• Tidak ada hasil yang ditemukan

KATA PENGANTAR. Jakarta, Maret Dr. Ir. Haryono, M.Sc. Panduan Umum Taman Agro Inovasi dan Agro Inovasi Mart Badan Litbang Pertanian

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KATA PENGANTAR. Jakarta, Maret Dr. Ir. Haryono, M.Sc. Panduan Umum Taman Agro Inovasi dan Agro Inovasi Mart Badan Litbang Pertanian"

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

i

KATA PENGANTAR

Berdirinya Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) diharapkan dapat mengakselerasi diseminasi teknologi Balitbangtan kepada petani dan pemangku kepentingan pertanian lainnya. Upaya percepatan dalam penyampaian inovasi kepada pengguna, maka ada dua hal penting yang perlu mendapatkan perhatian, pertama stok teknologi dan kedua adanya pihak yang menyampaikan inovasi tersebut. Beranjak dari hal tersebut, Balitbangtan memandang perlu untuk mengembangkan pola diseminasi yang mandiri sebagai suatu entitas bisnis melalui Taman Agro Inovasi dan Agro Inovasi Mart.

Panduan Umum Pengembangan Taman Agro Inovasi dan Agro Inovasi Mart Badan Litbang Pertanian ini diharapkan dapat digunakan sebagai acuan BPTP dalam pelaksanaan kegiatan. Koordinasi sangat diperlukan untuk mengharmonisasikan keterlibatan setiap pihak terkait dalam pengembangan Taman Agro Inovasi dan Agro Inovasi Mart. Dengan demikian diperoleh sinergi kerja yang positif untuk mempercepat tercapainya target yang ditetapkan.

Penghargaan dan ucapan terima kasih disampaikan kepada narasumber yang telah berpartisipasi dalam penyusunan Panduan Umum ini. Saran dan kritik bagi penyempurnaan Panduan Umum ini sangat saya hargai.

Jakarta, Maret 2015

(3)

Panduan Umum

(4)

iii DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR GAMBAR ... v

DAFTAR TABEL ... v

I. PENDAHULUAN ... 1

II. PENGERTIAN DAN KONSEP ………...…. 8

2.1. Pengertian Dasar ... 8

2.2. Fungsi dan Konsep Taman Agro Inovasi dan Agro Inovasi Mart... 9

III. PELAKSANAAN KEGIATAN………. 16

3.1. Tahapan Kegiatan ... 21

3.2. Pembiayaan Kegiatan... 23

IV. PENUTUP... 24

V. DAFTAR PUSTAKA ... 25

(5)

Panduan Umum

(6)

v

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Rencana Pengembangan Kegiatan

2015-2017 ... 18

Gambar 2. Taman Agro Inovasi di Laladon, Bogor, yang dikembangkan oleh Pusat

Perpustakaan dan Penyebaran

Teknologi Pertanian (PUSTAKA)………….. 26 Gambar 3. Taman Agro Inovasi yang dikembangkan

oleh Balai Besar Pengkajian dan

Pengembangan Teknologi Pertanian...27 Gambar 4. Taman Agro Inovasi yang

dikembangkan oleh BPTP Jawa Timur.... 28 Gambar 5. AGROMART di BPTP Jawa Timur... 29 Gambar 6. Galeri Agro Inovasi Badan Litbang

Pertanian, bertempat di kantor Balai PATP, Jl. Salak No.22, Bogor ……... 30

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Rincian rencana kegiatan dan uraian target serta pola pelaksanaannya ... 19

(7)
(8)

I. PENDAHULUAN

Justifikasi pengembangan Program Rintisan dan Akselerasi Pemasyarakatan Inovasi Teknologi Pertanian (Prima Tani), menyebutkan bahwa peran Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) dalam sistem inovasi nasional, lebih banyak pada sub sistem rantai pasok pengadaan inovasi (generating subsystem), dan sedikit pada sub sistem penyampaian (delivery subsystem) serta tidak terlibat aktif pada sub sistem penerimaan (receiving subsystem). Permasalahannya pada waktu itu, bottleneck ada pada dua sub sistem terakhir, sehingga tingkat adopsi inovasi Balitbangtan menjadi rendah. Rekayasa kelembagaan dengan pengembangan Prima Tani diharapkan dapat mempercepat proses adopsi, dimana Balitbangtan sebagai penghasil inovasi dapat langsung berhubungan dengan lembaga penyampai atau pengguna inovasi.

Selain itu Prima Tani sebagai wahana pengkajian

(9)

Melalui pelaksanaan Prima Tani diharapkan akan mendorong makin intensifnya penerapan inovasi, sehingga terwujud upaya optimalisasi pemanfaatan sumberdaya. Selain itu, inisiatif ini diharapkan dapat menghubungkan kegiatan usahatani dengan simpul-simpul bisnis di pedesaan. Hal itu tercermin dari pengembangan Sistem Usahatani Intensifikasi dan Diversifikasi (SUID) dan Agribisnis Industrial Pedesaan (AIP). Evaluasi terhadap pelaksanaan Prima Tani menunjukan bahwa kurang dari 25% dari seluruh program yang mengarah pada terbentuknya SUID dan AIP, dan keberlanjutannya sangat terbatas di beberapa propinsi saja (Drajat, B. et. al. 2009). Penyebab utama kurang berkembangnya Prima Tani, karena sejak awal program ini sangat kental sebagai “kegiatan” Balitbangtan dan kurang dikembangkan aspek bisnis dari upaya ini. Hal itu tercermin dari proses pelaksanaannya, dimana selama lima tahun pertama pelaksana utama Prima Tani adalah Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP), setelah itu diserahkan pengawalannya kepada pemerintah daerah, untuk

(10)

selanjutnya menjadi program pemerintah daerah (Drajat et. Al. 2009). Selain itu penyelenggaraan kegiatan digerakkan dengan anggaran Negara melalui APBN dan belum diarahkan untuk usaha yang mandiri sebagai suatu entitas bisnis.

Upaya pengembangan entitas bisnis dalam kegiatan penelitian dan pengembangan bukan suatu yang tabu. Idealnya dari hasil penelitian dapat memicu spin off, yaitu pembentukan perusahaan untuk mengeksploitasi aspek komersial dari hasil penelitian

dan pengembangan. Upaya ini dimungkinkan dengan

dibukanya peluang bagi pemanfaatan asset Negara melalui mekanisme Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP). Sebagai contoh lahan diseminasi dalam bentuk kebun percobaan dapat dioptimalkan sebagai pusat penghasil benih/bibit tanaman yang dijual secara komersial. Aturan tentang penggunaan asset ini telah diatur berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 48 Tahun 2012, Tentang Jenis dan Tarif atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang Berlaku pada Kementerian Pertanian.

(11)

Pengembangan diseminasi yang mandiri, dimana upaya ini berkembang sebagai suatu entitas bisnis yang dapat menghidupi dirinya sendiri, sudah saatnya dirintis di BPTP. Hal itu dapat diawali melalui optimalisasi peran Taman Agro Inovasi serta inisiasi pengembangan Agro Inovasi Mart Badan Litbang Pertanian.

Balitbangtan sudah sejak lama memberikan perhatian pada masalah diseminasi. Pendirian BPTP di tiap propinsi salah satunya dimaksudkan sebagai upaya percepatan penyampaian teknologi Balitbangtan kepada petani. Walaupun demikian, proses diseminasi belum sepenuhnya seperti yang diharapkan. Permasalahan pokoknya terkait dengan dua hal, yaitu stok teknologi dan pihak yang menyampaikan informasi

teknologi kepada petani.

Stok dan pengadaan teknologi di BPTP dikelola dalam beragam kegiatan, mulai dari Unit Pengelola Benih Sumber (UPBS), Kebun Benih/Bibit Induk (KBI), Kebun Percobaan (KP) dan pada beragam program dan kegiatan diseminasi. Untuk mendapatkan teknologi, calon pengguna biasanya datang ke BPTP dan mereka

(12)

bisa mendapatkan teknologi yang ada secara cuma-cuma dari display atau KBI di tingkat BPTP. Untuk teknologi yang telah dikelola melalui UPBS, maka calon pengguna harus membayar teknologi yang diinginkan sesuai dengan harga/tarif yang ditentukan dan akan masuk sebagai penerimaan Balitbangtan dalam skema PNBP. Penyaluran stok teknologi ini belum sepenuhnya terbangun dalam suatu pola yang sistematis, sehingga secara umum calon pengguna tidak mudah dalam mendapatkan stok teknologi sesuai dengan yang dibutuhkannya.

Dalam hal penyampaian teknologi kepada calon pengguna, salah satu saluran yang diandalkan adalah penyuluh pertanian yang ada di berbagai tingkatan, baik itu penyuluh PNS, Penyuluh THL serta penyuluh swadaya dan swasta. Dalam prakteknya, agak sulit mengharapkan para penyuluh ini menjadi agen yang membawa teknologi kepada petani. Ada beragam masalah dalam hal ini, baik itu mengait dengan keterbatasan yang dimiliki penyuluh untuk dapat mengunjungi petani secara reguler, ataupun masih

(13)

lemahnya keterkaitan pengkajian yang dilakukan BPTP dengan kegiatan penyuluhan.

Pemecahan kedua masalah di atas adalah melalui perbaikan sistem pengadaan dan distribusi teknologi, serta membangun jejaring dalam penyampaian teknologi kepada pengguna akhir secara sistematis. BPTP perlu memperkuat pola pengadaan stok teknologi, baik itu yang disalurkan secara cuma-cuma kepada masyarakat ataupun dalam kerangka komersialisasi. Selain itu BPTP juga perlu menginisiasi jalur penyampaian teknologi kepada pengguna melalui pendekatan komersialisasi dengan menjadikan penyuluh (PNS, THL, Swadaya dan Swasta) sebagai rantai penghubung utama.

Pelibatan penyuluh dalam komersialisasi ini dapat dilihat dari pengalaman Malaysia (Omar et. al. 2012) dan India (Sharma, 2006 dan Gupta, 2013). Untuk contoh India, penyuluhan merupakan bagian dari toko yang menjual input pertanian, sehingga ketika petani mengunjungi kios sekaligus mereka berkonsultasi tentang masalah usahatani yang dihadapi. Untuk kasus

(14)

Malaysia, sudah ada kerjasama yang baik antara swasta dan lembaga riset sejak awal dan produk dari kerjasama ini menjadi tanggung jawab bersama dalam diseminasinya.

Untuk sampai pada upaya ini, maka Balitbangtan perlu merancang kegiatan bersama dengan swasta dalam penyediaan stok inovasi di sekitar petani. Perusahaan perbenihan nasional merupakan pihak yang pertama dijajaki untuk berkolaborasi. Upaya Balitbangtan membuka outlet teknologi yang dimulai dengan benih, dapat meniru pola India, dimana kios ini tidak hanya menjual inovasi teknologi, namun juga menyediakan jasa konsultasi.

(15)

II. PENGERTIAN DAN KONSEP 2.1. Pengertian Dasar

2.1.1. Pengertian Taman Agro Inovasi

Taman Agro Inovasi adalah pengembangan

beragam teknologi unggulan Balitbangtan pada satu hamparan yang kompak dan strategis di sekitar UK/UPT, sekaligus sumber stok benih/bibit yang didisplay sebagai lokasi kunjungan calon pengguna teknologi. Untuk kelengkapannya sebagai media pembelajaran bagi calon pengguna teknologi, dapat dilengkapi dengan pelayanan pustaka serta arena pelatihan.

Dengan pengertian seperti di atas, maka Taman Agro Inovasi bukan sesuatu hal yang baru bagi UK/UPT, namun lebih sebagai pengembangan dari program atau kegiatan yang telah ada dan dibangun oleh UK/UPT, serta sebagai integrasi berbagai program yang ada, terutama yang terkait dengan penyediaan stok teknologi.

(16)

2.1.2. Pengertian Agro Inovasi Mart (AgrI Mart) Agro Inovasi Mart (AgrI Mart) adalah wadah

bagi terselenggaranya diseminasi teknologi sebagai suatu kegiatan komersial bekerjasama dengan dunia usaha (koperasi, swasta, BUMN dan lainnya). Upaya ini dimaksudkan untuk membangun jejaring kerja antara dunia usaha yang telah melisensi teknologi Balitbangtan serta unit usaha komersial yang ada di BPTP dengan unit usaha yang langsung berhubungan dengan pengguna akhir dari teknologi. Agro Inovasi Mart dapat dikembangkan di BPTP maupun di lokasi sekitar pengguna inovasi.

2.2. Fungsi dan Konsep Taman Agro Inovasi dan Agro Inovasi Mart

2.2.1. Fungsi dan Konsep Taman Agro Inovasi

Taman Agro Inovasi akan berfungsi sebagai display inovasi teknologi dan klinik agribisnis, dengan rincian fungsi sebagai berikut :

a. Display Inovasi Teknologi (terintegrasi dengan Kebun Benih/Bibit Induk/KBI dan

(17)

1) Pengembangan KBI dan Strata IV KRPL yang dikemas sebagai taman (agrowidyawisata).

2) Pengembangan display inovasi teknologi, diantaranya :

(a) Berbagai varietas (tanaman pangan dan palawija, hortikultura, biofarmaka, dan tanaman hias);

(b) Teknologi hemat lahan dan air (inovasi berbagai model media/wadah tanam);

(c) Pengembangan teknologi pengendalian OPT secara nabati;

(d) Pengembangan pupuk buatan atau kompos;

(e) Pasca panen dan pengolahan hasil; (f) Pertanian Bioindustri;

(g) Koleksi SDG sebagai plasma nutfah.

3) Komoditas yang dikembangkan harus

(18)

swasembada dan diversifikasi pangan serta komoditas yang diminati calon pengguna.

4) Sebagai media uji coba beragam teknologi unggulan Balitbangtan.

5) Pengelolaan dilakukan dengan baik sehingga terjaga keberlanjutannya.

6) Dimungkinkan untuk mengembangkan Taman Agro Inovasi di Kebun Percobaan (KP) apabila dianggap lebih strategis dibandingkan dikembangkan di kantor BPTP dengan berbagai pertimbangan seperti areal lahan yang tersedia di KP masih cukup luas sementara lahan tersedia di kantor BPTP relatif sempit. Bagi 5 (lima) KP yang telah ditentukan sebagai lokasi

pengembangan Agro Science Park (ASP), maka

pengembangan Taman Agro Inovasi di lokasi tersebut dapat diintegrasikan dengan rencana pengembangan ASP sehingga saling melengkapi.

(19)

b. Konsultatif/Klinik Agribisnis (terintegrasi dengan kegiatan Diseminasi/Penyuluhan)

1) Sasaran: penyuluh atau petugas lapang, swasta yang akan mengembangkan inovasi, dan masyarakat umum.

2) Kegiatan sebaiknya dilaksanakan di suatu tempat/ruang (terbuka maupun tertutup) di sekitar display atau perpustakaan.

3) Dilengkapi dengan berbagai media diseminasi. 4) Dibuat kegiatan reguler sebagai wahana

pertemuan antara penghasil, penyalur (penyuluh) dan pengguna teknologi.

2.2.2. Fungsi dan Konsep Agro Inovasi Mart

Agro Inovasi Mart akan berbentuk sebagai tempat penjualan dan stock dari teknologi-teknologi yang ditampilkan di Taman Agro Inovasi, diantaranya adalah sebagai berikut:

a. Agro Inovasi Mart di BPTP merupakan komersialisasi Produk/Teknologi Balitbangtan

(20)

sebagai suatu usaha yang terintegrasi dengan koperasi dan UPBS.

1) Menjual hasil produk Balitbangtan dan dunia usaha yang melisensi teknologi Balitbangtan, serta kelompok binaannya. Produk yang dijual diantaranya benih/bibit, pupuk organik/kompos, hasil panen dari Taman Agro Inovasi, hasil produk olahan kelompok binaan dan lain sebagainya.

2) Kegiatan ini berorientasi profit dan dikerjasamakan dengan koperasi dan UPBS dengan sistem yang telah disepakati. Keuntungan usaha digunakan untuk biaya pengelolaan Agro Inovasi Mart serta PNBP. 3) Memanfaatkan website BPTP untuk melayani

pengguna secara online.

4) Menyelenggarakan pasar tani pada hari Sabtu atau Minggu secara rutin sebagai media untuk mempertemukan antara penghasil dan pengguna teknologi pertanian, sekaligus sebagai ajang

(21)

promosi keberadaan Taman Agro Inovasi dan Agro Inovasi Mart di BPTP.

b. Agro Inovasi Mart di lokasi calon pengguna.

Kegiatan ini merupakan usaha kemitraan dengan beragam usaha (koperasi, BUMN, Swasta) atau dengan kelompok penyuluh (PNS, THL, Swadaya, Swasta) atau dengan BP4K/BPP. Selain itu bisa juga merupakan integrasi dengan beragam program Balitbangtan yang telah berkembang di masyarakat. Upaya ini harus memperhatikan beberapa hal berikut:

1) Memilih teknologi (varietas, pupuk, pestisida, alat dan mesin pertanian) hasil Balitbangtan yang prospektif untuk dikembangkan pada suatu wilayah, sebagai basis utama kegiatan bisnis. Komoditas terpilih ini dibangun jejaringnya, sejak dari UK/UPT penghasil Æ BPTP Æ Penangkar/UPJA Æ Kios/Agro Inovasi Mart. 2) Pendekatan pengembangan kegiatan meniru apa

(22)

dengan menyediakan beragam media diseminasi di tingkat lapang, serta ketersediaan penyuluh sebagai konsultan yang mendampingi petani memilih teknologi yang sesuai dengan kebutuhan mereka.

3) Secara terbatas, upaya ini diharapkan dapat membantu petani dalam memasarkan produk yang mereka hasilkan, dengan menghubungkan mereka dengan beragam pasar (resi gudang, BULOG, ipasar dan sebagainya).

(23)

III. PELAKSANAAN KEGIATAN

Pengembangan Taman Agro Inovasi dan Agro Inovasi Mart akan dilaksanakan mulai tahun 2015 diseluruh BPTP. Kegiatan ini akan dikoordinasikan oleh Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian (Balai Besar Pengkajian), bersama Balai Pengelola Alih Teknologi Pertanian (Balai PATP) Sekretariat Balitbangtan dan Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian (PUSTAKA). Ditargetkan kegiatan ini akan berjalan secara mandiri setelah tiga tahun (2015-2017), dan pada tahun 2018 kegiatan ini diharapkan akan menjadi entitas bisnis yang berkembang secara mandiri dalam menunjang diseminasi inovasi Balitbangtan.

Secara skematik rencana pengembangan kegiatan ini mengikuti Gambar 1., dimana pada tahun pertama kegiatan masih dominan sebagai display inovasi dan sudah ada inisiasi mengembangkan entitas bisnis di sekitar lokasi BPTP maupun lokasi pengguna inovasi. Pada tahun kedua sebagai tahun penumbuhan,

(24)

dimana entitas bisnis akan semakin dominan dan pada tahun ketiga entitas bisnis akan menjadi salah satu pola diseminasi inovasi Balitbangtan.

Kegiatan pengembangan Taman Agro Inovasi dan Agro Inovasi Mart akan disertai dengan penelitian atau pengkajian partisipatif yang akan dilakukan semua pihak yang terlibat dalam kegiatan ini. Dapat berupa super imposed ataupun kajian yang terencana lainnya. Adalah tugas Balai Besar Pengkajian, Balai PATP dan PUSTAKA dalam menyusun arahan dan pendekatan yang dapat digunakan dalam penelitian dan pengkajian partisipatif.

(25)

an Um u m A g ro Inov as i da n A g ro In ov as i Ma rt tb an g P er ta n ia n 18 ba r 1. Ren can a Pen gemban gan K egi atan 2 01 5-20 17 , serta proporsi pen ek an an k egiatan an tara displa y da n kome rsialisasi. T ah un 1 T ah un 2 T ah un 3 Di spl ay T ekn ol ogi Komers ia lis as i Inov as i

(26)

u m ro Inov as i da n A g ro In ov as i Ma rt an g P er ta n ia n 19 . Rinc ian re nc an a ke giatan dan u raian

target serta pola pelak

san aan ny a. U raian Tahun I Pe num buhan Tahun II Pe ngem bangan

Tahun III AgrI

Mar t gi ata n er as iona l Kons olid as i Peng emban gan Di spl ay dan K lin ik agr ibi sn is di BP TP, s erta inis ia si pe ng em ba nga n A gro Inov as i Ma rt d i B PTP da n loka si ca lon p en ggu na Pe nguat an ma na je m en da n p eng el ola an Ag ro Inov as i Ma rt d i B PTP da n loka si ca lon p engg una . Pen gem ban gan en tit as bi sn is d eng an me m buka pe lua ng p engua ta n m odal dar i p en el iti d an pe nyuluh. Pe nguat an p ermod al an da n ma na je m en us ah a pa da e ntita s bi sn is yan g di ke m ban gk an . Pe ng em ba ng an us ah a dan c aku pan w ila yah ya ng m enja di t arg et di se mina si inov as i. ib at an par a ha k UK/UP T Ba litba ngta n da la m p enyed iaa n s tok inov as i, Pe rus ahaa n ya ng me lis ensi inov as i Bal itb an gt an , Koper asi ata u en tita s b is ni s y ang la innya . Kope ra si ata u e ntita s bi sn is y ang la innya , se ma ki n d omina n da n me mp uny ai re la si d an po la ke rj a ya ng si st emati s den gan UK/UP T Peng elolaan se pe nuhny a ol eh Kope ra si d an Enti ta s bi sn is d i U K/ U PT

(27)

an Um u m A g ro Inov as i da n A g ro In ov as i Ma rt tb an g P er ta n ia n 20 Pen gan gg aran APBN d an da na Mitra , den gan al ok asi APBN ma si h d omina n Be sa ra n d ana p iha k keti ga m in im al sam a de ng an b es ara n A PBN Be sa ran Dan a pi hak ket iga do m in an . Outp ut Tela h t erta ta d isp la y te knologi d i BP TP yan g te rkai t d eng an klini k agri bi sn is . Tel ah te rb en tuk c ik al ba ka l en tita s b is nis d i BP TP d an loka si s ek ita r ca lon pen ggu na in ov asi . D ih as ilk an be be ra pa K TI yan g di pu bl ik asi kan di Ju rn al n asi on al . Tela h t erb en tuk en tita s bi sn is y an g m el aku ka n fungs i d ise mina si inov as i Bal itb an gt an . Di ha si lk an beb er apa K TI y an g di pu bl ik as ika n d i Jurna l nas iona l Entita s Bis ni s da pa t men gel ol a k egi atan di se mina si ha si l pen el iti an / pen gkaj ian sec ar a m an di ri. D ih as ilk an be be ra pa KT I yan g di pu bl ik as ik an di Ju rn al n asi on al

(28)

3.1. Tahapan Kegiatan

Pelaksanaan kegiatan selama tahun 2015 akan dibagi dalam beberapa tahapan, sebagaimana berikut :

1. Penyamaan Persepsi dan Konsepsi

Pada tahap awal diperlukan penyamaan persepsi dan pemahaman tentang konsep dan rencana kegiatan secara keseluruhan. Pertemuan yang dikoordinasikan Balai Besar Pengkajian, Balai PATP dan PUSTAKA akan melibatkan semua Kabid KSPHP lingkup UK/UPT. Pada tahap ini disepakati dan dihasilkan konsep dari kegiatan serta buku petunjuk pelaksanaan. Pengembangan template penelitian dan pengkajian sebagai panduan bagi peneliti UK/UPT yang melakukan penelitian dan pengkajian.

2. Konsolidasi di daerah

Pelaksana utama kegiatan ini adalah BPTP, untuk itu BPTP perlu menunjuk satu orang penanggung jawab kegiatan. Penanggung jawab diupayakan peneliti/penyuluh/perekayasa yang mempunyai jiwa bisnis dan tertarik dalam pengembangan diseminasi

(29)

dan komersialisasi hasil penelitian/pengkajian. Penanggung jawab akan mengikuti serangkaian workshop dan pelatihan untuk penyamaan persepsi dan peningkatan kapasitas manajemen usaha serta pengembangan usaha. Pada tahap awal workshop akan dilakukan di BPTP Jatim, dengan narasumber dari dunia usaha dan internal Balitbangtan.

3. Pelaksanaan Kegiatan

Pelaksanaan kegiatan akan diatur lebih lanjut dalam petunjuk pelaksanaan kegiatan.

4. Monitoring dan evaluasi

Monitoring dan evaluasi akan dilakukan secara terencana mulai dari ex ante monitoring dan evaluasi, on going monitoring dan evaluasi serta post ante monitoring dan evaluasi. Beberapa indikator kualitatif dan kuantitatif dikembangkan secara partisipatif dan menjadi titik tolak utama dalam pelaksanaan monitoring dan evaluasi.

(30)

5. Pengembangan Kegiatan

Kegiatan ini bersifat spesifik lokasi dan BPTP diberi keleluasaan menterjemahkan konsep yang ada sesuai dengan kondisi spesifik lokasi dan pada akhirnya nanti Balitbangtan akan mempunyai beragam pola pengembangan Taman Agro Inovasi serta Agro Inovasi Mart.

3.2. Pembiayaan Kegiatan

Besaran anggaran per BPTP adalah Rp 100 juta, dengan rincian alokasi sebagai berikut :

a. Belanja Bahan : > 60 %

b. Upah : 20 %

c. Perjalanan : 10 – 15 %

Berdasarkan alokasi anggaran di atas pada tahun 2015, maka penekanannya adalah pada penataan Taman Agro Inovasi serta inisiasi pembentukan Agro Inovasi Mart.

(31)

IV. PENUTUP

Kegiatan Pembinaan Taman Agro Inovasi dan Agri Mart Badan Litbang Pertanian merupakan salah satu program strategis Balitbangtan yang diharapkan dapat mengakselerasi alih teknologi Balitbangtan kepada pengguna. Kegiatan ini akan berhasil apabila didukung oleh komitmen semua pihak terkait dari hulu sampai hilir. Dukungan seluruh Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) sebagai pihak yang akan langsung terlibat di lapang, diharapkan dapat mengoptimalkan operasional Taman Agro Inovasi dan Agro Inovasi Mart ini melalui kerjasama dengan UK/UPT, lisensor, koperasi, BKP, BPP, dan pihak terkait lainnya.

Selanjutnya, Panduan Umum ini perlu dijabarkan oleh BPTP dalam bentuk Petunjuk Pelaksanaan (Juklak) sesuai kondisi spesifik lokasi, sehingga pada akhirnya nanti Balitbangtan akan mempunyai beragam pola pengembangan Taman Agro Inovasi serta Agro Inovasi Mart.

(32)

V. DAFTAR PUSTAKA

Drajat, B., A. Syam, D. Harnowo. 2009. Implementasi Prima Tani dan Implikasi Keberlanjutannya: Fokus Prima tani di Sulawesi Tenggara. AKP Volume 7 Nomor 4, Desember 2009 :297-318. Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian. Bogor.

Gupta, H. and S. Shinde. 2013. Agricultural Extension in India. International Journal of Management and Social Science Research. Volume 2 No. 11, November 2013.

Omar, J.A.E., A H. A. Bakar,H. M.D. Jais &F. M.. Shalloof. 2012. Study of Role of Agricultural Extension in The Dissemination of Sustainable Agricultural Development.International Journal Science and Nature.

Sharma, V.P. 2006. Enhancement of Extension System in Agriculture. Asian Productivity Organization. Tokyo.

Simatupang, P. 2004. Prima Tani Sebagai Langkah Awal Pengembangan Sistem dan Usaha Agribisnis Industrial. AKP Volume 2 Nomor 3, September 2004 :209-225. Puslitbang Sosial Ekonomi Pertanian. Bogor

(33)

VI. LAMPIRAN

Gambar 2. Taman Agro Inovasi di Laladon, Bogor, yang dikembangkan oleh Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian (PUSTAKA)

(34)

Gambar 3. Taman Agro Inovasi yang dikembangkan oleh Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian

(35)

Gambar 4. Taman Agro Inovasi yang dikembangkan oleh BPTP Jawa Timur

(36)
(37)

Gambar 6. Galeri Agro Inovasi Badan Litbang Pertanian, bertempat di kantor Balai PATP, Jl. Salak No.22, Bogor

(38)

Gambar

Gambar 2.  Taman Agro Inovasi di Laladon, Bogor, yang  dikembangkan oleh Pusat Perpustakaan dan  Penyebaran Teknologi Pertanian (PUSTAKA)
Gambar 3.   Taman Agro Inovasi yang dikembangkan oleh  Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan  Teknologi Pertanian
Gambar 4. Taman Agro Inovasi yang dikembangkan oleh  BPTP Jawa Timur
Gambar 5. AGROMART di BPTP Jawa Timur
+2

Referensi

Dokumen terkait

Selain dapat dimakan dan dapat mengurangi limbah, keuntungan lain dari edible film adalah : memiliki biaya yang umumnya rendah, mampu meningkatkan sifat organoleptic pada

(HR. Ihsan kepada Tetangga Dekat, Tetangga Jauh, dan Teman Sejawat Tetangga dekat meliputi kerabat atau tetangga yang berada di dekat rumah. Sedangkan tetangga jauh, maksudnya

Setelah proses tersebut berhasil, maka akan muncul daftar nama siswa pada kelas yang kita ampu seperti yang ditunjukan Gambar 19... Daftar

Pada menu utama ini terdapat beberapa sub menu yang terdiri dari dosen untuk memanage data dosen, mahasiswa untuk memanage data mahasiswa, mata perkuliahan

Penggunaan teori Talcott Parson dinilai penulis menjadi teori yang pas untuk menggabungkan beberapa aspek untuk mendukung keberlangsungan program- program yang akan

Faktor paritas pada penelitian ini baik di rumah sakit pendidikan maupun rumah sakit non pendidikan tidak memiliki hubungan yang bermakna dengan tingkat kecemasan ibu

Karena itu dengan membatasi diri pada penelitian di SMP PGRI 450 Solokanjeruk akan bertolak dari hipotesis, jika tanggapan siswa terhadap penerapan hukuman