• Tidak ada hasil yang ditemukan

KB 4. Perawatan Elektronika

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KB 4. Perawatan Elektronika"

Copied!
81
0
0

Teks penuh

(1)

PERAWATAN DAN PERBAIKAN

PERAWATAN DAN PERBAIKAN

RANGKAIAN ELEKTRONIKA

(2)
(3)

PERAWATAN DAN PERBAIKAN

PERAWATAN DAN PERBAIKAN

RANGKAIAN ELEKTRONIKA

RANGKAIAN ELEKTRONIKA

MATERI I

MATERI I

PERAW

(4)

A.

A.

PE

PE

NGE

NGE

RTI

RTI

AN

AN

PE

PE

RAW

RAW

A

A

T

T

AN

AN

Sua

Suatu tu kkegiegiatatan an ununtuk tuk memmemelieliharhara a atatau au menmenjagjagaa

fasilitas atau peralatan dan mengadakan perbaikan

fasilitas atau peralatan dan mengadakan perbaikan

at

atau au pepenggngganantitian an memengingikukuti ti cacarra a tterertetentntu u ununtuktuk

men

menghighindandari ri kkegegagagalaalan n beber-dr-dasaasarkrkan an kkeaeandandalanlan

masingmasing komponen, sehingga terdapat suatu

masingmasing komponen, sehingga terdapat suatu

k

keadeadaaaan n opopererasasi i pe-pe-rralalatatan an yyanang g efefekektitif f dedengnganan

hasil kerja alat yang optimal.

(5)

B.

B.

TUJ

TUJ

UAN

UAN

PER

PER

AWA

AWA

TAN

TAN

1.

1.

Memp

Memp

erpan

erpan

jang

jang

usia

usia

pak

pak

ai

ai

per

per

alat

alat

an,

an,

2.

2.

Me

Me

nja

nja

min

min

da

da

y

y

a

a

gun

gun

a

a

dan

dan

has

has

il

il

gun

gun

a,

a,

3.

3.

Menj

Menj

amin

amin

k

k

esiap

esiap

an

an

oper

oper

asi

asi

at

at

au

au

siap

siap

pakai peralatan, dan

pakai peralatan, dan

4.

4.

Mme

Mme

njamin

njamin

k

k

esel

esel

ama

ama

tan

tan

or

or

ang

ang

yan

yan

g

g

menggunakan peralatan.

(6)

C. Jenis Aktifitas Perawatan

1. Tidak Terencana

Diperlukan pada saat terjadinya kondisi da-rurat, misalnya saat pelaksanaan praktikum pengukuran atau pengujian rangkaian elek-tronika terjadi kerusakan/kerja alat yang tidak normal, alat pengaman (fuse) putus, instalasi pengawatan terbakar karena usia dan me-mungkinkan dapat ditangani secara darurat.

(7)

lanjutan

2. Terencana

Aktifitas perawatan yang dilakukan dalam bentuk korektif dan preventif.

Kegiatan perawatan preventif dilakukan baik secara terjadwal maupun tidak terjadwal.

Kegiatan perawatan preventif diperlukan untuk pemantauan kondisi peralatan sebelum dipakai.

(8)

Kegiatan Perawatan Preventif 

Perawatan preventif dalam pengertian yang luas, meliputi aspek rekayasa (engneering) dan mana- jemen.

Perawatan preventif bidang rekayasa dapat berupa pendeteksi dan koreksi penggunaan peralatan pada saat peralatan dipakai, seperti kalibrasi alat ukur dan modul elektronika sebagai trainer secara penciuman dan penglihatan terdeteksi terjadinya arus lebih atau hubung singkat.

(9)

lanjutan

(10)

Perawatan Korektif 

Aktifitas perawatan korektif berkaitan dengan deteksi kerusakan, penentuan lokasi kerusakan, dan perbaikan atau penggantian bagian yang rusak

Langkah-langkah perawatan korektif meliputi; deteksi, dan menentukan kerusakan dan metode perbaikan.

Kegiatan deteksi dilakukan dengan cara memeriksa fungsi, kinerja dan membandingkan dengan spesifikasi alat.

(11)

Alat/Bahan Keperluan Perawatan

Alat/bahan dalam aktifitas perawatan rangkaian elektronika dapat digunakan semua jenis yang bersifat membantu kerja.

Peralatan yang dibutuh dapat berupa buku manual perawatan, peralatan uji meliputi multimeter, osiloskop, logic probe, dan peralatan khusus untuk kalibrasi alat ukur.

Peralatan mekanik meliputi toolset, solder dan keleng-kapannya. Peralatan pendukung lainnya dapat berupa cairan pembersih mekanik untuk komponen yang se-ring digerakkan seperti pontensiometer.

(12)

lanjutan

Peralatan mekanik meliputi toolset,

solder dan kelengkapannya.

Peralatan pendukung lainnya dapat

berupa cairan pembersih mekanik untuk

komponen yang sering digerakkan

seperti pontensiometer.

(13)

PERAWATAN DAN PERBAIKAN

RANGKAIAN ELEKTRONIKA

MATERI II

PELACAKAN KERUSAKAN RANGKAIAN

ELEKTRONIKA

(14)

Banyak teknik pelacakan kerusakan dapat

digunakan dalam bidang elektronika.

Proses pelacakan kerusakan secara umum dapat dilakukan melalui pengamatan fisik, mengenali

gejala kerusakan, melakukan pengujian

komponen dan pemeriksaan input output tiap blok.

(15)

lanjutan

Setiap blok rangkaian terdiri atas ratusan atau

ribuan komponen. Proses pelacakan dengan

memeriksa melalui pengujian untuk

masing-masing komponen pasti tidak mudah.

Secara sistematis, proses pelacakan kerusakan diawali dengan melakukan analisis dilengkapi dengan diagram alir sebagai petunjuk menen-tukan gejala kerusakan yang terjadi.

(16)

Spesifikasi Komponen Elektronika

Pelacakan kerusakan rangkaian elektronika

dapat dikenali melalui data spesifikasi

kom-ponen yang digunakan.

Penggunaan lembar spesifikasi komponen

akan membantu proses pelacakan dalam

mengenali tentang pemakaian, batas

mak-simum mutlak, dan batas data kelistrikan

penting lainnya.

(17)

Keandalan dan Kegagalan

Keandalan dan Kegagalan memiliki hubungan erat terhadap pelacakan kerusakan.

Suatu rangkaian elektronika yang memiliki ke-andalan yang teruji, tidak terlalu sering mengalami kerusakan.

Sebaliknya rangkaian elektronika yang memiliki keandalan yang rendah akan mengalami kegagal-an. Saat terjadi kegagalan diperlukan proses pelacakan kerusakan.

(18)

lanjutan

Pada prinsipnya tidak ada peralatan yang

dapat bekerja secara sempurna sepanjang

waktu, mes-kipun kualitas dan teknologinya

canggih.

Pengetahuan tentang kualitas peralatan elektro-nika sesuai kemampuan masing-masing kompo-nen yang memenuhi spesifikasi dapat digunakan untuk menentukan keandalan kualitas terhadap waktu.

(19)

Tahap kegagalan rangkaian elektronika

1. Tahap kegagalan dini (infant mortality )

Kegagalan peralatan sesaat setelah alat ter-sebut dibuat dan dikirimkan ke pelanggan.

2. Tahap kegagalan normal

Kegagalan faktor usia kerja peralatan elektroni-ka. Pada umumnya laju kegagalan normal me-miliki angka persentase paling rendah.

(20)

lanjutan

3. Kegagalan tahap akhir

Periode suatu peralatan mengalami laju

ke-gagalan paling tinggi.

Penyebabnya adalah faktor usia kerja alat

sudah berakhir.

Cepat tidaknya suatu peralatan memasuki

tahap akhir kegagalan tergantung pada cara

pemeliharaan peralatan selama digunakan.

(21)

Kegagalan Parsial

Perubahan karakteristik atau parameter di luar batas spesifikasi, namun tidak sampai mengurangi fungsi alat secara menyeluruh.

Jenis kegagalan ini disebabkan oleh satu faktor, misal-nya pada rangkaian elektronika terdapat rangkaian pembangkit frekuensi yang masih berfungsi meng-hasilkan sinyal, namum nilai frekuensi yang dimeng-hasilkan tidak sesuai dengan posisi batas ukurnya.

(22)

Kecepatan Kegagalan (FR) Komponen

Kerusakan rangkaian elektronika yang bersifat kompleks membutuhkan waktu dan melelahkan bila tidak dibarengi pengetahuan tentang usia pemakaian komponen.

1.   Mean Time To Fail   (MTTF) adalah lamanya pemakaian komponen sampai dicapai kegagalan. MTTF digunakan untuk menghitung usia komponen elektronika yang tidak dapat direparasi.

(23)

lanjutan

(24)
(25)
(26)

lanjutan

Sebuah resistor karbon film merupakan komponen yang tidak bisa diperbaiki bila telah tejadi kerusakan. Nilai FR diperoleh dari tabel FR sebesar 0,2 x 10  –6/ jam. Lama

masa pakai komponen resistor;

Angka usia yang diperoleh sangat panjang untuk sebuah komponen yang berdiri sendiri (belum menyatu dalam sebuah rangkaian).

(27)

lanjutan

2.

 Mean Time Between Failures

(MTBF)

Lamanya pemakaian suatu sistem sampai dicapai kegagalan. MTBF digunakan untuk rangkaian yang dapat diperbaiki, seperti instrumen dan sistem.

(28)

lanjutan

Suatu rangkaian dibentuk oleh 4 buah resistor karbon film, 2 buah kapasitor elektrolit, 2 buah LED dan 2 buah transistor < 1 Watt.

Berdasarkan tabel FR, diperoleh data:

Resistor karbon film = FR( A) = 0,2×10-6/jam

Kapasitor elektrolit = FR(B) = 1,5×10-6/jam LED = FR() = 0,1×10-6/jam

(29)

lanjutan

Lamanya pemakaian suatu sistem sampai dicapai kegagalan.

FR(rangkaian) = FR( A) + FR(B) + FR() + FR(D)

FR(rangkaian) = [(4×0,2)+(2×1,5)+(2×0,1)+(1×0,08)]×10-6/jam

FR(rangkaian) = 4,16×10-6/jam

MTBF (rangkaian) = 1/ FR(rangkaian) =240384,615jam = 10016 hari

Angka MTBF yang diperoleh memberikan interpretasi bahwa komponen dalam rangkaian memiliki tingkat kegagalan/kerusakan akan jauh lebih kecil dibandingkan kegagalan sebuah komponen berdiri sendiri.

(30)

Hukum Eksponen Keandalan

Hukum Eksponen Keandalan menyatakan

bahwa peluang tidak adanya kegagalan

sistem dalam waktu

  merupakan fungsi

eksponensial dari waktu tersebut.

Makin lama sistem dioperasikan,

keandalan-nya akan menjadi berkurang dan peluang

kegagalan (

Q

) akan naik.

(31)

lanjutan

Formula peluang kegagalan (Q) dinyatakan dengan persamaan:

Hubungan antara keandalan (R) dan laju kegagalan

(32)

lanjutan

Suatu sistem radar mempunyai estimasi

 MTBF 

10.000 jam. Peluang keberhasilan untuk waktu

misi:

t  = 100, Peluang keberhasilan R =e-0,01 =0,99 = 99%,

t  = 2000, Peluang keberhasilan R =e-0,2 =0,819 = 81,9%,

t  = 5000, Peluang keberhasilan R =e-0,5 =0,607 = 60,7%,

Nilai

R

  tak mungkin berharga 1, data ini

memberikan interpretasi bahwa sistem radar

tak pernah gagal.

(33)

Memperbaiki keandalan (

R

)

Derating

: mengoperasikan komponen di

bawah batas maksimumnya.

Contohnya: menggunakan resistor ½ Watt

untuk rangkaian yang

sebenar-nya hasebenar-nya butuh resistor ¼ Watt.

(34)

lanjutan

Redundancy :  Menyambungkan suatu unit ke unit yang lain dengan fungsi yang sama, sehingga kalau yang satu gagal yang lain akan mengambil alih fungsi yang lain. Biasanya unit ini terpasang secara parallel.

Terdapat dua cara redundancy :

Aktif:   bila suatu unit  stand by   hidup mengikuti suatu kegagalan.

(35)

lanjutan

Contoh: UPS terpasang pada komputer, lampu darurat AC yang selalu siap menyala apabila tegangan AC mati.

:  bila elemen-elemen bersekutu

mem-bagi beban atau melaksanakan

fungsi-nya secara terpisah.

Contoh: generator pada gedung perkantoran yang tersedia tapi tidak dijalankan dan tidak otomatis.

(36)

Metoda-Metoda Pelacakan Kerusakan

Pemilihan metoda yang sesuai dalam

mencari kerusakan akan dapat menentukan

efisiensi kerja.

Beberapa teknik yang bisa digunakan, antara lain:

•   Symptom-function, •   Signal-tracing,

• Metoda tegangan dan hambatan •  Metoda Half-splitting,

• Metoda Pemutusan Lup, dan •   Metoda substitusi.

(37)

Metoda

Symptom- function

Metoda

Symptom-function

 (fungsi gejala)

diperlukan untuk mengisolir kerusakan pada

bagian tertentu.

Saat mengoperasikan rangkaian elektronika ternyata tidak bekerja (gejalanya), periksa kabel power, terhubung atau terputus, fuse putus, dan mungkin saklar tidak bekerja dengan baik dan seterusnya.

(38)

Metoda

Signal -tracing

Metoda Signal-tracing dipakai untuk menemukan blok tertentu penyebab kegagalan pemakaian.

(39)

lanjutan

(40)

Metoda Tegangan dan Hambatan

Metoda Tegangan dan Hambatan digunakan

untuk menunjukkan dengan tepat suatu

kompo-nen atau kerusakan rangkaian dengan cara

mem-bandingkan data hasil ukur terhadap data

spesifi-kasi komponen yang dikeluarkan perusahaan

pembuat.

Pemeriksaan rangkaian elektronika yang dicurigai rusak, pada umumnya dilakukan pengukuran tegangan dan resistansi.

Pengukuran tegangan memerlukan peralatan dalam kondisi ON.

(41)

Metoda

Half -splitting

Digunakan untuk rangkaian dengan

blok-blok tersusun seri.

Pelacakan dilakukan untuk setengah sistem dan secara berturut-turut dilakukan untuk setengah sistem yang lainnya sampai kerusakan ditemukan.

(42)

Metoda Pemutusan Lup

Sistem atau subsistem elektronik dengan

umpan-balik sangat sulit dilacak. Metoda

pemutusan lup digunakan untuk melacak

kerusakan

pada

rangkaian

elektronika

dengan cara memutuskan lup.

Tegangan DC atau sinyal yang sesuai diinjeksikan pada titik tempat lup terputus. Variasikan besaran tegangan dari keadaan normal untuk melihat perubahan respon rangkaian.

(43)

lanjutan

Teknik pemutusan lup dapat digunakan

misalnya pada sebuah PLL (

 phase lock loop

)

(44)

Metoda Substitusi

Metoda substitusi biasanya memerlukan

penyolderan atau penggantian komponen

sebagai tahap akhir dari proses pelacakan

kerusakan.

Dua tahap pokok dalam metoda substitusi yang harus dilakukan, yakni penggunaan komponen pengganti yang benar dengan hubungan rangkai-an yrangkai-ang benar.

(45)

lanjutan

Sebelum melakukan penggantian, disarankan untuk melakukan pemeriksaan dengan metoda lain, seperti yang telah diuraikan sebelumnya, sehingga yakin komponen mana yang mengalami kerusakan.

(46)

Analisa

Problem Solving

Digunakan untuk menghadapi sistem

elektronik yang kompleks dengan kerusakan

yang berulang.

Analisis problem solving:

1. Metoda analisis kegagalan,

2. Metoda analisis sinyal,

3. Metoda analisa logika, dan

4. Metoda diagnosa rutin.

(47)

lanjutan

Analisa Problem Solving dengan metode analisis kegagalan dan analisis sinyal dapat dipakai untuk semua tipe sistem;

Analisa Problem Solving dengan metode analisis sinyal, analisa logika dan diagnosa rutin terbatas untuk sistem digital dan dapat dipakai khusus untuk macam-macam komputer digital.

(48)

Analisis Kegagalan

Digunakan ketika kegagalan berulang pada

suatu rangkaian yang disebabkan pada

kerusakan komponen

Tiga langkah penting yang perlu dilakukan

dalam analisis kegagalan; analisis cara kerja

rangkaian, melakukan pengukuran dan

mempelajari data produk.

(49)

lanjutan

Contoh yang paling sederhana diterapkan pada rangkaian dasar regulator DC.

(50)

Analisis Sinyal

Metoda analisis sinyal dapat membantu

dalam membuat analisis, bila sinyal yang

diamati dapat memberikan petunjuk

tentang lokasi kerusakan.

Metode ini biasanya memerlukan sebuah osiloskop memori atau peralatan lain yang dapat menvisualisasikan sinyal.

Analisis Sinyal tanpa alat bantu akan membingungkan.

(51)

Analisis Logika

Analisis logika terbatas untuk rangkaian digital dan dapat menangani analisis dari yang paling sederha-na, pengujian bit-per-bit untuk   Test-Word  dan dengan menggunakan peralatan otomatis peng-analisis logika.

Metoda analisis logika menggunakan sinyal digital satu dan nol, untuk menentukan fungsi logika yang

(52)
(53)

Diagnosa Rutin

Diagnosa rutin digunakan pada bagian program tes-diri komputer dan dapat dipanggil untuk

membuat pemeriksaan secara cepat pada bagian sistem komputer.

Bagian atau peripheral yang akan dites harus diketahui, agar dapat dipilih diagnosa rutin yang tepat. Diagnosa rutin juga dapat menge-tahui bagian dasar dari sistem komputer yang mengalami

gangguan.

Diagnosa rutin hanya dapat digunakan pada sistem yang minimum mempunyai sebuah mikroprosesor yang dapat diprogram.

(54)

PERAWATAN DAN PERBAIKAN

RANGKAIAN ELEKTRONIKA

MATERI III

KERUSAKAN DAN PERBAIKAN

RANGKAIAN ELEKTRONIKA

(55)

Setiap komponen elektronika bersifat pasif dan aktif memiliki keterbatasan dalam pemakaian

Bagian penting dalam mencari kerusakan adalah memahami dengan baik tentang komponen dan keterbatasannya

Kesalahan yang terjadi kebanyakan pada saat

(56)

Komponen Pasif 

Komponen pasif rangkaian elektronika terdiri atas resistor, kapasitor dan induktor.

Komponen induktor dalam pemakaian pada rang-kaian elektronika jarang mengalami kerusakan.

Kerusakan dan Perbaikan Komponen Resistor 

Setiap resistor ketika beroperasi akan mendisipasikan daya. Kenaikan temperatur yang disebabkan oleh daya yang didisipasikan akan maksimum ditengah-tengah badan resistor, ini disebut “Hot  spot  temperature”.

(57)

lanjutan

(58)

lanjutan

(59)

lanjutan

(60)

lanjutan

Kecepatan kegagalan pada resistor variabel

lebih tinggi dari pada jenis resistor tetap

Potensiometer mempunyai kecepatan kegagalan pada umumnya kira-kira 3×10-6 perjam, tetapi

angka-angka itu berubah bergantung pada metode yang digunakan oleh pabriknya

(61)

lanjutan

Kerusakan yang terjadi pada sebuah potensiometer bisa sebagian atau total.

1. Kerusakan sebagian disebabkan oleh kenaikan resistansi kontak yang menimbulkan kenaikan noise kelistrikan.

Bentuk lain kegagalan sebagian disebabkan oleh kontak putus karena debu, minyak gemuk kering terkumpul antara kontak geser dan jalur.

Diatasi dengan bahan pembersih seperti contact cleaner .

(62)

lanjutan

2. Kerusakan total disebabkan sirkit terbuka di-antara jalur dan sambungan ujung-ujungnya atau antara kontak geser dan jalur.

Penyebab: perkaratan bagian logam karena kelembaban, atau pembengkakan logam atau plastik yang terjadi saat penuangan jalur yang menggunakan temperatur tinggi.

(63)

lanjutan

Kerusakan dan Perbaikan Komponen Kapasitor

Kapasitor merupakan komponen yang dapat

diandalkan karena memiliki tingkat kegagalan yang rendah terutama.

Umur kapasitor dapat diperpanjang dengan cara:

a. dioperasikan di bawah batas tegangan yang diperbolehkan. b. dioperasikan pada temperatur ambient yang rendah, dengan

menurunkan temperatur 10ºC dapat melipatkan umurnya dua kali lebih panjang.

(64)

lanjutan

Jenis Kerusakan Kapasitor

1. Katastrofik  (mendadak dan total) dalam bentuk:

a. hubung singkat disebabkan dielektrik tembus,

b. sirkit terbuka yang disebabkan kerusakan pada penyambung ujung lepas.

(65)

lanjutan

2. Degradasi

: Kerusakan secara

berangsur-angsur dan dalam bentuk:

a. Penurunan resistansi dari isolasi atau

kenaikan arus bocor pada jenis elektrolit secara berangsur-angsur,

b. Kenaikan resistansi seri yang disebabkan oleh kenaikan faktor disipasi.

(66)

lanjutan

(67)

lanjutan

(68)

lanjutan

Kerusakan dan Perbaikan Komponen Aktif 

Komponen aktif rangkaian elektronika:

1. Semikonduktor bipolar: dioda, transistor, ujt, IC logika dan IC linear

2. Semikonduktor unipolar: FET, MOSFET, VMOS, CMOS dan IC linear

Kemungkinan kerusakan yang terjadi dalam bentuk hubung singkat dan terbuka pada junction

Mudah terjadi kerusakan kalau mendapat

beban lebih

(69)

lanjutan

Penyebab kerusakan semikonduktor:

1. kerusakan mekanis,

2. salah pemakaian, dan

3. bahaya lingkungan

Kerusakan mekanis saat fabrikasi disebabkan oleh proses-proses difusi, proses metalisasi dan proses mekanis.

(70)

lanjutan

Kerusakan yang disebabkan bahaya lingkungan meliputi interferensi kelistrikan, kejutan tegangan

oleh mesin atau relay, dan medan magnetik

Kerusakan salah pemakaian meliputi kerusakan yang disebabkan oleh melewati tegangan catu, arus dan daya maksimum, memasukan atau mencabut IC saat tegangan hidup

(71)

lanjutan

Kerusakan dan Perbaikan

Rangkaian Elektronika

Kegiatan perbaikan rangkaian elektronika: 1. kegiatan pelacakan kerusakan dengan

menggunakan berbagai metoda,

2. melakukan pengukuran dan pengujian, 3. melakukan perbaikan (pergantian).

(72)

PERAWATAN DAN PERBAIKAN

RANGKAIAN ELEKTRONIKA

MATERI IV

(73)

P

P

e

e

n

n

e

e

r

r

a

a

p

p

a

a

n

n

s

s

i

i

s

s

t

t

e

e

m

m

p

p

e

e

r

r

a

a

w

w

a

a

t

t

a

a

n

n

d

d

a

a

n

n

p

p

e

e

r

r

b

b

a

a

i

i

k

k

a

a

n

n

s

s

e

e

c

c

a

a

r

r

a

a

s

s

i

i

s

s

t

t

e

e

m

m

a

a

t

t

i

i

s

s

d

d

a

a

n

n

t

t

e

e

r

r

p

p

r

r

o

o

g

g

r

r

a

a

m

m

p

p

a

a

d

d

a

a

d

d

a

a

s

s

a

a

r

r

n

n

y

y

a

a

m

m

e

e

r

r

u

u

p

p

a

a

-

-k

k

a

a

n

n

p

p

e

e

n

n

e

e

r

r

a

a

p

p

a

a

n

n

s

s

i

i

s

s

t

t

e

e

m

m

m

m

a

a

n

n

a

a

j

j

e

e

m

m

e

e

n

n

u

u

n

n

t

t

u

u

k

k

s

s

e

e

l

l

u

u

r

r

u

u

h

h

p

p

e

e

k

k

e

e

r

r

j

j

a

a

a

a

n

n

p

p

e

e

r

r

a

a

w

w

a

a

t

t

a

a

n

n

da

da

n

n

pe

pe

rb

rb

ai

ai

k

k

an

an

(74)

lanjutan

lanjutan

Aktifitas perawatan dan perbaikan secara

Aktifitas perawatan dan perbaikan secara

sistematis dan terprogram dengan mengikuti cara

sistematis dan terprogram dengan mengikuti cara

terten

tertentu tu dapat menghindari dapat menghindari beberbeberapa bentukapa bentuk

k

kerugian, erugian, antarantara la lain;ain;

1.

1. rugrugi wi waktaktu ku kararena ena pekpekerjaerjaan an yyang ang teterturtundnda,a,

2.

2. pprrododukuktitiffititas as tutururunn,,

3.

3. efisiensi efisiensi turun, turun, dandan

4.

(75)

lanjutan

lanjutan

Secar

Secar

a umum

a umum

prinsip manajemen

prinsip manajemen

terdiri atas unsur:

terdiri atas unsur:

1.

1.

pe

pe

re

re

nc

nc

ana

ana

an

an

,

,

2.

2.

per

per

org

org

anisasi

anisasi

an pelaks

an pelaks

anaan pek

anaan pek

erjaan,

erjaan,

3.

3.

pelaksa

pelaksa

naan

naan

pek

pek

erjaan

erjaan

dan

dan

pelapor

pelapor

an,

an,

4.

(76)

Perencanaan

Perencanaan

Pek

Pek

erjaan

erjaan

Pekerjaan perawatan yang

Pekerjaan perawatan yang

terencana akan mendapatkan hasil

terencana akan mendapatkan hasil

yang baik dan optimal

yang baik dan optimal

Untuk itu d

Untuk itu d

iperlukan forma

iperlukan forma

t khusus

t khusus

yang digunakan untuk membuat

yang digunakan untuk membuat

perencanaan.

perencanaan.

(77)

lanjutan

Isi format perencanaan pekerjaan

perawatan memuat tentang:

1. Jenis atau tipe pekerjaan, 2. Sifat atau level pekerjaan,

3. Tenaga pelaksana yang diperlukan,

4. Material atau suku cadang yang diperlukan, 5. Waktu atau lama pengerjaan, dan

(78)

Perorganisasi Pelaksanaan Pekerjaan

Koordinasi pekerjaan pemeliharaan yang

terorganisir akan membantu percepatan

penyelesaian pekerjaan

Pengorganisasi pelaksanaan pekerjaan membu-tuhkan koordinasi yang melibatkan semua bagian, misalnya:

1. front office,

2. bagian bengkel, 3. gudang,

(79)

lanjutan

Seorang perencana untuk

mempermudah pekerjaan membuat

suatu mekanisme kerja pemeliharaan

dengan menggunakan sarana yang

disebut Perintah Kerja (

Work Order 

)

Seluruh prosedur pelaksanaan pekerjaan

(80)

Pelaksanaan Pekerjaan dan Pelaporan

Jenis pelaporan dari pelaksanaan pekerjaan

1. Volume pekerjaan yang berkaitan dengan waktu dan  jumlah pekerja.

2. Bahan atau material yang berkaitan ketersediaan suku cadang (industri) dan ketersediaan dana (sekolah)

(81)

Audit dan Evaluasi

Kegiatan audit dan evaluasi terhadap seluruh

pekerjaan pemeliharaan dan perbaikan

di-lakukan setelah seluruh pekerjaan selesai

dikerjakan

Tujuan Audit dan Evaluasi

untuk selalu menjaga kualitas dan kinerja,

baik pada lembaga industri maupun

Gambar

Grafik Pola Kerusakan Alat pada Umumnya
Tabel Kegagalan-Kegagalan pada Resistor-Resistor Tetap
Tabel Kegagalan-Kegagalan pada Resistor-Resistor Tetap
Tabel Kegagalan-Kegagalan pada Resistor-Resistor Tetap
+3

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran manajemen akan pentingnya peningkatan komitmen terhadap pelaksanaan K3 di tempat kerja, serta kesadaran

Dewasa ini dalam praktek peradilan yang menerapkan pengertian melawan hukum materiel dalam fungsinya yang positif atau mengartikan melawan hukum dalam hukum pidana

Selain itu, terdapat beberapa penelitian yang relevan diataranya adalah sebagai berikut: Rujukan penelitian yang pertama yaitu skripsi Nina Sutresna Rujukan penelitian

Hasil penelitian Implementasi Kebijakan Pinjaman Uang Muka Kerjasama Bank (PUMP-KB) dapat dilihat dari 4 variabel model analisis George C. Edward III, meliputi 1) Komunikasi

Hasil penelitian yang didapatkan yaitu (1) Pada aspek level yaitu ketiga subjek mampu menjalankan tuntutan tugas sesuai tahap rehabilitasi; (2) Pada aspek

Berdasarkan hasil konfirmasi yang kami terima dari masing-masing unit kerja terkait, kami sampaikan dengan hormat Daftar Nama Peserta Workshop Persiapan Pemeriksaan

Uji beda rata-rata digunakan untuk membandingkan antara hasil produksi dan pendapatan usahatani cabai merah yang diperoleh petani sebelum perubahan iklim dengan