• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah Kasus 2 SGA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Makalah Kasus 2 SGA"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

BAB I

PENDAHULUAN

PENDAHULUAN

1.1

1.1 Latar B

Latar Belakan

elakang

g

Umu

Umumnymnya a sekrsekresi esi horhormon mon perpertumtumbuhbuhan an berberperperan an daldalam am menmenstimstimulaulasisi  pertumbuhan

 pertumbuhan dan dan repilkasi repilkasi sel sel melalui melalui sintesis sintesis protein. protein. Hormon Hormon ini ini berperanberperan  juga

 juga dalam dalam peningkatan peningkatan pertumbuhan pertumbuhan organ-organ organ-organ dalam, dalam, lemak lemak jaringan,jaringan,  jaringan konektif dan kelenjar endokrin.

 jaringan konektif dan kelenjar endokrin. Pad

Pada a mekmekanisanisme me yanyang g tidtidak ak nornormal mal dimdimana ana apaapabilbila a sekrsekresi esi horhormonmonee  pertumbuhan

 pertumbuhan ini ini tidak tidak normal, normal, dapat dapat memberikan memberikan beberapa beberapa dampak dampak yangyang kurang baik pada tubuh. Pada anak-anak misalnya dapat memberikan dampak  kurang baik pada tubuh. Pada anak-anak misalnya dapat memberikan dampak   pertumbuhan

 pertumbuhan tinggi tinggi tubuh tubuh yang yang berlebih berlebih hingga hingga bisa bisa mencapai mencapai 200 200 cm.cm. Sedangkan pada orang dewasa yang pertumbuhan tulangnya sudah berhenti, Sedangkan pada orang dewasa yang pertumbuhan tulangnya sudah berhenti, maka akan memberikan dampak penebalan pada tulang-tulang misalnya pada maka akan memberikan dampak penebalan pada tulang-tulang misalnya pada akr

akral al dan dan tultulang di ang di wajwajah. ah. KeaKeadaadaan n terstersebuebut t leblebih ih dikdikenaenal l dendengan istilahgan istilah Sindrom Gigantisme dan Akromegali.

Sindrom Gigantisme dan Akromegali. Ole

Oleh h karkarena ena itu itu dihdiharaparapkan kan makmakalah alah ini ini dapdapat at memmemberiberikan kan infinformormasiasi kepada masyarakat sehingga

kepada masyarakat sehingga dapat dilakukan pencegahan dini. dapat dilakukan pencegahan dini. SekaliSekalipunpun  penyakit

 penyakit ini ini sudah sudah tidak tidak dapat dapat dicegah, dicegah, setidaknya setidaknya dapat dapat meminimalkanmeminimalkan  berbagai gambaran klinis dan komplikasi.

 berbagai gambaran klinis dan komplikasi.

1.2

1.2 Perma

Permasalaha

salahan

n

Permas

Permasalahan yang akan alahan yang akan dibahdibahas dalam as dalam makalamakalah h ini mengenai Sindromini mengenai Sindrom Gigan

Gigantisme dan Akromegtisme dan Akromegali, dimana ali, dimana terdapterdapat at kasus seorang klien kasus seorang klien berusberusia ia 4444 tahun dengan keluhan pembesaran pada telapak tangan dan kaki dan berbagai tahun dengan keluhan pembesaran pada telapak tangan dan kaki dan berbagai tanda dan gejala lainnya yang menunjukan klien tersebut SGA. Makalah ini tanda dan gejala lainnya yang menunjukan klien tersebut SGA. Makalah ini  berisi

 berisi anatomi anatomi dan dan fisiologi fisiologi kelenjar kelenjar hipofisis, hipofisis, pembahasan pembahasan kasus kasus dandan  penjelasan mengenai SGA

 penjelasan mengenai SGA (konsep SGA, penatalaksanaan SGA, patofisiologi(konsep SGA, penatalaksanaan SGA, patofisiologi SGA, dan asuhan keperawatan klien dengan SGA).

(2)

1.3

1.3 T

Tujuan Penulisan

ujuan Penulisan

Tu

Tujuajuan n penpenuliulisan san makmakalah alah SGA SGA adaadalah lah untuntuk uk memmemenuenuhi hi tugtugas as matmata a kulkuliahiah endoc

endocrine systerine system in nursing dan m in nursing dan mempememperbanyrbanyak ilmu kita tentanak ilmu kita tentang anatomi dang anatomi dan fisiologi kelenjar hipo

fisiologi kelenjar hipofisis dan materi SGA fisis dan materi SGA mulai dari konsep SGA, mulai dari konsep SGA, penatalaksanaanpenatalaksanaan SGA, patofisiologi SGA, dan asuhan keperawatan klien dengan SGA.

SGA, patofisiologi SGA, dan asuhan keperawatan klien dengan SGA.

1.4 Metode Penulisan

1.4 Metode Penulisan

Metode yang digunakan dalam makalah ini

Metode yang digunakan dalam makalah ini adalah:adalah:

-- Membaca buku (studi literature)Membaca buku (studi literature)

-- Mencari sumber dari media elektronik.Mencari sumber dari media elektronik.

(3)

BAB II

ISI

KASUS 2

 Ny. E berumur 44 tahun. Suku Sunda. Golongan darah B. sudah menikah. Datang ke Poli Endokrin dengan keluhan utama pembesaran pada telapak tangan dan kaki. Tiga bulan yang lalu Klien mulai merasakan kulit yang melapisi hidung,  bibir, dan bagian dari wajah menjadi tebal dan kasar, rahang menjadi lebih

menonjol, kulit lebih berlemak, lidah kian besar dan suara memberat . Klien mengatakan malu dengan kondisi tersebut. Tanda – Tanda vital : Nadi 78 x / menit, Suhu : 35.10C, Tekanan Darah : 120/90 mmHg, RR : 20x/menit.

Hasil Lab : Hb : 12.8. Leukosit : 5.900. Hct : 37%. Eritrosit : 4.31. Trombosit : 215.000. Pemeriksaan kadar growth Hormon menunjukkan peningkatan IGF-I dan tanda Sindroma Gigantisme Akromegali/SGA. Pada MRI kepala tampak adenoma hipofisis.

FISIOLOGI HIPOFISIS

• Kelenjar hipofisis serta hubungannya denganhipotalamus

Kelenjar hipofisis merupakan kelenjar kecil-kecil diameternya kira-kira 1 cm dan  beratnya 0,5-1 gram yang terletak di sela tursika, rongga tulang basis otak, dan

dihubungkan dengan hipotalamus oleh tungkai hipofisis atau hipofisial. Dipandang dari sudut fisiologi, kelenjar hipofisis dibagi menjadi:

1) Hipofisis Anterior (Adenohipofisis)

Hormon yang dikeluarkan oleh hipofisis anterior berperan utama dalam  pengaturan fungsi metabolisme di seluruh tubuh. Hormon-hormonnya yaitu:

 Hormon Pertumbuhan

Meningkatkan pertumbuhan seluruh tubuh dengan cara mempengaruhi pembentukan protein,pembelahan sel, dan deferensiasi sel.

 Adrenokortikotropin (Kortikotropin)

Mengatur sekresi beberapa hormon adrenokortikal, yang selanjutnya akan mempengaruhi metabolism glukosa, protein dan lemak.

(4)

Mengatur kecepatan sekresi tiroksin dan triiodotironin oleh kelenjar  tiroid, dan selanjutnya mengatur kecepatan sebagian besar reaksi kimia diseluruh tubuh.

 Prolaktin

Meningkatkan pertunbuhan kelenjar payudara dan produksi air susu.  Hormon Perangsang Folikel dan Hormon Lutein

Mengatur pertumbuhan gonad sesuai dengan aktivitas reproduksinya. 2) Hipofisis Posterior (Neurohipofisis)

Ada 2 jenis hormon:

i. Hormon Antideuretik (disebit juga vasopresin)

Mengatur kecepatan ekskresi air ke dalam urin dan dengan cara ini akan membantu mengatur konsentrasi air dalam cairan tubuh.

ii. Oksitosin

Membantu menyalurkan air susu dari kelenjar payudara ke  putting susu selama pengisapan dan mungkin membantu

melahirkan bayi pada saat akhir masakehamilan. 3) Pars Intermedia

Daerah kecil diantara hipofisis anterior dan posterior yang relative avaskular, yang pada manusia hamper tidak ada sedangkan pada bebrapa jenis binatang rendah ukurannya jauh lebih besar dan lebih berfungsi.

Pembuluh darah yang menghubungkan hipotalamus dengan sel- sel kelenjar  hipofisis anterior. Pembuluh darah ini berkhir sebagai kapiler pada kedua ujungnya, dan makanya disebut system portal.dalam hal ini system yang menghubungkan hipotalamus dengan kelenjar hipofisis disebut juga system  portal hipotalamus – hipofisis. System portal merupakan saluran vascular 

yang penting karena memungkinkan pergerakan hormone pelepasan dari hypothalamus ke kelenjar hipofisis , sehingga memungkinkan hypothalamus mengatur fungsi hipofisis. Rangsangan yang berasal dari tak mengaktifkan neuron dalam nucleus hypothalamus yang menyintesis dan menyekresi  protein degan berat molekul yang rendah. Protein atau neuro hormone ini dikenal sebagai hormone pelepas dan penghambat. Hormon –hormon ini

(5)

dilepaska kedalam pembuluh darah system portal dan akhirnya mencapai sel  – sel dalam kelenjar hipofisis. Dalam rangkaian kejadian tersebut hormon-hormon yang dilepaskan oleh kelenjar hipofisis diangkt bersama darah dan merangsang kelenjar-kelenjar lain ,menyebabkan pelepasan hormon – hormon kelenjar sasaran. Akhirnya hormon – hormon kelenjar sasaran bekerja pada hipothalamus dan sel – sel hipofisis yang memodifikasi sekresi hormone. • Sistem porta hipothalamus – hipofisis

1) Sekresi hormon pelepas hipothalamus dan hormon penghambat ke eminensia mediana.

Neuron-neuron khusus di dalam hypothalamus mensintesis dan mensekresi hormone pelepas hypothalamus dan hormone penghambat yang mengatur  sekresi hormone hipofisis anterior. Neuron –neuron ini berasal dari berbagai  bagian hypothalamus dan mengirimkan serat – serat sarafnya nenuju ke eminensia mediana da tuber sinerum , jaringan hypothalamus yang menyebar  menuju tangkai hipofisis. Bagian ujung serat – serat saraf ini berbeda dengan ujung- ujung serat saraf umum yang ada di dalam system saraf pusat.dimana funsi serat ini tidak menghantarkan sinyal – sinyal yang berasal dari neuron ke neuron yang lain namun hanya mensekresi hormone pelepas dan hormone  penghambat hypothalamus saja ke dalam cairan jaringan. Hormone- hormone ini segera diabsorbsi ke dalam kapiler system porta hypothalamus dan hipofisis dan langsung diangkut ke sinu kelenjar hipofisis anterior.

2) Fungsi hormon pelepas dan hormon penghambat dalam hipofisis anterior.

Hormone –hormon pelepas dan hormone – hormone pnghambat berfungsi mengatur sekresi hormone hipofisis anterior. Untuk sebagian besar hormone hipofisis , yang penting adalah hormone pelepas ,tetapi untuk prolaktin ,mungkin sebagian besar hormone penghambat yang mempunyai pengaruh  paling banyak terhadap pengaturan hormone. Hormone – hormone pelepas

dan penghambat hypothalamus yang terpenting adalah :

TRH : hormone pelepas tiroid yang menyebabkab pelepasan hormone perangsang tiroid.

(6)

 Hormone pelepaS kortikotropin(CRH) : menyebabkan pelepasan adenokortikotropin.

 Hormone pelepas hormone pertumbuhan (GHRH) : menyebabkan  pelepasan hormone pertumbuhan dan hormone penghambat hormone pertumbuhan (GHIH) yang mirip dengan hormone somatostatin dan menghambat pelepasan hormone pertumbuhan.  Hormone pelepas gonadotropin(GnRH) : menyebabkan pelepasan

dari dua hormone gonadotropik, hormone lutein dan hormone  perangsang folikel.

 Hormone penghambat prolaktin (PIH) : menghambat sekresi  prolaktin.

3) Daerah –daerah spesifik dalam hipothalamus yang mengatur sekresi faktor pelepas dan faktor penghambat hipothalamus yang spesifik.

Sebelum diangkut ke kelenjar hipofisis anterior , semua atau hamper semua hormone hypothalamus disekresi ke ujung serat saraf yang terletak di dalam eminensia mediana. Perangsangan listrik pada daerah ini merangsang ujung-ujung saraf dan oleh karena itu pada dasarnya menyebabkan pelepasan semua hormone hypothalamus. Akan tetapi badan sel neuron yang menyebar ke eminensia mediana ini terletak di daerah khusus dalam hypothalamus atau  pada daerah yang berdekatan dengan bagian basal otak.

KONSEP PENYAKIT A. DEFINISI

Gigantisme dan akromegali adalah kelainan yang disebabkan oleh karena sekresi hormone pertumbuhan (HP) atau Growth Hormon (GH) yang berlebihan. (Ilmu Penyakit Dalam, Jilid 1, edisi 3)

Gigantisme dan akromegali merupakan peningkatan hormone protein dalam banyak jaringan, meningkatkan penguraian asam lemak dan jaringan adipose dan kadar glukosa darah. (Keperawatan Medikal Bedah, Bruner&Suddarth, 2001)

(7)

Gigantisme adalah pertumbuhan abnormal, terutama dalam tinggi badan (melebihi 2,14 m) yang disebabkan oleh karena sekresi Growth Hormone (GH) yang berlebihan dan terjadi sebelum dewasa atau sebelum proses penutupan epifisis (Brooker, 2008).

Akromegali berasal dari bahasa Yunani, akros yang berarti ekstremitas, dan megas, yang berarti besar. Penyakit ini merupakan penyakit kronis yang ditandai oleh pertumbuhan tulang ekstremitas, muka, rahang, dan jaringan lunak  secara berlebihan dan kelainan metabolik sekunder akibat hipersekresi hormone  pertumbuhan yang berlebihan sesudah terjadi penutupan lempeng epifiseal (Sudiono, 2007). Perbedaan antara akromegali dan gigantisme adalah akromegali timbul apabila hipersekresi

Growth Hormone

terjadi pada masa dewasa dan mengenai pertumbuhan jaringan lunak dan struktur tulang, misalnya hidung, bibir, rahang, dahi, tangan , dan kaki, karena  pertumbuhan atau pembesaran berlangsung secara progresif. Sedangkan

gigantisme terjadi pada masa kanak-kanak dan masa pubertas sebelum lapisan epifisis menutup, sehingga pertumbuhan tulang proporsional (Baradero, 2005).

B. ETIOLOGI

Gigantisme disebabkan oleh sekresi Growth Hormone yang berlebihan  pada masa kanak-kanak sebelum tertutupnya lempeng epifisis. Penyakit, kelainan,

dan kondisi yang menyebabkan kelebihan sekresi Growth Hormone adalah:

a) Tumor jinak pada kelenjar hipofisis Tumor ini menekan kelenjar hipofisis dan menyebabkan sekresi Growth Hormone yang berlebih. Inilah  penyebab utama gigantisme.

 b) Carney Complex Carney Complex merupakan mutasi gen yang jarang ditemukan, dapat menyebabkan risiko tinggi tumor, termasuk hipofisis adenoma.

c) Multiple endocrine neoplasia type 1 Kelainan yang diturunkan yang dapat menyebabkan tumor di kelenjar endokrin dan menyekresikan hormon secara hiperaktif, teemasuk Growth Hormone.

(8)

Sedangkan akromegali disebabkan oleh sekresi Growth Hormone berlebih oleh kelenjar hipofisis. Sekresi yang berlebih ini menurut National Institute of  Diabetes and Digestive and Kidney Diseases (NIDDK), 95 % disebabkan karena adanya hipofisis adenoma, yaitu tumor jinak di kelenjar hipofisis. Tumor di luar  kelenjar hipofisis juga dapat menyebabkan akromegali, namun hal ini jarang ditemukan.

Penyebab gigantisme dan akromegali dapat digolongkan sebagai berikut:

a) GA (Gigantisme Akromegali) Primer atau Hipofisis, dimana penyebabnya adalah adenoma hipofisis.

 b) GA Sekunder atau Hipotalamik, disebabkan oleh karena hipersekresi GHRH dari Hipotalamus.

c) GA yang disebabkan oleh karena tumor ektopik (paru, pancreas, dll) yang mensekresi HP atau GHRH.

C. MANIFESTASI KLINIS

Klien dengan gigantisme dapat memiliki manifestasi klinis sebagai berikut :

a. Berperawakan tinggi lebih dari 2 meter, dengan proporsi tubuh yang normal. Hal ini terjadi karena jaringan lunak seperti otot tetapi tumbuh.

 b. Memiliki gangguan penglihatan, seperti diplopia atau penglihatan ganda apabila tumor pada kelenjar hipofisis menekan chiasma opticum yang merupakan jalur saraf mata.

c. Hiperhidrosis. Gigantisme dapat menyebabkan hipermetabolisme  pada tubuh penderita, termasuk hiperhidrosis. Hiperhidrosis adalah keadaaan dimana terjadi pengeluaran keringat yang berlebih (Schwartz, 1999)

d. Jadwal menstruasi yang tidak teratur pada usia remaja.

e. Rahang yang membesar, tulang dahi yang menonjol, dan  penampakan wajah yang kasar.

f. Kelemahan dan sensasi kesemutan di lengan dan kaki akibat  perbesaran jaringan dan saraf yang tertekan

(9)

g. Sakit kepala akibat tekanan dari tumor yang menyebabkan kenaikan tekanan intrakranial

h. Galacthorrea, atau keluarnya air susu secara spontan saat kanak-kanak.

i. Endocrinopathies (misalnya, hipogonadisme, diabetes dan / atau toleransi glukosa, hiperprolaktinemia)

 j. Ditemukan juga manifestasi klinis sesuai dengan pembesaran tumor, yaitu:

1. Pembesaran keatas (Superior) a) Sakit kepala

 b) Gangguan penglihatan 2. Pembesaran ke lateral

a) Kelumpuhan saraf III, IV, V, dan VI

 b) Penyumbatan pembuluh darah (sinus kavenosus) c) Kejang (temporal lobe seizures)

3. Pertumbuhan ke inferior (dasar sella), menimbulkan CSF Rinorea

4. Pertumbuhan ke anterior, menyebabkan perubahan kepribadian

Manifestasi klinis akromegali dapat muncul selama 5-10 tahun menyebabkan terdapatnya rentang waktu yang lama antara diagnosis dan terjadinya penyakit. Pada hampir 70% kasus saat diagnosis akromegali ditegakkan, ukuran tumor telah mencapai >10 mm (makro adenoma) (Rahmat,2010).

Manifestasi klinis akromegali yaitu sebagai berikut :

• Perubahan pada bentuk wajah: hidung, bibir, dahi, rahang, serta lipatan

kulit menjadi besar dan kasar secara progresif. Rahang bawah menjadi  besar dan menonjol ke depan sehingga gigirenggang. Jaringan lunak juga

tumbuh sehingga wajah nampak seperti edema.

• Tangan dan kaki yang membesar secara progresif.

• Lidah, kelenjar ludah, limpa, jantung, ginjal, hepar, dan organ lainnya juga

(10)

• Gangguan toleransi glukosa bisa berkembang hingga diabetes mellitus. • Gangguan metabolisme lemak dengan akibat hiperlipidemia.

• Rambut di tubuh menjadi kasar  • Warna kulit menggelap

• Hiperhidrasi dan bau badan • Suara menjadi lebih dalam

• Tulang rusuk menjadi lebih tebal, menunjukkan adanya barrel chest •  Nyeri pada persendian

• Snoring • Sakit kepala

• Impoten pada pasien akromegali laki-laki, apabila tumor menggeser sel

 penyekresi gonadotropin di hipofisis anterior.

• Penyakit kardiovaskuler mencakup hipertensi, LVH dan kardiomiopati.

Kardiomiopati ditandai oleh disfungsi diastolik dan aritmia. D. KLASIFIKASI

E. KOMPLIKASI

• Carpal Tunnel Syndrome

Penyakit dipegerlangan tangan akibat penekanan syaraf atau neruus medianus pada saat melalui terowongan carpal dipergelangan tangan

• Penyakit arteri koroner 

Menyempit atau tersumbatnya pembuluh arteri karena penimbunan plak di dinding arteri

• Kardiomiopati yang disertai aritmia, hipertrofi ventrikular kiri, dan fungsi

diastolik menurun

Penyakkit yang melemah dan memperbesar otot jantung atau disebut juga miokardium

• Hipertensi

• Obstruksi jalan nafas • Diabetes Melitus

(11)

• Kebutaan

• Kelumpuhan saraf III, IV, V, & VI

F. PENCEGAHAN

Pengobatan dini terhadap acromegaly dapat mencegah komplikasi dari  berkembang atau menjadi lebih buruk.

G. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK 

a) Pengukuran kadar GH melalui radio immunoassay, kadarnya hanya meningkat pada penyakit aktif dan tidak ditekan oleh glukosa standar   b) Perimetri untuk mencari defek lapang pandang visual bitemporal

c) Rontgen tengkorak untuk melihat pembesaran sella, erosi prosesua klinoid, alur supraorbita, dan rahang bawah.

d) Ct scan atau MRI untuk melihat ekstensi suprasellar 

e) Rontgen tangan untuk mencari bentuk lempeng pada falang distal dan  peningkatan jarak rongga antara sendi karena hipertrofi kartilago.

f) Kadar glukosa serum meningkat

g) Kadar fosfat dalam serum saat puasa bisa meningkat namun tidak  memiliki manfaat diagnostic

h) Rontgen dada dan EKG bisa menunjukkan hipertrofi ventrikel kiri akibat hipertensi

i) Pemeriksaan kadar GH sewaktu, tidak bernilai diagnostik oleh karena sekresi GH yang episodik, waktu paroh yang pendek dan terdapat tumpang tindih nilai GH akromegali dan sehat.

Yang bernilai diagnostik adalah test supresi GH untuk melihat kemampuan  pembebanan glukosa oral dalam menekan kadar GH. Diperiksa kadar GH  pada sebelum, 30 menit, 60 menit, 90 menit dan 120 menit setelah  pemberian 75 – 100gr glukosa oral. Pada pasien dengan akromegali, glukosa tidak dapat menekan kadar GH sampai < 2 ng/ml (atau < 1 mcg/l dengan metoda IRMA).

Pemeriksaan IGF-1 (waktu paruh lebih panjang) lebih berguna untuk  menilai sekresi GH secara terintegrasi, untuk skrining akromegali dan memantau hasil pengobatan. Perlu dicatat bahwa IGF-1 menurun pada kelaparan, obesitas dan DM, serta meningkat pada kehamilan.

(12)

Pemeriksaan IGFBP-3 (IGF-binding protein-3) bernilai diagnostik bagi akromegali, disamping berguna untuk menilai aktifitas penyakit selama  pengobatan.

Pemeriksaan kadar PRL (prolaktin) perlu dilakukan oleh karena sekitar  20% adenoma hipofisis menghasilkan PRL bersamaan dengan GH. Prolaktin biasanya meningkat pada anak-anak dengan kelebihan GH.

Pemeriksaan lain yang jarang dilakukan adalah kadar GHRH. Peninggian GHRH menunjukkan adanya GHRH ektopik. Pada penyakit hipofisis (GHRH independen), kadar GHRH normal atau menurun.

Apabila diperlukan, dilakukan pemeriksaan hormon hipofisis lainnya, seperti TRH (thyrotropic hormone), ACTH (adrenocorticotrophic hormone) dan gonadotropin.

Disamping itu perlu dilakukan pemeriksaan kadar gula darah, trigliserida, kalsium urine dan fosfat darah.

Diagnosis akromegali / gigantisme ditegakkan atas dasar gambaran klinis yang cukup jelas dan dipastikan oleh ditemukannya :

a) Kadar GH tidak bisa ditekan sampai < 2 ng/ml dalam 2 jam setelah pembebanan dengan glukosa sebanyak 75 – 100 gr.

 b) Peningkatan kadar IGF-1 berdasarkan nilai normal untuk  usianya.

c) Peningkatan kadar IGFBP-3.

d) Tumor hipofisis atau tumor-tumor lain (hipotalamus, paru,  pankreas, dll) pada pemeriksaan CT-Scan atau lebih baik MRI.

F. PENATALAKSANAAN Tujuan pengobatan adalah:

• Menormalkan tubuh kembali kadar GH atau IGF-1 • Memperkecil tumor atau menstabilkan besarnya tumor  • Menormalkan fungsi hipofisis

• Mencegah komplikasi akibat kelebihan kadar GH/IGF-1 akibat

(13)

Terdapat 3 macam pengobatan akromegali yaitu pengobatan medis, bedah dan radiasi.

1. Pembedahan

Untuk adenoma hipofisis, pembedahan transsphenoid merupakan  pilihan dan dapat menyembuhkan. Walaupun pembedahan tidak dapat menyembuhkan pada sejumlah pasien, namun terapi perbedahan disepakati sebagai terapi lini pertama. Pada pasien-pasien dengan gejala sisa setelah  pembedahan dapat diberikan pengobatan penunjang (medis dan radiasi).

Hipofisektomi transsfenoid akan segera menghilangkan keluhan-keluhan akibat efek lokal massa tumor sekaligus menekan / menormalkan kadar  GH / IGF-1. Remisi tergantung pada besarnya tumor, kadar GH dan keterampilan ahli bedahnya. Angka remisi mencapai 80 – 85% pada mikroadenoma dan 50 – 65% pada makroadenomia. Pembedahan hipofisis transsphenoid berhasil pada 80 – 90% pasien dengan tumor < 2 cm dan kadar GH < 50 ng/ml.

Hal – hal yang harus diperhatikan pasca operasi :

• insulin tolerance test (ITT) : diperlukan untuk memantau aksis

ACTH-kortisol, pada kasus yang membutuhkan pengobatan dengan kortisol sebagai terapi substitusi.

• OGTT, dikerjakan apabila kadar hormone pertumbuhan

menetap diatas 2 µg/l.

• TRH test harus dibuat untuk menunjukan test positif pre

operatif.

• Fungsi kelenjar tiroid, apabila terjadi penurunan sekresi

hormone tiroid, maka terapi substitusi hormone tiroid harus diberikan.

• Fungsi gonad, dengan melakukan pemeriksaan hormone

testoreron dan FSH/LH. 2. Radiasi.

Untuk tercapainya hasil yang diharapkan dengan terapi radiasi diperlukan waktu bertahun-tahun. Terapi radiasi hanya diberikan sebagai

(14)

terapi penunjang untuk tumor besar dan invasif dan apabila terdapat kontraindikasi operasi. Apabila mungkin, terapi radiasi harus dihindari untuk pengobatan gigantisme.

Tindakan radiasi dapat dilaksanakan dalam 2 cara, yaitu: a. Radiasi secara konvensional

menggunakan sinar energi proton dimulai dengan dosis kecil ( waktu 5 minggu) tujuannya adalah untuk mencegah kerusakan  jaringan sehat. Misalnya khiasma optikum atau hipotalamus. Total

radiasi dengan cara ini dapat mencapai 4500 rad. Radiasi memberikan manfaat pengecilan tumor, menurunkan kadar  hormone pertumbuhan, tetapi dapat pula mempengaruhi fungsi hipofisis. Penurunan kadar hormone pertumbuhan umunya mempunyai korelasi dengan lamanya radiasi dilaksanakan.

 b. Radiasi dengan energy tinggi partikel berat

dapat memberikan hasil yang lebih baik tetapi membawa resiko lebih besar pada gangguan penglihatan. Radiasi ini dilaksanakan dengan dosis 12.000 cGy atau 12.000 rad, dan diarahkan kesentral adenoma.

3. Pengobatan medis.

Tujuan pengobatan medis adalah menghilangkan keluhan / gejala efek  lokal dari tumor dan / atau kelebihan GH / IGF-1. Untuk itu sasaran  pengobatan adalah kadar GH < 2 ng/ml pada pemeriksaan setelah  pebebanan dengan glukosa ( < 1 mcg / l dengan cara IRMA), disamping

tercapainya kadar IGF-1 normal.

Pengobatan medis utama adalah dengan analog somatostatin dan analog dopamin. Oleh karena somatostatin, penghambat sekresi GH, mempunyai waktu paruh pendek maka yang digunakan adalah analog kerja panjang yang dapat diberikan 1 kali sebulan. Ocriotide adalah reseptor somatostatin sub tipe II dan V dan menghambat sekresi GH. Lanreotide, suatu analog somatostatin “sustained-release” yang dapat

(15)

diberikan satu kali dua minggu ternyata efektif dan aman untuk   pengobatan akromegali.

Cara pemberian melalui subkutan. Dosis: dosis rata-rata adalah 100-200 mikrogram diberikan setiap 8 jam.

Perbaikan klinis yang dicapai:

• Menurunkan kadar GH sampai <5ng/ml pada 50% pasien • Menormalkan kadar IGF-1 pada 50% kasus

• Penyusunan tumor 

• Efek samping: ringan dan mempunyai sifat sementara yaitu nyeri

local/di daerah suntikan dank ram perut Brokriptin

Bromokriptin merupakan suatu antagonist dopamin yang banyak  digunakan dalam menekan kadar GH / IGF-1, akan tetapi kurang efektif  dibandingkan dengan oktreotid

Dianjurkan memberikan dosis 2,5 mg sesudah makan malam, dan dinaikkan secara berkala 2,5 mg setiap 2-4 hari. Perbaikan klinis yang dicapai antara lain adalah:

• Ukuran tangan dan jari mengecil, dan

• Terjadi perbaikan gangguan toleransi glukosa

• Efek samping yang terjadi adalah vaso spasme digital, hipotensi

ortostatik, sesak napaf ringan, nausea, konstipasi, dll

Suatu agonist dopamin yang baru, yaitu cabergoline ternyata lebih efektif dan lebih dapat ditolerir dalam menekan GH terutama apabila terdapat kombinasi dengan hiperprolatinemia. Akhir-akhir ini pegvisomant, suatu antagonist reseptor  GH terbukti dapat menormalkan kadar IGF-1 dan memperbaiki gejala klinis.

G. PERAN PERAWAT

• Perawat sebagai Pemberi Asuhan Keperawatan

Peran ini dapat dilakukan perawat dengan memerhatikan keadaan kebutuhan dasar manusia yang dibutuhkan melalui pemberian pelayanan

(16)

keperawatan dengan menggunakan proses keperawatan sehingga dapat ditentukan diagnosis keperawatan agar bisa direncanakan dan dilaksanakan tindakan sesuai kebutuhan dasar manusia, kemudian dpat dievaluasi tingkat perkembangannya.

• Perawat sebagai Advokat Klien

Peran ini dilakukan perawat dalam membantu klien dan keluarga dalam menginterpretasikan berbagai informasi dari pemberi pelayanan khususnya dalam pengambilan persetujuan atas tindakan keperawatan yang diberikan kepada klien, juga dapat berperan memertahankan dan melindungi hak-hak klien yang meliputi hak atas pelayanan sebaik- baiknya, hak atas informasi penyakit, hak atas privasi, hak untuk 

memnentukan nasibnya sendiri dan hak untuk menerima ganti rugi akibat kelalaian.

• Perawat sebagai Edukator 

Peran ini dilakukan dengan membantu klien dapat meningkatkan tingkat pengetahuan kesehatan gejala penyakit bahkan tindakan yang diberikan, sehingga terjadi perubahan perilaku dari klien setelah dilakukan  pendidikan kesehatan.

• Perawat sebagai Koordinator 

Peran ini dilaksanakan dengan mengarahkan, merencanakan serta mengorganisir pelayanan kesehatan dari tim kesehatan sehingga  pemberian pelayanan kesehatan dapat terarah sesuai dengan kebutuhan

klien.

• Perawat sebagai Kolaborator 

Perawat melakukan kerjasama dengan tim kesehatan lainnya dalam mengidentifikasi pelayan keperawatan yang diperlukan termasuk diskusi atau tukar pendapat dalam penentuan bentuk pelayanan selanjutnya.

• Perawat sebagai Konsultan

Peran disini adalah sebagai tempat konsultasi terhadap masalah atau tindakan keperawatan yang tepat untuk diberikan. Peran ini dilakukan atas permintaan klien terhadap informasi tentang tujuan pelayanan keperawatan yang diberikan.

(17)

• Perawat sebagai Pembaharu

Peran ini dapat dilakukan dengan mengadakan perencanaan, kerjasama, perubahan sistematis dan terarah sesuai metode pemberian  pelayanan kesehatan. Perawat dapat membaharui/merubah system atau

metode terdahulu apabila metode yang ada sekarang lebih sistematis dan terarah.

Peran perawat menurut hasil lokakarya keperawatan tahun 1983: (tambahan untuk peran perawat yang diatas)

• Perawat sebagai Pelaksana Pelayanan Keperawatan (= Pemberi Asuhan

Keperawatan)

• Perawat sebagai Pengelola Pelayanan dan Institusi Keperawatan (=

Koordinator)

• Perawat sebagai Pendidik (= Edukator)

• Perawat sebagai Peneliti dan Pengembang Pelayanan Keperawatan

Perawat ikut berperan dalam pengembangan body of knowledge keperawatan dan perawat perlu menciptakan tambahan pendidikan tingkat tinggi sehingga proses kreativitas juga pemikiran yang lebih kritis dapat tercapai.

(18)

I. PENGKAJIAN • Identias klien nama : Ny. E usia : 44 Tahun suku : sunda golongan darah : B

Status : sudah menikah

• Diagnosa Medis: syndrome gigantisme akromegali • Riwayat kesehatan

a. Keluhan utama : terjadi pembesaran pada telapak tangan dan kaki

 b. Riwayat kesehatan masa lalu : 3 bulan yang lalu klien mulai merasakan kulit yang melapisi hidung, bibir, dan bagian dari wajah menjadi tebal dan kasar, rahang menjadilebih menonjol, kulit lebih berlemak, lidah kian besar, dan suara membesar.

• Riwayat psikologis

Klien mengatakan malu dengan kondisi tersebut TTV e) Nadi : 78x/menit f) Suhu : 35.1ºC g) TD : 120/90 mmHg h) RR : 20x/menit Hasil LAB • Hb : 12.8 • Leukosit : 5900 • Ht : 37% • Trombosit : 215.000

• MRI kepala tampak adenoma hipofisis

Pola fungsi kesehatan

a. Aktivitas : terganggu karena terjadi pembesaran pada telapak  tangan dan kaki, suara memberat

(19)

 b. Cairan dan nutrisi : terganggu karena rahanng menjadi menonjol, lidah membesar, kulit bibir menebal

Pemeriksaan B6

a. Breath (B1) : biasanya terjadi gangguan nafas biasanya terjadi akibat adanya tumor 

 b. Blood (B2) : jantung biasanya membesar dan fungsinya terganggu. Sering terjadi gagal jantung

c. Brain (B3 ) : terjadi nyeri kepala bitemporal, gangguan  penglihatan

d. Bladder (B4) : biasanya pertumbuhan alat kelamin tak  sempurna, penurinan lipido, impotensi

e. Bowel (B5) : pola BAB normal, terjadi gigantisme, gigi meregang sehingga sulit menggigit dan sulit makan, lidah membesar 

f. Bone (B6) : deformitas tulang belakang, nyeri sendi  pada bahu, tulang, dan lutut.

Pengkajian fokus

• Inspeksi : pembesaran telapak tangan dan kaki, kulit yang

melapisi hidung, bibir, dan bagian dari wajah menjadi tebal dan kasar, rahang menjadi lebih menonjol, lidah kian besar 

• Palpasi : kulit yang melapisi hidung, bibir, dan bagian dari

wajah menjadi tebal dan kasar, kulit lebih berlemak 

(20)

J. ANALISIS DATA

No Data Kemungkinan Etiologi Masalah Keperawatan 1 DS :

i) Klien mengeluh  pembesaran pada telapak tangan dan kaki  j) Sejak 3 bulan

yang lalu klien mulai merasakan kulit yang melapisi hidung, bibir  dan bagian dari wajah menjadi tebal dan kasar, rahang menjadi lebih menonjol, kulit lebih berlemak, lidah kian besar dan suara memberat k) Klien mengatakan malu dengan kondisinya DO : Pemeriksaan kadar  Growth Hormone :  peningkatan IGF-I dan tanda Sindroma Gigantisme Akromegali Pada MRI kepala tampak 

adenoma hipofisis

Hipersekresi GH

Masa post pubertas

Lempeng epifisis sudah menutup

Penebalan tulang dan  pertumbuhan jar.lunak 

abnormal

• Pembesaran telapak 

tangan dan kaki

• Raut wajah, hidung

dan bibir semakin kasar dan tebal

• lidah membesar 

• Rahang menonjol ke

depan

• Suara lebih dalam dan

 berat

Malu dengan kondisinya

Gg. Konsep diri : body image

Gg. Konsep diri : body image

(21)

l) Klien mengeluh  pembesaran pada telapak tangan dan kaki m) Sejak 3 bulan

yang lalu klien mulai merasakan kulit yang melapisi hidung, bibir  dan bagian dari wajah menjadi tebal dan kasar, kulit lebih  berlemak 

DO :

Pemeriksaan kadar  Growth Hormone :  peningkatan IGF-I dan tanda Sindroma Gigantisme Akromegali

Masa post pubertas

Lempeng epifisis sudah menutup

Penebalan tulang dan  pertumbuhan jar.lunak 

abnormal

• Pembesaran telapak 

tangan dan kaki

• Raut wajah, hidung

dan bibir semakin kasar dan tebal

Gg. Integritas kulit

3 DS : DO :

-Pembesaran tumor 

Penekanan struktur sekitar  oleh massa tumor 

Risiko komplikasi

dan

Hipersekresi GH

gg. metabolik 

↓pemakaian glukosa di tubuh

(22)

Glukosa banyak beredar di sirkulasi Glukosa darah ↑ Hiperglikemia Diabetes mellitus Risiko komplikasi

(23)

K. NURSING CARE PLANNING Diagnosa

Keperawatan

Tujuan Intervensi Rasional

Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan adanya tumor (adenoma hipofisis) yang ditandai dengan pada MRI kepala adanya adenoma hipofisis Tupen : nyeri klien  berkurang Tupan : nyeri klien hilang • Kaji karakteristik  nyeri • Ciptakan lingkungan yang nyaman • Berikan kompres  panas lembab  pada kepala • Ajarkan teknik  relaksasi bila nyeri Kolaborasi : • Terapi medikamentosa : diberikan agosis dopamine seperti  brokriptin dan ocreotide (long acting somatostatin analogue) • Terapi  pembedahan :  bedah makro dan

mikro • Terapi radiasi : • Membantu dalam membuat diagnose • Lingkungan yang nyaman membantu klien untuk beristirahat

• Untuk mengurangi

sakit kepala klien

• Dapat mengalihkan

 persepsi nyeri klien

• Untuk menurunkan

kadar HP dalam darah

• Bedah ini dilakukan

tergantung dengan  besarnya tumor 

• Sebagai terapi pilihan

secara tunggal, apabila tindakan operasi tidak  memungkinkan

(24)

secara

konvensional atau dengan energy  pqrtikel berat Ganguan Konsep

Diri : Body Image  berhubungan dengan  perubahan struktur 

tubuh ditandai dengan telapak   tangan dan kaki membesar, kulit yang melapisi hidung, bibir dan  bagian dari wajah menjadi tebal dan kasar, rahang menjadi lebih menonjol, pasien mengatakan malu dengan kondisinya sekarang Tupen: dalam waktu 7x24 jam  pasien bisa menerima kondisinya. Tupan: tidak  terjadi  penurunan  body image yang  berlebihan  pada pasien n) Pertahankan lingkungan yang kondusif untuk  membicarakan  perubahan citra tubuh dan menjalin trust kepada pasien o) Kaji klien dengan

mengidentifikasi dan mengembangkan mekanisme koping pasien  p) Bantu pasien mengidentifikasi kekuatannya serta segi-segi positif  yang dapat dikembangkan oleh pasien q) Bantu pasien dalam mengembangkan rencana untuk  menyelaraskan semua perubahan dalam gaya hidup

Agar pasien dapat mengungkapkan

tentang perasaan dan anggapan mengenai keadaanya

Untuk membantu pasien dalam mengatasi  perubahan fisik 

Membantu pasien untuk  mengalihkan perhatian tentang keadaannya dengan melakukan ha  positif 

Gaya hidup pasien sangat  berpengaruh dalam mengembangkan dan mengontrol koping  pasien terhadap  perubahan tubuh

(25)

r) Berikan pasien support dan keyakinan bahwa  penyakit pasien dapat sembuh Kolaborasi : Kolaborasi dengan anggota keluarga  pasien untuk  selalu mensupport klien kepercayaan terhadap kesembuhan  penyakitnya

Agar pasien merasa tidak  sendiri dan meningkatkan

kepercayaan diri  pasien

Referensi

Dokumen terkait

Lokasi Pemantauan Periode Pemantauan sebagaimana Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2012 Tentang Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan Dan

Penilaian yang reliable (ajeg) memungkinkan perbandingan yang reliable dan menjamin konsistensi. Misal, guru menilai dengan unjuk kerja, penilaian akan reliabel

a. Perilaku tersebut lebih dari ketentuan pekerjaan yang telah ditentukan. Tindakan tersebut tidak memerlukan latihan, bersifat alami dan sukarela c. Tindakan tersebut tidak

2.Dilihat dari klasifikasi manajemen sumber daya manusia di industri kulit Manding Yogyakarta setelah dilakukan penelitian dari tiga industri Roosman memiliki

Berdasarkan catatan tahun penerbitan, surat kabar ini terbit pertama kali tahun 1907, akan tetapi informasi yang dapat diakses paling tua adalah tahun 1914 (Hutomo, 1994:8-10)

*nth di atas adalah cnth berbagai masalah di dalam prduksi suatu prduk yang relatif sederhana, pada prduk&amp;prduk lain mungkin akan di!umpai masalah&amp;masalah

Reduksi ukuran (kominusi) merupakan tahap yang sangat penting dalam pengolahan bahan galian, yang bertujuan :.. 1) Menghasilkan partikel yang sesuai dengan kebutuhan (ukuran

Dari data hasil pengamatan pada tabel di atas diketahui guru mengacu pada rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Pada siklus II ini guru telah mampu mengkondisikan