• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I

PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

Pendidikan merupakan aset terpenting untuk mencapai kemajuan bangsa dan akan berlangsung dengan baik apabila didukung oleh manajemen terhadap keseluruhan faktor yang salah satunya adalah dengan pengelolaan terhadap aset atau sarana prasarana yang dimiliki. Banyak cara yang dapat digunakan untuk mengelola aset namun ada salah satu konsep yang dapat digunakan untuk pengelolaan aset yaitu dengan menerapkan konsep manajemen aset. Konsep manajemen aset sendiri pertama kali dicetuskan oleh industri privat yang mengintegrasikan beragam pemikiran.1 Konsep manajemen aset terbukti dapat menghasilkan benefit yang positif dan signifikan bagi perusahaan – perusahaan sektor privat. Keberhasilan tersebut akhirnya mulai dilirik oleh pemerintah dan lembaga publik untuk diterapkan dalam hal pengelolaan aset mereka.2 Kesuksesan terhadap penerapan manajemen aset dapat dilihat dari beberapa contoh berikut ini :

1. Manajemen Aset Infrastruktur Saluran Drainase (Drainage) dan Gorong – gorong (Culverts) di US Tahun 20083

2. Manajemen Aset Infrastruktur Bangunan di Adelaide oleh Adelaide City Council, Tahun 2008.

3. Strategic Asset Management pada empat area yaitu taman (active and passive

reserves, vegetation, playground), area kerja (roads,paths, drainage),

bangunan (community facilities, child care centers, pavilions) dan fleet (motor

vehicles and plant), di Knox City, Melbourne, Australia.

4. Manajemen Aset sebagai upaya pelestarian bangunan bersejarah di Kota Bandung.4

1

Federal Highway Administration (FHWA), US Department of Transportation, 2007, Asset Management Overview.Desember

2

Akbar Roos, Lukman Azhari,Jurnal Teoritis dan Terapan Bidang Rekayasa Sipil, Manajemen Taman Milik Pemerintah Kota Bandung Berbasiskan Pendekatan Manajemen Aset,ISSN 0853-2982

3

Najafi, Mohammad, 2008, An Asset Management Approach for Drainage Infrastructure and Culverts. Texas: The University of Texas at Arlington.

(2)

2

Diberbagai ranah keilmuan terdapat definisi yang berbeda dalam mengartikan manajemen aset. Salah satunya adalah Siregar (2004) menyatakan bahwa manajemen aset sebagai suatu proses untuk perbaikan pemahaman kondisi aset, perbaikan biaya operasi, dan kinerja, yang membantu perbaikan dalam proses pengambilan keputusan5. Dilihat dari definisi yang dikemukakan sebelumnya penulis merasa konsep manajemen aset dapat di terapkan dilembaga pendidikan khususnya sekolah negeri. Hal ini didukung oleh pernyataan bahwa suatu lembaga dapat dikatakan maju apabila memiliki sarana dan prasarana pendidikan.6

Pada dasarnya sekolah tidak lagi hanya menjadi sarana atau tempat pembelajaran bagi siswanya, namun konsepnya sudah beralih kepada pelayanan mutu baik dari segi operasional (administrating for excellence) maupun pengajaran pendidikan yang diberikan kepada pelanggannya yaitu siswa, sebagaimana dijelaskan pada UU Sisdiknas No.20/2003 Bab XII pasal 45 ayat 1. Peraturan lainnya mengenai sarana prasarana pendidikan tercantum dalam Peraturan Pemerintahan Republik Indonesia No.19 tahun 2005 Bab VII Pasal 42 mengenai kewajiban terkait sarana prasarana sebagai aset yang perlu dimiliki oleh sekolah dan diperkuat oleh Peraturan Mentri No.24 Tahun 2007 mengenai Standar Sarana dan Prasarana Sekolah. Sarana Prasarana sebenarnya merupakan bagian dari aset tetap, yang mana dalam pengertian akutansi, aset tetap merupakan aset berwujud atau

tangible asset. Layaknya makhluk hidup, aset pun memiliki siklus mulai dari

perencanaan, inventarisasi, pemeliharaan, penghapusan, hingga pelaporan hal ini serupa dengan pernyataan yang ada pada Peraturan Mentri Dalam Negeri No.17 Tahun 2007 Pasal 4 Ayat 2.

4

Akbar,R , Kombaitan, B., dan Wijaya, IK., 2010, Asset Management in Historic Buildings Conservation: Case of Braga Area Bandung. Bandung: Asean Journal on Hospitality and Tourism, Volume9, Number 1, January.

5

Siregar, D.D, 2004, Manajemen Aset: Strategi Penataan Konsep Pembangunan Berkelanjutan secara Nasional dalam Konteks Kepala Daerah sebagai CEO’s pada Era Globalisasi & Otonomi Daerah. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama

6

Nanang Fatah, Landasan Manajemen Pendidikan (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2000), hlm 3.

(3)

3

Siregar (2004) menyatakan bahwa terdapat suatu masalah terkait dengan pengelolaan aset yakni ketidaktertiban dalam pengelolaan data atau barang dan inventarisasi belum mampu memberikan informasi yang relevan7. Hal ini penting untuk diperhatikan karena ketidakteraturan dalam penginventarisasian aset dapat menyebabkan ketidak relevanan antara aset yang ada dilapangan dengan yang didokumentasikan. Ketidak relevanan tersebut dapat berkaitan dengan data kondisi aset dan nilai aset saat ini serta untuk menjaga agar tidak ada kerugian material yang besar nantinya8. Kondisi dan nilai aset diperlukan sebagai acuan untuk melakukan pengadaan,perbaikan,dan pemeliharaan. Nilai aset yang dimaksudkan sebelumnya adalah hasil dari perhitungan harga perolehan aset dengan estimasi masa manfaat aset dan estimasi presentase penyusutan dalam masa manfaat yang berlaku terhadap suatu aset. Selain itu menurut hasil survey tim ke beberapa sekolah negeri yang ada di Kota Bandung, didapatkan temuan bahwa penginventarisasian aset masih menggunakan metode konvensional. Metode konvensional yang dimaksud adalah berupa pengelolaan tertulis mengenai aset sekolah dan belum menggunakan sistem terkomputerisasi. Lembaga pendidikan yang menerapkan manajemen mutakhir bisa dikatakan merupakan lembaga pendidikan modern9. Manajemen terhadap aset tersebut sebaikanya didukung dengan suatu sistem yang dapat membantu pengelolaan aset sekolah.

Pada tugas akhir ini akan dibangun suatu sistem yang dapat membantu pengelolaan terhadap aset tetap sekolah. Sistem yang dibangun merupakan bagian e-School yang merupakan suatu intergrasi dari aplikasi manajemen sekolah. Pembangunan sistem akan menggunakan teknologi Java Enterprise Edition dengan arsitektur Multi-tier yang terdisitribusi. Dengan menggunakan arsitektur

muli-tier beban kerja untuk masing-masing server akan berkurang dan skalabilitas

yang dihasilkan akan lebih baik. Pemisahan yang akan dilakukan seperti

7

Siregar, D.D, 2004, Manajemen Aset: Strategi Penataan Konsep Pembangunan Berkelanjutan secara Nasional dalam Konteks Kepala Daerah sebagai CEO’s pada Era Globalisasi & Otonomi Daerah. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama

8 Manajemen Aset Sekolah, www.koranpendidikan.com/ view/2024/manajemen-aset-sekolah.html,

diakses pada tanggal 11 November 2012, pada pukul 23.33

9

Nanang Fattah,Landasan Manajemen Pendidikan (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,2000), hlm.3.

(4)

4

penyajian data, pemrosesan, Database, dan bussiness Logic. Pembangunan sistem untuk memenuhi arsitektur akan menggunakan framework mvc dengan metode pengembangan Iterative dan Incremental.

I.2 Rumusan Masalah

Permasalahan yang timbul dari latar belakang dan perlu mendapatkan solusi yang realistis mengenai tata cara pengelolaan aset sekolah adalah sebagai berikut : 1. bagaimana membangun sistem informasi manajemen aset sekolah sebagai

bagian dari E-School untuk membantu pengelolaan sarana prasarana sekolah dengan metode Iterative dan Incremental ?

2. bagaimana membangun sistem informasi manajemen aset sekolah sebagai bagian dari E-School untuk membantu pengelolaan sarana prasarana sekolah dan diterapkan dalam arsitektur Multi-tier?

I.3 Tujuan

Mengacu kepada rumusan masalah yang timbul, tujuan penelian ini adalah : 1. membangun sistem informasi manajemen aset sekolah sebagai bagian dari

e-School untuk membantu pengelolaan sarana prasarana sekolah dengan metode Iterative dan Incremental.

2. membangun sistem informasi manajemen aset sekolah sebagai bagian dari

e-School untuk membantu pengelolaan sarana prasarana sekolah dan diterapkan

dalam arsitektur Multi-tier.

I.4 Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian tugas akhir ini diharapkan dapat membawa berbagai macam manfaat, yang diantaranya adalah :

1. sekolah dapat mengelola aset dan terdokumentasi dengan rapi; 2. sekolah dapat memonitor kondisi aset;

3. sekolah dapat mengetahui nilai aset setelah melalui masa manfaatnya;

4. sistem dapat dijadikan pedoman atau dasar untuk melakukan pengawasan, pengendalian, dan penilaian sarana prasarana sekolah;

(5)

5

5. dapat terselenggaranya sekolah yang memiliki sarana prasarana sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan.

I.5 Ruang Lingkup

Ruang lingkup yang menjadi batasan masalah pada tugas akhir ini adalah sebagai berikut :

1. penelitian ini fokus kepada pembangunan Sistem Informasi Manajemen Aset yang fokus pada pengelolaan Fixed Asset terhadap tangible asset atau aset berwujud seperti sarana prasarana sekolah.

2. teknologi yang digunakan dalam pembangunan sistem menggunakan Java

Enterprise Edition dengan arsitektur multi tier.

3. manajemen aset terkait pengelolaan sarana prasarana yang akan menjadi pokok kajian fokus kepada inventarisasi aset dan ruang, depresiasi aset, perencanaan pengadaan aset, pemeliharaan aset, perbaikan aset, manajemen dokumen, serta peminjaman aset dan ruang.

4. proses pengadaan aset tidak melalui pengecekan anggaran untuk aset sekolah dan pengadaan yang dilakukan adalah hanya untuk aset yang tidak habis pakai.

5. metode penyusutan aset berwujud atau depresiasi yang akan digunakan dalam sistem ini hanya menggunakan dua metode yaitu garis lurus (straigh line

method) dan saldo menurun (declining balance method).

6. tidak akan dibahas mengenai keamanan jaringan dan pemilihan provider untuk deploy aplikasi.

Referensi

Dokumen terkait

Disamping itu juga, kita sama ketahui bahwa hukum dari zakat itu sendiri adalah wajib bagi setiap muslim yang telah terpenuhi sayarat- syarat dan ketentuan sesuai

- SAHAM SEBAGAIMANA DIMAKSUD HARUS DIMILIKI OLEH PALING SEDIKIT 300 PIHAK & MASING2 PIHAK HANYA BOLEH MEMILIKI SAHAM KURANG DARI 5% DARI SAHAM DISETOR SERTA HARUS DIPENUHI

“Perencanaan adalah suatu proses menentukan apa yang ingin dicapai di masa yang akan datang serta menetapkan tahapan- tahapan yang dibutuhkan untuk mencapainya.. Sebagian kalangan

Pada tahap ini dibuat daftar resiko-resiko yang teridentifikasi serta penilaian besarnya prioritas. Pada akhir tahap ini adalah sebuah prototipe untuk pembuatan

yang semasa hidupnya telah banyak merawat, membantu serta memberi saya motivasi, sehingga saya dapat masuk di Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga

Hasil penelitian menunjukkan terdapat 19 sasaran strategis yang ingin dicapai dengan prioritas sasaran adalah: meningkatkan penerimaan Fakultas (bobot 10%),

Kedua, kebutuhan yang dipandang perlu dila- kukan sebagai solusi dari masalah-masalah di atas adalah sebagai berikut: (1) guru perlu memberi ke- sempatan siswa

4 kerangka Pemikiran Sistem Pendukung Keputusan Memaksimalkan Pembuatan Roti Dengan Logika Fuzzy Mamdani ... 7 Squence Diagram Sistem Memaksimalkan Produksi