• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PEMBERIAN MULSA TERHADAP KEEFISIENAN SERAPAN PUPUK UREA BERTANDA lsn

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH PEMBERIAN MULSA TERHADAP KEEFISIENAN SERAPAN PUPUK UREA BERTANDA lsn"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH

PEMBERIAN

MULSA

TERHADAP

KEEFISIENAN

SERAPAN PUPUK UREA BERTANDA

lSN

Z.S. Wibowo*

ABSTRAK - ABSTRACT

PENGARUH PEMBERIAN MULSA TERHADAP KEEFISIENAN SERAPAN PUPUK UREA BERTANDA 15N. Penclitian tentang pengaruh pemberian berbagai bobot mulsa pang-kasan teh terhadap efisiensi serapan nitrogen pupuk urea bertanda 15N pada tanaman teh tclah dilakukan di kebun teh BPTK Gambung sclama enam bulan· (November 1983 - Mei 1984). Pupuk urea bertanda 15N diberikan kepada satu tanaman yang dikurung dengan drum plat besi tahan karat !IS 40 cm yang mewakili plot dari tiap perlakuan. Hasil penclitian menunjukkan

perbedaan yang tidak nyata pada keefisienan serapan nitrogen antara tanaman yang diberi mulsa dan yang tidak diberi mulsa, namun dapat dilihat adanya kenaikan persentase N yang terserap dengan makin beratnya mulsa. Atas dasar pertclaan (~) nitrogen di dalam tanaman dapat ditunjukkan, bahwa kenaikan tersebut diwujudkan dalam bentuk produksi daun dan pucuk petikan.

EFFECT OF MULCHING ON mE EFFICIENT USE OF 15N LABELLED UREA. An experiment on the effect of different weight of tea pruning litters of 15N labelled urea use efficiency has been conducted at RITC Gambung tea garden during 6 months (November, 1983 - May, 1984). 15N labelled urea was applied to one plant surrounded with a rust-proof steel fence with!IS40 cm which represented each treated plot. Result of the experiment showed

that no significant differences in the efficient USeof l1iN-urea was found between mulched· and unmulched plants, although it could be observed that the amount and percentage of N utilized by the crops were greater with increasing weight of mulch applied. The nitrogen fractions of the harvested plants indicated that the higher nitrogen utilization was used by plant in producing leaves and young plucked leaves.

PENDAHULUAN

Banyak pakar menulis tentang keeflsienan pemupukan, tetapi tidak diikuti dengan pembatasan pengertiannya sehingga sering uraian dan isinya menjadi kabur. Sari dari beberapa tulisan yang pernah ditemui, pada pokoknya berpendapat bahwa keeflsienan dapat dibedakan menjadi keefisienan ekonomi (1) dan keefisienan teknis (2). Beda dari keduanya terletak pada cara penetapan takaran pupuk yang tepat, yaitu untukekonomi berdasarkan pada tingkat yang mendatangkan keuntung-an ykeuntung-ang terbesar, sedkeuntung-ang untuk teknis terletak pada tingkat ykeuntung-ang mendatkeuntung-angkkeuntung-an kenaikan hasil yang terbesar. Dalam pengertian keeflsienan teknis dikenal adanya keeflsienan serapan (3).

Keeflsienan sera pan pupuk N menurut ZAPATA (4) dipengaruhi oleh bentuk pupuk, cara pemupukan, dan saat pemberian pupuk. Persentase serapan pupuk *Balai Penclitian Teh dan Kina, Gambung

(2)

(sering dinyatakan sebagai % N recovery) yang tinggi dapat dieapai apabila bentuk pupuk yang diberikan sesuai, pupuk ditempatkan pada daerah perakaran aktif yang

tGrbnnY1~, OGnW;KIU p;rng~nin y;ni \wPi~VQQ~~Q~~\&narn~nO~QQn,

fi~

tumbuh

dan dapat menghindari kehilangan pupuk akibat pelindian (leaching) maupun penguapan (5).

Sampai sekarang bel urn banyak hasil peneil tian yang dapat menunjukkan adanya eara yang lebih tepat dalam meningkatkan keeflSienan serapan nitrogen selain dari laporan yang disebutkan di atas. RAJU dan MUKHOPADHYAY (6) mendapatkan hasil peningkatan bobot kering dan serapan nitrogen pada padi dengan memupuk K seminggu sebelum pemupukan amonium.

Dalam penelitian ini ingin diketahui peranan berbagai bobot mulsa ~angkasan terhadap keefisienan serapan nitrogen dari bahan pupuk urea bertanda I N. Diper-kirakan peranan mulsa dalam penyerapan pupuk nitrogen dapat bersifat positif atau negatif. Pengaruh positif yang berarti dapat meningkatkan keefisienan sera pan seperti dilaporkan oleh WlBOWO dan AMIPALUPI (7) untuk P dan WlBOWO (8) untuk Mg. Sedang pengaruh negatif dapat diartikan penurunan keefisienan serapan, kemungkinan disebabkan oleh penambahan nitrogen yang berasal dari perombakan bahan pangkasan (9) atau dari penambatan nitrogen udara oleh mikroorganisme hidup bebas (10).

BAHAN DAN METODE

Pereobaan dilaksanakan pada tanah tergolong andosol di Kebun Pereobaan Gambung b10k Manado se1ama 6 bulan (November 1983 - Mei 1984 )'. Tanah ini mengandung bahan organik tinggi, pH asam, K-tertukar rendah, Mg-tertukar rendah, KTK tinggi, dan P tersedia rendah.

Satu tanaman teh klon TRI 2025 di kebun dikurung dengan drum besi yang tahan karat ukuran

¢

40 em yang dibenamkan dalam tanah 40 em. Pengurungan dilakukan 1angsung di lapangan dengan menanamkan drum perlahan-lahan ke dalam tanah sampai permukaan drum rata dengan permukaan tanah. Walaupun penelitian ini dikerjakan da1am keadaan in vivo sesuai dengan mikro-klimat yang sebenamya, tetapi karena mahalnya isotop

I3N

pengurungan terse but perlu dilakukan agar

15N masih tetap dapat dieacah pada akhir pereobaan. Tiap tanaman yang dikurung dan dua tanaman lain yang terletak sebelah menyebelah dianggap sebagai kesatuan di dalam perlakuan pereobaan.

Pemberian mulsa dihitung atas dasar bobot bahan pangkasan teh kering lapang-an seblapang-anyak 0,20, 40, dlapang-an 60 ton/ha. Bahlapang-an plapang-angkaslapang-an terdiri dari 40% daun dlapang-an 60% eabang dan ranting. Jurnlah tanaman tiap hektar diangap 10.000 bat~ sehingga pemberian mulsa pangkasan diperhitungkan dengan faktor 12 x 10 untuk daun dan 18 x 10--6 untuk eabang.

Pemupukan nitrogen menggunakan urea bertanda 15N dengan dosis sarna untuk semua perlakuan mulsa, yaitu sebesar 100 kg Nfhaftahun. Se1ama 6 bulan penelitian, tanaman dipupuk 2 kali sebanyak 6,81 g Nfpohon atau 14,80 g ureal pohon.

(3)

. . . . .(1)

15N dalam tanaman x 100 .

N bdp (%) = 1AN dalam pupuk

Raneangan pereobaan dibuat RBD, 4 perlakuan dengan 4 ulangan. Selama penelitian plot pereobaan dipetik dan ditimbang bobot kering pueuk kemudian pada akhir pereobaan diambil sub-sampel untuk analisis 15N. Pada akhir pereobaan juga dilakukan peneabutan (up roeting) pohon dengan seluruh akarnya untuk pengamatan bobot kering dari masing-masing bagian tanaman yang diambil sub-sampelnya untuk analisis total nitrogen dan kandungan 15N. Analisis N total dila-kukan menurut metode Kyeldahl dan 15N menu rut metode Dumas-Ritternberg dengan spektrometer massa.

BASIL DAN PEMBABASAN

Pengamatan bobot kering pucuk petikan dan bagian perdu setelah dieabut langsung dihitung ke dalam persentase bobot masing-masing bagian terhadap berat total perdu yang berasal dari pupuk (Lampiran 1). Perhitungan ini dapat dikerjakan dengan tersedianya hasil analisis N total (%) dan nisbah 14N/ 15N(%) menggunakan rumus:

HasH N bdp = N bdp (%)x Agihan N(%) x BK tan (2)

100

Nbdp

BK

N berasal dari pupuk Bobot kering

Dalam Lampiran 1 setelah ditransformasikan dan diuji seeara statistik menghasilkan ringkasan dalam Tabel 1.

Walupun tidak ada beda nyata pada BNI 0,05 dari Tabel 1 ada dua keeende-rungan yang dapat diamati (1) terdapat peningkatan keetisienan serapan N pupuk dengan meningkatnya pemberian mulsa pangkasan dan (2) peningkatan itu terutama dipakai untuk pembentukan daun dan daun yang dipetik.

Untuk lebih menjelaskan peranan pemberian mulsa terhadap besarnya serapan N dari pupuk pada keseluruhan bagian tanaman dapat dilihat pada Tabel 2 yang merupakan ringkasan dari Lampiran 2.

(4)

Tabel 1. Pengaruh pembenan mulsa terhadap pertdaan bagian tanaman yang berasal dari pupuk (telah ditransfonnasikan dengan VX)

Ketebalan Mulsa Bagian daunBagian daun sebagaiBagian kayu t on/ha hasil pucuk Kontrol (0) 5,85a 828b 4,29c 20 5,3oa 8'45b 4,84c

,

40 8,35b 5,16c5,46a 60 5,09a 86lb 5,2OC

,

KK(%) 11 4,5 16

Tabel 2. Pengaruh pemberian mulsa terhadap bobot kering tanaman, bobot hasil nitrogen tanaman, dan bobot hasil nitrogen tanaman berasal dari pupuk (rata-rata g Nfpohon).

Tabel mulsa ton/ha Kontrol (0) 20

40

60 KK (%) Berat kering tanaman (g) 996,945b 748,492a 543,180a 799,005a 18 Berat hasil nitrogen tanaman (g) 12,59b 9,305ab 7,875a 10,265ab 20

Berat hasil tanam-an berasal dari pup uk (g) 2,852c 3,137c 3,068c 3,658c 23

Apabila dilihat dari rata-rata bobot kering tanaman, ternyata tanaman tanpa mulsa menunjukkan bobot tertinggi secara nyata dibanding dengan tanaman yang diberi mulsa. Namun begitu, tidak berarti bahwa mulsa pangkasan telah menimbul-kan dampak yang tidak baik, sebab walaupun tanaman telah dipilih seragam secara visual, tetapi bobot tanaman pada awal percobaan tidak diketahui. Jadi perbedaan tersebut dapat saja berasal dari selisih bobot yang sejak awal telah ada dan tidak dapat ditutupi oleh dampak positif dari mulsa selama percobaan. BROESHART (3) berpendapat bahwa bobot tanaman atau hasil' memang bukan tolok ukur yang sensitif untuk membedakan akibat perlakuan pemupukan, karena di dalamnya terkandung faktor perbaikan managemen tanaman yang lain. Gambaran serupa juga dapat dilihat dari bobot hasil nitrogen tanaman.

Banyaknya pupuk yang telah diserap tanaman dapat dilihat pada kolom ketiga Tabel 2, Ada kecenderungan yang jelas bahwa makin besar jumlah mulsa makin

(5)

banyak nitrogen pupuk yang diserap tanaman, walaupun tidak berbeda secara nyata. Pengukuran jumlah serapan N dengan teknik pengenceran isotop dapat membebaskan data dari nilai bobot tanaman sebagai satu-satunya tolok ukur.

Persentase N yang diserap dari tanah dan dari pupuk dimuat dalam Lampiran 3. Uji statistik setelah ditransformasikan untuk % N berasal dari pupuk dan %

keefisienan penggunaan atau penyerapan dapat dilihat pada Tabel 3.

Dari Tabe1 3 jelas terlihat bahwa persentase N berasal dari pupuk dan besarnya N tersebut terhadap jumlah pupuk yang diberikan meningkat cukup jelas pada tanaman yang diberi mulsa, walaupun secara statistik tidak berbeda nyata.

Tabd 3. Pengaruh pemberian mulsa terhadap % nitrogen berasal dari pup uk (%N bdp) dan keefisienan penggunaan pupuk (%)setelah ditransformasikan

Vi).

Ketebalan mulsa Nitrogen tanamanKeefisienan ton/ha

berasal dari pupukpenggunaan pupuk (Nbdp) (%) Kontrol (0) 4,91a 645b 20 5,73a 6'6gb 40 6,22a 6'69b 60 5,97a 7~2b KK (%) 15,7 12

Diduga bahwa sera pan N pupuk yang lebih kecil pada tanaman yang tidak dimulsa dapat disebabkan oleh pencucian pupuk yang lebih besar ke lapisan tanah yang lebih dalam dan keadaan tanah yang kurang baik bagi pertumbuhan akar dibanding dengan tanaman yang diberi mulsa.

KESIMPULAN

1. Terdapat kenaikan jumlah dan persentase N terserap yang berasal dari pupuk dengan cara pemberian mulsa pangkasan.

2. Kenaikan keefisienan sera pan pupuk nitrogen terse but diwujudkan dalam pembentukan daun dan pupuk petikan.

DAFTAR PUSTAKA

1. ENGIBOUS, J.C., "Economics of fertilizer use", The Fertilizer Handbook, (Anonim), The Fertilizer Institute, Washington D.C., (1972) 143.

2. BAIN,

SS.,

and BHARDWAJ, R.B.L., "Fertilizer management for efficient crop production", Soil Fertility Theory and Practice~ (KANWAR, J.s.,Ed), ICAR, New Delhi (1976) 457.

3. BROESHART, H., Quantitative measurement of fertilizer uptake by crops, Neth. J. Agric. Sci. 22 (1974) 245.

(6)

4. ZAPATA, F., "Fertilizer use efficiency studies", Syll oflTC of Isotopes and

RidiatiQn T~hniqu;~ in ~Qil Pl~nt R;l~tiQn~hip§,

IAJ:;A,

Yi~nn~

(l?84),

5. OLSON, R.A., and KURTIZ, L.T., Crop nitrogen requirement, utilization and fertilization, Agronomy 22 (1982) 567.

6. RAJU, G.S.N., and MUKHOPADHYAY, A.K., Significance of the sequence of K~ and NH/ application for available of nitrogen to the rice plant, Plant and Soil 41 (I 974) 189.

7. WIBOWO, Z.S., dan AMIPALUPI, "Pengaruh ketebalan mulsa pada penyerapan fosfor dan pertumbl,lhan teh muda", Simposium Teh III, Surabaya (1980). 8. WIBOWO, Z.s., "Pengaruh pemupukan Mg dan pemberian mulsa pada pertum-buhan dan Mg tersedia di dalam tanah-tanah teh di Jawa Barat", Simpo-sium Teh IV, Semarang (1982).

9. KRISNAPILLAI, S., Effect of waste tea (tea pluff) on growth of young tea plants, TQ SO 3 (1981) 98.

10. STEVENSON, FJ., Origin and distribution of nitrogen in soil, Agronomy 22 (1982) 1.

(7)

Lampiran 1.

Pengaruh ketebalan mulsa terhadap bobot tanaman, basil nitrogen, dan hasil nitrogen clari pupuk (g).

Perlakuan Bobot tanamanBobot hasil nitrogenBobot hasil ton/ha nitrogen clari pupuk

-... g ... Kontrol (0) 1 1143,59 2,3614,12 2 659,54 2,947,45 3 1213,16 3,2316,97 4 971,49 2,8811,82 20 1 794,23 4,109,52 2 640,88 1,507,76 3 586,16 3,387,92 4 972,70 3,5712,02 40 1 400,19 3,508,59 2 400,30 2,246,58 3 658,41 3,218,55 4 464,82 3,327,78 60 1 761,98 3,0210,26 2 700,36 4,169,52 3 837,40 3,8310,00 4 896,28 3,6211,28

(8)

Larnpiran 2.

Pengaroh ketebalan mulsa pangkasan pada perte1aan bagian tanaman yang berasal dari pupuk (%).

Perlakuan Bagian kayuBagian daunBagian daun ton/ha sebagai hasil ... Kontrol (0)% ... 1 32,1 67,922,5 2 39,2 60,816,2 3 28,3 71,720,1 4 25,9 74,115,5 20 1 35,3 64,720,3 2 19,2 80,841,2 3 26,8 73,220,2 4 32,6 67,415,6 40 1 30,6 69,417,5 2 22,4 77,648,4 3 37,0 63,020,7 4 30,4 69,624,6 60 1 22,1 77,932,2 2 27,0 73,026,2 3 26,1 73,930,5 4 28,5 71,520,1

(9)

Lampiran 3.

Persentase nitrogen di dalam tanaman yang berasal dan tanah (% N-bdt) dan dari pupuk (%N-bdp).

N-bdt

(%)

N-bdp

(%) A 1 83,3 16,7 23 60,634,481,019,0 4 75,724,3 B 1 57,0 43,0 2 80,719,3 3 57,342,7 4 70,329,7 C 1 59,2 40,8 2 66,034,0 3 62,437,6 4 57,342,7

o

1 70,6 29,4 2 56,343,7 3 61,738,3 4 68,032,0

(10)

DISKUSI

ELL YDA ABAS WlKARDl :

Anda mengatakan bahwa makin tinggi mulsa makin tinggi penyerapan N. Apakah Anda meneliti pengaruh kelembaban akibat tebalnya mulsa terhadap tingginya penyerapan N ini.

ZS.

WlBOWO :

Pengaruh kelembaban tidak diamati di sini, karena penelitian dilakukan di tengah-tengah musim hujan dan seeara kebetulan eurah hujannya di atas rata-rata eurah hujan normal.

BAGYO SOEMINTO :

1. Faktor-faktor apa yang berpengaruh terhadap peningkaPin keefisienan itu. 2. Bagaimana pendapat Anda kalau seresah itu diganti dengan tanaman penutup

tanah.

Z.S.WIBOWO :

1. Yang berpengaruh kemungkinan : (a) perbedaan kelembaban tanah, (b) suhu daerah perakaran, dan (e) peneucian pupuk ke bawah, terutama pada plot tanpa mulsa.

NAZIR ABDULLAH:

Bagaimana eara pemberian pupuk pada tanaman teh, apakah dipupuk dulu, baru diberi mulsa, at au sebaliknya? Mohon penjelasan.

Z.S.WlBOWO :

Cara pemberian pupuk dilakukan dua kali, yaitu pertama pada awal penelitian berbentuk larutan yang disemprotkan di permukaan pot merata, kemudian diberi mulsa sesuai dengan perlakuan dan kedua 3 bulan setelahnya dengan eara menyisih-kan seresah/mulsa terlebih dahulu keluar plot kemudian dikembalikan setelah pemupukan. Oi sini sudah dihindari adanya sentuhan langsung antara mulsa dengan pupuk.

WlDJANG H. SlSWORO :

Pemberian seresah (mulsa) meningkatkan atau eenderung menguatkan serapan pupuk. Apakah seresah dapat menekan hilangnya N. Jika benar apakah hal ini ada kaitannya dengan proses immobilitasi N dan dilepas kembali seeara perlahan. Berapa lama penelitian ini berlangsung ?

(11)

l.s.

WlBOWO :

Penelitian ini hanya dilaksanakan selama 6 bulan clan atas dasar pengamatan secara visual bahwa bahan seresah pangkasan belum mengalami peruraian yang lanjut (masih terlihat utuh, walaupun sudah mulai lapuk). Saya menduga bahwa prinsip pelepasan perlahan (slow release) nitrogen pupuk yang diimobilisasikan di sini tidak ada, bahkan masih terjadi sebaliknya.

Gambar

Tabel 1. Pengaruh pembenan mulsa terhadap pertdaan bagian tanaman yang berasal dari pupuk (telah ditransfonnasikan dengan VX)
Tabd 3. Pengaruh pemberian mulsa terhadap % nitrogen berasal dari pup uk (% N bdp) dan keefisienan penggunaan pupuk (%) setelah ditransformasikan Vi).

Referensi

Dokumen terkait

Tidak terdapat perbedaan abnormal return dan trading volume activity sebelum dan sesudah peristiwa bencana banjir di Jakarta baik tahun 2007 dan 2013. Hal

Penelitian ini merupakan replikasi yang merupakan kombinasi daripenelitian Masruroh dan Zulaikha (2013), penelitian Rustyaningsih (2011) dan Fahluzy dan Agustina (2014)

kemasyarakatan. Sehingga pembinaan dari pemerintahan kepenghuluan terhadap lembaga kemasyarakatan untuk membantu tugas pemerintahan kepenghuluan belum dilaksanakan, dan

[r]

Dengan memanjatkan Alhamdulillah puji syukur kepada Allah SWT Yang Maha Kuasa yang telah melimpahkan berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menjalani pendidikan

Dalam setiap pembahasan tentang pendidikan matematika, tidak akan terlepas dari pendidikan dalam arti luas. Pada kenyataannya, masalah pendidikan adalah salah satu

Display area dan bagian dapur pada BreadTalk BSM juga dipisahkan oleh material kaca transparan, sehingga pengunjung dapat melihat ke arah dalam dapur dan melihat

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan madu terhadap komposisi senyawa fitokimia, total fenol, total flavonoid, kemampuan menangkal radikal bebas