• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tentang Tata Krama

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Tentang Tata Krama"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

Etika DanTata Krama

Siswa

Disusun Oleh :

NUR SABANI, S.Ag.

KANTOR KEMENTERIAN AGAMA KAB. KEBUMEN MTs NEGERI PREMBUN KEBUMEN

2010/2011

PENGANTAR PENYUSUN

Etika berasal dari Bahasa Yunani yaitu etos yang berarti adat kebiasaan. Menurut Istilah etika berarti nilai normatif atau pola perilaku seseorang yang baik yang dapat diterima secara umum. Sedangkan Tata Krama adalah merupakan pancaran dari budi pekerti yang luhur serta kepribadian yang kuat dalam hubungannya antar sesama manusia.

Dalam Islam etika dikenal dengan sebutan akhlak, yang menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai budi pekerti atau kelakuan. Kata akhlak terambil dari Bahasa arab yang berarti kebiasaan, tabi’at, perangai.

Modul ini merupakan Materi Tata Krama yang disusun sebagai bahan MOS (Masa Orientasi Siswa) menjelang Tahun Ajaran Baru. Meskipun demikian, juga bisa menjadi pedoman etika dan tata krama secara umum.

Sistem penulisan pada modul ini, mengacu pada lingkungan kehidupan siswa mulai dari lingkungan keluarga, madrasah dan masyarakat

Selain itu modul ini juga disertai dengan materi pendukung yang bersumber dari Al-Qur’an dan Hadits Nabi serta do’a-doa harian. Harapan penyusun akan menambah motifasi pembaca agar memiliki Etika dan Tata Krama yang berlandaskan Agama Islam.

Saran dan kritik akan sangat berguna untuk kelengkapan modul ini. Kebumen, 9 Juli 2010 Penyusun

(2)

ETIKA DAN TATA KRAMA

I. TATA KRAMA DALAM KELUARGA

A. Bergaul dengan Orang Tua... 1

B. Makan Minum ... 1

C. Menerima Tamu ... 4

D. Tidur dan Bangun Tidur ... 5

E. Mandi ... 6

F. Buang Air ... 6

II. TATA KRAMA DI LINGKUNGAN MADRASAH A. Berpakaian dan Berhias ... 8

B. Lingkungan Madrasah ... 9

C. Di Madrasah a. Bertemu Teman ... 9 b. Masuk Keluar Kelas... 9

c. Masuk Kantor ... 9 d. Berbicara ... 10 e. Bercanda ... 10 f. Meninggalkan sekolah ... 11 D. Pelajaran di Kelas ... 12

E. Sikap terhadap Bapak dan Ibu Guru serta Pegawai Madrasah ... 12

III. TATA KRAMA DI LINGKUNGAN MASYARAKAT A. Dalam Perjalanan / Bepergian ... 13

B. Bersepeda ... 13

C. Berkendaraan Umum ... 14

D. Mengunjungi Orang sakit ... 15

E. Melayat ... 15

(3)

BAB I

TATA KRAMA DALAM KELUARGA A. Bergaul dengan Orang Tua

a. Mentaati segala yang diperintahkan selama tidak melanggar perintah Allah dan Rasul-Nya

b. Mendahulukan kepentingan mereka c. Bersegera datang ketika dipanggil d. Bermuka manis di hadapan orang tua e. Tidak mencela kedua orang tua

f. Menghormati dan menjaga silaturahim kepada teman-temannya

g. Menjaga nama baik orang tua

h. Mendo’akannya baik masih hidup maupun sudah meninggal

ر

اممم

َ ك

َ امممَهُمْحَرْاوَ ى

ّ د

َ مملِاوَلِوَ ى

ْ مملِ رْممف

ِ غ

ْ ا ب

ّ َ

ارَيْغِص

َ ى

ْ نِايَبَرَ

“Ya Tuhanku, Ampunilah aku dan kedua orangtuaku dan sayangilah mereka berdua sebagaimana mereka telah menyayangi aku saat aku masih keil”

B. Makan Minum

a. Berupaya untuk mencari makanan yang halal.

b. Hendaklah makan dan minum yang kamu lakukan diniatkan agar bisa dapat beribadah kepada Allah, agar kamu mendapat pahala dari makan dan minummu itu.

(4)

ب

َ اذ

َ ع

َ انَقِوَ انَتَقْزَرَ امَيْفِ انَلَ ك

ْ رِابَ مّهُلّلا

نلا

رِاّ

“Ya Allah berkahilah rizki yang telah engkau berikan kepada kami dan peliharalah kami dari siksa api neraka”

d. Hendaknya mencuci tangan sebelum makan jika tangan kamu kotor, dan begitu juga setelah makan untuk menghilangkan bekas makanan yang ada di tanganmu.

e. Menggunakan alat makan sesuai aturan, jangan menggunakan alat makan dari emas atau perak karena larangan agama. f. Hendaklah kamu puas dan rela dengan makanan dan minuman yang ada, dan jangan sekali-kali mencelanya. Abu Hurairah Radhiallaahu anhu di dalam haditsnya menuturkan: “Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Salam sama sekali tidak pernah mencela makanan. Apabila suka sesuatu ia makan dan jika tidak, maka ia tinggalkan”. (Muttafaq’alaih).

g. Hendaknya duduk dengan sikap tegak, jangan makan sambil bersandar atau dalam keadaan menyungkur. Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Sallam bersabda; “Aku tidak makan sedangkan aku menyandar”. (HR. al-Bukhari).

h. Hendaknya makan dengan tangan kanan dan dimulai dari yang ada di depanmu.

i. Tidak meniup makan yang masih panas atau bernafas di saat minum. Hadits Ibnu Abbas menuturkan “Bahwasanya Nabi

Shallallaahu alaihi wa Sallam melarang bernafas pada bejana minuman atau meniupnya”. (HR. At-Turmudzi dan dishahihkan oleh Al-Albani). j. Tidak berlebih-lebihan di dalam makan dan minum. Karena Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Sallam bersabda: “Tiada tempat yang yang lebih buruk yang dipenuhi oleh seseorang daripada perutnya, cukuplah bagi seseorang beberapa suap saja untuk menegakkan tulang punggungnya; jikapun terpaksa, maka sepertiga untuk makanannya, sepertiga untuk minumannya dan sepertiga lagi untuk bernafas”. (HR. Ahmad dan dishahihkan oleh Al-Albani).

k. Hendaknya pemilik makanan (tuan rumah) tidak melihat ke muka orang-orang yang sedang makan, namun seharusnya ia menundukkan pandangan matanya, karena hal tersebut dapat menyakiti perasaan mereka dan membuat mereka menjadi malu. l. Hendaknya kamu tidak memulai makan atau minum sedangkan di dalam majlis ada orang yang lebih berhak memulai, baik kerena ia lebih tua atau mempunyai kedudukan, karena hal tersebut bertentangan dengan etika.

m. Tidak bicara ketika mulut berisi makanan, bicara seperlunya boleh asal mulut tidak berisi makanan.

n. Jangan sekali-kali kamu melakukan perbuatan yang orang lain bisa merasa jijik, seperti mengirapkan tangan di piring, atau mendekatkan kepalamu kepada tempat makanan di saat makan, atau berbicara dengan nada-nada yang mengandung makna kotor dan menjijik-kan.

2 1

(5)

o. Disunnatkan sambil duduk, kecuali jika udzur, karena di dalam hadits Anas disebutkan “Bahwa sesungguhnya Nabi Shallallaahu alaihi wa Sallam melarang minum sambil berdiri”. (HR. Muslim).

p. Pada waktu selesai makan sendok dan garpu diletakkan terlungkap. Meninggalkan meja makan setelah alat makan terkemasi q. Mengakhiri makan dengan berdo’a :

ا

ن

َ مممِ اممنَلَعَج

ْ اوَ انَاقَممس

ََ وَ اممنَمَعَط

ْ اَ ى

ْ ذِمملاّ ه

ِ للدِ

ُ ممم

ْ ح

َ لَْ

ن

َ يْملِس

ْ م

ُ لاْ

“Segala puji bagi allah yang telah memberi kami makan dan memberi kami minum dan telah menjadikan kami memeluk Agama Islam”

C. Menerima Tamu

a. Menyambut tamu dengan muka manis, tampakkan kegembiraan atas kehadirannya dan berbicara dengan ramah

b. Jika tamu akan bertemu dengan Bapak/Ibu atau saudara dipersilahkan duduk dahulu, kemudian memberitahu kepada Bapak/ibu

c. Jika Bapak/Ibu tidak di rumah, tamu yang akan menemui dipersilahkan duduk dan diberitahu bahwa Bapak/ibu tidak di rumah. Jika tamu menyampaikan pesan, segera catat dan disampaikan kepada bapak/ibu.

d. Tuan rumah duduk menghadap ke arah pintu depan

e. Tidak duduk berhadapan dengan tamu yang berlainan jenis

f. Menyuguhkan hidangan dan mempersilahkan tamu untuk makan dan minum hidangan dengan sopan

g. Jangan tergesa gesa mengangkat makanan sebelum tamu selesai menikmati hidangan

h. Mengantar tamu yang pulang sampai pintu pekarangan. Ini menunjukkan penerimaan tamu yang baik dan perhatian

i. Menyampaikan selamat jalan kepada tamu yang meminta diri untuk pulang

D. Tidur dan Bangun Tidur

a. Berintrospeksi diri (muhasabah) sesaat sebelum tidur. b. Disunnatkan berwudhu' sebelum tidur, dan berbaring miring sebelah kanan. Minimal membersihkan kaki terlebih dahulu. c. Disunnatkan pula membersihkan tempat tidur atau sperei tiga kali sebelum berbaring (Berdasar hadits Muttafaq `alaih).

d. Makruh tidur tengkurap dan tidur tanpa atap

e. Menutup pintu, jendela dan memadamkan api dan lampu sebelum tidur.

f. Membaca ayat Kursi, dua ayat terakhir dari Surah Al-Baqarah, Surah Al-Ikhlas dan Al-Mu`awwidzatain (Al-Falaq dan An-Nas),

g. Membaca do`a :

ت

ُ وْمُاَ ك

َ مِس

ْ ابِ وَ ايَح

ْ اَ م

ّ هُلّلا ك

َ مِس

ْ ابِ

" Dengan menyebut nama-Mu ya Allah, hidup dan matiku."

3

(6)

h. Apabila di saat tidur merasa kaget atau gelisah atau merasa ketakutan, maka disunnatkan (dianjurkan) berdo`a dengan do`a

berikut ini :

" A'uudzu bikalimaatillaahit taammati min ghadhabihi Wa syarri 'ibaadihi, wa min hamazaatisy syayaathiini wa an yahdhuruuna." Aku berlindung dengan Kalimatullah yang sempurna dari murka-Nya, kejahatan hamba-hamba-Nya, dari gangguan syetan dan kehadiran mereka kepadaku". (HR. Abu Dawud dan dihasankan oleh Al Albani)

i. Hendaknya apabila bangun tidur membaca :

َ

ه

ِ يْلَاِ وَ انَتَامَاَ امَ دَعْبَ انَايَحْاَ ى

ْ ذِلّا ه

ِ للدِ

ُ م

ْ ح

َ لْا

رُوْش

ُ نّلا

"Segala puji bagi Allah yang menghidupkan kami sesudah mati (tidur), dan kepada-Nya lah kami kembali."

E. Mandi

a. Membuka dan menutup pintu kamar mandi/WC dengan tertib tanpa menimbulkan suara yang keras

b. Mandi jangan bebicara gaduh, berteriak, dan menyanyi dengan keras

c. Menggayung air dengan sopan tidak menimbulkan suara gaduh, berdebur

d. Gayung diletakkkan di tempatnya, jangan diletakkan di bak mandi

e. Setelah mandi kran ditutup rapat

f. Keluar dari mandi sudah berpakaian sopan seperti ketika masuk

F. Buang Air

a. Segera membuang hajat. Jangan menunda nunda b. Anak putra tidak menggunakan WC anak putri dan sebaliknya

c. Menjauh dari pandangan manusia di saat buang air (hajat).

(7)

d. Menghindari tiga tempat terlarang, yaitu aliran air, jalan-jalan manusia dan tempat berteduh mereka.

e. Tidak membawa sesuatu yang mengandung penyebutan Allah kecuali karena terpaksa.

f. Dilarang menghadap atau membelakangi kiblat,

g. Dilarang kencing di air yang tergenang (tidak mengalir), h. Makruh mencuci kotoran dengan tangan kanan,

i. Makruh berbicara di saat buang hajat kecuali darurat. j. Disunnatkan masuk ke WC dengan mendahulukan kaki kiri dan keluar dengan kaki kanan berbarengan dengan dzikirnya masing-masing. Apabila masuk ke WC sambil membaca do’a :

أَ ى

ْ نّإِ م

ّ هُلّلا

ابَخَلْا وَ ث

ِ بُخ

ُ لْا ن

َ مِ ك

َ بِذُوْعَُ

ث

ِ يْئِ

"Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari gangguan penyakit dan yang mendatangkan".

k. Dan apabila keluar, mendahulukan kaki kanan sambil mengucapkan :

ىنّع

َ ب

َ ه

َ ذْأَ ىذِلّا هِللدُِمْحَلْا ك

َ نَارَفْغُ

ى

ْ نِفَاع

َ وَ ىذَل

َ اْ

“Segala puji bagi allah yang telah menghilangkan bahaya daripadaku dan menyehatkan”

l. Mencuci kedua tangan sesudah menunaikan hajat.

m. Selalu menyentor WC sehabis buang hajat besar atau kecil

(8)

BAB II

TATA KRAMA DI LINGKUNGAN MADRASAH A. Berpakaian dan Berhias

1. Disunnatkan memakai pakaian bagus, rapih dan bersih.

2. Pakaian harus menutup aurat, yaitu longgar tidak membentuk lekuk tubuh dan tebal tidak memperlihatkan apa yang ada di baliknya.

3. Pakaian laki-laki tidak boleh menyerupai pakaian perempuan atau sebaliknya.

4. Pakaian tidak merupakan pakaian show (untuk ketenaran), 5. Laki-laki tidak boleh memakai emas dan kain sutera

6. Disunnatkan mendahulukan bagian yang kanan di dalam berpakaian atau lainnya. Do’a memakai pakaian :

وَهُ ل

ّ إِ هَلَإِ ل

َ ىذِلّا هِللا م

ِ س

ْ بِ

“Dengan nama Allah yang tidak ada Tuhan kecuali Dia” 7. Haram bagi perempuan memasang tato, menipiskan bulu alis, memotong gigi supaya cantik dan menyambung rambut (bersanggul). 8. Memakai Pakaian seragam sesuai ketentuan Sekolah

9. Tidak membiasakan diri berpakaian mewah

10. Membiasakan rambut kepala (bagi laki-laki) yang rapih, sesuai sabda Rasulullah SAW :

ن

ِ ع

َ ىهَنْيُ ل

َ اقَ م ص هللا ل

َ وْس

ُ رَ ت

ُ عْم

ِ س

َ

عِزَقَلْا

رمع نبا نع ناخيشلا هاور)

)

Ibnu Umar berkata : “saya mendengar Rasulullah melarang Qaza’ ( mencukur sebagian dan membiarkan sebagian)( Bukhori Muslim)

B. Sampai Lingkungan Madrasah

1. Meletakkan kendaraan/sepeda pada tempat yang disediakan 2. Segera masuk ke ruang kelas dan meletakkan tas di laci meja masing-masing

C. Di Madrasah

1. Bertemu Teman

1) Mengucapkan salam, bersalaman dan menyapa 2) Bersahabat dan bermuka ramah

3) Sopan tehadap kakak-kakak kelas seperti kakak sendiri

4) Memberi bimbingan dan teladan kepada adik kelas

2. Masuk Keluar Kelas

1) Mengucapkan salam ketika masuk

2) Jika terlambat harus ijin kepada Guru Piket 3) Meminta ijin jika keluar kelas dengan memperhatikan waktu yang tepat

3. Masuk Kantor

1) Mengucapkan salam atau mengetuk pintu terlebih dahulu

2) Menemui Guru yang duduk paling dekat dengan pintu, memberi hormat serta meminta ijin kepada guru tersebut dan mengatakan keperluannya

7

(9)

3) Berbicara kepada guru dengan sikap tegak dan mata memandang ke muka

4) Mengucapkan terima kasih dan minta diri sebelum pergi

4. Berbicara

1. Hendaknya pembicaran selalu di dalam kebaikan.

2. Berbicara dengan suara yang dapat didengar, tidak terlalu keras dan tidak pula terlalu rendah, ungkapannya jelas dapat difahami oleh semua orang dan tidak dibuat-buat atau dipaksa-paksakan. 3. Jangan membicarakan sesuatu yang tidak berguna

4. Janganlah kamu membicarakan semua apa yang kamu dengar. 5. Menghindari perdebatan dan saling membantah, sekali-pun kamu

berada di fihak yang benar dan menjauhi perkataan dusta sekalipun bercanda.

6. Tenang dalam berbicara dan tidak tergesa-gesa 7. Menghindari perkataan jorok (keji).

8. Menghindari sikap memaksakan diri dan banyak bicara di dalam berbicara.

9. Menghindari perbuatan menggunjing (ghibah) dan mengadu domba. 10. Mendengarkan pembicaraan orang lain dengan baik dan tidak

memotongnya, juga tidak menampakkan bahwa kamu mengetahui apa yang dibicarakannya, tidak menganggap rendah pendapatnya atau mendustakannya.

11. Jangan memonopoli dalam berbicara, tetapi berikanlah kesempatan kepada orang lain untuk berbicara.

12. Menghindari perkataan kasar, keras dan ucapan yang menyakitkan perasaan dan tidak mencari-cari kesalahan pembicaraan orang lain dan kekeliruannya, karena hal tersebut dapat mengundang

kebencian, permusuhan dan pertentangan.

13. Menghindari sikap mengejek, memperolok-olok dan memandang rendah orang yang berbicara.

5. Bercanda

1) Bercanda tidak mengandung nama Allah, ayat-ayat-Nya, Sunnah Rasul-Nya atau syi`ar-syi`ar Islam.

2) Bercanda itu adalah benar tidak mengandung dusta. Dan hendaknya pecanda tidak mengada-ada cerita-cerita khayalan supaya orang lain tertawa.

3) Bercanda tidak mengandung unsur menyakiti perasaan salah seorang di antara manusia.

4) Bercanda tidak boleh dilakukan terhadap orang yang lebih tua darimu, atau terhadap orang yang tidak bisa bercanda atau tidak dapat menerimanya, atau terhadap perempuan yang bukan mahrammu.

5) Tidak memperbanyak canda hingga menjadi tabiatmu, dan jatuhlah wibawamu dan akibatnya kamu mudah dipermainkan oleh orang lain.

6. Meninggalkan Ruang Kelas

1) Berdo’a bersama pada akhir pelajaran 2) Merapihkan alat pelajarn, meja dan kursi

9

(10)

3) Bersalaman antar teman dan kepada guru (bagi siswa bersalaman dengan Bapak Guru dan siswi bersalaman dengan Ibu Guru)

4) Bagi petugas piket membersihkan dan membereskan kelas

5) Keluar ruangan dengan tertib

D. Pelajaran di Kelas

1. Mengikuti pelajaran dengan cermat, tekun dan tenang

2. Tidak membuat gaduh ketika pelajaran berlangsung

3. Membaca, menulis dan melaksanakan tugas sesuai petunjuk guru

E. Sikap terhadap Bapak dan Ibu Guru serta Pegawai Madrasah

1. Mengucapkan salam ketika bertemu. 2. Bagi anak Putra mencium tangan bapak guru, dan bagi anak putri mencium tangan ibu guru ketika awal dan akhir pertemuan

3. Bersikap sopan

4. Memberi kesempatan kepada Bapak/Ibu Guru/Pegawai berjalan lebih dahulu

BAB III

TATA KRAMA DI LINGKUNGAN MASYARAKAT A. Dalam Perjalanan / Bepergian

1. Berjalan di tepi kiri 2. Berjalan secara teratur

3. Berilah kesempatan orang lain yang ingin mendahului 4. Tidak makan ketika jalan

5. Tidak memasukkan tangan ke saku 6. Terjalan dengan arah pandangan ke depan

7. Bila berjalan bersama anak putri di sebelah kanan untuk melindungi

8. Sewaktu menaiki tangga anak laki-laki harus di depan 9. Tidak membaca dengan berjalan

Do’a ketika bepergian :

هُلَ انّكُ امَوَ اذَهَ انَلَ رَخّس

َ ى

ْ ذِلّا هلل د

ُ م

ْ ح

َ لْاَ

ن

َ وْبُلِقَنْمُلَ انَبّرَ ىلَإِ ن

ّ إِوَ ن

َ يْنِرِقْمُ

“Segala puji bagi Allah yang telah menjalankan bagi kami yang mana kami tidak sanggup mengendalikannya dan bahwasanya kelak kami akan kembali kepada tuhan”

B. Bersepeda

1. Menyeberang jalan ketika sepi dan pada tempat yang disediakan

2. Tidak bersepeda dengan berakrobat / atraksi

11

(11)

3. Memberi tanda dengan tangan jika ingin belok kanan 4. Tidak bersenda gurau ketika bersepeda

5. Memperhatikan rambu-rambu lalu lintas

6. Tidak membonceng teman jika sepeda tidak memiliki boncengan

C. Berkendaraan Umum

1. Tidak membuang sampah pada Bus/angkot

2. Mempersilahkan duduk kepada orang tua atau orang hamil yang lebih membutuhkan

3. Selalu menyiapkan bungkus plastik jika muntah

4. Meminta ijin kepada penumpang sebelah jika merasa mengantuk

D. Mengunjungi orang sakit

1. Hendaknya tidak lama di dalam berkunjung, dan mencari waktu yang tepat untuk berkunjung, dan hendaknya tidak menyusahkan si sakit, bahkan berupaya untuk menghibur dan membahagiakannya.

2. Hendaknya mendekat kepada si sakit dan menanyakan keadaan dan penyakit yang dirasakannya, seperti mengata-kan: “Bagaimana kamu rasakan keadaanmu?”. Sebagai-mana pernah dilakukan oleh Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Sallam.

3. Mendo`akan semoga cepat sembuh, dibelaskasihi Allah SWT.

5. Mengingatkan si sakit untuk bersabar atas taqdir Allah Subhanahu wa Ta'ala dan jangan mengatakan “tidak akan cepat sembuh”, dan hendaknya tidak mengharapkan kematiannya sekalipun penyakitnya sudah kronis. 6. Berbicara dan memanfaatkan waktu secukupnya, karena si penderita

sangat membutuhkan waktu istirahat

(12)

Do’a Mohon Kesembuhan penyakit :

للا

ن

ْ اِوَ ى

ْ نِج

ْ رِاَفَرَض

َ ح

َ د

ْ قَ ى

ْ لِج

َ اَ ن

َ اك

َ ن

ْ اِ م

ّ هُّ

ى

ْ نِِعْفَرْافَ ارًخ

ّ أَ

َ تَمُ نَاكَ

و

ى

ْ نِرْبّص

َ فَ ءًل

َ بَ ن

َ اك

َ ن

ْ اِ َ

“Ya Allah apabila sakit ini sampai ajalku, maka gembirakanlah aku. Jika masih jauh maka hilangkanlah sakitku, Jika sebagai ujian/cobaan, maka sabarkanlah aku”

E. Melayat / ta’ziyyah

1. Mengucapkan kalimat istirja’ / tarji’ ketika mendengar musibah

ا

نوْعُجِارَ هِيْلَاِ انّاِ وَ هِللاِنِّ

Artinya : “Sesungguhnya kita milik Allah dan kepada-Nya kita kembali” 2. Tunjukkan sikap ikut bela sungkawa dan jangan bersenda gurau

3. Setelah mengucapkan bela sungkawa duduk di tempat yang disediakan 4. Tidak menangis dengan suara keras, tidak meratapinya

5. Disunatkan mengantar janazah hingga dikubur.

6. Memuji si mayit (janazah) dengan mengingat dan menyebut kebaikan-kebaikannya dan tidak mencoba untuk menjelek-jelekkannya.

7. Memohonkan ampun untuk janazah setelah dikuburkan.

8. Disunatkan menghibur keluarga yang berduka dan memberikan makanan untuk mereka.

9. Berpesan kepada keluarga korban untuk tetap sabar

F. Bertetangga

1. Menghormati tetangga dan berprilaku baik terhadap mereka.

2. Bangunan yang kita bangun jangan mengganggu tetangga kita, tidak membuat mereka tertutup dari sinar mata hari atau udara, dan kita tidak boleh melampaui batasnya, apakah merusak atau mengubah miliknya, karena hal tersebut menyakiti perasaannya.

3. Hendaknya Kita memelihara hak-haknya di saat mereka tidak di rumah.

4. Tidak melakukan suatu kegaduhan yang mengganggu mereka, seperti suara radio atau TV, atau mengganggu mereka dengan melempari halaman mereka dengan kotoran, atau menutup jalan bagi mereka.

5. Jangan kikir untuk memberikan nasihat dan saran kepada mereka, dan seharusnya kita ajak mereka berbuat yang ma`ruf dan mencegah yang munkar dengan bijaksana (hikmah) dan nasihat baik tanpa maksud menjatuhkan atau menjelek-jelekkan mereka.

6. Hendaknya kita selalu memberikan makanan kepada tetangga kita.

7. Hendaknya kita turut bersuka cita di dalam kebahagiaan mereka dan berduka cita di dalam duka mereka; kita jenguk bila ia sakit, kita tanyakan apabila ia tidak ada, bersikap baik bila menjumpainya; dan hendaknya kita undang untuk datang ke rumah. Hal-hal seperti itu mudah membuat hati mereka jinak dan sayang kepada kita.

14

(13)

8. Hendaknya kita tidak mencari-cari kesalahan/kekeliruan mereka dan jangan pula bahagia bila mereka keliru, bahkan seharusnya kita tidak memandang kekeliruan dan kealpaan mereka.

9. Hendaknya kita sabar atas prilaku kurang baik mereka terhadap kita.

DAFTAR PUSTAKA

1. AL-QUR’AN DAN TERJEMAHNYA ; Depag RI ; 1997

2. WAWASAN AL-QUR’AN ; M. Quraish Shihab ; Mizan;1999 3. TATA KRAMA SISWA ; Kanwil DEPDIKBUD Jateng ;

Intan Pariwara; 1989

4. BIRRUL WALIDAIN ; Abu Izuddin ; Ma’shum Press; tt 5. TUNTUNAN MENJADI ORANG TUA ; Wajihudin al-Antaqi; Wisnu Press ;

2003

6. WAHAI ANAKKU / Ayyuhal Walad ; Terj. Fuad Kauma ; IBS Press; 2005

BIODATA PENYUSUN

NAMA : NUR SABANI, S.Ag. Tempat /Tangga Lahir : Kebumen, 26 Juli 1978 Alamat : Komplek Al-Ismailiyyah

Sitibentar RT. 06/RW 01, Mirit, Kebumen Tempat Tugas : Guru Aqidah Akhlak

Pada MTs Negeri Prembun Kebumen

Pendidikan Terakhir : S1 IAIN Walisongo Semarang, Fakultas Syari’ah Tahun 2000

Motto : Hidup Untuk Bermanfaat Terhadap sesama

Referensi

Dokumen terkait

Gelatin mampu menghasilkan gel dengan elastisitas tinggi dibandingkan rumput laut sehingga dengan peningkatan jumlah gelatin akan terbentuk produk yang lebih elastis

manusia yang berketuhanan di dalam masyarakat yang heterogen. Misalnya dapat diambil ontoh yaitu keinginan seseorang untuk mengabdi kepada )uhan =ang Maha >sa. Moti0asi

Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui kesesuaian materi dan soal dalam Lembar Kerja Siswa MGMP matematika Kabupaten Pati kelas IX SMP semester gasal

Kedungmundu Raya No 95 Kel Sendangguwo/ RUKO.. PSIS BLOK

Memahami pernyataan dan ingkarannya, menentukan nilai kebenaran pernyataan majemuk, serta mampu menggunakan prinsip logika matematika dalam pemecahan masalah yang berkaitan dengan

Tujuan penelitian ini untuk mengukur hubungan antara kadar iodium dalam garam beriodium di rumah tangga dengan kecukupan iodium berdasarkan nilai ekskresi iodium urin

Sistem Genital Jantan pada Katak Sawah (Rana cancrivora) Keterangan Gambar : 1.1. Sistem Genitalia Marmut Betina (Cavia porcellus) Keterangan

Şiirlerini yazdığı dönemde hiçbir akıma dâhil olmayıp “sıradışı” ya da “garip” unvanını almış olan Asaf Hâlet Çelebi, günümüzde de bu niteliği ile