19 BAB III
PEMBUATAN APLIKASI DESKTOP GIS DATA PERTANAHAN
III.1 Persiapan dan Analisis Kebutuhan Pengguna
Di dalam UUPA ada beberapa kebijakan umum yang harus dilakukan oleh BPN. Dengan mempelajari kebijakan tersebut, ada beberapa kebutuhan terhadap aplikasi untuk membantu melaksanakan kebijakan tersebut. Tabel 3.1 berikut ini menjelaskan beberapa kebutuhan yang didefinisikan dari kebijakan tersebut:
Tabel 3.1 Analisis Kebutuhan Terhadap Kebijakan
No Kebijakan Proses Output
1 memberikan hak atas tanah dengan pemanfaatannya (point pertama kebijakan umum BPN dalam UUPA/KU BPN)
query terhadap pemanfaatan tanah dan jenis kepemilikan
bidang tanah dengan pemanfaatan tertentu sesuai query
2 Mengarahkan penggunaan tanah agar sesuai dengan pemanfaatanya (Point kedua KU BPN) query terhadap kesesuaian pemanfaatan tanah dan penggunaan tanah
bidang tanah yang sesuai atau tidak sesuai antara pemanfaatan dan penggunaannya
3 menentukan batas luas tanah maksimum yang dimiliki oleh pemilik tanah (point 3 KU BPN)
query terhadap luas bidang tanah dan pemilik
pemilik yang memiliki luas tanah yang diluar batas maksimum
4 anti monopoli tanah di bidang agraria (point 4 KU BPN)
query terhadap pemanfaatan tanah, pemilik tanah dan luas tanah
pemilik tanah yang memiliki bidang tanah untuk agraria/pertanian 5 mencegah tanah terlantar (
point 5 KU BPN)
query terhadap bidang tanah tanpa penggunaan dan pemanfaatan
bidang-bidang tanah yang masih belum memiliki pemanfaatan dan penggunaan 6 menentukan pemanfaatan
suatu bidang tanah
query dan input terhadap pemanfaatan tanah
pemanfaatan bidang tanah tertentu
20 Kebijakan yang diterapkan oleh pemerintah dan tugas-tugas yang dibebankan kepada BPN secara nasional, regional maupun sektoral ini tentunya menjadi tanggungjawab sendiri bagi BPN baik di daerah maupun dipusat. Dalam menjalankan amanat ini, para pejabat BPN didaerah (khususnya kabupaten Cirebon) harus mendapatkan akses penuh terhadap data pertanahan terutama data P4T, SKP, dan ZNT beserta distribusi lokasinya.
Oleh karena itu, dengan mempelajari sistem menejerial dan kepengurusan di BPN Cirebon dan proses wawancara dengan kepala BPN Kabupaten Cirebon, maka dapat dijabarkan beberapa tingkatan kebutuhan yang dijelaskan dalam tabel 3.2 berikut:
Tabel 3.2 Analisis Kebutuhan Terhadap Pemakai Aplikasi
No Kebutuhan
Administrator/Pengguna Proses Output 1 administrator mampu
melakukan editing data spasial perubahan batas bidang tanah bidang tanah yang sudah berubah batas dan luasnya 2 administrator dan
pengguna bisa melakukan query terhadap bidang tanah dan databasenya
query/filtering terhadap bidang tanah dan databasenya bidang-bidang tanah yang dipilih sesuai query menjadi berwarna 3 administrator dan pengguna bisa mendapatkan informasi dari bidang tanah tertentu
administrator dan pengguna memilih bidang tertentu, lalu keluar informasinya formulir yang menampilkan data P4T, SKP, dan Nilai Tanah
4 Administrator harus punya username dan password
sebuah dialog untuk otentifikasi pengguna sistem terbagi menjadi 2 bagian, yaitu administrator dan pengguna 5 administrator bisa
memasukan data atribut atau merubah data
otentifikasi pengguna lalu editing data atribut formulir isian untuk data P4T, SKP dan Nilai Tanah
21 Dengan spesifikasi sistem seperti ini, diperlukan suatu perangkat lunak / software GIS yang mampu mendukung pengerjaan aplikasi ini. Perangkat lunak ini harus mampu terintegrasi dengan software database dan menyediakan tools yang diperlukan seperti editing, input, zoom in, zoom out, dan lain-lain. Selain itu, software GIS ini juga harus menyediakan programming tools yang memungkinkan para programmer melakukan customizing terhadap aplikasi yang dikembangkannya.
Dalam pengerjaan tulisan dan penelitian kali ini, telah di pilih software-software berikut berdasarkan kemampuan software-software dan volume pekerjaan, yaitu:
• MapInfo 11
MapInfo adalah software pemetaan dan GIS yang berbasiskan komputer desktop yang mampu terintegrasi dengan software-software basis data spasial. MapInfo menyediakan bahasa pemograman atau programming tools untuk melakukan customizing yaitu, MapBasic 11 (Prahasta, 2005)
• Oracle 11
Oracle adalah software basis data dan database management sistem (DBMS) yang mampu menampilkan data spasial berupa koordinat dan mampu terkoneksi ke software MapInfo. Oracle juga mampu menyimpan data yang banyak dengan desain database yang rumit sekalipun.
Dalam pembuatan aplikasi ini, berikut spesifikasi hardware yang dipakai:
Operating System : Windows 7 Professional 32-bit (6.1, Build 7601) Service Pack 1 (7601.win7sp1_rtm.101119-1850)
System Manufacturer : Hewlett-Packard
System Model : HP Pavilion dv2000 Notebook PC
BIOS : Ver 1.00PARTTBL8
Processor : Intel(R) Pentium(R) Dual CPU T2390 @ 1.86GHz (2 CPUs), ~1.9GHz
22 III.2. Pengumpulan Data dan Perancangan Prototipe Aplikasi
III.2.1. Pengumpulan Data
Proses pengumpulan data merupakan tahapan penting yang tidak bisa dilewatkan dalam pembuatan aplikasi. Dalam pembuatan aplikasi ini diperlukan data-data spasial dan data-data non-spasial dalam beberapa format yang berbeda. Tabel 3.3 berikut ini menjelaskan data-data yang diperlukan dan dikumpulkan dengan format data nya:
Tabel 3.3 Daftar Data yang dikumpulkan dan dikaji
No Data yang dibutuhkan Bentuk Data
Format
Data Keterangan
1
Bidang tanah mencakup data nomor induk bidang, alamat bidang, luas bidang, dan peta bidang tanah
Softcopy MapInfo (*.tab)
format data di dalam mapinfo
2 Batas desa mencakup data nama
desa dan peta batas desa Softcopy
MapInfo (* .tab)
3
Data kepemilikan dan penguasaan tanah mencakup data jenis
kepemilikan dan jenis penguasaan tanah Hardcopy Tabel Lampiran B dan Lampiran C 4
Data penggunaan dan
pemanfaatan tanah mencakup data pemanfaatan dan penggunaan tanah suatu bidang
Hardcopy Tabel Lampiran D
5
Data Nilai Tanah (peta ZNT dan PBB) mencakup data nilai PBB, nilai properti, dan nilai bangunan
Hardcopy Tabel
6
Data pengaduan kasus pertanahan mencakup data pihak penggugat dan tergugat, tipologi perkara, objek gugatan dan status perkara
Hardcopy Tabel
Lampiran E
III.2.2 Desain Sistem
Dalam membuat suatu aplikasi, proses desain sistem sangat penting untuk menggambarkan proses kerja suatu sistem dan bagaimana interaksi antara komponen-komponen sistem tersebut. Desain sistem ini dibuat setelah mempelajari spesifikasi sistem yang telah diidentifikasi sebelumnya pada tahap identifikasi kebutuhan. Desain sistem secara global dapat dilihat pada gambar 3.1 berikut:
23 Gambar 3.1 Desain Sistem Secara Global
Secara garis besar, sistem akan mempunyai 3 kapabilitas :
1. User Input / Admin
Pengguna dapat melakukan input data terhadap file/peta/bidang yang telah di-mark.
2. User View
Pengguna dapat melakukan view / melihat secara detail keterangan-keterangan yang terdapat di database atas file/map/bidang yang dituju.
3. Search / Filter / Query
Pengguna dapat melakukan searching/filtering/querying terhadap data-data yang dapat digunakan baik sebagai data pembanding ataupun sebagai data acuan.
Sistem akan terintegrasi dengan database sebagai penyimpanan data-data atau informasi terhadap file/map/bidang tertentu.
a. User Input
User input yang sering disebut admin adalah Pengguna yang dapat melakukan input dan edit data mengenai P4T, SKP, dan ZNT terhadap bidang-bidang tertentu. Setelah bidang yang dipilih di klik oleh Pengguna, akan muncul formulir-formulir pengisian atas bidang tersebut. Gambar 3.2 berikut akan menjelaskan bagaimana sistem kerja pada tingkatan User input:
24 Gambar 3.2 Flowchart Sistem Kerja User input
b. User View
Pengguna dapat melihat secara detail data dan informasi yang terdapat pada bidang yang dipilih. Data yang dimaksud adalah data P4T (Penguasaan, Pemilikan, Penggunaan, dan Pemanfaatan Tanah), SKP (Sengketa, Konfilk, dan Perkara Pertanahan), dan ZNT (Zona Nilai Tanah). Gambar 3.3 berikut ini akan menjelaskan secara visual bagaimana sistem kerja user view:
25 Gambar 3.3 Flowchart Sistem Kerja User View
c. Sistem Searching/ Filtering/ Query
Pengguna dapat melakukan searching/filtering/querying/ordering data dan informasi terhadap peta wilayah secara keseluruhan atau sebagian atau terhadap bidang yang dipilih. Kata kunci yang akan dimasukkan digolongkan berdasar kepada P4T, SKP, dan ZNT. Pengguna dapat melakukan query secara berulang kali terhadap bidang yang dipilih. Hasil keluaran dari proses tersebut adalah berupa kumpulan data dan informasi, juga bidang-bidang yang termasuk kedalam output hasil proses query akan ditampilkan dengan highlight tertentu. Gambar 3.4 berikut ini akan menjelaskan sistem kerja query:
26 Gambar 3.4 Flowchart Sistem Kerja Query
III.3. Rancang Bangun Prototipe Aplikasi III.3.1. Pembuatan Basis Data
Perancangan basis data merupakan komponen utama dari aktivitas pembuatan GIS. Secara umum, pengaruh data pada struktur sistem dan kompleksitas prosedur menyebabkan perancangan basis data memiliki pengaruh yang besar terhadap kualitas model GIS (Prahasta, 2009).
Desain basis data dibagi dalam 3 tahapan berikut (Teorey, 2009):
1. Desain konseptual; membangun representasi konseptual dari basis data yang terdiri atas identifikasi entitas.
2. Desain logikal; menerjemahkan representrasi konseptual ke struktur logical dari basis data yang terdiri atas desain antar hubungan.
3. Desain fisikal; menampilkan bagaimana struktur logikal menjadiimplementasi secara fisik dalam bentuk tabel.
27 a. Model Konseptual Data P4T, SKP, dan ZNT
Desain konseptual adalah suatu model yang menampilkan entitas dari elemen data yang mencangkup berbagai keperluan pengguna (user) serta hubungannya satu sama lain. Tujuannya adalah memperoleh pandangan dari pemakai mengenai GIS yang hendak dibangun. Tahap ini sangat penting bagi pendesain basis data karena harus benar-benar memahami aplikasi yang akan dibangun. Entitas yang digunakan pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel 3.4 berikut:
Tabel 3.4 Daftar Entitas
No Entitas Atribut
1 Desa Kode Desa
Nama Desa Kecamatan Kabupaten 2 Bidang ID Bidang No Induk Bidang Luas Bidang Alamat bidang RT_Bidang RW_Bidang
3 Kepemilikan Kode Kepemilikan
Jenis Kepemilikan
4 Sertifikat Kode Sertifikat
Jenis Sertifikat
5 Pemanfaatan Kode Pemanfaatan
Jenis Pemanfaatan
6 Penggunaan Kode Penggunaan
Jenis Penggunaan 7 Pemilik ID Pemilik No Identitas Pemilik Nama Pemilik Alamat Pemilik RT Pemilik RW Pemilik
8 Jenis Identitas Kode Jenis Identitas Nama Jenis Identitas 9 Status Kewarganegaraan Kode Kewarganegaraan
28
No Entitas Atribut
10 Jenis Pekerjaan Kode Jenis Pekerjaan Pekerjaan
11 Zona Nilai Tanah ID Bidang
Tanggal Transaksi Nilai Transaksi Nilai PBB Nilai Pasar Nilai Bangunan Nilai Tanah
Nilai Tanah Per satuan luas
12 Sengketa, Konflik, dan Perkara
ID SKP Judul SKP Nama Penggugat
Nama Lawan Penggugat Luas Area
Jumlah Kepala Keluarga Alasan Hak
Masuk Perkara Posisi Kasus Deskripsi SKP
b. Model Logikal Data P4T, SKP dan ZNT
Desain logikal merupakan tahap penerjemahan desain konseptual kepada pemodelan data. Dalam penelitian ini konsep pemodelan data yang dipakai adalah pemodelan data berbasis relasional. Model data relasional adalah model penyimpanan basis data dimana basis data dipilah ke dalam beberapa tabel yang saling berhubungan. Hal ini penting bagi para pemakai karena ketika pemakai sedang melakukan transaksi atau updating data, hal ini akan berpengaruh terhadap tabel-tabel yang berelasi dengan tabel aktif yang sedang di-update.
Dalam tahap ini akan ditetapkan ketentuan hubungan antar tabel yang dibangun dari setiap entitas, seperti; bagaimana hubungan dan aturan antara setiap entitas yang ada dalam sistem basis data yang akan dibangun (lihat lampiran F). Berikut Gambar 3.5 merupakan diagram ER secara keseluruhan:
29 Gambar 3.5 Diagram Entity Relationship Basis Data Keseluruhan
c. Model Fisikal Data P4T, SKP, dan ZNT
Desain fisikal ini bertujuan untuk menetapkan bagaimana model data yang direpresentasikan dalam desain logikal untuk disimpan dalam sistem manajemen data. Daftar tabel skeleton hasil dari desain fisikal ini adalah sebagai berikut:
Tabel 3.5 Tabel Skeleton Data Spasial
No Nama Tabel Atribut
1 Desa #KD_DESA, NM_DESA,
2 Bidang
#ID_BIDANG, NO_INDUK_BIDANG, LUAS, ALAMAT, RT, RW, TGL_TRANSAKSI, NILAI_TRANSAKSI, NILAI_PBB,
NILAI_PASAR, NILAI_BANGUNAN, NILAI _TANAH, NILAI_TANAHPERM2
30 Tabel 3.6 Tabel Skeleton Data Non-Spasial
No Nama Tabel Atribut
1 Kepemilikan
#KD_KEPEMILIKAN, JENIS_KEPEMILIKAN
2 Sertifikat #KD_SERTIFIKAT, JENIS_SERTIFIKAT
3 Pemanfaatan KD_PEMANFAATAN, JENIS PEMANFAATAN 4 Penggunaan #KD_PENGGUNAAN, JENIS_PENGGUNAAN
5 Pemilik #ID_PEMILIK, NO_ID_PEMILIK,
NM_PEMILIK, ALAMAT_PEMILIK, RT_PEMILIK, RW_PEMILIK
6 Jenis Identitas #KD_IDENTITAS, NM_IDENTITAS
7 Status Kewarganegaraan
#KD_KEWARGANEGARAAN, NM_KEWARGANEGARAAN
8 Jenis Pekerjaan #KD_PEKERJAAN, NM_PEKERJAAN 9 Sengketa, Konflik, dan
Perkara
#ID_SKP, JUDUL_SKP, NM_PENGGUGAT, NM_LAWAN_PENGGUGAT, LUAS_AREA, JUMLAH_KK, ALASAN_HAK,
MASUK_PERKARA, POSISI_KASUS, DESKRIPSI,SKP
III.3.2. Desain Tampilan
Pada tahapan ini dilakukan desain tampilan agar pengguna dapat mengakses aplikasi desktop ini. Tampilan halaman utama adalah tampilan yang digunakan oleh semua pengguna baik user input maupun user view. Halaman utama ini menyediakan beberapa menu dan tool yang dibutuhkan dalam aplikasi ini. Berikut ini akan dijelaskan desain tampilan untuk halaman utama
31 a. Halaman Utama
Gambar 3.6 Desain Tampilan Utama Aplikasi i. Menu Utama
Ada beberapa menu utama yang akan ditampilkan, yaitu
a. Dokumen : ketika Pengguna memilih menu dokumen akan keluar beberapa sub menu yang akan keluar, diantaranya:
Seleksi Wilayah : untuk menyeleksi wilayah sesuai dengan tingkat administrasi wilayah
Setting Halaman : untuk setting tampilan peta Cetak Tampilan : untuk mencetak tampilan Simpan Tampilan : untuk menyimpan tampilan Keluar : untuk keluar dari aplikasi Dokumen
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Peta Tematik About Program Menubar
Peta Toolbar
32 b. Peta Tematik: menu ini untuk membuat peta tematik P4T, ZNT, atau
SKP
c. About Program: menu ini akan menampilkan profil dari aplikasi itu tersendiri
ii. Tools
Ada beberapa tool yang diperlukan dalam aplikasi ini, yaitu:
1. Selektor : untuk memilih atau menyeleksi bidang tanah 2. Marque Select : untuk memilih lebih dari satu bidang tanah 3. Radius Select : untuk memilih objek dalam radius tertentu 4. Polygon Select : untuk memilih objek polygon
5. Boundary Select : untuk memilih objek tertutup 6. Zoom In : untuk memperbesar tampilan peta 7. Zoom Out : untuk memperkecil tampilan peta 8. Cange View : untuk mengubah tampilan 9. Grabber : untuk menggeser tampilan peta
10. Info : untuk mengetahui informasi objek peta 11. Hotlink : untuk menghubungkan ke lokasi program
tertentu
12. Label : untuk membuat label pada peta 13. Dragmap Windows : untuk melakukan drag area pada peta
iii. Tampilan Peta
Bagian ini menampilkan peta dengan objek-objek primitifnya dengan menggunakan sistem koordinat tertentu (sistem koordinat referensi TM30 yang selalu dipakai oleh BPN). Pada bagian Tampilan Peta ini salah satunya akan menampilkan bidang-bidang tanah yang akan memunculkan formulir isian P4T, SKP dan ZNT ketika pengguna memilih salah satu bidang tersebut. Berikut ini akan digambarkan desain formulir isian tersebut yang terbagi menjadi dua formulir
33 Gambar 3.7 Formulir Isian P4T dan ZNT
Pada formulir isian pertama ada 6 jendela yang dapat diakses oleh Pengguna, yaitu:
• Data Bidang Tanah: pengisian atau tampilan identitas bidang (Nomor Induk Bidang/ NIB), dan alamat bidang
• Jenis Kepemilikan: merupakan pull-down dari jenis-jenis atau bukti-bukti kepemilikan bidang (hak milik, hak guna bangunan, hak milik satuan rumah, hak guna usaha, hak pakai, hak pengelolaan, atau yang lainnya.
• Data Penggunaan: merupakan pull-down dari jenis-jenis penggunaan tanah (perumahan, jasa komersial, fasilitas umum, asset pemerintah, industri, atau yang lainnya)
• Data Pemanfaatan: merupakan pull-down dari jenis-jenis pemanfaatan tanah ( pertanian, hutan, industry, atau yang lainnya)
34 • Data Kepemilikan: data identitas pemilik atau penguasa (pekerjaan,
NIK, alamat, status kepemilikan, atau yang lainnya)
• Data Nilai Tanah : data isian untuk data zona nilai tanah (tanggal transaksi, nilai transaksi, nilai pajak, nilai pasar, nilai bangunan) Formulir Isian SKP
35 III.3.3. Desain Proses
Diagram Use Case merupakan dokumen naratif yang menggambarkan rangkaian penggunaan sistem oleh aktor. Dalam hal ini, aktor adalah entitas luar yang berinteraksi dengan sistem. Use Case memodelkan sistem dari sudut pandang pengguna akhir yang bertujuan untuk mendefinisikan kebutuhan fungsional dan operasional sistem. Hal tersebut dilakukan dengan mendefinisikan skenario penggunaan sistem. Gambar 3.9 berikut merupakan diagram use case yang akan dibangun adalah sebagai berikut:
Edit Input Update Login View Query System Administrator Pengguna * * * * * * * * * * * * * * * *
Gambar 3.9 Diagram Use Case
Penentuan aktor didasarkan jumlah tipe orang atau sistem lain yang menggunakan sistem. Pada gambar 3.9 terdapat dua aktor, yaitu pengguna, dan administrator. Definisi aktor dapat dilihat dari tabel berikut:
36 Tabel 3.7 Deskripsi Aktor Dalam Diagram Use Case
No Aktor Deskripsi
1 Administrator Administrator selain bisa mengakses data P4T, ZNT, dan SKP, juga bisa melakukan input data, dan editing data spasial dan basis data. Contoh administrator adalah kepala atau staff IT di BPN.
2 Pengguna Pengguna hanya bisa melakukan query/seleksi wilayah, dan mengakses data P4T, SKP, dan ZNT. Contoh pengguna adalah staff disemua seksi yang ada di BPN
Penentuan Use Case didasarkan identifikasi kebutuhan pengguna. Tabel 3.8 berisi penjelasan setiap Use Case yang terdapat pada diagram Use Case. Tebel berikut ini menjelaskan setiap Use Case:
Tabel 3.8 Deskripsi Use Case
No Use Case Deskripsi
1 Update Aktor Mengubah data-data P4T, SKP dan ZNT pada database
melalui formulir isian atau langsung mengakses database 2 Query Fungsi ini untuk melihat hubungan antar data spasial. Contoh
query ialah menampilkan ID bidang dengan melakukan filtering data kepemilikan atau perkara dan nilai tanah
3 View Aktor menampilkan formulir yang berisi informasi P4T, SKP
dan ZNT dengan terlebih dahulu melakukan seleksi bidang 4 Login Melakukan autentikasi terhadap pengguna agar dapat melakukan
penyimpanan data (input and updating), dan editing peta.
5 Input Melakukan penyimpanan data dari formulir isian P4T, SKP, dan ZNT
6 Editing Mengedit data spasial (polygon atau poyiline). Contohnya memperluas suatu bidang tanah atau menggeser batas kepemilikan
37 III.3.4. Implementasi Sistem
Berikut ini adalah hasil tampilan aplikasi desktop GIS data pertanahan P4T, SKP, dan ZNT yang ketika sedang di jalankan:
a. Halaman Utama
Halaman ini berisi peta digital dari bidang-bidang tanah yang ada di kecamatan kedawung. Pada Halaman Utama ini pengguna aplikasi dapat memilih tools dan menu yang akan digunakan. Gambar 3.10 Berikut ini akan menampilkan halaman utama aplikasi:
Gambar 3.10 Tampilan Utama Aplikasi
b. Formulir Isian Data Pertanahan
Formulir tersebut di bagi menjadi dua tingkatan berdasarkan aktor nya, yaitu
formulir Admin dan formulir Pengguna. Admin harus melakukan otentifikasi
pengguna untuk mengakses formulir admin, berikut ini adalah
38 1. Otentifikasi Pengguna
Dialog ini diperlukan untuk masuk ke sistem admin. Gambar 3.11 berikut
ini menampilkan formulir otentifikasi Pengguna:
Gambar 3.11 Formulir Otentifikasi Pengguna
2. Formulir Utama Admin
Di dalam formulir utama ini data pertanahan yang dapat diakses adalah
data jenis kepemilikan tanah, data penggunaan tanah, data pamanfaatan
tanah, data pemilik tanah, dan nilai tanah. Admin bisa melakukan
penyimpanan data tersebut maupun update data. Gambar 3.12 berikut ini
39 Gambar 3.12 Formulir Utama Untuk Data P4T dan ZNT
3. Formulir Tambahan Admin
Pada formulir tambahan, Pengguna dapat mengakses data-data
persengketaan tanah, mulai dari nama penggugat, nama tergugat, akar
permasalahan, tipologi SKP, dan yang lainnya. Gambar 3.13 berikut ini
40 Gambar 3.13 Formulir Tambahan Untuk Isian Data SKP
4. Formulir Utama Pengguna
Formulir ini menampilkan data P4T, Nilai Tanah, dan SKP untuk
Pengguna. Namun Pengguna tidak dapat melakukan penyimpanan data
dan mengubah data. Gambar 3.14 berikut ini menampilkan formulir utama
41 Gambar 3.14 Formulir Utama Pengguna
5. Formulir Tambahan Pengguna
Formulir ini menampilan data persengketaan tanah di bidang yang telah di
pilih. Gambar 3.15 berikut ini menampilkan formulir data persengketaan: