HAVE YOU CHECKED YOUR PRONUNCIATION ?
Oleh :
Hj. Sri Mudjiwarti, Dra., M.Si
ABSTRAKSI
Banyak pembaca yang belum secara khusus mempelajari pronunciation ini, penulis yakin bahwa pembaca sudah mempraktekan bagaimana cara melafalkan / membunyikan kata-kata dengan baik. Mudah-mudahan tulisan yang sangat sederhana ini dapat membuka minat dan menambah wawasan mendalami pronunciation dengan baik terlebih para orang tua yang akan menjadi "model" bagi anak-anak mereka yang masih kecil dalam proses pembelajaran khususnya belajar bicara.
Kata Kunci : Pronunciation
HAVE YOU CHECKED YOUR PRONUNCIATION ?
Pertanyaan ini sengaja penulis lontarkan kepada para pembaca dengan harapan setelah membaca pertanyaan tersebut para pembaca segera melakukan instrospeksi terhadap diri kita masing – masing terutama para praktisi English. Apakah lafal kita sudah benar ? Selain itu penulis sering mendengar penutur (terutama English) keliru dalam melafalkan kata-kata pada saat mereka mengatakan sesuatu atau menyampaikan ungkapan mereka pada waktu mereka berbicara.
WHAT IS THE MEANING OF PRONUNCIATION ?
PRONUNCIATION is the production of speech sound for comunication. (Pronunciation adalah produk bunyi ajaran yang dipakai untuk komunikasi)
satu set kebiasaan. Kebiasaan ini dikembangkan pada masa awal kanak-kanak dan dimantapkan seluruhnya selama masa hidup manusia dengan latihan. Kebiasaan-kebiasaan ini mengakibatkan gerakan-gerakan pada alat ujaran (Organ of speech) yang memproduksi bunyi ujaran.
Sekalipun Pronunciation itu telah menjadi satu kebiasaan, kita tidak bisa bicara dengan begitu saja (secara otomatis) dan lancar. Kebiasaan-kebiasaan Pronunciation berbeda dari satu bahasa dengan bahasa lainnya. Bunyi dua macam bahasa bisa saja serupa, tetapi keduanya tidak sama betul (identik).
Belajar bahasa asing sama dengan mempelajari satu set kebiasaan baru. Bunyi bahasa yang baru menyangkut perbedaan dan ketidakcocokan gerakan mulut, lidah dan alat ajar lainnya. Belajar atau melakukan gerakan-gerakan bahasa baru tersebut, akhirnya akan menjadi selancar bahasa ibu. Langkah awal untuk mencapai kebiasaan tersebut adalah : bagaimana cara mengucapkannya, selanjutnya kita hanya pada : apa yang diucapkan. Pendengaran juga merupakan alat yang sangat penting pada saat belajar melafalkan bunyi bahasa baru tersebut.
KLASIFIKASI BUNYI UJARAN
Bunyi ujaran pada saat dihasilkan, udara dari paru-paru bisa keluar bebas, tanpa halangan melewati larynx (pangkal tenggorokan) dan mulut, sehingga selaput suara bergetar, tapi bisa juga terhalang pada suatu tempat. Melihat dua posisi yang berbeda, maka bunyi ujaran dibagi tiga kelompok besar, yaitu : VOWEL, CONSONANT dan DIPHTONG (Segmental Phonemes).
VOWEL :
Vowel adalah bunyi ujaran yang bersuara dan dalam pengujarannya tidak ada yang terhalangi. Sebagian atau seluruhnya lewat saluran udara (air-scream) dari paru-paru.
Sloat, Taylor dan Hoard (1978) memberi batasan tentang Vowel adalah sebagai berikut : "Vowels are speech sounds made by shaping the oral cavity while allowing free passege of air from the lung" (Vowels adalah bunyi ucapan yang terbentuk dengan pembentukan rongga mulut, sambil membukakan saluran udara dari paru-paru). Vowel kadang-kadang juga diartikan sebagai vocal. Beberapa contoh bunyi vowel/vocal : /a/ , /a:/ , /i/ , /i:/ , /u/ , /u:/ , /e/ , /o/ , /o:/.
CONSONANT (KONSONAN) :
Bunyi ujaran yang bersuara/tidak bersuara, yang dalam artikulasinya udara terhalang melalui rongga yang menyempit atau tertutup sama sekali dalam mulut (relatively of structed).
Bunyi ujaran konsonan, bergantung pada bergetar atau tidaknya pada selaput suara, dimana dan bagaimana bunyi ujaran itu dihasilkan. Beberapa contoh bunyi konsonan : /p/ , /b/ , /m/ , /k/ , /t/.
DIPHTONG (VOKAL RANGKAP) :
Diphtong adalah kesatuan dua vowel diucapkan dalam satu suku kata. Huruf/vowel pertama memperlihatkan titik permulaan/bunyi awal, dan yang kedua menunjukan arah gerakan, misalnya : /ei/, /ai/ , /oi/.
Diftong harus selalu dalam satu suku kata (syllable), misalnya ei dan oi dalam kata "chaotic" ... /keiotik/.
Belajar pronunciation adalah salah satu unsur dari pengembangan keterampilan motorik. Pada saat Penutur melafalkan atau menghasilkan suatu bunyi, maka hal ini mengakibatkan gerakan-gerakan pada alat-alat ujaran (Organ of Speech). Yang termasuk dalam alat-alat ujaran (ORGAN OF SPEECH) adalah :
1. Bibir (The Lips) ---- Latin = Labium, Labia (plural)
Bibir atas dan bawah memproduksi bunyi : /p/ , /b/ , /m/ , /w/ atau modifikasi kualitas : /u:/ , /i:/ , /f/ , dan /v/.
Kedua bagian gigi bersama ujung lidah (tip of the tongue) menghasilkan bunyi : dan .
3. Langit-langit mulut (The Teeth-ridge) ---- Latin = Alviolus
Alviolus atau alveolar bersama ujung lidah menghasilkan bunyi : /t/ , /d/ , /n/, /s/ , dan /z/.
4. Langit-langit keras (The Palate) ---- Latin = Palatum
Palate ini berada dibelakang alviolus, dan palate menghasilkan bunyi : /j/. 5. Langit-langit lembut ( The Soft Palate)
Bila Soft Palate diturunkan, dan mulut pads tempat tertentu tertutup, maka gelombang udara dari paru-paru akan lewat rongga sengau (nasal cavity). Situasi ini akan menghasilkan bunyi sengau : /n/ , /m/ , /n/.
6. Anak Tekak (The U\, ula)
Alat ini merupakan cueing daging, leluasa menggantung ditengah-tengah langit lembut. Organ ini bisa digetarkan menghasilkan bunyi : /r/ seperti dalam kata Perancis : "mercy"
7. Lidah (The Tongue)
8. The Pharinx (Rongga dalam tenggorokan di belakang mulut). Rongga ini tidak menghasilkan bunyi.
9. Katup Panggkal Tenggorokan (The Epiglotis) Alat ini menghasilkan bunyi.
10. Pangkal Tenggorokan (Larynx)
Bunyi yang dihasilkan : /h/ , /uJ , /a:/ , /z/ , /d/.
MENGAPA KITA MEMPELAJARI PRONUNCIATION ?
Pada awal tulisan ini telah dikemukakan bahwa Pronunciation adalah produk bunyi ujaran yang dipakai untuk komunikasi. Oleh sebab itu kalau kita salah atau keliru melafalkan kata-kata pads seat berkomunikasi, maka kemungkinan besar akan memberikan penafsiran yang berbeda atau merubah
arti. Sebagai contoh -. Umpamanya kita akan memintalmemesan satu porsi beef steak (bistik dalam bah. Indonesia) ; bile salah melafalkannya, maka artinya pun akan berbeda. Kalau yang dimaksud adalah sejenis masakan daging/ayam, maka melafalkannya adalah : /steak/ ---- ei = diftong, tulisannya memang steak. Tapi tidak sedikit orang melafalkannya sebagai /stile/ yang artinya adalah tongkat/kayu, atau arti lain yaitu : menusukan. Contoh lain : Banyak orang yang melafalkan bunyi : /gri : V untuk kata "great" (besar, penting, terkenal), padahal lafal /gri : tt itu untuk kata "greet' yang artinya menyambut, menegur, memberisalam. Lafal yang benar untuk kata "great" adalah : /greit/, artinya : besar.
Agar kata-kata itu tidak berubah arti pads saat melafalkannya, ada segmen lain yang tidak kalah pentingnya yang harus kita perhatikan yaitu ape yang disebut SUPRASEGMETAL PHONEMES. Suprasegmental Phonemes ini memberikan kontribusi yang besar paids saat kits berkomunikasi atau menyampaikan suatu penjelasan (oral/lisan) kepada orang lain atau lawan bicara. Suprasegmental phonemes ini tidak bisa lepas dan hanya dipakai bersama Segmental Phonemes. SUPRASEGMENTAL PHONEMES ini meliputi empat segmen, yaitu :
1 . PITCH (Titinada) ---Tinggi rendahnya suara/bunyi IT
Titinada dipengaruhi banyak faktor, yang paling penting adalah tensi/getaran dari selaput suara. Perubahan tensi menyebabkan variasi titinada dalam ujaran.
Titinada dapat menunjukan
- Apakah pembicara itu laki-laki atau perempuan - Apakah pembicara itu tua atau muds
- Menunjukan keadaan emosi si penutur, apakah dalam keadaan sedih, gembira, tenang atau gelisah.
2. STRESSES (Tekanan) ---- Pemberian tekanan pads bagian tertentu
dari suatu ujaran, sehingga bagian tersebut terasa lebih penting atau dipentingkan oleh sipenutur.
Ada empat tingkatan dari stress ini, yaitu
a. Primary Stress/Heavy stress -- stress yang paling kuat, ditandai dengan :. /I/
b. Secondary Stress — lebih lemah dari Primary : /I/ c. Tertiary Stress --- lebih lemah dari Secondary Stress : N
d. Weak Stress/Minimal Stress --- derajat yang paling lemah dari semua . stress :
Dalam contoh berikut nampaklah perbedaan stress dapat membedakan makna.
/insens/ ---'incense (dupa, kemenyan) : in'cense (menjengkelkan). Dengan penempatan stress yang berbeda, menyebabkan arti yang berlainan, walaupun tulisannya sama.
3. INTONATION (Intonasi) ---- lagu kalimattlagu suara.
Intonasi kalimat adalah adalah pola perubahan titinada yang terjadi. Ada tiga macam intonasi, yaitu :
- Level Intonation ----titinada tetap pada suatu nada - Rising Intonation ---- titinada menaik
- Falling Intonation ---- titinada menurun
4. JUNCTURE (Hubungan suara/Jeda)
Juncture ialah semacam hubungan atau jeda (stop a while) pause for a while. Contoh : Kalau mengucap dua suara CHOCOLATE MILK
Ada waktu untuk berhenti/jeda sebentar
Bunyi ujaran (Speeh-sounds) selalu melibatkan tiga aspek : 1. Pengujaran oleh si penutur
3. Penerimaan oleh Pihak Penerima
Bunyi-bunyi ujaran itu dapat didengar karena ujaran adalah satu peristiwa fisik.
Meskipun banyak pembaca yang belum secara khusus mempelajari pronunciation ini, penulis yakin bahwa pembaca sudah mempraktekan bagaimana cara melafalkan / membunyikan kata-kata dengan baik. Mudah-mudahan tulisan yang sangat sederhana ini dapat membuka minat dan menambah wawasan mendalami pronunciation dengan baik terlebih para orang tua yang akan menjadi "model" bagi anak-anak mereka yang masih kecil dalam proses pembelajaran khususnya belajar bicara.
DAFTAR PUSTAKA
- Baker, Ann, Ship on Sheep ?. Cambridge, Cambridge University Press
- Daniel Jones. English Pronouncing Dictionary. J. M. Dent & Sons Ltd,
London and Melbourne
- Mundari Muhada, Drs, Dipl. Tefl & E.N. Endang Sri Sulastri Practice
Materials of The English Sound. STBA YAPARI BANDUNG
- O'Connor, J. D. Better English Pronunciation. Cambridge University Press