Manajemen Operasi Industri
Manajemen Operasi Industri
Sistem Industri I Sistem Industri I
Diklat Teknis Sistem Industri Diklat Teknis Sistem Industri
Departemen Perindustrian Departemen Perindustrian
©
Program Outcomes & Tujuan
Program Outcomes & Tujuan
Program outcomesProgram outcomes
Wawasan dan pelaksanaan dalam bidang Sistem IndustriWawasan dan pelaksanaan dalam bidang Sistem Industri
TujuanTujuan
Peserta dapat memahami ruang lingkup manajemen operasionalPeserta dapat memahami ruang lingkup manajemen operasional
serta permasalahan dan solusi dalam menajalankan perusahaan serta permasalahan dan solusi dalam menajalankan perusahaan
Sistem Industri I: Manajemen Operasi Industri
Sistem Industri I: Manajemen Operasi Industri 22
,, pengendalian produksi pengendalian produksi LingkupLingkup
manajemen operasional mencakup lingkup masalah penentuan lokasimanajemen operasional mencakup lingkup masalah penentuan lokasi
dan tataletak fasilitas, pemeliharaan fasilitas, perencanaan produk, dan tataletak fasilitas, pemeliharaan fasilitas, perencanaan produk, perencanaan proses, perancangan metoda kerja, perencanaan perencanaan proses, perancangan metoda kerja, perencanaan produksi dan pengendalian produksi, perencanaan kapasitas, dan produksi dan pengendalian produksi, perencanaan kapasitas, dan penjaminan kualitas
Materi Pelatihan
Materi Pelatihan
1.
1. PendahuluanPendahuluan
2.
2. Lokasi dan tataletak fasilitasLokasi dan tataletak fasilitas
3.
3. Perencanaan produk Perencanaan produk
4.
4. Perencanaan prosesPerencanaan proses
5.
5. Perancangan metoda kerjaPerancangan metoda kerja
6.
6. Perencanaan produksi dan pengendalian produksiPerencanaan produksi dan pengendalian produksi
7.
1. PENDAHULUAN
Definisi Manufaktur dan Produksi(1)
Definisi Manufaktur dan Produksi(1)
Istilah manufaktur (Istilah manufaktur (manufactur manufactur e)e)
Pertama kali digunakan tahun 1622Pertama kali digunakan tahun 1622
Berasal dari kata latin manufactum yang berarti made byBerasal dari kata latin manufactum yang berarti made by hand
hand
Pertama kali digunakan pada tahun 1483Pertama kali digunakan pada tahun 1483
Berasal dari kata latin producere yang berarti leadBerasal dari kata latin producere yang berarti lead forward, yaitu membuat sesuatu yang baru
forward, yaitu membuat sesuatu yang baru ((tangible tangible //intangible intangible ))
Berarti pengertian manufaktur lebih sempit dari pada Berarti pengertian manufaktur lebih sempit dari pada pengertian produksi
Definisi Manufaktur dan Produksi(2)
Definisi Manufaktur dan Produksi(2)
DefinisiDefinisi manufacturing manufacturing menurut CIRPmenurut CIRP
((International Conference on Production International Conference on Production Engineering
Engineering ), 1983:), 1983:
A A SerSeries ies of inof interterrelarelated ted actactivitivities aies and ond operperatiations ons involving the design, materials selection, planning, involving the design, materials selection, planning,
Sistem Industri I: Manajemen Operasi Industri
Sistem Industri I: Manajemen Operasi Industri 66
, , ,,
management and marketing of products of the management and marketing of products of the manufacturing industries
manufacturing industries
Rangkaian aktivitas-aktivitas/operasi-operasi yang salingRangkaian aktivitas-aktivitas/operasi-operasi yang saling terkait, yang melibatkan perancangan, pemilihan material, terkait, yang melibatkan perancangan, pemilihan material, perencanaan, produksi, penjaminan kualitas, dan
perencanaan, produksi, penjaminan kualitas, dan manajemen/pemasaran produk-produk industri manajemen/pemasaran produk-produk industri manufaktur
Definisi Manufaktur dan Produksi(3)
Kata manufacturing diartikan lebih luas
Manufacturing adalah proses konversi suatu desain
menjadi produk akhir
Production adalah aktivitas fisik untuk mengubah
sua u en u ma er a men a en u a n ang lebih bernilai
Siklus Manufaktur (Manufacturing cycle )(1)
Market Research Product design Process design Production planningSistem Industri I: Manajemen Operasi Industri 8
Production activity Production control Ware- housing Distribution Consumer/ market
Sistem Manufaktur
Sistem manufaktur adalah sistem yang melakukan
proses transformasi/konversi keinginan (needs) konsumen menjadi produk jadi yang berkualitas tinggi
Keinginan konsumen diketahui dari studi pasar,
Sistem Industri I: Manajemen Operasi Industri 10
yang kemudian keinginan ini diterjemahkan
menjadi desain produk, dan kemudian menjadi desain proses
Komitmen terhadap kualitas produk harus dimiliki
oleh setiap level dalam perusahaan pada setiap tahap proses produksi
Dalam proses transformasi ini terjadi pertambahan
Sistem Produksi
Sistem produksi adalah sistem yang melakukan
proses transformasi atau konversi bahan mentah menjadi produk jadi dengan kualitas tinggi dan
sesuai dengan desain produk yang telah ditetapkan
nilai sehingga produk jadi mempunyai nilai yang lebih tinggi dari pada nilai bahan mentah
Sistem produksi, sistem manufaktur,
sistem perusahaan
SISTEM PERUSAHAAN
Sistem Personalia Sistem Manajemen Sistem Keuangan
SISTEM MANUFAKTUR
Sistem Industri I: Manajemen Operasi Industri 12
Desain produk dan proses Penjaminan Kualitas Studi Pasar SISTEM PRODUKSI Perencanaan produksi Pengendalian produksi Aktivitas Produksi
Performansi shop floor
Manufacturing lead time Jumlah inventory
Idle time , utilization Line balancing
Pemenuhan due date Material handling cost Efisiensi
Produktivitas Kualitas
Contoh Kasus(1)
Sebuah perusahaan, yaitu PT X, yang membuat
suatu produk Y, sedang merencanakan
pengembangan perusahaan dengan membuat pabrik baru untuk memenuhi permintaan pasar yang semakin meningkat. Pada saat ini, PT X mempunyai 2 pabrik, yaitu di Cilegon dan
Surabaya. PT X juga mempunyai 4 buah gudang bahan jadi (selain di pabrik masing-masing) di Semarang, Yogya, Cirebon dan Bandung. PT X merasa bahwa ongkos transportasi akan bisa dikurangi bila sebuah pabrik baru di tempat lain
Contoh Kasus(2)
Data penjualan saat ini menunjukkan PT X
memerlukan perluasan pabrik (peningkatkan
kapasitas) sebesar 10%, tetapi estimasi 10 tahun yang akan datang kapasitas pabrik yang diperlukan adalah 2 kali dari kapasitas pada saat ini.
Sistem Industri I: Manajemen Operasi Industri 16
eng nga enaga er a yang per u an a a a unskilled labor , daerah pedesaan mungkin akan
lebih baik untuk lokasi pabrik baru ini. Pasar produk adalah seluruh wilayah Republik Indonesia,
terutama Pulau Jawa dengan bahan baku terdapat di mana pun.
Contoh Kasus(
3
)
Ongkos transportasi proporsional dengan jarak
tempuh dan kebijakan PT X adalah penyaluran barang ke setiap gudang paling lama dalam satu minggu.
Keputusan lokasi: pendekatan rating (1)
Tahap keputusan lokasi industri:
Penetapan lokasi secara umum
Penetapan lokasi pabrik (exact site)
Faktor:
1. Kedekatan ke pasar, bahan baku
Sistem Industri I: Manajemen Operasi Industri 18
2. Kedekatan ke sumber tenaga kerja
3. Ketersediaan tenaga listrik, air
4. Iklim usaha
5. Ketersediaan modal (bank, lembaga keuangan non
bank, investor)
6. Perlindungan dari bahaya kebakaran
Keputusan lokasi: pendekatan rating (2)
8. Sekolah
9. Kegiatan serikat buruh
10. Tempat ibadah
11. Fasilitas rekreasi
12. Perumahan
13. Polusi, persampahan
14. Perilaku, budaya masyarakat
15. Hukum atau peraturan daerah, pajak
16. Pertumbuhan komunitas
17. Fasilitas kesehatan, sosisal
Keputusan lokasi: pendekatan rating (
3
)
Untuk setiap lokasi alternatif, masing-masing faktor
di atas diberi nilai. Dengan demikian, setiap alternatif dapat diperbandingkan
Perencanaan tataletak sistematik
Perancangan Produk(1)
Penetapan material
Penentuan ukuran dan toleransi Pendefinisian appearance
Perancangan Produk(2)
Mencocokkan (matching ) karakteristik produk
dengan kebutuhan konsumen
Memenuhi kebutuhan konsemen dengan cara
(metoda) yang paling sederhana dan efektif
Sistem Industri I: Manajemen Operasi Industri 24
enurun an me o mar e Meminimumkan revisi
No Idea
generation Preliminarydesign
Feasibility
study feasible?Product Yes
The Design Process
Final design
Process planning Prototype
Design & Manufacturing Specifications
Idea Generation
Pemasok, distributor, salespersons
Literatur (trade journals dan publikasi lain)
Warranty claims, customer complaints, failures
Sistem Industri I: Manajemen Operasi Industri 26
Survey konsumen, focus groups , interviews Field testing, trial users
More Idea Generators
Perceptual Maps
Perbandingan visual persepsi konsumen
Benchmarking
Pembandingan produk/jasa dengan best-in-class
Membongkar (dismantle ) produk pesaing untuk memperbaiki produk yang dibuat
Perceptual Map Of Breakfast Cereals
Rasa enak •Cocoa Puffs
Sistem Industri I: Manajemen Operasi Industri 28
Rasa tidak enak
Nutrisi tinggi Nutrisi rendah •Rice Krispies •Wheaties •Cheerios •Shredded Wheat
Preliminary Design
Ciptakan rancangan bentuk dan fungsi (form &
functional design )
Buat produk prototype Uji prototype
Perbaiki prototype Uji ulang
Form Design
(How The Product Looks)
Functional Design
(How The Product Performs )
Reliability
Kemungkinan produk dapat berfungsi dalam
interval waktu tertentu
Maintainability
Kemudahan dan/atau ongkos pemeliharaan
Final Design & Process Planning
Buat gambar (drawings ) & spesifikasi
Rancang instruksi pembuatan (manufacture ) yang
workable
Pilih tools & equipment
Sistem Industri I: Manajemen Operasi Industri 32
Siapkan job descriptions
Tentukan urutan operasi & perakitan Buatkan program automated machines
Improving The Design Process
1. Design teams
2. Concurrent design
3. Design for manufacture & assembly 4. Design for environment
5. Measure design quality
6. Utilize quality function deployment 7. Design for robustness
Design Teams
Marketing, manufacturing, engineering
Suppliers, dealers, customers
Sistem Industri I: Manajemen Operasi Industri 34
Concurrent Design(1)
Customers Design
Sistem Industri I: Manajemen Operasi Industri 36
Marketing Engineering
Concurrent Design(2)
Also, simultaneous or concurrent engineering Pengambilan keputusan simultan oleh design
teams
Desentralisasi rancangan yang lebih rinci
Kembangkan price-minus not cost-plus pricing Buat jadwal produksi paralel dengan
Design For Manufacture(DFM)
Rancang produk agar kegiatan produksi menjadi
mudah dan efisien
Pertimbangkan manufacturability seawal mungkin
Sistem Industri I: Manajemen Operasi Industri 38
pada tahap perancangan produk
Identifikasi easy-to-manufacture product-design
characteristics
Gunakan komponan yang mudah dibuat dan dirakit Integrasikan product design dengan process
DFM Guidelines(1)
Minimisasi jumlah part
Kembangkan modular design Rancang part agar multi-use
Hindarkan fastener terpisah-pisah Hilangkan adjustments
DFM Guidelines (2)
Hindarkan penggunaan tools Minimisasi subassemblies
Gunakan parts standar bila mungkin Sederhanakan operasi
Sistem Industri I: Manajemen Operasi Industri 40
Rancang produk agar pengujian efisien dan
memadai
Gunakan proses yang mudah dimengerti dan
berulang
Analyzing Failures
Failure Mode and Effects Analysis (FMEA)
Adalah suatu pendekatan sistematis untuk melakukan
analisis sebab dan akibat kegagalan (failures )
Menentukan prioritas failures
Fault Tree Analysis (FTA)
Value Analysis (Engineering)
Ratio of value / cost
Assessment of value :
1. Apakah kita bisa mengerjakan tanpa “itu”?
2. Apakah “itu” lebih dari pada yang diperlukan?
Sistem Industri I: Manajemen Operasi Industri 42
3. Apakah biayanya lebih mahal dari pada nilainya?
4. Dapatkah alat/cara lain mengerjakan “itu” dengan lebih
baik?
5. Dapatkah itu dibuat dengan biaya lebih murah, bahan
lebih sedikit dan alat bantu yang lebih murah?
6. Dapatkah “itu” dibuat dengan lebih murah, lebih cepat,
Design For Environment
Rancang agar bisa menggunakan recycled material Rancang material yang dapat direcycled
Rancang agar mudah melakukan perbaikan Minimisasi packaging
Minimisasi bahan dan energi yang digunakan pada
Quality Function Deployment (QFD)
Menerjemahkan “the voice of the customer ”
menjadi “technical design requirements ”
Gambarkan requirements dalam matrix “house of
quality ”
House Of Quality
3. Product characteristics Importance 5. Tradeoff matrix6. Technical assessment and target values 1. Customer requirements 4. Relationship matrix 2. Competitive assessment
Series Of QFD Houses
Benefits Of QFD(1)
Memberikan pengertian lebih baik mengenai
permintaan konsumen
Memberikan pengertian mengenai interaksi
erancan an
Melibatkan aspek manufacturing dalam proses
perancangan
Membuka dinding pemisah antar fungsi dan
departmen
Benefits Of QFD(2)
Mendukung kerja tim
Memperbaiki dokumentasi kegiatan perancangan dan proses
pengembangan
Menyediakan basis data untuk kegiatan perancangan yang
akan datang
Sistem Industri I: Manajemen Operasi Industri 48
Meningkatkan kepuasan konsumen
Menurunkan jumlah perubahan spesifikasi teknis
(engineering changes)
Mempercepat waktu pengenalan produk baru ke pasar (time
to market)
Technology In Design
CAD - Computer Aided Design
Membantu untuk menciptakan dan modifikasi rancangan
CAE - Computer Aided Engineering
Menguji dan menganalisis rancangan dengan komputer
- Secara otomatis mengubah (konversi) data CAD menjadi
instruksi pemrosesan kepada mesin/peralatan yang dikendalikan oleh komputer
Perancangan proses
Perencanaan proses adalah penentuan proses
yang paling tepat untuk melakukan kegiatan produksi dan perakitan yang diperlukan untuk membuat suatu part/produk, sesuai dengan design
Lingkup perencanaan proses: interpretasi gambar,
proses dan urutan proses, pemilihan alat (equipment, tool, mold, fixture, dan gages,
analisis metode, waktu standar, alat potong dan kondisi potong)
Urutan Proses
Proses Proses Property Finishing Raw
material
Finished part
(bisa langsung)
Sistem Industri I: Manajemen Operasi Industri 52
Casting Plartic molding Rolling of sheet metal Machining Heat treatment Electroplating Thin film deposition Painting
Perancangan Proses
Pemilihan proses
Make-or-buy decisions
Pemilihan specific equipment Perencanaan proses
Perencanaan proses
Blueprints
Bill of material
Assembly diagram
Assembly chart / product structure diagram
Sistem Industri I: Manajemen Operasi Industri 54
Operations process chart Routing sheet
Analisis proses(1)
Perubahan: menuju kepada perbaikan
(improvement )
Improvement mencakup tujuan:
Lebih baik/cepat/murah
Lebih mudah/nyaman
Lebih aman
Analisis proses(3)
Inovasi Manaj. Puncak
Sistem Industri I: Manajemen Operasi Industri 56
Kaizen
Maintenance Manaj. Madya
Penyelia
Analisis proses(
5
)
Tingkat teknologi Inovasi t1 t2 t3 waktu Inovasi Pemeliharaan eme araan KaizenAnalisis proses(
6
)
Inovasi Kaizen Kreatif Adaptabilitas Individu Tim Spesialis Ge nerik O rientasiteknologi O rientasipekerjaSistem Industri I: Manajemen Operasi Industri 58
Functional Cross functional
M encariteknologibaru Pada teknologiyang ada Feedback terbatas Feedback luas
Agregat Rinci
D am pak dram atis D am pak tidak dram atis Loncatan ke depan G radual
Kontinu
Investasikecil/tidak ada Intermitten
Manufacturing Technology
CAD/CAM
CNC machines Robotics
Automated Material Handling
Flexible Manufacturing Systems (FMS )
Langkah sistematis
Langkah sistematis perancangan sistem kerja:
Pendefinisian masalah: penggambaran masalah,
penetapan tujuan, kriteria, variabel keputusan, parameter
Pengembangan alternatif: diperlukan kreativitas
-masing alternatif (ukuran kriteria) secara konsisten
Pemilihan alternatif: alternatif terbaik yang akan
dijalankan
Rekomendasi: langkah-langkah, prasyarat, kondisi perlu
Faktor keberhasilan sistem kerja
.
Sistem Kerja
Sistem kerja adalah sistem yang melakukan proses
perubahan bahan mentah menjadi produk jadi (finished product ) atau produk setengah jadi (work in process )
Sistem kerja terdiri atas:
Bahan baku dan bahan penunjang Tena a ker a
Mesin dan fasilitas produksi Informasi
Energi
Perancangan Sistem Kerja(1)
Perancangan Prinsip perancangan (Design principles ) Beberapa alternatif sistem (metoda) kerjaSistem Industri I: Manajemen Operasi Industri 64
sistem kerja produktif Pengukuran kerja (work measurement ) Alternatif sistem kerja terpilih
Perancangan Sistem Kerja(2)
Prinsip perancangan: Ergonomi Ekonomi gerakan Studi gerakan engu uran er a: Pengukuran waktu Pengukuran ongkos Pengukuran tenaga Pengukuran efek psikologis Pengukuran efek sosial
Ekonomi gerakan (motion economy )(1)
Prinsip ekonomi gerakan yang dihubungkan dengan
penggunaan anggota badan:
Kondisi fisik terbatas
Anggota badan memulai dan mengakhiri pekerjaan pada
Sistem Industri I: Manajemen Operasi Industri 66
Gerakan anggota badan harus simetris dan berlawanan
arah
Dalam mengerjakan pekerjaan, hanya bagian-bagian
yang diperlukan saja yang bekerja
Ekonomi gerakan (motion economy )(2)
Prinsip ekonomi gerakan yang dihubungkan dengan
perancangan peralatan kerja:
Kurangi pekerjaan manual bila dapat dilakukan dengan
peralatan
Gunakan peralatan kerja yang dapat mengerjakan
e erapa pe er aan se a gus
Peralatan memberikan genggaman yang nyaman,
memudahkan pemakaian dan letakkan pada tempat tertentu tanpa harus mencari
Eliminasi tangan sebagai holding device
Ekonomi gerakan (motion economy )(3)
Prinsip ekonomi gerakan yang dihubungkan dengan
tempat kerja:
Tempat kerja tidak sering berpindah
Berada dalam daerah jangkauan tangan
Sistem Industri I: Manajemen Operasi Industri 68
Ukuran tempat kerja sesuai dengan ukuran tubuh pekerja
Ekonomi gerakan (motion economy)(4)
Ekonomi gerakan (motion economy)(4)
Ketiga prinsip di atas berkaitan dengan:Ketiga prinsip di atas berkaitan dengan:
EliminaEliminasi si kegiatkegiatanan
Kombinasikan gerakan atau aktivitas kerjaKombinasikan gerakan atau aktivitas kerja
Studi gerakan(1)
Studi gerakan(1)
Elemen gerakan Therblig (Frank Gilbreth dan LilianElemen gerakan Therblig (Frank Gilbreth dan Lilian
Gilbreth membagi gerakan dasar ke dalam 17 Gilbreth membagi gerakan dasar ke dalam 17 gerakan
gerakan):):
Mencari (Mencari (search search ))
Memilih (Memilih (select select ))
Sistem Industri I: Manajemen Operasi Industri
Sistem Industri I: Manajemen Operasi Industri 7070
Memegang untuk membawa (Memegang untuk membawa (grasp grasp ))
Menjangkau tanpa beban (Menjangkau tanpa beban (empty transport empty transport ))
Membawa dengan beban (Membawa dengan beban (loadeloaded d transptransport ort ))
Memegang untuk memakai (Memegang untuk memakai (hold hold ))
Melepas (release)Melepas (release)
Studi gerakan(2)
Studi gerakan(2)
Mengarahkan awal (Mengarahkan awal (preposition preposition ))
Memeriksa (Memeriksa (inspection inspection ))
Merakit (Merakit (assemble assemble ))
Melepas rakit (Melepas rakit (disassemble disassemble ))
Memakai (Memakai (use use ))
Keterlambatan tak terhindarkan (Keterlambatan tak terhindarkan (unavoidable unavoidable
delay delay ))
Keterlambatan terhindarkan (Keterlambatan terhindarkan (avoidable delay avoidable delay ))
Analisis gerakan
Micromotion study dilakukan dengan menggunakan
kamera (video recorder ) dan jam khusus (microchronometer ):
Merekam
Sistem Industri I: Manajemen Operasi Industri 72
Menyimpulkan
Peta kerja
Peta kerja merupakan alat analisis dalam rangka
perancangan kerja maupun perbaikan kerja
Jenis peta kerja:
Peta proses operasi (operation process chart , OPC)
Peta aliran roses flow rocess chart FPC
Peta pekerja-mesin (man-machine chart , MMC)
Peta tangan kiri-kanan (Left and right hand chart , LRHC)
Peta kelompok kerja (gang chart , GC)
Simbol
Operasi
Transportasi
Sistem Industri I: Manajemen Operasi Industri 74
Inspe si
Menunggu (delay ) Menyimpan
Operation process chart (1)
Menggambar proses secara keseluruhan
Lengkap (awal sampai akhir) tetapi garis besar proses
yang dilakukan
OPC menggambarkan:
horisontal)
proses yang dilakukan (pada urutan secara vertikal):
operasi, inspeksi, penyimpanan
waktu yang diperlukan (sisi kiri lambang)
mesin yang digunakan (sisi kanan lambang)
Operation process chart (2)
W O-m
I-n
M
W M
Flow process chart(1)
Menggambarkan proses untuk suatu komponen
secara rinci
FPC menggambarkan:
proses yang dipakai: operasi, transportasi, inspeksi,
Sistem Industri I: Manajemen Operasi Industri 78
,
Waktu yang dibutuhkan
Man-machine chart(1)
MMC menggambarkan hubungan kerja mesin dan
operator pada saat yang sama:
Kapan mesin menganggur sementara pekerja bekerja,
pekerja menganggur sementara mesin bekerja, keduanya bekerja
Sistem Industri I: Manajemen Operasi Industri 80
Sinkronisasi kerja antara pekerja dan mesin
Dapat menentukan jumlah mesin yang dapat ditangani
Man-machine chart (3)
Left-right hand chart(1)
LRHC menggambarkan hubungan kerja tangan kiri
dan dan tangan kanan operator pada saat yang sama:
Kapan tangan kiri menganggur sementara tangan kanan
kiri bekerja, keduanya bekerja
Sinkronisasi kerja antara tangan kiri dan tangan kanan
Left-right hand chart (2)
Pengukuran waktu(1)
Pengukuran kerja mencakup pengukuran waktu, tenaga,
ongkos, efek psikologis dan efek sosiologis bila suatu metoda kerja dijalankan
Pengukuran waktu merupakan pengukuran yang paling
praktis dalam menentukan kinerja suatu metoda kerja
Pengukuran waktu dilakukan untuk mengukur waktu
siklus, yang akan menjadi dasar pengukuran waktu normal
Waktu normal adalah waktu siklus yang telah dilakukan
rating agar kondisi normal dapat dicapai. Waktu normal merupakan dasar bagi penentuan waktu baku
Pengukuran waktu(2)
Rating factor mencakup keterampilan, usaha, kondisi
kerja dan konsistensi
Waktu baku (standard time ) adalah waktu normal yang
telah memperhitungkan allowance
Allowance terdiri atas: personal , menghilangkan fatique
Sistem Industri I: Manajemen Operasi Industri 86
an unavo a e e ay .
Pengukuran waktu terdiri atas:
Pengukuran langsung (pengamat berada di tempat kerja):
pengukuran dengan stopwatch dan pengukuran work sampling Pengukuran tak langsung: menggunakan tabel standar
Pengukuran waktu dengan stopwatch
Langkah-langkah:
Lakukan standardisasi metoda kerja
Bagi menjadi elemen pekerjaan
Lakukan pengukuran pendahuluan
Hitung waktu siklus
Tentukan rating factor
Hitung waktu normal
Tentukan allowance
Work sampling
Langkah:
Pengamatan pendahuluan
Penentuan jumlah sample dan jadwal kunjungan Lakukan pengukuran pendahuluan
Tentukan keseragaman dan kecukupan data Hitung waktu siklus
Sistem Industri I: Manajemen Operasi Industri 88
Hitung waktu normal
Tentukan allowance (kelonggaran) Hitung waktu baku
Contoh:
Waktu rata-rata (dari pengamatan): 30 detik; rating factor: 10 %; kelonggaran: 20%
Waktu siklus: 30 detik; waktu normal: 30 x (1+0,1) = 33; waktu baku: 33 x (1 + 0,2) = 39,6
Pengukuran tak langsung
Data waktu baku
Work factor system
6. Perencanaan dan Pengendalian
Produksi
Perencanaan dan pengendalian produksi
(Production Planning & Control , PPC)
Tujuan perencanaan (planning ): pemanfaatan
sumber secara efektif
Tujuan pengendalian (control ): penyesuaian
rencana dengan kegiatan sehari-hari
ssu a am :
apa (dilakukan pada level sistem manufaktur)
berapa banyak
kapan
siapa
Kegiatan PPC
Peramalan kuantitas permintaan
Perencanaan pembelian/pengadaan: jenis, jumlah
dan waktu
Perencanaan persediaan (inventory ): jenis, jumlah
Sistem Industri I: Manajemen Operasi Industri 92
Perencanaan kapasitas: tenaga kerja, mesin,
fasilitas
Penjadwalan produksi dan tenaga kerja Penjaminan kualitas
Monitoring aktivitas produksi Pengendalian produksi
Sistem produksi vs. Respons kepada
konsumen
MTS ATO MTO ETO
FS BP S
Jenis respon:
MTS= make to stock ; ATO= assemble to order ; MTO=
make to order ; ETO= engineer to order Jenis sistem:
Sistem Perencanaan & Pengendalian
Produksi
MTS ATO MTO ETO
FS BP
Sistem Industri I: Manajemen Operasi Industri 94
Sistem MRPII (Manufacturing Resources Planning )
Sistem JIT (Just in Time )
Sistem OPT (Optimized Production Technology )/TOC
(Theory of Constraints )
Project-based Production System
Sistem Enterprise Resources Planning (ERP)
Tahapan PPC
Peramalan
Perencanaan Agregat
Jadwal Produksi Induk
Rough Cut Capacity Planning (RCCP) Capacity Planning S tr a te g ic p la n n in g Perencanaan Material Order Pembelian Jadwal Produksi Penjadwalan Ulang
Pengendalian Aktivitas Produksi di Lantai Pabrik Out-sourcing apac ty Requirement Planning (CRP)
Hirarki produk
Type : kelompok beberapa product families Product family : kelompok beberapa items Item : produk akhir individual yang dibeli
(digunakan) oleh konsumen
Sistem Industri I: Manajemen Operasi Industri 96
Biasanya hirarki tersebut dimulai dari product family ,
karena bila sebuah pabrik membuat lebih dari satu jenis type maka operasi perusahaan itu akan
menjadi sangat kompleks
Pengelompokan sejumlah item ke dalam sebuah
product family dilakukan dengan teknik Group Technology (GT)
Hirarki Produk
…
Tipe 1 Tipe 2 Tipe n1
Famili 21 Famili 22
…
Famili 2n2Type Product family Item Sub-assembly Component Produk … Subrakit … Komponen … Subrakit …
Agregasi dan Disagregasi
Agregasi dan Disagregasi
Proses agregasi (Proses agregasi (aggregation aggregation ) adalah proses) adalah proses
pengelompokan beberapa jenis
pengelompokan beberapa jenis item item menjadimenjadi product family
product family
Proses disagregasi (Proses disagregasi (disaggregation disaggregation ) adalah proses) adalah proses
Sistem Industri I: Manajemen Operasi Industri
Contoh proses agregasi
Contoh proses agregasi
IBM memproduksi komputer laptop, desktop,IBM memproduksi komputer laptop, desktop,
notebook dan mesin teknologi tinggi lainnya. Proses notebook dan mesin teknologi tinggi lainnya. Proses agregasi adalah pengelompokan jenis-jenis
agregasi adalah pengelompokan jenis-jenis komputer tersebut ke dalam family product komputer tersebut ke dalam family product
..
Unit agregat yang biasa digunakan dalam prosesUnit agregat yang biasa digunakan dalam proses
agregasi: agregasi:
Jam kerja buruh, mesin atau resource lainnyaJam kerja buruh, mesin atau resource lainnya
Waktu standarWaktu standar
Peramalan
Peramalan
Peramalan adalah seni dan ilmu untuk memprediksiPeramalan adalah seni dan ilmu untuk memprediksi
masa depan. masa depan.
Peramalan adalah tahap awal, dan hasil ramalanPeramalan adalah tahap awal, dan hasil ramalan
merupakan basis bagi seluruh tahapan pada merupakan basis bagi seluruh tahapan pada
Sistem Industri I: Manajemen Operasi Industri
Sistem Industri I: Manajemen Operasi Industri 100100
Proses peramalan dilakukan pada level agregatProses peramalan dilakukan pada level agregat
((part family part family ); bila data yang dimiliki adalah data); bila data yang dimiliki adalah data
item, maka perlu dilakukan agregasi terlebih dahulu item, maka perlu dilakukan agregasi terlebih dahulu
Terminologi: perioda, horison,Terminologi: perioda, horison, lead time lead time ,, fitting fitting
error
Aggregate planning (AP)
Tujuan AP adalah membangkitkan (generate ) top
level production plans
Basis AP adalah hasil ramalan dan target produksi.
Target produksi ditentukan oleh top level business plan yang memperhatikan kapasitas & kapabilitas perusahaan
Peran AP adalah sebagai interface antara
perusahaan/sistem manufaktur dan pasar produknya.
Analisis dilakukan dalam kelompok produk (product
Wholesaler
Aggregate Company top level plans
Sistem Industri I: Manajemen Operasi Industri 102
Factory
Retailer
End consumer
Master Production Schedule (MPS)
Jadwal Produksi Induk (Master Production Schedule ,
MPS) atau JPI merupakan output disagregasi pada Rencana Agregat
JPI berada pada tingkatan item
er u uan un u me a ampa eman pa a
perencanaan material dan kapasitas
JPI bertujuan untuk menjamin bahwa produk
tersedia untuk memenuhi demand tetapi ongkos dan inventory yang tidak perlu dapat dihindarkan
Prosedur teknik persentase
Hitung persentase kuantitas item masing-masing
terhadap kuantitas famili pada data masa lalu (semua dalam unit agregat)
Gunakan persentase ini untuk menentukan
Sistem Industri I: Manajemen Operasi Industri 104
-Agregat. Output adalah MPS dalam satuan agregat
Lakukan pembagian MPS (yang masih dalam satuan
agregat) dengan nilai konversi sehingga dihasilkan MPS dalam satuan individu item
Perencanaan material (1)
Perencanaan material adalah penentuan jumlah material
yang diperlukan untuk memenuhi MPS dan saat pemenuhan material tersebut
Pendekatan dalam perencanaan material:
independent-demand dan dependent independent-demand .
Independent demand mengasumsikan bahwa
produk-produk (atau komponen) tidak saling bergantungan. Artinya, perencanaan material untuk masing-masing produk
dilakukan secara independen. Biasanya pendekatan independent demand ini dilakukan untuk produk jadi
(finished product ), yang satu dengan yang lainnya tidak saling bergantungan
Perencanaan material (3)
Teknik untuk independent demand ini antara lain
Economic Order Quantity (EOQ)
Teknik untuk dependent demand adalah Material
Requirements Planning (MRP)
Economic Order Quantity
Asumsi
Demand diketahui dengan pasti
Demand konstan sepanjang waktu
Shortages tidak diizinkan
Pesanan diterima sekaligus
Economic Order Quantity
n v e n to ry L e v e l Order qtySistem Industri I: Manajemen Operasi Industri 108
0 Lead time Order Placed Order Received Time Lead time Order Placed Order Received I Reorder point
Economic Order Quantity
Ongkos pesan (bila ada quantity discount , maka
harga per unit pun) turun dengan kenaikan ukuran pemesanan
ng os s mpan na engan ena an u uran
pemesanan
EOQ adalah jumlah pada saat ongkos total
Economic Order Quantity
Annual cost ($) Slope = 0 Minimum TotalCostSistem Industri I: Manajemen Operasi Industri 110
Ordering Cost Order Quantity total cost
Optimal order
Economic Order Quantity
R = permintaan tahunan (unit) P = harga beli per unit
C = ongkos pesan per sekali pesan
H = PF = ongkos simpan per unit per tahun Q = ukuran pemesanan (lot size )
F = ongkos simpan tahun sebagai persentase dari harga per unit
Economic Order Quantity
Harga beli total =
Frekuensi pemesanan per tahun = Ongkos pesan total =
Inventory rata-rata =
RP
R/Q
CR/Q
Q/2
Sistem Industri I: Manajemen Operasi Industri 112
Ongkos simpan =
Ongkos total inventory = T =
HQ/2
Economic Order Quantity
T = RP + RC/Q + QH/2 dT/dQ = -RC/Q2 + H/2 = 0 H/2 = RC /Q2 Q2H = 2RC Q2 = 2RC/H H 2RC Q* EOQ Economic Order Quantity
Setiap tahun PT WM membeli 8000 unit produk X dengan harga Rp. 10 per unit. Ongkos pesan
adalah Rp. 30 per sekali pesan dan ongkos simpan adalah Rp. 3 per unit per tahun.
Sistem Industri I: Manajemen Operasi Industri 114
Hitung:
EOQ
Economic Order Quantity
R = 8000, C = 30, H = 3 400 3 2x8000x30 Q* EOQ T= 8000x10+ (8000x30)/400+ 3x400/2
T= Rp. 81.200
MRP
Dependent demand melakukan perencanaan
material untuk produk-produk
(komponen-komponen) secara bergantungan. Artinya, jumlah dan saat material dibutuhkan untuk suatu
Sistem Industri I: Manajemen Operasi Industri 116
saat material yang dibutuhkan untuk produk/komponen yang lain
Ketergantungan antar produk/komponen
digambarkan dalam bill of material atau product structure
Bill of material /product structure
.
Produk X
Subassy 1 Subassy 2 Subassy...
… Level-0 Level-1 SSA22 SSA21 SSA2... SSA22... SSA22... … … … Level-2 Level-3 Level-… …
Dependensi
Dependensi: Vertical dependency dan horizontal
dependency
Vertical dependency menunjukkan hubungan
parent-children atau exploding
Sistem Industri I: Manajemen Operasi Industri 118
or zon a epen ency menun u an u ungan
saat selesai pemrosesan children untuk suatu parent tertentu atau time phasing
Input dan Output MRP
Material Requirements Planning Material Requirements PlanningMaster Production Schedule Master Production Schedule
Product Structure File Product Structure File Inventory Master File Inventory Master File
Planned Order Releases Planned Order Releases
Work Orders
Input untuk MRP
Master production schedule (MPS)
Product structure file (bill of materials)
Sistem Industri I: Manajemen Operasi Industri 120
Master Production Schedule (1)
MPS menentukan proses MRP dengan jadwal pemenuhan
produk jadi
MPS menunjukkan jumlah produksi bukan demand
MPS bisa merupakan kombinasi antara pesanan langsung
konsumen dan peramalan demand
MPS menunjukkan jumlah yang harus diproduksi, bukan
Master Production Schedule (2)
MPS Period
Item 1 2 3 4 5 6 7 8
Clipboard 86 93 119 100 100 100 100 100
Lapboard 0 50 0 50 0 50 0 50
Sistem Industri I: Manajemen Operasi Industri 122
Lapdesk 75 120 47 20 17 10 0 0
Clipboard Rivet (2) Level 0 Level 1 Clip Assembly (10)
Struktur Produk
Board (1) Iron Rod (3 in.) Spring (1) Spring Steel (10 in.) Level 2 Level 3 Bottom Clip (1) Top Clip (1) Pivot (1) Sheet Metal (8 in2) Sheet Metal (8 in2) Pressboard (1) Finish (2oz.)Inventory Master File
Description Inventory Policy
Item Board Lead time 2
Item no. 7341 Annual demand 5,000 Item type Manuf. Holding cost 1 Product/sales class Ass’y Ordering/setup cost 50
Value class B Safety stock 25
Sistem Industri I: Manajemen Operasi Industri 124
Buyer/planner RSR Reorder point 39
Vendor/drawing 07142 EOQ 316
Phantom code N Minimum order qty 100 Unit price/cost 1.25 Maximum order qty 500 Pegging Y Multiple order qty 100
Inventory Master File, Con
Inventory Master File, Con
’
’
t.
t.
P
Phhyyssiiccaal l IInnvveennttoorry y UUssaaggee//SSaalleess O
On n hhaannd d 11000 0 YYTTD D uussaaggee//ssaallees s 11,,110000 L
Looccaattiioon n WW11442 2 MMTTD D uussaaggee//ssaallees s 7755 O
On n oorrddeer r 550 0 YYTTD D rreecceeiipptts s 11,,220000 A
Allllooccaatteed d 775 5 MTMTD D rreecceeiipptts s 00 C
Cyycclle e 3 3 LLaasst t rreecceeiippt t 88//2255 D
Diiffffeerreenncce e --2 2 LaLasst t iissssuue e 1100//55 Codes Codes C Coosst t aacccctt. . 0000775544 R Roouuttiinng g 0000332266 E Ennggr r 0077114422
Inventory Accuracy
Inventory Accuracy
Catatan inventory untuk keperluan MRP harusCatatan inventory untuk keperluan MRP harus
akurat akurat
Bagaimana caranya?Bagaimana caranya?
Sistem Industri I: Manajemen Operasi Industri
Untuk mencapai akurasi Catatan
Untuk mencapai akurasi Catatan
1. Penyimpanan yang baik 1. Penyimpanan yang baik 2. Bangun dan jalankan 2. Bangun dan jalankan
prosedur pengambilan prosedur pengambilan inventory
inventory
3. Catat transaksi inventory 3. Catat transaksi inventory 4. Hitung secara reguler 4. Hitung secara reguler jumlah fisik inventory jumlah fisik inventory 5. Cocokkan segera bila 5. Cocokkan segera bila
terjadi perbedaan antara terjadi perbedaan antara catatan dan hasil
catatan dan hasil perhitungan fisik perhitungan fisik
Matriks MRP(1)
Lot size: LT: PD 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Gross requirements
Scheduled receipts Projected on hand
Sistem Industri I: Manajemen Operasi Industri 128
Net requirements
Planned order receipts Planned order releases
Matriks MRP(2)
LLC
low-level-code; level paling rendah suatu item ditemukan dalam struktur produk
Item
nama atau nomor yang mengidentifikasakan item terjadwal
Lot size
Ukuran lot
LT (lead time )
Matriks MRP(3)
PD (past-due)
Gross requirements
Permintaan “kotor” akan item pada perioda tertentu
Scheduled receipts
Elemen Matriks MRP
Projected on hand
inventory pada akhir perioda
Net requirements
jumlah bersih yang diperlukan
P anne or er receipts
net requirements yang sudah diubah menjadi ukuran lot
Planned order releases
Mekanik MRP
Contoh MRP
Week 1 Week 2 Week 3 Week 4 Widgets 100 50 60 Gross requirements Scheduled 20 80 -20 -50 20 50 20 50 On hand Net requirements Planned order releases
The Alpha Beta Company
A LT=3 C(3) LT=4 D(2) LT=2 D(3) LT=2 B LT=2Sistem Industri I: Manajemen Operasi Industri 134
Item On Hand Scheduled Receipts Lot Size MPS
A 10 0 1 100, period 8
B 5 0 1 200, period 6
C 140 0 150 - -
-Matriks MRP untuk Item A dan B
Item: A LLC: 0 Period Lot size: 1 LT: 3 PD 1 2 3 4 5 6 7 8 Gross requirements 100 Scheduled receipts Projected on hand 10 10 10 10 10 10 10 10 0 Net requirements 90Planned order receipts 90
Item: B LLC: 0 Period Lot size: 1 LT: 2 PD 1 2 3 4 5 6 7 8 Gross requirements 200 Scheduled receipts Projected on hand 5 5 5 5 5 5 0 0 0 Net requirements 195
Planned order receipts 195
Matriks MRP untuk Item C dan D
Item: C LLC: 1 Period Lot size: 150 LT: 4 PD 1 2 3 4 5 6 7 8 Gross requirements 270 Scheduled receipts Projected on hand 140 140 140 140 140 20 20 20 20 Net requirements 130Planned order receipts 150
Sistem Industri I: Manajemen Operasi Industri 136
Item: D LLC: 1 Period Lot size: 250 LT: 2 PD 1 2 3 4 5 6 7 8 Gross requirements 585 180 Scheduled receipts 250 Projected on hand 200 200 450 450 115 185 185 185 185 Net requirements 135 65
Planned order receipts 250 250
Alpha Beta Planned Order Report
Period Item Quantity
1 C 150
2 D 250
3 D 250
4 B 195
Model Penjadwalan (1)
Penjadwalan Single stage Single machine Parallel/heterogeneous machines JobSistem Industri I: Manajemen Operasi Industri 138
Multiple stages
Flow shop Job shop Batch
Model Penjadwalan(2)
Job scheduling (memecahkan masalah sequencing
saja, karena ukuran job telah diketahui)
n jobs on 1 processor
n jobs on m-parallel processors
Single stage
Job shop scheduling
Batch scheduling (memecahkan masalah penentuan
ukuran batch dan masalah sequencing secara simultan)
Pendekatan
Forward scheduling (penjadwalan maju):
penjadwalan yang dimulai segera setelah saat job siap; mulai dari time zero dan bergerak searah
dengan pergerakan waktu. Jadwal pasti feasible
Sistem Industri I: Manajemen Operasi Industri 140
.
Backward scheduling (penjadwalan mundur):
penjadwalan mulai dari date date dan bergerak berlawanan arah dengan arah pergerakan waktu. Jadwal pasti memenuhi due date tapi mungkin tidak feasible
Terminologi(1)
Processing time (waktu proses): estimasi waktu
penyelesaian pekerjaan (job , task ), ti
Setup time (waktu setup): waktu yang dibutuhkan
untuk kegiatan persiapan sebelum pemrosesan job .
independent setup times. si
Flow time (waktu tinggal): waktu antara saat
datang (arrival time ) dan saat kirim (delivery date ), Fi
Terminologi(2)
Delivery date (saat kirim): saat pengiriman job dari shop
floor ke proses berikut atau ke konsumen, di
Ready time (saat siap): saat sebuah job siap diproses.
Due date : saat batas (deadlin e) untuk job , yang setelah
batas tersebut job dinyatakan terlambat, di
Sistem Industri I: Manajemen Operasi Industri 142
Makespan : interval waktu total untuk penyelesaian seluruh
job
Completion time (saat selesai): saat suatu job selesai
diproses, ci
Lateness : deviasi antara saat selesai dan due date , Li = ci
-di
Tardiness (Ti): positive lateness. Earliness (Ei): negative
Terminologi(3)
Slack : sisa waktu sampai due date, SLi = di - ti –
saat sekarang
Gantt chart : adalah peta visual yang
menggambarkan loading dan scheduling
Schedule menggambarkan urutan (sequence )
pemrosesan job, dan menggambarkan saat dimulai dan saat selesai suatu pekerjaan
Waiting time adalah waktu job menunggu karena
mesin yang seharus memproses job tersebut sedang memproses job lain
Terminologi(4)
Idle time adalah waktu mesin tidak bekerja
(menganggur) karena tidak ada job yang harus diproses
Priority rule : aturan penentuan prioritas
Sistem Industri I: Manajemen Operasi Industri 144
Priority rules : FCFS (first come first serve ); SPT
(shortest processing time ), LPT (longest processing time ), EDD (earliest due date ); rasio kritis (critical ratio , CR). CR = (due date – today ’ s date )/(lead
time remaining ) atau CR = (due date – today ’ s
Terminologi(5)
Kriteria penjadwalan:
Minimasi shop time : flow time , makespan
Minimasi WIP (work in process ): Minimasi flow time ,
minimasi earliness
Minimasi customer waiting time: number of tardy jobs,
Penjadwalan n jobs pada single
machine (1)
Aturan SPT (shortest processing time ) untuk
meminimumkan waktu tinggal (flow time ) rata-rata:
Flow time rata-rata akan minimum bila n jobs yang
Sistem Industri I: Manajemen Operasi Industri 146
a an proses pa a se ua mes n uru menuru waktu pemrosesan terpendek (SPT), yaitu:
t t n t n
Penjadwalan n jobs pada single
machine (2)
Waktu proses 1 5 2 8 3 6 4 3 5 10 Job Waktu proses 4 3 8 3 1 5 3 6 7 7 Job 3 6 11 17 24 Flow time 6 14 7 7 8 3 2 8 5 10 6 14Urutan yang dihasilkan: 4-8-1-3-7-2-5-6
Flow time rata-rata: 23,875
32 42 56 191 3.875 F F
Penjadwalan n jobs pada single
machine (3)
4 8 1 3 7 2 5 6 Makespan = 56 Waktu proses 4 3 3 8 3 6 1 5 11 3 6 17 7 7 24Job Flow time
Sistem Industri I: Manajemen Operasi Industri 148
Gantt chart 32 5 10 42 6 14 56 Total 191 Rata- rata 23.875
Penjadwalan n jobs pada single
machine (4)
Aturan WSPT (Weighted shortest processing time ):
Bila terdapat n jobs yang akan diproses di sebuah
mesin dan setiap job mempunyai bobot Wi, maka ra a-ra a ow me a an m n mum a o erse u diurut menurut: n n n n W t W t W t W t 1 1 2 2 1 1 ...
Penjadwalan n jobs pada single
machine (5)
Waktu proses 1 5 1 5 2 8 2 4 3 6 3 2 4 3 1 3 5 10 2 5 Job Bobot i i W t Weighted Flow time 3 3 6 6 18 4 1 3 9 9 8 1 3 12 12 7 2 7 19 38 2 2 8 27 54 6 3 14 41 123Job Bob Waktu Flowtime
Sistem Industri I: Manajemen Operasi Industri 150
6 14 3 4.7 7 7 2 3.5 8 3 1 3
Urutan yang dihasilkan: 3-4-8-7-2-6-1-5
Flow time rata-rata: 27,0
Flow time tertimbang rata-rata: 27,46667
5 2 10 56 112
Total 15 Total 216 412 Rata- rata 7 7.46667
Penjadwalan n jobs pada single
machine (6)
Aturan SPT meminimumkan mean lateness
Bila terdapat n jobs yang akan diproses di sebuah
mesin, maka mean lateness akan minimum bila o s erse u uru menuru a uran
1 5 15 2 8 10 3 6 15 4 3 25 5 10 20 6 14 40
Penjadwalan n jobs pada single
machine (7)
Saat Latenesss Selesai c-d 4 3 25 3 -22 8 3 50 6 -44 1 5 15 11 -4 3 6 15 17 2 7 7 45 24 -21Job Waktu Due date
Sistem Industri I: Manajemen Operasi Industri 152
2 8 10 32 22 5 10 20 42 22 6 14 40 56 16 Total -29 Rata-rata -3.625 Maximum lateness: 22
Penjadwalan n jobs pada single
machine (8)
Aturan EDD (earliest due date )
Aturan EDD meminimumkan maximum lateness
pada sebuah mesin
Saat Latenesss Selesai c-d 2 8 10 8 -2 1 5 15 13 -2 3 6 15 19 4 5 10 20 29 9 4 3 25 32 7 6 14 40 46 6 7 7 45 53 8 8 3 50 56 6
Job Waktu Due date
Maximum lateness: 9
Penjadwalan n jobs pada single
machine (12)
Mean Flow Weighted Mean Maximum No. of Mean Rule Time Mean Flow Lateness Lateness Tardy Tardiness
Time Jobs
SPT 23,875 29 -3,625 22 4 7,75
Perbandingan perfomansi scheduling rule
Sistem Industri I: Manajemen Operasi Industri 154
WSPT 27 27,467 -0.5 36 10,625
EDD 32 31733 4,5 9 6 5
Slack 32,125 31,133 4,625 9 6 5
Hodgson 29,125 29,867 1,625 36 2 9
Penjadwalan n jobs , parallel machines (1)
Algoritma meminimumkan mean flow time pada
mesin paralel
Step 1. Urut semua jobs dengan urutan SPT
Step 2. Jadwalkan job tersebut satu per satu pada mesin
. ,
pilih sembarang mesin
i 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
i 5 6 3 8 7 3 5 4 2
i 6 10 3 7 9 1 8 2 5 4
i 2 2 3 3 4 5 5 6 7 8
Penjadwalan n jobs , parallel machines (2)
i 6 10 3 7 9 1 8 2 5 4
i 2 2 5 5 6 7 8
M3 3 1 5
Sistem Industri I: Manajemen Operasi Industri 156
M1
M2 10 9 2
Penjadwalan n jobs , parallel machines (3)
Job Waktu Flow tim e Job Waktu Flow tim e Job Waktu Flow tim e
6 2 2 10 2 2 3 3 3 M1 M2 M3 8 5 10 2 6 12 5 7 15 4 8 18 Total 35 20 26 Rata- rata 8.75 6.666667 8.666667
Rata-rata flow time: 8,01
Penjadwalan n jobs , parallel machines (4)
2. Algoritma meminimumkan sekaligus mean flow time dan makespan pada mesin paralel
Urutan sesuai LPT (longest processing time)
Jadwalkan setiap job ke mesin dengan beban minimum
Ubah urutan jadwal yang dihasilkan pada setiap mesin sesuai
dengan SPT (shortest processing time)
Penjadwalan Tenaga Kerja
Aggregate Planning
Master Production Schedule
Planned Order Release/Scheduling
Karakteristik
Characteristics:
Demand cenderung berfluktuasi dalam perioda pendek
(harian dalam seminggu)
Usaha manusia (human effort) tidak bisa disimpan
Sistem Industri I: Manajemen Operasi Industri 160
Langkah pemecahan:
Identifikasi layanan yang akan diberikan
Tentukan waktu rata-rata pelayanan yang dibutuhkan
Ramalkan demand per hari untuk setiap layanan dan
jumlah staf yang diperlukan selama tujuh hari
Definisi
Demand: jumlah staf yang dibutuhkan selama perioda
tertentu (satu minggu) untuk memenuhi tingkat pelayanan
tertentu. Demand mingguan adalah “ramalan” kebutuhan
staf untuk dipekerjakan per hari dalam seminggu
(1) waktu kerja dalam satu hari untuk mulai kerja, istirahat, dan selesai kerja. Contoh: Shift 5 mulai pukul 08:00, dengan rehat (break) selama 15 menit pada jam 10 dan 14, dan waktu istirahat untuk makan siang dan lain-lain mulai pukul 12:15 to 12:45
(2) Kumpulan hari dalam seminggu untuk kerja. Contoh: Shift 5 bekerja mulai Senin sampai Jumat dengan Sabtu dan Minggu libur
SHIFT SCHEDULING
Tujuan/kriteria: menyediakan staf yang tepat dengan
tingkat ongkos minimum
Total 28 hari-orang per minggu
Bila setiap orang bekerja 5 hari per minggu, maka
diperlukan 6 shift (6 orang)
Sistem Industri I: Manajemen Operasi Industri 162
Gambar 1 menunjukkan demand harian dan jadwal shift
Solusi menunjukkan overstaffing pada Selasa dan Jumat.
Solusi adalah optimal karena kebutuhan staf adalah 6 (the
Sun Mo n
Tue We d
Thu Fri Sat Shift #1 Shift #2 Shift #3 Shift #4 Shift #5 Shift #6 Sum Staff 2 4 5 5 5 5 4 30 Demand 2 4 4 5 5 4 4 28 Overstaff 0 0 1 0 0 1 0 2
ALGORITHMS
Tibrewala, Philippe, and Browne
Step 1: Identifikasi hari kerja dengan jumlah kebutuhan
tenaga kerja terbanyak, kedua terbanyak, dan seterusnya. Tempatkan pada hari-hari kerja tersebut (sesuai urutan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan) sejumlah (yang sama) tenaga kerja sampai sepasang (uniques) dua hari
Sistem Industri I: Manajemen Operasi Industri 164
.
sepasang, maka Stop. Bila lebih dari sepasang, lanjutkan ke Langkah 2
Step 2: Bila terdapat dua pasang, pilih pasangan dengan
jumlah tenaga kerja yang terkecil. Bila jumlah tenaga kerja ternyata sama maka lanjutkan ke Langkah 3
Step 3: Pilih pasangan yang paling reasonable , misal
Sabtu/Minggu, atau pasangan-pasangan yang paling dekat ke hari Minggu
Demand Total: 46
Requirement: 45/6 = 9.2 ~ 10 people, 4 overstaff
Solution 4 shifts with Saturday/Sunday off
2 shifts with Sunday/Monday off
2 shifts with Tuesday/Wednesdayoff
Mabert and Raedels’s Method
Part time worker need
Sun Mo Tue We Thu Fri Sat
Total need 0 11 6 8 6 10 0
Sistem Industri I: Manajemen Operasi Industri 168
Full ime 5 5 5 5 5
Part time 0 6 1 3 1 5 0
Worker ID number: 1, 2, 3, 4, 5 and 6 The lower ID number the greater seniority Seniority people desire to work maximum hour
Mabert and Raedels’s Method
The resulting schedule
Monday 1, 2, 3, 4, 5, 6
Tuesday 1
Wednesday 2, 3, ,
Thursday 5
Capacity Definitions(1)
Kapasitas tersedia (available capacity) adalah tingkat output
yang dapat dihasilkan dari suatu sistem produktif
Kapasitas dibutuhkan adalah kapasitas yang diperlukan
untuk menyelesaikan jadwal produksi
Kapasitis teoritis (maximum, design) adalah output
maksimum yang mungkin dicapai oleh sistem produktif. Ini
Kapasitas aktual (demonstrated or actual or effective)
adalah tingkat output yang pernah dicapai (melalui
pengalaman). Estimasi kapasitas ini didasarkan kepada pengalaman
Waktu kerja tersedia adalah jumlah jam kerja is the number
of work hours actually scheduled, or available, during a specified period
Capacity Definitions(2)
Kapasitas teoritis (TC) adalah kapasitas maksimum yang dapat dicapai
bila kondisi ideal bisa dicapai (7 hari per minggu, 3 shift per hari, 8 jam per shift)
Kapasitas nyata (DC) adalah kapasitas rata-rata yang sebenarnya yang
dijalankan perusahaan
Kapasitas nominal (Calculated (nominal) capacity (CC)) adalah kapasitas
Sistem Industri I: Manajemen Operasi Industri 172
yang tersedia. Kapasitas tersedia ini dihitung dengan mengalikan waktu tersedia (the available work time, AWT) dengan utilisasi dan efisiensi. (CC=AWT x U x E)
Utilisasi (U) adalah rasio jam kerja produktif terhadap jam kerja tersedia
U= (number of hours worked)/(number of hours available)
Efisiensi (E) adalah rasio waktu baku terhadap waktu aktual