ANALISIS FAKTOR EKSTERNAL DAN INTERNAL SEBAGAI DASAR PERUMUSAN STRATEGI BISNIS UD SEKAR JATI STAR JOMBANG
Ike Dian Oktavia Sari
Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Surabaya Email: [email protected]
Abstract
Globalization makes the competition in the business world is increasing. One of the small and medium enterprises who feel the competition is UD Sekar Jati Star. Over the past six years, UD Sekar Jati Star fluctuations in sales as a result of the increasing number of competitors. Fluctuations in sales numbers indicate that management Sekar Jati UD Star does not implement the concept of management strategy well. This study aims to determine a suitable business strategy applied by UD Sekar Jati Star based on internal and external factors in order to cope with fluctuations in sales. This research approach using a mixed method approach. Subjects in this study is the owner of the company and the employees of UD Sekar Jati Star. The collection of data used in this study were interviews, questionnaires, observation, and documentation. The results of this study indicate that based on a matrix IE, the company is in the first quadrant, which means the company is in a position to grow and build so that a suitable strategy for the company is intensive strategy (market penetration, market development, and product development) and integrative strategy (forward integration, backward integration, and horizintal integration). Based on QSPM matrix, the most appropriate strategy to be applied by UD Sekar Jati Star is a product development.
Keywords: strategy formulation, SWOT analysis, QSPM
PENDAHULUAN
Batik merupakan salah satu produk warisan budaya bangsa. Saat ini batik tidak hanya dipandang sebagai seni budaya bangsa, namun juga dipandang sebagai produk yang memiliki nilai ekonomis tinggi. Berdasarkan data yang diperoleh dari detik.com, nilai produksi batik Indonesia mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, yakni sebesar Rp 4,137 triliun pada tahun 2011, Rp 4,344 triliun pada tahun 2012, Rp 4,474 triliun pada tahun 2013, Rp 4,608 triliun pada
tahun 2014, serta sebesar Rp 4,746 triliun pada tahun 2015. Selain itu, saat ini batik merupakan salah satu menyumbang ekspor terbesar bagi Indonesia dari sektor non migas. Berdasarkan data yang diperoleh dari detik.com, nilai ekspor batik meningkat dari tahun ke tahun, yakni sebesar Rp 43,961 triliun pada tahun 2011, Rp 46,159 triliun pada tahun 2012, Rp 47,543 triliun pada tahun 2013, sebesar Rp 48,970 triliun pada tahun 2014, serta sebesar Rp 50,439 triliun pada tahun 2015.
Dengan perkembangan konsumsi batik, baik di dalam negeri maupun di luar negeri, menjadikan masyarakat semakin tertarik untuk menjadikan batik sebagai bisnis usaha. Berdasarkan data yang diperoleh dari Kementrian Perindustrian, jumlah usaha kecil menengah yang bergerak dalam bidang batik di Indonesia semakin meningkat dari tahun ke tahun, yakni sebanyak 41.623 unit usaha pada tahun 2011, meningkat menjadi 43.704 unit usaha pada tahun 2012, meningkat menjadi 45.015 unit usaha pada tahun 2013, sebanyak 46.365 unit usaha pada tahun 2014, serta sebanyak 47.755 unit usaha pada tahun 2015. Perkembangan jumlah usaha batik tersebut tentunya memberikan dampak terhadap persaingan yang semakin ketat di antara industri- industri batik.
Salah satu usaha kecil menengah (UKM) batik yang merasakan ketatnya persaingan dalam industri perbatikan adalah UD Sekar Jati Star. UD Sekar Jati Star didirikan pada tahun 1993 dengan jumlah pekerja saat ini sebanyak 20 orang. Dalam menjalankan usahanya, UD Sekar Jati Star mengalami fluktuasi penjualan. Fluktuasi penjualan pada UD Sekar Jati Star selama enam tahun terkahir diperlihatkan dalam gambar 1.
Gambar 1. Penjualan UD Sekar Jati Star Tahun 2011-2016
Fluktuasi bahkan kecenderungan penurunan penjualan yang dialami oleh UD Sekar Jati Star mengindikasikan tidak adanya manajemen strategis yang dilakukan oleh pihak manajemen UD Sekar Jati Star. David (2006) mengungkapkan bahwa bisnis yang menggunakan konsep manajemen strategis menunjukkan perbaikan yang signifikan dalam penjualan, profitabilitas, dan produktivitas dibandingkan dengan perusahaan tanpa aktivitas perencanaan yang sistematis. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa UD Sekar Jati Star membutuhkan konsep manajemen strategis sehingga mampu menentukan arah yang harus ditempuh perusahaan guna bertahan dalam ketatnya persaingan.
Terdapat dua lingkungan yang berpengaruh pada kinerja perusahaan, sehingga sangat penting diperhatikan oleh manajemen dalam merumuskan strategi perusahaan yakni lingkungan internal dan lingkungan eksternal. Untuk dapat memahami kondisi internal maupun eksternal perusahaan, perusahaan dapat menggunakan analisis SWOT.
Penelitian ini mengacu pada beberapa penelitian sebelumnya yang meneliti tentang penggunaan analisis SWOT dalam merumuskan strategi yang cocok bagi
2011 2012 2013 2014 2015 2016 Penjualan dalam ribuan rupiah 120846 147310 166015 363657 264655 146600 0 50000 100000 150000 200000 250000 300000 350000 400000
organisasi yang mengalami fluktuasi bahkan penurunan angka penjualan. Pada penelitian Rispianda, dkk. (2014) dengan tema dan masalah yang sama yakni penurunan angka penjualan dengan judul “Rumusan Alternatif Strategi Suatu Perusahaan Tas dalam Menghadapi Persaingan Industri”, diperoleh kesimpulan bahwa dalam rangka meningkatkan penjualan, alternatif startegi yang diperoleh dari analisis SWOT adalah peningkatan dalam sistem manajemen perusahaan, investasi, serta pemasaran. Sedangkan pada penelitian Febrianti dan Susan (2014) dengan judul “Usulan Alternatif Strategi PT. X Menggunakan Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM)”, diperoleh kesimpulan bahwa alternatif yang dapat diusulkan bagi PT. X untuk meningkatkan penjualan adalah strategi hold and maintain dengan mempertahankan strategi diferensiasi, menerapkan strategi S-T dengan melakukan pengembangan produk dan penetrasi pasar.
Dengan demikian, berdasarkan fenomena permasalahan penurunan penjualan yang dihadapi oleh UD Sekar Jati Star serta berdasarkan hasil dari penelitian terdahulu yang mampu merumuskan strategi bagi perusahaan, maka peneliti termotivasi untuk melakukan penelitian dengan judul “Analisis Faktor Eksternal dan Internal sebagai Dasar Perumusan Strategi Bisnis UD Sekar Jati Star”. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu alat rekomendasi bagi pihak pengelola UD Sekar Jati Star untuk menganalisa lebih lanjut mengenai strategi usahanya dalam rangka meningkatkan penjualan.
KAJIAN PUSTAKA
Konsep Manajemen Strategi
Manajemen strategi dapat diartikan sebagai seni dan ilmu untuk merumuskan, melaksanakan, serta mengevaluasi keputusan lintas fungsi yang memungkinkan orgnisasi untuk dapat mencapai tujuannya. Proses manajemen strategis terdiri dari tiga tahap, yaitu perumusan strategi, implementasi strategi, serta evaluasi strategi (David, 2006:5).
Analisis Lingkungan Perusahaan
Lingkungan eksternal merupakan lingkungan di luar perusahaan yang dapat memengaruhi keadaan bisnis perusahaan yang dijalankan, sehingga harus dianalisis. Tujuan analisis eksternal adalah menemukan dan mengembangkan daftar terbatas dari berbagai peluang yang dapat menguntungkan perusahaan dan ancaman yang harus dihindari. Menurut David (2006:112), analisis lingkungan eksternal yang dapat memengaruhi peluang dan ancaman perusahaan terdiri dari enam segmen, yakni demografis, ekonomi, politik/hukum, sosio kultural, teknologi, serta keadaan global.
Lingkungan internal merupakan keadaan spesifik yang berasal dari dalam suatu perusahaan. Lingkungan internal dapat dianalisis untuk menunjukkan kekuatan dan kelamahan yang dimiliki oleh suatu perusahaan. Menurut David (2006:171), lingkungan internal tersebut antara lain: manajemen, pemasaran, keuangan/akuntansi, produksi/operasi, penelitian dan pengembangan, serta sistem informasi manajemen.
Matriks Evaluasi Faktor Eksternal (EFE Matrix)
Matriks Evaluasi Faktor Internal (External Factor Evaluation- EFE Matrix) membantu para penyusun strategi untuk mengidentfikasi serta mengevaluasi faktor- faktor eksternal yang memberikan pengaruh pada kinerja perusahaan. Matriks ini disusun untuk menentukan seberapa baik perusahaan dalam merespon peluang dan ancaman yang dihadapi. Matriks ini akan digunakan secara bersama-sama dengan matriks evaluasi faktor internal (internal factors evaluation-IFE Matrix) dalam penyusunan matriks internal eksternal.
Matriks Evaluasi Faktor Internal (Internal Factors Evaluation- IFE Matrix) Matriks Evaluasi Faktor Internal (Internal Factors Evaluation- IFE Matrix) merupakan alat formulasi stratgei yang meringkas dan mengevaluasi kekuatan dan kelemahan utama dalam area fungsional bisnis dan juga memberikan dasar untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi hubungan antara area- area tersebut. Matriks ini disusun untuk menentukan seberapa baik keadaan internal perusahaan, dilihat dari kekuatan dan kelamahan yang dimiliki.
Matriks SWOT
Menurut David (2006), matriks SWOT digunakan untuk menyusun strategi perusahaan dengan memadukan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh perusahaan yang disesuaikan dengan peluang dan ancaman yang dihadapi oleh perusahaan. Penentuan analisis SWOT dilakukan setelah mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang diperoleh dari hasil identifikasi matriks IFE dan EFE. Matriks ini menghasilkan empat strategi yakni strategi SO (menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang), strategi WO (mengatasi kelemahan dengan memanfaatkan peluang), strategi ST (memanfaatkan kekuatan
untuk menghindari ancaman), serta strategi WT (meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman).
Matriks Internal Eksternal (Internal External Matrix- IE Matrix)
Matriks internal eksternal membantu mengetahui posisi perusahaan ke dalam 9 sel. Matriks ini terdiri dari 2 dimensi, yakni yaitu total skor matrik IFE pada sumbu X dan matriks EFE pada sumbu Y. Adapun Matriks Internal Eksternal (IE Matrix) menurut David (2006) dapat dilihat pada gambar 2
I Growth and build
(tumbuh dan membangun) Intensif/Integratif
II Growth and build (tumbuh dan membang
Intensif/Integratif un)
III Bold and maintain
(menjaga dan mempertahankan) Penetrasi pasar dan pengembangan produk IV
Growth and build (tumbuh dan membangun) Intensif/Integratif
V Bold and maintain
(menjaga dan mempertahankan) Penetrasi pasar dan pengembangan produk
VI Harvest or divest (panen atau divestasi)
VII Bold and maintain
(menjaga dan mempertahankan) Penetrasi pasar dan pengembangan produk
VIII Harvest or divest (panen atau divestasi)
IX Harvest or divest (panen atau divestasi)
Gambar 2. Matriks Internal Eksternal (IE Matrix) Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM)
QSPM ini secara objektif mengindikasikan alternatif strategi mana yang terbaik. QSPM digunakan untuk menentukan strategi altrenatif secara objektif. QSPM adalah alat yang memungkinkan penyusun strategi untuk mengevaluasi alternatif strategi secara objektif berdasarkan faktor keberhasilan kunci internal dan eksternal yang telah diidentifikasi sebelumnya (David:2006).
Total Nilai Skor Matriks IFE
4,0 Kuat 3,0 Rata-rata 2,0 Lemah 1,0
Tinggi T ot a l N il a i S kor M at ri ks E F E 3,0 Sedang 2,0 Rendah 1,0
Kerangka Pemikiran
Gambar 3. Kerangka Pemikiran
Penelitian yang Relevan
1. Rispianda, dkk. (2014) dalam artikel “Rumusan Alternatif Strategi suatu Perusahaan Tas dalam Menghadapi Persaingan Industri”. Alat analisis menggunakan analisis SWOT dan analisis BCG. Hasil analisis BCG menunjukkan bahwa posisi perusahaan berada di posisi Question Mark, sehingga strategi yang dapat dikembangkan adalah membangun kembali perusahaan dengan cara menanamkan investasi. Alternatif startegi dari analis
UD Sekar Jati Star
Visi dan Misi Perusahaan
Analisis Lingkungan Usaha
Analisis Lingkungan Internal
Analisis Lingkungan Eksternal
Matriks IFE Matriks EFE
Matriks SWOT Matriks IE
QSPM
SWOT adalah peningkatan dalam sistem manajemen perusahaan, investasi, serta pemasaran. Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan adalah penggunaan alat analisis SWOT dalam menganalisis keadaan internal dan eksternal perusahaan guna mengatasi penurunan dan fluktuasi penjualan. Perbedaannya berada pada subjek, objek, dan waktu penelitian.
2. Febrianti dan Susan (2014) dalam artikel “Usulan Alternatif Strategi PT. X Menggunakan Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM)”. Alternatif yang dapat diusulkan bagi PT. X untuk meningkatkan penjualan adalah menerapkan strategi hold and maintain dengan mempertahankan strategi diferensiasi, menerapkan strategi S-T dengan melakukan pengembangan produk dan penetrasi pasar, mencari produk komplementer antena lain untuk diajak bekerjasama, melakukan perbaikan secara terus-menerus (continuous improvement). Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan adalah penggunaan alat analisis SWOT. Perbedaannya meliputi perbedaan subjek, objek, dan waktu penelitian.
3. Permatasari, dkk. (2015) dalam artikel “Penentuan Strategi Bisnis Manajemen Hotel dalam Menghadapi Persaingan (Studi kasus di Quds Royal Hotel Surabaya). Alternatif yang dapat diusulkan bagi Quds Royal Hotel dalam meningkatkan penjualan ialah menjalin kerja sama dengan berbagai agen perjalanan yang menjual paket wisata religi dalam menarik minat rombongan peziarah Sunan Ampel untuk menginap di Quds Royal Hotel. Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan adalah penggunaan alat analisis SWOT. Perbedaannya meliputi perbedaan subjek, objek, dan waktu penelitian.
METODE PENELITIAN Jenis dan Teknik Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskripstif dengan menggunakan metode campuran. Menurut Creswell (2012) penelitian campuran merupakan pendekatan penelitian yang mengkombinasikan antara penelitian kualitatif dengan penelitian kuantitatif. Teknik penelitian yang digunakan adalah berupa studi kasus pada UD Sekar Jati Star yang beralamatkan di Jalan Raya Jatipelem No. 37 Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang.
Sumber Data
Data primer dalam penelitian ini dikumpulkan dengan melakukan wawancara, memberikan kuisioner, serta melakukan pengamatan terhadap objek. Sedangkan data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini dikumpulkan dengan cara melakukan studi literatur yang dalam buku, artikel ilmiah, dan juga data dari web terpercaya dan juga data internal perusahaan.
Teknik Pengumpulan Data
Wawancara dilakukan dengan maksud untuk memeroleh informasi mengenai faktor internal dan eksternal yang berpengaruh bagi perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya. Wawancara dilakukan dengan pihak pemilik UD Sekar Jati Star. Selain itu, penggunaan kuisioner dalam penelitian ini dimaksudkan untuk penentuan pembobotan (diberikan kepada 20 orang karyawan UD Sekar Jati Star) dan pemberian rating (diberikan kepada pemilik UD Sekar Jati Star) terhadap faktor internal dan eksternal. Kuisioner juga digunakan dalam penentuan tingkat kemenarikan dari alternatif strategi yang diusulkan (diberikan kepada pemilik UD Sekar Jati Star). Observasi dalam penelitian ini dilakukan dengan
melakukan pengamatan langsung terhadap proses bisnis UD Sekar Jati Star. Dalam penenlitian ini, peneliti juga melakukan dokumentasi berupa data keuangan perusahaan, juga keadaan perusahaan pada saat penelitian.
Analisis Data
Strategi yang diusulkan dalam penelitian ini dihasilkan dari Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM). Menurut Ginting (2006), penyusunan strategi perusahaan menggunakan metode QSPM dilakukan dengan menggunakan tiga tahap pelaksanaan analisis data sebagai berikut:
1. Tahap Pemasukan (The Input Stage)
Matriks yang digunakan dalam tahap masukan ini adalah matriks External Factor Evaluation (EFE) dan External Factor Evaluation (IFE) dengan tahap: a. Identifikasi faktor internal dan eksternal perusahaan
Tahap ini dilakukan dengan cara mendaftar semua faktor internal dan eksternal yang berpengaruh terhadap perusahaan. Identifikasi faktor internal dan eksternal perusahaan ini dilakukan dengan cara mengajukan pertanyaan (wawancara) dengan pemilik UD Sekar Jati Star sebagai pihak yang paling mengerti keadaan perusahaan.
b. Pemberian bobot setiap faktor
Penentuan bobot pada matriks EFE dan IFE dilakukan dengan cara memberikan kuisioner kepada karyawan UD Sekar Jati Star yang berjumlah 20 orang. Masing- masing responden diminta untuk menentukan bobot pada masing- masing faktor internal dan eksternal perusahaan. Kemudian, bobot yang diberikan oleh 20 orang responden tersebut dianalisis dengan menggunakan metode paired comparison (perbandingan berpasangan)
sehingga menghasilkan nilai bobot untuk masing- masing faktor. Kuisioner yang digunakan dalam penentuan bobot ini menggunakan skala likert sebagai berikut:
Tabel 1. Skor alternatif Jawaban Positif pada Faktor Kekuatan dan Peluang Alternatif Jawaban Score
Sangat Baik 4
Baik 3
Cukup 2
Tidak baik 1
Sumber: Ginting (2006)
Tabel 2. Skor Alternatif Jawaban Negatif pada Faktor Kelemahan dan Ancaman Alternatif Jawaban Score
Sangat Tinggi 4 Tinggi 3 Cukup 2 Rendah 1 Sumber: Ginting (2006) c. Pemberian Rating/Peringkat
Rating atau peringkat yang digunakan dalam matriks IFE dan EFE menggambarkan seberapa besar efektif strategi perusahaan saat ini dalam merespon faktor inetrnal dan eksternal yang telah diidentifikasi. Penentuan rating dilakukan dengan cara memberikan kuisioner kepada pemilik UD Sekar Jati Star. adapun kuisioner yang digunakan dalam penentuan bobot ini adalah sama dengan kuisioner penentuan bobot, yang membedakan hanyalah respondennya.
Nilai tertimbang dihitung dengan mengalikan bobot dengan rating dari setiap faktor. Kemudian, nilai tertimbang dari semua faktor dijumlahkan untuk memperoleh total nilai tertimbang bagi perusahaan.
2. Tahap Pencocokan (The Mathcing Stage) a. Matrik IE (Internal Eksternal)
Matriks ini membantu mengetahui posisi perusahaan ke dalam 9 sel. Matriks ini terdiri dari 2 dimensi, yakni yaitu total skor matrik IFE pada sumbu X dan matriks EFE pada sumbu Y. Matrik ini dikelompokkan menjadi tiga sel strategi utama yaitu: growth and build (tumbuh dan kembangkan), hold and maintain (pertahankan dan pelihara), harvest and divest (panen atau divestasi)
b. Matrik SWOT
Matriks SWOT merupakan alat formulasi strategi yang digunakan untuk mencocokkan antara faktor inetrnal dan eksternal perusahaan. Matriks ini memberikan 4 jenis alternatif strategi, yakni strategi SO (kekuatan-peluang), strategi WO (kelemahan-peluang), strategi ST (kekuatan dan ancaman), serta strategi WT (kelemahan-ancaman).
3. Tahap Keputusan (The Dicision Stage)
Tahap keputusan dilakukan dengan menggunakan Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM). Adapun langkah penyusunan QSPM sebagai berikut:
a. Membuat daftar peluang /ancaman eksternal dan kekuatan / kelemahan internal kunci perusahaan pada kolom kiri dalam QSPM. Informasi ini diperoleh dari matriks EFE dan IFE.
b. Berikan bobot untuk masing-masing faktor internal dan eksternal (bobot yang diberikan sama dengan bobot pada matriks EFE dan IFE).
c. Evaluasi matriks tahap 2 (pencocokkan) dan identifikasi alternatif strategi yang harus dipertimbangkan organisasi untuk diimplementasikan. d. Tentukan Nilai Daya Tarik (Attractiveness Scores-AS), yang
mengindikasikan daya tarik relatif dari masing- masing strategi. Nilai Daya Tarik diperoleh dengan mengalikan bobot dengan attractiveness scores Nilai 1 = tidak menarik
Nilai 2 = agak menarik Nilai 3 = cukup menarik Nilai 4 = sangat menarik
HASIL DAN PEMBAHASAN Matriks EFE UD Sekar Jati Star
Tabel 3. Matriks EFE UD Sekar Jati Star
Faktor Sukses Bobot Rating Nilai
PELUANG Pendatang Baru
O1 Toko- toko batik baru di berbagai daerah 0,064 3 0,192 Environment (Demografis)
O2 Pertumbuhan penduduk yang pesat 0,081 4 0,324 O3 Adanya wisata religi di Jombang 0,082 4 0,328
Ekonomi
O4 Banyaknya kredit bagi UKM 0,083 4 0,332 Politik/Hukum/Kebijkan Pemerintah
O5 Bantuan modal dari pemerintah 0,059 3 0,177 O6 Kebijakan pemda menjadikan batik
Jombangan sebagai seragam sekolah negeri dan instansi pemerintahan
0,084 4 0,336
Sosio Kultural
O7 Minat masyarakat akan batik semakin tinggi
0,076 4 0,304 Teknologi
Global
O9 Adanya MEA 0,078 4 0,312
ANCAMAN Pesaing Industri
T1 Banyaknya usaha batik dari dalam dan luar daerah Jombang
0,028 1 0,028 Pendatang Baru
T2 Usaha produksi batik mudah dimasuki pendatang baru
0,041 2 0,082 Produk Pengganti
T3 Banyak produk pengganti pakaian batik 0,065 2 0,130 Ekonomi
T4 Inflasi yang fluktuatif 0,040 1 0,040 Politik/Hukum/Kebijkan Pemerintah
T5 Pergantian kepala daerah, ganti pula kebijakannya
0,039 1 0,039 Sosio Kultural
T6 Trend mode yang berkembang cepat 0,069 2 0,138 Global
T7 Krisis ekonomi global 0,033 1 0,033
TOTAL 1 3,107
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa matriks EFE UD Sekar Jati Star menghasilkan nilai total skor sebesar 3,107. Total skor sbesar 3,107 ini menunjukkan bahwa UD Sekar Jati Star berada di atas rata- rata dari keseluruhan posisi strategisnya dalam usaha untuk memanfaatkan berbagai peluang yang ada serta mengatasi berbagai ancaman yang mungkin muncul.
Matriks IFE UD Sekar Jati Star
Tabel 4. Matriks IFE UD Sekar Jati Star
Faktor Sukses Bobot Rating Nilai KEKUATAN
Fungsi Manajemen
S1 Hubungan yang baik antara pimpinan dengan karyawan
0,050 4 0,200 S2 Perusahaan mampu memotivasi karyawan
agar berkinerja baik
0,043 3 0,129 Financial dan Akuntnasi
S3 Mempunyai koperasi pengrajin batik sebagai sarana permodalan usaha
0,054 4 0,216 Fungsi Produksi
S4 Sistem persediaan bahan baku sudah bagus 0,048 4 0,192 S5 Memiliki tenaga kerja terlatih 0,056 4 0,224 S6 Kualitas produk yang dihasilkan bagus 0,055 4 0,220
S7 Motif khas yakni batik Jombangan 0,057 4 0,228 Value Chain
S8 Mudah memperoleh bahan baku 0,048 4 0,192 S9 Hubungan baik dengan suplier 0,041 4 0,164 S10 Hubungan baik dengan pelanggan 0,050 4 0,200
Pemasaran
S11 Mampu menganalisis konsumen 0,043 3 0,129 S12 Memiliki kemampuan baik dalam
melakukan pemasaran terutama ke instansi- instansi
0,048 4 0,192
KELEMAHAN Fungsi Manajemen
W1 Struktur organisasi dan pembagian tugas tidak jelas
0,039 2 0,078 Finansial dan Akuntnasi
W2 Sistem akuntansi dikerjakan sendiri oleh pemilik dan masih sangat sederhana
0,036 1 0,036 Fungsi Produksi
W3 Fasilitas produksi kurang memadai 0,036 2 0,072 W4 Kapasitas produksi terbatas 0,043 2 0,086 W5 Kesulitan mencari tenaga kerja produksi 0,045 2 0,090 W6 Produksi masih dikerjakan secara
manual,tanpa mesin.
0,028 2 0,056 Reserach and Development
W7 Inovasi kurang, hanya terfokus pada 1 orang
0,035 2 0,700 Value Chain
W8 Tidak ada layanan hotline customer 0,047 2 0,094 Pemasaran
W9 Penjualan hanya dilakukan di toko dan pameran
0,022 1 0,022 W10 Toko batik yang ada hanya satu 0,022 1 0,022 W11 Letak toko kurang strategis 0,026 2 0,046 W12 Promosi yang dilakukan masih kurang 0,027 1 0,027
TOTAL 1 3,615
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa matriks IFE UD Sekar Jati Star menghasilkan nilai total skor sebesar 3,615. Nilai total skor sebesar 3,615 ini menunjukkan bahwa nilai total skor matriks IFE UD Sekar Jati Star berada di atas rata- rata dari keseluruhan posisi strategisnya dalam usaha memanfaatkan kekuatan yang dimiliki dan mengatasi kelemahan yang ada jika diperlukan.
Matriks SWOT
Analisis SWOT di bawah memberikan gambaran mengenai strategi secara mendetail dari UD Sekar Jati Star. Dengan adanya analisis strategi menggunakan matriks SWOT, UD Sekar Jati Star dapat melihat rincian strategi yang dapat diaplikasikan untuk meningkatkan kinerja perusahaan. Berbagai strategi ini dapat diaplikasikan oleh UD Sekar Jati Star dalam upaya mengatasi fluktuasi penjualan yang sedang dialami perusahaan.
Peluang
1. Toko- toko batik baru di berbagai daerah
2. Pertumbuhan penduduk yang pesat
3. Adanya wisata religi di Jombang
4. Banyaknya kredit bagi UKM
5. Bantuan modal dari pemerintah
6. Kebijakan pemda menjadikan batik Jombangan sebagai seragam sekolah negeri dan instansi pemerintahan 7. Minat masyarakat akan
batik semakin tinggi 8. Perkembangan teknologi
yang pesat 9. Adanya MEA
Ancaman
1. Banyaknya usaha batik dari dalam dan luar daerah Jombang 2. Usaha produksi batik
mudah dimasuki pendatang baru 3. Banyak produk
pengganti pakaian batik
4. Inflasi yang fluktuatif 5. Pergantian kepala
daerah, ganti pula kebijakannya 6. Trend mode yang
berkembang cepat 7. Krisis ekonomi global Kekuatan 1. Hubungan yang baik antara pimpinan dengan karyawan 2. Perusahaan mampu memotivasi karyawan agar berkinerja baik 3. Mempunyai koperasi pengrajin batik sebagai sarana permodalan usaha 4. Sistem persediaan Strategi SO 1. Memperluas jaringan pemasaran dengan
bekerjasama dengan pihak ketiga (toko batik)
(S5,S6,S7,O1,O3,O9) 2. Menciptakan produk
dengan kualitas dan harga yang mampu diterima masyarakat. (S5,S6,S7,S11,O1,O2,O3, O7,O9) 3. Mengembangkan inovasi dalam produk (S5,S7,O1,O2,O3) Strategi ST 1. Bekerjasama dengan pihak ketiga, terutama distributor atau toko- toko batik dalam memasarkan produk (S5, T1) 2. Menjaga kualitas barang yang dihasilkan (S2, S6,S8,S9,T1,T2) 3. Senantiasa pemantau
trend mode yang ada di masyarakat (S5, S10,S11,T6)
bahan baku sudah bagus 5. Memiliki tenaga kerja terlatih 6. Kualitas produk yang dihasilkan bagus
7. Motif khas yakni batik Jombangan 8. Mudah memperoleh bahan baku 9. Hubungan baik dengan suplier 10. Hubungan baik dengan pelanggan 11. Mampu menganalisis konsumen 12. Memiliki kemampuan baik dalam melakukan pemasaran terutama ke instansi pemerintahan.
4. Memperluas usaha dengan membuka toko baru (S3,S10,O2,O3,O4,O5,O7, O9)
5. Mempertahankan serta meingkatkan kualitas produk yang dihasilkan (S5,S8,O1,O2,O7) 6. Meningkatkan kinerja
SDM dengan
memanfaatkan teknologi (S1,S2,S5,O8)
7. Menjaga hubungan baik dengan lembaga pemerintahan daerah (S12,O6) 4. Mengelola persediaan dengan baik (S4,S8,S9,T4,T7) 5. Menciptakan produk
dengan design dan harga yang dapat diterima oleh masyarakat (S5,S6,S11,T3) 6. Senantiasa menjaga hubungan baik dengan para pemerintah daerah Jombang (S12,T5)
Kelemahan
1. Struktur organisasi dan pembagian tugas tidak jelas 2. Sistem akuntansi
dikerjakan sendiri oleh pemilik dan masih sangat sederhana 3. Fasilitas produksi kurang memadai 4. Kapasitas produksi terbatas 5. Kesulitan mencari tenaga kerja produksi 6. Produksi masih dikerjakan secara manual,tanpa mesin. 7. Inovasi kurang, hanya terfokus pada 1 orang 8. Tidak ada layanan
hotline customer 9. Penjualan hanya
dilakukan di toko dan pameran 10. Toko batik yang
ada hanya 1(satu) 11. Letak toko kurang
strategis 12. Promosi yang
dilakukan masih kurang
Strategi WO
1. Membagi tugas antar karyawan dengan jelas, mengingat semakin banyaknya peluang pemasaran yang dapat dimanfaatkan
(W1,O1,O2,O3,O8,O9) 2. Merekrut tenaga kerja
bidang akuntansi serta memannfaatkan teknologi untuk mendukung kegiatan akuntansi perusahaan (W2,O2,O8) 3. Memanfaatkan perkembangan teknologi dalam meningkatkan fasilitas serta kapasitas produksi (W3,W4,O8) 4. Melakukan perekrutan karyawan produksi dengan memanfaatkan teknologi informasi (W5,O2,O8) 5. Memanfaatkan teknologi informasi untuk mengembangkan inovasi produk (W7,O8) 6. Memanfaatkan teknologi informasi dalam memperluas jaringan pemasaran serta memberikan layanan hotline kepada konsumen (W8,W9,W10,W12,O8, O9)
7. Membuka toko baru demi perluasan
usaha(W10,W11,O3,O4, O5,O9)
Strategi WT
1. Bekerjasama dengan pihak ketiga, terutama distributor atau toko- toko batik dalam memasarkan produk (W9,W10,12,T1,T2) 2. Melakukan kegiatan akuntanasi dengan baik (W2,T4,T7) 3. Selalu melakukan inovasi terhadap produk (W7,T3,T6) 4. Memanfaatkan teknologi dalam produksi (W3,W4,W6,T1,T2.T 3)
Gambar 4. Matriks SWOT UD Sekar Jati Star
Matriks Internal-Eksternal (IE)
Matriks Internal-Eksternal merupakan matriks yang digunakan untuk mengetahui posisi perusahaan dalam tampilan sembilan sel. Matriks IE ini dibuat dengan mendasarkan analisis pada dua dimensi pokok yakni total rata-rata
tertimbang IFE pada sumbu X serta total rata- rata tertimbang EFE pada sumbu Y. Dari hasil analisis Matriks IFE dan EFE yang telah dilakukan sebelumnya, diketahui bahwa skor total Matriks EFE UD Sekar Jati Star sebesar 3,107, sedangkan skor total Matriks IFE UD Sekar Jati Star sebesar 3,615. Dengan demikian, posisi UD Sekar Jati Star saat ini dalam matriks IE dapat digambarkan sebagai berikut:
I Growth and build
(tumbuh dan membangun) Intensif/Integratif
II Growth and build (tumbuh dan membang
Intensif/Integratif un)
III Bold and maintain
(menjaga dan mempertahankan) Penetrasi pasar dan pengembangan produk IV
Growth and build (tumbuh dan membangun) Intensif/Integratif
V Bold and maintain
(menjaga dan mempertahankan) Penetrasi pasar dan pengembangan produk
VI Harvest or divest (panen atau divestasi)
VII Bold and maintain
(menjaga dan mempertahankan) Penetrasi pasar dan pengembangan produk
VIII Harvest or divest (panen atau divestasi)
IX Harvest or divest (panen atau divestasi)
Gambar 5. Matriks IE UD Sekar Jati Star
Berdasarkan matriks IE di atas, dapat diketahui bahwa posisi UD Sekar Jati Star saat ini berada pada kuadaran I. Posisi pada kuadran I ini memberikan indikasi bahwa posisi UD Sekar Jati Star saat ini berada pada posisi tumbuh dan membangun (growth and build). Strategi yang bisa diterapakan oleh UD Sekar Jati Star karena berada dalam kuadran I ini antara lain, strategi intensif atau strategi integratif. Strategi intensif meliputi penetrasi pasar, pengembangan pasar, 1,0 Lemah
2,0 3,0
Kuat Rata-rata
Total Nilai Skor Matriks IFE 4,0 Tinggi T ot a l N il a i S kor M at ri ks E F E 3,0 Sedang 2,0 Rendah 1,0
serta pengembangan produk. Sedangkan strategi integratif meliputi integrasi ke depan, integrasi ke depan, dan integrasi horisontal. Namun strategi yang paling tepat unuk kondisi UD Sekar Jati Star saat ini adalah strategi intensif yang meliputi penetrasi pasar, pengembangan pasar, serta pengembangan produk. Strategi integratif dirasa kurang tepat untuk diaplikasikan karena strategi ini memungkinkan sebuah usaha untuk memperoleh kendali atas distributor, pemasok, dan/atau pesaing sedangkan, saat ini, UD Sekar Jati Star belum memiliki kapasitas untuk hal tersebut. Oleh karena itu, alternatif strategi yang tepat untuk UD Sekar Jati Star adalah penetrasi pasar (market penetration), pengembangan pasar (market development), dan pengembangan produk (product development).
Analisis QSPM
Tabel 5. Analisis QSPM UD Sekar Jati Star
Faktor Kunci Bobot Alternatif 1 Alternatif 2 Alternatif 3 Market Penetration Market Development Product Development AS TAS AS TAS AS TAS KEKUATAN
Fungsi Manajemen
Hubungan yang baik antara pimpinan dengan karyawan
0,050 3 0,150 3 0,150 3 0,150 Perusahaan mampu
memotivasi karyawan agar berkinerja baik
0,043 3 0,129 3 0,129 3 0,129
Finansial dan Akuntnasi Mempunyai koperasi
pengrajin batik sebagai sarana permodalan usaha
0,054 3 0,162 4 0,216 3 0,162
Fungsi Produksi
Sistem persediaan bahan baku sudah bagus
0,048 2 0,096 3 0,144 4 0,192 Memiliki tenaga kerja
terlatih
0,056 3 0,168 3 0,168 4 0,224 Kualitas produk yang
dihasilkan bagus
0,055 3 0,165 3 0,165 4 0,220 Motif khas yakni batik
Jombangan
Value Chain
Mudah memperoleh bahan baku
0,048 3 0,144 3 0,144 4 0,192 Hubungan baik dengan
suplier
0,041 3 0,123 3 0,123 4 0,164 Hubungan baik dengan
pelanggan 0,050 4 0,200 4 0,200 3 0,150 Pemasaran Mampu menganalisis konsumen 0,043 4 0,172 4 0,172 4 0,172 Memiliki kemampuan baik
dalam melakukan pemasaran terutama ke instansi- instansi
0,048 4 0,192 4 0,192 3 0,144
KELEMAHAN Fungsi Manajemen Struktur organisasi dan
pembagian tugas tidak jelas
0,039 - - - -
Finansial dan Akuntansi Sistem akuntansi dikerjakan
sendiri oleh pemilik dan masih sangat sederhana
0,036 - - - -
Fungsi Produksi
Fasilitas produksi kurang memadai
0,036 2 0,072 2 0,072 3 0,108 Kapasitas produksi terbatas 0,043 2 0,086 2 0,086 3 0,086 Kesulitan mencari tenaga
kerja produksi
0,045 2 0,090 2 0,090 2 0,090 Produksi masih dikerjakan
secara manual,tanpa mesin.
0,028 3 0,056 3 0,056 4 0,112 Reserach and Development
Inovasi kurang, hanya terfokus pada 1 orang
0,035 2 0,070 2 0,070 2 0,070 Value Chain
Tidak ada layanan hotline customer
0,047 2 0,094 2 0,094 3 0,141 Pemasaran
Penjualan hanya dilakukan di toko dan pameran
0,022 3 0,066 4 0,088 2 0,044 Toko batik yang ada hanya 1 0,022 3 0,066 4 0,088 2 0,044 Letak toko kurang strategis 0,026 3 0,078 4 0,104 2 0,052 Promosi yang dilakukan
masih kurang
0,027 4 0,108 3 0,081 2 0,054 PELUANG
Pendatang Baru Toko- toko batik baru di berbagai daerah
0,064 4 0,256 2 0,128 3 0,192 Environment (Demografis)
Pertumbuhan penduduk yang pesat
0,081 4 0,324 4 0,324 3 0,243 Adanya wisata religi di
Jombang
Ekonomi
Banyaknya kredit bagi UKM 0,083 3 0,249 4 0,332 4 0,332 Politik/Hukum/Kebijkan
Pemerintah
Bantuan modal dari pemerintah
0,059 3 0,177 4 0,236 4 0,236 Kebijakan pemda
menjadikan batik Jombangan sebagai seragam sekolah negeri dan instansi pemerintahan
0,084 4 0,336 3 0,252 3 0,252
Sosio Kultural
Minat masyarakat akan batik semakin tinggi 0,076 4 0,304 3 0,228 4 0,304 Teknologi Perkembangan teknologi yang pesat 0,078 4 0,312 2 0,156 4 0,312 Global Adanya MEA 0,078 4 0,312 4 0,312 3 0,234 ANCAMAN Pesaing Industri
Banyaknya usaha batik dari dalam dan luar daerah Jombang
0,028 3 0,084 3 0,084 4 0,112
Pendatang Baru
Usaha produksi batik mudah dimasuki pendatang baru
0,041 3 0,123 3 0,123 4 0,164 Produk Pengganti
Banyak produk pengganti pakaian batik
0,065 3 0,195 2 0,130 4 0,260 Ekonomi
Inflasi yang fluktuatif 0,040 2 0,080 2 0,080 2 0,080 Politik/Hukum/Kebijkan
Pemerintah
Pergantian kepala daerah, ganti pula kebijakannya
0,039 3 0,117 2 0,078 2 0,078 Sosio Kultural
Trend mode yang berkembang cepat
0,069 3 0,207 3 0,207 4 0,276 Global
Krisis ekonomi global 0,033 2 0,066 2 0,066 3 0,099
Sum Total Attactiveness Score 6,185 5,924 6,266
Berdasarkan tabel QSPM yang disajikan di atas, dapat diketahui bahwa masing- masing alternatif strategi memepunyai total attractive scores (TAS) yang berbeda. Strategi market penetration memiliki jumlah TAS sebesar 6,185. Strategi
market development memiliki jumlah TAS sebesar 5,924, sedangkan, strategi product development memiliki jumlah TAS sebesar 6,266. Dengan demikian, dapat diketahui bahwa strategi yang memiliki jumlah TAS terbesar adalah strategi product development. Hal ini dapat diartikan bahwa strategi alternatif yang tepat untuk diaplikasikan oleh UD Sekar Jati Star adalah product development. Strategi product development ini mengartikan pentingnya melakukan pengembangan produk dengan memperbaiki atau memodifikasi produk yang telah ada demi peningkatkan nilai penjualan.
SIMPULAN
Hasil penelitian yang telah dilakukan menemukan bahwa posisi UD Sekar Jati Star dalam kuadran matriks IE berada pada kuadran I. Posisi ini mengindikasikan bahwa UD Sekar Jati Star berada dalam posisi tumbuh dan membangun (grow and built), sehingga strategi yang bisa diaplikasikan yakni market penetration, market development, dan product development, serta strategi integratif yang meliputi integrasi ke depan, integrasi ke belakang, dan integrasi horizontal. Kemudian dari hasil analisis QSPM, strategi yang dirasa paling tepat untuk diaplikasikan oleh UD Sekar Jati Star dalam usahanya mengatasi fluktuasi dan meningkatkan penjualan adalah strategi product development yakni melakukan pengembangan produk dengan memperbaiki atau memodifikasi produk yang telah ada.
SARAN
Saran yang diajukan penulis kepada UD Sekar Jati Star yakni melakukan tindakan lebih lanjut mengenai faktor SWOT yang telah diketahui, serta dapat
melakukan inovasi dan perbaikan kualitas dari produk yang dihasilkan demi mendukung strategi yang telah diusulkan dalam penelitian ini, yakni product development. Keterbatasan dalam penelitian ini yakni peneliti tidak bisa melakukan pengamatan secara langsung mengenai proses produksi yang dilakukan oleh perusahaan, hal ini dikarenakan perusahaan sedang tidak melakukan kegiatan produksi pada saat peneliti melakukan penelitian. Dengan demikian, diharapkan bagi peneliti selanjutnya dapat mengatasi keterbatasan ini.
DAFTAR PUSTAKA
Creswell, John W. 2012. Research Design: Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed. Diterjemahkan oleh Achmad Fawaid. Edisi Ketiga. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
David, Fred R. 2006. Manajemen Strategi. Buku 1. Diterjemahkan oleh Paulyn Sulistio. Edisi Kesepuluh. Jakarta : Salemba Empat.
Febrianti, O. V., & Susan, M. (2014). Usulan Alternatif Strategi PT. X Menggunakan Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM). E-Journal Graduate Unpar Part A- Economics, 1(1), 1–13.
Ginting, A. (2006). Perumusan Strategi Perusahaan PT X Menggunakan Matriks Evaluasi Faktor. Jurnal Sistem Teknik Industri, 7(1), 1–5.
Permatasari, D. E., Hamid, D., & Wilopo. (2015). Penentuan Strategi Bisnis Manajemen Hotel dalam Menghadapi Persaingan (Studi Kasus di Quds Royal Hotel Surabaya). Jurnal Administrasi Bisnis, 27(1), 1–8.
Rudi_Usman. 2015. Diakui Dunia Ekspor Batik Meningkat Setiap Tahun. (online) (http://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-3034083/diakui-dunia-ekspor-batik-ri-meningkat-setiap-tahun. Diakeses pada 7 Desember 2016) Ruspitaningsih, R., Arijanto, S., & Rispianda. (2014). Rumusan Alternatif Strategi
Suatu Perusahaan Tas dalam Menghadapi Persaingan Industri. Itenas Rekayasa, 18(1), 1–13.