal latihan 4 terdiri dari dua soal yang berisi materi tentang pengertian Anak dengan hambatan tunagrahita, program pembelajaran penjas adaptif untuk anak dengan hambatan tunagrahita, dan satu tugas pembuatan media pembelajaran penjas adaptif untuk anak dengan hambatan tunagrahita.

(5) Soal latihan 5 terdiri dari dua soal dengan pembahasan materi seputar pengertian Anak dengan hambatan tunadaksa, program pembelajaran penjas adaptif untuk anak dengan hambatan tunadaksa, dan tugas menghasilkan media pembelajaran penjas adaptif untuk anak dengan hambatan tunadaksa.

(6) Soal latihan 6 terdiri dari dua soal uraian yang membahas materi mengenai pengertian Anak dengan hambatan tunalaras, menganalisis

(8)

351 Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Blended Learning Pada Program Studi Pendidikan Khusus Di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Reza Febri Abadi, Neti Asmiati program pembelajaran penjas adaptif untuk anak dengan hambatan tunalaras, dan tugas menghasilkan media pembelajaran penjas adapti untuk anak dengan hambatan tunalaras.

(7) Soal latihan 7 terdiri dari dua soal uraian yang membahas materi mengenai Olimpiade Olahraga Siswa Nasional Anak Berkebutuhan Khusus (8) Soal latihan 8 terdiri dari 2 soal uraian yang membahas materi mengenai Paralympic Anak Berkebutuhan Khusus

(9) Soal latihan 9 terdiri dari 2 soal uraian yang membahas materi mengenai Praktek Pendidikan Jasmani Adaptif untuk Anak Berkebutuhan Khusus 1 (10) Soal latihan 10 terdiri dari 2 soal

uraian yang membahas materi mengenai Praktek Pendidikan Jasmani Adaptif untuk Anak Berkebutuhan Khusus 2

(11) Soal latihan 11 terdiri dari 2 soal uraian yang membahas materi mengenai Praktek Pendidikan Jasmani Adaptif untuk Anak Berkebutuhan Khusus 3

(12) Soal latihan 12 terdiri dari 2 soal uraian yang membahas materi mengenai Praktek Pendidikan Jasmani Adaptif untuk Anak Berkebutuhan Khusus 4

(13) Soal evaluasi akhir pembelajaran terdiri 10 soal uraian yang mencakup bahasan materi menganalisis, membuat prograam mengenai pendidikan jasmanai adaptif untuk berbagai anak berkebutuhan khusus. 2) Pembuatan instrumen kelayakan

Pada tahap pembuatan instrumen kelayakan, instrumen dibuat berdasarkan kisi-kisi instrumen yang dimodifikasi aspek penilaian media pembelajaran menurut Romi Satria Wahono. Instrumen kelayakan pada penelitian pengembangan ini terdiri dari instrumen

untuk materi, instrumen untuk media, instrumen untuk pembelajaran. instrumen terdiri dari satu aspek penilaian yakni aspek materi pembelajaran. Instrumen penilaian untuk ahli materi disusun dengan delapan indikator penilaian yang mencakup 12 butir pertanyaan mengenai materi pembelajaran. Instrumen penilaian untuk ahli media disusun dengan dua indikator penilaian yang mencakup 13 butir pertanyaan mengenai media pembelajaran. Ahli pembelajaran, instrumen terdiri dari satu aspek penilaian yakni aspek desain pembelajaran. Instrumen penilaian ahli pembelajaran terdiri dari sembilan indikator penilaian yang dijabarkan menjadi 11 butir pertanyaan mengenai penilaian media dari segi pembelajaran. Hasil Ujicoba Produk

a. Uji Coba Tahap I

Ujicoba tahap satu dilakukan terhadap mahasiswa yang terdiri dari 43 mahasiswa pendidikan khusus semester 4 universitas sultan ageng tirtayasa Tujuan ujicoba tahap satu ini adalah untuk mengetahui kelayakan bahan ajar yang dibuat sebelum diujicobakan kepada kelompok yang lebih besar. Berdasarkan hasil ujicoba yang dilakukan kepada mahasiswa semester 4, diperoleh data hasil penelitian pengembangan sebagai berikut:

Tabel 1. Uji Coba Tahap I

(9)

352 Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Blended Learning Pada Program Studi Pendidikan Khusus Di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Reza Febri Abadi, Neti Asmiati Berdasarkan hasil ujicoba tahap satu, diperoleh data hasil penilaian siswa bahwa bahan ajar pendidikan jasmani adaptif dikategorikan dengan kriteria

“Baik” dengan rata-rata penilaian 3.98

dari skala 5.

b. Uji Coba Tahap II

Ujicoba tahap II dilaksanakan kepada kelompok besar yang terdiri dari 43 mahasiswa smester 4 prodi pendidikan khsusu UNTIRTA. Tujuan ujicoba tahap dua ini adalah untuk mengetahui tingkat kelayakan bahan ajar yang dibuat ketika diterapkan kepada kelompok belajar yang lebih luas. Harapannya media dapat dikembangkan untuk pembelajaran yang areanya lebih luas. Berdasarkan hasil ujicoba yang dilakukan kepada kelompok besar, diperoleh data hasil penelitian pengembangan sebagai berikut:

Tabel 2. Uji Coba Tahap II

Berdasarkan hasil ujicoba tahap satu, diperoleh data hasil penilaian siswa bahwa bahan ajar berbasis Blended Learning dikategorikan dengan kriteria

“Sangat Baik” dengan rerata penilaian

4.08 dari skala 5. Analisis Hasil Ujicoba

Ujicoba bahan ajar penjas adaptif dengan model ADDIE diuji cobakan

kepada 43 mahasiswa smester 4 prodi pendidikan khusus UNTIRTA dengan 2 tahap. Adapun deskripsi analisis data hasil ujicoba adalah sebagai berikut:

Gambar 2. Grafik Analisis Hasil Uji Coba

Berdasarkan hasil grafik dapat diketahui bahwa penilaian mahasiswa terhadap bahan ajar cenderung baik, presentase menunjukan bahwa adanya peningkatan nilai rata-rata pada uji coba tahap 1 sebanyak 3,98 dari nilai maksimum 5,00 meningkat sebanyak 0.10 pada uji coba tahap dua yaitu sebanyak 4,08.

Revisi Produk

Revisi bahan ajar merupakan tahap lanjutan setelah dilakukan tahap validasi bahan ajar Dalam penelitian pengembangan yang dilakukan ini, revisi bahan ajar pada tahap ini didasarkan pada saran yang diperoleh dari ahli materi, ahli media, dan ahli pembelajaran. Berdasarkan saran dari ahli materi, ahli media, dan ahli pembelajaran diperoleh hasil sebagai berikut:

a. Revisi bahan ajar dari segi materi Berdasarkan data hasil validasi materi yang dilakukan oleh ahli materi, diperoleh hasil berupa saran

(10)

353 Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Blended Learning Pada Program Studi Pendidikan Khusus Di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Reza Febri Abadi, Neti Asmiati pengembangan bahan ajar yang dilakukan pada dasarnya sudah baik namun akan lebih bagus jika penyajian latihan-latihan soal lebih banyak dan disesuaikan dengan dunia kerja sesuai karakteristik pendidikan khusus. Menindaklanjuti saran dari ahli materi, perbaikan bahan ajar dari segi materi difokuskan pada pengguatan teori penjas adaptif dan pembuatan program penjas adaptif untuk berbagai anak berkebuthan khsus

b. Revisi bahan ajar dari segi desain pembelajaran

Berdasarkan hasil validasi desain pembelajaran yang dilakukan oleh ahli pembelajaran, diperoleh hasil bahwa bahan ajar yang dikembangkan dinyatakan valid dan layak untuk diujicobakan di lapangan tanpa revisi. SIMPULAN

Pengembangan bahan ajar berbasis blended learning pada mata kuliah pendidikan jasmani adaptif di program studi Pendidikan Khusus menggunakan model pengembangan ADDIE yakni analisis, desain, pengembangan, implementasi, dan evaluasi. Pada penelitian pengembangan ini model pengembangan yang digunakan hanya sampai pada tahap implementasi. Bahan ajar yang dihasilkan berisikan materi tentang mata kuliah pendidikan jasmani adaptif yang digunakan sebagai media tatap muka ataupun secara online. DAFTAR PUSTAKA

Ariesto Hadi Sutopo. (2003). Multimedia interaktif dengan flash. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Arlitasari, O., Pujayanto, P., & Budiharti, R. (2013). Pengembangan Bahan Ajar Ipa Terpadu Bebasis Salingtemas dengan Tema Biomassa Sumber Energi

Alternatif Terbarukan. Jurnal Pendidikan Fisika, 1(1).

Borg, W. R. & Gall, M. D. (2003). Educational research: an introduction (7th ed.). New York: Longman, Inc.

Dick, W., Carey, L. & Carey, J. O. (2005). The systematic design of instruction. Boston: Harper Collin College Publisher.

Dziuban,Charles.et.al (2018). Blended Learning: The new normal and emergining technologies. International Journal of Educational Technology in Higher Education.15(3).

Gay, L R. (1981). Educational research: Competencies for analysis & application. (2nd ed.).Colombus: Charlie E. Merrill Publishing Co.

Gilbert, S. and Jones, S. (2001) “E-learning

is e- nourmous: Training over the Internet has be-come the fastest growing workplace performance improvement tool---and utilities are using it in several ways”, Electric Perspective, Vol. 26 No.3, May/June, pp.66-82.

Hanum, N. S. (2013). Keefetifan E-Learning sebagai Media Pembelajaran (Studi Evaluasi Model Pembelajaran E- Learning SMK Telkom Sandhy Putra Purwokerto). Jurnal Pendidikan Vokasi, 3(1).

Hartley, Darin E. 2001. Selling E-Learning. American Society for Training and Development. Hasbullah. 2009. Pengembangan Model

Pembelajaran E-Learning Untuk Meningkatkan Kualitas Proses dan Hasil Belajar Mahasiswa Pada Mata Kuliah Energi dan Konversi. Jurnal Penelitian, (Online), 10 (2): 25-30,

(11)

354 Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Blended Learning Pada Program Studi Pendidikan Khusus Di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Reza Febri Abadi, Neti Asmiati (Blended Learning) Terampil

Memadukan Keunggulan

Pembelajaran Face-to-Face, E-learning-online dan Mobile Learning. Prestasi Pustaka Publisher : Jakarta.

Kalantarrashidi, Shojae Aldin.et.al (2015). Effect of Blended Learning Classroom Environment on Student Statisfaction. Journal of Education and Training Studies. 3(5).

Kamarga, H. (2002), Belajar Sejarah Melalui E- Learning Arternatif Mengakses Sumber Informasi Kesejarahan, Jakarta : PT Intermedia

Koran, J. K. C. (2001). Aplikasi E- learning'dalam pengajaran dan pembelajaran di sekolah-sekolah Malaysia: cadangan perlaksanaan pada senario masa kini.

Liliasari. 2005. Membangun Keterampilan Berpikir Manusia Indonesia Melalui Pendidikan Pendidikan Sains. Pidato Pengukuhan Guru Besar Tetap dalam Ilmu Pendidikan IPA. Universitas Pendidikan Indonesia. Liliasari. 2007. Model-Model Peembelajaran Berbasis IT

untuk Meningkatkan

Keterampilan Generik Sains dan Berpikir Tingkat Tinggi Pebelajar. Penelitian HPTP. Bandung: Sekolah Pascasarjana UPI.

Prayitno, Wendhie (2015).Implementasi Blended Learning Dalam Pembelajaran Pada Pendidikan Dasar Dan Menengah :

Widyaiswara LPMP

D.I.Yogyakarta.

Rosenberg, M. (2001) , E-learning: Strategies for delivering knowledge in the digital age, McGraw-Hill, New York.

Sugiyono, M. P. K. (2008). kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta, 124. Tilaar, A.R. 2001. Paradigma Baru

Pendidikan Nasional. Jakarta: Rineka Cipta.

Widya, Mamad. Modifikasi Pembelajaran Dalam Pendidikan Jasmani Adaptif.

Gambar

Gambar  1.  Bagan  elemen  Inti  Model  Desain  Pembelajaran  ADDIE  Sumber: Reiser & Dempsey (2002:18)  b
Gambar 2. Grafik Analisis Hasil Uji  Coba

Referensi

Dokumen terkait

Pengembangan bahan ajar e-learning berbasis Edmodo dengan materi litosfer ini didasarkan pada model pengembangan bahan ajar berbasis web yang dikembangkan oleh

Dalam pengembangan produk penelitian bahan ajar mata kuliah sintaksis Bahasa Indonesia yang berkaitan dengan konsep, prinsip, dan teori mencakup pola konstruksi

Pendapat Haughey (1998) tentang pengembangan blended learning mengungkapkan bahwa terdapat tiga kemungkinan dalam pengembangan sistem pembelajaran berbasis internet,

Tujuan penelitian ini adalah (1) Menghasilkan produk bahan ajar online mata kuliah micro teaching berbasis lesson study yang layak untuk digunakan program

Hasil pengembangan buku ajar berbasis praktek mata kuliah tenis lapangan bagi mahasiswa prodi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi IKIP Budi Utomo Malang berada

Berikut ini disajikan paparan deskriptif hasil tinjauan ahli media terhadap produk pengembangan bahan ajar berbasis multimedia interaktif pada mata pelajaran fikih. Data

Pendapat Haughey (1998) tentang pengembangan blended learning mengungkapkan bahwa terdapat tiga kemungkinan dalam pengembangan sistem pembelajaran berbasis internet,

Tujuan penelitian ini adalah menghasilkan bahan ajar mata kuliah Teknologi Informasi dan Komunikasi berbasis project based learning bagi mahasiswa pendidikan guru sekolah dasar yang