• Tidak ada hasil yang ditemukan

TPS PENALARAN UMUM. Rumah Belajar O-Friends teman setia saat belajar, sahabat sejati meniti masa depan Halaman 1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "TPS PENALARAN UMUM. Rumah Belajar O-Friends teman setia saat belajar, sahabat sejati meniti masa depan Halaman 1"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Letusan Terbesar Merapi

Indonesia didiami 127 gunung api aktif atau 13 persen dari gunung api aktif yang ada dunia. Dari 127 gunung api aktif itu, sekitar 60 persen adalah gunung api yang memiliki potensi bahaya cukup besar bagi penduduk di dekatnya.

Tipe gunung itu beragam. Tipe A, gunung api yang pernah erupsi minimal sekali setelah tahun 1600. Jumlahnya ada 79 buah.

Tipe B adalah gunung api yang sesudah 1600 Masehi belum erupsi magmatik, namun masih memperlihatkan gejala. Jumlahnya 28 buah. Tipe C ada 20 buah. Tipe ini adalah gunung api yang erupsinya tidak diketahui dalam sejarah manusia tapi masih terlihat tanda-tanda kegiatan di masa lampau.

Pada periode 1548-2014, menurut data pengamatan erupsi gunung Merapi dari Global Volcanism Program, sejak tahun 1548 hingga 2014 gunung Merapi erupsi 71 kali. Dari jumlah ini, 2 erupsi masuk golongan besar dengan indeks 4 (Volcanic Explosivity Index/VEI). Yaitu pada 26 Oktober 2010 dan 15 April 1872.

Indeks VEI ini adalah skala untuk mengukur kekuatan dan besaran letusan gunung api. Skalanya 1 sampai 8. Makin besar skalanya, makin besar letusannya.

Dalam skala 4 VEI, volume materi yang keluar dari kawah minimal 0,1 kilometer kubik dan daya semburan mencapai 10 - 25 km, Dalam 10 ribu tahun terakhir, hanya ada 278 kali letusan gunung api dengan skala ini dalam 10 ribu tahun.

Sebagai perbandingan, letusan Gunung Krakatau pada 1883 dan Gunung Pinatubo (Filipina) pada 1991, termasuk letusan dengan skala sangat besar, 6 VEI. Dengan letusan sebesar ini, materi yang dimuntahkan mencapai 10 kilometer kubik, dan daya sembur setinggi 25 kilometer. Letusan macam ini hanya terjadi 39 kali dalam 10 ribu tahun.

(2)

Masa tidur atau istirahat Gunung Merapi antara 1-18 tahun, artinya masa istirahat terpanjang yang pernah tercatat adalah 18 tahun. Yakni erupsi pada 1786, setelah tidur 18 tahun. Kemudian abad 19 masa istirahat terlama mencapai 6 tahun, sebelum erupsi tahun 1930.

Namun, masa istirahat yang panjang, belum tentu menentukan letusan yang akan datang relatif besar. Besar kecilnya letusan lebih tergantung pada sifat magma.

Letusan besar pada Oktober 2010 muncul setelah istirahat 4 tahun. Letusan dengan skala yang sama pada April 1872, masa istirahatnya hanya 1 tahun. Pada erupsi 1786 Merapi meletus dengan skala kecil, 1 VEI. Padahal, sudah istirahat panjang, 18 tahun. Paling singkat hanya 1 tahun.

1. Pernyataan yang tidak sesuai dengan teks diatas..

(A)Terdapat 87 % gunung api aktif diluar Indonesia

(B) Tipe gunung api C, tidak pernah teramati kapan mengalami erupsi

(C) Selama kurun waktu 366 tahun gunung merapi telah mengalami erupsi sebanyak 71 kali

(D)Index letusan gunung merapi masih lebih rendah daripada gunung Krakatau (E) Masa istirahat yang panjang dari gunung

berapi belum tentu menandakan akan terjadi letusan besar

2. Dari bacaan di atas jumlah gunung berapi yang tidak menyimpan potensi bahaya pada

penduduk

(A)40% dari 127 gunung api aktif (B) 50% dari 127 gunung api aktif (C) 60% dari 127 gunung api aktif (D)13% dari 127 gunung api aktif (E) 87% dari 127 gunung api aktif

3. Bacaan yang dapat menjawab gunung merapi termasuk tipe gunung api jenis apa (A, B, C) terletak pada kalimat...

(A)Masa istirahat gunung merapi 1-18 tahun (B) Sejak tahun 1548-2014 gunung merapi telah

mengalami erupsi sebanyak 71 kali (C) Gunung merapi pernah mengalami index

letusan mencapai 4 VEI

(D)Pada tahun 1786 gunung merapi meletus dengan skala 1 VEI

(E) Dalam 10 ribu tahun letusan dengan index 4 VEI mencapai 278 kali

4. Dalam skala 4 VEI, volume materi yang keluar dari dalam kawah sebesar...

(A) 106 meter kubik

(B) 107 meter kubik

(C) 108 meter kubik

(D)109 meter kubik

(E) 1010 meter kubik

5. Perbandingan Volume materi yang dikeluarkan dari gunung merapi pada erupsi tahun 2010 terhadap volume materi dari gunung krakatau tahun 1883 adalah... (A) 1 : 1 (B) 1 : 10 (C) 1 : 100 (D) 1 : 1000 (E) 1 : 10000

6. Perbandingan jumlah peristiwa letusan dengan index 6 VEI terhadap 4 VEI dalam 10 ribu tahun adalah... (A) 78 : 556 (B) 78 : 656 (C) 195 : 1490 (D) 195 : 1590 (E) 195 : 1690

7. Dari grafik di atas jumlah tahun erupsi dengan index letusan 1 VEI ada sebanyak...

(A)4 (B) 5 (C) 10 (D)15 (E) 20

(3)

8. Dari grafik jumlah tahun erupsi dengan masa istirahat 5 tahun dan menghasilkan index letusan 2 VEI sebanyak...

(A)8 (B) 7 (C) 6 (D)5 (E) 4

Wacana 2, digunakan untuk menjawab soal nomor 9 sampai dengan 15

Berbagai permasalahan terjadi pada pelaksanaan pendidikan sekolah di kawasan desa 3T (Terdepan, Terpencil, dan Tertinggal), diantaranya akses jalan ke sekolah yang jauh dan sulit ditempuh, keterbatasan sarana dan prasarana, kurangnya kualitas mutu pendidikan, dan paradigma masyarakat bahwa sekolah tidak begitu penting. Problematika pendidikan di daerah desa 3T semakin kompleks dengan adanya paradigma masyarakat desa 3T yang beranggapan bahwa sekolah tidak begitu penting. Fasilitas sekolah gratis seolah tidak cukup untuk menarik minat orang tua agar menyekolahkan anaknya. Anggapan bahwa bekerja lebih menghasilkan daripada sekolah masih melekat pada orang tua khususnya di daerah desa 3T.

Himpitan kebutuhan ekonomi menjadi alasan utama tumbuh-kembangnya paradigma tersebut. Maka, perlu adanya upaya yang dilakukan oleh stakeholder, dalam hal ini yakni instansi sekolah untuk merubah paradigma tersebut agar anak di desa 3T dapat bersekolah sebagai modal dasar dalam menghadapi perkembangan zaman. Sejatinya, sekolah merupakan sarana tempat untuk belajar. Dalam konteks ini, siswa belajar untuk bekal hidup di masyarakat. Untuk itu, kurikulum sebagai acuan pelaksanaan pendidikan di sekolah seyogyanya harus sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Dengan kata lain, kurikulum juga berperan sebagai jembatan penghubung antara kebutuhan masyarakat dengan program pelaksanaan pendidikan di sekolah.

Fenomena berkembangnya paradigma masyarakat desa 3T bahwa bekerja lebih menghasilkan daripada sekolah merupakan kegagalan penyesuaian kurikulum sekolah dengan kebutuhan masyarakat setempat. Kebutuhan masyarakat desa 3T secara umum yakni terlepas dari himpitan ekonomi berupa pemenuhan kebutuhan primer seperti pangan, sandang, dan papan. Dengan demikian, kondisi ini membuat para orang tua

(4)

di daerah desa 3T lebih menghendaki anaknya untuk membantu bekerja. Fokus utama gagasan dalam penyelesaian permasalahan ini, yakni menciptakan figur sekolah yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat desa 3T. Sekolah di daerah desa 3T tidak cukup hanya berperan sebagai pusat tempat belajar, melainkan berperan juga sebagai pusat pengembangan produktivitas potensi daerah desa 3T. Artinya, selain fasilitas belajar, siswa juga mendapatkan program ekstra berupa keterampilan khusus yang langsung dipraktikan melalui sistem ‘magang’. Nantinya, siswa akan mendapatkan penghasilan dari program magang tersebut. Jadi, siswa dapat membantu ekonomi orang tuanya, namun tetap berada pada lingkungan pendidikan di sekolah. 9. Berikut ini yang BUKAN cerminan

permasalahan yang terjadi pada pelaksanaan pendidikan di daerah desa 3T berdasarkan isi wacana di atas adalah …

(A)Anggapan bahwa bekerja lebih menghasilkan daripada sekolah pada usia anak sekolah

(B) Mutu dan kualitas kurikulum yang tidak sesuai kebutuhan

(C) Biaya sekolah yang dianggap mahal oleh desa 3T

(D)Banyak masyarakat 3T yang harus turun bukit dan menyeberangi sungai untuk bisa sampai sekolah

(E) Tidak tersedianya perpustakaan sekolah di desa 3T

10. Berikut ini yang DAPAT menjadi solusi dari permasalahan pelaksanaan pendidikan di daerah desa 3T, KECUALI …

(A)Sekolah sebagai pusat pengembangan perikanan pada desa 3T yang berada di pesisir pantai

(B) Memasukan muatan lokal budidaya pertanian sebagai bagian dari kurikulum desa 3T

(C) Membangun jembatan penghubung bagi desa dan sekolah yang terpisahkan sungai (D)Menyediakan angkutan umum berbiaya

murah bahkan gratis bagi pelajar sebagai moda transportasi menuju dan dari sekolah (E) Penyediaan ruang kelas ber AC agar KBM

berjalan lebih nyaman

11. Dari tabel di atas jika diketahui jumlah SMA negeri disetiap desa sangat tertinggal harus berjumlah 2 kecuali pulau Jawa, maka selisih jumlah SMA negeri di desa sangat tertinggal antara pulau Sulawesi dan Maluku adalah … (A) 760 (B) 740 (C) 380 (D) 370 (E) 300

12. Jika pada tahun 2015 terdapat satu desa baru di NTT dan jumlah desa sangat tertinggal berkurang 4 desa, maka persentase desa sangat tertinggal di Nusa Tenggara – Bali sebesar … (A) 11,87% (B) 11,78% (C) 11,67% (D) 11,63% (E) 11,33%

13. Jika perbandingan jumlah desa tertinggal dengan desa tidak tertinggal di pulau jawa adalah 5 : 2, dan jumlah desa tertinggal berkurang sebanyak 5000 desa berubah menjadi desa tidak tertinggal, maka perbandingan jumlah desa tertinggal dengan tidak tertinggal menjadi 10 : 11, berapakah jumlah desa di pulau jawa ? (A)20.000 desa (B) 21.000 desa (C) 24.000 desa (D)27.000 desa (E) 28.000 desa

14. Untuk membangun satu sekolah di suatu desa tertinggal membutuhkan 40 pekerja dengan waktu pengerjaan 5 bulan, maka untuk membangun satu sekolah dalam waktu 1 bulan lebih cepat membutuhkan tambahan pekerja sebanyak...

(A)10 (B) 20 (C) 30 (D)40 (E) 50

(5)

15.Program produktivitas potensi salah satunya adalah membuat pupuk. Jika pada awal riset perbandingan antara pupuk organik dan anorganik adalah 4 : 3 kemudian ditambahkan komposisi pupuk anorganik sebanyak 500 gram perbandingannya menjadi 4 : 5. Berapa gram jumlah komposisi pupuk organik ? (A)750 (B) 1000 (C) 1250 (D)1500 (E) 2000

16.

Perhatikan tabel kurikulum pelatihan yang diberikan pada suatu desa tertinggal

Variabel penilaian

klasifikasi

skor

Jarak desa ke

kecamatan

0-5 km

3

6-9 km

2

>10 km

1

Mata pencaharian

perdagangan

3

Industri/kerajinan

2

pertanian

1

Bila total skor maksimal untuk dikategorikan sebagai desa tertinggal adalah 3, maka dua desa

yang masuk kategori tersebut adalah...

(A)

Sugeng rawuh dan cekatan

(B)

Cekatan dan mlipir makmur

(C)

Mlipir makmur dan sumringan

(D)

Sumringah dan saget maju

(E)

Mlipir makmur dan saget maju

Desa

Jarak desa

ke

kecamatan

Mata

pencarian

penduduk

Sugeng rawuh

7 km

Industri

Cekatan

6 km

Perdagangan

Mlipir makmur

12 km

Perdagangan

Sumringah

8 km

Pertanian

Referensi

Dokumen terkait