• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Steril Injeksi Thiamin HCl

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Laporan Steril Injeksi Thiamin HCl"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

Topik

Pembuatan sediaan injeksi Thiamin HCl yang dikemas dalam ampul (5 ampul @2ml)

Tujuan

1. Mempelajari pembuatan sediaan steril volume kecil yang dikemas dalam ampul

2. Mempelajari cara perhitungan tonisitas

3. Melakukan sterilisasi alat dan bahan dengan pemanasan basah (otoklaf) dan pemanasan kering (oven)

PRAFORMULASI

1.

Tinjauan farmakologi bahan obat 1) Indikasi

 Untuk pengobatan penyakit jantung dan gangguan saluran cerna (Farmakologi & Terapi ed.5.p.773)  Pencegahan dan pengobatan berbagai jenis neuritis

yang disebabkan defisiensi thiamin/ antineuritikum (FI III, p 599)

 Menurunkan kadar kolestrol dengan membentuk kompleks yang tidak larut asam empedu (MD 28 p.1639)

 Untuk pasien defisiensi vitamin B1, seperti beri-beri (MD 34 p.1445)

2) Efek samping

 Pemberian secara injeksi dapat menimbulkan reaksi anafilaktik dari ringan sampai shock anafilaktik dan akan meningkat dengan sesaat lewat rute paarenteral dan terjadinya reaksi alergi/ hipersensitivitas (MD 28,p.1639)

(2)

 Injeksi thiamin melalui inta vena tidak diberikan pada pasien beri-beri dengan kerusakan kardiak. (MD 28th, p

1639)

 Hipersensitivitas terhadap vitamin B1 dan pada ibu menyusui. (MD 34, p.1445)

2. Tinjau sifat fisikokimia bahan obat 1) Kelarutan

 1 : 1 dalam air, 1 : 100 dalam alkohol, 1 : 20 dalam gliserol, larut dalam methyl alkohol, praktis tidak larut dalam aseton, alkohol dehydrat dan eter. (MD 28th,

p.1639)

 Mudah larut dalam air, larut dalam glycerin, seukar larut dalam etanol,tidak larut dalam eter dan benzen (FI IV,p.784)

2) Stabilitas

 Terhadap cahaya :

Tidak stabil, disimpan dalam wadah tertutup rapat dan terlindung cahaya (FI IV,p.785)

Mudah teroksidasi oleh cahaya (AHFS 97,p.2818)  Terhadap suhu :

Tidak stabil pada suhu tinggi,sebaiknya suhu penyimpanan dibawah 40C sekitar 15C-20C (AHFS 97,p.2818)

Tidak stabil pada suhu tinggi, melebur pada suhu ± 248C disertai peruraian (FI IV,p.764)

 Terhadap pH :

pH stabil thiamin HCl injeksi 2,5 – 4,5 (AHFS (97,p.2818)

pH stabil ± 4, pada pH 4 kehilangan aktivitasnya, sangat lambat (MD 34,p.1455)

 Terhadap oksigen :

Tidak stabil terhadap udara, mudah terdegradasi (MD34,p.1455)

(3)

 Dengan zat atau substansi pengoksidasi dan pereduksi, HgCl₂, iodida karbonat, asetat dan ferri sulfat, asam ionat, ferri ammonium sitrat, OTT dengan Na-ohenobarbitane. Thiamin HCl dapat dirusak oleh ion logam. OTT dengan riboflavin dalam larutan benzyl penisilin, dekstro injeksi dan zat tambahan dengan kandungan metabisulfat.

4) Cara penggunaan dan dosis

 Parenteral injeksi : 100-200 mg/ml (AHFS 97,p.2805)  Dosis terapetik : 10-100 mg/hari peroral dan jika

perlu i.m dalam defisiensi diberikan hingga 600 mg/hari (MD 28,p.1639)

 Dosis profilaksis (oral,im) 5-10 mg/hari; Dosis terapi (oral,im,iv) 10-100 mg/hari (FI III,p.991)

FORMULASI

1. Permasalahan dan penyelesaian

1) Thiamin HCl tidak stabil terhadap cahaya terdegradasi dengan berubah warna.

Penyelesaian: dikemas dalam wadah coklat (ampul coklat) 2) Thiamin HCl tidak stabil terhadap udara (teroksidasi)

Penyelesaian: disimpan dalam wadah tertutup, kedap udara dan pembuatannya dialiri gas inert (N2O2) atau ditambah chelating

agent seperti EDTA, senyawa sitrat

3) Thiamin HCl dalam sediaan stabil pada pH 2,7-3,3 tetapi penyelesaian karena tidak sesuai pH cairan tubuh maka ditambah NaCl agar pH isotonis pada pH cairan tubuh

2. Formula yang akan dibuat

1) The Art of Compounding Jenkin’s p 219 R / Thiamin HCl 1,8 g

Propyl paraben 0,2 g

Water pro injection to make 1000 ml

2) Formularium Indonesia ed. 1966, p 98

R / Thiamin HCl 1%

(4)

Air qs ad 100 ml

3) Drug Formulary Manual p 312

Thiamine Hydrochloride Injection each ml contain R / Thiamin HCl 50 mg

Phenol 0,5%

Thioglycerol 0,35% Usual packing 2 ml ampules

Yang dipakai formula nomor 2 tetapi Thiamin HCl 1% dan NaCl menyesuaikan.

3. Perhitungan bobot dan dosis

V = ( n + 2) v’ = ( 2 + 2) x 2,15 = 8,6 ~ 10 ml

Kebutuhan NaCl agar isotonis = 0,9 / 100 x 10 ml = 0,09 g = 90 mg Dosis Thiamin HCl 1% = 1 / 100 x 10 ml = 0,1 g = 100 mg

Ekivalensi Thiamin HCl 1% dengan NaCl = 0,25

Maka, NaCl yang diperlukan : 0,09 g – (0,1x0,25) = 0,065 g = 65 mg 4. Tabel bahan

No

. Komponen Bahan Berat / Volume Fungsi Cara sterilisasi

1. Thiamin HCl 100 mg Bahan aktif Radiasi

2. NaCl 65 mg Pengisotonis Oven 1800C, 30’

3. Aqua pro injeksi ad 10 ml Pelarut Autoclave 1210C, 15’

5. Cara sterilisai sediaan yang dibuat Autoclave 1150C selama 30 menit

(FI III, p 190)

PELAKSANAAN

A Penyiapan alat

No

. Nama Alat Ukuran Jumlah

Cara sterilisasi

dan suhu Waktu

1. Kaca arloji Ø 5 cm 3 Oven 1800C 30 menit

2. Kaca arloji Ø 8 cm 1 Oven 1800C 30 menit

(5)

4. Beaker glass 100 ml 2 Oven 1800C 30 menit

5. Erlenmeyer 50 ml 1 Oven 1800C 30 menit

6. Erlenmeyer 100 ml 1 Oven 1800C 30 menit

7. Pengaduk kaca Standard 2 Oven 1800C 30 menit

8. Pinset Standard 4 Oven 1800C 30 menit

9. Tara dan

wadah Standard 1 Oven 180

0C 30 menit

10. Anak

timbangan Standard 1 set Oven 180

0C 30 menit

11.

Sendok porselen /

logam

Standard 1/2 Oven 1800C 30 menit

12. Ampul 2 ml 4 Oven 1800C 30 menit

13. Kantong alat - - -

-14. Kantong

sampah 2 x modul 1 Oven 180

0C 30 menit

15. Corong dan

kertas saring Ø 5 ml 2 Autoclave 115

0C 30 menit

16. Pipet tetes Panjang 4 Autoclave 1150C 30 menit

17. Pipet tetes Pendek 4 Autoclave 1150C 30 menit

18. Gelas ukur 10 ml 2 Autoclave 1150C 30 menit

19. Gelas ukur 25 ml 2 Autoclave 1150C 30 menit

20. Gelas ukur 5 ml 1 Autoclave 1150C 30 menit

21. Aqua pro injection dalam botol tertutup karet 50 ml 1 Autoclave 1210C 15 menit

22. Spuit injeksi 3 ml 1 Sudah steril

dengan radiasi

-B Pencucian, pengeringan, dan pembungkusan alat  Pencucian alat

1 Sikat dengan larutan tepol 2 Bilas dengan air kran

3 Semprot dengan uap dan tiriskan 4 Bilas dengan aquadem

5 Bilas dengan air suling yang baru dibuat (steril dan bebas pirogen) 6 Keringkan dengan posisi terbalik dalam oven

(6)

1 Keringkan dalam oven dalam keadaan terbalik pada suhu 1000C, tidak

boleh terlalu lama kira-kira 15 menit (terutama gelas ukur, bahan yang terbuat dari karet dan plastik)

2 Untuk menghindari debu dapat ditutup dengan kertas yang tembus uap air

3 Wadah kecil harus benar-benar kering  Pencucian karet

1 Rendam dalam larutan HCl 2% selama 2 hari

2 Rendam dalam larutan tepol 1% dan Natrium Karbonat 0,5% selama 1 hari

3 Didihkan dalam larutan tersebut selama 15 menit, kemudian bilas dengan aquadest

4 Ulangi dengan larutan yang biru sampai larutan jernih

5 Rendam dalam aquadest (dalam beaker glass yang ditutup kertas perkamen) dan dicuci di autoclave pada suhu 1100C selama 20 menit ( 1

atau 2 kali ) sampai air rendaman jernih

Tahap – tahap pencucian karet dengan autoclave pada suhu 1100C selama 20 menit adalah sebagai berikut :

a Waktu pemanasan : pk. 13.39-13.40 ( 1 menit ) b Waktu pengeluaran udara : pk. 13.40-13.47 ( 7 menit ) c Waktu menaik : pk. 13.47-13.57 ( 10 menit ) d Waktu suhu dipertahankan : pk. 13.57-14.17 ( 20 menit ) e Waktu menurun : pk. 14.17-14.18 ( 1 menit ) f Wakru pendinginan : pk. 14.18-14.33 ( 15 menit ) Proses sterilisasi berlangsung dari : pk. 13.39-14.33 ( 54 menit ) 6 Bilas dengan spiritus ( etanol 70% ) – air aa sampai jernih

7 Masukkan kantong-kantong perkamen dan disterilkan dalam autoclave  Pembungkusan alat

Masing – masing alat dibungkus dalam kantong perkamen

C 1. Sterilisasi alat – alat dengan oven pada suhu 1800C selama 30 menit Tahap – tahap sterilisasi adalah sebagai berikut :

a. Waktu pemanasan : pk. 14.00-14.28 (28 menit) b. Waktu kesetimbangan : pk. 14.28-14.28 ( 0 menit ) c. Waktu pembinasaan : pk. 14.28-14.58 (30 menit) d. Waktu tambahan jaminan sterilitas : pk. 14.58-14.58 ( 0 menit ) e. Waktu pendinginan : pk. 14.58-15.13 (15 menit)

(7)

Proses sterilisasi berlangsung dari : pk. 14.00-15.13 (73 menit)

2 Sterilisasi alat – alat dengan autoclave pada suhu 1150C selama 30

menit

Tahap – tahap sterilisasi adalah sebagai berikut :

a Waktu pemanasan : pk. 14.46-14.55 ( 9 menit ) b Waktu pengeluaran udara : pk. 14.55-15.09 (14 menit) c Waktu menaik : pk. 15.09-15.13 ( 4 menit ) d Waktu kesetimbangan : pk. 15.13-15.13 ( 0 menit ) e Waktu pembinasaan : pk. 15.13-15.43 (30 menit) f. Waktu tambahan jaminan sterilitas : pk. 15.43-15.43 ( 0 menit ) g. Waktu menurun : pk. 15.43-15.49 ( 6 menit ) h. Waktu pendinginan : pk. 15.49-16.04 (15 menit) Proses sterilisasi berlangsung dari : pk 14.46-16.04 (78 menit)

3 Sterilisasi pelarut aqua pro injection dengan autoclave pada suhu 1210C

selama 15 menit

Tahap – tahap sterilisasi adalah sebagai berikut :

a Waktu pemanasan : pk. 14.51-14.52 ( 1 menit ) b Waktu pengeluaran udara : pk. 14.52-14.59 ( 7 menit ) c Waktu menaik : pk. 14.59-15.06 ( 7 menit ) d Waktu kesetimbangan : pk. 15.06-15.26 (20 menit) e Waktu pembinasaan : pk. 15.26-15.41 (15 menit) f Waktu tambahan jaminan sterilitas : pk. 15.41-15.51 (10 menit) g Waktu menurun : pk. 15.51-15.55 ( 4 menit ) h Waktu pendinginan : pk. 15.55-16.10 (15 menit) Proses sterilisasi berlangsung dari : pk. 14.51-16.10 (79 menit)

D Cara Kerja

1 Bersihkan (semprot) meja dengan alkohol 70%, lap dengan kasa steril 2 Nyalakan api spiritus

3 Tara kaca arloji, timbang Thiamin HCl 100 mg (kelarutan dalam air 1 : 1, MD 34th p.1455)

4 Ukur pelarut aqua pro injection sebanyak 2 ml dengan gelas ukur 10 ml 5 3 + 4 aduk ad larut di beaker glass 50 ml

(8)

7 Diukur aqua pro injection 3 ml dengan gelas ukur 10 ml 8 6 + 7 aduk ad larut di beaker glass 50 ml

9 5 + 8 aduk ad homogen di beaker glass 50 ml + aqua pro injection 3 ml 10 Cek pH dengan indikator universal, ambil sedikit dengan pengaduk,

kemudian oleskan pada indikator pH = 4 (Hasil pengamatan pH = 4)

11 9 dipindah ke gelas ukur 10 ml, ditambah aqua pro injection ad 10 ml 12 11 disaring dengan membran filter, 0,8µm (kertas saring + corong),

tampung dalam erlenmeyer 50 ml 13 Pindahkan ke beaker glass 100 ml

14 13 dimasukkan ke dalam ampul sebanyak 2,15 ml dengan spuit injeksi 3 ml dari beaker glass 100 ml, masukkan sediaan ke dalam ampul

15 Dorong jarum suntik injeksi lurus sampai dasar ampul supaya tidak ada larutan yang menempel di dinding ampul, karena pada saat pemanasan untuk menyegel sediaan dapat terbentuk bintik-bintik hitam (seperti arang) disebabkan karena ada reaksi pemanasan

16 Ampul ditutup dengan metode pull seal (segel tank)

a Panaskan leher ampul dengan api bunsen sampai kemerahan

b Lalu ujung ampul tersebut ditartik dengan pinset hingga mulut ampul tertutup rapat

17 Lakukan perlakuan 14 – 16 sampai ampul ke-4

18 Lakukan tes uji kebocoran sekaligus sterilisasi sediaan

a Letakkan ampul dalam posisi terbalik pada beaker glass yang telah dialasi kasa steril, lalu tutup mulut beaker glass dengan kertas perkamen 2 rangkap dan diikat dengan tali

b Sterilisasi autoclave 1150C selama 30 menit

(Hasil uji = dari 4 ampul yang dibuat  1 ampul bocor)

19 Pilih 2 ampul yang tidak bocor dari 4 ampul yang sudah dibuat 20 Beri etiket, masukkan ke dalam wadah sekunder

Sterilisasi akhir sediaan Thiamin HCl 0,5% selama 30 menit pada suhu 1150C.

Tahap – tahap sterilisasi adalah sebagai berikut :

a Waktu pemanasan : pk. 17.05-17.06 ( 1 menit ) b Waktu pengeluaran udara : pk. 17.06-17.13 ( 7 menit )

c Waktu menaik : pk. 17.13-17.16 ( 3 menit )

(9)

e Waktu pembinasaan : pk 17.26-17.56 (30 menit) f Waktu tambahan jaminan sterilitas : pk. 17.56-18.01 ( 5 menit ) g Waktu menurun : pk. 18.01-18.04 ( 3 menit ) h Waktu pendinginan : pk. 18.04-18.19 (15 menit) Proses sterilisasi berlangsung dari : pk. 17.05-18.19 (74 menit)

PEMBAHASAN

Hasil dari praktikum yang kami lakukan belum memenuhi syarat untuk diproduksi, karena hasil sediaan yang ada belum memenuhi seluruh persyaratan evaluasi sediaan steril seperti: uji sterilitas, uji pirogen, uji keseragaman bobot/ volume, uji penyesuaian tonisitas, maupun penetapan kadar bahan aktif. Evaluasi sediaan steril yang kami lakukan hanya uji kebocoran, uji kejernihan warna dan uji pH saja. Hal ini menyatakan bahwa sediaan ini belum layak edar.

Pada pembuatan sediaan steril ini, kami mengalami beberapa hambatan yaitu beberapa alat seperti kaca arloji, sumbat karet, dsb harus dipegang menggunakan pinset namun pada prakteknya kami terkadang lalai dengan memegang sumbat dan kaca arloji dengan tangan sehingga dengan kata lain jaminan sterilitas dari sediaan yang kami buat kurang baik. Selain itu terdapat gelembung udara kecil yang sangat sulit untuk dihilangkan di spuit injeksi. Hal tersebut menyebabkan volume yang masuk kedalam ampul berkurang sesuai volume udara yang ada pada spuit injeksi. Selain itu, volume yang kami buat untuk 4 ampul terlalu mepet sehingga volume pada ampul terakhir kurang dari seharusnya. Lalu pada proses pembakaran (api bunsen) ujung dari ampul dengan bantuan pinset untuk menutup ujung ampul masih mengalami keragu-raguan sehingga bentuk tutup ampulnya tidak sesuai dengan yang diharapkan.

Setelah ampul yang berisi sediaan tertutup dengan baik semua alat, sisa bahan, dan sediaan dipindahkan ke ruang tiga melalui pass box. Diruang tiga sediaan yg sudah tertutup baik dilakukan sterilisasi akhir sediaan dengan autoclave pada suhu 115oC selama 30 menit, namun setelah proses sterilisasi akhir

sediaan berakhir didapatkan satu dari empat ampul yang kami buat bocor pada ujung atasnya hal tersebut mungkin dikarenakan proses pembakaran tutup ampul yang kurang baik dan didukung dengan tingginya suhu di dalam autoclave sehingga dinding ampul tidak mampu menahan. Lalu dari ketiga ampul kami pilih

(10)

dua yang terbaik yaitu ampul yang berisi volume sesuai dengan ketentuan dan ampul yang tidak bocor lalu ampul diberi label dan dimasukkan ke dalam wadah sekunder yang sudah disediakan sebelumnya. Dari proses awal hingga akhir berakhir cukup tepat waktu sehingga tidak dibutuhkan tambahan waktu lagi.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan:

Sediaan Injeksi Thiamin HCl “THIM B1” belum layak diproduksi dalam skala industri karena belum memenuhi seluruh persyaratan kelayakan produksi.

Saran :

 Kantong-kantong alat sebaiknya sudah dipersiapkan sebelum praktikum sehingga dapat menghemat waktu yang ada dan dapat segera dilakukan proses sterilisasi karena proses sterilisasi memerlukan waktu yang cukup lama.

 Proses pengeringan alat-alat jangan terlalu lama terutama pada alat-alat yang memiliki skala karena dikhawatirkan alat dapat memuai sehingga skala menjadi tidak tepat

 Operator sebaiknya dapat mengoperasikan alat dengan tepat dan selalu memperhatikan waktu sterilisasi sehingga proses sterilisasi berlangsung sesuai dengan waktu ditentukan

WADAH

Ampul 2 ml (putih bening) tertutup rapat terlindung cahaya (wadah primer) + etiket (label) + kemasan luar ampul “THIM B1” (wadah sekunder)

LABEL & BROSUR

Brosur

(11)

THIM B1

Komposisi

Thiamin HCl 1% Indikasi

Mengatasi defisiensi Vitamin B1, Sindrom Wernicke-Korsakoff Kontra indikasi

Hipersensitivitas terhadap thiamin, pada ibu hamil, dan menyusui

Injeksi

PT Jaydenss Farma Surabaya-Indonesia

Simpan di tempat tertutup rapat, terlindung cahaya Isi

2 ampul @ 2 ml Dosis

dosis terapi : 10-100 mg/hari dosis profilaksis : 2-5 mg/hari

Harus dengan resep dokter

No Reg : 00001234 Batch No : 1010581 Mgf NO : 9 Oktober 2013 Exp Date : 9 Oktober 2017

Label

Wadah Sekunder

No Reg : 00001234 Batch No : 1010581 Mgf NO : 9 Oktober 2013 Exp Date : 9 Oktober 2017

Netto : 2 ml THIM B1 PT Jaydenss Farma INJEK Ster

(12)

is i: 2 am pu l @ 2m l isi : 2 a m pu l@ 2 m l Indikasi: K on t ra In d ika s i: T h ia m in H C l 1 % T h ia m in H C l 1 % In je ks i In je ks i

Mengatasi defisiensi Vitamin B1, Sindrom Wernicke Korsakof PT J AY DE NS S FA RM A SU RA B AY A-IN DO NE SI A hip e rse nsit ivi tas te rha dap th iam in, ui y us m en a n il d a m u h a ib pad PT JA YD EN SS FA R M A SU RA BA YA -IN D ON ES IA H a ru s d en ga n re se p d ok te r H a ru s de ng an r e se p d o kt e r

Referensi

Dokumen terkait

- Memperoleh paling kurang 1 (satu) paket pekerjaan sebagai penyedia Barang / Jasa dalam kurun waktu 4 (empat) tahun terakhir baik dilingkungan pemerintah maupun

Pelaksanaan PPL yang dilakukan selama kurang lebih satu bulan yaitu dari tanggal 10 Agustus 2015 sampai 12 September 2015 dapat berjalan dengan baik,

Dalam pelaksanaan kegiatan Kuliah Kerja Magang (KKM) selama kurang lebih 6 minggu ini tidak mengalami banyak hambatan, baik materi teori ataupun praktek yang telah didapatkan

Selain sirkulasi yang kurang masyarakat disini cukup kesusahan untuk memarkirkan kendaraan roda empat baik milik pribadi maupun orang yang berkunjung, ketika ada pesta hajatan mau tidak