• Tidak ada hasil yang ditemukan

TEKNIK PEMBUATAN POLA SEPATU MODEL OXFORD Oleh: Supriyanta Tyas Purnomo

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "TEKNIK PEMBUATAN POLA SEPATU MODEL OXFORD Oleh: Supriyanta Tyas Purnomo"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

1

TEKNIK PEMBUATAN POLA SEPATU MODEL OXFORD

Oleh: Supriyanta Tyas Purnomo A. PENDAHULUAN

Sepatu Model Oxford merupakan salah satu model sepatu lama yang sampai saat ini masih disenangi konsumen terutama para pekerja kantoran walaupun saat ini banyak model model yang sedang ngetrend. Satu hal istimewa dari Oxfrod shoes adalah bisa dipakai dalam segala suasana, baik formal atau nyantai. Seiring perkembangan desain, sepatu Oxford terus berkembang dan jadi satu tren sepatu yang elegan . Dan sekarang siapa pun bisa memakai sepatu Oxford yang makin kesini makin keren modelnya.

Oxford Shoes merupakan sepatu yang sangat nyaman dipakai untuk waktu yang lama dan untuk beraktivitas aktif. Memang, , Pria kantoran, kuliahan, anak nongkrong, band dan lainnya, sepatu Oxford juga sangat tepat untuk

Oxford Shoes Sepatu pria merupakan salah satu perlengkapan yang dikenakan pada kaki untuk melindungi dari panas serta untuk menambah keindahan penampilan. Ada beberapa model sepatu yang ada di pasaran yaitu model pantofel, Derby, Oxford, Muchasin, boot Untuk dapat membuat pola sepatu pria sesuai dengan yang diinginkan, terlebih dahulu harus mengetahui jenis dan ukurannya sepatu

Gambar. Sepatu Model Oxford

Atas dasar diatas kami mencoba untuk membagi pengalaman dan pengetahuan serta keterampilan dalam proses pembuatan sepatu model oxford, untuk menambah pengetahuan dibidang persepatuan

B. PROSES PEMBUATAN POLA SEPATU MODEL OXFORD

Sebelum melangkah ke proses pembuatan pola terlebih dahulu mengetahui alat dan bahan yang digunakan dalam mengerjakan pembuatan pola, Adapun Alat dan bahan serta bangun acuan yang digunakan sebagai berikut:

1. Alat

a. Acuan Sepatu

(2)

2

Untuk membuat pola dasar pria dan wanita diperlukan acuan. Acuan ini digunakan untuk menentukan batas ukuran. Acuan dapat terbuat dari kayu atau feber yang berbentuk seperti kaki/sepatu. Sistem ukuran acuan di beberapa negara tidak sama baik dalam pemberian tanda ukuran maupun satuan. Negara Inggris dan Amerika menggunakan ukuran inci, Perancis menggunakan sistim ukuran Paris-stick (PS), negara Afrika dan Eropa Timur menggunakan mondopoint, sedangkan Indonesia menggunakan centi meter (cm), dsb. Dalam pembuatan pola sepatu dengan bentuk acuan yang berbeda, diperlukan pengukuran sesuai dengan bangun acuan.

b. Pisau potong

c. Penggaris pita/penggaris ukur d. Pensil. e. Uncek f. Kertas pola g. Paper tape 2. Bahan a. Kertas pola b. Paper tape 3. Bangun Acuan Bangun Acuan

Acuan mempunyai bangun dan bentuk tertentu, sesuai dengan bangun dan bentuk kaki.

Keterangan gambar:

S = titik tumit belakang acuan E = titik ujung hidung acuan

C = titik batas rendah sepatu bagian belakang Q = titik batas tinggi sepatu bagian belakang TT = tinggi hak dengan bidang datar

EE = tinggi ujung acuan dengan bidang datar V = titik batas bidang vamp

I = titik Instep,batas tinggi quarter CLI = 90 derajat

J = titik singgung lengkung bawah dengan bidang datar SC = 1/5 SUP (Standar Ukuran Panjang)

(3)

3

CL = SUP, diukur dari titik C E = hidung

T = titik batas panjang lidah. Bentuk Alas Acuan

Bagian acuan merupakan bagian yang mewakili bentuk alas kaki.

Keterangan

E = titik ujung acuan S = titik pusat bagian tumit SB = SUP

BB = batas letak tumit sepatu SM = 2/3 SUP

NN = 1/10 SUP

SNJ = 90 derajat, titik T merupakan bagian samping luar alas acuan. SMJ = 90 derajat, titik T merupakan bagian samping dalam alas acuan. J = titik jejak atau garis bal (gemuk acuan).

C. LANGKAH KERJA PEMBUATAN POLA SEPATU PRIA MODEL OXFORD

Langkah kerja pembuatan mean form bagian luar, dalam dan bagian rata-rata. Siapkan acuan dengan bentuk yangakan dibuat

Balutlah acuan tersebut dengan pita rekat pada bagian samping, dalam dan luar. Penempelan pita rekat dimulai dari bagian depan acuan, terus melintang sampai ke atas Lakukan penempelan pita rekat dengan teknik salaing menumpang lebih kurang setengah dari lebar pita rekat.

(4)

4 Gambar : Penempelan pita rekat

Setelah penempelan pita rekat sampai ke pinggang acuan, tempelkan bagian belakang acuan sampai pinggang dengan 2 (dua) buah pita penguat/penyokong yang saling mengkait. Hal ini dilakukan agar pada saat pelepasan paper tape dari bangun acuan, paper tape yang ada pada bagian pinggang tidak lepas, lihat gambar dibawah.

Ganbar, Penempelan Paper Tape

Teruskan penempelan pita rekat pada bagian samping luar dan samping dalam, hinmgga menutup bagian pinggang dan belakang acuan. Pada bagian belakang dilakukan penempelan sejajar dengan acuan untuk menjaga ketelitian bentuk lengkung belakang acuan, lihat gambar dibawah ini.

(5)

5

Setelah dibalut seluruhnya, buatlah garis tengah untuk membagi acuan menjadi dua bagian yang sama besar. Pada garis belakang acuantentukan titik C, yaitu titik counter, sedang pada garis punggung tentukan titik Vamp (V) yaitu titik batas bidang vamp dasar dari penentuan titik C dan V setelah terlebih dahulu mengetahui standar panjang telapak acuan, lihat gambar dibawah ini.

Gambar. Garis tengah

Potonglah pita rekat tepat di atas garis tengah.

Lepaskan pita rekat dari acuan kemudian tempelkan pada kertas tebal sehingga mengahsilkan dan bidang acuan sebelah luar. Rapikan masing-masing bidang sesuai dengan garis, sehingga menghasilkan form acuan sebelah dalam (A) dan form acuan sebelah luar (B), lihat gambar dibawah ini.

(6)

6

Gambarkan form tersebut pada selembar kertas dengan ketentuan masing-masing titik V dan C pada form tersebut harus berimpit. Buatlah garis rata-rata (resultan) pada ke dua form tersebut, dengan demikian garis resultan tersebut merupakan mean form, lihat gambar dibaah ini.

Gambar. Mean Form

Buatlah garis QB untuk menentukan lengkungan atas quarter, serta tentukan titik Q, dari titik Q masuk ke dalam 3 mm. Tentukan titik S dari titik S keluar 3-5 mm, tentukan titik A dari S ke A = SL dan tentukan titik B, dari A ke B = 1/5 SL tegak lurus SA

Gambar. Titik Quarter

Tentukan titik V1 dari titik V masuk ke kiri 3-5 mm, tentukan titik S1 dari titik S keluar 5 mm. Untuk membuat openan (lasting) atau tambahan pada form bawah EE1 = 12-15 mm, JJ1 = 15 mm dan S1 S2 = 12-15. Hubungkan dari titik V1 ke E1, F1, S2, C, Q1 sampai ke V1. Pada titik O dibuat lengkungan sesuai bentuk yang dikehendaki kemudian potonglah sesuai dengan garis tersebut.

(7)

7 Gambar. Hasil pola dasar sepatu model oxford

(8)

8

Membuat lapisan vamp

Untuk membuat lapis vamp, gunakan pola dasar dari sepatu model oxford. Ukuran ketentuan sama, hanya pada bagian lengkung atas untuk vamp dan quarter ditambah 4-6 mm. Pada bagian bawah form mengikuti dari dasar sepatu. Selanjutnya cara untuk pola lapisnya hampir sama dengan membuat pola jadi sepatu oxford.

Gambar, Hasil Pola Dasar sepatu model oxford

Secara dasar, pola tersebut di atas sudah bisa dibuat sepatu. Tetapi untuk lebih bervariasi bisa dikembangkan lagi dengan bentuk lain. Seperti gambar di bawah ini:

(9)

9

Gambar: Gambar pola untuk sesetan

PENGEMBANGAN PRODUK

Sepatu pria yang dijumpai di pasaran atau digunakan oleh para pria terdiri dari berbagai macam model/jenis dan harganya bervariasi. Hal ini dipengaruhi oleh perkembangan fashion. Beberapa contoh/model sepatu pria berikut ini dapat digunakan sebagai referensi dalam pengembangan produk sepatu

(10)

10 DAFTAR PUSTAKA

Attwater, WA, 1983, The Tecnique of Leathercraft, London B.T. Basford Ltd.

Depdiknas , Manajemen Pendidikan Dasar dan Menegah ,Panduan KTSP SMK-SB Tahun 2006.

, SKN Kriya Kulit Tahun 2003.

Dwi Asdono Basuki, 1986. Metode Pembuatan Sepatu, Akademi Teknologi Kulit Yogyakarta.

Nuraini Indrati, 1988, Petunjuk Praktikum Sepatu V, Akademi Teknologi Kulit, Yogyakarta. Philippe Sinturel dkk, 1999, Buku Panduan Kria Kulit , Pusat Pengembangan Penataran Guru Kesenian PPPG Kesenian Yogjakarta.

P.T. Prasida Adhikriya. 1996. Desain Kerajinan Kulit. Jakarta: Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan. Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar Dan Menengah. Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan, Bagian Proyek Pendidikan Kejuruan non Teknik II.

(11)

11 BIODATA PENULIS

Nama : Supriyanta Tyas Purnomo, S.Pd. NIP : 19670511 199303 100 2

Jabatan : Widyaiswara Muda

Pendidikan : S1. Pendidikan Seni Kerajinan

Instansi : Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Seni dan Budaya Yogyakarta

Telepon : +61(0)274-4987327 /HP.081328792636 Email : purnomotyas@yahoo.co.id

Gambar

Gambar Acuan Sepatu
Gambar : Pita rekat

Referensi

Dokumen terkait