• Tidak ada hasil yang ditemukan

STUDI EPIDEMIOLOGI DISUSUN OLEH: NAMA : ARI JULIAN SAPUTRA NIM : KELAS : PSPD REGULER 2012

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "STUDI EPIDEMIOLOGI DISUSUN OLEH: NAMA : ARI JULIAN SAPUTRA NIM : KELAS : PSPD REGULER 2012"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

STUDI EPIDEMIOLOGI

DISUSUN OLEH:

NAMA : ARI JULIAN SAPUTRA NIM : 04121001105

KELAS : PSPD REGULER 2012

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

2015

(2)

1. Randomized Controlled Trial (RCT) Definisi

“An epidemiological experiment in which subjects in a population are randomly allocated into groups, usually called study and control groups to receive and not receive an experimental preventif or therapeutic

procedure, manuever, or intervention”

John M.Last, 2001 Jenis

 Open trial

Peneliti dan peserta mengetahui obat yang diberikan  Single Mask

Salah satu pihak tidak mengetahui obat yang diberikan. Bisa saja peneliti atau peserta.

 Double Mask

Kedua pihak (Peneliti dan peserta) tidak mengetahui pengobatan yang diberikan, demi menghindari terjadinya berbagai bias

(Gold standard)

 Triple Mask

Baik peneliti, peserta, dan penilai tidak mengetahui obat yang diberikan

Karakteristik

 Memberikan tingkat perlakuan yang berbeda  Randomisasi

 Restriksi (alternatif randomisasi, pada eksperimen kuasi)  Blinding (pembutaan)

 “Intention to-treat analysis” Perhitungan Sampel

(3)

Zα : Deviat baku normal untuk kesalahan tipe 1 Zβ : Deviat baku normal untuk kesalahan tipe 2 P1 : Proporsi efek standar (dari pustaka)

P2 : Proporsi efek yang diteliti (ditetapkan peniliti) P : Setengah x (P1 + P2) Analisis  Chi square  ANOVA  T-test  Survival analysis Kelebihan RCT

 Faktor bias dapat dikontrol secara efektif, karena faktor confounding akan terbagi seimbang

 Kriteria inklusi, perlakuan dan outcome telah ditentukan dahulu  Dari segi statistika lebih efektif karena :

 Jumlah kelompok perlakuan dan kontrol sebanding  Kekuatan statistika tinggi

 Uji klinis secara teori sangat menguntungkan karena bnyk metode statistika harus berdasar pemilihan peserta secara random

Kekurangan RCT

 Desain dan pelaksanaan kompleks dan mahal

 Uji klinis terkadang harus dilakukan seleksi tertentu  tidak merepresentasikan populasi

(4)

 Kadang uji klinis tidak praktis 2. Community Trials

Definisi

Sebuah studi intervensi dimana bagian yang menerima regimen pencegahan atau terapeutik adalah sekelompok komunitas

Jenis dan Karateristik Struktur dasar :

 Subjek studi adalah orang-orang bebas penyakit di sebuah komunitas tertentu

 Menekankan pencegahan dan pengobatan

 Digunakan untuk mengevaluasi intervensi yang bertujuan untuk mengurangi dampak pada komunitas

 Pengumpulan data diambil di komunitas

 Cocok untuk penyakit yang berhubungan dengan sosial Jenis : Uji Eksperimental

Kelebihan

Kelebihan utama dari community trial adalah bisa mengevaluasi suatu intervensi kesehatan masyarakat dengan sangat baik, karena

pengujian dilakukan pada keadaan komunitas yang sebenar-benarnya Kekurangan

 Bias seleksi  kesalahan sistematik pada sebuah studi yang berasal dari prosedur-prosedur yang digunakan untuk memilih subjek-subjek dan faktor-faktor yang mempengaruhi

keikutsertaan responden dalam penelitian.

 Kemungkinan komunitas kontrol untuk mendapat intervensi yang sama seperti komunitas eksperimental, tidak seperti penelitian yang dilakukan dalam laboratorium

(5)

3. CASE-CONTROL

Definisi

Case Control adalah Sebuah studi yang membandingkan pasien yang

memiliki penyakit (kasus) dengan pasien yang tidak memliki penyakit (kontrol) dan melihat kembali secara retrospektif untuk

membandingkan seberapa sering paparan faktor risiko dalam setiap kelompok untuk menentukan hubungan antara faktor risiko dan study

control disease. Case Control bersifat observasi dan dirancang untuk

memperkirakan peluang. Jenis dan Karakteristik Karakteristik

 Populasi yang diteliti terdiri dari kelompok yang diklasifikasikan sebagai yang berpenyakit dan tidak berpenyakit.

 Melihat ke masa lalu (retrospektif) untuk mengukur pajanan dari objek yang diteliti.

 Hipotesis sebaiknya menspesifikasikan secara jelas hubungan yang diduga antara masalah kesehatan dan pajanannya.

 Pemilihan kasus :

a) Tidak ambigu dan deskripsi secara objektif dari masalah kesehatan termasuk cara mendiagnosis

b) Kriteria untuk memenuhi syarat  Pemilihan kontrol :

a) Mewakili kelompok tanpa penyakit

b) Memperkuat ada tidaknya hubungan sebab akibat

c) Sebaiknya mirip dengan kasus dengan memperhatikan potensi dari pajanan

d) Kriteria yang biasa digunakan sebaiknya dapat dibandingkan dalam semua cara dengan kriteria yang digunakan untuk memilih kasus

(6)

e) Yang dibandingkan ialah pengalaman terpajan oleh faktor risiko antara kelompok kasus dan kelompok kontrol.

Ringkasan karakteristik  Retrospektif

 Medical record harus lengkap

 Penyakit yang jarang(rate atau weird disease)

 Dimulai dengan kelompok dengan penyakit tertentu dibandingkan dengan mereka yang tidak mempunyai penyakit  mencari faktor resiko

Perhitungan Sampel

Analisis Data

Data yang didapat dianalisis menggunakan program aplikasi (software)

(7)

dan ArcView GIS versi 3.3. Bentuk analisis data dapat dijabarkan sebagai berikut:

 Analisis univariat

Analisis yang bertujuan untuk mendeskripsikan semua variabel yang disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi sehingga akan tergambar fenomena- fenomena yang berhubungan dengan variabel yang diteliti.

 Analisis bivariat

Analisis bivariat untuk mengetahui hubungan antara faktor risiko lingkungan yang berkontribusi terhadap Kejadian DBD dan mendukung interpretasi peta hasil analisis spasial. Uji statistik yang dipergunakan adalah Chi Square dengan tingkat kesalahan () = 5 % untuk

mengetahui adanya hubungan. Sedangkan untuk mengetahui besar risiko antara penyakit dan paparan dengan penghitungan Odds

Ratio (OR).

 Analisis spasial

Analisis spasial pengaruh karakteristik wilayah merupakan suatu analisis dan uraian tentang data penyakit secara geografi

berkenaan dengan kependudukan, persebaran, lingkungan, perilaku, sosial ekonomi, kasus/kejadian penyakit dan hubungan antar variabel tersebut.8 Untuk memetakan kondisi faktor risiko lingkungan terhadap sebaran kejadian DBD di Kabupaten

Sambas, data dimasukkan ke dalam software Arc View GIS versi 3.3 kemudian diplotkan dengan peta wilayah kecamatan dengan cara overlay,53 sehingga tergambar faktor risiko lingkungan yang berpengaruh terhadap sebaran kejadian DBD di Kabupaten Sambas.

Kelebihan

 Tidak menghadapi kendala etik, seperti halnya penelitian cohort dan eksperimental

(8)

 Pengambilan kasus dan kontrol pada kurun waktu yang bersamaan

 Adanya pengendalian faktor risiko sehngga hasil penelitian lebih tajam

 Tidak perlu intervensi waktu, sebab subjek bias dibatasi Kekurangan

 Tidak diketahuinya efek variable luar karena keterbatasan teknis yaitu variable yang tidak ikut dikenakan waktu matching.

 Bias penelitian akibat tidak dilakukan pengukuran oleh peneliti dengan tanpa mengetahui yang harus di ukur (blind

measurement). Kelemahan pengukuran variabel secara

retrospektif adalah objektifitas dan reliabilitasnya, sehingga untuk faktor-faktor risiko yang tidak jelas informasinya dari anamnesis maupun data rancangan sekunder sangat berisiko bila menggunakan rancangan mengatasinya, anamnesis sebaiknya dilengkapi data penunjang yang diperlukan untuk menegakkan diagnosis misalnya pemeriksaan laboratorium klinis, roengenologi, mikrobiologi dan imunologis. Apalabila data tersebut adalah data sekunder, perlu dilengkapai dengan uraian mengenai cara memperoleh data secara lengkap.

 Kadang-kadang kesulitan untuk memilih kontrol dengan

matching karena banyaknya faktor risiko dan/atau sedikitnya

subjek penelitian. 4. Studi Cross Sectional

Definisi

Cross Sectional adalah suatu penelitian untuk mempelajari korelasi antara faktor faktor resiko dengan efek, dengan cara pendekatan, observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat (point time approach).

(9)

Jenis

 Deskriptif

Penelitian ini digunakan untuk menentukan besaran pengaruh dari masalah kesehatan atau faktor resiko dan penelitian

perkembangan masalah secara alamiah dalam pokok bahasan epidemiologi deskriptif

 Analitik

Penelitian ini bertujuan untuk menemukan antara hubungan variabel atau faktor dalam ruang lingkup arah dan besarnya hubungan yang terjadi.

Karakteristik

 Pengumpulan data dilakukan hanya pada satu saat atau satu periode tertentu dan pengamatan subjek studi hanya dilakukan satu kali selama penelitian

 Perhitungan perkiraan besarnya sampel tanpa memperhatikan kelompok yang terpajan atau tidak

 Pengumpulan data dapat diarahkan seswuai dengan kriteria subjek studi

 Tidak terdapat kelompok kontrol dan tidak terdapat hipotesis spesifik

 Hubungan sebab akibat hanya berupa perkiraan yang dapat digunakan sebagai hipotesis dalam penelitian analitik atau eksperimental

Perhitungan Sampel dan Analisa Statistik Besar Sampel

Menggunakan rumus proporsi binomunal (binomunal proportions). Jika besar populasi (N) diketahui, maka rumus :

(10)

Jika jumlah populasi (N) yang diketahui, maka peneliti bisa melakukan pengambilan sampel secara acak .

Namun apabila besar populasi (N) tidak diketahui atau (N-n)/(N-1) = 1, maka besar sampel dihitung dengan rumus :

Keterangan:

 n : jumlah sampel minimal

 p: proporsi sampel yang inigin diteliti

 q : 1-p (proporsi sampel yang tidak sesuai penelitian)  d : limit dari error atau presisi absolut

 N : jumlah populasi Kelebihan

 Merupakan penelitian observasi yang paling simpel  Mudah untuk dilaksanakan

 Hasil segera diperoleh

 Dapat menjelaskan hubungan antara fenomena kesehatan yang diteliti dengan faktor yang terkait terutama karakteristik yang menetap

(11)

 Merupakan studi awal dari suatu rancangan studi kasus-control maupun cohort

Kerugian

 Tidak bisa menyimpulkan hubungan sebab akibat karena urutan waktunya tidak dapat ditentukan

 Tidak cocok untuk kasus yang jarang terjadi

 Tidak dapat digunakan untuk menghitung insidensi atau resiko relatif yang sebenarnya

 Penelitian dalam satu waktu, hanya berkaitan dengan survivor dan survive yang ditemukan

 Tidak berguna untuk mendeskripsikan sejumlah kasus atau kejadian ketika kasus tersebut reccurent.

5. Epidemiologi Analitik Definisi

Studi epidemiologi yang ditujukan untuk mencari faktor-faktor

penyebab timbulnya atau mencari penyebab terjadinya variasi yaitu tinggi atau rendahnya frekuensi penyakit pada kelompok individu (Eko

Budiarto, 2002:111)

Studi epidemiologi yang menitikberatkan pada pencarian hubungan sebab akibat

Karakteristik

 Menjelaskan faktor resiko dan causa penyakit  Memprediksi kejadian penyakit

 Memberikan saran strategi intervensi yang efektif untuk pengendalian penyakit

 Merumuskan dan menguhi hipotesis kemudian menarik kesimpulan sebab akibat

(12)

Jenis

Studi Observasional : case control, cross-sectional dan cohort

Studi Eksperimental : Randomized Controlled Trial/RCT dan

Eksperimen Semu (Quasi) Eksperimen Semu (Quasi)

Eksperimen yang dalam mengontrol situasi penelitian tidak terlalu ketat atau menggunakan rancangan tertentu dan atau penunjukkan subjek penelitian secara tidak acak untuk mendapatkan salah satu dari berbagai tingkat faktor penelitian

Karakteristik

 Tidak ada randomisasi, yaitu penunjukkan subjek penelitian secara tidak acak untuk mendapatkan salah satu dari berbagai tingkat faktor penelitian. Hal ini disebabkan karena ketika pengalokasian faktor penelitian kepada subjek penelitian tidak mungkin, tidak etis atau tidak praktis menggunakan randomisasi

 Tidak semua variabel terkontrol karena terkait dengan pengalokasian faktor penelitian kepada subjek penelitian tidak mungkin, tidak etis, atau tidak praktis menggunakan randomisasi sehingga sulit mengontol variable secara ketat

Kelebihan

 Tidak mempunyai batasan yang ketat terhadap randomisasi dan pada saat yang sama dapat mengontrol ancaman-ancaman validitas

(13)

 Tidak adanya randomisasi yang berarti mengelompokkan anggota sampel pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol tidak dilakukan dengan random atau acak

 Kontrol terhadap variabel-variabel yang berpengaruh terhadap eksperimen tidak dilakukan, karena eksperimen biasanya dilakukan di masyarakat

Perhitungan dan analisis sampel

Menggunakan metode pretest dan postest didalam quasi eksperimen menugaskan tidak random misalnya populasi seluruh kelas 1 sma yang terdiri dari 6 kelas dipilih sampel dengan teknik undian, misalnya ditetapkan yan gkeluar pertama sebagai kelompok eksperimen, yang keluar kedua sebagai kelompok kontrol.

6. Epidemiologi Deskriptif Definisi

Epidemiologi deskriptif merupakan bagian dari epidemiologi yang menerangkan tentang pola kejadian penyakit pada suatu populasi (defined comunity) berdasarkan faktor faktor waktu, tempat dan orang. Jenis dan Karakteristik

Jenis

 Survei

Survei adalah suatu cara penelitian deskriptif yang dilakukan terhadap sekumpulan objek yang biasanya cukup banyak dalam jangka waktu tertentu. Pada umumnya survei bertujuan untuk membuat penilaian terhadap suatu kondisi dan penyelenggaraan suatu program di masa sekarang, kemudian hasilnya digunakan untuk menyusun perencanaan perbaikan program tersebut.  Studi Kasus

(14)

Studi kasus dilakukan dengan cara meneliti suatu permasalahan melalui suatu kasus yang terdiri dari unit tunggal. Unit tunggal di sini dapat berarti satu orang, sekelompok penduduk yang

terkena suatu masalah

 Studi Perbandingan (Comparative Study)

Penelitian dengan menggunakan metode studi perbandingan dilakukan dengan cara membandingkan persamaan dan

perbedaan sebagai fenomena untuk mencari faktor-faktor apa, atau situasi bagaimana yang menyebabkan timbulnya suatu peristiwa tertentu.

 Studi Korelasi ( Correlation Study)

Studi korelasi ini pada hakikatnya merupakan penelitian atau penelaahan hubungan antara dua variabel pada suatu situasi atau sekelompok subyek.

 Studi Prediksi (Prediction Study)

Studi ini digunakan untuk memperkirakan tentang kemungkinan munculnya suatu gejala lain yang sudah muncul dan diketahui sebelumnya.

 Penelitian Evaluasi (Evaluation Study)

Penelitian evaluasi dilakukan untuk menilah suatu program yang sedang atau sudah dilakukan.

Karakteristik epidemiologi deskriptif

 Merupakan karakterisasi penyakit,mempertimbangkan semua variabel dari parameter

- Penyakit atau masalah kesehatanapa yang terjadi di masyarakat?

- Siapa saja yang terkena? - Dimana terjadinya penyakit? - Kapan terjadinya?

 Memiliki aplikasi yang luas dalam menyelididki ledakan penyakit infeksi sama seperti penyakit non infeksi.Memberikan petunjuk bagi epidemiologi analitik dan memberikanpanduan ke arah penelitian kedokteran (mencari kausa penyakit)

(15)

- Mengapa dan Bagaimana terjadinya?

Keuntungan

 Relatif mudah dilaksanakan

 Tidak membutuhkan kelompok kontrol sebagai pembanding  Diperoleh banyak informasi penting yang dapat digunakan unyuk

perencanaan program layanan kesehatan pada masyarakat, memberi informasi kepada masyarakat tentang kesehatan, mengadakan perbandingan status kesehatan

 Dari penelitian deskriptif dapat ditentukan apakah temuan yang diperoleh membutuhkan penelitian lanjutan atau tidak

Kerugian

 Pengamatan pada subjek studi hanya dilakukan satu kali yang dapat diibaratkan sebagai "potret" hingga tidak dapat diketahui perubahan-perubahan yang terjadi dengan berjalannya waktu  Tidak dapat menentukan sebab akibat dari suatu penyakit

seperti pada penderita hipertensi dengan kadar kolesterol yang tinggi

7. Studi Cohort Definisi

Penelitian kohort adalah rancangan epidemiologi analitik non eksperimental dan bersifat observasional yang bertujuan mencari adanya hubungan sebab akibat dengan membandingkan insiden penyakit pada kelompok yang tidak terpajan oleh faktor risiko sebagai kontrol dalam satu jangka waktu tertentu.

Jenis dan Karakteristik  Kohort Prospektif

(16)

P o p u l a s i k o h o r t K e l o m p o k y a n g s a k i t ( t e r p a p a r d a n t i d a k t e r p a p a r ) K e l o m p o k y a n g t i d a k s a k i t ( t e r p a p a r d a n t i d a k t e r p a p a r ) T e r p a p a r s a k i t T i d a k s a k i t T i d a k T e r p a p a r s a k i t T i d a k s a k i t S u b y e k y a n g d i t e l i t i F a k t o r r e s i k o + S a k i t T i d a k s a k i t F a k t o r r e s i k o -S a k i t T i d a k s a k i t

Bentuk studi kohort yang murni sesuai dengan sifatnya. Titik awal waktu pengamatan adalah saat ini, dimana pada saat populasi kohort belum mengalami akibat yang diteliti, dan populasi penelitian diikuti sampai masa depan. Ada dua bentuk yaitu: Kohort prospektif dengan pembanding internal dan Kohort prospektif dengan pembanding eksternal

Kohort prospektif dengan pembanding internal

Kohort prospektif dengan pembanding eksternal

 Kohort Retrospektif

(17)

Resiko

- Nested Case Control Study

Perhitungan sampel dan analisa statistik untuk studi tersebut Ada 2 bentuk penghitungan besar sampel studi kohort:

 Studi kohort yang hanya mengestimasi resiko relatif Rumus n1=n2

Keterangan:

o P2= Perkiraan proporsi penyakit pada kelompok kontrol (tanpa faktor resiko yang didapatkan dari kepustakaan atau penelitian sebelumnya)

o RR= (ditentukan peneliti) sesuai dengan kerangka hipotesa dan lebih besar dari 1

o P1= P2xRR

o Z1/2 a= ditentukan peneliti biasanya dipakai a 5% yang bila dilihat pada tabel nilai Z1/2 a =1,96

(18)

o Ln= logaritma utama yang dapat dihitung dengan program excel o Q1= 1-P1

o Q2= 1-P2

 Studi kohort yang hanya mengestimasi resiko relatif

Zβ ditetapkan oleh peneliti pada power penelitian 80% = 0,842 Analisis Hasil

 Hasil penelitian kohort biasanya dianalisis berdasarkan besarnya insiden kejadian pada akhir pengamatan terhadap kelompok yang terpapar dibandingkan dengan kelompok kontrol.

 Hasil perhitungan adalah dengan menentukan besarnya pengaruh keterpaparan atau hubungan tingkat keterpaparan dengan hasil luaran (efek). Ukuran yang sering digunakan untuk menilai besarnya pengaruh faktor keterpaparan terhadap

kejadian adalah tingkat resiko relatif (RR).

Tabel analisis tingkat resiko

Sakit Tidak sakit Jumlah

Terpapar A B A+b Tidak terpapar C d C+d Jumlah A+b c+d N= a+b+c+d  Kemudian dilakukan interpretasi dari hasil yang diperoleh. Untuk

menilai apakah benar faktor resiko tersebut merupakan penyebab timbulnya analisis tertentu.

(19)

Kelebihan Studi Kohort

 Penelitian kohort merupakan pilihan terbaik untuk kasus yang bersifat insidens dan perjalanan penyakit atau efek yang diteliti.  Penelitian kohort paling baik dalam menerangkan hubungan

antara faktor risiko dengan efek secara temporal (sebab akibat).  Penelitian kohort merupakan pilihan terbaik untuk kasus yang

bersifat fatal dan progresif.

 Penelitian kohort dapat dipakai untuk meneliti beberapa efek sekaligus dari suatu faktor risiko tertentu

 Karena pengamatan dilakukan secara kontinu dan longitudinal, penelitian kohort memiliki kekuatan yang andal untuk meneliti berbagai masalah kesehatan yang makin meningkat.

 Besarnya risiko relatif dan risiko atribut dapat dihitung secara langsung.

 Pada penelitian kohort dapat dilakukan perhitungan statistik untuk menguji hipotesis.

 Penelitian kohort menyediakan angka dasar bagi kasus-kasus baru penyakit sehingga program pencegahan dapat dievaluasi. Kekurangan Studi Kohort

 Penelitian kohort memerlukan sampel yang besar dan waktu yang lama sehingga sulit untuk mempertahankan subjek penelitian agar tetap mengikuti proses penelitian.

 Sarana dan biaya yang diperlukan biasanya mahal.  Seringkali rumit

 Kurang efisien dalam hal waktu dan biaya.

 Penelitian prospektif tidak efisien untuk penelitian penyakit dengan fase laten yang lama

 Penelitian retrospektif membutuhkan ketersediaan data sekunder yang lengkap dan handal

 Terancam drop out

(20)

8. Case-Crossover Study Design Definisi

Cross over studi adalah studi dimana intervensi yang dilakukan pada kelompok orang yang sama terkena dua intervensi yang berbeda dalam dua periode terpisah dari waktu.

Jenis dan Karakteristik

 Exposure harus berubah dari waktu ke waktu pada orang yang sama dan selama periode waktu yang singkat.

 Exposure tidak boleh berubah secara sistematis dari waktu ke waktu. Pada contoh aktivitas fisik paparan di jam segera sebelum onset dan telah mendokumentasikan paparan referensi dua hari sebelum pada waktu yang sama. Ini tidak akan sesuai jika aktivitas fisik terjadi dalam waktu yang sistematis (setiap hari kedua pada waktu yang sama).

 Exposure harus memiliki efek jangka pendek. Durasi efek paparan harus lebih pendek dari rata-rata waktu antara dua eksposur rutin pada individu yang sama. Efek dari paparan pertama harus berhenti sebelum paparan berikutnya.

 Waktu induksi antara paparan dan hasil harus pendek.

 Penyakit harus memiliki onset mendadak . Kasus cross over tidak tepat jika tanggal yang tepat/ waktu onset tidak tersedia atau jika onset mendadak tidak ada (beberapa penyakit kronis).

 Beberapa periode waktu acuan dapat digunakan untuk

mendokumentasikan paparan rata-rata antara kasus. Dalam hal itu, rata-rata waktu yang terkena dihitung dan dibandingkan dengan paparan sesaat sebelum onset penyakit. Efisiensi kasus

(21)

menyeberang metode meningkat dengan jumlah periode referensi disertakan.

Perhitungan Sampel dan Analisa Statistik

Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah simple random sampling.

Kelebihan

 Mengurangi variasi antar individu dan memperkecil ukuran sample sampai 50% dari desain paralel

 Cocok untuk peyakit kronik dan stabil  Kontrol karakteristik tiap individu

 Efektif untuk mempelajari efek dari paparan jangka pendek terhadap risiko kejadian akut

Kekurangan

 Tidak cocok untuk penyakit yang cepat sembuh atau yang sembuh dalam 1 x terapi.

 Ada carry over effect yaitu efek perlakuan pertama belum hilang

pada saat pengobatan kedua danorder effect yaitu terjadinya perubahan derajat penyakit atau lingkungan selama penelitian berlangsung.

 Kemungkinan drop out lebih besar.

 Perlu waktu untuk menghilangkan efek obat awal sebelum pengobatan kedua dimulai (wash out period) yang cukup

 Tidak dapat dikerjakan pada subyek dengan kepatuhan rendah  Tidak otomatis mengantrol pembauran dari faktor waktu terkait  Contoh: Uji perbandingan efektivitas obat untuk asma

kronik reumatoid artritis hiperkolesterolemia hipertensi Uji bioekivalensi obat “copy drugs” dengan obat inovator.

(22)

9. Ecological Study Definisi

Studi ekologi adalah suatu studi di mana unit dari analisisnya adalah populasi atau kumpulan orang, daripada hanya individu dengan tujuan mendeskripsikan hubungan korelatif antara penyakit dan faktor yang diminati peneliti. Studi ekologi dapat disebut juga studi korelasi.

Jenis Studi Ekologi  Studi eksplorasi

Jenis studi dengan metode observasi terhadap perbedaan geografis dalam hubungannya dengan desease rate diantara berbagai region atau grup.

Multiple Group Comparison

Studi yang menggambarkan hubungan antara rata-rata derajat keterpaparan atau exposure dan desease rate diantara berbagai grup (kelompok populasi).

Time Trend Study or Time Series

Studi yang mengamati hubungan antara perubahan rata-rata

exposure dengan perubahan desease rate pada populasi tunggal

(single population).

Mixed Study

Studi yang mengamati perubahan rata-rata derajat exposure

dengan perubahan desease rate pada berbagai populasi. Karakteristik

 Unit yang dianalisis ada populasi atau kumpulan orang daripada hanya individu

Study level macro

 Hasil dari studi tidak bisa ditunjukan dengan masing-masing individu

 Membuat hipotesis untuk studi analitik

(23)

Analisi Data Faktor Risiko Penyakit Total Positif Negatif Positif a b mi Negatif c d mo Total ni no t Kelebihan

 Dapat menggunakan data insidensi, prevalensi, maupun mortalitas  Dapat digunakan pada penyelidikan awal hubungan penyakit,

karena mudah dan murah dengan memanfaatkan informasi yang ada

 Memerlukan waktu yang pendek

 Dapat dipergunakan untuk menilai efektivitas suatu tindakan preventif dan promotif kesehatan yang dilakukan pada masyarakat Kelemahan

 Tidak dapat dipakai untuk menganalisis hubungan sebab akibat karena:

 Ketidakmampuan menjembatani kesenjangan status paparan dan status penyakit pada tingkat populasi dan individu

 Tidak mampu mengontrol faktor perancu potensial  Bersifat sugestif saja terhadap hubungan yang ada

Referensi

Dokumen terkait