• Berat sendiri balok. 3
2,4
/
0,6
0,6
0,864
/
balok beton balok balokq
b h
q
ton m
m
m
q
ton m
γ
=
× ×
=
×
×
=
Total beban mati (DL)
0,864
/
1,632
/
6,936
/
9, 436
/
balok pelat pilecap
DL
q
q
q
DL
ton m
ton m
ton m
DL
ton m
=
+
+
=
+
+
=
Total beban hidup (LL)
2
4
/
1,7
6,8
/
LL
ton m
m
LL
ton m
=
×
=
Beban Ultimate1, 2
1,6
22, 2032
/
uq
DL
LL
LL
ton m
=
+
=
Tinjau freebody diagram berikut ini
2 2
0
0, 24
1
cos (
)
2
2
2
16
1
109,776 *
* 0,52
* 22, 2032 *1,1
2
257
43,54
x x u u x xM
D
M
P
q x
M
M
ton
m
β
=
=
+
−
=
−
=
−
∑
Momen Ultimate = 43,54 ton-m, nilai momen ultimate yang didapat dari perhitungan ini dibandingkan dengan hasil analisis dari SAP2000 yang bernilai 76,16 ton-m, jadi untuk perhitungan penulangan dipakai Mu yang terbesar yaitu 76,16 ton-m.
0
cos
16
109,776 *
22, 2032 *1,1
257
85,14
x x u u x xV
V
P
q x
V
V
ton
β
=
= −
+
= −
−
= −
∑
Perhitungan momen pada pile cap tunggal juga dilakukan secara manual sebagai berikut:
Perhitungan beban mati : • Berat sendiri pilecap.
3
2,4
/
1,7
1,7
6,936
/
pilecap beton pilecap pilecapq
b h
q
ton m
m
m
q
ton m
γ
=
× ×
=
×
×
=
• Berat sendiri pelat.
3
2,4
/
0.4
1,7
1,632
/
pelat beton pelat pelatq
b h
q
ton m
m
m
q
ton m
γ
=
× ×
=
×
×
=
• Berat sendiri balok.
3
2,4
/
0,6
0,6
0,864
/
balok beton balok balokq
b h
q
ton m
m
m
q
ton m
γ
=
× ×
=
×
×
=
Total beban mati (DL)
0,864
/
1,632
/
6,936
/
9, 436
/
balok pelat pilecap
DL
q
q
q
DL
ton m
ton m
ton m
DL
ton m
=
+
+
=
+
+
=
Total beban hidup (LL)
2
4
/
1,7
6,8
/
LL
ton m
m
LL
ton m
=
×
=
Beban Ultimate1, 2
1,6
22, 2032
/
uq
DL
LL
LL
ton m
=
+
=
2 2
0
1
2
1 * 22,2032* 0,85
2
8,02
x x u x xM
M
q x
M
M
ton
m
=
= −
= −
= −
−
∑
Momen Ultimate = 8,02 ton-m, nilai momen ultimate yang didapat dari perhitungan ini dibandingkan dengan hasil analisis dari SAP2000 yang bernilai 17,86 ton-m, jadi untuk perhitungan penulangan dipakai Mu yang terbesar yaitu 17,86 ton-m.
0
22, 2032 * 0,85
19,076
x x u x xV
V
q x
V
V
ton
=
=
=
=
∑
• Daya Dukung Tiang
Di dapat nilai daya dukung terbesar dari hasil reaksi perletakan adalah 115,03 ton untuk tiang miring dan 95,157 ton untuk tiang tegak.
B. Potongan Melintang
Gambar 5.10b Pemodelan pada SAP 2000 (extrude view)
Keterangan Warna:
Biru Muda : Tiang Pancang Pink : Pile Cap Tunggal Ungu : Pile Cap Ganda Hijau : Balok
1) Pembebanan pada Model • Beban Mati
Beban mati pada analisis struktur 2D ini adalah berat sendiri balok melintang dan pelat.
Balok Memanjang
qbalok = ρbeton * l * b * t
= 2400 * 4,5 * 0,6 * 1 = 6,48 ton
Gambar 5.11 Pemodelan beban balok memanjang pada SAP 2000
Pelat
Distribusi beban pelat mengikuti peraturan SK SNI 03 – 2847 - 2002 dengan area distribusi sebagai berikut:
Diketahui: a = panjang area b = lebar area ---- = distribusi beban Bila a ≠ b, maka: a b
Bila a = b, maka:
Pada potongan melintang ini terdapat satu jenis area tersebut (4,5 m x 4,5 m). Secara umum, tampak atas, area distribusi pembebanan pada potongan memanjang adalah sebagai berikut:
Beban ini diaplikasikan pada lantai dermaga sebagai berikut:
Gambar 5.13a Pemodelan Beban Pelat pada SAP 2000 untuk pengecekan balok
Namun untuk mendapatkan gaya aksial pada tiang dan pile cap serta untuk mengetahui besarnya momen pada pile cap, beban pelat didistribusikan secara merata dengan besar yang sama sebagai berikut:
Gambar 5.13b Pemodelan Beban Pelat pada SAP 2000 untuk pengecekan ple cap dan tiang
• Beban Hidup
Seperti telah disebutkan sebelumnya, beban hidup pada dermaga adalah beban UDL maksimum, yakni container box 2 tumpuk, sebesar 4 ton/m2. Distribusi area sama dengan pembebanan pelat.
Gambar 5.14a Pemodelan Beban Hidup pada SAP 2000 untuk pengecekan balok
Namun untuk mendapatkan gaya aksial pada tiang dan pile cap serta untuk mengetahui besarnya momen pada pile cap, beban hidup didistribusikan secara merata dengan besar yang sama sebagai berikut:
Gambar 5.14b Pemodelan Beban Hidup pada SAP 2000 untuk pengecekan pile cap dan tiang
• Beban Gelombang
Beban Gelombang pada Tiang
Telah dihitung sebelumnya, besar beban ini adalah 2,098 ton dan bekerja dari
seabed hingga HWS. * 2 a b L = dimana:
a : besar beban hasil perhitungan = 2,098 ton
L : panjang tiang dari seabed hingga HWS = 22,23 m b : besar beban distribusi = 0,188 t/m = 0,19 t/m
Beban ini diaplikasikan pada pemodelan sebagai berikut:
Gambar 5.15 Pemodelan Beban Gelombang pada tiang pada SAP 2000
Beban Gelombang pada Tepi Dermaga
Beban ini pada potongan melintang datang dari arah memanjang dengan besar yang telah dihitung sebelumnya, yakni 5,7 ton.
Gambar 5.16 Pemodelan Beban Gelombang pada tepi dermaga pada SAP 2000
• Beban Arus
Telah dihitung sebelumnya, besar beban ini adalah 0,119 ton/m dan bekerja dari
seabed hingga HHWL.
Dengan melakukan perhitungan yang sama seperti beban gelombang pada tiang,didapatkan harga beban distribusi atau b = 0,24 t/m.
Gambar 5.17 Pemodelan Beban Arus pada SAP 2000
• Beban Gempa
Pada potongan melintang ini hanya terdapat gempa dari arah memanjang, sehingga besar beban gempa yang telah dihitung sebelumnya, yakni 220,5 ton dibagi dengan jumlah joint pada arah memanjang (12), sehingga menjadi 18,39 ton.
Gambar 5.18 Pemodelan Beban Gempa pada SAP 2000
• Beban Berthing
Beban ini diwakilkan oleh reaksi fender dan bekerja dengan skema sebagai berikut:
Reaksi fender diasumsikan ditahan oleh tiga tiang dengan nilai koefisien masing-masing tiang adalah:
Tiang 1 = 0,5 Tiang 2 = 1 Tiang 3 = 0,5
Total nilai koefisien adalah 2, sehingga untuk pembebanan pada tiang 2 adalah:
^
koef. tiang 2
*
total koef.
fender fenderR
=
R
Besarnya reaksi fender telah dihitung sebelumnya yakni 116,5 ton, sehingga besar reaksi fender yang akan masuk ke SAP 2000 adalah:
^
1
*116,5 58 ton
2.
fenderR
=
=
Beban ini diaplikasikan pada pemodelan sebagai berikut:
• Beban Mooring
Beban ini diwakilkan oleh berat bollard dan bekerja pada titik yang sama dengan beban berthing.
Beban ini diaplikasikan pada pemodelan sebagai berikut:
Gambar 5.21 Pemodelan Beban Berthing pada SAP 2000
2) Kombinasi Pembebanan
Kombinasi pembebanan yang digunakan berdasarkan SK SNI 03 – 2847 - 2002, sebagai berikut: • Combo 1 = 1,4 DL + 1,4 G + 1,4 A • Combo 2 = 1,2 DL + 1,6 LL • Combo 3 = 1,2 DL + 1,0 LL + 1,0 E • Combo 4 = 1,2 DL + 1,6 LL + 1,2 G + 1,2 A + 1,6 B • Combo 5 = 1,2 DL + 1,6 LL + 1,2 G + 1,2 A + 1,2 M Dimana: DL = beban mati LL = beban hidup E = beban gempa A = beban arus G = beban gelombang B = beban berthing M = beban mooring
3) Hasil Pemodelan • Analisis Balok
Momen 3 - 3 Geser 2 - 2
ton m ton
Balok -122,85 4 72,45 4
Struktur Combo Combo
• Analisis Pile Cap
Momen 3 - 3 Geser 2 - 2
ton m ton
Pile Cap Tunggal -17,86 4 35,71 2 Pile Cap Ganda -120,00 5 108,82 4
Struktur Combo Combo
Perhitungan momen pada pile cap ganda juga dilakukan secara manual sebagai berikut:
Perhitungan beban mati : • Berat sendiri pilecap.
3
2,4
/
2,2
1,7
11,95
/
pilecap beton pilecap pilecapq
b h
q
ton m
m
m
q
ton m
γ
=
× ×
=
×
×
=
• Berat sendiri pelat. 3
2,4
/
0.4
2,2
2,112
/
pelat beton pelat pelatq
b h
q
ton m
m
m
q
ton m
γ
=
× ×
=
×
×
=
• Berat sendiri balok.
3
2,4
/
0,6
0,6
0,864
/
balok beton balok balokq
b h
q
ton m
m
m
q
ton m
γ
=
× ×
=
×
×
=
Total beban mati (DL)
0,864
/
2,112
/
0,864
/
11,952
/
balok pelat pilecap
DL
q
q
q
DL
ton m
ton m
ton m
DL
ton m
=
+
+
=
+
+
=
Total beban hidup (LL)
2
4
/
2, 2
8,8
/
LL
ton m
m
LL
ton m
=
×
=
Beban Ultimate1, 2
1,6
28, 4224
/
uq
DL
LL
LL
ton m
=
+
=
D 2 2
0
1
2
1 *11,952 * 0,85
2
10, 26
x x u x xM
M
q x
M
M
ton
m
=
= −
= −
= −
−
∑
Momen Ultimate = 10,26 ton-m, nilai momen ultimate yang didapat dari perhitungan ini dibandingkan dengan hasil analisis dari SAP2000 yang bernilai 120 ton-m, jadi untuk perhitungan penulangan dipakai Mu yang terbesar yaitu 120 ton-m.