GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN
NAMA MATA KULIAH : BIOLOGI PERIKANAN
NOMOR KODE / SKS : .224 FA3/ 3 SKS
DESKRIPSI SINGKAT : Mata kuliah ini mempelajari ruang lingkup biologi perikanan, peranan biologi
ikan dalam pengembangan teknologi perikanan;
menjelaskan teori dan analisis seksualitas; Menghitung
TKG, Fekunditas; menjelaskan awal daur hidup;
Menganalisis kebiasaan makan dan cara makan,
persaingan dan pemangsaan, dan mengukur pertumbuhan
ikan
TUJUAN INTRUKSIONAL UMUM : Setelah menyelesaikan mata kuliah ini mahasiswa dapat
menerangkan natural history ikan sebagai sumber daya
perairan yang dapat tumbuh dan berkembang biak.
NO TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS POKOK BAHASAN SUB POKOK BAHASAN ESTRIMASI WAKTU PUSTAKA SUMBER
Setelah mengikuti kuliah ini mahasiswa
dapat :
1 Menerangkan ruang lingkup dan peranan biologi perikanan dalam kegiatan usaha perikanan serta hubungan biologi perikanan dengan ilmu lain.
MENGENAL BIOLOGI IKAN
Ruanglingkup biologi perikanan;
Hubungan Biologi perikanan dengan ilmu lain;
Peranan Biologi Perikanan dalam kegiatan perikanan;
1 x 3 x 50 1 & 2 1, hal 1 – 2 2,hal 1 – 3
2 Membedakan organ kelamin ikan dan sifat
seksualitas pada ikan SEKSUALITAS IKAN Macam seksualitas Sifat seksualitas primer Sifat seksualitas sekunder
1 x 3 x 50 1, & 3 1, hal 3 – 7 3, hal 311 - 317
3 Menerangkan terminologi gonad,
perkembangan gonad serta dapat menganalisis Tingkat Kematangan Gonad
TINGKAT KEMATANGAN GONAD
Terminologi gonad
Tahapan perkembangan gonad Analisis Tingkat Kematangan
1 x 3 x 50 1, 2, dan 4 1, hal 8 – 17
Gonad
2, hal 27 – 38 4, hal 530- 535 4 Menerangkan fekunditas dan menjelaskan
hubungan fekunditas dengan panjang, berat, umur dan populasi.
FEKUNDITAS Macam-macam fekunditas Fekunditas dengan panjang Fekunditas dengan Berat Fekunditas dengan Umur Fekunditas dengan Populasi
2 x 3 x 50 1, dan 2 1, hal 18 – 25 2, hal 39 - 47
5 Menerangkan macam-macam ruaya dan faktor
yang mempengaruhi ruaya RUAYA
Ruaya pemijahan Ruaya ke daerah
pembesaran dan makanan Ruaya pengungsian Faktor-faktor dalam ruaya
1 x 3 x 50 1, hal 26 - 38
6 Menerangkan kebiasaan pemijahan, habitat
pemijahan dan tingkahlaku pemijahan ikan. PEMIJAHAN IKAN SISTEM Macam-macam kebiasaan pemijahan ikan Ikan dan habitat pemijahan Tingkah laku pemijahan ikan
1 x 3 x 50 1, hal 39 - 47
7 Menerangkan keragaman telur dan bagian-bagian telur serta proses pembuahan, pengeraman dan perkembangan larva.
AWAL DAUR
HIDUP IKAN Telur Ikan dan Bagiannya Pembuahan Macam-macam telur ikan Masa pengeraman Masa Larva
2 x 3 x 50 1, hal 48 - 72
8 Menerangkan pola kebiasaan makanan dan cara
memakan serta laju pencernaan makanan. MAKAN DAN CARA KEBIASAAN MEMAKAN
Kebiasaan makanan Rantai makanan
Kebiasaan cara memakan Spesialisasi kebiasaan
makanan
Laju pengosongan lambung
2 x 3 x 50 1 dan 2 1, hal 73 – 82 2, hal 9 - 27
9 Menerangkan hubungan mangsa-pemangsa PERSAINGAN DAN PEMANGSAAN
Hubungan mangsa-
pemangsa 1 x 3 x 50 1, hal 83 - 86
10 Menenerangkan model pertumbuhan dan faktor- faktor yang mempengaruhi pertumbuhan.
PERTUMBUHAN IKAN
Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan
Kurva pertumbuhan Beberapa ekspresi Model
pertumbuhan
Pertumbuhan allometrik dan isometrik
Hubungan panjang dan berat Faktor kondisi Menghitung pertumbuhan 1, hal 92 – 105 2, hal 66 – 105 4, hal 363 - 380 REFERENSI :
1.
Effendie, M.I., 1997. Biologi Perikanan. Yayasan Pustaka Nusatama. Jogyakarta, 163 hal.2.
---, 1979. Metode Biologi Perikanan. Yayasan Dewi Sri Bogor. 112 hal.3.
Ridwan, A., Djadja, S.S., M.F. Rahardjo, dan Sulistiono., 1992. Iktiologi. Pusat Antar Universitas (PAU) Institut Pertanian Bogor.4.
Schreck, Carl B. And Peter B. Moyle, 1990. Methods for Fish Biology. American Fisheries Society Bethesda, Maryland, USA.Tingkah laku pemijahan ikan
Sebagaimana diketahui bahwa kegiatan reproduksi dapat dibagi menjadi tiga fase yaitu fase pra pemijahan, fase pemijahan, fase pasca pemijahan . Berdasarkan hal ini maka tingkah
laku ikan itu dapat Pula dibagi menjadi tiga yaitu tingkah laku pada fase pra pemijahan, tingkah laku ikan pada fase pemijahan dan tingkah laku ikan pada fase pasca pemijahan. Tingkah laku reproduksi ini berhubungan erat dengan sifat ikan itu sendiri. Apakah ikan itu melakukan perlindungan terhadap keturunannya atau tidak. Tingkah laku ikan yang menjaga keturunannya dapat dikatakan relatif lebih banyak variasinya dari pada ikan ovipar, terutama tingkah laku pasca pemijahan.
Macam-macam tingkah laku ikan pada fase pra pemijahan diantaranya ialah: aktifitas mencari makan, ruaya, pembuatan sarang, sekresi feromon (pengenalan lawan jenis, mencari pasangan), gerakan-gerakan rayuan dan lain-lain.
Tingkah laku ikan pada fase pemijahan diantaranya ialah: Bersamaan dengan pengeluaran produk seksual ada ikan yang melakukan sentuhan bagian-bagian tubuh, gerakan eksotik dengan menggetarkan seluruh bagian tubuh, gerakan pembelitan tubuh ikan jantan atau ikan betina oleh ikan jantan,
penyimpanan telur oleh ikan jantan atau ikan betina ke dalam sarang, gua, bagian pada tubuh, pada busa, tumbuh-tumbuhan dan lain-lain.
Tingkah laku ikan pada fase pasca pemijahan diantaranya ialah penyempurnaan penutupan sarang, penjagaan sarang yang berisi telur yang telah dibuahi atau telur yang sedang berkembang, menjauhi daerah pemijahan dan lain-lain.
Semua tingkah laku ikan itu merupakan resultante sejumlah rangsangan motoris yaitu rangsangan eksternal dan rangsangan internal berasal dari sekresi hormon, sedangkan rangsangan luar berasal dari berbagai macam sumber seperti faktor lingkungan, zat kimia dan lain-lain yang dimediasikan melalui organ-organ sensori dari visual. Begitu ikan memperlihatkan suatu tindakan sebenarnya merupakan suatu fenomena yang dinamik, termasuk tingkah laku "hibernasi" dan "aestivasi" musim panas. Sebagai tambahan terhadap fungsi dalam pengaturan tingkah laku, sistem hormon juga mengatur perkembangan sifat seksual sekunder yang berhubungan erat dengan interaksi tingkah laku. Yang memegang peranan penting dalam sifat seksual sekunder ini adalah steroid_yang dihasilkan gonad. Hal ini meliputi pewarnaan tubuh dalam pemijahan sebagai daya tarik pasangannya, persaingan antara ikan-ikan jantan, mempertahankan isolasi reproduksi dan bentuk-bentuk structural pada tubuh yang mrliputi timbulnya semacam jerawat di atas kepala pada masa pemijahan , modifikasi sirip seperti gonopodium ikan famili poeciliidae temasuk sifat seksual pada ikan yang dipengaruhi steroid.
Sumber : M. Ichsan Effendie, 1997
Hal yang berhubungan dengan pemijahan
Perbandingan jenis kelamin dalam pemijahan tiap-tiap spesies ikan berbeda-beda, tetapi perbandingan tersebut umumnya mendekati satu dengan satu. Banyak didapatkan bahwa ikan pelagophils
memijahnya secara beramai-ramai dalam suatu daerah tertentu. Daerah pemijahan (spawning ground) ikan herring di Laut Utara bagian selatan yang dikemukakan Cushing (1968) panjangnya antara 2 - 3 km
dan lebarnya 500 m.
Ikan tersebut tiap tahun berpijah di daerah yang sama dan waktunya teratur pula. Di Indonesia, daerah pemijahan ikan laut ekonomis penting masih banyak yang belum diketahui. Misalnya lokasi daerah pemijahan ikan lemuru masih belum diketahui. Larva ikan ini sudah bertingkat lanjut diketemukan pada waktu pertama kali muncul tidak jauh dari Banyuwangi. Tiap-tiap tahun munculnya anak ikan itu di daerah yang sama.
Besar sekali kemungkinannya daerah pemijahan ikan lemuru tisdak jauh dari tempat anak-anak ikan pada waktu pertama kali muncul. Arah dan kecepatan arus serta umur anak ikan yang pertama muncul itu memegang peranan dalam menentukan lokasi daerah pemijahannya di daerah permukaan. Sama halnya dengan daerah pemijahan ikan bandeng masih belum diketahui. Tapi besar sekali
kemungkinannya bahwa daerah pemijahannya berada beberapa puluh meter di bawah permukaan air. Masa pemijahan tiap-tiap spesies ikan berbeda-beda. Ada pemijahan yang berlangsung dalam waktu singkat (total spawner = isochronal), tetapi banyak pula dalam waktu yang panjang. Pemijahan sebagian demi sebagian (partial spawner = heterochronal) pada ikan dapat berlangsung sampai beberapa hari. Dalam hal demikian, ikan betina biasanya tetap tinggal di daerah pemijahan selama proses pemijahan belum selesai. Kalau pemijahan sudah selesai, ikan jantan yang tinggal di daerah itu lebih lama dari pada ikan betina.
Yang bisa menjadi perangsang pemijahan bagi ikan lithophils, psamophils dan phythophils,selain adanya substrat pemijahan seperti batu, pasir dan tumbuhan juga peningkatan- atau penurunan suhu dan datangnya air, baru menjadi perangsang alami untuk ikan berpijah kalau ikan itu sudah_siap. Diantara faktor biologi yang memegang peranan di dalam pemijahan yaitu organ untuk penglihatan,
pendengaran, penciuman dan linea lateralis serta kelenjar buntu. Hubbs dan Martin (1965)
mengemukakan bahwa ikan darter ( Etheostema lepidum) dapat memijah pada malam dan siang hari. Pemijahan yang dilakukan pada waktu siang hari terjadi pada ikan yang sama (homospesifik) sedangkan pemijahan yang terjadi pada malam hari dapat terjadi dengan spesies yang berbeda (heterospesifik) sehingga hal ini dapat menyebabkan terjadinya hybrid. Pada ikan golongan buta pemijahan dapat berlangsung secara biasa karena dengan pertolongan penciuman dan organ linea lateralis. Suara yang dikeluarkan ikan pada waktu terjadi pemijahan selain untuk memanggil lawan sex juga mejadi
perangsang untuk memijah. sumber : M. Ichsan Effendie, 1997
Habitat Pemijahan pada Ikan
http://manusia-uchiha.blogspot.com/2011/12/habitat-pemijahan-pada-ikan.html
1. LITOPHIL
a. dasar berbatu, danau oligotroph, pantai b. perairan beriak
c. ukuran telur besar
Ex. : Salmo sp., Salvenilus sp. 1. PHYTOPHIL
a. perairan dengan vegetasi b. perairan kecil --- stagnan c. telur melekat
Ex.: Cyprinus carpio, Perca sp. 1. PSAMOPHIL
a. dasar perairan pasir
b. telur terbungkus pasir atau menempel pada akar tanaman Ex.: Leuresthes tenuis
1. PELAGOPHIL
a. perairan bebas / terbuka b. telur melayang
1. OSTRACOPHIL
telur melekat pd valve / gastropoda
Masa Pemijahan
1. ISOCHRONAL = total spawner 2. HETEROCHRONAL = partial spawner 3. PEMIJAHAN DGN WAKTU LAMA
Pola Pemijahan
1. TIPE A
SATU KALI/TAHUN --- WAKTU PENDEK Ex : Therapon jarbua
2. TIPE B
SATU KALI/TAHUN --- WAKTU LAMA Ex : Cypsilurus oligolepis
3. TIPE C
DUA KALI/TAHUN Ex : Therapon puta 4. TIPE D
SEPANJANG TAHUN DAN TERPUTUS Ex.: Stelophorus indicus
Waktu Pemijahan 1. SIANG HARI 2. MALAM HARI 3. SEPANJANG HARI 4. BERTAHAP Selang Pemijahan Dipengaruhi oleh : 1. PERSEDIAAN MAKANAN
2. PERLINDUNGAN TERHADAP PREDATOR
Pemicu Pemijahan
1. SUHU AIR (penurunan suhu) 2. MEDIA PEMIJAHAN
3. KETINGGIAN AIR 4. FEROMON
5. MASUKAN AIR BARU
Pola Pemijahan
Didasarkan atas golongan :
2. HOLOBIOTIK (tidak melakukan ruaya)
1. HOLOBIOTIK (= SETEMPAT) a. Lacustrine (air tenang) b. Fluvial (air mengalir)
c. Adfluvial (air tenang --- mengalir) 1. RUAYA (DIADROM)
a. Katadromus
b. Anadromus ---- fluvial (air berarus) ---- lacustrine (tenang)
Tingkah Laku Fase Pra Pemijahan
1. Aktivitas mencari makan 2. Ruaya
3. Pembuatan sarang
4. Sekresi hormon (pengenalan lawan jenis, mencari pasangan) 5. Gerakan rayuan
Tingkah Laku Fase Pemijahan
1. Pengeluran produk seksual 2. Persentuhan bagian tubuh
3. Gerakan eksotik (menggetarkan seluruh tubuh) 4. Pembelitan tubuh ikan♂terhadap ♀
5. Penyimpanan telur
Tingkah Laku Fase Pasca Pemijahan
1. Penyempurnaan penutupan sarang 2. Penjagaan sarang
3. Menjauhi daerah pemijahan
Penjagaan Telur
1. DIJAGA
a. Bersarang
(tumbuhan, batu, pasir, gelembung) b. Bagian tubuh induk
(mulut, ventral tubuh, kantung telur, uterus) 1. TIDAK DIJAGA
a. Perairan tenang b. Perairan deras
http://pobersonaibaho.wordpress.com/2011/05/12/pemijahan-vivipar-ovovivipar-dan-ovipar/
Tugas Biologi Perikanan
Pemijahan, vivipar, ovovivipar dan ovipar
PEMIJAHAN
Proses pemijahan adalah proses yang ditujukan kepada suatu spesies dalam bentuk tingkahlaku
melakukan perkawinan atau pembuahan ovum oleh sperma.
Secara umum pemijahan biota akuatik dibagi dalam beberapa tahapan yaitu proses matting,
proses spawning, proses pasca spawning.
Ikan matang gonad
Berdasarkan sifatnya proses pemijahan dapat berlangsung secara alamiah dan buatan :
oPemijahan Alami
Sepasang ataupun sekelumpok ikan yang siap memijah dan akan memijah ditaruh dalam suatu
wadah kolam. Dan sudah tentu keadaan, salinitas, dan suhu sudah diatur agar sesuai dengan
tempat pemijahan ikan itu yang sebenarnya. Dan saat pemijahan kolam biasanya ditutup, agar
mengurai gangguan dalam pemijahan dan ikan lebih suka memijah pada tempat gelap dan
hangat.
Pemijahan Buatan
Pada pemijahan buatan, pembuahan telur oleh sperma dilakukan dengan bantuan manusia. Telur
dipaksa keluar dari tubuh induk ikan betina dengan tehnik stripping/pengurutan kemudian
ditampung pada suatu wadah. Lalu segera dilakukan stripping pada induk jantan untuk
mengeluarkan sperma secara paksa. Telur dan sperma kemudian di satukan dalam satu wadah
lalu diaduk dengan alat lembut dan halus seperti bulu ayam sehingga tercampur dan terjadi
pembuahan.
Berdasarkan tehniknya, pemijahan ikan dapat dilakukan dengan 3 macam cara yaitu :
a. Pemijahan ikan secara alami, yaitu pemijahan ikan tanpa campur tangan manusia. Terjadi
secara alamiah ( tanpa pemberian rangsangan hormon)
b. Pemijahan secara semi intensif, yaitu pemijahan ikan yang terjadi dengan memberikan
rangsangan hormon untuk mempercepat kematangan gonad, tapi proses ovulasinya terjadi
secara alamiah di kolam.
c. Pemijahan ikan secara intensif, yaitu memberikan rangsangan hormon untuk mempercepat
kematangan gonad serta ovulasinya dilakukan secara buatan dengan tehnik stripping/pengurutan.
Ikan diberi hormon agar cepat matang gonad
Ada 3 komponen yang mempengaruhi proses reproduksi atau pemijahan pada ikan, yaitu gonad,
sinyal lingkungan, dan sistem hormon dimana ketiga komponen itu saling mempengaruhi.
Fertilisasi
Fertilisasi eksternal: persatuan sperma dgn sel telur terjadi di luar tubuh
induk.Contoh: Cyprinidae, Anabantidae, Siluridae, dll.
Fertilisasi internal: sel telur bersatu dgn sperma di dalam tubuh induk).
Digunakan organ bantu pemijahan, spt: gonopodium, myxopterygium, dan
tenaculum. Contoh: Elasmobranchii, Anablepidae, Poecilidae.
Berdasarkan habitat tempat ikan memijah:
Lithophil: memijah pd dasar perairan berbatu
Psamophil: memijah di dasar perairan berpasir
Pelagophil: memijah pada kolom air di perairan terbuka
Ostracophil: memijah pd cangkang binatang yg telah mati
Beradasarkan tempat embrio berkembang & tempat terjadinya pembuahan:
Ovipar: Ikan yg mengeluarkan telur saat pemijahan
(ovipar)
Vivipar: Ikan yg melahirkan anaknya. Kandungan kuning telur sangat sedikit dan
perkembangan embrio ditentukan oleh hubungannya dgn placenta pd tahap awal utk mencukupi
kebutuhan makanannya. Anak yg dilahirkan sdh menyerupai individu dewasa.
(Vivipar)
Ovovivipar:Ikan yg melahirkan anaknya. Sel telur mengandung cukup banyak kuning telur yg
mencukupi kebutuhan makanan anak ikan. Induk ikan hanya menyediakan tempat perlindungan.
Contoh : Ikan Hiu
Kebanyakan hiu adalah ovovivipar, yang berarti bahwa telur dierami dan menetas didalam
oviduk tubuh induknya, dimana kuning telur (yolk) menjadi nutrisi utama embrio. Hiu
ovovivipar disebut juga sebagai hiu aplacental vivipar yg berarti melahirkan tanpa plasenta
(ari-ari). Hiu ovovivipar ini terbagi tiga tipe.
embrio hiu
Perbedaan antara ikan vivipar dengan ikan ovovivipar terletak pada perkembangan telur yang
dikandung dan keadaan anak-anaknya pada waktu dilahirkan.
Ikan vivipar dan ovovivipar biasanya berfekunditas kecil dan keturunannya mendapat semacam
jaminan atau keyakinan dari induk untuk dapat melangsungkan awal hidupya dengan aman.
Sedangkan pada ikan ovipar biasanya berfekunditas besar atau jumlah telur yang dikeluarkannya
besar disebabkan untuk mengimbangi tekanan keadaan sekelilingnya dari hal yang tidak lazim
terutama dari serangan predator. Hal ini menunjukkan bahwa ikan vivipar dan ovovivipar lebih
modern daripada ikan ovipar dalam mempertahankan eksistensi spesies. Dalam proses
biologisnya yaitu pada waktu terjadi pemijahan, ikan ovipar lebih banyak mengeluarkan energi
dari pada ikan vivipar dan ovovivipar.
Chondrichthyes ovipar: bagian depan jaringan oviduct dimodifikasi menjadi kelenjar cangkang
(shell gland)
Pada ovovivipar dan vivipar: bagian belakang oviduct membesar menjadi suatu uterus tempat
menyimpan anak ikan selama perkembangan embrioniknya.
Sumber :