LAPORAN
LAPORAN PENDAHULUAPENDAHULUAN N ASUHAN ASUHAN KEPERAWKEPERAWAATTANAN PADA PASIEN DENGAN FEBRIS KONVULSI
PADA PASIEN DENGAN FEBRIS KONVULSI DI RUANG RAWAT INAP ASTER
DI RUANG RAWAT INAP ASTER RSD dr. SOEBANDI JEMBER RSD dr. SOEBANDI JEMBER
Disusun untuk memenuhi tugas Program Pendidikan Profesi Ners Disusun untuk memenuhi tugas Program Pendidikan Profesi Ners
Stase Keperawatan Maternitas dan Anak Stase Keperawatan Maternitas dan Anak
oleh: oleh: Nurul F!r"#h$ S. Ke%. Nurul F!r"#h$ S. Ke%. NIM &&'(&&&)&)&) NIM &&'(&&&)&)&)
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER UNIVERSITAS JEMBER
')&* ')&*
LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PENGESAHAN
La
Lapoporan ran PePendndahahululuauan n dadan n AAsusuhahan n KepKepererawaawatatan n papada da papasiesien n dedengnganan Febris Febris Konvulsi
Konvulsi di di RuRuanang g RaRawawat t InInap ap AAstster er RSRSD. D. dr dr SoSoebebanandi di emembeber r !!anang g tetelalahh disetu"ui dan disahkan pada#
disetu"ui dan disahkan pada# tanggal#
tanggal#
tempat# Rawat
tempat# Rawat Inap Anak AS$%Inap Anak AS$%R R
ember&
ember& uli uli '()*'()* P
Peemmbbiimmbbiinng g KKlliinniikk PeemP mbbiimmbbiinng g AAkkaaddeemmiik k
++ ,, ++ ,, N NIIPP NNIIPP Mengetahui Mengetahui Kepala Ruang Kepala Ruang ++ ,, NIP NIP
TINJAUAN PUSTAKA &. Pe+,er!#+
-ebris konulsi +Ke"ang demam, merupakan gangguan transien pada anak/ anak !ang ter"adi bersamaan dengan demam +0ong& '((1#)'*(,. Menurut -ebr! 2 Marendra +'()(,& Ke"ang demam atau febrile 3onulsion adalah bangkitan ke"ang !ang ter"adi pada kenaikan suhu tubuh +suhu rektal di atas 41o5, !ang disebabkan oleh proses ekstrakranium. Ke"ang demam adalah ke"ang !ang mun3ul akibat demam pada ba!i atau anak ke3il + National Institute of neurological Disorders and Stroke6 NINDS& '()4,.
7erdasarkan beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa febris konulsi +Ke"ang demam, merupakan bangkitan ke"ang !ang ter"adi pada kenaikan suhu tubuh +suhu tubuh re3tal di atas 41o 5, !ang sering di"umpai pada ba!i atau anak ke3il.
'. E!olo,
Pen!ebab ke"ang demam atau Febrile Convulsion hingga saat ini belum diketahui dengan pasti& demam sering disebabkan oleh infeksi saluran pernafasan atas& otitis media& pneumonia& gastroenteritis dan infeksi saluran kemih. Ke"ang tidak selalu timbul pada suhu !ang tinggi. Kadang/kadang demam !ang tidak begitu tinggi dapat men!ebabkan ke"ang +Mans"oer A dkk '((',.
Ke"ang dapat ter"adi pada setiap orang !ang mengalami hipoksemia +penurunan oksigen dalam darah, berat& hipoglikemia& asodemia& alkalemia& dehidrasi& intoksikasi air& atau demam tinggi. Ke"ang !ang disebabkan oleh gangguan metabolik bersifat reersibel apabila stimulus pen3etusn!a dihilangkan +5orwin& '((),.
Menurut Lumban $obing 2 Mans"oer +'((8,& faktor !ang berperan dalam men!ebabkan ke"ang demam antara lain #
a, Demam itu sendiri
b, %fek produk toksik dari pada mikroorganisme +kuman dan irus terhadap otak,.
3, Respon alergik atau keadaan imun !ang abnormal oleh infeksi. d, Perubahan keseimbangan 3airan atau elektrolit.
e, %nsefalitis iral +radang otak akibat irus, !ang ringan !ang tidak diketahui atau ensekalopati toksik sepintas.
(. Kl#-/#- Ke0#+,
Ke"ang adalah malfungsi singkat dari sistem listrik otak !ang ter"adi karena muatan neuron kortikal +0ong& '((9,. Ke"ang diklasifikasikan men"adi dua !aitu ke"ang parsial dan ke"ang umum.
a. Ke"ang Parsial
Pen!ebab ke"ang parsial masih belum "elas tetapi faktor genetik mungkin berperan +S3ha3hter& '()4,. Ke"ang parsial dimulai dengan pelepasan listrik di satu daerah tertentu dari otak. :al/hal !ang dapat men!ebabkan ke"ang parsial& misaln!a 3edera kepala& infeksi otak& stroke& tumor& dan displasia kortikal. Ke"ang parsial diklasifikasikan men"adi tiga !aitu +0ong& '((9,#
), Ke"ang parsial sederhana ditandai dengan kondisi tetap sadar dan waspada& ge"ala motorik terlokalisasi pada salah satu sisi tubuh. Manifestasi lain !ang tampak !aitu kedua mata saling men"auh dari sisi fokus& gerakan tonik/klonik !ang melibatkan wa"ah& saliasi& bi3ara berhenti& gerakan klonik ter"adi se3ara berurutan dari mulai kaki&
tangan& atau wa"ah +0ong& '((9,.
', Ke"ang sensori khusus di3irikan dengan berbagai sensasi. Kebas& kesemutan& rasa tertusuk& atau n!eri !ang berasal dari satu lokasi +misaln!a wa"ah atau ekstremitas, dan men!ebar ke bagian tubuh lainn!a merupakan beberapa manifestasi ke"ang ini. Pengelihatan dapat membentuk gambaran !ang tidak n!ata. Ke"ang ini tidak umum pada anak/anak di bawah usia 1 tahun +0ong& '((9,.
4, Ke"ang parsial kompleks lebih sering ter"adi pada anak/anak dari usia 4 tahun sampai rema"a. Ke"ang ini di3irikan dengan timbuln!a perasaan kuat pada dasar lambung !ang naik ke tenggorokan& adan!a halusinasi rasa& pendengaran& atau penglihatan. Penurunan kesadaran ter"adi dengan tanda/tanda indiidu tampak linglung dan bingung& dan tidak mampu berespons atau mengikuti instruksi.
Ke"ang umum terbagi men"adi ke"ang tonik/klonik& ke"ang atonik& ke"ang akinetik& dan ke"ang mioklonik +0ong& '((9,.
), Ke"ang tonik/klonik merupakan ke"ang !ang paling umum dan paling dramatis dari semua manifestasi ke"ang dan ter"adi tiba/tiba. -ase tonik di3irikan dengan mata tampak ke atas& kesadaran hilang dengan segera& dan bila berdiri langsung ter"atuh. Kekakuan ter"adi pada kontraksi tonik simetrik pada seluruh otot tubuh !aitu lengan biasan!a fleksi& kaki& kepala& dan leher ekstensi. $angisan
melengking terdengar dan tampak adan!a hipersaliasi. -ase klonik ditun"ukkan dengan gerakan men!entak kasar pada saat tubuh dan ekstremitas berada pada kontraksi dan relaksasi !ang berirama. :ipersaliasi men!ebabkan mulut tampak berbusa. Anak "uga dapat mengalami inkontinensia urin dan feses. <erakan berkurang saat ke"ang berakhir& ter"adi pada interal !ang lebih pan"ang& lalu berhenti se3ara
keseluruhan +0ong& '((9,.
', Ke"ang atonik disebut "uga serangan drop dan biasa ter"adi antara usia ' dan 8 tahun. Ke"ang ini ter"adi tiba/tiba dan ditandai dengan kehilangan tonus otot sementara dan kontrol postur. Anak dapat "atuh ke lantai dengan keras dan tidak dapat men3egah "atuh dengan men!angga tangan& sering ter"adi kulai kepala& sehingga dapat menimbulkan 3edera serius pada wa"ah& kepala& atau bahu. Anak tidak atau dapat mengalami kehilangan kesadaran sementara +0ong& '((9,. 4, Ke"ang akinetik ditandai dengan adan!a gerakan lemah tanpa
kehilangan tonus otot. Anak tampak kaku pada posisi tertentu dan tidak "atuh. Anak biasan!a mengalami gangguan atau kehilangan
kesadaran +0ong& '((9,.
9, Ke"ang mioklonik dapat ter"adi dalam hubungann!a dengan bentuk ke"ang lain. Ke"ang ini di3irikan dengan kontraktur tonik singkat dan tiba/tiba dari suatu otot atau sekelompok otot. Ke"ang ter"adi sekali atau berulang tanpa kehilangan kesadaran dengan "enis simetrik atau asimetrik +0ong& '((9,.
Kl+-Ke"ang !ang dialami anak diawali dan disertai dengan suhu tubuh !ang tinggi. Ma!oritas anak/anak dengan ke"ang demam memiliki suhu rektal lebih dari 41&=o5 +NINDS& '()4,. Perbedaan manifestasi klinis pada ke"ang demam sederhana dan kompleks dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
$abel ) Manifestasi Klinis Ke"ang Demam
Ke0#+, De2#2 %#r-#l Ke0#+, De2#2 Ko2%le/-a. Ke"ang ter"adi selama > )8
menit
b. <e"ala motorik terlokalisasi pada salah satu sisi tubuh
3. $idak berulang dalam periode '9 "am
a. Ke"ang ter"adi selama ? )8 menit b. <e"ala motorik dapat terlokalisasi
atau ter"adi pada seluruh tubuh& atau ke"ang umum didahului ke"ang parsial
3. 7erulang atau lebih dari ) kali dalam periode '9 "am
Sumber# Mi3k 2 5ummings +'((*,
Adapun perubahan fisik !ang tampak ketika anak mengalami ke"ang demam !aitu anak teraba panas dengan suhu 4=&1o5 +Mi3k 2 5ummings& '((*,. Anak tampak tidak sadar dan tampak kaku atau bergetar pada tangan dan kaki pada salah satu sisi atau seluruh tubuhn!a. Mata anak tampak berputar atau melihat ke arah atas selama ke"ang berlangsung +Appleton 2
Marson& '((=,. a. Ke"ang parsial
), Ke"ang parsial sederhana !aitu kesadaran tidak terganggu& dapat men3akup satu atau lebih hal berikut ini +7et@& '((=,#
a, $anda/tanda motoris& kedutan pada wa"ah& atau salah satu sisi
b, $anda atau ge"ala otonomik# muntah& berkeringat& muka merah& dilatasi pupil.
3, <e"ala somatosensoris atau sensoris khusus# mendengar musik& merasa seakan "atuh dari udara& parestesia.
d, <e"ala psikis # de"au& rasa takut& isi panoramik. e, Ke"ang tubuh umumn!a gerakan setiap ke"ang sama. ', Parsial kompleks
a, $erdapat gangguan kesadaran& walaupun pada awaln!a sebagai ke"ang parsial simpleks
b, Dapat men3akup otomatisme atau gerakan otomatik# menge3ap/ nge3apkan bibir&mengun!ah& gerakan menongkel !ang berulang/ ulang pada tangan dan gerakan tangan lainn!a.
3, Dapat tanpa otomatisme # tatapan terpaku b. Ke"ang umum
), Ke"ang absens
a, <angguan kewaspadaan dan responsiitas
b, Ditandai dengan tatapan terpaku !ang umumn!a berlangsung kurang dari )8 detik
3, Awitan dan akhiran 3epat& setelah itu kempali waspada dan konsentrasi penuh
d, 7iasan!a dimulai antara usia 9 dan )9 tahun dan sering hilang pada usia )1 tahun
', Ke"ang mioklonik
a, Kedutan/kedutan inolunter pada otot atau sekelompok otot !ang ter"adi se3ara mendadak.
b, Sering terlihat pada orang sehat selaam tidur tetapi bila patologik berupa kedutan/keduatn sinkron dari bahu& leher& lengan atas dan
kaki.
3, ;mumn!a berlangsung kurang dari 8 detik dan ter"adi dalam kelompok
d, Kehilangan kesadaran han!a sesaat. 4, Ke"ang tonik klonik
a, Diawali dengan kehilangan kesadaran dan saat tonik& kaku umum pada otot ekstremitas& batang tubuh dan wa"ah !ang berlangsung
kurang dari ) menit
b, Dapat disertai hilangn!a kontrol usus dan kandung kemih 3, Saat tonik diikuti klonik pada ekstrenitas atas dan bawah. d, Letargi& konulsi& dan tidur dalam fase posti3tal
9, Ke"ang atonik
a, :ilngn!a tonus se3ara mendadak sehingga dapat men!ebabkan kelopak mata turun& kepala menunduk&atau "atuh ke tanah.
3. P#!o-olo,
Ke"ang adalah manifestasi klinis khas !ang berlangsung se3ara intermitten dapat berupa gangguan kesadaran& tingkah laku& emosi& motorik& sensorik& dan atau otonom !ang disebabkan oleh lepasn!a muatan listrik !ang berlebihan di neuron otak.
Mekanisme dasar ter"adin!a ke"ang adalah peningkatan aktifitas listrik !ang berlebihan pada neuron/neuron dan mampu se3ara berurutan merangsang sel neuron lain se3ara bersama/sama melepaskan muatan listrikn!a. :al tersebut diduga disebabkan oleh kemampuan membran sel sebagai pa3emaker neuron untuk melepaskan muatan listrik !ang berlebihan& berkurangn!a inhibisi oleh neurotransmitter asam gama amino butirat
+<A7A ,atau meningkatn!a eksitasi sinaptik oleh transmiter asam glutamate dan aspartat melalui "alur eksitasi !ang berulang. +Kania& Nia#'((B,
Pada keadaan demam kenaikan suhu )C5 akan mengakibatkan kenaikan metabolisme basal )(/)8 dan kebutuhan oksigen akan meningkat '(. Pada seorang anak berumur 4 tahun sirkulasi otak men3apai *8 dari seluruh tubuh& dibandingkan dengan orang dewasa !ang han!a )8. adi pada kenaikan suhu tubuh tertentu dapat ter"adi perubahan keseimbangan dari membran sel neuron dan dalam waktu !ang singkat ter"adi difusi dari ion Kalium maupun ion Natrium melalui membran tadi& dengan akibat ter"adin!a lepas muatan listrik.
Lepas muatan listrik ini demikian besarn!a sehingga dapat meluas ke seluruh sel maupun ke membran sel tetanggan!a dengan bantuan bahan !ang disebut neurotransmitter dan ter"adilah ke"ang. $iap anak mempun!ai ambang ke"ang !ang berbeda dan tergantung tinggi rendahn!a ambang ke"ang seeorang anak menderita ke"ang pada kenaikan suhu tertentu. Pada anak dengan ambang ke"ang !ang rendah& ke"ang telah ter"adi pada suhu 41C5 sedangkan pada anak dengan ambang ke"ang !ang tinggi& ke"ang baru ter"adi pada suhu 9(C5 atau lebih. Dari ken!ataan inilah dapatlah disimpulkan bahwa terulangn!a ke"ang demam lebih sering ter"adi pada ambang ke"ang !ang rendah sehingga dalam penanggulangann!a perlu diperhatikan pada tingkat suhu berapa penderita ke"ang.
Ke"ang demam !ang berlangsung singkat pada umumn!a tidak berbaha!a dan tidak menimbulkan ge"ala sisa. $etapi pada ke"ang !ang berlangsung lama +lebih dari )8 menit, biasan!a disertai ter"adin!a apnea& meningkatn!a kebutuhan oksigen dan energi untuk kontraksi otot skelet !ang akhirn!a ter"adi hipoksemia& hiperkapnia& asidosis laktat disebabkan oleh metabolisme anaerobik& hipotensi arterial disertai den!ut "antung !ang tidak teratur dan suhu tubuh makin meningkatn!a aktifitas otot dan selan"utn!a men!ebabkan metabolisme otak meningkat. Rangkaian ke"adian di atas adalah faktor pen!ebab hingga ter"adin!a kerusakan neuron otak selama berlangsungn!a ke"ang lama.
-aktor terpenting adalah gangguan peredaran darah !ang mengakibatkan hipoksia sehingga meninggikan permeabilitas kapiler dan timbul edema otak !ang mengakibatkan kerusakan sel neuron otak. Kerusakan pada daerah mesial lobus temporalis setelah mendapat serangan ke"ang !ang berlangsung lama dapat men"adi EmatangF di kemudian hari& sehingga ter"adi serangan epilepsi !ang spontan. adi ke"ang demam !ang berlangsung lama dapat men!ebabkan kelainan anatomis di otak hingga ter"adi epilepsi +Ilmu Kesehatan Anak -K ;I& '((',
*. Pe2er/-##+ %e+u+0#+,
a. Elektroensefalogram +%%<,# dipakai unutk membantu menetapkan "enis dan fokus dari ke"ang +7et@& '((=,.
b. Pemindaian 5$# menggunakan ka"ian sinar G !ang lebih sensitif dri biasan!a untuk mendeteksi perbedaan kerapatan "aringan +7et@& '((=,.
3. Magneti resonance imaging +MRI,# menghasilkan ba!angan dengan menggunakan lapangan magnetik dan gelombang radio& berguna untuk memperlihatkan daerah/ daerah otak !ang tidak "elas terliht bila menggunakan pemindaian 5$ s3an +7et@& '((=,.
d. Pemindaian positron emission tomograph +P%$,# untuk mengealuasi ke"ang !ang membandel dan membantu menetapkan lokasi lesi& perubahan metabolik atau aliran darah dalam otak +7et@& '((=,.
e. ;"i laboratorium
), Pungsi lumbal # menganalisis 3airan serebroaskuler
− <lukosa Darah# :ipoglikemia merupakan predisposisi ke"ang +N > '(( mH6dl,
− 7;N# Peningkatan 7;N mempun!ai potensi ke"ang dan merupakan indikasi nepro toksik akibat dari pemberian obat.
− %lektrolit# K& Na
− Ketidakseimbangan elektrolit merupakan predisposisi ke"ang − Kalium + N 4&1( 8&(( meH6dl ,
− Natrium + N )48 )99 meH6dl ,
7. Ko2%l/#-
a. Kerusakan Neuron Jtak.
Ke"ang !ang berlangsung lama +?)8 menit, biasan!a disertai dengan apnea& meningkatn!a kebutuhan oksigen dan energi untuk kontraksi otot !ang akhirn!a men!ebabkan hipoksemia& hiperkapnia& asidosis laktat karena metabolisme anaerobik& hipotensi arterial& den!ut "antung !ang tak teratur& serta suhu tubuh !ang makin meningkat se"alan dengan meningkatn!a aktiitas otot sehingga meningkatkan metabolisme otak. Proses di atas merupakan faktor pen!ebab ter"adin!a kerusakan neuron otak selama berlangsung ke"ang lama. -aktor terpenting adalah gangguan peredaran darah !ang mengakibatkan hipoksia sehingga meningkatkan permeabilitas kapiler dan timbul edema otak !ang mengakibatkan kerusakan neuron otak.
b. Retardasi Mental
ter"adi akibat kerusakan otak !ang parah dan tidak mendapatkan pengobatan !ang adekuat.
3. %pilepsi
$er"adi karena kerusakan pada daerah medial lobus temporalis setelah mendapat serangan ke"ang !ang berlangsung lama. Ada 4 faktor risiko !ang men!ebabkan ke"ang demam men"adi epilepsi dikemudian hari& !aitu#
', Kelainan neurologis atau perkembangan !ang "elas sebelum ke"ang demam pertama.
4, Ke"ang demam pertama merupakan ke"ang demam kompleks. d. :emiparesis
Kelumpuhan atau kelemahan otot/otot lengan& tungkai serta wa"ah pada salah satu sisi tubuh. 7iasan!a ter"adi pada penderita !ang mengalami ke"ang lama +ke"ang demam kompleks,. Mula/mula kelumpuhan bersifat flaksid& setelah ' minggu timbul spasitas.
7ila ke"ang berhenti dengan algoritma tata laksana ke"ang& maka dilan"utkan dengan terapi profilaksis intermiten atau rumatan pada saat demam berupa #
a. Antipiretik # parasetamol )(/)8 mg6kg6hari setiap 9/* "am atau ibuprofen 8/)( mg6kg6hari tiap 9/* "am.
b. Antike"ang # dia@epam oral (&4 mg6kg6dosis tiap 1 "am saat demam atau dia@epam rektal (&8 mg6kg6hari setiap )' "am saat demam.
3. Pengobatan "angka pan"ang selama ) tahun dapat dipertimbangkan pada kasus ke"ang demam kompleks dengan faktor risiko. Jbat !ang digunakan adalah fenobarbital 4/8 mg6kg6hari atau asam alproat )8/'( mg6kg6hari. +Dewanto& '((=,
ika anak di bawa kefasilitas kesehatan& penanganan !ang akan di lakukan adalah sebagai berikut#
a. Memastikan "alan nafas anak tidak tersumbat
b. Pemberian oksigen melalui fa3e mask
c. Pemberian dia@epam (&8 mg6kg berat badanatau "ika terpasang selang
infuse (&' mg6kg per infuse
d. Pengawasan tanda/tanda depresi pernafasan
ika ke"ang masih berlan"ut maka#
a. Pemberian dia@epam (.' mg6kg per infuse diulangi. ika belum terpasang selang infuse (.8 mg6kg.
b. Pengawasan tanda/ tanda depresi pernapasan.
3. Pemberian fenobarbital '(/ 4( mg6kg per infuse dalam 4( menit atau fenitoin )8/9( mg6kg per infuse dalam 4( menit .
d. Pemberian -enitoin hendakn!a di sertai dengan monitor %K< +rekam "antung,
e. ika ke"ang masih berla"ut& diperlukan penanganan lebih lan"ut di ruang perawatan intensif dengan thiopentone& dan alat bantu pernafasan
B. P#!h5#"
Infeksi bakteri irus dan parasit
Reaksi inflamasi ↑suhu tubuh
:ipertermi
Mengubah keseimbangan membran sel neuron
6. D.
6. Ko+-e% A-uh#+ /e%er#5#!#+ &. Pe+,/#0#+
a. Identitas pasien
Identitas pasien& meliputi nama& usia& "enis kelamin& pendidikan& alamat& peker"aan& agama& suku bangsa& tanggal dan "am masuk rumah sakit& No. RM& dan lain sebagain!a. Ke"ang demam biasan!a ter"adi pada
anak usia * bulan / 9 tahun. b. Keluhan utama
Keluhan utama pada pasien febris konulsi !aitu ke"ang. 3. Riwa!at pen!akit sekarang
Riwa!at pen!akit sekarang !ang pling sering mun3ul !aitu demam atau suhu tubuh meningkat kurang lebih )/9 hari sehingga men!ebabkan ke"ang& kesadaran menurun& gelisah &muntah/muntah& sakit kepala. d. Riwa!at pen!akit dahulu
7iasan!a penderita febris konulsi sebelumn!a demam& batuk& pilek kurang lebih )/9 hari& pernah mengalami pen!akit infeksi pada hidung& telinga& dan tenggorokan& atau infeksi lainn!a.
Melepaskan muatan listrik !ang besar
resiko kerusakan sel neuron otak
Resiko 3edera Ke"ang Lebih dari )8 menit Kurang dari )8 menit Permeabilitas kapiler meningkat Perubahan supla! darah ke otak $idak menimbulkan ge"ala sisa
hipoksia Kompensasi tubuh denganRR& irama& kedalam dan ↑ ke3epatn pernafasan
Ketidakefektifan pola nafas Resiko ketidakefektifan
perfusi "aringan serebral Kelemahan dan keletihan Intoleransi aktiitas
e. Riwa!at pen!akit keluarga
Identifikasi pen!akit !ang pernah dialami dalam keluarga& riwa!at pen!akit keturunan& pen!akit ke"ang di dalam keluarga
f. Pemeriksaan fisik ), 7) +7reathing,
a, Inspeksi
Inspeksi apakah pasien batuk dan sesak nafas. Pada pasien ke"ang demam !ang disebabkan oleh ensefalitis biasan!a disertai adan!a gangguan pada sistem pernapasan seperti sesak napas& penggunaan otot bantu napas + sternokleidomastoideus!& dan peningkatan frekuensi pernapasan.
b, Palpasi
Pada palpasi didapatkan ekspansi meningkat dan taktil fremitus seimbang kanan dan kiri.
3, Perkusi
Pada perkusi didapatkan suara normal sampai hipersonor. d, Auskultasi
Pada pasien ke"ang demam !ang disebabkan oleh en3hepalitis sering didapatakan bun!i nafas ronkhi.
', 7' +7lood,
Pengka"ian pada pasien ke"ang demam !ang disebabkan oleh ensefalitis sering didapatkan adan!a s!ok hipoolemik
4, 74 +7rain,
Pengka"ian 74 +7rain, merupakan pemeriksaan fo3us dan lebih lengkap dibandingkan pengka"ian pada s!stem lainn!a. Pada pasien dengan ke"ang demam saat ter"adi ke"ang pasien akan mengalami penurunan kesadaran. Pada saat pengka"ian ka"i berapa lama pasien mengalami serangan ke"ang& berapa kali serangan ke"ang ter"adi selama '9 "am bagian tubuh manakah !ang ter"adi ke"ang apakah seluruh tubuh atau sebagian. Pada ke"ang demam sederhana biasan!a ke"ang ter"adi kurang dari )8 menit& <e"ala gerak motorik terlokalisasi pada salah satu sisi tubuh& dan tidak berulang dalam '9 "am. Ke"ang demam komplek biasan!a ke"ang ter"adi lebih dari )8
menit. <e"ala motorik dapat terlokalisasi atau ter"adi pada seluruh tubuh& atau ke"ang umum didahului ke"ang parsial& dan ke"ang berulang atau lebih dari ) kali dalam periode '9 "am.
9, 79 +7ladder,
Pemeriksaan pada sistem perkemihan biasan!a didapatkan berkurangn!a olume keluaran urine& hal ini berhubungan dengan penurunan perfusi dan penurunan 3urah "antung ke gin"al akibat
serangan ke"ang !ang ter"adi. 8, 78 +7owel,
Mual sampai muntah dihubungkan dengan peningkatan produksi asam lambung.
*, 7* +7one,
Penurunan kekuatan otot dan penurunan tingkat kesadaran menurunkan mobilitas klien se3ara umum. Dalam pemenuhan kebutuhan sehari/hari klien lebih ban!ak dibantu orang lain
g. Pengka"ian tumbuh kembang pada anak dengan ke"ang demam
Menurut Liingstone& se3ara umum ke"ang demam tidak mengganggu pertumbuhan dan perkembangan anak apabila ke"ang tidak terlalu sering ter"adi +) tahun tidak lebih dari 9 kali,. Dan pen!akit !ang melatar belakangi timbuln!a ke"ang seperti tonsilitis& faringitis& segera di atasi. ika kondisi tersebut tidak segera diatasi maka anak dapat dengan mudah mengalami keterlambatan pertumbuhan misaln!a berat badan !ang kurang karena ketidak 3ukupan nutrisi sebagai dampak anoreksia& tinggi badan !ang kurang dari umur semestin!a sebagai akibat penurunan asupan mineral. Selain gangguan pertumbuhan dampak kondisi anak dengan ke"ang dapat mengalami gangguan perkembangan seperti penurunan rasa per3a!a diri akibat sering serangan ke"ang sehingga anak lebih ban!ak berdiam diri& anak tidak mau berinteraksi dengan teman seba!a. Kemungkinan "uga dapat
ter"adi gangguan perkembangan !ang lain seperti penurunan kemampuan motorik kasar +seperti melon3at dan berlari,.
'. D#,+o-# Ke%er#5#!#+
Diagnosa keperawatan !ang dapat diangkat sesuai dengan pathwa! adalah sebagai berikut +NANDA& '()8,.
a. Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan ganguan entilasi dan difusi
b. :ipertermi berhubungan dengan peningkatan metabolisme tubuh akibat proses infeksi& toksimea.
3. Intoleransi aktiitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dengan kebutuhan oksigen.
d. Risiko ketidakefektifan perfusi "aringan 3erebral berhubungan dengan reduksi aliran darah ke otak& ke"ang
(. Re+7#+# /e%er#5#!#+
No D#,+o-# Tu0u#+ d#+ Kr!er# H#-l 8NO69 I+!ere+- 8NI69 R#-o+#l ) Ketidakefektifan
pola napas berhubungan
dengan ganguan entilasi dan difusi
NJ5 :
). Respirator! status # entilation '. Respirator! status # Airwa! paten3! 4. ital sign Status
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 4 '9"am pola napas kembali efektif dengan kriteria hasil#
a. RR normal +4(/*(6menit, b. Pergerakan dada normal
3. Penggunaan otot/otot bantu pernapasan berkurang
). Atur posisi pasien untuk memaksimalkan entilasi '. Pantau $$ pasien
4. Auskultasi suara nafas& 3atat area penurunan atau ketiadaan
entilasi dan adan!a suara nafas tambahan
9. Monitor respirasi dan oksigenasi
8. Kolaborasi pemberian oksigen !ang sudah terhumidifikasi
). Memaksimalkan entilasi dan ekspansi paru
'. memantau status pernafasan 4. Perubahan dapat menandakan
awitan komplikasi pulmonal atau menandakan lokasi6 luasn!a keterlibatan otak
9. Menentukan ke3ukupan pernapasan& keseimbangan asam basa dan kebutuhan akan terapi 8. Memaksimalkan oksigen pada
darah arteri dan membantu dalam pen3egahan hipoksia '. :ipertermi
berhubungan denga n proses peradangan
NJ5# $hermoregulasi
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama ) '9 "am& suhu men"adi normal& dengan kriteria hasil
). Suhu tubuh dalam rentang normal +4*&8/4B&8 J5,
'. Nadi dalam rentang normal +*(/ )'(6menit,
4. RR dalam rentang normal 4(/*( 6menit,
9. Kulit tidak teraba hangat6panas
NI5# -eer $reatment
). ;kur tanda/tanda ital# suhu& nadi& tekanan darah dan pernapasan
'. 5atatlah asupan dan keluaran 3airan.
4. An"urkan kaluarga utuk memberikan minum !ang ban!ak pada pasien.
). Suhu 41&=/9)&)o5 menun"ukkan proses pen!akit infeksius akut. Pola demam dapat membantu dalam diagnosis& dan dapat memi3u timbuln!a ke"ang '. Mengetahui keseimbangan
3airan baik intake maupun output.
4. Memper3epat proses penguapan melalui urine dan keringat& selain itu dimaksudkan untuk mengganti 3airan tubuh !ang
No D#,+o-# Tu0u#+ d#+ Kr!er# H#-l 8NO69 I+!ere+- 8NI69 R#-o+#l 9. An" urka n keluarga untuk
memberikan kompres hangat pada daerah aila dan lipatan paha.
8. An"urkan keluarga untuk tidak memakai selimut dari pakaian !ang tebal.
*. 7erikan terapi 3airan intraena dan obat/obatan sesuai dengan hasil kolaborasi.
hilang.
9. Memberikan efek asodilatasi pembululuh darah.
8. ;ntuk memudahkan dalam proses penguapan.
*. Pemberian terapi 3airan intraena untuk mengganti 3airan !ang hilang dan obat/obatan sebagai preparat !ang di formulasikan untuk penurunan panas 4 Intoleran aktiitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dengan kebutuhan oksigen NJ5 # ). %nerg! 3onseration '. A3tiit! toleran3e 4. Self 5are # ADLs
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 4'9 "am diharapkan pasien kembali toleran terhadap aktiitas dengan kriteria hasil# Pasien dapat bergerak aktif tanpa disertai peningkatan tekanan darah& nadi dan frekuensi pernafasan
). Ka"i aktiitas pasien '. ;kur $$ pasien
4. An"urkan keluarga untuk membatasi aktiitas pasien 9. Kolaborasi pemberian oksigen
). ;ntuk mengetahui kemampuan fisik pasien
'. Mengetahui kondisi fisik pasien se3ara umum
4. ;ntuk menghemat energi pasien dan men3egah kelemahan pada pasien 9. Men3egah hipoksia 9 Risiko ketidakefektifan perfusi "aringan 3erebral berhubungan dengan reduksi aliran darah ke otak
NJ5 #
). 5ir3ulation status '. $issue Prefusion# 3erebral
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 4 '9 perfusi "aringan 3erebral membaik.
NI5
Cerebral Perfution Promotion ). 7ila ter"adi ke"ang& tidurkan
pasien ditempat !ang rata dan miringkan kepala
'. Pasang sudip lidah
). Diharapkan sistem pernpasan tidak ter"adi gangguan ataupun sumbatan
'. Agar lidah tidak tergigit atau lidah menutup "alan napas
No D#,+o-# Tu0u#+ d#+ Kr!er# H#-l 8NO69 I+!ere+- 8NI69 R#-o+#l 9. An" urka n keluarga untuk
memberikan kompres hangat pada daerah aila dan lipatan paha.
8. An"urkan keluarga untuk tidak memakai selimut dari pakaian !ang tebal.
*. 7erikan terapi 3airan intraena dan obat/obatan sesuai dengan hasil kolaborasi.
hilang.
9. Memberikan efek asodilatasi pembululuh darah.
8. ;ntuk memudahkan dalam proses penguapan.
*. Pemberian terapi 3airan intraena untuk mengganti 3airan !ang hilang dan obat/obatan sebagai preparat !ang di formulasikan untuk penurunan panas 4 Intoleran aktiitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dengan kebutuhan oksigen NJ5 # ). %nerg! 3onseration '. A3tiit! toleran3e 4. Self 5are # ADLs
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 4'9 "am diharapkan pasien kembali toleran terhadap aktiitas dengan kriteria hasil# Pasien dapat bergerak aktif tanpa disertai peningkatan tekanan darah& nadi dan frekuensi pernafasan
). Ka"i aktiitas pasien '. ;kur $$ pasien
4. An"urkan keluarga untuk membatasi aktiitas pasien 9. Kolaborasi pemberian oksigen
). ;ntuk mengetahui kemampuan fisik pasien
'. Mengetahui kondisi fisik pasien se3ara umum
4. ;ntuk menghemat energi pasien dan men3egah kelemahan pada pasien 9. Men3egah hipoksia 9 Risiko ketidakefektifan perfusi "aringan 3erebral berhubungan dengan reduksi aliran darah ke otak
NJ5 #
). 5ir3ulation status '. $issue Prefusion# 3erebral
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 4 '9 perfusi "aringan 3erebral membaik.
NI5
Cerebral Perfution Promotion ). 7ila ter"adi ke"ang& tidurkan
pasien ditempat !ang rata dan miringkan kepala
'. Pasang sudip lidah
). Diharapkan sistem pernpasan tidak ter"adi gangguan ataupun sumbatan
'. Agar lidah tidak tergigit atau lidah menutup "alan napas
No D#,+o-# Tu0u#+ d#+ Kr!er# H#-l 8NO69 I+!ere+- 8NI69 R#-o+#l Kriteria :asil #
a. $idak ada tanda/tanda ke"ang& peredaran darah lan3ar& suplai oksigen
lan3ar&
b. tidak ada tanda/tanda apnue
4. Longgarkan pakaian !ang mengikat
9. 7erikan oksigen
8. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat anti ke"ang
4. Proses inspirasi dan ekspirasi dapat maksimal dan dapat memberikan rasa n!aman pada pasien
9. Diharapkan dapat memenuhi kebutuhan oksigen diseluruh "aringan
8. Diharapkan dapat memper3epat proses pen!embuhan dan "uga dengan memantau efek samping se3ara dini "ika timbul efek samping 8. Resiko tinggi in"uri
berhubungan dengan ke"ang
$u"uan#
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 4 '9 trauma6 in"uri dapat teratasi. NJ5 #
Kno"ledge # Personal Safet Safet $ehavior # Faal Prevention Safet $ehavior # Falls occurance Safet $ehavior # Phsical In%ur
NI5#
Environmental Management safet ). Monitor ke"ang pada tangan&
kaki& mulut& dan otot otot muka lainn!a
'. Persiapkan lingkungan !ang aman
4. Sediakan lingkungan !ang aman untuk pasien
9. Identifikasi kebutuhan keamanan pasien& sesuai dengan kondisi fisik dan fungsi kognitif pasien dan riwa!at pen!akit terdahulu pasien 8. Memasang side rail tempat
tidur
). <ambaran tribalitas sistem s!araf pusat memerlukan ealuasi !ang sesuai dengan interensi !ang tepat untuk men3egah ter"adin!a komplikasi '. Meminimalkan ter"adin!a 3idera 4. Membantu pemenuhan keamanan pasien
9. Men3egah ter"adin!a risiko "atuh
8. Memantau pasien untuk membantu pemenuhan ADL sehingga tidak ter"adi 3idera
No D#,+o-# Tu0u#+ d#+ Kr!er# H#-l 8NO69 I+!ere+- 8NI69 R#-o+#l Kriteria :asil #
a. $idak ada tanda/tanda ke"ang& peredaran darah lan3ar& suplai oksigen
lan3ar&
b. tidak ada tanda/tanda apnue
4. Longgarkan pakaian !ang mengikat
9. 7erikan oksigen
8. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat anti ke"ang
4. Proses inspirasi dan ekspirasi dapat maksimal dan dapat memberikan rasa n!aman pada pasien
9. Diharapkan dapat memenuhi kebutuhan oksigen diseluruh "aringan
8. Diharapkan dapat memper3epat proses pen!embuhan dan "uga dengan memantau efek samping se3ara dini "ika timbul efek samping 8. Resiko tinggi in"uri
berhubungan dengan ke"ang
$u"uan#
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 4 '9 trauma6 in"uri dapat teratasi. NJ5 #
Kno"ledge # Personal Safet Safet $ehavior # Faal Prevention Safet $ehavior # Falls occurance Safet $ehavior # Phsical In%ur
NI5#
Environmental Management safet ). Monitor ke"ang pada tangan&
kaki& mulut& dan otot otot muka lainn!a
'. Persiapkan lingkungan !ang aman
4. Sediakan lingkungan !ang aman untuk pasien
9. Identifikasi kebutuhan keamanan pasien& sesuai dengan kondisi fisik dan fungsi kognitif pasien dan riwa!at pen!akit terdahulu pasien 8. Memasang side rail tempat
tidur
). <ambaran tribalitas sistem s!araf pusat memerlukan ealuasi !ang sesuai dengan interensi !ang tepat untuk men3egah ter"adin!a komplikasi '. Meminimalkan ter"adin!a 3idera 4. Membantu pemenuhan keamanan pasien
9. Men3egah ter"adin!a risiko "atuh
8. Memantau pasien untuk membantu pemenuhan ADL sehingga tidak ter"adi 3idera
No D#,+o-# Tu0u#+ d#+ Kr!er# H#-l 8NO69 I+!ere+- 8NI69 R#-o+#l *. Mengan"urkan keluarga untuk
menemani pasien.
B. Memindahkan barang/barang !ang dapat membaha!akan
*. Melindungi klien bila ke"ang ter"adi
B. Meminimalkan pasien tidak mengalami 3idera
No D#,+o-# Tu0u#+ d#+ Kr!er# H#-l 8NO69 I+!ere+- 8NI69 R#-o+#l *. Mengan"urkan keluarga untuk
menemani pasien.
B. Memindahkan barang/barang !ang dapat membaha!akan
*. Melindungi klien bila ke"ang ter"adi
B. Meminimalkan pasien tidak mengalami 3idera
DAFTAR PUSTAKA
7et@& 5e3il! L!nn. '((=. $uku Saku Kepera"atan Pediatri Ed& '. akarta # %<5 Dewanto& <eorge.'((=. Panduan Praktis Diagnosis ( )ata *aksana Penakit
Saraf& akarta# %<5
-ebr!& A!u 7ulan K. D. 2 Marendra& ulfito.'()(. Pandai Mengatur Menu ( )anggap Saat +nak Sakit . akarta# <agas Media
Kania& Nia.EKe"ang Pada AnakF. diakses melalui. http#66 pustaka&unpad&ac&id,"p&&&,-., kejang / pada / anak &pd
M3 5loske!& 5..& Iet all& '()'& Nursing Interventions Classification 0NIC! se3ond %dition& IJ0A Interention Pro"e3t& Mosb!.
Moorhead& Sue& et al . '()'. Nursing 1outcomes Classification 0N1C!# Measurement of 2ealth 1utcomes Fifth Edition& %lsiier Mosb!.
NANDA. '()8. Diagnosis Kepera"atan# Definisi dan Klasifikasi .-3'4.-35 . akarta# %<5.
DAFTAR PUSTAKA
7et@& 5e3il! L!nn. '((=. $uku Saku Kepera"atan Pediatri Ed& '. akarta # %<5 Dewanto& <eorge.'((=. Panduan Praktis Diagnosis ( )ata *aksana Penakit
Saraf& akarta# %<5
-ebr!& A!u 7ulan K. D. 2 Marendra& ulfito.'()(. Pandai Mengatur Menu ( )anggap Saat +nak Sakit . akarta# <agas Media
Kania& Nia.EKe"ang Pada AnakF. diakses melalui. http#66 pustaka&unpad&ac&id,"p&&&,-., kejang / pada / anak &pd
M3 5loske!& 5..& Iet all& '()'& Nursing Interventions Classification 0NIC! se3ond %dition& IJ0A Interention Pro"e3t& Mosb!.
Moorhead& Sue& et al . '()'. Nursing 1outcomes Classification 0N1C!# Measurement of 2ealth 1utcomes Fifth Edition& %lsiier Mosb!.
NANDA. '()8. Diagnosis Kepera"atan# Definisi dan Klasifikasi .-3'4.-35 . akarta# %<5.
0ong dan 0hale!. '((9. $uku +%ar Kepera"atan Pediatrik . %disi '& akarta #%<5.