19
RANCANG BANGUN KNALPOT MENGHASILKAN DUA SUARA
PADA KENDARAAN 110 CC
SABAR PASARIBUPRODI TEKNIK MESIN
Akademi Teknologi Industri Immanuel Medan
ABSTRACT
The purpose of this design is to be able and understand how to build an exhaust on a 110 cc vehicle, the method used in this design is experimentation and literature by carrying out planning activities that see the conditions in the field. So far, we know that the exhaust on a 110 cc motorcycle has only one sound, which in its application we need another exhaust or remodel the kalpot if you want to get a different sound. The problem that will solve this final project is how to design one exhaust that is efficient, simple, economical, and can produce two sounds. There is also the result of planning is to produce a product that is simple, economical and easy to operate.
Keywords: One Exhaust Produces Two Sounds ABSTRAK
Tujuan dari rancang bangun ini adalah agar mampu dan paham bagaimana cara merancang bangun knalpot pada kendaraan 110 cc, metode yang di gunakan perancangan ini adalah eksperimen dan literature dengan melakukan kegiatan perencanaan yang melihat kondisi dilapangan. Selama ini kita ketahui bahwa knalpot di sepeda motor 110 cc hanya memiliki satu suara saja,yang dalam pengaplikasiannya kita memerlukan knalpot yang lain atau merombak kalpot jika ingin mendapatkan suara yang berbeda. Masalah yang akan di pecahkan dalam tugas akhir ini adalah bagai mana merancang satu buah knalpot yang efesien,sederhana,ekonomis,dan dapat menghasilkan dua suara. Ada pun hasil perencanaan adalah agar dapat menghasilkan produk yang sederhana,ekonomis dan mudah dalam pengoprasiannya.
Kata Kunci:Satu Knalpot Menghasilkan Dua Suara 1. PENDAHULUAN
Perkembangan kendaran bermotor pada saat ini telah mengalami perkembangan yang cukup pesat, dalam hal ini di antaranya di bagian teknologi, mesin, desain bodi khususnya knalpot, banyak hal telah muncul dengan berbagai penampilan dan performa yang berbeda dan penuh dengan spesifikasi sebagai bentuk kecintaan para sepeda motor.
Pemunculan ide-ide baru dalam menunjang performa kendaran bermotor terus ditingkatkan sampai saat ini guna semakin menarik minat para pecinta dan pengendara sepeda motor, dari kecepatann kendaraan yang irit terhadap bahan bakar, bahkan sampai performa dari kendaraan bermotor itu sendiri. Modifikasi dan inovasi baru dalam dunia otomotif masih terus dikembangkan,
20 sebagai contoh adalah performa dari
kendaraan bermotor itu sendiri dimana minat seseorang terhadap sesuatu hal adalah dari pandangan mata atau dari apa yang dilihat pertama kali dan disini adalah bentuk fisik, kemudian teknologi yang ada pada kendaraan bermotor seperti stater otomatis dan bahkan pengoperasian kendaraan bermotor itu sendiri yang semuanya dijalankan secara otomatis karena ditunjang dengan perkembangan dunia teknologi yang semakin canggih.
Produksi knalpot di Indonesia sangatlah pesat, hal ini di tandai dengan semakin banyaknya industri knalpot di berbagai tempat, khususnya di Probolinggo yang sudah di kenal dunia akan produk knalpotnya. Hal ini di karenakan semakin meningkatnya peminat knalpot tidak hanya di dunia balap tetapi juga di kalangan anak muda, mulai dari sepeda motor ber cc rendah sampai sepeda motor yang ber cc tinggi. Usaha knalpot ini sangat menjanjikan di karenakan semakin meningkatnya pemakai sepeda motor di Indonesia, walaupun dalam kenyataanya penggunaan knalpot,terkhususnya knalpot racing sudah di larang di dalam undang-undang, namun tidak menyurutkan bagi para peminat knalpot, hal ini ditandai dengan semakin banyaknya inovasi-inovasi produk knalpot yang di pasarkan di pasaran, tidak hanya di Indonesia tetapi sampai keluar negeri. Kemajuan teknologi bidang otomotif diantaranya adalah timbulnya inovasi-inovasi baru dalam dunia otomotif. Sebagai contoh berkembangnya disain knalpot untuk kendaraan bermotor, knalpot yang dihasilkan diantaranya knalpot standard atau knalpot dengan suara yang halus dan
knalpot dengan suara yang keras, biasa orang menyebutnya knalpot racing. Knalpot yang ada saat ini hanya satu macam knalpot saja, dalam artian satu knalpot satu suara.
2. METODOLOGI PENELITIAN 2.1. Pengertian Knalpot
Agar gas buang sepeda motor keluar dengan suara yang halus dan tidak memekakkan telinga maka gas buang tersebut disalurkan melalui knalpot ke udara luar. Bagian dalam knalpot dikontruksikan sedemikian rupa sehingga di samping menampung gas buang , knalpot juga dapat meredam suara. Panjang dan diameter knalpot sudah tertentu sehingga jika dilakukan perubahan akan mempengaruhi kemampuan sepeda motor.
Kontruksi knalpot sepeda mototr 4 tak dan sepeda mototr 2 tak umumnya tidak sama. Hal ini bertujuan untuk memudahkan waktu membersihkan bagian dalam knalpot tersebut. Knalpot sepeda motor 4 tak tidak terdiri dari atas dua bagian yang di sambungkan. Perawatan knalpot sepeda motor 4 tak juga lebih mudah karena lebih bersih sebab oli tidak ikutterbakar,dibandingkan dengan sepeda mototr 4 tak. (Boentarto,1993 hal 31-32).
21
Gambar 2. Kontruksi knalpot 4 tak 2.2 Jenis-jenis knalpot bedasarkan posisinya
1. Knalpot di Bawah Jok (Undertall) Penempatannya dari lubang knalpot pada mesin diarahkan ke bagian bawah jok/seat. Umumnya ujung knalpot berada di bawah stoplamp sepeda motor.
2 Knalpot Kolong (Underbelly)
Knalpot ini memiliki leher knalpot yang pendek, penempatannya dari lubang knalpot pada mesin diarahkan ke bagian bawah bodi.
3 Knalpot Samping (Side Exhaust)
Penempatan knalpot ini dari lubang knalpot pada mesin diarahkan ke bagian samping kanan sepeda motor.(Nur Pramudito,2018).
2.3 Bagian-bagian knalpot
2.3.1. Saluran Buang (Exaust Manifold) Saluran buang ini di sebut juga
exaust manifold atau saluran keluar. Saluran ini dihubungkan dengan lubang dari tiap-tiap silinder untuk mengalirkan gas sisa hasil pembakaran keluar melalui pipa buang terus ke knalpot peredam suara (muffler). Pada umumnya letak saluran buang ini terletak di bawah saluran masuk, dengan maksud supaya pancaran panas dari saluran buang dapat memanaskan saluran masuk untuk membantu penguapan gas(udara+bensin) di dalam saluran masuk tersebut.
Gambar 3. Saluran Buang (Exaust Manifold)
Fungsi saluran buang ialah mengumpulkan gas buang dari silinder ke satu tempat melalui pipa buang, saluran buang dipasang pada tiap lubang pengeluaran gas yang terdapat pada setiap silinder. Pada beberapa motor, saluran buang dilengkapi dengan satu pengontrol panas yang ditempatkan di dalam saluran, katup ini bekerja atas dasar perubahan suhu didalam saluran itu sendiri, pada waktu dingin katup menutup dan gas panas akan beredar di dalam saluran masuk. Kemudian jika telah panas saluran ini akan membuka dengan sendirinya dan gas bakar akan langsung dibuang melalui pipa buang.
Gas buang yang keluar dari motor masih mempunyai tekanan sebesar 3-5 kg/cm2 dan suhunya kira-kira 600-800˚C masih terkandung pula panas sebesar 35-40% dari gas pembakaran. Saluran buang dipasang ke kepala silinder dan dihubungkan ke saluran buang, biasanya terbuat dari besi tuang. Pada saluran ini terdapat sebuah klep pengontrol panas yang dioprasikan secara otomatis, klep kupu-kupu dipasang pada saluran buang, jika mesin dingin klep tertutup dan gas buang langsung memanaskan bagian saluran hisap. Hal ini akan memanaskan saliran hisap sebagaimana mesin dihangatkan (warm up) dan termostat membuka klep sehingga langsung semua gas melewati pipa buang dan menstabilkan tempratur.
22 Gas yang di hasilkan akibat pembakaran
bahan bakar menghasilkan tekanan yang sangat tinggi, ketika gas yang bertekanan tinggi ini melewati saluran buang dan bertemu dengan udara dingin maka tabrakan antara gas dan udara dingin ini menimbulkan gelombang kejut berupa ledakan yang sangat keras. Suara ledakan tersebut tidak di perlunak tentunya sangat mengganggu baik penumpang kendaraan tersebut maupun masyarakat sekitar mobil yang bersangkutan.
Setelah gas buang ini melawati saluran pipa knalpot dan silinder maka gelombang kejut atau yang lebih di kenal dengan nama supersonik ini kecepatanya di perlambat sehingga di bawah kecepatan suara. Gas buang harus keluar melalui saluran buang dengan lancar sebab jika proses pembuangan gas tidak lancar berarti akan mengganggu proses pemasukan bahan bakar pada lubang silinder.(Dariyanto,2003 hal 115-117). 2.3.2. Pipa Buang
Pipa buang (exaust pipe) adalah pipa baja yang mengalirkan gas bekas dari exaust manifold ke udara bebas. Pipa itu sendiri di bagi beberapa bagian , pipa bagian depan (front pipe), pipa bagian tengah (center pipe) dan pipa belakang (tail pipe). Sususna ini di buat sedemikian untuk mempermudah saat pengggantian catalytic converter atau muffler tampa melepas sistem keseluruhannya.
Gambar 4. Pipa Buang(Exaust Pipe)
2.3.3. Catalytic Conventer
Catalytic conventer merupakan komponen muffler dari sistem emisi kontrol. Bertujuan untuk mengurangi jumlah CO (carbon monoksida). HC (hydrocarbon gas) dan NOx (oxides of nitrogen) yang terkandung dalam gas bekas. Ada dua tipe catalytic conventer, tipe catalyst yang terkenal adalah : tipe pellet dan tipe monolithic.
Tipe monolithic, belakangan ini lebih banyak di gunakan pada kendaraan, sebab mempunyai tahanan gas buang yang kecil, lebih ringan dan membantu mempercepat pemanasan pada mesin di bandingkan dengan tipe pellet. Sebuah
catalytic conventer terdiri atas salah satu dari dua catalytic yaitu : OC (oxidation catalyst) atau TWC (three way catalyst). OC terdiri dari platinum dan palladium, yang dapat mengurangi CO dan HC. TWC mengandung platinum dan rhodium yang dapat mengurangi Co dan HC terutama Nox.
Gambar 5. Jenis Catalytic Conventer 2.3.4. Knalpot (Muffler)
Gas bekas (exaust gas) di keluarkan dari mesin dengan tekanan yang tinggi (kira-kira 3-5 kg/cm²) dan temperaturnya sekitar 600 - 800˚C. Besarnya panas kira-kira 34% dari energi panas yang di hasilkan oleh mesin. Bila gas bekas dengan panas dan tekanan yang tinggi seperti ini langsung di tekan ke
23 udara luar, maka gas tersebut akan
mengembang dengan cepat sekali, menyebabkan timbulnya suara ledakan yang keras. Muffler digunakan untuk mencegah terjadinya hal tersebut. Gas bekas di kurangi tekanannya dan di dinginkan saat melalui muffler.(Toyota Servis Training,2012 hal 131-132). Secara umum terdapat 2 jenis
muffler yaitu absortive muffler dan
reactive muffler. Absortive muffler adalah
muffler yang di rancang khusus menggunakan peredam untuk menyerap gelombang suara yang keluar dari mesin tampa memperdulikan tekanan gas buang.
Gambar 6. Knalpot Adaptif (Absortive Muffler)
Sedangkan reactive muffler adalah muffler yang di rancang menggunakan ruang resonansi untuk menghilangkan gelombang suara yang di pantulkan pada dingding-dingding muffler sesuai dengan metode superposisi. Knalpot jenis ini di rancang bedasarkan prinsip peredam Helmholtz. Dalam prinsip ini terdapat suatu rongga atau celah yang di pasang dalam knalpot dimana pada frekuensi suara tertentu, rongga tersebut akan beresonansi yang mengakibatkan gelombang suara tersebut terpantul kembali ke arah mesin. Dalam beberapa rancangan , terdapat beberapa rongga di dalam knalpot yang berbeda dimensinya
untuk menahan frekuensi tertentu.(Sigit Pamungkas,2012 hal 27-28).
Gambar 7. Knalpot Reaktif (Reactive Mufflers)
2.4 Bahan Baku Knalpot 2.4.1. Besi
Bahan baku ini paling banyak di pakai sebagai bahan oplosan atau campuran. Karena harganya relatif lebih murah di bandingkan dengan bahan baku lainnya. Besi ini di peroleh dari drum bekas oli atau bekas minyak yang di olah menjadi lempengan atau plat besi sesuai dengan kebutuhan bahan baku knalpot seperti membuat leher knalpot atau
header. Selain itu besi juga lebih mudah di bentuk sehingga biaya oprasionalnya lebih murah, akan tetapi penggunaan bahan baku plat besi ini memiliki kekurangan di ketahanan bahanya terhadap karat yang menyebabkan lebih mudah karatan.
2.4.2. Galvanis
Bahan baku ini hampir sama dengan bahan baku besi akan tetapi galvanis lebih tahan lama terhadap karat. Bahan baku galvanis biasa di pakai di motor 2 tak.walaupun lebih tahan terhadap karatan namun galvanis tetap bias di hinggapi karat pada sambungan las yang kadang kadang mengelupas karena suhu, air dan cuaca.
24 2.4.3. Stainliss steel
Bahan baku stainless steel ini lebih ringan dan anti karat. Selain itu juga lebih tahan panas, sehingga tidak mudah berubah bentuk. Oleh karena itu
proses pembuatannya memerlukan tehnik pengelasan yang presisi sehingga harganya juga relative lebih mahal karena bahan baku stainless stell ini juga harganya lebih mahal.
2.4.4. Titanium dan Karbon Kevlar Pada bahan baku ini lebih ringan dan lebih kuat dari bahan lainnya. Biasanya bahan ini di pasang pada silencer saja dan bagian lainnya di kombinasikan dengan bahan stainless stell.(knalpotpedia,2017).
2.5 Definisi Kebisingan
Kebisingan adalah bunyi yang tidak dikehendaki karena tidak sesuai konteks ruang dan waktu sehingga dapat menimbulkan gangguan terhadap kenyamanan dan kesehatan manusia. Bunyi yang menimbulkan kebisingan disebabkan oleh sumber suara yang bergetar. Getaran sumber suara ini mengganggu keseimbangan molekul-molekul udara disekitarnya sehingga molekul-molekul udara ikut bergetar . Intensitas atau arus energi per satuan luas biasanya dinyatakan dalam satuan logaritmis yang disebut desibel (dB) dengan memperbandingkannya dengan kekuatan dasar 0,0002 dyne/cm2 yaitu kekuatan dari bunyi dengan frekuensi 1000 Hz yang tepat dapat didengar oleh telinga normal.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Tempat
Untuk mendukung tugas akhir ini penulis melaksanakan dan membangun
rancangan tugas akhir di WORKSHOP AKADEMI TEKNOLOGI INDUSTRI IMMANUEL MEDAN jln Jend. Gatot subroto no. 325 Medan
3.2. Bahan Dan Peralatan 3.2.1. Bahan
Bahan yang digunakan dalam pelaksanaan perancangan ini adalah : 1. Satu Buah knalpot 110 cc
2. Besi pipa ukuran 32 mm
• Panjang 34 cm satu buah, sebagai saluran buang racing
3. Besi pipa ukuran 1 inchi
• Panjang 22 cm satu buah, sebagai saluran buang standart
4. Besi plat dengan tebal 1,2 mm
• Diameter 40 mm sebagai katup saluran buang racing
• Diameter 28 mm sebagai katup saluran buang standart
5. Besi beton 9 mm sebagai tuas katup 6. Glass wool sebagai peredam 7. Kabel Baja
8. Batu gerinda 3.2.2. Peralatan
Peralatan yang digunakan dalam pelaksaaan perancangangan ini antara lain adalah:
1. Mesin las asetilen
Las karbit/asetelin adalah proses penyambungan logam dengan logam yang menggunakan gas asetelin sebagai bahan bakar, prosesnya adalah membakar bahan bakar yang telah di bakar gas dengan oksigen sehingga menimbulkan nyala api dengan suhu sekitar 3.500 ﹾc yang dapat mencairkan logam induk dan logam pengisi.
2. Mesin las listrik
Las listrik adalah proses pengelasan yang di lakukan dengan cara mengalirkan
25 arus listrik melalui bidang-bidang atau
permukaan benda kerja yang akan di sambung atau di las. Tahanan yang akan di timbulkan oleh arus listrik pada bidang-bidang sentuhan akan menimbulkan panas yang berguna mencairkan permukaan sambungan. 3. Mesin gerinda
Mesin gerinda adalah salah satu mesin perkakas yang digunakan untuk mengasah/memotong ataupun menggerus benda kerja dengan tujuan atau kebutuhan tertentu.
Gambar 8. Mesin Gerinda 4. Jangka Sorong
Jangka sorong digunakan untuk mengukur diameter benda kerja.
`
Gambar 9. Jangka Sorong 5. Meteran
Meteran adalah salah satu alat ukur yang digunakan untuk mengukur panjang dan lebar suatu benda.
Gambar 10. Meteran
6. Mesin Bor Duduk
Merupakan alat salah satu perkakas yang digukan untuk melubangi benda kerja.
3.3. Analisa data
Dalam penggunaan knalpot ini harus di perhatikan tempat dan cara pengoprasiannya, di karenakan penggunaanya knalpot ini dapat menimbulkan efek kebisingan jika tidak di atur dan dapat mengganggu ketenangan lingkungan, maka dari pada itu harus di perhatikan lingkungan sekitar saat pengoperasiannya agar tidak mengganggu sehingga knalpot ini memberikan keuntungan kepada pemakainya.
3.4. Bahan yang digunakan dalam perancangan
Bahan yang digunakan dalam perancangan ini adalah besi pipa berdiameter 32 mm dengan panjang 34 cm dan besi pipa dengan diameter 1 inchi dengan panjang 22 cm,besi beton 9 mm, besi plat 1.2 mm dan glass wool.
3.4.1. Besi
Ada 4 jenis besi yang digunakan dalam perancangan ini yaitu :
1. Besi Pipa Berdiameter 32 mm 2. Besi Beton Polos
3. Besi pipa Berdiamer 1 inchi 4. Besi Plat
3.5. Metode Perancangan
Metode perancangan yang digunakan untuk memperoleh data yang dibutuhkan untuk mendukung penulisan tugas akhir ini adalah:
3.5.1. Metode Eksprimen
Yaitu suatu metode tuntutan dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi agar menghasilkan suatu
26 produk yang dapat dinikmati masyarakat
secara aman dan dalam pembelajaran. Langkah-langkah eksperimen yang dilakukan dalam perancangan ini dapat digambarkan dengan aliran proses: langkah-langkah yang dilakukan dalam proses pengumpulan data, langkah yang harus dilakukan pada perancangan ini adalah mempersiapkan peralatan yang mendukung dalam proses pengerjaan nanti diantaranya: jangka sorong, meteran,mesin gerinda,mesin las dan mesin bor, pahat serta peralatan lain dimana bahan yang digunakan adalah besi pipa dan besi plat
3.5.2.Metode Literature
Yaitu suatu metode pengumpulan data dimana perancangan membaca dan mempelajari bahan-bahan yang berhubungan dengan perancangan. 3.6. Rancangan
Dari hasil yang diteliti dalam pelaksanaan perancangan, maka di peroleh rancangan untuk membuat knalpot dua suara.
1. Bentuk Rancang Bangun Knalpot Yang Dapat Menghasilkan Dua Suara
Gambar 11. Rancang Bangun Knalpot Dua Suara
HPanjang Leher Knalpot: 53.6 cm (stand) Panjang Silencer : 35 cm (standart) Diameter Silencer : 9.4 cm (standart)
Diameter Header : 3.2 cm (standart) Panjang Header : 2 cm (standart) Panjang Pipa SaluranBuang: 34 cm Panjang Pipa Saluran Buang : 22 cm Jarak Pipa Racing Dengant: 0.6 cm Diameter Katup Racing: 4 cm Diameter Katup Standart: 2.8 cm Panjang Tuas Katup: 13.40 cm
Panjang Pipa Knalpot Silencer: 10 cm Panjang Pegas : 4 cm
Berat Knalpot : 2.9 kg
3.7 Hasil Pengujian Suara Rancangan Knalpot Dua Suara
Hasil dari pengujian suara pada rancangan knalpot dapat menghasilkan dua suara penulis lampirkan dalam bentuk video, atau dapat di lihat pada chanel you tube yang berjudul hasil pengujian knalpot dua suara pada kendaraan 110 cc.
3.8 Pembahasan Data Hasil Rancangan Knalpot Dua Suara
1. Panjang Pipa Saluran Buang Racing 34 cm Panjang pipa saluran buang racing di tentukan dengan pangjang silencer pada knalpot dan jarak antara ujung pipa sambungan leher knalpot dengan silencer dengan ruangan katup pengontrol, karena jika ukuran Panjang pipa berlebih dapat menggangu proses penutupan katup dan jika terlalu pendek dapat mengakibatkan kebocoran pada saat penutupan katup. 2. Panjang Pipa Saluran Buang Standart 22 cm
Panjang pipa saluran buang standart di tentukan antara jarak saringan knalpot pipa racing dan katup pengontrol pada knalpot, agar tidak mengganggu penutupan katup, karena jika terlalu
27 panjang dapat menghambat pengontrolan
katup begitu juga sebaliknya yang dapat mengakibatkan kebocoran.
3. Jarak Pipa Racing Dengan Standart 0.6 cm
Jarak pipa racing dengan standart di sesuaikan dengan ruangan katup pengontrol didalam silencer agar tuas pengontrol bebas untuk bergerak,
4. Diameter Katup Racing 4 cm
Diameter katup racing 4 cm agar lubang saluran buang racing dapat tertutup keseluruhannya pada saat dilakukan penutupan,jika lubang diameter katup kecil atau pas dengan diameter saluran racing kemungkinan besar dapat terjadi kebocoran, hal ini juga untuk membuat katup bebas untuk bergerak di dalam silencer.
5. Diameter Katup Standart 2.8 cm Diameter katup sandart di pilih 2.8 cm agar lubang saluran standart dapat tertutup kesluruhannya pada saat dilakukan penutupan, jika diameter katup lebih kecil atau sesuai dengan ukuran diameter saluran standart kemungkinan besar dapat terjadi kebocoran.
Gambar 4.1 Katup Saluran Buang Std 6.Panjang Tuas Katup 13.40 cm
Panjang tuas katup disesuaikan dengan ukuran panjang diameter silencer dan panjang pegas.
Gambar 4.2 Tuas Katup 7. Panjang Pegas 4 cm
Panjang pegas 4 cm meter untuk memperoleh daya balik yang cepat,jika pegas lebih pendek atau lebih panjang dikwatirkan dapat megakibatkan katup lambat untuk kembali atau terlampau cepat kembali ke posisi semula yang dapat berpengaruh buruk terhadap daya tahan katup.
Gambar 4.3 Pegas 8. Berat Knalpot 2.9 kg
Dari hasil keseluruhan rancangan knalpot didapat berat berat bersih keseluruhan rancangan knalpot adalah 2.9 kg. 4. KESIMPULAN
Rancangan knalpot menghasilkan dua suara sangat dibutukan di dunia otomotif namun harus dibarengi dengan biaya yang murah dan tidak terlalu berat. 5. SARAN
Untuk melaksanakan suatu perencanaan atau perancangan sangat dibutuhkan ketelitian agar tidak terjadi kesalahan dalam pengerjaan, oleh karna itu penulis menyarankan :
28 1. Gunakan bahan bahan yang
berkualitas agar mendapatkan mutu dan
Kualitas yang bagus dan baik. 2. Teliti dalam mengerjakan semua
proses perancangannya.
3. Utamakan keselamatan kerja, dengan menggunakan peralatan yang safety.
4. Perlu dikembangkan lagi mengenai desain bentuk knalpot dan desain selencer agar lebih menarik dan bagus.
5. Katup pengontrol perlu di kembangkan agar lebih sederhana dan tidak memakan banyak ruang.
6. Pengoperasian dengan tuas perlu di kembangkan agar lebih efesien dan agar tidak terjadi kebocoran. DAFTAR PUSTAKA
[1]. Boentarto, 1993, “ Cara Pemeriksaan, Penyetelan Dan Perawatan Sepeda Motor “, c.v ANDI OFFSET,Yogyakarta.
[2]. Daryanto, 2003, “Motor Bensin Pada Mobil ”, CV YRAMA WIDYA”, Bandung.
[3]. New Step 1 Training Manual, 2012, PT.-TOYOTA-ASTRA MOTOR. [4]. Agus mulyana, Syam Sofyan Nurdin,
2012,“PERANCANGAN ALAT UJI KEBISINGAN KNALPOT SEPEDA MOTOR
[5]. BERBASISMIKROKONTROLER PIC16F877A”, Jurusan Teknik Komputer Unikom Bandung.
[6]. Pamungkas sigit, 2012, “ Analisis Penggunaan Model Knalpot Standart Terhadap Kinerja Mesin 4 langkah
100 cc Dan 125 cc “, Universitas Indonesia [7].http://www.knalpotpedia.com/2017/1 1/mengenal-pilihan-bahan-baku-knalpot.html [8].https://www.gridoto.com/read/22102 4572/kamu-perlu-tahu-jenis-jenis- knalpot-motor-berdasarkan-posisinya-di-motor