• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rapat Dengar Pendapat Komisi III DPRD Kota Balikpapan. : Andi Arif Agung, S. H. (Ketua Komisi III DPRD Kota Balikpapan)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Rapat Dengar Pendapat Komisi III DPRD Kota Balikpapan. : Andi Arif Agung, S. H. (Ketua Komisi III DPRD Kota Balikpapan)"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

1

Rapat Dengar Pendapat Komisi III DPRD Kota Balikpapan

Hari & Tanggal : Selasa, 27 Januari 2016

Tempat : Ruang Rapat Gabungan Komisi

Pimpinan : Andi Arif Agung, S. H. (Ketua Komisi III DPRD Kota Balikpapan)

Agenda : Membahas tentang Pengaduan Warga terkait Pembangunan ITF/TPST

Peserta : (Daftar peserta terlampir)

Hasil Pembahasan :

A. Warga Masyarakat RT 5

1. Warga yang mengdukan tentang pembangunan Intermediate Treatment Facilities

(ITF)/Tempat Pengolahan Sampah Ter[adu (TPST) adalah warga RT 5, RT 6, RT 7, RT 8 dan RT 52 Keluarah Sepingganm, Kecamatan Balikpapan Selatan. Kelima RT tersebut berada di Perumahan Daksa.

2. Warga RT 5 mengira pembangunan yang kakan dilakukan di daerahnya tersebut adalah Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah bukan ITF/TPST.

3. Kesalahpahaman tersebut disebabkan karena kurangnya sosialisasi dari Pemerintah Kota Balikpapan terkait pembangunan ITF/TPST tersebut.

P

PE

EM

ME

ER

R

IN

I

NT

TA

A

H

H

K

KO

OT

T

A

A

B

BA

AL

LI

I

KP

K

PA

AP

PA

AN

N

S

SE

EK

KR

RE

ET

TA

A

RI

R

IA

A

T

T

D

DE

EW

WA

AN

N

P

PE

ER

R

WA

W

AK

KI

IL

LA

AN

N

R

RA

A

KY

K

Y

A

A

T

T

D

DA

AE

ER

R

AH

A

H

K

KO

OT

TA

A

B

BA

AL

L

I

I

KP

K

PA

A

PA

P

A

N

N

Jl. Jend. Sudirman No. 86 Telp. (0542) 420654, 421008, 425445 Fax. (0542) 731218

B

B

A

A

L

L

I

I

K

K

P

P

A

A

P

P

A

A

N

N

K

(2)

2

4. Warga RT 5 khawatir kalau di daerahnya dibangun TPA, bisa mencemari sumber air. Padahal sumber air di daerah tersebut berasal dari Water Traetment Plant (WTP).

5. Warga RT 5 pada dasarnya mendukung semua program Pemerintah Kota Balikpapan yang bertujuan untuk mewujudkan lingkungan hidup yang baik dan lestari.

B. Warga RT 6

1. Baru 50% warga RT 6 yang menyetujui pembangunan ITF/TPST.

2. Kurangnya sosialisasi terkait pembangunan ITF/TPST membuat warga belum banyak tahu tentang rencana Pemerintah Kota Balikpapan membangun ITF/TPST.

3. Permasalahan di Perumahan Daksa sebenranya bukan hanya pembangunan ITF/TPST, melainkan fasilitas umum (fasum) di Perumahan Daksa yang kondisinya rusak dan hingga saat ini belum diperbaiki.

4. Selain itu, DKPP Kota Balikpapan juga melakukan penebangan pohon kemudian batang-batang pohon tersebut ditumpuk dipinggir jalan. Hal itu menyebabkan jalan sempit dan mengganngu lalu lintas.

5. Ketua Komisi III DPRD Kota Balikpapan, Andi Arif Agung, S. H., menjelaskan bahwa Pemerintah Kota Balikpapan belum bisa membantu memperbaiki kerusakan fasum di Perumahan Daksa. Hal itu disebabkan karena fasum di Perumahan Daksa belum diserahkan ke Pemerintah Kota Balikpapan. Pemerintah Kota Balikpapan tidak bisa mengganggarkan dana perbaikan untuk fasum-fasum yang masih dimiliki pengembang. 6. DKPP Kota Balikpapan berjanji segera membereskan batang-batang pohon yang

ditumpuk di pinggir jalan. Selain iti, DKPP Kota Balikpapan juga berjanji akan membuat saluran parit alam di daerah tersebut.

C. Warga RT 7

1. Warga hanya mendapatkan tembusan tentang pembangunan ITF/TPST di RT 7.

2. Pemerintah Kota Balikpapan belum melakukan sosialisasi secara langsung terkait pembangunan ITF/TPST kepada warga RT 7. Sosialisasi hanya dilakukan di RT 5.

3. Warga RT 7 belum menyetujui pembangunan ITF/TPST, akan tetapi Pemerintah Kota Balikpapan tetap membangunnya.

(3)

3

4. Ketua-ketua RT di Perumahan Daksa hingga saat ini belum menyepakati pembangunan ITF/TPST. Mereka hanya menyepakati bahwa harus ada sosialisasi secara langsung dari Pemerintah Kota Balikpapan kepada warga di 5 RT tersebut terkait pembangunan ITF/TPST.

5. Karena pembangunan ITF/TPST ini masih mendapatkan banyak tentangan dari warga dan ada beberapa ketentuan yang dilanggar1 dalam pembangunan ITF/TPST ini, warga meminta Pemerintah Kota Balikpapan untuk menunda pelaksanaan pembangunannya. 6. Permintaan warga kepada Pemerintah Kota Balikpapan untuk menunda sementara

pelaksanaan pembangunan ITF/TPST, hingga kini belum ditanggapi oleh Pemerintah Kota Balikpapan.

D. Warga RT 8

1. Warga mempermasalahkan tidak adanya sosialisasi langsung terkait pembangunan ITF/TPST ini.

2. Warga pada dasarnya setuju dengan pembangunan ITF/TPST.

3. Warga menilai pembangunan ITF/TPST terkesan terburu-buru. Warga belum

menyetujuinya, akan tetapi pelaksanaan pembangunan sudah dimulai.

4. Menurut warga, belum ada kajian dan sosialisasi Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) terkait pembangunan ITF/TPST ini.

5. Warga meminta agar pembangunan ITF/TPST ini dihentikan sementara hingga semua permasalahan selesai dan warga memberikan persetujuan.

6. Warga menyadari bahwa Pemerintah Kota Balikpapan tidak bisa memberikan bantuan untuk memperbaiki fasum di Perumahan Daksa karena fasum tersebut belum diserahkan kepada Pemerintah Kota.

7. Warga menanyakan kalau memperbaiki fasum saja tidak bisa, mengapa Pemerintah Kota Balikpapan bisa membangun ITF/TPST di Perumahan Daksa, padahal jalan akses menuju lokasi ITF/TPST tersebut juga masih punya PT. Daksa 9belum diserahkan ke Pemerintah Kota).

(4)

4

E. Warga RT 52

1. Menurut ketentuan peraturan perundang-undangan, di dalam Hutan Kota dilarang melakukan kegiatan-kegiatan yang berakibat pada kerusakan dan perubahan fungsi Hutan Kota.

2. Pembangunan ITF/TPST dilakukan di Hutan Kota. Tentunya pembangunan tersebut akan merusak dan merubah fungsi Hutan Kota.

3. ITF/TPST dibangun di tengah pemukiman, warga khawatir hal tersebut bisa menimbulkan dampak negatif bagi lingkunag sekitarnya.

F. Manajemen PT. Daksa

1. Internal PT. Daksa belum semua mengetahui rencana pembangunan ITF/TPST ini. 2. Yang sudah tahu-pun belum semua menyetujui pembangunan tersebut.

3. PT. Daksa menilai pembangunan ITF/TPST ini memiliki nilai manfaat, yakni semakin baiknya pengelolaan sampah di Kota Balikpapan, khususnya di lingkungan Perumahan Daksa.

4. Jalan akses masuk ke lokasi pembangunan ITF/TPST hingga saat ini masih milik PT. Daksa. Dalam pelaksanaan pembangunan, Pemerintah Kota Balikpapan menggunakan jalan tersebut. Ada kesepakatan antara PT. Daksa dengan kontraktor pembangunan yang menyatakan bahwa apabila ada kerusakan jalan pada saat pelaksanaan pembangunan, akan diperbaiki.

5. Fasum di Perumahan Daksa kondisinya memang kurang baik. PT. Daksa mengakui bahwa pemeliharaan fasum tersebut adalah tanggung jawab PT. Daksa.

6. PT. Daksa berjanji akan memperbaiki fasum yang saat ini kondisinya kurang baik.

7. PT. Daksa menagih janji Pemerintah Kota Balikpapan yang akan meghibahkan tanah kepada PT. Daksa. Tanah yang akan dihibahkan tersebut, saat ini statusnya masih Hutan Kota.

G. DKPP Kota Balikpapan

1. Menurut Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah dan Peraturan Pemerintah Nomor 81 Tahun 2012 tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan sampah Sejenis, sampah harus dikelola sejak dari sumbernya.

(5)

5

2. ITF/TPST adalah bagian dari proses pengolahan sampah, bukan tenpat pembuangan akhir.

3. ITF/TPST adalah proses pengolahan sampah agar sampah-sampah tersebut tidak menimbulkan dampak negatif.

4. Di Kota Balikpapan total sampah yang masuk ke TPA setiap harinya mencapai 400 ton. Sedangkan target sampah yang akan dikirim ke ITF/TPST hanya 10 ton perhari atau 2,5% dari total sampah.

5. Sampah yang masuk ke ITF/TPST akan dipilah sebelum diolah. Sampah dipisahkan antara sampah organik dan sampah anorganik.

6. Samaph organik akan diolah menjadi kompos. Sedangkan sampah anorganik akan diolah menjadi beberapa jenis. Hasil olahannya akan dikumpulkan dan dimanfaatkan atau dijual. 7. Residu dari pengolahan sampah baru akan dikirim ke TPA.

8. ITF/TPST bertujuan untuk mengurangi beban TPA. Selain itu dengan adanya ITF/TPST, umur TPA juga bisa lebih panjang.

9. Pada tahap awal, rencananya di setiap kecamatan akan dibangun ITF/TPST. Jika berjalan lancar, ITF/TPST akan dibangun di setiap kelurahan.

H. Bappeda Kota Balikpapan

1. ITF/TPST adalah program Pemerintah Pusat bekerjasama dengan lembaga internasional, salah satunya adalah World Bank.

2. ITF/TPST ini dibangun di 3 (tiga) kota, yakni Kota Balikpapan, Kota Malang, dan Kabupaten Lombok Timur.

3. Kota Balikpapan dipilih menjadi salah satu pilot project karena telah banyak menerima penghargaan di bidang lingkungan hidup.

4. ITF/TPST bertujuan untuk mereduksi sampah yang masuk ke TPA. Sampah yang masuk

ke TPA adalah sampah yang benar-benar sudah tidak bisa diolah. Dengan demikian umur TPA bisa lebih panjang.

5. Dengan adanya ITF/TPST, sampah yang masuk langsung ke TPA hanya 50%. 25% dikirim ke ITF/TPST, sedangkan 25% sisanya dikirim ke TPS 3R.

6. Sudah ada studi kelayakan terkait pembangunan ITF/TPST. Dari hasi studi kelayakan, diperoleh beberapa lokasi yang cocok untuk pembangunan ITF/TPST.

(6)

6

7. Lokasi-lokasi tersebut dipilah lagi dan akhirnya dipilihlah Perumahan Daksa/Kota Hijau sebagai lokasi pembangunan ITF/TPST. Pemilihan Perumahan Daksa karena lokasi tersebutlah yang dinilai paling memenuhi syarat.

8. Pemerintah Kota Balikpapan telah melakukan sosialisasi terkait pembangunan ITF/TPST di RT 5. Namun, sosialisasi tersebut berakhir ricuh.

9. Pada 30 Desember 2015, kembali diadakan rapat dengan 5 (lima) ketua RT di wilayah tersebut. Dalam rapat tersebut hadir pula Bappeda, DKPP, Lurah dan Camat.

10.Dalam rapat tersebut para pihak sudah sepakat menyetujui pembangunan ITF/TPST di Perumahan Daksa.

11.Bappeda meminta agar pembangunan ITF/TPST tidak ditunda dan terus dilanjutkan. Untuk masalah-masalah yang masih ada bisa diselesaikan seiring berjalannya waktu. 12.Menurut Bappeda pembangunan ITF/TPST ini seharusnya sudah dimulai sejak beberapa

tahun lalu, akan tetapi baru di 2015 bisa terrealisasi. Oleh karena itu, jangan sampai pembangunan ini dihentikan.

13.Sudah ada kontraktor yang ditunjuk untuk membangun ITF/TPST. Kalau pembangunan dihentikan, tentunya kontraktor akan merugi dan bisa menuntut Pemerintah Kota Balikpapan.

I. Faisal Tola

1. Jika fasum perumahan belum diserahkan, Pemerintah Kota Balikpapan tidak bisa melakukan perbaikan pada fasum tersebut.

2. Warga diminta untuk mendesak PT. Daksa agar segera menyerahkan fasum kepada Pemerintah Kota Balikpapan. Namun, sebelum fasum tersebut diserahkan, PT. Daksa harus memperbaiki dan memulihkan kondisinya terlebih dahulu.

3. Komisi III DPRD Kota Balikpapan akan memanggil PT. Daksa untuk membicarakan penyerahan fasum.

4. Harus dicek kembali apakah fasilitas jalan yang digunakan untuk menuju ITF/TPST masih milik PT. Dkasa atau sudah diserahkan ke Pemerintah Kota Balikpapan.

5. Jika jalan yang digunakan masih milik PT. Daksa, atas dasar apa Pemerintah Kota Balikpapan akan mengeluarkan dana untuk perbaikan jalan tersebut apabila ada kerusakan.

(7)

7

6. Sangat aneh apabila jalan masuk ke fasilitas pemerintah masih menggunakan jalan milik pengembang.

7. Perlu dipertanyakan alasan Pemerintah Kota Balikpapan memilih lokasi Perumahan Daksa sebagai tempat membangun ITF/TPST. Apakah Pemerintah Kota Balikpapan tidak tahu kalau jalan akses menuju lokasi pembangunan ITF/TPST masih milik PT. Daksa? 8. Komisi III DPRD Kota Balikpapan akan melakukan inspeksi medadak (sidak) ke

Perumahan Daksa untuk mengecek kondisi fasum dan kelengkapan administrasi PT. Daksa.

J. H. Haris

1. Jika belum ada sosialisasi langsung ke masyarakat dan masyarakat belum setuju, sebaiknya pembangunan ITF/TPST dihentikan sementara.

2. Harus dicek kembali, apakah dokumen-dokumen perizinan terkait pembangunan ITF/TPST tersebut sudah lengkap (seperti IMB dan AMDAL). Apabila belum lengkap, sebaiknya pembangunan dihentikan sementara sampai seluruh dokumen perizinan lengkap dan warga menyetujuinya.

3. Selain itu, harus dicek pula status Hutan Kota di wilayah pembangunan ITF/TPST. Jika pembangunan ITF/TPST terbukti merusak Hutan Kota, Pemerintah Kota Balikpapan bisa dituntut secara pidana.

4. Terkait janji hibah Pemerintah Kota Balikpapan kepada PT. Daksa harus ditelusuri kembali bagaimana sejarah janji hibah tersebut. Harus ditelusuri pula dokumen-dokumen pendukung terkait rencana hibah tersebut.

K. Sandy Ardian, S. T.

1. Pemerintah Kota Balikpapan harus mensosialisasikan dampak adanya ITF/TPST kepada warga Perumahan Daksa.

2. Pemerintah Kota Balikpapan harus memberikan garansi kepada warga apabila ada efek negatif dari pembangunan ITF/TPST. Segala kerugian warga akibat adanya ITF/TPST harus ditanggung oleh Pemerintah Kota.

(8)

8

L. H. Baharuddin Daeng Lalla

1. Harus ada sosialisasi kepada warga terkait dampak-dampak ITF/TPST. Mulai dari dampak saat pembangunan hingga dampak saat operasional.

M. H. Iwan Wahyudi

1. Sosialisasi dari Pemerintah Kota Balikpaapn kepada warga terkait pembangunan ITF/TPST haruslah paripurna.

2. Dokumen perizinan yang belum lengkap harus segera dilengkapi sebelum pembangunan dilanjutkan.

N. Andi Arif agung, S. H.

1. Pemerintah Kota Balikpapan harus memberikan pelayanan terbaik kepada warganya. Tidak boleh ada diskriminasi dalam pemberian pelayanan kepada warga masyarakat. 2. Pembangunan ITF/TPST harus dihentikan sementara hingga masyarakat memahami

tujuan pembangunan ITF/TPST dan menyetujuinya.

3. Pengehentian pembangunan ini bisa dimanfaatkan oleh pihak-pihak terkait untuk melengkapi dokumen-dokumen perizinan dan melakukan sosialisasi kepada warga setempat.

4. Bappeda dan DKPP harus membuat berita acara terkait penghentian sementara pembangunan ITF/TPST ini.

5. Terkait fasum yang rusak, Pemerintah Kota Balikppan belum bisa membantu memperbaikinya karena fasum tersebut belum diserahkan kepada Pemerintah Kota. 6. Komisi III DPRD Kota Balikpapan akan mengadakan RDP dengan DTKP, Bappeda,

BPKAD, Lurah, dan camat untuk membahas fasum di Perumahan Daksa.

7. Komisi III DPRD Kota Balikpapan akan melakukan inspeksi medadak (sidak) ke Perumahan Daksa untuk mengecek kondisi fasum dan kelengkapan administrasi PT. Daksa.

(9)

9

Mengetahui,

Kabag. Persidangan & Risalah, Kasubag Dokumentasi, P.Data & Perpus Hukum & Perundang-Undangan,

Dokumnetasi & Perpustakaan

Drs. Sukaryanto Nurhayati,S.E.

NIP. 19640913 198903 1 008 NIP. 19640821 1985 2 009

Menyetujui, Pimpinan Rapat

Andi Arif Agung, S. H.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan data penelitian yang telah dilakukan peneliti tentang pengetahuan anggota pencak silat IPSI (Ikatan Pencak Silat Indonesia) di Surabaya mengenai sifat

Perbedaan kedalaman zona tekanan luap pada daerah penelitian disebabkan oleh proses penurunan ( subsidence ) yang berasosiasi dengan sedimentasi dan proses pengangkatan

The Model Development of Interprofessional Education (IPE) in the Faculty of Health Sciences (FIK) Islamic State University (UIN) Alauddin Makassar. Nur Hidayah,

Prakiraan SPBK untuk tanggal 16 Juli 2016, menunjukkan sebagian besar Provinsi Jawa Barat, dan sebagian kecil Provinsi Aceh,Sumatera Utara, Riau, Lampung,

(1) Pada akhir masa jabatannya Dewan Pengawas mendapat uang jasa pengabdian yang diperhitungkan dari laba sebelum dipotong pajak, setelah diaudit dari tahun sebelum akhir

• Dengan struktur Case-of...Else, bila tidak ada kondisi yang terpenuhi, maka statemen yang akan diproses didalam lingkungan Case-of adalah statemen yang ada di Else...

Hasil analisis diperoleh nilai signifikansi variabel beta yaitu sebesar 0,090 dengan koefisien negatif, dapat disimpulkan bahwa beta berpengaruh negatif terhadap return

Hampir semua rasio keuangan perbankan yang digunakan dalam penelitian juga tidak mengalami perbedaan untuk 2 tahun sebelum dan 2 tahun sesudah IPO baik saat diuji untuk