• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEDOMAN INTERNASIONAL UNTUK SERTIFIKASI DAN KLASIFIKASI (KODING) COVID- 19 SEBAGAI SEBAB KEMATIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PEDOMAN INTERNASIONAL UNTUK SERTIFIKASI DAN KLASIFIKASI (KODING) COVID- 19 SEBAGAI SEBAB KEMATIAN"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

Page 1 of 13 Berdasarkan ICD International Statistical Classification

16 April 2020

Link : https://www.who.int/classifications/icd/Guidelines_Cause_of_Death_COVID-19.pdf

1. TUJUAN DOKUMEN

Dokumen ini menjelaskan tentang sertifikasi dan klasifikasi (koding) kematian terkait COVID-19. Tujuan utamanya adalah untuk mengidentifikasi semua kematian akibat COVID-19. Terdiri dari bagian yang disederhanakan untuk secara khusus menjelaskan kepada orang-orang yang mengisi sertifikat medis penyebab kematian, dan harus diberikan kepada para pembuat sertifikat secara terpisah dari petunjuk kodingnya.

2. DEFINISI KEMATIAN AKIBAT COVID-19

Untuk tujuan surveillance, kematian akibat COVID-19 didefinisikan sebagai suatu kematian yang disebabkan oleh penyakit yang kompatibel secara klinis, pada kasus terduga atau terkonfirmasi COVID-19, kecuali jika ada penyebab lain kematian yang tidak terkait COVID (misalnya trauma). Dan tidak boleh ada periode sembuh sempurna antara sakitnya dan saat kematiannya.

3. PEDOMAN UNTUK MENSERTIFIKASI COVID-19 SEBAGAI SEBAB KEMATIAN

Mengingat pentingnya COVID-19, perlu untuk melaporkan dan mendokumentasikan kematian akibat COVID-19 secara seragam.

A. MENCATAT COVID-19 DALAM SERTIFIKAT MEDIS SEBAB KEMATIAN

COVID-19 harus dicatat dalam sertifikat medis sebab kematian untuk SEMUA kematian di mana penyakit tersebut menjadi penyebab, atau dianggap menyebabkan, atau berkontribusi terhadap kematian

(2)

Page 2 of 13

B. TERMINOLOGI

Penggunaan istilah resmi, COVID-19, harus digunakan untuk semua sertifikasi sebab kematian ini.

Mengingat ada banyak tipe virus Corona, disarankan untuk tidak menggunakan istilah “coronavirus” menggantikan COVID-19. Hal ini akan membantu mengurangi ketidakpastian koding klasifikasi dan untuk memantau secara benar kematian-kematian ini.

C. RANGKAIAN PERISTIWA

Spesifikasi urutan kausa yang berakhir pada kematian dalam Bagian I sertifikat sangatlah penting. Misalkan, suatu kasus dimana COVID-19 menyebabkan pneumonia dan distress respirasi fatal, maka kedua penyakit tersebut, bersama COVID-19 dicatat di Bagian I. Pembuat sertifikat harus memasukkan rincian sebanyak mungkin berdasarkan pengetahuan mereka terkait kasus tersebut, termasuk dari rekam medis atau hasil pemeriksaan laboratorium.

Dalam Sertifikat Medis Sebab Kematian Internasional berikut ini, adalah contoh bagaimana mensertifikasi rangkaian peristiwa kematian akibat COVID-19 pada Bagian I Sertifikat.

Gambar 2 : ini adalah tipikal sertifikat yang telah diisi dengan benar. Ingatlah untuk mengindikasikan apakah virus penyebab COVID-19 telah teridentifikasi atau belum.

(3)

Page 3 of 13

D. KOMORBIDITAS

Terdapat peningkatan bukti bahwa orang-orang dengan penyakit kronis menetap atau orang dengan sistem imun yang terganggu (imuno-compromised) akibat disabilitas memiliki risiko lebih tinggi kematian akibat COVID-19. Penyakit kronis yang dimaksud dapat berupa penyakit tak menular seperti misalnya Penyakit arteri koroner, penyakit paru obstruktif menahun (PPOK) dan diabetes atau disabilitas. Jika orang yang meninggal memiliki penyakit kronis menetap seperti itu, maka harus dicatatkan pada Bagian II Sertifikat Medis Sebab Kematian.

Berikut ini formulir sertifikat medis sebab kematian sebagai contoh bagaimana mensertifikasi rangkaian peristiwa kematian akibat COVID-19 pada bagian I dengan komorbiditas dicatat di Bagian II.

Gambar 3 : ini adalah tipikal sertifikat yang telah diisi dengan benar. Kasus COVID-19 mungkin saja disertai komorbiditas. Ingatlah untuk mengindikasikan apakah virus penyebab COVID-19 telah teridentifikasi atau belum.

(4)

Page 4 of 13

Gambar 4 : ini adalah tipikal sertifikat yang telah diisi dengan benar. Kasus COVID-19 mungkin saja disertai komorbiditas. Ingatlah untuk mengindikasikan apakah virus penyebab COVID-19 telah teridentifikasi atau belum.

E. CONTOH LAIN

Gambar 5 : ini adalah tipikal sertifikat yang telah diisi dengan benar. Pada kasus kehamilan, nifas atau persalinan yang menyebabkan kematian yang berhubungan dengan COVID-19, mohon dapat mencatat urutan peristiwa sebagaimana biasanya, dan ingatlah untuk mengisikan rincian tambahan terkait kehamilannya pada bagian B sertifikat sebab kematian (seperti contoh di atas).

(5)

Page 5 of 13

Contoh berikut ini menunjukkan pencatatan kasus di mana kematian mungkin dapat dipengaruhi oleh COVID-19, tetapi kematiannya disebabkan oleh penyakit lain atau kecelakaan.

Gambar 6 : Seseorang dengan COVID-19 mungkin meninggal akibat penyakit lain atau kecelakaan, kasus yang demikian bukanlah kematian akibat COVID-19, dan tidak boleh disertifikasi sedemikian. Jika anda berpikir bahwa COVID-19 memperparah akibat kecelakaannya, anda boleh memasukkannya ke dalam Bagian 2. Ingatlah untuk mengindikasikan cara kematian dan mencatatkan dalam Bagian 1 jenis kecelakaan atau sebab luar lainnya.

Gambar 7 : Seseorang dengan COVID-19 mungkin dapat meninggal akibat penyakit lain seperti Infark Myokardium. Kasus seperti ini bukanlah kematian akibat COVID dan tidak seharusnya disertifikasi sedemikian.

(6)

Page 6 of 13

4. PEDOMAN KODING COVID-19 UNTUK MORTALITAS

Dokumen ini memberikan informasi tentang kode ICD untuk COVID-19 mencakup klasifikasi (koding) mortalitas dan instruksi-instruksinya untuk tabulasi statistik dalam konteks COVID-19. Di dalamnya terdapat rujukan ke definisi kasus menurut WHO untuk surveilans.

Kode-kode baru ICD-10 untuk COVID-19 • U07.1 COVID-19, virus teridentifikasi

(https//icd.who.int/browse10/2019/en#/U07.1)

• U07.2 COVID-19, virus tak teridentifikasi

(https//icd.who.int/browse10/2019/en#/U07.2)

o Secara klinis-epidemiologis terdiagnosis COVID-19 ▪ Terduga COVID-19

▪ Suspek COVID-19

Rincian update ICD-10 tersedia secara online pada :

https://www.who.int/classifications/icd/icd10updates/en

A. CODING ICD-10 TENTANG KODING SEBAB KEMATIAN COVID-19

Pembuat sertifikat menggunakan berbagai istilah untuk menggambarkan COVID-19 sebagai sebab kematian, contohnya dapat dilihat pada kutipan2 dokumen ini.

Meskipun kedua kategori, baik U07.1 (COVID-19, virus teridentifikasi) dan U07.2 (COVID-19, virus tak teridentifikasi) dapat digunakan untuk koding sebab kematian, diketahui bahwa di banyak negara rincian seperti konfirmasi laboratorium COVID-19 tidak terlaporkan dalam sertifikat kematian. Dengan ketiadaan rincian ini, direkomendasikan, hanya untuk koding mortalitas saja, untuk mengkode COVID-19 dengan U07.1, kecuali dinyatakan sebagai “terduga” atau “suspek”

Dalam aturan dan pedoman internasional untuk menyeleksi sebab dasar kematian untuk tabulasi statistik berlaku manakala COVID-19 dilaporkan dalam sertifikat kematian. Namun mengingat intensitas kebutuhan bidang kesehatan masyarakat akan data, maka COVID-19 tidak dianggap disebabkan oleh, atau sebagai

(7)

Page 7 of 13

akibat dari, apapun juga, analog dengan pedoman/aturan koding untuk kasus INFLUENZA. Lebih jauh dinyatakan bahwa tidak ada ketentuan dalam klasifikasi untuk mengaitkan COVID-19 dengan sebab kematian lain atau memodifikasi kodingnya.

Dengan merujuk pada Sub Bab 4.2.3 dari volume 2 ICD-10, tujuan dari (koding) klasifikasi mortalitas adalah untuk mendapatkan statistik sebab kematian yang paling bermanfaat. Jadi, apakah suatu sekuens (urutan peristiwa) dinyatakan sebagai “ditolak” atau “diterima” mungkin lebih merefleksikan kepentingan kesehatan masyarakat daripada yang diterima berdasarkan sudut pandang medis semata. Oleh karena itu, selalu gunakan instruksi ini, meskipun secara medis dianggap benar atau tidak. Masing-masing negara tidak boleh membenarkan apa yang dianggap salah, karena perubahan di tingkat negara akan menyebabkan data yang tidak dapat dibandingkan dengan data dari negara lain, dan dengan demikian menjadi tidak bermakna untuk kepentingan analisis.

B. RANTAI PERISTIWA (SEKUENS)

Di sini, dalam Sertifikat Medis Sebab Kematian Internasional terdapat contoh-contoh bagaimana mengkode urutan peristiwa ini dan memilih Sebab Dasar Kematian untuk kematian akibat COVID-19 pada Bagian I.

Gambar 8 : Pilih COVID-19 sebagai Sebab Dasar Kematian. Langkah SP3 digunakan karena sebab kematian dilaporkan pada lebih dari satu baris pada Bagian I dan sebab kematian yang dilaporkan pada baris terbawah (COVID-19) dapat menyebabkan semua

(8)

Page 8 of 13

kondisi di atasnya, yaitu Pneumonia (J18.9) dan Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS, J80). [Lihat ICD-10 versi 2016, volume 2 Sub Bab 4.2.1]

C. KOMORBIDITAS

Di sini, dalam Sertifikat Medis Sebab Kematian Internasional terdapat contoh-contoh bagaimana mengkode urutan peristiwa ini dan memilih Sebab Dasar Kematian untuk kematian akibat COVID-19 pada Bagian I, dengan komorbiditas

Gambar 9 : Beri kode semua isian di bagian 1 maupun 2. Dan pada contoh ini, pilihlah COVID-19 yang dinyatakan suspek (kasus dimana virusnya belum terkonfirmasi) sebagai Sebab Dasar Kematian. Langkah SP3 berlaku, karena terdapat lebih dari 1 baris sebab kematian yang dilaporkan dalam Bagian 1. Dan sebab kematian yang terlaporkan pada baris terbawah (COVID-19) dapat menyebabkan kondisi-kondisi pada baris di atasnya; pneumonia (J18.9) dan ARDS (J80). [Lihat ICD-10 versi 2016 Vol.2, Sub bab 4.2.1]

(9)

Page 9 of 13

Gambar 10 : Beri kode semua isian di bagian 1 maupun 2. Dan pada contoh ini, pilihlah COVID-19 sebagai Sebab Dasar Kematian (kasusnya mungkin telah diperiksa dan positif). Langkah SP3 berlaku, karena terdapat lebih dari 1 baris sebab kematian yang dilaporkan dalam Bagian 1. Dan sebab kematian yang terlaporkan pada baris terbawah (COVID-19) dapat menyebabkan kondisi-kondisi pada baris di atasnya; pneumonia (J18.9) dan ARDS (J80). [Lihat ICD-10 versi 2016 Vol.2, Sub bab 4.2.1]

D. CONTOH LAIN

Gambar 11 : Berilah kode isian pada Bagian 1 dan 2, dan dalam contoh ini pilihlah penyakit virus yang mengkomplikasi kehamilan, persalinan dan nifas (O98.5) sebagai Sebab Dasar Kematian. Langkah SP3 berlaku, karena terdapat lebih dari 1 baris sebab kematian yang dilaporkan dalam Bagian 1. Dan sebab kematian yang terlaporkan pada

(10)

Page 10 of 13

baris terbawah (penyakit viral lainnya yang mengkomplikasi kehamilan, persalinan dan nifas) dapat menyebabkan kondisi-kondisi pada baris di atasnya; pneumonia (O99.5 dan J18.9) serta Acute Respiratory Distress Syndrome (O99.5 dan J80). [Lihat ICD-10 versi 2016 Vol.2, Sub bab 4.2.1] Gunakan kode tambahan untuk menyimpan COVID-19. [Lihat ICD-10 versi 2016 Vol.2, Sub bab 4.2.8 Instruksi Khusus untuk Mortalitas Maternal (Langkah M4)].

Gambar 12 : Pembuat sertifikat harus menambahkan Penyakit HIV sebagai komorbiditas pada Bagian 2, namun demikian Aturan Seleksi ICD membolehkan untuk mengidentifikasi COVID-19 sebagai Sebab Dasar Kematian. (COVID-19) dilaporkan dalam sekuens (urutan peristiwa) yang berakhir pada kondisi terminal (Acute Respiratory Distress Syndrome due to COVID-19). Aturan Koding Mortalitas SP4 berlaku karena terdapat lebih dari 1 baris sebab kematian yang dilaporkan dalam Bagian 1, namun sebab kematian yang terlaporkan pada baris terbawah (HIV Disease) tidak dapat mencetuskan kondisi-kodisi lain di atasnya [Lihat ICD-10 versi 2016 Vol.2, Sub bab 4.2.1]

(11)

Page 11 of 13

Gambar 13 : Berilah kode isian pada Bagian 1 dan 2, dan dalam contoh ini pilihlah Motor Vehicle Accident (V89.2) sebagai Sebab Dasar Kematian. Langkah SP3 berlaku, karena terdapat lebih dari 1 baris sebab kematian yang dilaporkan dalam Bagian 1. Dan sebab kematian yang terlaporkan pada baris terbawah Motor Vehicle Accident (V89.2) dapat menyebabkan kondisi-kondisi pada baris di atasnya; traumatic aortic dissection (S25.0) dan traumatic hypovolemic shock (T79.4). [Lihat ICD-10 versi 2016 Vol.2, Sub bab 4.2.1].

Gambar 14 : Berilah kode isian pada Bagian 1 dan 2, dan dalam contoh ini pilihlah Acute Myocardial Infarct (I21.9) sebagai Sebab Dasar Kematian. Langkah SP3 berlaku, karena terdapat lebih dari 1 baris sebab kematian yang dilaporkan dalam Bagian 1. Dan sebab kematian yang terlaporkan pada baris terbawah Acute Myocardial Infarct (I21.9) dapat menyebabkan kondisi-kondisi pada baris di atasnya; Heart Failure (I50.9). [Lihat ICD-10 versi 2016 Vol.2, Sub bab 4.2.1]

E. LINK TAMBAHAN UNTUK SERTIFIKAT SEBAB KEMATIAN WHO

- Bagaimana cara mengisi Sertifikat Kematian ; Interactive Self Learning Tool (WHO)

http://apps.who.int/classifications/apps/icd/icd10training/ICD-10DeathCertificate/html/index.html

- Sebab Kematian dalam Sertifikat Kematian ; Quick Reference Guide (Section 7.1.2)

https://icd.who.int/browse10/Content/statichtml/ICD10Volume2_en_2016.pdf - Format Internasional Sertifikat Medis Sebab Kematian (Section 7.1.1)

(12)

Page 12 of 13

CATATAN & KESIMPULAN PENULIS

Berdasarkan Pedoman Sertifikasi dan Koding Sebab Kematian akibat COVID-19 tersebut di atas, sebagai kesimpulan adalah sbb ;

1. Dalam pembuatan sertifikat kematian, adanya compatibility atau plausibility klinis merupakan satu prasyarat. Adanya rantai peristiwa (chains of event) yang berakhir pada kematian harus tergambarkan pada isian dalam Bagian I Sertifikat, di mana awal/originnya adalah COVID-19 atau terduga COVID-19, tidak ada penyebab lain, dan tidak boleh ada periode sembuh sempurna antara sakitnya dan saat kematiannya.

2. Sebagaimana dicontohkan dalam formulir di atas, urutan peristiwa harus menunjukkan hubungan sebab akibat yang jelas mengacu kepada COVID-19, baik terkonfirmasi ataupun suspek, sebagai penyebabnya. Misalnya infeksi COVID-19 menyebabkan Pneumonia, lalu pneumonia menyebabkan Gagal Nafas (Acute Distress Respiratory Syndrome) lalu pasien meninggal. Dan tidak ada penyebab lainnya. Lihat contoh pada Gambar 8, 11 dan 12 di atas.

3. Bila ada diagnosis lain selain COVID-19, maka perlu diidentifikasi, apakah merupakan komorbiditas yang memperberat penyakit akibat COVID-19, atau justru merupakan sebab kematian pada pasien COVID-19. Karena jika penyakit lain merupakan komorbiditas, harus dituliskan dalam Bagian II Sertifikat (lihat Gambar 9 dan 10) , sedangkan jika merupakan sebab kematian, maka COVID-19 yang dicantumkan dalam Bagian II Sertifikat, dan Sebab Dasar kematiannya bukanlah COVID melainkan penyakit yang mendasari tersebut (lihat Gambar 13 dan 14).

4. Berikut beberapa contoh kasus kematian terkait COVID-19

Jadi misalkan ; (a) ada seorang pasien meninggal akibat gagal jantung, dan sebelumnya ada episode infark miokardium, namun pasien tersebut juga suspek COVID-19. Maka dalam hal ini, kematian bukan akibat COVID-19, dan diagnosis suspek COVID-19 menjadi komorbiditas.

(13)

Page 13 of 13

(b) Misalkan seorang pasien masuk dengan syok hypovolemik akibat perdarahan, karena kecelakaan lalu lintas. Kebetulan pasien ini sudah Rapid test positif dan dinyatakan sebagai suspek COVID. Maka kematiannya ini pun bukan kematian akibat COVID-19.

(c) Seorang pasien dengan penyakit kronis Diabetes mellitus, Coronary Arterial Disease, dan COPD masuk dirawat akibat pneumonia, dan hasil swab belum diketahui (tapi pasien dinyatakan suspek COVID-19) kemudian hari ke 12 meninggal dunia akibat Gagal Nafas (Acute Respiratory Distress Syndrome), maka ini disebut kematian akibat COVID-19 (meskipun masih suspek) dan kondisi DM, CAD dan COPD nya sebagai komorbiditas.

(d) Ibu hamil, masuk dirawat karena batuk sesak, dan sudah positif COVID-19, diagnosis masuk dirawat adalah pneumonia, lalu meninggal akibat ARDS pada hari ke 12. Maka ini juga bisa dinyatakan kematian akibat COVID, meski ibu ini hamil, namun penyebab kematian bukan akibat penyakit kehamilannya melainkan akibat infeksi pernafasan akut berat akibat 19. Koding COVID-19 pada ibu hamil tetap dilakukan sesuai ketentuan dalam Bab 15 ICD-10.

5. Dengan demikian, TIDAK semua pasien dengan COVID-19 atau Suspek COVID-19 yang meninggal dinyatakan sebagai Kematian Akibat COVID-19.

Gambar

Gambar  2  : ini  adalah  tipikal sertifikat  yang  telah  diisi dengan benar. Ingatlah untuk  mengindikasikan apakah virus penyebab COVID-19 telah teridentifikasi atau belum
Gambar  3  :  ini  adalah  tipikal  sertifikat  yang  telah  diisi  dengan  benar.  Kasus  COVID-19  mungkin  saja  disertai  komorbiditas
Gambar  4  : ini adalah  tipikal sertifikat  yang  telah  diisi dengan  benar.  Kasus  COVID-19  mungkin  saja  disertai  komorbiditas
Gambar 6  :  Seseorang  dengan COVID-19  mungkin  meninggal  akibat  penyakit lain  atau  kecelakaan, kasus yang demikian bukanlah kematian akibat COVID-19, dan tidak boleh  disertifikasi  sedemikian
+6

Referensi

Dokumen terkait