KRISTALOGRAFI DAN MINERALOGI
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
TUGAS
MAKALAH
KRISTALOGRAFI DAN MINERALOGI
OLEH :
DHARMAWAN
093 2011 0110
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2012
KRISTALOGRAFI DAN MINERALOGI
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Assalamu Alaikum Warahnatullahi Wabarakatu
Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah swt, atas limpahan rahmat dan hidayahnya kepada kita semua, terutama kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah kristalografi dan mineralogy ini dengan lancar. Penulisan makalah ini bertuj
diberikan oleh asisten laboratorium batuan dan dinamis.
makalah ini ditulis berdasarkan pembahasan yang diberikan oleh asisten laboratorium tak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada para asisten yang telah me
ini, juga kepada rekan
Penulis berharap dengan membaca makalah ini dapat memberi manfaat bagi kita semua dalam hal ini menambah wawasan kita me kristalografi dan mineralogi , terkhusus bagi penulis. makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca agar penulisan kedepannya akan lebih baik
KATA PENGANTAR
Assalamu Alaikum Warahnatullahi Wabarakatu
syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah swt, atas limpahan rahmat dan hidayahnya kepada kita semua, terutama kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah kristalografi dan mineralogy ini dengan lancar. Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas yag diberikan oleh asisten laboratorium batuan dan dinamis.
makalah ini ditulis berdasarkan pembahasan yang diberikan oleh asisten laboratorium tak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada para asisten yang telah membimbing dan memberi arahan dalam penulisan laporan ini, juga kepada rekan-rekan yang telah membantu menyelesaikannya makalah ini.
Penulis berharap dengan membaca makalah ini dapat memberi manfaat bagi kita semua dalam hal ini menambah wawasan kita me kristalografi dan mineralogi , terkhusus bagi penulis. makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca agar penulisan kedepannya akan lebih baik
Makassar, 18 Mei 2012
Penulis
syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah swt, atas limpahan rahmat dan hidayahnya kepada kita semua, terutama kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah kristalografi dan mineralogy ini dengan uan untuk memenuhi salah satu tugas yag
makalah ini ditulis berdasarkan pembahasan yang diberikan oleh asisten laboratorium tak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada para mbimbing dan memberi arahan dalam penulisan laporan rekan yang telah membantu menyelesaikannya makalah ini.
Penulis berharap dengan membaca makalah ini dapat memberi manfaat bagi kita semua dalam hal ini menambah wawasan kita mengenai kristalografi dan mineralogi , terkhusus bagi penulis. makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari
Makassar, 18 Mei 2012
LEMBAR SAMPUL ………
KATA PENGANTAR ………. iii
DAFTAR ISI ……… iv
DAFTAR GAMBAR………..v
BAB I. PENDAHULUAN………..vi
1.1. Latar belakang………...vi
1.2. Maksud dan tujuan……… vi
BAB II. PEMBAHASAN………...1
2.1. Sistem Kristal isometric, tetragonal,heksagonal dan trigonal………...1
2.2. Sistem Kristal orthorombik,monoklin,triklin………....7
2.3. Identifikasi mineral native elemen 2.4. Identifikasi mineral halide,oksida,karbonat,sulfat,fospat dan Mineraloids………....13
2.5. Identifakasi mineral silikat………...14
2.6. Identifikasi mineral mineral ekonomis……….16
BAB III PENUTUP………...…42
3.1. Kesimpulan………...42
3.2. Saran……….45
DAFTAR ISI
LEMBAR SAMPUL ……… KATA PENGANTAR ………. iiiDAFTAR ISI ……… iv
DAFTAR GAMBAR………..v
BAB I. PENDAHULUAN………..vi
Latar belakang………...vi
aksud dan tujuan……… vi
BAB II. PEMBAHASAN………...1
2.1. Sistem Kristal isometric, tetragonal,heksagonal dan trigonal………...1
2.2. Sistem Kristal orthorombik,monoklin,triklin………....7
2.3. Identifikasi mineral native elemen dan sulfida………....11
2.4. Identifikasi mineral halide,oksida,karbonat,sulfat,fospat dan Mineraloids………....13
2.5. Identifakasi mineral silikat………...14
2.6. Identifikasi mineral mineral ekonomis……….16
NUTUP………...…42
3.1. Kesimpulan………...42
3.2. Saran……….45
LEMBAR SAMPUL ……… KATA PENGANTAR ………. iii
DAFTAR ISI ……… iv
DAFTAR GAMBAR………..v
BAB I. PENDAHULUAN………..vi
Latar belakang………...vi
aksud dan tujuan……… vi
BAB II. PEMBAHASAN………...1
2.1. Sistem Kristal isometric, tetragonal,heksagonal dan trigonal………...1
2.2. Sistem Kristal orthorombik,monoklin,triklin………....7
dan sulfida………....11
Mineraloids………....13
2.5. Identifakasi mineral silikat………...14
2.6. Identifikasi mineral mineral ekonomis……….16
NUTUP………...…42
3.1. Kesimpulan………...42
DAFTAR PUSTAKA………....46
Gambar 1: contoh system Kristal isometik mineral fluorit………2
Gambar 2: system Kri Gambar 3 : system Kristal thexagonal Gambar 4 : system Kristal trigonal pada mineral kalsit………6
Gambar 5 : system Kristal orthorombik pada mineral olovin………..8
Gambar 6 : system Kristal monoklin pa Gambar 7 : system Kristal triklin pada mineral rodokrosit……….10
Gambar 8 : Mineral Sulfida,a. Gambar 9 : proses penambangan emas dan bijih besi………13
Gambar 10 : Cara penambangan Gambar 11 : Cara penambangan open cast………35
Gambar 12 : Cara penambangan sude hill type……….36
Gambar 13 : Cara penambangan strip mine………..38
Gambar 14 : Cara penambangan semprot..… DAFTAR PUSTAKA………....46
DAFTAR GAMABAR Gambar 1: contoh system Kristal isometik mineral fluorit………2
Gambar 2: system Kristal tetragonal pada mineral wulfenite………4
Gambar 3 : system Kristal thexagonal pada mineral vanadinit …………..6
Gambar 4 : system Kristal trigonal pada mineral kalsit………6
Gambar 5 : system Kristal orthorombik pada mineral olovin………..8
ystem Kristal monoklin pada mineral biotit……….9
Gambar 7 : system Kristal triklin pada mineral rodokrosit……….10
Mineral Sulfida,a.Pyrite,b. Chalcocite………...12
Gambar 9 : proses penambangan emas dan bijih besi………13
Cara penambangan open pit……….34
Cara penambangan open cast………35
Cara penambangan sude hill type……….36
Cara penambangan strip mine………..38
Cara penambangan semprot..………39
DAFTAR PUSTAKA………....46
Gambar 1: contoh system Kristal isometik mineral fluorit………2
stal tetragonal pada mineral wulfenite………4
pada mineral vanadinit …………..6
Gambar 4 : system Kristal trigonal pada mineral kalsit………6
Gambar 5 : system Kristal orthorombik pada mineral olovin………..8
da mineral biotit……….9
Gambar 7 : system Kristal triklin pada mineral rodokrosit……….10
Pyrite,b. Chalcocite………...12
Gambar 9 : proses penambangan emas dan bijih besi………13
open pit……….34
Cara penambangan open cast………35
Cara penambangan sude hill type……….36
Cara penambangan strip mine………..38
1.1 Latar Belakang
Dalam geologi, pemahaman dasar mengenai kristal dan mineral merupakan dasar yang
lainnya, karena kristal dan mineral merupakan komponen terkecil dari m bumi (earth material)
usaha Jurusan Teknik pertambangan untuk mempersiapkan sumberdaya manusia yang memiliki dasar
mineralogi yang kuat sehing lainnya.
Dalam pembahasan mata acara ini akan dijelaskan tentang definisi, ciri ciri/sifat kristal dan mineral, kristalografi bentuk luar dan orde internal, kimia kristal, mineralogi fisik dan kimia, sistematika mineralogi, mineral d batuan, genesa dan asosiasi mineral, mineral ekonomi .
1.2 Maksud dan tujuan
1. Pada kristalografi Agar kita dapat mengetahui tentang
dari kristal terutama perkembangan, pertumbuhan, kenampakan bentuk luar, struktur dalam (internal),sy
2. Sedangkan pada mineralogy,agar kita dapat mengetahui tentang
baik dalam bentuk individu maupun dalam bentuk kesatuan, antara lain mempelajari sifat
dan kegunaannya.
BAB 1 PENDAHULUAN
Dalam geologi, pemahaman dasar mengenai kristal dan mineral merupakan dasar yang harus dikuasai sebelum mempelajari cabang ilmu yang lainnya, karena kristal dan mineral merupakan komponen terkecil dari m
(earth material). Pada pembahasan mata acara ini adalah salah satu usaha Jurusan Teknik pertambangan untuk mempersiapkan sumberdaya manusia yang memiliki dasar-dasar geologi khususnya kristalografi mineralogi yang kuat sehingga mudah memahami ilmu-limu geologi yang
Dalam pembahasan mata acara ini akan dijelaskan tentang definisi, ciri ciri/sifat kristal dan mineral, kristalografi bentuk luar dan orde internal, kimia kristal, mineralogi fisik dan kimia, sistematika mineralogi, mineral d batuan, genesa dan asosiasi mineral, mineral ekonomi .
Maksud dan tujuan
Pada kristalografi Agar kita dapat mengetahui tentang sifat
dari kristal terutama perkembangan, pertumbuhan, kenampakan bentuk luar, struktur dalam (internal),system-sistem kristal dan sifat-sifat fisis lainnya. Sedangkan pada mineralogy,agar kita dapat mengetahui tentang
baik dalam bentuk individu maupun dalam bentuk kesatuan, antara lain mempelajari sifat-sifat fisik dan kimia, cara terdapatnya, cara
dan kegunaannya.
Dalam geologi, pemahaman dasar mengenai kristal dan mineral harus dikuasai sebelum mempelajari cabang ilmu yang lainnya, karena kristal dan mineral merupakan komponen terkecil dari materi . Pada pembahasan mata acara ini adalah salah satu usaha Jurusan Teknik pertambangan untuk mempersiapkan sumberdaya dasar geologi khususnya kristalografi limu geologi yang
Dalam pembahasan mata acara ini akan dijelaskan tentang definisi, ciri-ciri/sifat kristal dan mineral, kristalografi bentuk luar dan orde internal, kimia kristal, mineralogi fisik dan kimia, sistematika mineralogi, mineral dalam
sifat-sifat geometri dari kristal terutama perkembangan, pertumbuhan, kenampakan bentuk luar,
sifat fisis lainnya. Sedangkan pada mineralogy,agar kita dapat mengetahui tentang mineral, baik dalam bentuk individu maupun dalam bentuk kesatuan, antara lain sifat fisik dan kimia, cara terdapatnya, cara terjadinya
2.1 Sistem Kristal Isometrik,Tetragonal,Hexagonal,Trigonal 2.1.1 Sistem Reguler
Cubic = Isometric = Tesseral = Tessular)
Sistem ini juga disebut sistem kristal regular, atau dikenal pula dengan sistem kristal kubus atau kubik. Jumlah sumbu kristalnya ada 3 dan saling tegak lurus satu dengan yang lainnya. Dengan perbandingan panjang yang sama untuk masing-masing sumbunya.
Pada kondisi sebe
(perbandingan sumbu a = b = c, yang artinya panjang sumbu a sama dengan sumbu b dan sama dengan sumbu c. Dan juga memiliki sudut kristalografi α = β = γ = 90˚. Hal ini berarti, pada sistem ini, semua sudut kristalnya ( α , β dan γ ) tegak lurus satu sama lain (90
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Sistem Kristal Isometrik,Tetragonal,Hexagonal,Trigonal Sistem Reguler
Cubic = Isometric = Tesseral = Tessular)
Sistem ini juga disebut sistem kristal regular, atau dikenal pula dengan kubus atau kubik. Jumlah sumbu kristalnya ada 3 dan saling tegak lurus satu dengan yang lainnya. Dengan perbandingan panjang yang sama untuk
masing sumbunya.
Pada kondisi sebenarnya, sistem kristal Isometrik memiliki axial ratio umbu a = b = c, yang artinya panjang sumbu a sama dengan sumbu b dan sama dengan sumbu c. Dan juga memiliki sudut kristalografi α = β = γ = 90˚. Hal ini berarti, pada sistem ini, semua sudut kristalnya ( α , β dan γ ) tegak lurus satu sama lain (90˚).
Ketentuan : Sumbu a = b = c Sudut α = β = γ = 90° Karena Sb a = Sb b = Sb c Disebut juga Sb a Cara Menggambar : a=^ b-= 30° a : b : c = 1 : 3 : 6
Sistem ini juga disebut sistem kristal regular, atau dikenal pula dengan kubus atau kubik. Jumlah sumbu kristalnya ada 3 dan saling tegak lurus satu dengan yang lainnya. Dengan perbandingan panjang yang sama untuk
narnya, sistem kristal Isometrik memiliki axial ratio umbu a = b = c, yang artinya panjang sumbu a sama dengan sumbu b dan sama dengan sumbu c. Dan juga memiliki sudut kristalografi α = β = γ = 90˚. Hal ini berarti, pada sistem ini, semua sudut kristalnya ( α , β dan γ )
Sistem isometrik dibagi menjadi 5 Kelas : Tetaoidal Gyroida Diploida Hextetrahedral Hexoctahedral
Beberapa contoh mineral dengan system kristal Isometrik ini adalah gold, pyrite, galena, halite, Fluorite
Gambar 1: contoh system Kristal isometik mineral fluorit
I.2.2 Sistem Tetragonal
(Quadratic)
Sama dengan system Isometr
kristal yang masing-masing saling tegak lurus. Sumbu a dan b mempunyai satuan panjang sama. Sedangkan sumbu c berlainan, dapat lebih panjang atau lebih pendek. Tapi pada umumnya lebih panjang.Pada kondisi sebenarnya
memiliki axial ratio (perbandingan sumbu) a = b
a sama dengan sumbu b tapi tidak sama dengan sumbu c. Dan juga memiliki sudut Sistem isometrik dibagi menjadi 5 Kelas :
Hextetrahedral Hexoctahedral
eberapa contoh mineral dengan system kristal Isometrik ini gold, pyrite, galena, halite, Fluorite (Pellant, chris: 1992)
Gambar 1: contoh system Kristal isometik mineral fluorit
Sistem Tetragonal
Sama dengan system Isometrik, sistem kristal ini mempunyai 3 sumbu masing saling tegak lurus. Sumbu a dan b mempunyai satuan panjang sama. Sedangkan sumbu c berlainan, dapat lebih panjang atau lebih pendek. Tapi pada umumnya lebih panjang.Pada kondisi sebenarnya
memiliki axial ratio (perbandingan sumbu) a = b ≠ c , yang artinya panjang sumbu a sama dengan sumbu b tapi tidak sama dengan sumbu c. Dan juga memiliki sudut
eberapa contoh mineral dengan system kristal Isometrik ini (Pellant, chris: 1992)
ik, sistem kristal ini mempunyai 3 sumbu masing saling tegak lurus. Sumbu a dan b mempunyai satuan panjang sama. Sedangkan sumbu c berlainan, dapat lebih panjang atau lebih pendek. Tapi pada umumnya lebih panjang.Pada kondisi sebenarnya, Tetragonal ≠ c , yang artinya panjang sumbu a sama dengan sumbu b tapi tidak sama dengan sumbu c. Dan juga memiliki sudut
kristalografi α = β = γ = 90˚. Hal ini berarti, pada sistem ini, semua sudut kristalografinya ( α , β dan γ ) tegak lurus satu sama lain (90˚).
Sistem tetragonal dibagi menjadi 7 kelas:
Piramid
Bipiramid
Bisfenoid
Trapezohedral
Ditetragonal Piramid
kristalografi α = β = γ = 90˚. Hal ini berarti, pada sistem ini, semua sudut ografinya ( α , β dan γ ) tegak lurus satu sama lain (90˚).
Ketentuan :
Sb a = b ≠ c
Sudut α = β = γ = 90°
Karena Sb a = Sb b disebut juga Sb a
Sb c bisa lebih panjang atau lebih pendek dari atau b. Sb c lebih panjang dari Sb a dan Sb b disebut bnetuk Columnar (Panjang), sumbu c lebih pendek dari sumbu a b disebut bnetuk stout (gemuk
Cara Menggambar :
a=^ b-= 30° a : b : c = 1 : 3 : 6
Sistem tetragonal dibagi menjadi 7 kelas:
Trapezohedral Ditetragonal Piramid
kristalografi α = β = γ = 90˚. Hal ini berarti, pada sistem ini, semua sudut
Sb c bisa lebih panjang atau lebih pendek dari atau b. Sb c lebih panjang dari Sb a dan Sb b disebut bnetuk
Skalenohedral
Ditetragonal Bipiramid
Beberapa contoh mineral dengan sistem kristal Tetragonal ini adalah autunite, pyrolusite, Leucite, scapolite
Gambar 2: system Kristal tetragonal pada mineral wulfenite
2.2.3 Sistem Kristal Hexagonal
Sistem ini mempunyai empat sumbu kristal, dimana sumbu c tegak lurus terhadap ketiga sumbu yang lain. Sumbu a, b,dan d masing masing saling membentuk sudut 120
dan d mempunyai panjang yang sama. Sedangkan panjang c b lebih panjang atau lebih pendek (umumnya lebih panjang).
Pada kondisi sebenarnya, sistem kristal Hexagonal ratio (perbandingan sumbu) a = b = d
sama dengan sumbu b dan sama dengan sumbu d, tapi tidak sama dengan sumbu c. Dan juga memiliki sudut kristalografi α = β = 90˚ ; γ = 120˚. Hal ini berarti, pada sistem
sudut 120˚ terhadap sumbu edral
Ditetragonal Bipiramid
Beberapa contoh mineral dengan sistem kristal Tetragonal ini adalah autunite, pyrolusite, Leucite, scapolite (Pellant, Chris: 1992)
Gambar 2: system Kristal tetragonal pada mineral wulfenite
Sistem Kristal Hexagonal
Sistem ini mempunyai empat sumbu kristal, dimana sumbu c tegak lurus terhadap ketiga sumbu yang lain. Sumbu a, b,dan d masing masing saling membentuk sudut 120Osatu terhadap yang lain .Sumbu a, b, dan d mempunyai panjang yang sama. Sedangkan panjang c b
lebih panjang atau lebih pendek (umumnya lebih panjang). Pada kondisi sebenarnya, sistem kristal Hexagonal
ratio (perbandingan sumbu) a = b = d ≠ c , yang artinya panjang sumbu a sama dengan sumbu b dan sama dengan sumbu d, tapi tidak sama dengan sumbu c. Dan juga memiliki sudut kristalografi α = β = 90˚ ; γ = 120˚. Hal ini berarti, pada sistem ini, sudut α dan β saling tegak lurus dan membentuk
˚ terhadap sumbu γ
Beberapa contoh mineral dengan sistem kristal Tetragonal ini adalah rutil,
Gambar 2: system Kristal tetragonal pada mineral wulfenite
Sistem ini mempunyai empat sumbu kristal, dimana sumbu c tegak lurus terhadap ketiga sumbu yang lain. Sumbu a, b,dan d masing-satu terhadap yang lain .Sumbu a, b, dan d mempunyai panjang yang sama. Sedangkan panjang c berbeda, dapat
Pada kondisi sebenarnya, sistem kristal Hexagonal memiliki axial ≠ c , yang artinya panjang sumbu a sama dengan sumbu b dan sama dengan sumbu d, tapi tidak sama dengan sumbu c. Dan juga memiliki sudut kristalografi α = β = 90˚ ; γ = 120˚. Hal
Sistem ini dibagi menjadi 7: Hexagonal Piramid Hexagonal Bipramid Dihexagonal Piramid Dihexagonal Bipiramid Trigonal Bipiramid Ditrigonal Bipiramid Hexagonal Trapezohedral
Beberapa contoh mineral dengan sistem kristal Hexagonal ini adalah corundum, hematite, calcite, dolomite, apatite.
Ketentuan :
Ada 4 sumbu yaitu a,b.c,d Sumbu a= b= d≠ c
Sudut :ߚ1=ߚ2=ߚ3=90o
Sudut : y1=y2=y3=120o
Sb a, b dan d terletak dalam bidang horizontal dan membentuk sud Sb c dapat lebih panjang atau lebih pendek dari Sb a. Cara penggambaran : ∟a+ /b-= 17o ∟b+ /d-= 39o b : d : c = 3 : 1 : 6
ini dibagi menjadi 7: Hexagonal Piramid Hexagonal Bipramid Dihexagonal Piramid Dihexagonal Bipiramid Bipiramid Ditrigonal Bipiramid Hexagonal Trapezohedral
Beberapa contoh mineral dengan sistem kristal Hexagonal ini adalah corundum, hematite, calcite, dolomite, apatite. (Mondadori, Arlondo. 1977)
Ada 4 sumbu yaitu a,b.c,d
Sb a, b dan d terletak dalam bidang horizontal dan membentuk sudut 60o. Sb c dapat lebih panjang atau lebih
Beberapa contoh mineral dengan sistem kristal Hexagonal ini adalah quartz, (Mondadori, Arlondo. 1977)
Gambar 3 : system Kristal thexagonal
2.1.4 System kristal trigonal
Jika kita membaca beberapa referensi luar, sistem ini mempunyai nama lain yaitu Rhombohedral, selain itu beberapa ahli memasukkan sistem ini kedalam sistem kristal Hexagonal. Demikian pula cara pengga
Perbedaannya, bila pada sistem Trigonal setelah terbentuk bidang dasar, yang terbentuk segienam, kemudian dibentuk segitiga dengan menghubungkan dua titik sudut yang melewati satu titik sudutnya.
Gambar 3 : system Kristal thexagonal pada mineral
System kristal trigonal
Jika kita membaca beberapa referensi luar, sistem ini mempunyai nama lain yaitu Rhombohedral, selain itu beberapa ahli memasukkan sistem ini kedalam sistem kristal Hexagonal. Demikian pula cara penggambarannya juga sama. Perbedaannya, bila pada sistem Trigonal setelah terbentuk bidang dasar, yang terbentuk segienam, kemudian dibentuk segitiga dengan menghubungkan dua titik sudut yang melewati satu titik sudutnya.
Ketentuan : Sumbu a= b= d≠ c Sudut :ߚ1=ߚ2=ߚ3=90o
Sudut : y1=y2=y3=120o
cara menggambar :
Sama dengan system hexagonal, perbedaannya hanya pada sumbu c bernilai 3 .penarikan Sb a dengan system
hexagonal.
pada mineral vanadinit
Jika kita membaca beberapa referensi luar, sistem ini mempunyai nama lain yaitu Rhombohedral, selain itu beberapa ahli memasukkan sistem ini kedalam mbarannya juga sama. Perbedaannya, bila pada sistem Trigonal setelah terbentuk bidang dasar, yang terbentuk segienam, kemudian dibentuk segitiga dengan menghubungkan dua titik
Sama dengan system hexagonal, perbedaannya hanya pada sumbu c bernilai 3 .penarikan Sb a dengan system
Gambar 4 : system Kristal trigonal pada mineral kalsit
Sistem ini dibagi menjadi 5 kelas:
Trigonal piramid
Trigonal Trapezohedral
Ditrigonal Piramid
Ditrigonal Skalenohedral
Rombohedral
2.2 Sistem Kristal Ortorombik,Monoklin,Triklin 2.2.1 sistem Kristal orthorombik
Sistem ini disebut juga sistem Rhombis dan mempunyai
simetri kristal yang saling tegak lurus satu dengan yang lainnya. Ketiga sumbu tersebut mempunyai panjang yang berbeda.
sebenarnya, sistem kristal Orthorhombik memiliki axial ratio (perbandingan sumbu) a
sumbunya tidak ada yang
Gambar 4 : system Kristal trigonal pada mineral kalsit
ibagi menjadi 5 kelas: Trigonal piramid
Trigonal Trapezohedral Ditrigonal Piramid Ditrigonal Skalenohedral Rombohedral
2.2 Sistem Kristal Ortorombik,Monoklin,Triklin 2.2.1 sistem Kristal orthorombik
Sistem ini disebut juga sistem Rhombis dan mempunyai
simetri kristal yang saling tegak lurus satu dengan yang lainnya. Ketiga sumbu tersebut mempunyai panjang yang berbeda.
sebenarnya, sistem kristal Orthorhombik memiliki axial ratio (perbandingan sumbu) a ≠ b ≠ c , yang artinya panjang sumbu sumbunya tidak ada yang
Ketentuan : Sumbu a ≠ b ≠ c Sumbu α = β = γ = 90o
Sb c adalah sumbu terpanjang ,Sb a adalah sum terpendek.
Sb a disebut Sb brachy Sb b disebut Sb Macro
Gambar 4 : system Kristal trigonal pada mineral kalsit
Sistem ini disebut juga sistem Rhombis dan mempunyai 3 sumbu simetri kristal yang saling tegak lurus satu dengan yang lainnya. Ketiga sumbu tersebut mempunyai panjang yang berbeda. Pada kondisi sebenarnya, sistem kristal Orthorhombik memiliki axial ratio ≠ b ≠ c , yang artinya panjang
Sistem ini dibagi menjadi 3 kelas:
Bisfenoid
Piramid
Bipiramid
2.2.2 Sistem Kristal Monoklin
Monoklin artinya hanya mempunyai satu sumbu yang miring dari tiga sumbu yang dimilikinya. Sumbu a tegak lurus terhadap sumbu n; n tegak lurus terhadap sumbu c, tetapi sumbu c tidak tegak lurus terhadap sumbu a. Ketiga sumbu tersebut mempunyai panjang yang tidak sama, umumnya sumbu c yang paling panjang dan sumbu b paling pendek.
Sb c disebut Sb basal
Cara penggambaran : ∟a+
/ b-= 30o a : b : c = 1 : 4 : 6
Gambar 5 : system Kristal orthorombik pada mineral olovin Sistem ini dibagi menjadi 3 kelas:
2.2.2 Sistem Kristal Monoklin
Monoklin artinya hanya mempunyai satu sumbu yang miring dari tiga sumbu yang dimilikinya. Sumbu a tegak lurus terhadap sumbu n; n tegak lurus terhadap sumbu c, tetapi sumbu c tidak tegak lurus terhadap a. Ketiga sumbu tersebut mempunyai panjang yang tidak sama, umumnya sumbu c yang paling panjang dan sumbu b paling pendek.
Ketentuan :
Sumbu a≠ b ≠ c
Sudutα = γ = 90° β ≠ 90° Sb a diebut Sb Clino Sb b disebut Sb Ortho
Gambar 5 : system Kristal orthorombik pada mineral olovin
Monoklin artinya hanya mempunyai satu sumbu yang miring dari tiga sumbu yang dimilikinya. Sumbu a tegak lurus terhadap sumbu n; n tegak lurus terhadap sumbu c, tetapi sumbu c tidak tegak lurus terhadap a. Ketiga sumbu tersebut mempunyai panjang yang tidak sama, umumnya sumbu c yang paling panjang dan sumbu b paling pendek.
Sistem Monoklin dibagi menjadi 3 ke
Sfenoid
Doma
Prisma
Beberapa contoh mineral denga sistem kristal Orthorhombik ini adalah stibnite, chrysoberyl, aragonite dan witherite
Gambar 6 : system Kristal monoklin pada mineral biotit
2.2.3 Sistem Kristal Triklin
Sistem ini mempunyai 3 sumbu simetri yang satu dengan yang lainnya tidak saling tegak lurus. Demikian juga panjang masing
sama. Pada kondisi sebenarnya, sistem kristal Triklin memiliki axial ratio (perbandingan sumbu) a
tidak ada yang sama panjang atau berbeda satu sama lain. Dan juga Sb c disebut Sb Basal/Vertikal
Cara Menggambar :
a+^ b-= 45° a : b : c sembarang
Sb c adalah sumbu terpanjang Sb a adalah sumbu terpendek Sistem Monoklin dibagi menjadi 3 kelas:
Beberapa contoh mineral denga sistem kristal Orthorhombik ini adalah stibnite, chrysoberyl, aragonite dan witherite (Pellant, chris. 1992)
Gambar 6 : system Kristal monoklin pada mineral biotit
2.2.3 Sistem Kristal Triklin
Sistem ini mempunyai 3 sumbu simetri yang satu dengan yang lainnya tidak saling tegak lurus. Demikian juga panjang masing-masing sumbu tidak Pada kondisi sebenarnya, sistem kristal Triklin memiliki axial ratio (perbandingan sumbu) a ≠ b ≠ c , yang artinya panjang sumbu
tidak ada yang sama panjang atau berbeda satu sama lain. Dan juga Beberapa contoh mineral denga sistem kristal Orthorhombik ini adalah
(Pellant, chris. 1992)
Gambar 6 : system Kristal monoklin pada mineral biotit
Sistem ini mempunyai 3 sumbu simetri yang satu dengan yang lainnya masing sumbu tidak Pada kondisi sebenarnya, sistem kristal Triklin memiliki axial ratio ≠ b ≠ c , yang artinya panjang sumbu-sumbunya tidak ada yang sama panjang atau berbeda satu sama lain. Dan juga
memiliki sudut kristalografi α = β ≠ γ ≠ 90˚. Hal in
sudut α, β dan γ tidak saling tegak lurus satu dengan yang lainnya.
Gambar 7 : system Kristal triklin pada mineral
Sistem ini dibagi menjadi 2 kelas:
Pedial
memiliki sudut kristalografi α = β ≠ γ ≠ 90˚. Hal ini berarti, pada system ini, sudut α, β dan γ tidak saling tegak lurus satu dengan yang lainnya.
Ketentuan :
Sumbu a ≠ b ≠ c
Sudut α = γ = 90° β = 90°
Semua Sb a, b, c saling berpotongan dan membuat sudut miring tidak sama besar.
Sb a disebut Sb Brachy Sb b disebut Sb Macro Sb c disebut Sb Basal/Vertikal Cara Menggambar : a+^ b-= 45° b+ ^ c-= 80°
Gambar 7 : system Kristal triklin pada mineral rodokrosit.
Sistem ini dibagi menjadi 2 kelas:
i berarti, pada system ini, sudut α, β dan γ tidak saling tegak lurus satu dengan yang lainnya.
Semua Sb a, b, c saling berpotongan dan membuat
Pinakoidal
2.3 Identifikasi Mineral Native E
2.3.1 Native Element (Unsur Murni)
Native element atau unsur murni ini adalah kelas mineral yang dicirikan dengan hanya memiliki satu unsur atau komposisi kimia saja. Mineral pada kelas ini tidak mengandung unsur lain selain unsu
umumnya sifat dalam (tenacity) mineralnya adalah malleable yang jika ditempa dengan palu akan menjadi pipih, atau ductile yang jika ditarik akan dapat memanjang, namun tidak akan kembali lagi seperti semula jika dilepaskan. Kelas mineral native element ini terdiri dari dua bagian umum.
¨ Metal dan element intermetalic (logam). Contohnya emas, perak, dan tembaga.
¨ Semimetal dan non metal (bukan logam). Contohnya antimony, bismuth, graphite dan sulfur.
Sistem kristal pada native el
berdasarkan sifat mineral itu sendiri. Bila logam, seperti emas, perak dan tembaga, maka sistem kristalnya adalah isometrik. Jika bersifat semilogam, seperti arsenic dan bismuth, maka sistem kristalnya adalah hexagonal. Dan unsur mineral tersebut non
seperti sulfur sistem kristalnya orthorhombic, intan sistem kristalnya isometric, dan graphite sistem kristalnya adalah hexagonal. Pada umumnya, berat jenis dari mineral-mineral
Dalam grup native element ini juga termasuk natural alloys, seperti electrum, phosphides, silicides, nitrides dan carbides.
Identifikasi Mineral Native Eleman Dan Mineral Sulfada
Native Element (Unsur Murni)
Native element atau unsur murni ini adalah kelas mineral yang dicirikan dengan hanya memiliki satu unsur atau komposisi kimia saja. Mineral pada kelas ini tidak mengandung unsur lain selain unsur pembentuk utamanya. Pada umumnya sifat dalam (tenacity) mineralnya adalah malleable yang jika ditempa dengan palu akan menjadi pipih, atau ductile yang jika ditarik akan dapat memanjang, namun tidak akan kembali lagi seperti semula jika
mineral native element ini terdiri dari dua bagian umum. ¨ Metal dan element intermetalic (logam). Contohnya emas, perak, dan
¨ Semimetal dan non metal (bukan logam). Contohnya antimony, bismuth, graphite dan sulfur.
Sistem kristal pada native element dapat dibahgi menjadi tiga berdasarkan sifat mineral itu sendiri. Bila logam, seperti emas, perak dan tembaga, maka sistem kristalnya adalah isometrik. Jika bersifat semilogam, seperti arsenic dan bismuth, maka sistem kristalnya adalah hexagonal. Dan unsur mineral tersebut non-logam, sistem kristalnya dapat berbeda seperti sulfur sistem kristalnya orthorhombic, intan sistem kristalnya isometric, dan graphite sistem kristalnya adalah hexagonal. Pada umumnya, berat jenis
mineral ini tinggi, kisarannya sekitar 6.
Dalam grup native element ini juga termasuk natural alloys, seperti electrum, phosphides, silicides, nitrides dan carbides.
Native element atau unsur murni ini adalah kelas mineral yang dicirikan dengan hanya memiliki satu unsur atau komposisi kimia saja. Mineral pada r pembentuk utamanya. Pada umumnya sifat dalam (tenacity) mineralnya adalah malleable yang jika ditempa dengan palu akan menjadi pipih, atau ductile yang jika ditarik akan dapat memanjang, namun tidak akan kembali lagi seperti semula jika
mineral native element ini terdiri dari dua bagian umum. ¨ Metal dan element intermetalic (logam). Contohnya emas, perak, dan
¨ Semimetal dan non metal (bukan logam). Contohnya antimony,
ement dapat dibahgi menjadi tiga berdasarkan sifat mineral itu sendiri. Bila logam, seperti emas, perak dan tembaga, maka sistem kristalnya adalah isometrik. Jika bersifat semilogam, seperti arsenic dan bismuth, maka sistem kristalnya adalah hexagonal. Dan jika logam, sistem kristalnya dapat berbeda-beda, seperti sulfur sistem kristalnya orthorhombic, intan sistem kristalnya isometric, dan graphite sistem kristalnya adalah hexagonal. Pada umumnya, berat jenis
2.3.2 Mineral Sulfida
Kelas mineral sulfida atau dikenal juga dengan nama sulfosalt ini terbentuk dari kombinasi antara unsur tertentu dengan sulfur (belerang). Pada umumnya unsure utamanya adalah logam (metal).
Pembentukan mineral kelas ini pada umumnya terbentuk disekitar wilayah gunung api yang memiliki kandungan sulfur yang tinggi. Proses min
terjadi pada
tempat-bercampur dengan sulfur tersebut berasal dari magma, kemudian terkontaminasi oleh sulfur yang ada disekitarnya. Pembentukan mineralnya biasanya terjadi dibawah kondisi air tempat terendapnya unsur sulfur. Proses tersebut biasanya dikenal sebagai alterasi mineral dengan sifat pembentukan yang terkait dengan hidrotermal (air panas).
Mineral kelas sulfida ini juga termasuk mineral (ores). Dan oleh karena itu, mineral
cukup tinggi. Khususnya karena unsur utamanya umumnya adalah logam. Pada industri logam, mineral
memisahkan unsur logam dari sulfurnya. Beberapa pe
adalah memiliki kilap logam karena unsur utamanya umumnya logam, berat jenis yang tinggi dan memiliki tingkat atau nilai kekerasan yang rendah. Hal tersebut berkaitan dengan unsur pembentuknya yang bersifat logam.
Beberapa contoh m
Chalcocite (Cu2S), Galena (PbS), sphalerite (ZnS) dan proustite (Ag3AsS3). Dan termasuk juga didalamnya selenides, tellurides, arsenides, antimonides, bismuthinides dan juga sulfosalt
a.
Mineral Sulfida
Kelas mineral sulfida atau dikenal juga dengan nama sulfosalt ini ntuk dari kombinasi antara unsur tertentu dengan sulfur (belerang). Pada umumnya unsure utamanya adalah logam (metal).
Pembentukan mineral kelas ini pada umumnya terbentuk disekitar wilayah gunung api yang memiliki kandungan sulfur yang tinggi. Proses min
-tempat keluarnya atau sumber sulfur. Unsur utama yang bercampur dengan sulfur tersebut berasal dari magma, kemudian terkontaminasi oleh sulfur yang ada disekitarnya. Pembentukan mineralnya biasanya terjadi ir tempat terendapnya unsur sulfur. Proses tersebut biasanya dikenal sebagai alterasi mineral dengan sifat pembentukan yang terkait dengan hidrotermal (air panas).
Mineral kelas sulfida ini juga termasuk mineral-mineral pembentuk bijih rena itu, mineral-mineral sulfida memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi. Khususnya karena unsur utamanya umumnya adalah logam. Pada industri logam, mineral-mineral sulfides tersebut akan diproses untuk memisahkan unsur logam dari sulfurnya. Beberapa penciri kelas mineral ini adalah memiliki kilap logam karena unsur utamanya umumnya logam, berat jenis yang tinggi dan memiliki tingkat atau nilai kekerasan yang rendah. Hal tersebut berkaitan dengan unsur pembentuknya yang bersifat logam.
Beberapa contoh mineral sulfides yang terkenal adalah pyrite (FeS3), Chalcocite (Cu2S), Galena (PbS), sphalerite (ZnS) dan proustite (Ag3AsS3). Dan termasuk juga didalamnya selenides, tellurides, arsenides, antimonides, bismuthinides dan juga sulfosalt
Kelas mineral sulfida atau dikenal juga dengan nama sulfosalt ini ntuk dari kombinasi antara unsur tertentu dengan sulfur (belerang). Pada
Pembentukan mineral kelas ini pada umumnya terbentuk disekitar wilayah gunung api yang memiliki kandungan sulfur yang tinggi. Proses mineralisasinya tempat keluarnya atau sumber sulfur. Unsur utama yang bercampur dengan sulfur tersebut berasal dari magma, kemudian terkontaminasi oleh sulfur yang ada disekitarnya. Pembentukan mineralnya biasanya terjadi ir tempat terendapnya unsur sulfur. Proses tersebut biasanya dikenal sebagai alterasi mineral dengan sifat pembentukan yang terkait dengan
mineral pembentuk bijih mineral sulfida memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi. Khususnya karena unsur utamanya umumnya adalah logam. Pada mineral sulfides tersebut akan diproses untuk nciri kelas mineral ini adalah memiliki kilap logam karena unsur utamanya umumnya logam, berat jenis yang tinggi dan memiliki tingkat atau nilai kekerasan yang rendah. Hal tersebut
ineral sulfides yang terkenal adalah pyrite (FeS3), Chalcocite (Cu2S), Galena (PbS), sphalerite (ZnS) dan proustite (Ag3AsS3). Dan termasuk juga didalamnya selenides, tellurides, arsenides, antimonides,
Gambar 8 : Mineral Sulfida,a.
2.4 Pendeskrisian Mineral Oksida,Carbonat,Sulfat,Fosfat 2.4.1 Mineral Oksida dan Hidroksida
Mineral oksida dan hidroksida ini merupakan mineral yang terbentuk dari kombinasi unsur tertentu dengan gugus anion oks
hidroksida (OH atau H).
Mineral oksida terbentuk sebagai akibat persenyawaan langsung antara oksigen dan unsur tertentu. Susunannya lebih sederhana dibanding silikat. Mineral oksida umumnya lebih keras dibanding mineral lainnya
juga lebih berat kecuali sulfida. Unsur yang paling utama dalam oksida adalah besi, chrome, mangan, timah dan aluminium. Beberapa mineral oksida yang paling umum adalah “es” (H2O), korondum (Al2O3), hematit (Fe2O3) dan kassiterit (SnO2).
Seperti mineral oksida, mineral hidroksida terbentuk akibat pencampuran atau persenyawaan unsur
pembentukannya dapat juga terkait dengan pengikatan dengan air. Sama seperti oksida, pada mineral hidroksida
unsur logam. Beberapa contoh mineral hidroksida adalah goethit (FeOOH) dan limonite (Fe2O3.H2O).
2.4.2 Mineral Carbonat (CO3)
Merupakan persenyawaan dengan ion (CO umpamanya persenyaw
dikenal sebagai mineral “kalsit”. Mineral ini merupakan susunan utama yang membentuk batuan sedimen.
Mineral Sulfida,a.Pyrite,b. Chalcocite
Pendeskrisian Mineral Oksida,Carbonat,Sulfat,Fosfat
Mineral Oksida dan Hidroksida
Mineral oksida dan hidroksida ini merupakan mineral yang terbentuk dari kombinasi unsur tertentu dengan gugus anion oksida (O) dan gugus hidroksil hidroksida (OH atau H).
Mineral oksida terbentuk sebagai akibat persenyawaan langsung antara oksigen dan unsur tertentu. Susunannya lebih sederhana dibanding silikat. Mineral oksida umumnya lebih keras dibanding mineral lainnya kecuali silikat. Mereka juga lebih berat kecuali sulfida. Unsur yang paling utama dalam oksida adalah besi, chrome, mangan, timah dan aluminium. Beberapa mineral oksida yang paling umum adalah “es” (H2O), korondum (Al2O3), hematit (Fe2O3) dan
Seperti mineral oksida, mineral hidroksida terbentuk akibat pencampuran atau persenyawaan unsur-unsur tertentu dengan hidroksida (OH). Reaksi pembentukannya dapat juga terkait dengan pengikatan dengan air. Sama seperti oksida, pada mineral hidroksida, unsur utamanya pada umumnya adalah unsur unsur logam. Beberapa contoh mineral hidroksida adalah goethit (FeOOH) dan limonite (Fe2O3.H2O).
Mineral Carbonat (CO3)
Merupakan persenyawaan dengan ion (CO3)2-, dan disebut “karbonat”,
umpamanya persenyawaan dengan Ca dinamakan “kalsium karbonat”, CaCO3 dikenal sebagai mineral “kalsit”. Mineral ini merupakan susunan utama yang membentuk batuan sedimen.
Mineral oksida dan hidroksida ini merupakan mineral yang terbentuk dari ida (O) dan gugus hidroksil
Mineral oksida terbentuk sebagai akibat persenyawaan langsung antara oksigen dan unsur tertentu. Susunannya lebih sederhana dibanding silikat. Mineral kecuali silikat. Mereka juga lebih berat kecuali sulfida. Unsur yang paling utama dalam oksida adalah besi, chrome, mangan, timah dan aluminium. Beberapa mineral oksida yang paling umum adalah “es” (H2O), korondum (Al2O3), hematit (Fe2O3) dan
Seperti mineral oksida, mineral hidroksida terbentuk akibat pencampuran unsur tertentu dengan hidroksida (OH). Reaksi pembentukannya dapat juga terkait dengan pengikatan dengan air. Sama seperti , unsur utamanya pada umumnya adalah unsur-unsur logam. Beberapa contoh mineral hidroksida adalah goethit (FeOOH) dan
, dan disebut “karbonat”, aan dengan Ca dinamakan “kalsium karbonat”, CaCO3 dikenal sebagai mineral “kalsit”. Mineral ini merupakan susunan utama yang
Carbonat terbentuk pada lingkungan laut oleh endapan bangkai plankton. Carbonat juga terbentuk pada daera
membentuk gua (caves), stalaktit, dan stalagmite. Dalam kelas carbonat ini juga termasuk nitrat (NO3) dan juga Borat (BO3).
Carbonat, nitrat dan borat memiliki kombinasi antara logam atau semilogam dengan anion yang
NO3, dan BO3).
Beberapa contoh mineral yang termasuk kedalam kelas carbonat ini adalah dolomite (CaMg(CO3)2, calcite (CaCO3), dan magnesite (MgCO3). Dan contoh mineral nitrat dan borat adalah niter (NaNO3) dan
(Na2B4O5(OH)4.8H2O).
2.4.3 Mineral Sulfat (SO
Sulfat terdiri dari anion sulfat (SO
logam dengan anion sufat tersebut. Pembentukan mineral sulfat biasanya terjadi pada daerah evaporitik (penguapan) yang tinggi ka
lahan menguap sehingga formasi sulfat dan halida berinteraksi. Pada kelas sulfat termasuk juga mineral
tungstat. Dan sama seperti sulfat, mineral kombinasi logam dengan anion
Contoh-contoh mineral yang termasuk kedalam kelas ini adalah anhydrite (calcium sulfate), Celestine (strontium sulfate), barite (barium sulfate), dan gypsum (hydrated calcium sulfate). Juga termasuk didalamnya minera
molybdate, selenate, sulfite, tellurate serta mineral tungstate. 2.5 IDENTIFIKASI MINERAL SILIKAT
Silika, juga disebut Silicon Dioxide, gabungan dari dua unsur yang paling melimpah, silikon kerak bumi dan oksigen, SiO2. Massa kerak bumi adalah
Carbonat terbentuk pada lingkungan laut oleh endapan bangkai plankton. Carbonat juga terbentuk pada daerah evaporitic dan pada daerah karst yang membentuk gua (caves), stalaktit, dan stalagmite. Dalam kelas carbonat ini juga termasuk nitrat (NO3) dan juga Borat (BO3).
Carbonat, nitrat dan borat memiliki kombinasi antara logam atau semilogam dengan anion yang kompleks dari senyawa-senyawa tersebut (CO3,
Beberapa contoh mineral yang termasuk kedalam kelas carbonat ini adalah dolomite (CaMg(CO3)2, calcite (CaCO3), dan magnesite (MgCO3). Dan contoh mineral nitrat dan borat adalah niter (NaNO3) dan
(Na2B4O5(OH)4.8H2O).
3 Mineral Sulfat (SO4)
Sulfat terdiri dari anion sulfat (SO42-). Mineral sulfat adalah kombinasi
logam dengan anion sufat tersebut. Pembentukan mineral sulfat biasanya terjadi pada daerah evaporitik (penguapan) yang tinggi kadar airnya, kemudian perlahan lahan menguap sehingga formasi sulfat dan halida berinteraksi.
Pada kelas sulfat termasuk juga mineral-mineral molibdat, kromat, dan tungstat. Dan sama seperti sulfat, mineral-mineral tersebut juga terbentuk dari
am dengan anion-anionnya masing-masing.
contoh mineral yang termasuk kedalam kelas ini adalah anhydrite (calcium sulfate), Celestine (strontium sulfate), barite (barium sulfate), dan gypsum (hydrated calcium sulfate). Juga termasuk didalamnya minera
molybdate, selenate, sulfite, tellurate serta mineral tungstate. IDENTIFIKASI MINERAL SILIKAT
Silika, juga disebut Silicon Dioxide, gabungan dari dua unsur yang paling melimpah, silikon kerak bumi dan oksigen, SiO2. Massa kerak bumi adalah
Carbonat terbentuk pada lingkungan laut oleh endapan bangkai plankton. h evaporitic dan pada daerah karst yang membentuk gua (caves), stalaktit, dan stalagmite. Dalam kelas carbonat ini juga
Carbonat, nitrat dan borat memiliki kombinasi antara logam atau senyawa tersebut (CO3,
Beberapa contoh mineral yang termasuk kedalam kelas carbonat ini adalah dolomite (CaMg(CO3)2, calcite (CaCO3), dan magnesite (MgCO3). Dan contoh mineral nitrat dan borat adalah niter (NaNO3) dan borak
). Mineral sulfat adalah kombinasi logam dengan anion sufat tersebut. Pembentukan mineral sulfat biasanya terjadi dar airnya, kemudian
perlahan-mineral molibdat, kromat, dan mineral tersebut juga terbentuk dari
contoh mineral yang termasuk kedalam kelas ini adalah anhydrite (calcium sulfate), Celestine (strontium sulfate), barite (barium sulfate), dan gypsum (hydrated calcium sulfate). Juga termasuk didalamnya mineral chromate,
Silika, juga disebut Silicon Dioxide, gabungan dari dua unsur yang paling melimpah, silikon kerak bumi dan oksigen, SiO2. Massa kerak bumi adalah 59
persen silika, konstituen utama lebih dari 95 persen dari batuan diketahui. Silika memiliki tiga varietas utama kristal: kuarsa (sejauh ini paling banyak), tridimit, dan kristobalit. varietas lainnya termasuk coesite, keatite, dan lechatelierite. Pasi Silika digunakan dalam bangunan dan jalan dalam bentuk semen portland, beton, dan mortir, serta batu pasir. Silika juga digunakan dalam grinding dan polishing kaca dan batu dalam cetakan pengecoran.
cetakan pengecoran.Kelompok Mineral Silikat:Kelompok mi lagi menjadi 11 kelompok, yaitu:1)
Struktur Kristal Silikat Lempeng yang masuk kelompok Mineral Liat:Beberapa mineral yang termasuk dalam mineral silikat dengan struktur kristal silikat lempengkelompok mineral liat adalah:(1.1) Mineral
{Si4Al4O10(OH)4}(1.2) Mineral Liat Vermikulit {AlMg5(OH)12(Al2Si6)}(1.3) Mineral Liat Klorit {AlMg5O20(OH)4}(1.4) Mineral Liat MontmorillonitKaolinit Vermikulit2)
Struktur Kristal Silikat Lempeng yang masuk kelompok Mika:Beberapa mineral yang termasuk dalam mineral silikat dengan struktur kristal silikat lempengkelompok mika adalah:(2.1) Mineral Muskovit {K2Al2Si6Al4O20(OH)4}. Mineral Biotit {K2Al2Si6(Fe++,Mg)6.O20(OH)4} Muskovit
Struktur Kristal Silikat Lempeng yang masuk kelompok Serpentin:
termasuk dalam mineral silikat dengan struktur kristal silikat lempengkelompok serpentin adalah:(3.1) Mineral Serpentin {Mg3Si2O5(OH)4}
Silikat Kerangka Feldspar:Beberapa mineral yang termasuk dalam mineral silikat dengan struktur kristal silikatkerangka feldsfar adalah Mineral Alkali Feldspar {(Na,K)2O.Al2O3.6SiO2}(4.2)MineralPlagioklas(Na2O.Al2O3.6SiO2)Plagioklas 5) Struktur Kristal Silikat Rantai Kelompok Piroksin:Beberapa mineral yang termasuk dalam mineral silikat dengan st
piroksin adalah: Mineral Enstatit (MgO.SiO2)(5.2) Mineral Hipersten persen silika, konstituen utama lebih dari 95 persen dari batuan diketahui. Silika memiliki tiga varietas utama kristal: kuarsa (sejauh ini paling banyak), tridimit, dan kristobalit. varietas lainnya termasuk coesite, keatite, dan lechatelierite. Pasi Silika digunakan dalam bangunan dan jalan dalam bentuk semen portland, beton, dan mortir, serta batu pasir. Silika juga digunakan dalam grinding dan polishing kaca dan batu dalam cetakan pengecoran.
cetakan pengecoran.Kelompok Mineral Silikat:Kelompok mineral silikat dibagi lagi menjadi 11 kelompok, yaitu:1)
Struktur Kristal Silikat Lempeng yang masuk kelompok Mineral Liat:Beberapa mineral yang termasuk dalam mineral silikat dengan struktur kristal silikat lempengkelompok mineral liat adalah:(1.1) Mineral
{Si4Al4O10(OH)4}(1.2) Mineral Liat Vermikulit {AlMg5(OH)12(Al2Si6)}(1.3) Mineral Liat Klorit {AlMg5O20(OH)4}(1.4) Mineral Liat MontmorillonitKaolinit
Struktur Kristal Silikat Lempeng yang masuk kelompok Mika:Beberapa mineral g termasuk dalam mineral silikat dengan struktur kristal silikat lempengkelompok mika adalah:(2.1) Mineral Muskovit {K2Al2Si6Al4O20(OH)4}. Mineral Biotit {K2Al2Si6(Fe++,Mg)6.O20(OH)4}
Struktur Kristal Silikat Lempeng yang masuk kelompok Serpentin:
termasuk dalam mineral silikat dengan struktur kristal silikat lempengkelompok serpentin adalah:(3.1) Mineral Serpentin {Mg3Si2O5(OH)4}
Silikat Kerangka Feldspar:Beberapa mineral yang termasuk dalam mineral silikat ktur kristal silikatkerangka feldsfar adalah Mineral Alkali Feldspar {(Na,K)2O.Al2O3.6SiO2}(4.2)MineralPlagioklas(Na2O.Al2O3.6SiO2)Plagioklas Struktur Kristal Silikat Rantai Kelompok Piroksin:Beberapa mineral yang termasuk dalam mineral silikat dengan struktur kristal silikat rantaikelompok piroksin adalah: Mineral Enstatit (MgO.SiO2)(5.2) Mineral Hipersten persen silika, konstituen utama lebih dari 95 persen dari batuan diketahui. Silika memiliki tiga varietas utama kristal: kuarsa (sejauh ini paling banyak), tridimit, dan kristobalit. varietas lainnya termasuk coesite, keatite, dan lechatelierite. Pasir Silika digunakan dalam bangunan dan jalan dalam bentuk semen portland, beton, dan mortir, serta batu pasir. Silika juga digunakan dalam grinding dan polishing
neral silikat dibagi
Struktur Kristal Silikat Lempeng yang masuk kelompok Mineral Liat:Beberapa mineral yang termasuk dalam mineral silikat dengan struktur kristal silikat Liat Kaolinit {Si4Al4O10(OH)4}(1.2) Mineral Liat Vermikulit {AlMg5(OH)12(Al2Si6)}(1.3) Mineral Liat Klorit {AlMg5O20(OH)4}(1.4) Mineral Liat MontmorillonitKaolinit
Struktur Kristal Silikat Lempeng yang masuk kelompok Mika:Beberapa mineral g termasuk dalam mineral silikat dengan struktur kristal silikat lempengkelompok mika adalah:(2.1) Mineral Muskovit {K2Al2Si6Al4O20(OH)4}. Mineral Biotit {K2Al2Si6(Fe++,Mg)6.O20(OH)4}
Struktur Kristal Silikat Lempeng yang masuk kelompok Serpentin:Mineral yang termasuk dalam mineral silikat dengan struktur kristal silikat lempengkelompok Struktur Kristal Silikat Kerangka Feldspar:Beberapa mineral yang termasuk dalam mineral silikat ktur kristal silikatkerangka feldsfar adalah Mineral Alkali Feldspar {(Na,K)2O.Al2O3.6SiO2}(4.2)MineralPlagioklas(Na2O.Al2O3.6SiO2)Plagioklas Struktur Kristal Silikat Rantai Kelompok Piroksin:Beberapa mineral yang ruktur kristal silikat rantaikelompok piroksin adalah: Mineral Enstatit (MgO.SiO2)(5.2) Mineral Hipersten
{(Mg,Fe)O.SiO2}(5.3) Mineral Diopsit (CaO.MgO.2SiO2)(5.4) Mineral Augit {CaO.2(Mg,Fe)O.(Al,Fe)2O3.3SiO2}Diopsit Ensatit
Struktur Kristal Silikat Ran
termasuk dalam mineral silikat dengan struktur kristal silikat rantaikelompok amfibol adalah:(6.1)
Hornblende{Ca3Na2(Mg,Fe)8(Al.Fe)4.Si14O44 Termolit{2CaO.5(Mg,Fe)O.8SiO2.H2O}Hornblen
Silikat Kelompok Olivin:Beberapa mineral yang termasuk dalam mineral silikat dengan struktur kristal silikatkelompok olivin adalah:(7.1) Mineral Olivin {2(Mg,Fe)O.SiO2}(7.2) Mineral Titanit (CaO.SiO2.TiO2)(7.3) Mineral Tormalin (Na2O
Sirkon (ZrO2.SiO2)Titanit ZirkonOlivin Tormalin
2.6 ASOSIASI MINERAL EKONOMIS
Mineral yang bernilai ekonomi dapat diklasifikasikan sebagai non logam. Mineral logam adalah mereka dari yang logam ber
besi, tembaga) dapat diekstraksi untuk penggunaan komersial. Logam yang dianggap geokimia melimpah terjadi pada kelimpahan kerak dari 0,1 persen atau {(Mg,Fe)O.SiO2}(5.3) Mineral Diopsit (CaO.MgO.2SiO2)(5.4) Mineral Augit {CaO.2(Mg,Fe)O.(Al,Fe)2O3.3SiO2}Diopsit Ensatit
Struktur Kristal Silikat Rantai Kelompok Amfibol:Beberapa mineral yang termasuk dalam mineral silikat dengan struktur kristal silikat rantaikelompok
adalah:(6.1) Mineral
Hornblende{Ca3Na2(Mg,Fe)8(Al.Fe)4.Si14O44 (OH)4}(6.2)
Termolit{2CaO.5(Mg,Fe)O.8SiO2.H2O}Hornblende7) Struktur Kristal Silikat Kelompok Olivin:Beberapa mineral yang termasuk dalam mineral silikat dengan struktur kristal silikatkelompok olivin adalah:(7.1) Mineral Olivin {2(Mg,Fe)O.SiO2}(7.2) Mineral Titanit (CaO.SiO2.TiO2)(7.3) Mineral Tormalin (Na2O.8FeO.8Al2O3.4B2O3.16SiO2.5H2O)(7.4) Mineral Sirkon (ZrO2.SiO2)Titanit ZirkonOlivin Tormalin
ASOSIASI MINERAL EKONOMIS
Mineral yang bernilai ekonomi dapat diklasifikasikan sebagai Mineral logam adalah mereka dari yang logam ber
besi, tembaga) dapat diekstraksi untuk penggunaan komersial. Logam yang dianggap geokimia melimpah terjadi pada kelimpahan kerak dari 0,1 persen atau {(Mg,Fe)O.SiO2}(5.3) Mineral Diopsit (CaO.MgO.2SiO2)(5.4) Mineral Augit
tai Kelompok Amfibol:Beberapa mineral yang termasuk dalam mineral silikat dengan struktur kristal silikat rantaikelompok
(OH)4}(6.2) Mineral
Struktur Kristal Silikat Kelompok Olivin:Beberapa mineral yang termasuk dalam mineral silikat dengan struktur kristal silikatkelompok olivin adalah:(7.1) Mineral Olivin {2(Mg,Fe)O.SiO2}(7.2) Mineral Titanit (CaO.SiO2.TiO2)(7.3) .8FeO.8Al2O3.4B2O3.16SiO2.5H2O)(7.4) Mineral
Mineral yang bernilai ekonomi dapat diklasifikasikan sebagai logam atau Mineral logam adalah mereka dari yang logam berharga (misalnya besi, tembaga) dapat diekstraksi untuk penggunaan komersial. Logam yang dianggap geokimia melimpah terjadi pada kelimpahan kerak dari 0,1 persen atau
lebih (misalnya besi, aluminium, mangan, magnesium, titanium). Logam yang dianggap geokimia langka terjadi pada kelimpahan kerak kurang dari 0,1 persen (misalnya nikel, tembaga, seng, logam platina). Beberapa mineral logam penting adalah: hematit (sumber zat besi), bauksit (sumber aluminium), sfalerit (sumber seng) dan galena (sumber u
terjadi sebagai elemen tunggal (emas asli misalnya atau tembaga).
Mineral bukan logam berharga, tidak untuk logam yang dikandungnya, tapi untuk sifat mereka sebagai senyawa kimia. Karena mereka biasanya digun
industri, mereka juga sering disebut sebagai mineral industri. Mereka diklasifikasikan menurut penggunaan mereka. Beberapa mineral industri digunakan sebagai sumber bahan kimia penting (misalnya garam karang untuk natrium klorida dan boraks unt
bangunan (misalnya gipsum untuk plester dan kaolin untuk batu bata). Lain digunakan untuk membuat pupuk (apatit misalnya untuk fosfat dan silvit untuk kalium). Yang lain digunakan sebagai abrasive (misalnya berlian
2.6.1 Pemanfaatan Mineral
Mineral tidak merata di kerak bumi.
area yang relatif sedikit, karena membutuhkan set khusus keadaan untuk menciptakan mereka. Oleh karena itu, tanda
kecil dan sulit untuk mengenali. Menemukan deposito membutuhkan pengalaman dan pengetahuan. Ahli Geologi dapat mencari selama bertahun
menemukan suatu endapan mineral ekonomi. Deposit ukuran, kandungan mineral, efisiensi ekstraksi, b
merupakan faktor-faktor yang menentukan apakah deposit mineral dapat menguntungkan dikembangkan. Sebagai contoh, ketika harga pasar tembaga meningkat secara signifikan pada 1970
atau kelas rendah tiba
lebih (misalnya besi, aluminium, mangan, magnesium, titanium). Logam yang a langka terjadi pada kelimpahan kerak kurang dari 0,1 persen (misalnya nikel, tembaga, seng, logam platina). Beberapa mineral logam penting adalah: hematit (sumber zat besi), bauksit (sumber aluminium), sfalerit (sumber seng) dan galena (sumber utama). Mineral logam kadang-kadang tapi jarang terjadi sebagai elemen tunggal (emas asli misalnya atau tembaga).
Mineral bukan logam berharga, tidak untuk logam yang dikandungnya, tapi untuk sifat mereka sebagai senyawa kimia. Karena mereka biasanya digun
industri, mereka juga sering disebut sebagai mineral industri. Mereka diklasifikasikan menurut penggunaan mereka. Beberapa mineral industri ai sumber bahan kimia penting (misalnya garam karang untuk natrium klorida dan boraks untuk Borat). Beberapa digunakan untuk bahan bangunan (misalnya gipsum untuk plester dan kaolin untuk batu bata). Lain digunakan untuk membuat pupuk (apatit misalnya untuk fosfat dan silvit untuk kalium). Yang lain digunakan sebagai abrasive (misalnya berlian dan corrundum). 2.6.1 Pemanfaatan Mineral
Mineral tidak merata di kerak bumi. Bijih mineral ditemukan hanya dalam area yang relatif sedikit, karena membutuhkan set khusus keadaan untuk menciptakan mereka. Oleh karena itu, tanda-tanda dari endapan minera
kecil dan sulit untuk mengenali. Menemukan deposito membutuhkan pengalaman dan pengetahuan. Ahli Geologi dapat mencari selama bertahun
menemukan suatu endapan mineral ekonomi. Deposit ukuran, kandungan mineral, efisiensi ekstraksi, biaya pengolahan dan nilai pasar dari mineral diproses faktor yang menentukan apakah deposit mineral dapat menguntungkan dikembangkan. Sebagai contoh, ketika harga pasar tembaga meningkat secara signifikan pada 1970-an, beberapa deposito te
atau kelas rendah tiba-tiba menjadi tubuh bijih menguntungkan.
lebih (misalnya besi, aluminium, mangan, magnesium, titanium). Logam yang a langka terjadi pada kelimpahan kerak kurang dari 0,1 persen (misalnya nikel, tembaga, seng, logam platina). Beberapa mineral logam penting adalah: hematit (sumber zat besi), bauksit (sumber aluminium), sfalerit (sumber kadang tapi jarang terjadi sebagai elemen tunggal (emas asli misalnya atau tembaga).
Mineral bukan logam berharga, tidak untuk logam yang dikandungnya, tapi untuk sifat mereka sebagai senyawa kimia. Karena mereka biasanya digunakan dalam industri, mereka juga sering disebut sebagai mineral industri. Mereka diklasifikasikan menurut penggunaan mereka. Beberapa mineral industri ai sumber bahan kimia penting (misalnya garam karang untuk uk Borat). Beberapa digunakan untuk bahan bangunan (misalnya gipsum untuk plester dan kaolin untuk batu bata). Lain digunakan untuk membuat pupuk (apatit misalnya untuk fosfat dan silvit untuk dan corrundum).
mineral ditemukan hanya dalam area yang relatif sedikit, karena membutuhkan set khusus keadaan untuk tanda dari endapan mineral sering kecil dan sulit untuk mengenali. Menemukan deposito membutuhkan pengalaman dan pengetahuan. Ahli Geologi dapat mencari selama bertahun-tahun sebelum menemukan suatu endapan mineral ekonomi. Deposit ukuran, kandungan mineral, iaya pengolahan dan nilai pasar dari mineral diproses faktor yang menentukan apakah deposit mineral dapat menguntungkan dikembangkan. Sebagai contoh, ketika harga pasar tembaga an, beberapa deposito tembaga marjinal
Setelah deposit mineral berpotensi menguntungkan berada, itu ditambang oleh salah satu dari beberapa teknik. Yang teknik yang digunakan tergantung pada jenis deposito dan apakah
pertambangan permukaan atau dalam dan sehingga membutuhkan sub pertambangan.
Permukaan teknik pertambangan mencakup: pertambangan terbuka, daerah jalur tambang, kontur jalur pertambangan dan pert
Open-pit mining melibatkan menggali lubang, besar bertingkat di dalam tanah untuk menghapus tubuh bijih dekat
pertambangan bijih tembaga di Arizona dan Utah dan tambang bijih besi di Minnesota.
Wilayah pertambangan strip
overburden dari tanah dan batuan akan dihapus dari parit besar untuk mengekspos tubuh bijih. Setelah mineral dihapus, parit tua diisi dan parit baru digali. Proses ini diulang sampai bijih te
sama kecuali bahwa itu digunakan pada medan berbukit atau pegunungan.. Serangkaian teras dipotong ke sisi lereng, dengan tanah penutup dari setiap teras baru yang dibuang ke yang lama di bawah ini.
Pertambangan hidrolik
untuk mengekstrak emas dari lereng bukit. Powerfull, tekanan tinggi aliran air digunakan untuk ledakan pergi tanah dan batuan yang mengandung emas, yang kemudian dipisahkan dari limpasan t
lingkungan, seperti bukit
tersumbat dengan sedimen. Jika lahan terkena salah satu teknik pertambangan permukaan tidak benar dipulihkan setelah penggunaannya, kemudian ia meninggalkan bekas luka tak sedap dipandang di darat dan sangat rentan terhadap erosi.
Setelah deposit mineral berpotensi menguntungkan berada, itu ditambang oleh salah satu dari beberapa teknik. Yang teknik yang digunakan tergantung pada jenis deposito dan apakah deposit dangkal dan dengan demikian cocok untuk pertambangan permukaan atau dalam dan sehingga membutuhkan sub
Permukaan teknik pertambangan mencakup: pertambangan terbuka, daerah jalur tambang, kontur jalur pertambangan dan pertambangan hidrolik melibatkan menggali lubang, besar bertingkat di dalam tanah untuk menghapus tubuh bijih dekat-permukaan.. Teknik ini digunakan di pertambangan bijih tembaga di Arizona dan Utah dan tambang bijih besi di
pertambangan strip digunakan di daerah yang relatif datar. Para overburden dari tanah dan batuan akan dihapus dari parit besar untuk mengekspos tubuh bijih. Setelah mineral dihapus, parit tua diisi dan parit baru digali. Proses ini diulang sampai bijih tersedia habis Kontur jalur pertambangan adalah teknik yang sama kecuali bahwa itu digunakan pada medan berbukit atau pegunungan.. Serangkaian teras dipotong ke sisi lereng, dengan tanah penutup dari setiap teras baru yang dibuang ke yang lama di bawah ini.
Pertambangan hidrolik digunakan dalam tempat-tempat seperti Amazon untuk mengekstrak emas dari lereng bukit. Powerfull, tekanan tinggi aliran air digunakan untuk ledakan pergi tanah dan batuan yang mengandung emas, yang kemudian dipisahkan dari limpasan tersebut. Proses ini sangat merusak lingkungan, seperti bukit-bukit yang terkikis seluruh diri dan sungai menjadi tersumbat dengan sedimen. Jika lahan terkena salah satu teknik pertambangan permukaan tidak benar dipulihkan setelah penggunaannya, kemudian ia meninggalkan bekas luka tak sedap dipandang di darat dan sangat rentan terhadap Setelah deposit mineral berpotensi menguntungkan berada, itu ditambang oleh salah satu dari beberapa teknik. Yang teknik yang digunakan tergantung pada deposit dangkal dan dengan demikian cocok untuk pertambangan permukaan atau dalam dan sehingga membutuhkan sub-permukaan
Permukaan teknik pertambangan mencakup: pertambangan terbuka, ambangan hidrolik melibatkan menggali lubang, besar bertingkat di dalam tanah permukaan.. Teknik ini digunakan di pertambangan bijih tembaga di Arizona dan Utah dan tambang bijih besi di
digunakan di daerah yang relatif datar. Para overburden dari tanah dan batuan akan dihapus dari parit besar untuk mengekspos tubuh bijih. Setelah mineral dihapus, parit tua diisi dan parit baru digali. Proses ini adalah teknik yang sama kecuali bahwa itu digunakan pada medan berbukit atau pegunungan.. Serangkaian teras dipotong ke sisi lereng, dengan tanah penutup dari setiap teras
tempat seperti Amazon untuk mengekstrak emas dari lereng bukit. Powerfull, tekanan tinggi aliran air digunakan untuk ledakan pergi tanah dan batuan yang mengandung emas, yang ersebut. Proses ini sangat merusak bukit yang terkikis seluruh diri dan sungai menjadi tersumbat dengan sedimen. Jika lahan terkena salah satu teknik pertambangan permukaan tidak benar dipulihkan setelah penggunaannya, kemudian ia meninggalkan bekas luka tak sedap dipandang di darat dan sangat rentan terhadap
Beberapa deposit mineral yang terlalu dalam untuk ditambang permukaan dan karena itu membutuhkan metode
metode tradisional sub permuka
digali horizontal keluar dari poros ke dalam tubuh bijih. Bijih akan dihapus dan diangkut ke permukaan. Tambang terdalam bawah permukaan tersebut (lebih dari 3500 m) di dunia terletak di cekungan Witwatersrand
emas ditambang. Jenis pertambangan kurang mengganggu permukaan tanah dari pertambangan permukaan. Hal ini juga biasanya menghasilkan limbah yang lebih sedikit. Namun, itu lebih mahal dan lebih berbahaya daripada metode pertambangan permukaan.
Bentuk baru dari pertambangan bawah permukaan dikenal sebagai
pertambangan dirancang untuk hidup berdampingan dengan penggunaan lahan lainnya, seperti pertanian. Sebuah tambang di
serangkaian sumur injeksi dan
beton dan casing polivinil klorida. Sebuah larutan asam lemah dipompa ke dalam tubuh bijih untuk melarutkan mineral. Kemudian, solusi logam kaya ditarik ke atas melalui sumur pemulihan untuk pengolahan di fasilit
ini digunakan untuk pert
ditambang, harus diproses untuk mengekstrak logam murni. Proses untuk mengekstraksi logam meliputi peleburan, elektrowining dan pencucian tumpukan. Dalam persiapan untuk proses
dengan metode flotasi. Bijih terkonsentrasi dilebur dalam tungku peleburan di mana kotoran yang baik dibakar
Langkah ini biasanya diulang beberapa logam.
Untuk bijih metode
dengan larutan asam lemah untuk menghapus logam yang diinginkan. Sebuah arus listrik dilewatkan melalui solusi dan logam murni dilapisi ke
yang terbuat dari logam yang sama. Tembaga dapat disempurnakan dari bijih Beberapa deposit mineral yang terlalu dalam untuk ditambang permukaan dan karena itu membutuhkan metode penambangan sub-permukaan.
metode tradisional sub permukaan poros vertikal dalam digali dan terowongan digali horizontal keluar dari poros ke dalam tubuh bijih. Bijih akan dihapus dan diangkut ke permukaan. Tambang terdalam bawah permukaan tersebut (lebih dari 3500 m) di dunia terletak di cekungan Witwatersrand Afrika Selatan, di mana emas ditambang. Jenis pertambangan kurang mengganggu permukaan tanah dari pertambangan permukaan. Hal ini juga biasanya menghasilkan limbah yang lebih sedikit. Namun, itu lebih mahal dan lebih berbahaya daripada metode
permukaan.
Bentuk baru dari pertambangan bawah permukaan dikenal sebagai
dirancang untuk hidup berdampingan dengan penggunaan lahan lainnya, seperti pertanian. Sebuah tambang di-situ biasanya terdiri dari serangkaian sumur injeksi dan sumur pemulihan dibangun dengan asam beton dan casing polivinil klorida. Sebuah larutan asam lemah dipompa ke dalam tubuh bijih untuk melarutkan mineral. Kemudian, solusi logam kaya ditarik ke atas melalui sumur pemulihan untuk pengolahan di fasilitas penyulingan. Metode ini digunakan untuk pertambangan in-situ bijih tembaga. Setelah bijih telah ditambang, harus diproses untuk mengekstrak logam murni. Proses untuk mengekstraksi logam meliputi peleburan, elektrowining dan pencucian tumpukan. rsiapan untuk proses peleburan, bijih dihancurkan dan dipekatkan dengan metode flotasi. Bijih terkonsentrasi dilebur dalam tungku peleburan di mana kotoran yang baik dibakar-off gas atau dipisahkan sebagai terak cair. Langkah ini biasanya diulang beberapa kali untuk meningkatkan kemurnian dari
Untuk bijih metode elektrowining atau tambang tailing pertama tercuci dengan larutan asam lemah untuk menghapus logam yang diinginkan. Sebuah arus listrik dilewatkan melalui solusi dan logam murni dilapisi ke
yang terbuat dari logam yang sama. Tembaga dapat disempurnakan dari bijih Beberapa deposit mineral yang terlalu dalam untuk ditambang permukaan permukaan. Dalam an poros vertikal dalam digali dan terowongan digali horizontal keluar dari poros ke dalam tubuh bijih. Bijih akan dihapus dan diangkut ke permukaan. Tambang terdalam bawah permukaan tersebut (lebih dari Afrika Selatan, di mana emas ditambang. Jenis pertambangan kurang mengganggu permukaan tanah dari pertambangan permukaan. Hal ini juga biasanya menghasilkan limbah yang lebih sedikit. Namun, itu lebih mahal dan lebih berbahaya daripada metode
Bentuk baru dari pertambangan bawah permukaan dikenal sebagai in-situ dirancang untuk hidup berdampingan dengan penggunaan lahan situ biasanya terdiri dari sumur pemulihan dibangun dengan asam-tahan beton dan casing polivinil klorida. Sebuah larutan asam lemah dipompa ke dalam tubuh bijih untuk melarutkan mineral. Kemudian, solusi logam kaya ditarik ke as penyulingan. Metode situ bijih tembaga. Setelah bijih telah ditambang, harus diproses untuk mengekstrak logam murni. Proses untuk mengekstraksi logam meliputi peleburan, elektrowining dan pencucian tumpukan. bijih dihancurkan dan dipekatkan dengan metode flotasi. Bijih terkonsentrasi dilebur dalam tungku peleburan di off gas atau dipisahkan sebagai terak cair. kali untuk meningkatkan kemurnian dari
atau tambang tailing pertama tercuci dengan larutan asam lemah untuk menghapus logam yang diinginkan. Sebuah arus listrik dilewatkan melalui solusi dan logam murni dilapisi ke katoda starter yang terbuat dari logam yang sama. Tembaga dapat disempurnakan dari bijih
metode peleburan dapat dimurnikan lebih lanjut dengan menggunakan prosedur elektrolitik serupa.
Emas kadang
tumpukan. Setumpuk besar bijih hancur disemprotkan dengan larutan sianida. Sebagai solusinya merembes melalui bijih larut emas. Larutan tersebut kemudian dikumpulkan dan emas diekstrak d
merusak lingkungan. Smelter menghasilkan sejumlah besar polusi udara dalam bentuk sulfur dioksida yang menyebabkan hujan asam. Metode pencucian dapat mencemari sungai dengan bahan kimia beracun yang membunuh satwa li
termasuk bijih besi. membuat besi gubal. Biji besi terdiri atas
molekul. Besi sendiri biasanya didapatkan dalam bentuk hematit (Fe2O3), goethit
oksida dan beragam dalam hal hingga merah karat.
Saat ini, cadangan biji besi nampak banyak, na
penggunaan besi secara eksponensial berkelanjutan, cadangan ini mulai berkurang, karena jumlahnya tetap. Sebagai contoh,
Worldwatch Institute
waktu 64 tahun berdasarkan pada ekstrapolasi konservatif dari 2% pertumbuhan per tahun.
bjih besi batuan dan mineral dari mana logam besi dapat secara ekonomis diekstrak. Bijih-bijih biasanya kaya oksida besi dan bervariasi dalam warn abu-abu gelap, kuning cerah, ungu dalam, menjadi merah berkarat. Besi itu sendiri biasanya ditemukan dalam bentuk magnetit (Fe3O4), hematit (Fe2O3), goethite metode peleburan dapat dimurnikan lebih lanjut dengan menggunakan prosedur
Emas kadang-kadang diambil dari bijih dengan proses
Setumpuk besar bijih hancur disemprotkan dengan larutan sianida. Sebagai solusinya merembes melalui bijih larut emas. Larutan tersebut kemudian dikumpulkan dan emas diekstrak dari itu. Semua metode penyulingan dapat merusak lingkungan. Smelter menghasilkan sejumlah besar polusi udara dalam bentuk sulfur dioksida yang menyebabkan hujan asam. Metode pencucian dapat mencemari sungai dengan bahan kimia beracun yang membunuh satwa li
Biji atau bijih besi adalah cebakan yang digunakan untuk
Biji besi terdiri atas oksigen dan atom besi yang berikatan bersama dalam esi sendiri biasanya didapatkan dalam bentuk magnetit
goethit, limonit atau siderit. Bijih besi biasanya kaya akan dan beragam dalam hal warna, dari kelabu tua, kuning muda, ungu tua,
Saat ini, cadangan biji besi nampak banyak, namun seiring dengan bertambahnya penggunaan besi secara eksponensial berkelanjutan, cadangan ini mulai berkurang, karena jumlahnya tetap. Sebagai contoh, Lester Brown Worldwatch Institute telah memperkirakan bahwa bijih besi bisa habis dalam waktu 64 tahun berdasarkan pada ekstrapolasi konservatif dari 2% pertumbuhan
bjih besi batuan dan mineral dari mana logam besi dapat secara ekonomis bijih biasanya kaya oksida besi dan bervariasi dalam warn abu gelap, kuning cerah, ungu dalam, menjadi merah berkarat. Besi itu sendiri biasanya ditemukan dalam bentuk magnetit (Fe3O4), hematit (Fe2O3), goethite metode peleburan dapat dimurnikan lebih lanjut dengan menggunakan prosedur
kadang diambil dari bijih dengan proses pencucian Setumpuk besar bijih hancur disemprotkan dengan larutan sianida. Sebagai solusinya merembes melalui bijih larut emas. Larutan tersebut kemudian ari itu. Semua metode penyulingan dapat merusak lingkungan. Smelter menghasilkan sejumlah besar polusi udara dalam bentuk sulfur dioksida yang menyebabkan hujan asam. Metode pencucian dapat mencemari sungai dengan bahan kimia beracun yang membunuh satwa liar. Juga yang digunakan untuk
yang berikatan bersama dalam magnetit (Fe3O4),
. Bijih besi biasanya kaya akan besi , dari kelabu tua, kuning muda, ungu tua,
mun seiring dengan bertambahnya penggunaan besi secara eksponensial berkelanjutan, cadangan ini mulai Lester Brown dari bisa habis dalam waktu 64 tahun berdasarkan pada ekstrapolasi konservatif dari 2% pertumbuhan
bjih besi batuan dan mineral dari mana logam besi dapat secara ekonomis bijih biasanya kaya oksida besi dan bervariasi dalam warna dari abu gelap, kuning cerah, ungu dalam, menjadi merah berkarat. Besi itu sendiri biasanya ditemukan dalam bentuk magnetit (Fe3O4), hematit (Fe2O3), goethite