• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jurusan Akuntansi Program S1 Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Jurusan Akuntansi Program S1 Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH KOMITMEN ORGANISASI, GAYA KEPEMIMPINAN,

KETEPATAN SKEDUL PENYUSUNAN, KEJELASAN SASARAN

ANGGARAN, PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN DAN

AKUNTABILITAS PUBLIK TERHADAP KINERJA MANAJERIAL

(Studi Empiris Pada Kantor Dinas Se-Kabupaten Karangasem)

1

Komang Budi Amanta,

1

I Made Pradana Adi Putra,

2

Desak Nyoman Sri Werastuti

Jurusan Akuntansi Program S1

Universitas Pendidikan Ganesha

Singaraja, Indonesia

e-mail:

{budiamanta26@gmail.com,

gdadi_ak@yahoo.com, Weras_tuti@yahoo.com}@undiksha.ac.id

Abstrak

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh Komitmen Organisasi, Ketepatan Skedul Penyusunan, Kejelasan Sasaran Anggaran, Partisipasi Penyusunan Anggaran dan Akuntabilitas Publik terhadap Kinerja Manjerial Kantor Dinas se-Kabupaten Karangasem secara parsial. Penelitian ini mengunakan pendekatan penelitian kuantitatif. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer berupa jawaban responden dari kuisioner. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kantor dinas se-Kabupaten Karangasem. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling dengan jumlah sampel 80 responden. Metode analisis data yang digunakan adalah metode analisis regresi linier berganda yang diolah menggunakan program SPSS 19,0 for Windows.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial komitmen organisasi, gaya kepemimpinan, ketepatan skedul penyusunan anggaran, kejelasan sasaran, partisipasi penyusunan anggaran, dan akuntabilitas berpengaruh positif terhadap kinerja manajerial seluruh kantor dinas se-Kabupaten Karangasem.

Kata kunci : Komitmen, Kepemimpinan, Ketepatan Skedul, Anggaran, Akuntabilitas

Abstract

This study was conducted in order to find out the effect of organization commitment, leadership style, timeliness of planning, budgetting target clarity, budgeting participation, and public accountability towards managerial performances partially.

The study utilized a quantitative approach with primary data in the form of responses of the questionnaire provided by the respondents. The population of the study consisted of all agency offices around Karangasem regency. There were 80 respondents selected based on purposive sampling technique. The data were analysed by using multiple linear regression supported by using SPSS 19.0 for Windows.

The results indicated that partially organization commitment, leadership style, timeliness of planning, budgetting target clarity, budgeting participation, and public accountability had a positive effect towards managerial performancesat all local government offices around Karangasem regency.

(2)

PENDAHULUAN

Pengesahan UU No. 32/2004 tentang Pemerintahan Daerah serta UU No. 33/2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah, maka secara langsung pemerintah daerah diberikan kewenangan untuk menyelenggarakan pemerintah daerah yang lebih luas, nyata, dan bertanggung jawab. Sebagai organisasi sektor publik pemerintah daerah di tuntut agar memiliki kinerja yang berorientasi pada kepetingan mayarakat, yang sebagian besar di pengaruhi oleh kinerja aparat manajerial. Komitmen organisasi menjadi salah satu variable moderasi karena mempengaruhi tingkat kinerja aparat manajerial. Pelayanan sektor publik yang baik di wujudkan melalui penyusunan anggaran yang transparan dan berkualitas. Penyusunan anggaran memerlukan gaya kepemimpinan untuk mengatur semua penyusunan yang berlangsung. Selain itu gaya kepemimpinan yang tepat akan mempunyai dampak positif terhadap efektivitas partisipasi anggaran. Untuk dapat mengukur kinerja pelaksanaan anggaran maka sasaran anggaran haruslah jelas. Kejelasan sasaran anggaran akan membantu pegawai untuk mencapai kinerja yang di harapkan.

Berdasarkan data realisasi APBD tahun 2012-2014 dkabupaten karangasem terlihat adanya trend kenaikan baik itu dari sisi pendapatan dan belanja. Dapat disimpulkan bahwa apbd kabupaten karangasem mengalami trend peningkatan yang positif dari tahun 2012 sampai dengan 2014. Terjadi peningkatan dalam pendapatan kabupaten karangasem dan juga peningkatan pada belanja kabupaten karangasem. Dampak dari peningkatan tersebut terlihat dari defisit yang dialami kabupaten karangasem setiap tahun mengalami penurunan yang signifikan. Jika dikaitkan antara kinerja manajerial pemerintah daerah Kabupaten Karangasem dengan hasil yang sudah dicapai di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kinerja manajerial sudah berjalan dengan baik.

Berdasarkan uraian di atas dan fenomena yang terdapat di kabupaten karangasem, maka masalah yang akan dikaji dan dijawab dalam penelitian ini adalah : (1) Apakah terdapat pengaruh

Komitmen Organisasi terhadap kinerja manajerial ; (2) Apakah terdapat pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kinerja manajerial ; (3) Apakah terdapat pengaruh ketepatan skedul penyusunan anggaran terhadap kinerja manajerial ; (4) Apakah terdapat pengaruh kejelasan sasaran terhadap kinerja manajerial ; (5) Apakah terdapat pengaruh partisipasi anggaran terhadap kinerja manajerial ; (6) Apakah terdapat akuntabilitas publik terhadap kinerja manajerial ; (7) Apakah komitmen organisasi, gaya kepemimpinan, ketepatan skedul penyusunan anggaran, kejelasan sasaran, partisipasi anggaran dan akuntabilitas publik secara simultan berpengaruh terhadap kinerja manajerial.

METODE

Penelitian ini dilakukan di Kantor Dinas se-Kabupaten Karangasem. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kantor dinas se-Kabupaten Karangasem. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling dengan jumlah sampel 80 responden.

Purposive sampling. yaitu metode pengambilan sampel yang ditetapkan atau ditentukan dengan menggunakan kriteria-kriteria tertentu (Sugiyono, 2013). Penelitian ini menggunakan dua jenis variabel, yaitu variabel independen dan variabel dependen. Variabel dependennya yaitu Kinerja Manajerial, sementara variabel independennya yaitu Komitmen Organisasi, Ketepatan Skedul Penyusunan, Kejelasan Sasaran Anggaran, Partisipasi Penyusunan Anggaran dan Akuntabilitas Publik.

Jenis data yang digunakan adalah data kuantitatif primer yaitu sumber data penelitian yang langsung memberikan data pada pengumpul data (Sugiyono, 2008). Data primer dalam penelitian ini adalah jawaban responden dari kuesioner yang disebar.

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linier berganda dengan menggunakan program komputer IBM SPSS (Statistical Package for Social Science) 19 for windows. Sebelum melakukan analisis regresi linier berganda, tentunya model

(3)

tersebut harus bebas dari uji asumsi klasik yang terdiri dari uji autokorelasi, uji normalitas data, uji multikolonierietas, dan uji heteroskedastisitas. Uji F (uji simultan) digunakan untuk menguji pengaruh variabel bebas secara bersama-sama atau simultan terhadap variabel terikat.

Sementara Uji t dimaksudkan untuk mengetahui tingkat signifikansi pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat dengan asumsi variabel bebas yang lain tidak berubah (ceteris paribus). Selain itu dilakukan pula analisis koefisien determinasi yang pada intinya digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen.

HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Statistik Deskriptif

Analisis statistik deskriptif dilakukan untuk memperoleh deskripsi data sebagai gambaran awal karakteristik data yang diteliti. Hasil analisis menunjukkan jumlah oresponden yaitu 80 kuisioner. Variabel kinerja manajerial memiliki nilai minimum sebesar 38,00%, nilai maksimum sebesar 50,00%, rata-rata sebesar 44,71%, dan standar deviasi sebesar 2,90%. Variabel komitmen organisasi memiliki nilai minimum sebesar 49,00%, nilai maksimum sebesar 60,00%, rata-rata sebesar 55,01%, dan standar deviasi sebesar 2,58%. Variabel gaya kepemimpinan memiliki nilai minimum sebesar 38,00%, nilai maksimum sebesar 50,00%, rata-rata sebesar 43,76%, dan standar deviasi sebesar 2,84%. Variabel ketepatan skedul penyusunan anggaran memiliki nilai minimum sebesar 19,00%, nilai maksimum sebesar 30,00%, rata-rata sebesar 24,80%, dan standar deviasi sebesar 2,44%. Variabel kejelasan sasaran anggaran memiliki nilai minimum sebesar 38,00%, nilai maksimum sebesar 50,00%, rata-rata sebesar 44,09%, dan standar deviasi sebesar 2,79%. Variabel partisipasi penyusunan anggaran memiliki nilai minimum sebesar 32,00%, nilai maksimum sebesar 45,00%, rata-rata sebesar 39,89%, dan standar deviasi sebesar 3,00%. Variabel akuntabilitas publik memiliki nilai minimum sebesar 29,00%, nilai maksimum sebesar 44,00%, rata-rata sebesar 36,75%, dan standar deviasi sebesar 3.25%. Di lihat

dari standar deviasi pada setiap variable komitmen organisasi, gaya kepemimpinan, ketepatan skedul penyusunan anggaran, sasaran anggaran, partisipasi penyusunan anggaran, akuntabilitas publik bahwa standar deviasi lebih kecil dari nilai rata-rata menunjukkan bahwa komitmen organisasi sebaran nilainya semakin dekat dari nilai rata-ratanya, yang mengindikasikan respon terhadap komitmen organisasi tidak bervariasi.

Hasil Uji Asumsi Klasik

Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya) (Ghozali, 2007). Untuk mendeteksi gejala autokorelasi dalam penelitian ini dilakukan uji Durbin Watson terhadap model regresi dan ternyata model regresi tidak mengalami gejala autokorelasi atau tidak terjadi korelasi di antara kesalahan pengganggu. jumlah kuisioner yaitu sebanyak 134 dan hasil output SPSS menunjukkan nilai DW-test sebesar 2,070. Nilai DW-DW-test tersebut kemudian dibandingkan dengan nilai DW tabel pada tingkat signifikansi 5% untuk jumlah sampel (n) 80 dan jumlah variabel independen (k) sebanyak 5. Berdasarkan DW-tabel diperoleh nilai dL sebesar 1,507 dan dU sebesar 1,772. Oleh karena nilai DW-test lebih besar dari dU dan kurang dari 4–dU (1,772 < 2,070 < 2,228) maka dapat disimpulkan bahwa dalam regresi linier tidak terdapat autokorelasi atau tidak terjadi korelasi di antara kesalahan pengganggu.

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal (Ghozali, 2007). Dalam penelitian ini uji normalitas dilakukan dengan uji Kolmogorov-Smirnov (K-S). Data dapat dikatakan berdistribusi normal apabila nilai signifikansinya lebih dari 0,05.

Hasil output SPSS menunjukkan nilai signifikansi pada variable komponen organisasi sebesar 0,200. Nilai signifikansi yang lebih besar dari 0,05 (0,200>0,05) ini menunjukkan bahwa data terdistribusi secara normal. Variable gaya kepemimpinan memiliki nilai signifikan 0,082. Nilai signifikansi yang lebih besar

(4)

dari 0,05 (0,082>0,05) ini menunjukkan bahwa data terdistribusi secara normal. Variable ketepatan skedul penyusunan anggaran memiliki nilai signifikan 0,097. Nilai signifikansi yang lebih besar dari 0,05 (0,097>0,05) ini menunjukkan bahwa data terdistribusi secara normal. Variable kejelasan sasaran anggaran memiliki nilai signifikan 0,158. Nilai signifikansi yang lebih besar dari 0,05 (0,158>0,05) ini menunjukkan bahwa data terdistribusi secara normal. Variable partisipasi penyusunan anggaran memiliki nilai signifikan 0,197. Nilai signifikansi yang lebih besar dari 0,05 (0,197>0,05) ini menunjukkan bahwa data terdistribusi secara normal. Variable akuntabilitas memiliki nilai signifikan 0,064. Nilai

signifikansi yang lebih besar dari 0,05 (0,064 >0,05) ini menunjukkan bahwa data terdistribusi secara normal.

Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen) (Ghozali, 2007). Untuk mengetahui gejala multikolonieritas dapat dilihat pada nilai tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF). diketahui bahwa nilai VIF dari masing-masing variabel bebas lebih kecil dari 10 dan nilai tolerance lebih besar dari 0,1. Nilai korelasi di antara variabel bebas dapat dikatakan mempunyai korelasi yang lemah.

. Hasil uji multikolonieritas pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel 1 berikut:

Berdasarkan hasil uji multikolonieritas pada tabel 1 di atas, menunjukkan bahwa seluruh variabel bebas memiliki nilai VIF yang lebih kecil dari 10 dan nilai tolerance yang lebih besar dari 0,10.

Dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa di

antara variabel bebas tidak ada korelasi atau

tidak terjadi multikolinearitas pada model

regresi linier.

Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain (Ghozali, 2001). Dalam penelitian ini uji heteroskedastisitas dilakukan dengan uji glejser. Pada uji ini akan dilakukan regresi variabel bebas dengan nilai absolut dari residualnya, apabila variabel bebas signifikan secara statistik terhadap variabel dependen, maka terdapat indikasi gejala heteroskedastisitas. Berdasarkan output SPSS, terlihat bahwa probabilitas

signifikansi variabel komitmen organisasi sebesar 0.540, gaya kepemimpinan sebesar 0,478, ketepatan skedul penyusunan anggaran sebesar 0,568, kejelasan sasaran anggaran sebesar 0,561, partisipasi penyusunan anggaran sebesar 0,650 dan akuntabilitas sebesar 0,268. Karena nilai-nilai signifikansi tersebut semuanya lebih besar dari dari 0,05 maka model regresi terbukti tidak mengalami gejala heteroskedastisitas.

Analisis Regresi Linier Berganda

Regresi linier berganda digunakan untuk menghetahui besarnya pengaruh variabel komitmen organisasi (X1) , gaya kepemimpinan (X2), ketepatan skedul penyusuan anggaran (X3), kejelasan sasaran anggaran (X4), partisipasi penyusunan anggaran (X5) dan akuntabilias (X6) sebagai variabel independen terhadap kinerja manajerial di kantor Dinas Tabel 1. Hasil Uji Multikolonieritas

Model Collinearity Statistics

Tolerance VIF

(Constant)

Komitmen organisasi 0,489 2,044

Gaya kepemimpinan 0,259 3,865

Ketepatan skedul penyusunan anggaran 0,617 1,622

Kejelasan sasaran anggaran 0,207 4,831

Partisipasi penyusunan anggaran 0,459 2,181

Akuntabilitas public 0,697 1,435

(5)

se_Kabupaten Karangasem (Y). yang berfungsi sebagai variabel dependen (variable terikat). Hasil analisis regresi

linear berganda pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel 2 berikut ini.

Berdasarkan tabel 2 di atas dapat dilihat bahwa persamaan regresi yang dihasilkan adalah sebagai berikut:

Y= α + + + + + +

ε

Y= 5,124 + 0,175 X1 + 0,153 X2 + 0,167 X3 + 0,461 X4 + 0,150 X5 + 0,083 X6 + ε

Pengujian secara parsial dimaksudkan untuk menentukan diterima atau tidaknya hipotesis yang menyatakan bahwa secara individual variabel bebas berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat. Untuk melakukan pengujian secara parsial digunakan regresi parsial (t-test) pada tingkat signifikansi 5%. Dalam pengujian ini akan dilakukan perbandingan antara t-hitung dengan t-tabel dan nilai signifikansi, apabila t-hitung lebih besar dari t-tabel dan nilai signifikansi kurang dari 0,05 maka hipotesis dapat diterima, demikian pula sebaliknya. Dimana jumlah observasi dalam penelitian ini adalah sebanyak 134, sehingga diperoleh df = n-k = 80-7 = 73, sehingga t tabel adalah 2,000 (t tabel uji dua sisi pada df 73). Berdasarkan tabel 2 diketahui bahwa komponen organisasi berpengaruh signifikan terhadap

Pertumbuhan Laba, karena nilai signifikansinya lebih kecil dari 0,05 (0,000 < 0,05) dan nilai t hitung lebih besar dari t tabel (3,713 > 2,000). Bahwa berpengaruh positif dan siginifikan antara komitmen organisasi dengan kinerja manajerial.

Berdasarkan tabel 2 diketahui bahwa gaya kepemimpinan berpengaruh signifikan terhadap kinerja manajerial, karena nilai signifikansinya lebih kecil dari 0,05 (0,017 > 0,05) dan nilai t hitung lebih besar dari t tabel (2,439 < 2,000). Sehingga hipotesis keduaa yang menyatakan gaya kepeimpinan berpengaruh positif dan siginifikan terhadap kinerja manajerial.

Berdasarkan tabel 2 diketahui bahwa ketepatan skedul penyusunan anggaran berpengaruh signifikan terhadap gaya kepemimpinan, karena nilai signifikansinya lebih kecil dari 0,05 (0,001 > 0,05) dan nilai t hitung lebih besar dari t tabel (3,516 < 2,000). Sehingga hipotesis ketiga yang menyatakan ketepatan skedul penyusunan anggaran berpengaruh positif dan siginifikan terhadap kinerja manajerial

Berdasarkan tabel 2 diketahui bahwa kejelasan sasaran anggran berpengaruh signifikan terhadap kinerja manajerial, karena nilai signifikansinya lebih kecil dari 0,05 (0,000 > 0,05) dan nilai t hitung lebih besar dari t tabel (6,460 < 2,000). Sehingga hipotesis keempat yang menyatakan kejelasan sasaran anggaran berpengaruh positif dan siginifikan terhadap kinerja manajerial

Berdasarkan tabel 2 diketahui bahwa partisipasi penyusunan anggaran berpengaruh signifikan terhadap kinerja manajerial, karena nilai signifikansinya lebih kecil dari 0,05 (0,001 > 0,05) dan nilai t hitung lebih besar dari t tabel (3,537 < 2,000). Tabel 2. Hasil Uji Regresi Linier Berganda

Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 5,124 1,850 2,769 0,007 X1 0,175 0,047 0,166 3,713 0,000 X2 0,153 0,063 0,150 2,439 0,017 X3 0,167 0,047 0,140 3,516 0,001 X4 0,461 0,071 0,443 6,460 0,000 X5 0,150 0,045 0,155 3,357 0,001 X6 0,083 0,033 0,093 2,494 0,015

(6)

Sehingga hipotesis kelima yang menyatakan partidipsdi penyusunan anggaran berpengaruh positif dan siginifikan terhadap kinerja manajerial

Berdasarkan tabel 2 diketahui bahwa akuntabilitas berpengaruh signifikan terhadap kinerja manajerial, karena nilai signifikansinya lebih kecil dari 0,05 (0,015 > 0,05) dan nilai t hitung lebih besar dari t tabel (2,494 < 2,000). Sehingga hipotesis keenam yang menyatakan akuntabilitas berpengaruh positif dan siginifikan terhadap kinerja manajerial

Pengujian secara simultan dimaksudkan untuk mengetahui apakah secara bersama-sama keenam variabel

bebas dalam penelitian ini berpengaruh

signifikan terhadap variabel terikat. Untuk melakukan pengujian secara simultan digunakan regresi simultan (F-test) pada tingkat signifikansi 5%. Dalam pengujian ini akan dilakukan perbandingan antara t-hitung dengan t-tabel dan nilai signifikansi, apabila t-hitung lebih besar dari t-tabel dan nilai signifikansi kurang dari 0,05 maka hipotesis dapat diterima, demikian pula sebaliknya. Jumlah kuisioner dalam penelitian ini adalah sebanyak 80 (n), sementara jumlah seluruh variabel adalah 7 (k). Sehingga diperoleh df1 = k-1 = 7-1 = 6 dan df2 = n-k = 80-7 = 73, sehingga diperoleh Ftabel sebesar 2,23. Hasil uji simultan dapat dilihat pada tabel 3 berikut:

Berdasarkan output SPSS diketahui bahwa secara simultan variabel bebas berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat, karena nilai signifikansinya jauh lebih kecil dari 0,05 (0,000 < 0,05) dan nilai F hitung lebih besar dari F tabel (152,769 > 2,23). Oleh karena itu hipotesis ketujuh yang menyatakan bahwa maka keputusannya secara simultan terdapat pengaruh antara komitmen organisasi, gaya kepemimpinan, ketepatan skedul penyusunan anggaran, kejelasan sasaran

anggaran, partisipasi penyusunan anggaran, akuntabilitas publik berpengaruh positif dan siginifikan terhadap kinerja manajerial di kantor Dinas se-Kabupaten Karangasem.

Koefisien determinasi (R2) pada intinya digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model regresi dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali, 2007). Hasil uji koefisien determinasi dapat dilihat pada tabel 4 berikut:

Dari hasil uji koefesien determinasi terlihat bahwa Nilai Adjusted R Square yang diperoleh sebesar 0,920, hal ini menunjukkan bahwa Kinerja Manajerial di

Kantor Dinas se-Kabupaten Karangasem mampu dijelaskan secara bersama-sama oleh variable komitmen organisasi, gaya kepemimpinan, ketepatan skedul Tabel 3. Hasil Uji Simultan

Model Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 617,231 6 102,872 152,769 0,000

Residual 49,157 73 0,673

Total 666,388 79

Sumber: Data sekunder diolahdengan SPPS 19, 2015

Tabel 4. Hasil Uji Koefesien determinasi (R2)

Model

R

R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate

1

0,962

0,926

0,920

0,82060

Model

Sumber: Data sekunder diolah dengan SPPS 19, 2015

(7)

penyusunan anggaran, kejelasan sasaran anggaran, partisipasi penyusunan anggaran, akuntabilitas publik sebesar 92,0%, sedangkan sisanya 8,0% dijelaskan oleh faktor lain di luar penelitian ini.

Pengaruh Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja Manajerial

Hipotesis pertama yang menyatakan bahwa komitmen organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja manajerial diterima.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa berpengaruh positif dan siginifikan antara komitmen organisasi dengan kinerja manajerial. Persamaan regresi punya arah koefisien positif. Pengaruh positif menunjukkan bahwa hubungan komitmen organisasi dan kinerja manajerial adalah searah. Jika komitmen organisasi semakin tinggi, maka kinerja manajerial juga semakin tinggi. Terdapat pengaruh yang signifikan komitmen organisasi terhadap kinerja manajerial, yang ditunjukkan dengan nilai thitung 3,713 > ttabel 2,000 dengan angka signifikansi lebih kecil dari 0,05.

Berdasarkan hasil analisis regresi linier ganda, maka dapat diambil suatu justifikasi bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara komitmen organisasi terhadap kinerja manajerial. Justifikasi diambil dengan mempertimbangkan kajian teori dan emperis. Berdasarkan teori, Komitmen organisasi di definisikan sebagai kemampuan diri sendiri/individu untuk melakukan suatu hal dan organisasi agar dapat meningkatkan keberhasilan organisasi sesuai dengan tujuan yang ditetapkan (Wiener, 1982). Komitmen organisasi yang tinggi akan meningkatkan kinerja yang tinggi pula (Randall dalam Sumarno, 2005).

Secara empiris hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Aridayani Puspita Dewi (2014) dan Veronica (2010), yang menyatakan bahwa komitmen organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja manajerial.

Pengaruh Gaya Kepemipinan Terhadap KInerja Manajerial

Hipotesis kedua yang menyatakan bahwa gaya kepemimpinan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja

manajerial diterima. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh yang positif dan signifikan antara gaya kepemimpinan terhadap kinerja manajerial. Persamaan regresi punya arah koefisien positif. Pengaruh positif menunjukkan bahwa hubungan gaya kepemimpinan dan kinerja manajerial adalah searah. Jika gaya kepemimpinan semakin tinggi, maka kinerja manajerial juga semakin tinggi. Terdapat pengaruh yang signifikan gaya kepemimpinan terhadap kualitas laporan keuangan, yang ditunjukkan dengan nilai thitung 2,439 > ttabel 2,000 dengan angka signifikansi lebih kecil dari 0,05.

Berdasarkan hasil analisis regresi linier ganda, maka dapat diambil suatu justifikasi bahwa terdapat pengaruh yang signifikan gaya kepemimpinan terhadap kinerja manajerial. Justifikasi diambil dengan mempertimbangkan kajian teori dan emperis. Secara teori, gaya kepemimpinan merupakan norma perilaku yang digunakan seorang manajer pada saat ia mempengaruhi perilaku bawahannya.

Seseorang yang menjalankan fungsi manajemen berkewajiban mempengaruhi karyawan yang dibawahinya agar mereka tetap melaksanakan tugas dengan baik, memiliki dedikasi terhadap organisasi dan tetap merasa berkewajiban untuk mencapai tujuan organisasi (Sedarmayanti, 2007).Jika kepemimpinan tersebut terjadi pada suatu organisasi formal tertentu, di mana para manajer perlu mengembangkan karyawan, membangun iklim motivasi, menjalankan fungsi-fungsi manajerial dalam rangka menghasilkan kinerja yang tinggi dan meningkatkan kinerja, maka manajer perlu menyesuaikan gaya kepemimpinannya (Siagian, 2002).

Secara empiris hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Himawan & Ardianu (2010), yang menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja manajerial.

Pengaruh Ketepatan Skedul Penyusunan Anggaran Terhadap Kierja Manajerial

Hipotesis ketiga yang menyatakan bahwa ketepatan skedul penyusunan anggaran berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja manajerial diterima.

(8)

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh yang positif dan signifikan antara ketepatan skedul penyusunan anggaran terhadap kinerja manajerial. Persamaan regresi punya arah koefisien positif. Pengaruh positif menunjukkan bahwa hubungan ketepatan skedul penyusunan anggaran dan kinerja manajerial adalah searah. Jika ketepatan skedul penyusunan anggaran semakin tinggi, maka kinerja manajerial juga semakin tinggi. Terdapat pengaruh yang signifikan ketepatan skedul penyusunan anggaran terhadap kinerja manajerial, yang ditunjukkan dengan nilai thitung 3,516 > ttabel 2,000 dengan angka signifikansi lebih kecil dari 0,05.

Berdasarkan hasil analisis regresi linier ganda, maka dapat diambil suatu justifikasi bahwa terdapat pengaruh yang signifikan ketepatan skedul penyusunan anggaran terhadap kinerja manajerial.

Justifikasi diambil dengan mempertimbangkan kajian teori dan emperis. Secara teoretis, anggaran memiliki peranan penting dalam manajerial sebagai alat perencanaan dan pengendalian. Dalam fungsinya sebagai alat pengendalian, anggaran digunakan sebagai suatu sistem untuk mengukur kinerja suatu organisasi. Dengan ketepatan skedul penyusunan anggaran tepat waktu, maka semakin cepat dalam proses pengambilan keputusan. Sebagai contoh, sebagaimana yang telah ditetapkan dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007, maka SKPD telah menyampaikan usulan program dan kegiatan tahun anggaran berikutnya ke Bappeda pada bulan April dan menyampaikan RKA-SKPD ke DPKKD pada bulan Agustus. Dalam sebuah anggaran daerah harus mampu memberikan informasi yang lengkap, akurat, dan tepat waktu untuk kepentingan masyarakat, pemerintah daerah, dan pemerintah pusat, dalam format yang akomodatif dalam kaitannya dengan pengawasan anggaran. Oleh karena itu, dalam kinerja manajerial dalam perencanaan, pelaksanaan, pelaporan kegiatan harus dilaksanakan secara teknis maupun ekonomis kepada pihak legislative, masyarakat maupun pihak-pihak yang bersifat independen yang memerlukan (Yanti, 2013).

Secara empiris hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Nadirsyah & Putra (2012), yang menunjukkan bahwa ketepatan skedul penyusunan anggaran berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja manajerial.

Pengaruh Kejelasan Sasaran Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial

Hipotesis keempat yang menyatakan bahwa kejelasan sasaran anggaran berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja manajerial diterima.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh yang positif dan signifikan antara kejelasan sasaran anggaran terhadap kinerja manajerial. Persamaan regresi punya arah koefisien positif. Pengaruh positif menunjukkan bahwa hubungan kejelasan sasaran anggaran dan kinerja manajerial adalah searah. Jika kejelasan sasaran anggaran semakin tinggi, maka kinerja manajerial juga semakin tinggi. Terdapat pengaruh yang signifikan kejelasan sasaran anggaran terhadap kinerja manajerial, yang ditunjukkan dengan nilai thitung 6,460 > ttabel 2,000 dengan angka signifikansi lebih kecil dari 0,05.

Berdasarkan hasil analisis regresi linier ganda, maka dapat diambil suatu justifikasi bahwa terdapat pengaruh yang signifikan kejelasan sasaran anggaran terhadap kinerja manajerial. Justifikasi diambil dengan mempertimbangkan kajian teori dan emperis. Kejelasan sasaran anggaran merupakan sejauh mana tujuan anggaran ditetapkan secara jelas dan spesifik dengan tujuan agar anggaran tersebut dapat dimengerti oleh orang yang bertanggungjawab atas pencapaian anggaran tersebut. Kejelasan sasaran anggaran berimplikasi pada aparat untuk menyusun anggaran sesuai dengan sasaran yang ingin dicapai instansi pemerintah.

Ketidakjelasan sasaran anggaran akan menyebabkan pelaksana anggaran menjadi bingung, tidak tenang dan tidak puas dalam bekerja. Hal ini akan menyebabkan pelaksana anggaran anggaran tidak termotivasi untuk mencapai kinerja yang diharapkan (Kenis dalam Syafrial, 2009). Hal ini menegaskan bahwa dengan adanya kejelasan sasaran

(9)

anggaran yang jelas, maka akan mempermudah suatu organisasi untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan tugas organisasi dalam rangka untuk mencapai tujuan-tujuan dan sasaran-sasaran yang telah ditetapkan sehingga berimplikasi pada peningkatan kinerja.

Secara empiris hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Putra (2013), yang menyatakan bahwa kejelasan sasaran anggaran berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja manajerial.

Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial

Hipotesis kelima yang menyatakan bahwa partisipasi penyusunan anggaran berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja manajerial diterima.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh yang positif dan signifikan antara partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja manajerial. Persamaan regresi punya arah koefisien positif. Pengaruh positif menunjukkan bahwa hubungan partisipasi penyusunan anggaran dan kinerja manajerial adalah searah. Jika partisipasi penyusunan anggaran semakin tinggi, maka kinerja manajerial juga semakin tinggi. Terdapat pengaruh yang signifikan partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja manajerial, yang ditunjukkan dengan nilai thitung 3,357 > ttabel 2,000 dengan angka signifikansi lebih kecil dari 0,05.

Berdasarkan hasil penelitian, dapat diambil suatu justifikasi bahwa terdapat pengaruh yang signifikan partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja manajerial. Justifikasi diambil dengan mempertimbangkan kajian teori dan emperis. Secara teoretis, partisipasi penyusunan anggaran merupakan keterlibatan seluruh manajer (lini menengah ke bawah) dalam suatu instansi untuk melakukan kegiatan dalam pencapaian sasaran yang telah ditetapkan dalam anggaran. Hal ini mengindikasikan adanya hubungan yang positif antara partisipasi penyusunan anggaran dengan kinerja manajerial. Partisipasi anggaran akan mempengaruhi kinerja manajerial dengan

tiga cara, yaitu: (1) melalui perancangan tujuan anggaran yang lebih tinggi, (2) melalui peningkatan komitmen untuk mencapai tujuan anggaran, dan (3) melalui keuntungan kognitif yang berasal dari pembagian informasi selama partisipasi (Kern & Liao dalam Indarto & Ayu, 2011). Pengumpulan informasi pribadi dalam proses penyusunan anggaran dari manajer tingkat bawah dapat membuat anggaran lebih akurat dan pencapaian tujuan anggaran tersebut kemungkinan menghasilkan kinerja yang lebih tinggi dari sudut pandang perusahaan (Walter dalam Indarto & Ayu, 2011). Secara empiris hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh, yang menyatakan bahwa partisipasi penyusunan anggaran berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja manajerial.

Secara empiris hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Citra (2010), yang menyatakan bahwa partisipasi penyusunan anggaran berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja manajerial.

Pengaruh Akuntabilitas Publik Terhadap Kinerja Manajerial

Hipotesis keenam yang menyatakan bahwa akuntabilitas publik berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja manajerial diterima.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh yang positif dan signifikan antara akuntabilitas publik terhadap kinerja manajerial. Persamaan regresi punya arah koefisien positif. Pengaruh positif menunjukkan bahwa hubungan akuntabilitas publik dan kinerja manajerial adalah searah. Jika akuntabilitas publik semakin tinggi, maka kinerja manajerial juga semakin tinggi. Terdapat pengaruh yang signifikan akuntabilitas publik terhadap kinerja manajerial, yang ditunjukkan dengan nilai thitung 2,494 > ttabel 2,000 dengan angka signifikansi lebih kecil dari 0,05.

Berdasarkan hasil analisis regresi linier ganda, maka dapat diambil suatu justifikasi bahwa terdapat pengaruh yang signifikan akuntabilitas publik terhadap kinerja manajerial. Justifikasi diambil dengan mempertimbangkan kajian teori dan

(10)

emperis. Secara teoretis, pengukuran kinerja merupakan salah satu alat untuk mendorong terciptanya akuntabilitas publik. Pengukuran kinerja menunjukkan seberapa besar kinerja manajerial dicapai, seberapa bagus kinerja finansial organisasi, dan kinerja lainnya yang menjadi dasar penilaian akuntabilitas. Akuntabilitas merupakan prinsip pertanggungjawaban yang berarti bahwa proses penganggaran dimulai dari perencanaan, penyusunan, pelaksanaan harus benar-benar dapat dilaporkan dan dipertanggungjawabkan kepada DPRD dan masyarakat.

Hal ini menegaskan pentingnya akuntabilitas publik dalam peningkatan kinerja manejerial, karena dengan adanya akuntabilitas kepada masyarakat, masyarakat tidak hanya untuk mengetahui anggaran tersebut tetapi juga mengetahui pelaksanaan kegiatan yang dianggarkan sehingga pemerintah daerah berusaha dengan baik dalam melaksanakan seluruh perencanaan yang ada karena akan dinilai dan diawasi oleh masyarakat. Kinerja pemerintah daerah yang dilihat dalam laporan kinerja, akan memperlihatkan sejauhmana pemerintah daerah dalam menjalankan kegiatan yang telah direncanakan. Menurut Deddi (2010), pelaporan kinerja sangat penting karena kinerja pemerintah daerah diukur dan dinilai melalui laporan kinerja, untuk itu dalam peningkatan kinerja pemerintah daerah, diperlukan adanya akuntabilitas manajerial dan akuntabilitas kinerja. Secara empiris hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Citra (2010), yang menyatakan bahwa akuntabilitas publik berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja manajerial.

Pengaruh Komitmen Organisasi, Gaya Kepemimpinan, Ketepatan Skedul Penyusunan Anggaran, Kejelasan Sasaran Anggaran, Partisipasi Penyusunan Anggaran dan Akuntabilitas Publik Terhadap Kinerja Manajerial.

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis dengan menggunakan uji F diketahui bahwa Oleh karena itu hipotesis ketujuh yang menyatakan bahwa maka keputusannya secara simultan terdapat pengaruh antara komitmen organisasi, gaya

kepemimpinan, ketepatan skedul penyusunan anggaran, kejelasan sasaran anggaran, partisipasi penyusunan anggaran, akuntabilitas publik berpengaruh positif dan siginifikan terhadap kinerja manajerial di kantor Dinas se-Kabupaten Karangasem, dengan nilai F hitung yang dihasilkan sebesar 152,769 dan nilai signifkannya sebesar 0.000 lebih kecil dari α = 0,05 maka hipotesis diterima. Hal ini menunjukkan memang benar ada hubungan yang positif dan signifikan secara simultan anatara komitmen organisasi, gaya kepemimpinan, ketepatan skedul penyusunan anggaran, kejelasan sasaran anggaran, partisipasi penyusunan anggaran, akuntabilitas publik berpengaruh positif dan siginifikan terhadap kinerja manajerial di kantor Dinas se-Kabupaten Karangasem.

Hasil ini menjelaskan bahwa komitmen organisasi, gaya kepemimpinan, ketepatan skedul penyusunan anggaran, kejelasan sasaran anggaran, partisipasi penyusunan anggaran, akuntabilitas publik secara parsial maupun secara simultan mempunyai hubungan yang searah dan signifikan dengan kinerja manajerial.

Persamaan garis regresi linier berganda: Y= 5,124 + 0,175 X1 + 0,153 X2 + 0,167 X3 + 0,461 X4 + 0,150 X5 + 0,083 X6 + ε, menjelaskan bahwa ada pengaruh yang positif secara simultan antara komitmen organisasi, gaya kepemimpinan, ketepatan skedul penyusunan anggaran, kejelasan sasaran anggaran, partisipasi penyusunan anggaran, akuntabilitas publik berpengaruh positif dan siginifikan terhadap kinerja manajerial di kantor Dinas se-Kabupaten Karangasem.

Hasil analisis determinasi (R2) menunjukkan bahwa presentase sumbangan pengaruh variabel independen (komitmen organisasi, gaya kepemimpinan, ketepatan skedul penyusunan anggaran, kejelasan sasaran anggaran, partisipasi penyusunan anggaran, akuntabilitas ) terhadap variabel dependen (kinerja manajerial) adalah sebesar 92,0%, sedangkan sisanya sebesar 8,0% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukkan atau tidak dibahas dalam penelitian ini. Hal ini menunjukkan adanya pengaruh variabel kinerja manajerial

(11)

dipengaruhi oleh variabel komitmen organisasi, gaya kepemimpinan, ketepatan skedul penyusunan, kejelasan sasaran anggaran, partisipasi penyusunan anggaran, dan akuntabilitas publik, yakni sebesar 92,0%.

SIMPULAN DAN SARAN Simpulan

Berdasarkan rumusan masalah, tujuan, kajian teori, hipotesis, dan hasil pengujian yang dilakukan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut.

1. Komitmen organisasi berpengaruh positif terhadap kinerja manajerial , yang dapat dilihat dari nilai probabilitas variabel pemahaman standar akuntansi pemerintahan yaitu 0,000 < 5%.

2. Gaya kepemimpinan berpengaruh positif terhadap kinerja manajerial, yang dapat dilihat dari nilai probabilitas variabel gaya kepeimpinan yaitu 0,017 < 5.

3. Ketepatan skedul penyusunan berpengaruh positif terhadap kinerja manajerial, yang dapat dilihat dari nilai probabilitas variabel ketepatan skedul penyusunan yaitu 0,001 < 5%.

4. Kejelasan sasaran anggaran berpengaruh positif terhadap kinerja manajerial. Hal ini dapat dilihat dari nilai probabilitas variabel kejelasan sasaran anggaran yaitu 0,000 < 5%.

5. Partisipasi penyusunan anggaran berpengaruh positif terhadap kinerja manajerial. penyusunan anggaran yaitu 0,001 < 5%.

6. Akuntabilitas publik berpengaruh positif terhadap kinerj manajerial. Hal ini dapat dilihat dari nilai probabilitas variabel Akuntabilitas publik yaitu 0,015 < 5%. Hal ini akan menimbulkan adanya akuntabilitas publik, pemerintah daerah memberikan pertanggungjawaban atas semua kegiatan yang dilaksanakan sehingga kinerja pemerintah daerah dapat diniai baik oleh pihak internal maupun pihak eksternal.

Saran

Berdasarkan simpulan dan keterbatasan dalam penelitian ini, adapun beberapa saran dan rekomendasi yang dapat diberikan, antara lain:

1. Bagi instansi pemerintah daerah agar melakukan evaluasi secara berkesinambungan mengenai pemahaman standar akuntansi pemerintahan, gaya kepemimpinan, ketepatan skedul penyusunan anggaran, kejelasan sasaran anggaran, partisipasi penyusunan anggaran, dan akuntabilitas publik dalam meningkatkan kualitas kinerja manajerial.

2. Teknik pengumpulan data menggunakan penyebaran kuesioner secara langsung, peneliti selanjutnya hendaknya

menggunakan juga metode

pengumpulan data wawancara sehingga informasi yang didapat lebih akurat dan lengkap.

3. Peneliti selanjutnya disarankan untuk memperluas populasi penelitian, yaitu dengan menambah jumlah aparatur yang bekerja pada Kantor Instansi Pemerintah Daerah tidak hanya yang berada di wilayah Karangasem saja, sehingga diperoleh hasil penelitian yang tingkat generalisasinya lebih tinggi. 4. Pada penelitian berikutnya dapat

menambahkan variabel-variabel lain yang berpengaruh terhadap kinerja manajerial, seperti motivasi kerja, intensitas pelatihan, dan implementasi pengelolaan keuangan.

DAFTAR PUSTAKA

Deddi Noerdiawan, dkk. 2008. Akuntansi Pemerintahan. Jakarta: Salemba Empat.

Ghozali, Imam. 2007. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, Cetakan IV. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.

Halim, Abdul dan Kusufi Syam Kusufi. 2012. Akuntansi Sektor Publik, Akuntansi Keuangan Daerah Edisi 4.Jakarta: Salemba Empat.

IAI. 2007. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Salemba Empat.

Octavia, Diyah. 2009. Pengaruh Partisipasi Anggaran, Gaya Kepemimpinan,

(12)

Dan Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja Manajerial Pada PT. Pos Indonesia (Persero) Medan. Medan: Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Sedarmayanti., 2007. Good Governance dan Good Corporate Governance. CV. Mandar Maju.

Sugiyono.2008. Metode Penelitian Bisnis.Cetakan ke-12.Bandung:CV Alfabeta.

_____,2013. Metode Penelitian Kuantitatif kualitatif dan R&D. Bandung.CV Alfabeta.

Syafrial. 2009. Pengaruh Ketepatan Skedul Penyusunan Anggaran, Kejelasan Sasaran Anggaran, dan Partisipasi Penyusunan Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial Satuan Kerja Perangkat Daerah. Tesis. Universitas Sumatera Utara

Gambar

Tabel 2. Hasil Uji Regresi Linier Berganda

Referensi

Dokumen terkait

Uraian sejarah dakwah Muhammadiyah di atas pada dasarnya tidak bisa lepas dari semangat purifikasi, pembaharuan Islam dan telaah normatif Ahmad Dahlan, sebagai pendirinya..

demikian, pada kenyataannya banyak siswa yang tidak memiliki keterampilan berpidato dengan baik. Minat secara umum dapat diartikan sebagai suatu kecenderungan yang

oleh orang tua saat melakukan komunikasi dengan cara bertatapan muka langsung dengan anak ketika melakukan komunikasi dan memberikan pesan kepada anak (Pusungulaa,et al.

Tingginya rasio FDR ini, di satu sisi menunjukkan pendapatan bank yang semakin besar, tetapi menyebabkan suatu bank menjadi tidak likuid dan memberikan

Penentuan cemaran timbal dan timah dalam makanan dilakukan dengan cara menimbang 5 gram sampel buah cabe jawa dan masukkan ke dalam cawan porselen.. Ditambahkan 10 mL

Pada tahap ini, peneliti membuat perencanaan perbaikan pembelajaran berdasarkan hasil analisis pada siklus II, yaitu sebagai berikut. 1) Pada siklus ketiga peneliti tetap

Pada proses pembelajaran pada siklus II diperoleh ketuntasan hasil belajar yaitu 74,40 karena siswa sudah terbiasa dengan model pembelajaran inkuiri ,siswa sudah aktif

Berdasarkan evaluasi yang dilakukan pada siklus pertama, maka akan dilakukan tindakan pada pelaksanaan siklus II, langkah pelaksanaan masih sama seperti siklus I