• Tidak ada hasil yang ditemukan

Presentasi Surveilans, Pencatatan Dan Pelaporan Di Puskesmas Lubuk

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Presentasi Surveilans, Pencatatan Dan Pelaporan Di Puskesmas Lubuk"

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

Oleh: Ranti Dwike Marris Bp. 0810312132

(2)

 Pembangunan bidang kesehatan di

Indonesia saat ini mempunyai beban ganda (double burden). Penyakit infeksi dan

menular masih memerlukan perhatian besar dan sementara itu telah terjadi peningkatan penyakit-penyakit tidak menular seperti

penyakit karena perilaku tidak sehat serta penyakit degeneratif.

 Sebagai contoh: diare. Angka kesakitan dan

(3)

 Sebagai contoh: diare. Angka kesakitan dan

kematiannya yang masih tinggi

 Kejadian Luar Biasa (KLB) diare masih sering

terjadi terutama di wilayah dengan faktor

risiko , kesehatan lingkungan yang jelek serta perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) masih rendah.

(4)

 Jumlah KLB di Indonesia pada tahun 2008

terjadi 49 KLB dengan jumlah penderita 8133 orang, meninggal 239 orang, tahun 2009 terjadi 24 KLB dengan jumlah

penderita 5756 orang, meninggal 100 orang dan pada tahun 2010 terjadi 33 KLB dengan jumlah penderita 4204 orang meninggal 73 orang.

(5)

 Padang: pada tahun 2011 terjadi 12.438

kasus diare.

 termasuk dalam urutan 10 penyakit

terbanyak di puskesmas-puskesmas kota Padang.

 Untuk mengantisipasi kemungkinan

terjadinya KLB, maka perlu dilakukan surveilans.

(6)

 Surveilans  analisis secara sistematis dan

terus menerus terhadap penyakit atau masalah-masalah kesehatan dan kondisi

yang mempengaruhi terjadinya peningkatan dan penularan penyakit atau

masalah-masalah kesehatan

 Hasil kegiatan surveilans sangat dibutuhkan

dalam menunjang aspek manajerial

program penyakit, dimana berperan dalam proses perencanaan, monitoring dan

(7)

 puskesmas diharapkan mampu menjadi

ujung tombak pelayanan kesehatan, termasuk melaksanakan surveilans di wilayah kerjanya

(8)

 penyelenggaraan surveilans belum berjalan dengan

baik.

 Temuan WHO :

 kurangnya kesadaran akan pentingnya informasi

surveilans penyakit di kalangan pengelola program kesehatan,

informasi surveilans tidak digunakan dalam

pengambilan keputusan

kualitas data surveilans tidak memuaskan dan sulit

diperbaiki

 tidak dilakukan analisis data surveilans secara

memadai;

 penyelidikan kejadian luar biasa (KLB) dilakukan

secara sembarangan

tidak ada motivasi di kalangan staf surveilans untuk

meningkatkan kemampuan diri

berbagai sistem surveilans penyakit khusus sulit

(9)

Sistem surveilans dipuskesmas Lubuk Kilangan belum sesuai dengan yang diharapkan.

Sebagai contoh, kasus diare di puskesmas Lubuk Kilangan.

Meskipun pada tahun 2011 terjadi penurunan kasus (547) kasus dibandingkan dengan tahun 2010 (806) kasus, diare masih termasuk 10

penyakit terbanyak dari tahun ke tahun .

surveilans yang dijalankan di Puskesmas Lubuk Kilangan belum memberi perubahan terhadap tingkat kesehatan masyarakat di wilayah

(10)

Batasan Masalah

Makalah ini membahas tentang surveilans, terutama pada tingkat puskesmas dan

gambaran implementasinya pada puskesmas Lubuk Kilangan. 

Tujuan Masalah

Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk

mengetahui dan memahami tentang sistem surveilans di puskesmas.

 

Metode Penulisan

Metode Penulisan makalah ini berupa tinjauan pustaka yang merujuk pada berbagai literatur.

(11)
(12)

 surveilans adalah proses pengumpulan,

pengolahan, analisis dan interpretasi data secara sistematik dan terus menerus serta penyebaran informasi kepada unit yang

(13)
(14)

 Umum:

 memberikan informasi tepat waktu tentang

masalah kesehatan populasi, sehingga

penyakit dan faktor risiko dapat dideteksi

dini dan dapat dilakukan respons pelayanan kesehatan dengan lebih efektif.

(15)

khusus :

(1) Memonitor kecenderungan (trends) penyakit  (2) Mendeteksi perubahan mendadak insidensi

penyakit, untuk mendeteksi dini outbreak

 (3) Memantau kesehatan populasi, menaksir

besarnya beban penyakit (disease burden) pada populasi

 (4) Menentukan kebutuhan kesehatan prioritas,

membantu perencanaan, implementasi,

(16)

 (5) Mengevaluasi cakupan dan efektivitas

program kesehatan

(17)

(1) Surveilans pasif

 Surveilans pasif memantau penyakit secara pasif,

dengan menggunakan data penyakit yang harus dilaporkan (reportable diseases) yang tersedia di fasilitas pelayanan kesehatan. Kelebihan : relatif murah dan mudah untuk dilakukan

 kurang sensitif dalam mendeteksi kecenderungan

penyakit. Data yang dihasilkan cenderung

under-reported, karena tidak semua kasus datang ke

fasilitas pelayanan kesehatan formal. Selain itu, tingkat pelaporan dan kelengkapan laporan

biasanya rendah, karena waktu petugas terbagi dengan tanggungjawab utama memberikan

pelayanan kesehatan di fasilitas kesehatan masing-masing

(18)

 (2) Surveilans aktif

menggunakan petugas khusus surveilans untuk kunjungan berkala ke lapangan, desa-desa, tempat praktik pribadi dokter dan

tenaga medis lainnya, puskesmas, klinik, dan rumah sakit, dengan tujuan mengidentifikasi kasus baru penyakit atau kematian, disebut penemuan kasus (case finding), dan

konfirmasi laporan kasus indeks. Kelebihan surveilans aktif, lebih akurat

Kelemahan surveilans aktif, lebih mahal dan lebih sulit untuk dilakukan

(19)

KARAKTERISTIK SURVEILANS EFEKTIF

1. Kecepatan

2. Akurasi

3. Standar, seragam, reliabel, kontinu 4. Representatif dan lengkap

5. Sederhana, fleksibel, dan akseptabel

(20)

 Kinerja penyelengaraan Surveilans di Puskesmas diukur dengan indikator-indikator sebagai berikut :

 1. Tenaga:

 1 tenaga epidemiolog terampil  Kriteria ????

 2. Sarana

 1 paket komputer

 1 paket alat komunikasi (telepon, faksimili,SSB)  1 paket kepustakaan

 1 paket pedoman pelaksanaan surveilans epidemiologi dan program aplikasi komputer

 1 paket formulir

 1 paket peralatan pelaksanaan surveilans epidemiologi  1 kendaraan roda dua

(21)

SUMBER DATA

 Data diperoleh dari register rawat jalan dan

rawat inap di puskesmas dan puskesmas pembantu, termasuk data dari unit

pelayanan bukan puskesmas dan kader

kesehatan. Penyakit yang menjadi kategori data adalah penyakit baru dan yang sudah ditetapkan5.

(22)

a. Pencatatan

 Data dicatat dalam formulir W1 untuk

laporan 1 x 24 jam, formulir W2 untuk laporan mingguan, dan formulir Sistem

Surveilans Terpadu (SST). Data pasien juga dilengkapi oleh alamat, keadaan

lingkungan, dan definisi kasus. Data harus ditandatangani oleh petugas surveilans

(23)

b. Pelaporan/Diseminasi

 Untuk formulir W1 harus segera dilaporkan unit

surveilans kepada DKK dan pihak pihak yang berwenang lainnya dalam waktu 1 x 24 jam. Pelaporan dapat

menggunakan media telepon, fax, email, ataupun sms. Hendaknya unit surveilans telah melakukan analisis dan interpretasi terhadap data tersebut dan menyajikanya dalam bentuk grafik/diagram sebelum dilaporkan kepada pihak yang berwenang sebagai pertimbangan dalam

bagi pihak otoritas tersebut dalam mengambil keputusan.

 Formulir W2 dilaporkan ke DKK satu kali dalam seminggu pada hari Selasa. STPBP dilaporkan ke DKK setiap satu bulan sekali. Masing-masing laporan dibuat dalam dua rangkap, satu untuk dilaporkan ke DKK dan satu lagi untuk arsip bagi puskesmas.

(24)

c. Analisis dan Interpretasi

 Petugas surveilans haruslah orang yang jeli

dan mempunyai daya analisa yang tinggi. Beberapa hal penting yang perlu

diperhatikan dalam menganalisis data dan interpretasi adalah karakteristik data,

validasi data, analisa deskriptif, dan hipotesa sementara. Hasil analisis dan interpretasi ini digunakan sebagai bahan advokasi bagi

pihak yang berwenang dalam mengambil keputusan secara cepat dan tepat.

(25)
(26)

SISTEM SURVEILANS DI PUSKESMAS LUBUK

KILANGAN

1. Tenaga Surveilans

 Pj surveilans di Puskesmas di puskesmas Lubuk

Kilangan adalah seorang tenaga D3 Kebidanan.

 sudah memenuhi kriteria tenaga surveilans

puskesmas menurut Kemenkes nomor 1116

tahun 2003 yakni seorang epidemiolog terampil, yaitu tenaga pelaksana surveilans epidemiologi terlatih asisten epidemiologi lapangan, dan

petugas puskesmas terlatih surveilans epidemiologi.

 Akan tetapi, sebaiknya adalah seorang lulusan

ilmu kesehatan masyarakat bidang epidemiologi, jika ada sumber daya tersebut di puskesmas.

(27)

 ada rangkap jabatan pada petugas

surveilans yang juga menjadi penanggung jawab SP2TP, filariasis dan campak . Agar lebih fokus dalam bekerja, hendaknya

petugas surveilans hanya memegang satu jabatan saja.

(28)

 Kegiatan bidang surveilans dalam

mengumpulkan data dapat berupa data primer, yang diperoleh dengan langsung dari kegiatan surveilans di masyarakat,

maupun data sekunder, yang diperoleh dari kunjungan masyarakat yang berobat ke

(29)

 Kegiatan bidang surveilans di Puskesmas,

biasanya menggunakan data sekunder. Petugas surveilans mendapatkan data dari

masing-masing program yang ada di Puskesmas. Setiap puskesmas, dalam wilayah kerjanya dapat terdiri dari beberapa pustu dan

poskeskel. Data yang diperoleh dari pustu atau poskeskel tersebut kemudian diberikan kepada setiap penanggung jawab program di

Puskesmas. Data yang diperoleh setiap program tersebut kemudian diberikan kepada bagian

(30)

 Bagian surveilans di Puskesmas, kemudian

melakukan pengolahan data, dan membuat pelaporannya untuk Dinas Kesehatan Kota (DKK). Pelaporannya terdiri atas laporan harian, mingguan dan bulanan.

(31)

 a. Pengumpulan Data

 Pengumpulan data yang dilakukan oleh unit

surveilans Puskesmas Lubuk Kilangan dilakukan dengan metode surveilans aktif dan pasif. Dalam pengumpulan data, ada beberapa formulir yang harus diisi oleh petugas surveilans, beberapa yang penting dan paling sering digunakan adalah

formulir W1 (laporan KLB/wabah yang harus

dilaporkan dalam waktu 1x24 jam), formulir W2 (laporan mingguan wabah yang dilaporkan 1 kali seminggu pada hari Selasa), dan formulir Laporan Surveilans Terpadu Penyakit Berbasis Puskesmas (STPB) (laporan bulanan surveilans penyakit

(32)

 b. Pengolahan, Analisis dan Interpretasi

Data

 Pengolahan, analisis dan interpretasi data

surveilans pada Puskesmas Lubuk Kilangan dapat berjalan dengan cukup baik. Proses ini hanya dilakukan dengan menelaah data-data yang tertulis pada formulir pencatatan tanpa adanya pengolahan data ke bentuk yang aktual dan dapat dipahami semua orang.

(33)

 c. Pelaporan dan Advokasi

 Pelaporan setiap data surveilans yang

dikumpulkan pada Puskesmas Lubuk Kilangan kepada DKK berjalan dengan baik.

Pengumpulan selalu dilakukan tepat waktu sesuai dengan sifat data.

 Advokasi yang dilakukan oleh unit surveilans

puskesmas Lubuk Kilangan kepada pihak yang berwenang membuat kebijakan telah dilakukan, tetapi melihat dari tidak optimalnya proses

pengolahan, analisis dan interpretasi data, diperkirakan advokasi tidak kuat.

Referensi

Dokumen terkait

Guru menjelaskan materi di depan kelas dengan menggunakan metode ceramah, kemudian siswa dibentuk menjadi beberapa kelompok untuk menyelesaikan tugas yang diberikan oleh pak

Orang yang sadar akan dosanya yang besar dan Tuhan senantiasa me- ngampuni serta memberi kesempatan hidup memohon keampunan dosanya atau bertobat, akan selalu bersyukur

1. Pembentukan jaringan informasi dan transaksi pelayanan publik yang memiliki kualitas dan lingkup yang dapat memuaskan masyarakat luas serta dapat terjangkau di

Teknologi informasi dimanfaatkan dunia kesehatan untuk memberikan pelayanan yang cepat, efisien dan efektif. Telenursing merupakan wujud aplikasi penggunaan media

Tugas Akhir ini merupakan syarat yang diperlukan untuk mencapai derajat Sarjana Strata-1 S1 pada Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Bangka Belitung.. Skripsi ini

Kegunaan hampir sama dengan asli (sama-sama menyembuhkan penyakit) 3.93 4 Lebih mudah memperoleh produk farmasi (obat-obatan) yang palsu 3.73 5 Pabrik obat asli sudah

5 Seksi Sumber Daya Industri dan Sarana dan Prasarana Industri mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan penyebaran industri ke seluruh

This research to analyze the development of E-Commerce web based on the level of revenue in the year before the launch or development, the year when the development,