• Tidak ada hasil yang ditemukan

Konsultasi Alignment KPH pada kebijakan dan program Litbanghut. Agus Setyarso Sekretaris Eksekutif Seknas Pembangunan KPH April 2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Konsultasi Alignment KPH pada kebijakan dan program Litbanghut. Agus Setyarso Sekretaris Eksekutif Seknas Pembangunan KPH April 2014"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

Konsultasi

Alignment KPH pada kebijakan dan

program Litbanghut

Agus Setyarso Sekretaris Eksekutif Seknas Pembangunan KPH April 2014 agusse@yahoo.com

Butir Paparan

1. Konteks

2. Beberapa terobosan yang (dapat) dilakukan

3. Situasi di tapak

4. Tantangan litbang kehutanan

5. Contoh clinical R&D

(2)

Konteks

PENTAHAPAN PEMBANGUNAN RPJPN 2005-2025

(Hernowo, 2014) RPJM 1 (2005 – 2009) RPJM 2 (2010– 2014) RPJM 4 (2020– 2025) RPJM 3 (2015– 2019) Visi Pembangunan 2005-2025:

Indonesia yang Mandiri, Maju, Adil dan Makmur

(3)

RPJMN-III, 2015-2019

(Hernowo, 2014) SUMBER DAYA MANUSIA SUMBER DAYA ALAM IP - TEKnologi

Situasi Pembangunan KPH

The positive side:

• Sudah ada 120 KPH “beroperasi” (2014) • Akan dibentuk 109 KPH pada tahun 2015

• Komitmen untuk menyelesaikan pembentukan 600 KPH pada 2019

• KPH menjanjikan produk kreatif dengan keunggulan komparatif tinggi.

• Operasi KPH dapat mendongkrak kontribusi Kehutanan pada PDB sebesar 3% pada 2020 dan menjadi 7% pada 2025

• “No KPH no Budget” dari Bappenas • Rencana “no KPH no Aid” (?)

(4)

Challenges:

• Politik SDA masih berbasis perijinan –

kemenangan Freeport memperpanjang ijin 

pembangunan KPH memerlukan reforma regulasi

• Struktur dan fungsi Kemenhut masih berbasis

pembedaan fungsi kawasan – sinergi pada

kerangka shared service belum banyak berjalan

• Pembagian kewenangan antar lembaga

pemerintahan masih berbasis perijinan dan

pengawasan – komitmen daerah untuk

membangun KPH belum optimal

• Tidak cukup tersedia SDM profesional di KPH

• Tidak cukup SDM kehutanan di Dinas/Pemda

• Sebagian besar KPH dibangun pada lansekap yang

sudah terdegradasi

• Sebagian besar KPH mempunyai isu sosial tinggi

• Sebagian KPH dikelola berbasis adat

• KPH di wilayah Timur menghadapi tantangan biaya

akses pasar yang tinggi

• Sistem inventarisasi berbagai produk kreatif (HHBK,

jasling, karbon) belum dikuasai

(5)

Beberapa terobosan yang (dapat)

dilakukan

• Mainstreaming kebijakan (UKP4, NKB 12 K/L, RPJMN)

• Pembentukan Seknas Pembangunan KPH

• Komitmen Bappenas – “no KPH no Budget”

• Sosialiasasi ke pemerintahan daerah – belum cukup

• Fasilitasi rencana pengelolaan jangka panjang

(inventarisasi, tatahutan, RP) KPH – dengan

pendampingan “tenaga ahli”

• Upaya internalisasi program bantuan LN: GIZ, FCPF, FIP,

AFD, IFACS(?), Korea

• Upaya internalisasi program Kemenhut: BP2SDMK

(SMKK dan Basarhut, Bakwan, Pusdiklat), Perubahan

struktur di BUK, fasilitasi dan peran Pusdal, fasilitasi

RHL pada KPH, klaster HHBK di KPH (?)

(6)

Situasi di tapak

Tipologi Pemda

• Komitmen penuh dari Kepala Daerah dan

DPRD

• Komitmen dari Kadishut

• Komitmen belum jelas

• Pemda non otonomi khusus

(7)

Tipologi KPH

B 1.1 KPHL B 1.2 KPHP B 1.3 KPHK B 2.1 KPH Kab/Kota B 2.2 KPH Provinsi B 2.3 KPH Nasional B 3.1 KPH Kecil < 50.000 Ha B 3.2 KPH Sedang 50.000 Ha - 100.000 Ha B 3.3 KPH Besar > 100.000 Ha B.4.1. KPH lahan mineral B.4.2. KPH lahan Gambut B.5.1. KPH Kontinen B.5.2. KPH Pulau Kecil

Tipologi Penguasaan Lahan Hutan

C 1.1 Wilayah Tertentu < 10%

C 1.2 Wilayah Tertentu 10 - 50% C 1.3 Wilayah Tertentu > 50%

C 2.1 Wilayah Tertentu < 10% ; > 70% IUPHHK C 2.2 Wilayah Tertentu < 10% ; > 70% Masyarakat C 2.3 Wilayah Tertentu 10 – 15% ; > 30% IUPHHK C 2. 4 Wilayah Tertentu 10-50% ; 70% sisa Masyarakat C 2.5 Wilayah Tertentu > 50% ; 70% sisa IUPHHK C 2.6 Wilayah Tertentu > 50% ; 70% sisa Masyarakat C 3.1 Wilayah Tertentu < 10%, sisanya areal adat C 3.2 Wilayah Tertentu 10-15%, sisanya areal adat C 3.3 Wilayah Tertentu dengan siknifikansi areal adat,

(8)

Tipologi Berbasis DAS

D 1.1 KPH DAS sempit

D 1.2 KPH DAS sedang / Sub DAS

D 1.3 KPH DAS besar

D 1.4 KPH DAS lahan gambut

KPH dalam Situasi Konflik

E 1.1 KPH “ Aman “ konflik

E 1.2 KPH rawan perubahan RTWT

E 1.3 KPH rawan tumpang tindih ijin

E 1.4 KPH yang identitas penggunaan lahan tinggi

E 1.5 KPH rawan konflik tenurial

(9)

Tahapan

• Research need assessment – dengan fokus

KPH

• Reorientasi – refocusing program litbanghut

• Peningkatan kapasitas litbanghut

• Peningkatan jejaring riset (misalnya dengan

RAKI)

• Penyempurnaan kelembagaan litbang

• Kontribusi KPH untuk pendanaan litbang

Tantangan Libang di Tingkat Makro

• Research need assessment di tingkat makro

• Politik pembangunan berbasis SDA – hutan

• Ekonomi Politik KPH

• Riset Kebijakan untuk mendukung KPH

• Konstelasi KPH dalam penanggulangan

perubahan iklim

• Alignment litbang – kebijakan – implementasi

• Monitroing dan evaluasi dampat litbang

(10)

Tantangan Litbanghut di tingkat mikro

• Research need assessemnt di tingkat mikro • Ekonomi politik kehutanan di daerah • Birokrasi dan government relations • Riset kebijakan pemerintah daerah

• Hutan adat pada kerangka KPH – generic dan clinical • Riset transformasi resolusi konflik – generic dan clinical • Litbang community venturing – generic dan clinical

• Pengembangan teknologi sistem produksi kelas perusahaan – clinical

• Pengembangan teknologi pasca panen – clinical • Litbang pemasaran hasil hutan – clinical

• Litbang sistem produksi pada hutan lindung – clinical • litbang sistem produksi pada hutan konservasi – clinical

• Riset safeguards sosial dan produksi untuk sistem produksi - clinical

(11)

Luas wilayah KPHP Model Gularaya berdasarkan fungsi hutan ( SK menhut no 465/Menhut-II/2011 ) :

 Secara administratif masuk wilayah Kab Konsel dam Kota Kendari

21 Klpk Htn HL Daratan HL Mangrove Jlh HL HPT HP H P K Jlh HP KLHLS ha ha ha ha ha ha Ha ha Wolasi 23.443,93 - 23.443,93 2.892,56 25.490,36 - 28.382,92 559,60 Papalia 11.587,07 5.411,07 16.998,14 814,44 40.170,17 - 40.984,61 561,96 Torobulu - 4.781,93 4.781,93 - 656,47 - 656,47 739,57 jumlah 35.031,00 10.193,00 45.224,00 3.707,00 66.317,00 - 70.024,00 1.861,13

WILAYAH KELOLA KPHP M GULARAYA

(12)

III ORGANISASI KPHP GULARAYA

23

C. SARPRAS KPH

Kelas Perusahaan Prioritas

10 tahun ke depan

• Kelas perusahaan jati unggul –

20,000 ha

• Kelas perusahaan bambu –

10,000 ha

(13)
(14)

Yr1 Yr2 3 4 5 6 7 8 TOTAL COST 113,750. 117,750 117,750 157,700 185,650 282,700 496,650 504,650 REVENUE 80,000. 150,000 560,000 800,000 880,000 NET REVENUE (IDR Mio) (113,750) (117,750) (117,75 0) (77,700 ) (35,650 ) 277,300 303,350 375,350 Devident 150,000 150,000 200,000 Payment for loan, including interest 75,000 100,000 100,000 Business development 52,300 53,350 75,350 Total investment required: 462,600.00

Furniture

(15)
(16)

Bambu

Basic Business Model at bamboo plantation

(bambu tali/apus) – per hectare basis for 1000 ha

plantation management (IDR 1000)

Y R COST OVER HEAD TAXES TOTAL COSTS SALES CUMULA TIVE COST CUMULA TIVE SALES PROFIT PROFIT / YEAR 1 15,000 0.5 15,001 15,001 0 -15,001 -15,001 2 1,000 0.5 1,001 16,001 0 -16,001 -1,001 3 1,000 0.5 1,001 17,002 0 -17,002 -1,001 4 1,000 0.5 3750 1,001 25,000 21,752 25000 3,248 3,248 5 1,000 0.5 3750 1,001 25,000 26,503 50000 23,498 20,250 6 1,000 0.5 3750 1,001 25,000 31,253 75000 43,747 20,250

(17)
(18)
(19)
(20)
(21)
(22)
(23)

KOREAN COSMETICS, Skin Food, Royal Honey 2-piece

set.(Emulsion 150ml +Toner 150ml) (high moisture, elasticity, vitality for skin)[001KR

(24)

Mikro hidro –

kelayakan usaha pada

KPH?

Bagaimana jika di

dalam HKm

Hutan lindung

terdapat sengon

berumur 17 tahun

dengan potensi 400

m3 per hektar seharga

600,000,000 per

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) Besarnya biaya , penerimaan, dan pendapatan, usahatani cabe merah varietas hot beauty di Desa Cibeureum Kecamatan

This study aimed to determine whether the core quality, relational quality, perceived value, customer satisfaction service, switching and voice significant effect

Trakeomalasia merupakan suatu kelainan kongenital atau didapat, berupa suatu kelainan tunggal atau bagian dari kelainan lain yang menyebabkan penekanan pada jalan napas.. 3,4

Perkembangan dari bunga mekar hingga buah tua berlangsung selama 5-6 bulan, sehinggapemanenan buah dapat dilakukan pada bulan September-Oktober.Ratio bunga menjadi buah

P enelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan tanaman kangkung darat den- gan pemberian pupuk organik berbahan dasar kotoran kelinci dan untuk mengetahui dosis kompos yang

[r]

Bahwa untuk melaksanakan tugas-tugas yang telah diserahkan oleh Pemerintah Pusat kepada Daerah Tingkat I berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 1954

yang akan dilaksanakan untuk mencapai tujuan di masa yang akan datang 4.. seluruh kegiatan ekstrakurikuler pramuka di SDN Rengel 1, perencanaan merupakan salah satu langkah