• Tidak ada hasil yang ditemukan

SNI 03-2492-2002 metode pengambilan dan pengujian beton inti.pdf

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SNI 03-2492-2002 metode pengambilan dan pengujian beton inti.pdf"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Standar Na

Standar Nasion

sion al Indonesia

al Indonesia

Me

Metode pegambilan dan pengujian beton in

tode pegambilan dan pengujian beton in ti

ti

ICS

ICS 91.

91.10.

10.30

30

Badan

Badan Standard

Standard inas

inasi

i Nasioal

Nasioal

B

BSN

SN

Daftar isi Daftar isi

(2)

Halaman Prakata i Daftar isi ii 1 Ruang lingkup 1 2 Acuan normatif 1 3 Istilah definisi 1 4 Pengambilan beton inti 2 5 Pemeriksaan 4 6 Uji kuat tekan 5

7 Hasil 5

8 Pelaporan 6

(3)

1.1 Metode ini mencakup cara pengambilan beton inti, persiapan pengujian dan  penentauan kuat tekanannya.

2.2 Metode ini tidak memberikan paduan penentuan pemboran beton inti atau lokasi  pengeboran.

3.3 Metode ini tidak dilengkapi prosedur interpretasi hasil kuat tekan beton inti.

2 Acuan normatif

BSEN 12504 1:2000, Testing Concrete in Structures

ASTM C 174, Test Method for Measuring Length of Drilled Concrete Cores ASTM C 617, Pratice for Capping Cylindrical Concrete Specimens

ACI 301-89, Specifications for Structural Concrete for Building SNI 03-1974-1990, Metode Pengujian kuat Tekan Beton

SNI 03-2491-1991, Metoda Pengujian Kuat Tarik Belah Beton

3 Istilah dan definisi

3.1

pengambilan contoh uji beton inti

serangkaian pekerjaan yang terdiri dari: a)  pengeboran beton inti,

 b)  pengambilan beton inti dan lubang pengeboran, c)  pemeriksaan beton inti

d)  pengukuran panjang beton inti utuk penentuan dapat tidaknya digunakan, e) sebagai benda uji,

f)  penandaan beton inti

g)  pengiriman beto inti kelaboratium pengujia disertai dengan laporan pengambilan contoh uji beto inti.

(4)

3.2

benda uji beton inti

 benda uji berbentuk slinder atau dibuat kubus dan hasil pengeboran beto keras pada struktur  bangunan.

3.3

beton keras

campuranantara semen Portland atau jenis-jenis semen hidrolis lainnya, agregat halus, agregat kasar dan air dalam perbandingan tertentu, dengan atau tanpa bahan campuran tambahan yang telah mengeras.

3.4

bidang aksial dan benda uji beton inti

 bidang daftar fiktif yang melalui sumbu

3.5 kaping

lapisan perata pada peermukaan bidang tekan benda uji

4 Pengambilan beton inti

4.1 Perbandingan ukuran agregat maksium dalam beton dengan diameter beton inti harus lebih besar dari 1:3, atau diameter benda uji beton inti untuk benda uji kuat tekan harus lebih dari tiga kali ukuran nominal maksimum dan agregat kasar dalam beton keras. Benda uji beton iti yang akan digunakan utuk pengujian kekuatan harus diambilkan dari  beton keras yang umumnya tidak boleh kurang dari 14 hari.

Sebelum memutuskan untuk melakukan pengeboran beton inti, perlu mempertimbangkan terlebih dahulu tujuan pengujian dan penginterpretasian data.

4.2. Implikasi structural hasil dari pengambilan beton inti terdahulu harus dipertimbangkan, dan beton inti harus diambil:

(5)

tempat yang sedikit mungkin atau tidak ada tulangan.

2) tegak lurus pada komponen struktur beton yang posisinya horizontal/vertikal, harus dipilihkan pada tempat yang tidak boleh membahayakan struktur, yaitu tidak boleh terlalu dekat dengan sambungan.

4.3 Pengeboran

Jika tidak ditetapkan, pengeboranbeton inti harus tegak lurus pada permukaan sedemikian rupa sehingga tidak merusak beton inti. Posisi alat bor harus dijaga agar tidak berubah posisi atau bergoyang selama pengeboran.

4.4 Panjang beton inti

Dalam menentukan panang beton inti yang akan diambil untuk uji kuat tekan harus memperhitungkan:

a) diameter beton inti dengan ukuran minimum 100 mm,  b)  pengukuran beton inti, sesuai metode uji ASTM C 174

c) factor pebandingan perlu ditentukan, apakah terhadap kuat tekan kubus atau terhadap kuat tekan silinder.

4.5 Penandaan dan identifikasi

Segera setelah pengeboran, pada setiap beton inti harus dibersihkan dan diberi tanda. Lokasi dan orientasi pada elemen beton tempat pengeboran harus dicatat. Bila telah dihasilkan sejumlah benda uji beton inti secara berturut-turut, harus diberi tanda pada setiap benda uji yang menunjukan posisi dan orientasinya.

4.6Tulangan

Sedapat mungkin dihindari pengeboran, yang melalui tulang. Pastikan bahwa beton inti untuk penentuan kuat tekan beton tidak mengandung batang tulangan di dalamnya, atau dekat dengan arah sumbu longitudinal.

Apabila terdapat tulangan besi dalam benda uji beton inti posisinya harus tegak lurus terhadap sumbu benda uji. Jumlah tulangan besi dalam benda uji beton inti tidak boleh lebih dan dua batang.

(6)

5Pemeriksaan

5.1 Pengamatan visual

Pemeriksaan secara visual dan benda uji beton inti dilakukan untuk mengidentifikasi adanya kelainan-kelainan.

Benda uji yang cacat karena terlalu banyak terdapat rongga adanya serpihan/agregat kasar yang lepas, tulangan besi yang lepas dan ketidakteraturan dimensi, tidak boleh digunakan untuk uji kuat tekan.

5.2 Pengukuran

Pengukuran dilakukan sebagai berikut:

1) diameter beton inti (dm), diukur sampai ketelitian 1%, rata-rata dua kali pengukuran, masing-masing pada bagian titik tengah dan titik perempat arah panjang inti.

2)  panjang maksimum dan minimum beton inti, diukur sampai ketelitian 1% dan benda uji yang diterima, dan panjang dari benda uji setelah diadakan persiapan akhir.

3) diameter dan setiap tulangan dan posisinya ditentukan dari pusat batang yang tampak sampai pada uungnya dan/atau sumbu beton inti, baik dalam keadaan pada saat diterima maupun pada saat setelah dipersiapkan. Pengukuran dilakukan sampai ketelitian 1mm. Semua pengukuran harus dicatat.

5.3 Persiapan pengujian beton inti 5.3.1 Umum

Ujung beton inti harus dipersiapkan untuk keperluan uji kuat tekan sebagai berikut:

1) Permukaan bidang tekan benda uji harus rata dan tegak lurus terhadap sumbu benda uji,

2) Apabila ketentuan tidak dapat dipenuhi, permukaan bidang tekan dan benda uji harus diratakan dengan mesin gergaji beton atau geninda, sehingga memenuhi ketentuan sebagai berikut:

(1)  penyimpangan kenataan permukaan bidang tekan tidak boleh lebih dari 1mm terhadap permukaan ujung benda uji,

(2) penyimpangan ketidak lurusan permukaan bidang tekan terhadap sumbu  benda uji tidak boleh lebih dari 50,

(3) penyimpangan diameter penikukan bidang tekan tidak boleh lebih dari 1 mm terhadap diameter benda uji.

(7)

Perbandingan panjang terhadap diameter yang lebih tepat adalah

a) 2,0 jika kuat tekan yang dihasilkan dibandingkan terhadap kuat tekan silinder,  b) 1,0 jika kuat tekan dibandingkan terhadap kuat tekan kubus.

5.3.3 Toleransi

Benda uji dipersiapkan dengan toleransi sebagai berikut:

a) toleransi untuk kerataan permukaan bagian ujung disiapkan dengan cara menggerinda atau cara kaping, menggunakan semen alumunium tinggi atau belarang menurut ASTM C 617,

 b) untuk menjamin kesikukan, toleransi untuk kerataan permukaan bagian ujung yang telah dipersiapkan, harus sesuai standar yang berlaku,

c) untuk kelurusan, toleransi terhadap garis sumbu harus maksimum 3% dan diameter rata-rata beton inti.

6 Uji tekan kuat

6.1 Penyimpanan

Kondisi penyimpanan benda uji harus dicatat. Sebelum diuji, jika diperlukan benda uji dalam keadaan jenuh, rendam dalam air pada temperatur (23±2)0 C sekurang-kurangnya 40 jam.

6.2 Pengujian

Pengujian harus dilakukan sesuai dengan SNI 03-1974-1990 Metode Pengujian Kuat Tekan Beton. Beton inti tidak boleh diuji dalam keadaan retak, atau lepas lapisan kapingnya. Bersihkan permukaan benda uji dan pasir dan kotoran lain. Jika benda uji yang akan diuji masih basah, keringkan permukaannya. Catat kondisi permukaan pada saat di uji.(basah atau kering)

7 Hasil

Kuat tekan benda uji ditentukan dengan membagi beban maksimum dengan luas penampang yang dihitung dan diameter rata-rata dan dinyatakan hasilnya sampai ketelitian 0,5 MPa atau 0,5 N/mm2.

(8)

8 Pelaporan

Laporan hasil pengujian meliputi: a) Uraian dan hasil benda uji,

 b) Ukuran nominal agregat maksimum, c) Tanggal pengambilan,

d) Pengamatan secara visual, identifikasi tidak adanya kelainan, e) Tulangan, jika ada diameter dan posisi dalam mm,

f) Metode yang digunakan untuk persiapan benda uji (pemotongan, pengasahan, atau kaping),

g) Panjang dan diameter beton inti,

h) Ratio panjang dan diameter dan benda uji yang telah disiapkan, i) Kondisi kelembaban peermukaan pada saat pengujian,

 j) Tanggal pengujian,

k) Kuat tekan beton inti dalam megapaskal atau N/mm2, l) Adanya deviasi/penyimpangan terhadap standar.

(9)

Standar on Mineral Aggregates and Concrete

1958 Abrasion of Coarse Aggregate by Use of The Los Angeles Machine, Nomor : ASTM C-131-55. Philadelphia 3, PA

Standar Methods of Sampling and Testing

1982 Resistance To Abrasion of Small Size Coarse Aggregate By Use of The Los Angeles Machine,  Nomor : ASTM T 96-77,

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan data yang diperoleh dari dari pengujian kuat tekan beton, kuat tekan beton optimal dapat diperoleh pada agregat asal Karanganyar dengan diameter agregat 20 mm dan

Pada benda uji beton mortar dengan posisi agregat batu tertanam arah horizontal pada benda uji SH4 dan SH3 mempunyai nilai kuat tekan yang lebih tinggi dibandingkan

Tata cara ini juga mencakup prosedur yang digunakan untuk menyiapkan contoh uji beton yang mengandung ukuran agregat lebih besar dari ukuran agregat nominal, dan bila

Dalam penelitian ini, terdapat 108 sampel benda uji silinder dengan ukuran diameter 15 cm dan tinggi 30 cm untuk pengujian kuat tekan beton, kuat tarik beton dan elastisitas

Dalam penelitian ini, sampel terdiri dari 3 benda uji silinder dengan ukuran diameter 15 cm dam tinggi 30 cm untuk pengujian kuat tekan beton, dan 3 benda uji balok

Dari hasil uji kuat tekan yang di dapat terjadi penurunan pada kuat tekan beton yang menggunakan agregat dengan ukuran besar pada umur 14 hari untuk agregat 20/30.. Pada ukuran agregat

Pengujian kuat tekan beton dilakukan pada umur 3,7,14 dan 28 hari dengan benda uji berbentuk silinder.Dari hasil pengujian kuat tekan beton yang dilakukan didapat hasil bahwa Mix Design

Rancangan Beton Berdasarkan SNI Tahun 2000 No Uraian Tabel/Grafik/Perhitun gan Nilai Keterangan 1 Kuat Tekan yang disyaratkan f’ c, benda uji silinder Ditetapkan 25 MPa Misal 2