• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II. Albert Sidney Hornby, Oxford Advanced Learner s Dictionary, (Oxford University Press, 1989) 2

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II. Albert Sidney Hornby, Oxford Advanced Learner s Dictionary, (Oxford University Press, 1989) 2"

Copied!
92
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Manajemen Strategis

1. Pengertian Manajemen Strategis

Kata manajemen menurut Hornby, kata manajemen berasal dari bahasa perancis kuno ménagement, yang memiliki arti "seni melaksanakan dan mengatur. kata manajemen berasal dari bahasa Italia maneggiare yang berarti "mengendalikan," misalnya dalam konteks mengendalikan kuda, yang berasal dari bahasa latin manus yang berarti "tangan". Bahasa prancis lalu mengadopsi kata ini dari bahasa Inggris menjadi ménagement, yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur1

Manajemen menurut Nanang Fatah diartikan sebagai ilmu, kiat, dan profesi. Dikatakan sebagai ilmu karena manajemen dipandang sebagai suatu bidang pengetahuan yang secara sistematik berusaha memahami mengapa dan bagaimana orang bekerjasama. Dikatakan sebagai kiat karena manajemen mencapai sasaran melalui cara-cara dengan mengatur orang lain menjalankan dalam tugas. Dipandang sebagai profesi karena manajemen dilandasi oleh keahlian khusus untuk mencapai suatu prestasi manajer dan para professional dituntut oleh kode etik2.

Pada mulanya manajemen belum dapat dikatakan sebagai teori, karena teori harus terdiri dari konsep-konsep yang secara sistematis dapat menjelaskan dan meramalkan apa yang terjadi dan membuktikan ramalan itu berdasarkan penelitian. Setelah dipelajari selama beberapa zaman, manajemen telah memenuhi persyaratan sebagai bidang pengetahuan yang secara sistematik berusaha memahami mengapa dan bagaimana orang-orang bekerja sama. Menurut Gullick dalam Nanang Fatah manajemen memenuhi syarat sebagai ilmu pengetahuan karena memiliki serangkaian teori, meskipun teori-teori itu masih terlalu umum dan subjektif. Selanjutnya dikatakan bahwa perjalanan suatu ilmu, teori-teori manajemen yang diuji dengan pengamalan. Manajemen menjadi suatu ilmu, jika teori-teorinya

1Albert Sidney Hornby, Oxford Advanced Learner’s Dictionary, (Oxford University Press, 1989)

(2)

mampu menuntun manajer dengan memberi kejelasan bahwa apa yang harus dilakukan pada situasi tertentu dan memungkinkan mereka meramalkan dari tindakan-tindakannya.3

Manajemen sebagai seni membutuhkan tiga unsur, yaitu: Pandangan, pengetahuan teknis dan komunikasi. Ketiga unsur tersebut terkandung dalam manajemen. Oleh karena itu, keterampilan perlu dikembangkan melalui pelatihan manajemen, seperti halnya melatih seniman. Manajemen sebagai suatu profesi dituntut mempunyai kemampuan/kompetensi: konseptual, sosial dan teknikal. Kemampuan konsep adalah kemampuan mempersepsi organisasi sebagai suatu sistem, memahami perubahan pada setiap bagian berpengaruh terhadap keseluruhan organisasi. Kemampuan ini diperlukan agar manajer mampu bekerja sama dan memimpin kelompoknya dengan memahami anggota sebagai individu dan kelompok. Sedangkan kemampuan tehnik bidang khusus, misalnya teknik penyusunan program, anggaran. 4

Manajemen sebagai profesi. Tidak semua pekerjaan adalah profesi. Pekerjaan yang biasa dikerjakan oleh semua orang bukanlah pekerjaan profesi. Pekerjaan menyapu dengan sapu lidi, belum menjadi profesi karena semua orang bisa mengerjakannya. Tetapi menyapu dengan mesin, bisa menjadi profesi karena tidak semua orang bisa menyapu dengan sapu mesin. Suatu pekerjaan menjadi profesi, bila pekerjaan tersebut menuntut keahlian khusus, sehingga menjadi orang yang profesional maka seseorang yang mengerjakan pekerjaan profesi tersebut harus memiliki pendidikan akademik, pelatihan dan pengalaman kerja di bidang profesi tersebut.5

Manajemen sebagai ilmu. Tidak semua pengetahuan (knowledge) dapat menjadi ilmu (science). Suatu pengetahuan menjadi ilmu bila didukung oleh tiga pilar ilmu, yaitu aspek ontologis, epistimologi dan aksiologi. Ontologis adalah objek ilmu atau yang menjadi bidang garapan ilmu. Manajemen telah menjadi ilmu, karena telah memiliki objek atau bidang garapan yaitu mengatur kerjasama antar

3 Nanang Fatah, Landasan Manajemen Pendidikan, (Bandung: Rosdakarya, 2011), cet. Ke-11, 2.

4 Fatah, Landasan Manajemen Pendidikan, 3.

(3)

orang untuk mencapai tujuan. Epistemologi adalah metode yang digunakan untuk mengembangkan ilmu. Metode yang dapat digunakan untuk mengembangkan ilmu manajemen antara lain dengan metode penelitian baik metode kuantitatif, kualitatif maupun kombinasi. Aksiologi terkait dengan manfaat ilmu, dalam hal ini adalah ilmu manajemen. Seperti telah dikemukakan menajemen bermanfaat untuk mengelola berbagai jenis dan tingkatan organisasi secara efektif dan efisien. Dengan demikian manajemen telah menjadi ilmu, karena memiliki objek atau binang garapan, memiliki metode untuk mengembangkan ilmu manajemen dan manajemen telah dimanfaatkan untuk mengelola berbagai jenis organisasi untuk mencapai tujuan.6

Manajemen dalam perusahaan menurut Matz terdiri dari beberapa individu yang dikelompokkan menjadi tiga kelompok : (1) kelompok manajemen tingkat pelaksana (operational management) meliputi para supervisor, (2) kelompok manajemen menengah ( middle management), meliputi kepala departemen, manajer divisi, dan manajer cabang, dan (3) manajemen eksekutif (executive management) atau disebut juga manajemen puncak (top manajement) yang meliputi presiden, wakil presiden dan beberapa eksekutif sebagai penanggung jawab dari fungsi-fungsi: pemasaran, pembelanjaan, produksi (manufacturing), pembiayaan (finance) dan akuntansi. Manajemen eksekutif secara prinsipil berkenaan dengan pembuatan keputusan jangka panjang, manajemen menengah berkaitan dengan keputusan jangka menengah, dan manajemen oprasional berkaitan dengan pembuatan keputusan jangka pendek.7

Konsep manajemen dapat digambarkan dalam kalimat seperti "membuat keputusan, memberi perintah, menetapkan kebijakan, menyediakan pekerjaan dan system reward (imbalan), dan memperkerjakan orang untuk melaksanakan kebijakan". Manajemen menetapkan tujuan yang akan dicapai dengan mengintegrasikan pengetahuan dan keterampilan dengan kecakapan dan pengalaman personil. Supaya berhasil, manajemen melaksanakan secara efektif

6 Sugiono, Metode Penelitian Manajemen, 12.

7 Adolph Matz, Akuntansi Biaya, Perencanaan dan Pengendalian, (Jakarta: Erlangga, 1991), cet.

(4)

fungsi-fungsi perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan. Perencanaan dan pengorganisasian merupakan fungsi utama manajemen eksekutif, sedangkan pengawasan merupakan fungsi manajemen operasional (lower management). Pelaksanaan ketiga fungsi utama tersebut membutuhkan keterlibatan (partisipasi) dari tiap tingkatan manajemen.8 Menurut Rohman & Amri manajemen berasal

dari kata bahasa inggris "to manage" yang berarti mengatur, mengurus atau mengelola. Banyak definisi yang telah diberikan oleh para ahli terhadap istilah manajemen ini. Namun dari sekian banyak definisi tersebut ada satu yang kiranya dapat dijadikan pegangan dalam memahami manajemen tersebut, yaitu: manajemen adalah suatu proses yang terdiri dari rangkaian kegiatan, seperti perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengendalian/pengawasan, yang dilakukan untuk menetukan dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan melalui pemanfaatan sumberdaya manusia dan sumberdaya lainnya.9

Tabel 2. 1 Defininsi Manajemen menurut Beberapa Ahli

PAKAR Pengertian

Donely, Gibson dan Ivancevich Manajemen sebagai suatu proses

dimana sebagai usaha individu dan

kelompok dikordinasikan untuk

mencapai tujuan bersama

Oe Liong Lee Adalah ilmu merencanakan,

mengorganisakikan, mengarahkan,

serta mengevaluasi tenaga manusia dengan bantuan alat-alat untuk mencapai tujuan bersama

Robin dan Coutard Suatu Proses untuk membuat aktifitas

terselesaikan secara efisien dan efektif dengan melalui orang lain

American Society of Mechanical

Engineers Merupakan mengorganisasikan dan memimpin ilmu dan seni

usaha manusia, menerapkan

pengawasan dan pengendalian tenaga serta memanfaatkan bahan alam bagi kebutuhan manusia

Engkoswara dan Aan Komariah Merupakan suatu proses yang kontinu

yang bermuatan kemampuan,

8 Adolph Matz, Akuntansi Biaya, Perencanaan dan Pengendalian, 2.

9 Muhammad Rohman dan Sofar Amri, Manajemen Pendidikan, (Bandung: Prestasi Pustaka

(5)

keterampilan, khusus yang dimiliki oleh seseorang untuk melakukan kegiatan

baik secara perorangan maupun

bersama orang lain atau melalui orang lain dalam mengkoordinasikan dan menggunakan sebaga sumber untuk mencapai tujuan organisasi secara produkti, efisien dan efektif10.

Meskipun cenderung mengarah pada suatu fokus tertentu, nampaknya para ahli masih berbeda pandangan dalam mendefinisikan manajemen. Perbedaan defenisi yang diberikan para ahli disebabkan karena adanya perbedaan cara pandang dan pengalaman mereka. Namun demikian manajemen dapat disimpulkan sebagai cara yang dilakukan untuk mengatur berbagai sumber daya yang ada dengan sebaik-baiknya, untuk mencapai tujuan tertentu.

Chung di dalam Sugiono mengklasifikasikan pekerjaan manajemen ada dua yaitu pekerjaan yang bersifat normatif dan deskriptif. The normatif view specifies what managers are supposed to do in the process of managing, the descriptive view describes what managers actually do on their job. Pandangan yang bersifat normatif lebih menekankan pada pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen, dan pandangan yang bersifat deskriptif lebih menekankan pada pekerjaan aktual yang sehari-hari dikerjakan manajer. Selanjutnya dinyatakan The normatif view of managing define management as the process of getting the job done. Managerial effectiveness is said to increase when organizational activities are more efficiently, planned, organized, coordinated, and controlled. pandangan normatif menyatakan bahwa manajemen adalah proses pelaksanaan pekerjaan. Kegiatan manajerial akan meningkat efektifitasnya, apabila direncanakan, diorganisasikan, dikoordinasikan dan dikendalikan secara efisien11.

Seperti telah dikemukakan bahwa, pandangan normatif tentang pekerjaan manajemen lebih menekankan pada pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen. Fungsi

manajemen menurut Chung adalah perencanaan, pengorganisasian,

10 Muhammad Rohman dan Sofar Amri, Manajemen Pendidikan, (Bandung: Prestasi Pustaka

Publisher, 2012), Cet. Ke-1, 3.

(6)

pengkoordinasian, pengendalian. Menurut Terry fungsi manajemen adalah perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengendalian dan menurut Robin and Coultel fungsi manajemen adalah perencanaan, pengorganisasian,

kepemimpinan dan pengendalian. Perencanaan dapat diartikan sebagai deciding the objective of an organization and subunits (menentukan tujuan

organisasi) determining the mean of achieving them (menentukan cara untuk mencapai tujuan organisasi). Perencanaan merupakan persyaratan pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen yang lain. Perencanaan akan menghasilkan kebijakan, rencana, prosedur, anggaran dan jadwal kegiatan. Pengorganisasian dapat diartikan sebagai grouping organizational activities in some logical fashion (pengelompokan aktifitas/pekerjaan organisasi ke bentuk gambaran kerja yang logis) Structuring the relationship among the group members (membuat struktur hubungan kerja antara anggota kelompok, defining working relationship among groups (membuat hubungan antar kelompok kerja). Pengkoordinasian (Coordination) dapat diartikan sebagai “ a process of motivation leading and communicating with employees for the purpose of achieving organizational goals”. Pengkoordinasian adalah proses memotivasi, memimpin dan mengkomunikasikan kepada para pegawai tentang tujuan organisasi dan cara mencapainya. Pengendalian (control) dapat diartikan sebagai “the process of seeing whether organizational activities are achieved as planned”. (Pengendalian telah sesuai dengan rencana atau tidak). Kegiatan pengendalian meliputi empat langkah12 yaitu: Menetapkan standar kinerja,

mengukur kinerja secara actual, membandingkan kinerja aktual dengan standar dan melakukan tindakan untuk perbaikan bila terjadi penyimpangan antara kinerja aktual dengan kinerja standar.

Adapun unsur manajemen dikenal dengan 7 m yaitu man, money, material, methods, machines, market, minute.13

12 Sugiono, Metode Penelitian Manajemen, 4. 13 Sugiono, Metode Penelitian Manajemen, 16

(7)

Tabel 2. 2 Fungsi Manajemen

Sumber Daya Fungsi Manajemen

Planing Organizing Actuating Controlling

Man 1 8 15 22 Money 2 9 16 23 Matrials 3 10 17 24 Methods 4 11 18 25 Machines 5 12 19 26 Market 6 13 20 27 Minute 7 14 21 28

Berdasarkan gambar tersebut, ruang lingkup penelitian manajemen yang utama adalah: Perencanaan man, terkait prediksi jumlah, kualifikasi dan kompetensi sumber daya manusia yang diperlukan dalam suatu organisasi. Perencanaan money, perencanaan ini terkait dengan perencanaan kebutuhan uang yang diperlukan organisasi untuk membiayai pelaksanaan tugas-tugas organisasi. Perencanaan matrials, bahan mentah yang akan dikelola organisasi. Perencanaan material berarti menentukan kuantitas dan kualitas material yang akan diolah oleh organisasi. Perencanaan methods, perencanaan terhadap prosedur dan metode-metode kerja yang akan digunakan untuk mengerjakan berbagai pekerjaan organisasi. Perencanaan machine, mesin dalam hal ini bukan sekedar mesin, tetapi semua peralatan yang akan digunakan untuk membantu pelaksanaan pekerjaan organisasi, sehingga pekerjaan dapat dikerjakan lebih cepat, akurat dan memuaskan. Perencanaan mesin berarti penentuan jenis, jumlah dan kualitas peralatan kerja yang dibutuhkan oleh organisasi. Perencanaan market, perencanaan pasar yang akan menggunakan produk dan jasa yang dihasilkan oleh organisasi. Perencanaan minute, perencanaan terhadap waktu pelaksanaan pekerjaan organisasi. Pada kegiatan ini semua pekerjaan yang telah ditetapkan dibuat jadwal pelaksanaan kerjanya, kapan mulai dan kapan selesainya.

Pengorganisasian man, berarti menata sumber daya manusia dalam struktur organisasi. Pengorganisasian money, kegiatan pengorganisasian sumber-sumber keuangan, mengelompokan penyimpanan uang, dan mengalokasikan uang untuk membiayai setiap kegiatan. Pengorganisasian material, pengorganisasian material ke dalam bentuk, ukuran, jenis bahan, warna dan sifat-sifatnya. Pengorganisasian method, kegiatan pengelompokan metode kerja organisasi menurut fungsi, jenis dan

(8)

sifatnya serta keuntungan satu metode dibandingkan dengan metode lain. Pengorganisasian machine, kegiatan pengorganisasian sarana dan prasarana, serta alat-alat kerja menurut fungsi, jenis, sifat-sifat dan usianya.

Pengorganisasian market, kegiatan pengorganisasian pasar untuk menjual produk organisasi menurut jenis, ukuran, letak, jarak, dan besar kecilnya. Pengorganisasian minute, pengelompokan waktu berdasarkan tahu, bulan, hari, jam, menit, durasi yang digunakan untuk melaksanakan tugas-tugas organisasi.

Actuating man, kegiatan memberdayakan, mengarahkan, memotivasi, dan memimpin para pegawai dalam melaksanakan pekerjaannya, sehingga terarah dan pegawai lebih bersemangat dalam melaksanakan kerjanya. Actuating money, kegiatan menggunakan uang yang telah direncanakan dan diorganisasikan untuk pembiayaan pada setiap kegiatan. Actuating material, kegiatan memproses material yang telah direncanakan dan diorganisasikan untuk diubah menjadi barang setengah jadi atau barang jadi. Actuating methode, kegiatan menggunakan metode kerja yang telah direncanakan dan diorganisasikan untuk digunakan dalam melaksanakan pekerjaan. Actuating machine, kegiatan mendayagunakan peralatan, sarana dan prasarana kerja yang telah direncanakan untuk membantu dalam proses kerja akan lebih cepat, hemat, tepat, dan akurat. Actuating market, kegiatan menggunakan pasar yang telah direncanakan dan diorganisasikan sebagai tempat penjualan barang dan jasa yang merupakan produk dari suatu organisasi. Actuating Minute, kegiatan menggunakan waktu yang telah direncanakan dan diorganisasikan untuk melaksanakan pekerjaan.

Controlling man, kegiatan pengawasan dan pengendalian terhadap semua pegawai yang melaksanakan pekerjaan, agar pekerjaan yang dilaksanakan tidak menyimpang dari rencana. Controling money, kegiatan pengawasan dan pengendalian terhadap uang yang digunakan untuk membiayai kegiatan, agar tidak menyimpang dari yang direncanakan. Controling material, kegiatan pengawasan dan pengendalian dalam penggunaan material/bahan mentah, agar bahan yang diolah dalam proses produksi tidak menyimpang dari yang direncanakan.

Controling method, kegiatan pengawasan dan pengendalian dalam penggunaan metode kerja yang digunakan dalam melaksanakan pekerjaan, agar

(9)

metode kerja yang digunakan tidak menyimpang dari yang direncanakan. Controling machine, kegiatan pengawasan dan pengendalian dalam penggunaan alat-alat kerja serta sarana dan prasarana kerja, agar alat-alat yang dipergunakan dalam proses produksi tidak menyimpang dari yang direncanakan. Controling market, kegiatan pengawasan dan pengendalian dalam penggunaan pasar untuk menjual barang dan jasa agar pasar yang digunakan dalam proses pemasaran yang tidak menyimpang dari yang direncanakan. Controling minute, kegiatan pengawasan dan pengendalian dalam penggunaan waktu yang telah dipergunakan untuk melaksanakan pekerjaan organisasi agar waktu yang digunakan tidak menyimpang dari yang direncanakan.

Kata strategis berasal dari bahasa Yunani: “Strategos” (Stratos = militer dan “ag” = memimpin) yang berarti “generalship” atau sesuatu yang dikerjakan oleh para jenderal dalam membuat rencana untuk memenangkan perang. Dalam manajemen.14 Akdon menyebutkan bahwa kata “strategis” bermula dari dunia

militer. Di lingkungan tersebut penggunaannya lebih dominan dalam situasi peperangan, sebagai tugas komandan dalam menghadapi musuh yang bertanggung jawab mengatur cara atau taktik untuk memenangkan peperangan. Tugas itu sangat penting dalam arti sangat strategis bagi pencapaian kemenangan sebagai tujuan peperangan. Oleh karena itu jika keliru dalam memilih dan mengatur cara dan taktik sebagai strategi peperangan, maka nyawa prajurit akan menjadi taruhannya. Dengan demikian yang dimaksud strategi dalam peperangan adalah pengaturan cara untuk memenangkan peperangan. 15 Perkembangan selanjutnya, manajemen

strategis diadopsi oleh dunia usaha pada tahun 1950-an dan berkembang pesat dan sangat populer pada tahun 1960 hingga 1970-an.

Konsep strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan, dalam perkembangannya konsep mengenai strategi terus berkembang, hal ini dapat ditunjukan oleh adanya perbedaan konsep mengenai strategi selama 30 tahun terakhir. Definisi stategi dikemukakan oleh Chandler di dalam Sedarmayanti bahwa

14 Suryana, Manajemen Strategik Untuk Bisnis Dan Organisasi Non Profit, (Ciamis: Program

Pascasarjana Universitas Galuh Tahun 2010), 4.

(10)

strategi adalah tujuan jangka panjang dari suatu perusahaan, serta pendayagunaan dan alokasi semua daya yang penting untuk mencapai tujuan tersebut. Pertama, Distinctive competence, tindakan yang dilakukan oleh perusahaan agar dapat melakukan kegiatan lebih baik dibandingkan dengan pesaingnya, meliputi keahlian tenaga kerja dan kemampuan sumber daya. Kedua, Competitive advantage, keunggulan bersaing disebabkan pilihan strategi yang dilakukan perusahaan untuk merebut peluang pasar dan yang ketiga strategi fokus, cirinya adalah perusahaan mengkonsentrasikan pada pangsa pasar yang kecil untuk menghindari dari pesaing dengan menggunakan strategi kepemimpinan biaya menyuluruh.16

Wheelen & Hunger menyebutkan Strategic management is a set of managerial decision and actions that determines the longrun performance of corporation. It includes strategy formulation, strategy implementation and evaluation17. Manajemen Strategis adalah serangkaian daripada keputusan

manajerial dan kegiatan-kegiatan yang menentukan keberhasilan perusahaan dalam jangka panjang, kegiatan tersebut terdiri dari perumusan atau perencanaan strategi, pelaksanaan dan evaluasi.

Menurut David, Strategic management can be defined as the formulation, implementation and evaluation of actions that will enable an organization to achieve its objctive.18. Manajemen strategis dapat didefinisikan sebagai seni dan

pengetahuan dalam merumuskan, mengimplementasikan serta mengevaluasi keputusan-keputusan lintas fungsional yang memungkinkan sebuah organisasi mencapai tujuan.

Pendapat lain dari Rowe, Strategic management is the process of aligning the internal capability of an organization with external demands of its environment. It is needed to allocate human and material resources effectively. The strategic management process forms the basis to formulate and implement strategies that achieve an organization’s goal and objectives19. Manajemen strategis proses

16 Sedarmayanti, Manajemen Strategi, (Bandung: PT Refika Aditama, 2014), 5. 17 Wheelen & Hunger Strategic Management and Business Policy, 5. 18 David, Fundamental of Strategic Management, 4.

19 Alan J. Rowe, et al., Strategic Management A Methodological Aproach, (New york: Addison

(11)

menyelaraskan kemampuan internal organisasi dengan tuntutan eksternal dari lingkungannya. Ia diperlukan untuk mengalokasikan sumber daya manusia dan material secara efektif. Proses manajemen strategis menjadi dasar untuk merumuskan dan melaksanakan strategi untuk mencapai tujuan dan sasaran organisasi.

Pengertian manajemen strategis menurut Nawawi adalah perencanaan berskala besar (disebut perencanaan strategi) yang berorientasi pada jangkauan masa depan yang jauh (disebut visi), dan ditetapkan sebagai keputusan pimpinan tertinggi (keputusan yang bersifat mendasar dan prinsipil, agar memungkinkan organisasi berinteraksi secara efektif (disebut misi), dalam usaha menghasilkan sesuatu (perencanaan operasional untuk menghasilkan barang dan atau jasa serta pelayanan) yang berkualitas, dengan diarahkan pada optimalisasi pencapaian tujuan (disebut tujuan strategis) dan berbagai sasaran (tujuan operasional) organisasi20.

Wahyudin menyebutkan bahwa manajemen strategis adalah suatu seni dan ilmu dari perbuatan (formulating), penerapan (implementing) dan evaluasi (evaluating), kepuasan-kepuasan strategis antara fungsi-fungsi yang memungkinkan sebuah organisasi mencapai tujuan dimasa datang21.

Pendapat lain menurut Pearce yang mengemukakan manajemen strategis adalah sekumpulan keputusan dan tindakan yang menghasilkan perumusan (formulation) dan pelaksanaan (implementasi) rencana-rencana untuk mencapai sasaran perusahaan22. Manajemen strategis merupakan sistem satu kesatuan,

memiliki berbagai komponen yang saling berhubungan, saling mempengaruhi dan bergerak serentak (bersama-sama) ke arah yang sama. Manajemen strategis memberikan pedoman untuk pengambil keputusan dalam organisasi. Manajemen strategis sebagai analisis, keputusan dan aksi yang diperlukan perusahaan untuk menciptakan dan mempertahankan keunggulan kompetitif.23 Sedangkan

Manajemen strategis menurut Fahmi adalah suatu rencana yang disusun dan

20 Nawawi , Manajemen Strategi, 148.

21 Agustinus Sri Wahyudin, Manajemen Strategik Pengantar Proses Berfikir Strategis, (Jakarta:

Binarupa Aksara, 1996), 16.

22 Robinson Pearce, Manajemen Stratgik Formulation, Implementation dan Pengendalian Jilid I

(Jakarta: Binarupa Aksara, 1997), 20.

(12)

dikelola dengan memperhitungkan berbagai sisi dengan tujuan agar pengaruh rencana tersebut bisa memberikan dampak posistif bagi organisasi tersebut secara jangka panjang. Salah satu fokus kajian dalam manajemen strategis ingin memberikan dampak penerapan konsep strategis kepada perusahaan secara jangka panjang atau sustainable termasuk penjualan yang terus mengalami pertumbuhan (constans growth).24

2. Landasan Teologis

Dari definisi-definisi tersebut dapat dikatakan manajemen strategis merupakan perencanaan jangka pendek dan jangka panjang melalui perumusan, pelaksanaan dan evaluasi untuk mencapai suatu tujuan. Dalam kaitan dengan pendidikan sejauh mana suatu rencana pendidikan mempunyai kesesuaian dengan tujuan pendidikan. Dan sejauhmana suatu rencana pendidikan memperhatikan apa yang telah diperbuat untuk masa yang akan datang.

Allah berfirman dalam al-Quran surat Al-Hasr ayat 18:

Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.25

Pada ayat sebelumnya yaitu ayat yang ke-17 disebutkan tentang orang-orang yang dzalim dinyatakan kekal di dalam neraka, sebab mereka tidak memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), padahal yang dianjurkan untuk mempersiapkan dan memperhatikan perbuatan untuk hari esok agar bisa selamat dari siksa api neraka. Sedangkan pada ayat sesudahnya yaitu

24 Irham Fahmi, Manajemen Strategis Teori dan Aplikasi (Bandung: CV Alfabeta, 2014), 2. 25 Hasbi Ashshidiqqi et al, Al-Quran dan Terjemahan (Madinah: Mujamma Al Malik li Thiba’at al

(13)

ayat yang ke-19 bahwasanya didalam ayat ini menunjukan larangan menjadi orang yang lupa kepada Allah, lupa kepada diri sendiri, sehingga menjadi orang yang fasik. Dalam larangan ini diperintahkan untuk selalu memperhatikan perbuatan untuk hari esok, karena setiap perbuatan yang dilakukan akan diminta pertanggung jawaban dan mendapatkan ganjarannya.

Maka dalam al-Quran surat Al-Hasyr ayat 18 inilah yang membahas tentang upaya yang harus dipertimbangkan umat Muslim untuk memperoleh manfaat di masa yang akan datang. Berkaitan dengan hal ini yakni dalam melakukan kegiatan aktivitas Manajemen di dalam pendidikan hendaknya setiap mengambil keputusan yang akan diperbuatkan harus benar-benar diperhitungkan. Karena semua yang hendak dilakukan tersebut akan mendatangkan manfaat bagi diri sendiri dimasa yang akan datang.

Penggalan ayat “ya@ ayyuha@ alladz@ina a@manu@ ittaqu@ alla@ha” Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah. Menurut Ibnu Katsir perintah untuk bertakwa kepada Allah swt, yang pengertiannya mencakup mengerjakan apa yang diperintahkan oleh-Nya dan meninggalkan apa yang dilarang oleh-Nya.26 Menurut Hamka Iman ialah kepercayaan dan takwa ialah

pemeliharaan hubungan dengan Tuhan. Oleh sebab itu semata-mata iman atau percaya saja belumlah cukup, sebelum dilengkapi dengan mempercepat hubungan dengan Tuhan. Ke-ikhlasan batin kepada Ilahi tawakkal berserah diri, ridha menerima ketentuan-Nya, syukur menerima nikmat-Nya, sabar menerima percobaan-Nya, semuanya itu didapat karena adanya takwa. Memperteguh ibadat kepada Allah seperti Shaum, zakat dan sebagainya, semuanya itu menyuburkan takwa. Terutama lagi selain dari mengingat Allah, hendaklah ingat pula bahwa hidup ini hanya semata-mata singgah saja. Namun akhirnya hidup di dunia ditutup dengan mati, dan di akhirat amal akan dipertanggungjawabkan di hadapan Tuhan. Itulah sebabnya maka di samping seruan kepada orang yang beriman, diperingatkan pula agar mereka tetap takwa kepada Allah. Dengan takwa itulah Iman dipupuk

26 Ibnu Katsir, http://www.ibnukatsironline.com/2015/10/tafsir-surat-al-hasyr-ayat-18-20.html.

(14)

terus.27 Ayat ini menurut Shihab mengajak kaum muslimin untuk berhati-hati

jangan sampai mengalami nasib seperti kaum yahudi dan orang-orang munafik. Setelah memerintahkan bertaqwa didorong oleh rasa takut, atau dalam rangka melakukan amalan positif, perintah tersebut di ulangi lagi agaknya agar di dorong oleh rasa malu, atau untuk meninggalkan amalan negatif.28

Penggalan ayat “Waltanzhur nafsun mâ qaddamat lighadin”. Dan hendaklah seseorang melihat apa yang telah ia perbuat (di masa lalu) untuk hari esok. Kata “ghad” sendiri dalam kamus Arab berarti “besok”. Menurut Ibnu Katsir yaitu menghitung diri kalian sebelum kalian diminta pertanggungjawaban dan memperhatikan apa yang kamu tabung buat diri kalian berupa amal-amal saleh untuk bekal hari kalian dikembalikan, yaitu hari dihadapkan kalian kepada tuhan kalian. Kutipan ini disamakan dengan perkataan “ha@sibu@ anfusakum qabla an tuha@sabu@”. Hisablah (introspeksi) diri kalian sebelum nanti kalian dihisab (di hari akhir). Menurut Hamka Waltanzhur artinya bawa berfikir, bawa merenung, bawa bermenung, tafakkur dan tadzakkur (memikirkan dan mengingat); Hari esok ialah hari akhirat. Hidup tidaklah akan disudahi hingga di dunia ini saja. Dunia hanyalah semata-mata masa untuk menanam benih. Adapun hasilnya akan dipetik adalah di hari akhirat. Menurut Shihab bahwa manusia harus memikirkan terhadap dirinya dan merencanakan dari segala apa yang menyertai perbuatan selama hidupnya, sehingga ia akan memperoleh kenikmatan dalam kehidupan ini. Jika proses perencanaan telah dilakukan oleh Allah semenjak penciptaan manusia.

Ayat ini merupakan landasan teologis bagi orang-orang yang beriman dalam merenung, menghitung, memikirkan dan mempersiapkan masa depan. Mempersiapkan Madrasah yang bermutu, melalui perumusan, pelaksanaan dan evaluasi strategi pendidikan merupakan upaya dalam mencapai terlaksanaya tujuan pendidikan yang telah direncanakan. Hal ini sangat penting karena berfungsi sebagai pengarah bagi kegiatan, akan menentukan target-terget dan hasil-hasilnya

27 Hamka. Tafsir Al-Azhar. (Surabaya: Yayasan Latimojong, 1989) 28 Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah. (Jakarta: Lentera Hati, 2002)

(15)

di masa depan sehingga kegiatan apapun yang dilakukan dapat berjalan dengan tertib sesuai dengan tujuan.

Dalam ayat lain berkaitan dengan strategi dalam berperang Allah berfirman dalam al-Quran surat Ash-Shaff Ayat 4

Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berperang di jalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh.29

Hubungan antara al-Quran surat Ash-Shaff Ayat 4 dengan ayat sebelumnya yaitu ayat al-Quran surat Ash-Shaff Ayat 3 bahwasanya didalam ayat ini membahas tentang “Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tiada kamu kerjakan” Ibnu Katsir menyebutkan ayat ini merupakan pengingkaran Allah terhadap orang yang membuat janji atau mengatakan sesuatu dan tidak melaksanakannya, ayat ini menjadi dalil bahwa memenuhi janji itu wajib secara mutlak, baik janji tersebut mengakibatkan hukuman bagi yang berjanji, ataupun tidak. Ibnu Abbas menyatakan orang-orang beriman dulu sebelum datang perintah jihad pernah mengatakan “Kami sangat senang bila Allah SWT menunjukan kepada kami suatu amal perbuatan yang paling dicintainya, maka kami akan melaksanakannya” Kemudian Rasulullah SAW memberitahukan kepada mereka bahwa amal perbuatan yang disukai adalah keimanan yang tidak dinodai dengan keraguan dan berjihad terhadap orang yang berbuat kepadanya yaitu orang-orang yang tidak mau beriman dan tidak mau mengingkarinya. 30

Ketika turun perintah jihad. Ada beberapa orang beriman yang tidak menyukai hal itu dan sangat berat hati mereka, maka turunlah al-Quran surat Asshaf ayat 3 “Kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan” Sedangkan ayat sesudahnya al-Quran surat Ash-Shaff Ayat 5 “Dan (ingatlah) ketika Musa berkata

29 Hasbi Ashshidiqqi et al, Al-Quran dan Terjemahan (Madinah : Mujamma Al Malik li Thiba’at al

Mushhaf. 1997), 928.

30 Ibnu Katsir, http://www.ibnukatsironline.com. tafsir-surat-al-Sofh-ayat-5.html. (Diakses Jumat 13

(16)

kepada kaumnya: "Hai kaumku, mengapa kamu menyakitiku, sedangkan kamu mengetahui bahwa sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu?" Maka tatkala mereka berpaling (dari kebenaran), Allah memalingkan hati mereka; dan Allah tiada memberi petunjuk kepada kaum yang fasik.” Ibnu Katsir menjelaskan Maksud ayat tersebut, mengapa kalian selalu menyakitiku padahal kalian tahu aku telah berkata jujur tentang risalah yang aku bawa kepada kalian. Ini merupakan hiburan bagi Rasulullah Muhammad atas apa yang menimpa kalian dari orang-orang kafir di antara kaumnya ataupun yang lainnya. Maka al-Quran surat Ash-Shaff Ayat 4 Allah berfirman “Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berperang di jalanNya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh.”

Banyak pelajaran dari peristiwa perang uhud yang merupakan peperangan antara kaum muslimin yang berjumlah sekitar 700 pasukan yang dipimpin langsung oleh Rasulullah SAW dengan kaum musyrikin sekitar 3000 pasukan yang dipimpin oleh Abu Sufyan. Strategi yang dibangun sangatlah tersusun rapi terdiri dari sayap kanan, muslimin aman karena terlindung oleh bukit Uhud sedangkan sayap kiri berada dalam bahaya karena musuh bisa memutari bukit ainin dan menyerang dari belakang. Maka disiapkan 50 pemanah yang di pimpin oleh Abdullah bin Zubair dimana amanatnya “Gunakan panahmu terhadap pasukan musuh, jauhkanlah pasukan musuh dari belakang kita, selama kalian di tempat, bagian belakang kita aman, jangan sekali-kali meninggalkan posisi ini, jika melihat kami menang, jangan bergabung, jika melihat kami kalah jangan datang untuk menolong kami.” Paling tidak ada dua faktor dominan dari kekalahan perang Uhud yang pertama faktor internal dimana 40 pasukan panah lupa apa-apa yang diamanati oleh Abdullah bin Zubair dan faktor eksternal dimana banyak sekali teriakan dari musuh bahwa Rasulullah SAW telah terbunuh, yang berdampak pada semakin panik.

Berkaitan dengan bagaimana menghadapi kekuatan lawan, maka Allah berfirman dalam al-Quran surat al-Anfal ayat 60:

Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah, musuhmu dan orang-orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; sedang Allah

(17)

mengetahuinya. Apa saja yang kamu nafkahkan pada jalan Allah niscaya akan dibalas dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan dianiaya (dirugikan).

Inilah yang harus dipertimbangkan, khususnya oleh institusi pendidikan. Institusi pendidikan memiliki permasalahan internal dan permasalahan eksternal yang menjadi tantangan dan menciptakan pendidikan yang bermutu.

3. Model Manajemen Strategis

Beberapa model manajemen stategis yang populer diataranya model yang dikembangangkan oleh Fred R. David, Hunger dan Wheelen, Kaplan dan Norton dan Alan J. Rowe. David memberikan sebuah model manajemen strategis sebagai berikut:

Gambar 2. 1 Model Manajemen Strategis David

Dari gambar di atas model manajemen strategis terdiri dari tiga tahap : Formulation Strategy, meliputi mengembangkan visi dan misi, mengidentifikasi peluang dan ancaman eksternal perusahaan, menentukan kekuatan dan kelemahan internal, menetapkan tujuan jangka panjang, merumuskan alternatif strategi, dan memilih strategi tertentu yang akan dilaksanakan. Implementation Strategi, yang mensyaratkan perusahaan untuk menetapkan tujuan tahunan, membuat kebijakan, memotivasi karyawan, dan mengalokasi sehingga strategi yang telah diformulasikan dapat dijalankan. Evaluation Strategy, Tahap final dalam manajemen strategis. Tiga aktivitas dasar evaluasi strategis adalah: meninjau ulang

(18)

faktor eksternal dan internal yang menjadi dasar strategi saat ini, mengukur kinerja dan mengambil tindakan korektif.

David memberi gambaran tentang proses Manajemen Stategis sebagai berikut31:

Tabel 2. 3 Proses Manajemen Strategis Fungsi

Manajemen Penjelasan Tahap Proses Manajemen

Strategis Perencanaan Perencanaan terdiri atas semua

aktivitas manajerial yang terkait dengan persiapan masa depan. Tugas-tugas khususnya mencakup peramalan, penetapan tujuan, penggunaan strategi, pengembangan kebijakan, dan penentuan sasaran

Strategy Formulation

(Perumusan Strategi)

Pengorganisasian Pengorganisasian mencakup semua aktivitas manajerial yang

menghasilkan struktur tugas dan hubungan otoritas. Tugas-tugas khususnya mencakup rancangan organisasi, spesialisasi pekerjaan, deskripsi kerja, spesifikasi kerja, rentang kendali, kesatuan komando, koordinasi, rancangan pekerjaan dan analisa kerja.

Strategy Implementation

(Penerapan Strategi)

Pengendalian Pengendalian mengacu pada semua

aktivitas manajerial yang diarahkan untuk memastikan bahwa hasil-hasil aktualnya sejalan dengan yang direncanakan. Area pentingnya mencakup pengendalian mutu, pengendalian keuangan, pengendalian penjualan, pengendalian persediaan,

pengendalian pengeluaran, analisis varian, imbalan dan sanksi

Strategy Evaluation (Pengevaluasian

Strategi)

31 David, Strategic Management, 192.

(19)

Selanjutnya model yang digunakan oleh Wheelen dan Hunger adalah sebagai berikut:

Gambar 2. 2 Model Manajemen Statejik Hunger & Whelen

Environmental Scaning Misssion Objectives Strategies Policies Programs Budget Procesures Performance Gathering Information Strategy Formulation Developing long-range Plans Strategy Implementation Putting Strategy Into Action Evaluation and Control Monitoring Performance External: Opportunities and Threats Natural Environment: General Forces Sosietal Environment: General Forces Task Environment: Industry analysis Structure: Chain of Command Culture: Beliefs, Expectations, Value Resources: Assets, Skills, Competencies, Knowledge Internal: Strengths and Weaknesses Reason for Existence What results to accomplish by when Plan to achieve the mission & Objectives Broad guidelines for decision making Activities needed to accomplish a plan Cost of the programs Sequece of steps needed to

do the job Actual result

feedback/ Learning: Make Corections as needed

Seperti dapat dilihat pada gambar diatas proses manajemen strategis meliputi empat elemen dasar: (a) Pemindaian lingkungan, (b) Perumusan strategi, (d) Implementasi strategi, (e) Evaluasi dan pengendalian. Pemindaian lingkungan merupakan interaksi keempat elemen tersebut. Proses manajemen strategis meliputi aktivitas mulai dari pengamatan lingkungan sampai evaluasi kinerja. Manajemen mengamati lingkungan eksternal untuk melihat peluang dan ancaman dan mengamati lingkungan internal untuk melihat kekuatan dan kelemahan.

Model yang dikembangkan oleh Kaplan & Norton di dalam Solihin diberi nama The Balanced Scorecard adalah merupakan model untuk mengukur dan mengembangkan strategi dalam pencapaian tujuan melalui suatu hubungan sebab akibat. Dalam kaitan ini Kaplan dan Norton menyatakan: But financial measure tell the story of past event, and adequate story for industrial age companies for which investment in long term capabilities and costumer relationship were not critical for success. These financial measures are inadequate, however, for guiding and

(20)

evaluating the jouney that information companies must make to create future value through investment in constumer, supplier, employees, prosess, technology and inovation. Ukuran finansial menjelaskan kejadian dimasa lalu, cerita yang memadai bagi perusahaan di era industri dimana pada masa itu kemampuan investasi dalam jangka panjang serta hubungan pelanggan bukan merupakan hal yang penting dalam meraih keberhasilan. Tetapi ukuran finansial tersebut tidak memadai untuk menjadi pemandu dan alat evaluasi bagi perjalanan perusahaan-perusahaan di era informasi dimana mereka harus menciptakan nilai dimasa yang akan datang, melalui investasi dibidang pelanggan, pemasok, karyawan, proses, teknologi, dan inovasi. The balance scorecard merupakan model sistem manajemen strategis yang menerjemahkan misi dan strategi perusahaan menjadi berbagai tujuan (objective) dan ukuran-ukuran dalam empat perspektif, yaitu: perspektif keuangan (financial perspective), perspektif pelanggan (custumer perspective), perspektif proses bisnis internal (internal business process perspektive), Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan (learning and growth perspective. Jika diterapkan dalam bidang pendidikan perspektif keuangan yaitu pembiayaan pendidikan, perspektif pelanggan yaitu murid atau siswa, perspektif proses bisnis internal yaitu kurikulum, sarana dan prasarana, perspektif pembelajaran dan pertumbuhan yaitu pendidik dan tenaga kependidikan.

Gambar 2. 3 Model Manajemen Strategis Kaplan & Norton

Financial “To Succed Financially,

how should we appear to our sharehorlders?”

Costumer “To achieves our vision,

how should we appear to our costomers?”

Interral Business Process “To satisfy our shareholders and

costomers, what business process must

we excel at?”

Learning and Growth “To achieve our vision, how will we sustain our ability to change and

improve?” Vision and Strategy

(21)

Perspektif keuangan (financial perspective), menggambarkan ukuran keuangan merupakan pencapaian tujuan perusahaan karena ukuran keuangan memberikan gambaran ringkas bagi perusahaan mengenai konsekwensi ekonomi dari berbagai tindakan yang dilakukan perusahaan. Pengukuran kinerja keuangan perusahaan akan memberikan gambaran apakah implementasi strategi maupun pencapaian tujuan memberikan kontribusi terhadap perbaikan kondisi keuangan perusahaan dibandingkan kondisi keuangan sebelumnya. Perspektif pelanggan (custumer perspective), menjelaskan ukuran hasil yang ditetapkan untuk mengukur kinerja unit bisnis yang bersangkutan antara lain adalah: customer satisfaction (kepuasan pelanggan), custumer retention (retensi pelanggan pada produk perusahaan), new custumer acquisition (kemampuan meraih pelanggan baru), customer profability (profabilitas perusahaan dari setiap pelanggan yang dilayani) serta besaran pangsa pasar untuk setiap segmen sasaran. Perspektif proses bisnis internal (internal business process perspective), pada bagian ini, para eksekutif melakukan identifikasi terhadap proses internal perusahaan yang akan memungkinkan perusahaan: memberikan proposisi nilai (value proposition) yang akan menarik dan mempertahankan pelanggan dari target segmen pasar tertentu. Memuaskan ekspetasi pemegang saham dengan memberikan pengembalian keuangan (financial returns) yang sangat bagus. Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan (learning and growth perspective). Kemampuan organisasi untuk melakukan pembelajaran (learning) dan pertumbuhan (growth) berasal dari tiga sumber, yakni: Employee capabilities (kemampuan karyawan). Information system capabilities (Kemampuan sistem informasi) dan Organizational procedures (Prosedur organisasi yang akan memungkinkan karyawan memiliki motivasi dan inisiatif dalam bekerja.

(22)

Gambar 2. 4 Model manajemen strategis Rowe External Environment Strategic Planning Strategic Management Organization structure Resources Requirments Resources Availability Strategic Control Organization Culture

Gambar di atas merupakan kerangka kerja dalam manajemen strategis. Manajemen strategis yang berada di tengah-tengah merupakan proses pengelolaan keempat faktor dalam mencapai suatu strategi. Fungsi dari manajemen strategis adalah mengelola operasi internal organisasi yang meliputi sumber daya manusia, sarana prasarana dan pembiayaan yang digunakan dalam mencapai interaksi maksimal dengan lingkungan eksternal. Manajemen strategis merupakan nilai dasar dalam menjalankan seluruh kegiatan organisasi yang dimulai dengan proses perencanaan strategi dengan menganalisis lingkungan eksternal organisasi. Hasil analisis lingkungan ekstrenal berupa tantangan dan peluang dapat digunakan dalam memberdayakan kekuatan dan mengurangi kelemahan yang ada dalam lingkungan internal. Proses selanjutnya berupa penyediaan sumber daya yang meliputi pembiayaan, sarana dan prasarana, akses terhadap informasi dan sumber daya manusia.

Struktur organisasi menggambarkan bagaimana kedudukan orang-orang diatur dengan memperhatikan karakteristik orang tersebut dengan tempat/bagian yang menjadi tanggungjawabnya. Gaya kepemimpinan, kinerja dan visi dari pimpinan puncak merupakan faktor terpenting dalam pelaksanaan strategi yang telah diputuskan. Strategi kontrol berkaitan erat dengan pelaksana suatu strategi, hal ini melibatkan lingkungan internal yang mengukur sejauhmana strategi yang

(23)

ditetapkan mencapai tujuan organisasi dan masalah eksternal yang mengukur keberhasilan strategi yang diterapkan. Menurut Rowe 32 pada dasarnya perencanaan

strategis terdiri dari empat komponen : pertama, definisi/deskripsi dari keinginan organisasi di masa yang akan datang. Kedua, deskripsi tentang daya saing organisasi terhadap pesaing. Ketiga, pernyataan tentang tujuan, sasaran dan capaian serta alat ukur yang dipergunakan dalam menilai kinerja organisasi. Keempat, pernyataan tentang pengalokasian sumber-sumber yang diperlukan dalam implementasi dan pelaksanaan rencana yang telah disusun.

Hampir sama dengan Whelen dan Hunger, Rowe menyatakan bahwa sebuah strategi hanyalah suatu cara atau jalan yang mengarahkan suatu organisasi menuju tujuan yang telah ditetapkan. Dengan demikian, sebelum strategi tersebut diimplementasikan, maka suatu organisasi harus menyusun dan mendeskripsikan secara jelas apa yang ingin dicapainya dan bagaimana cara mencapainya. Dilihat dari segi lingkungan internal, hal-hal yang harus dipahami dalam menyusun dan menerapkan strategi adalah asumsi dan keyakinan, nilai-nilai yang dianut, budaya korporat, visi strategis dan faktor-faktor kesuksesan.

Selain pemindaian lingkungan internal, maka organisasi juga perlu untuk melakukan pemindaian terhadap lingkungan eksternal, karena bagaimanapun pasti terjadi saling pengaruh mempengaruhi antara lingkungan dan organisasi yang berada yang dilingkungan tersebut. Oleh sebab itu maka pelaku organisasi harus selalu memperhatikan dan menganalisis lingkungan tentang apa yang akan menjadi pendorong atau penghambat pengembangan organisasi tersebut. Dalam konteks penelitian ini maka dikaji bagaimana madrasah melakukan analisis kondisi lingkungan menjadi bagian dalam objek yang diteliti.

4. Pemindaian Lingkungan (Environmental Scanning)

Wheelen & Hunger menyebutkan environmental scanning is the monitoring, evaluating and disseminating of information from external and internal environments to key poeple within the corporation.33 Pemindaian lingkungan

32 Alan J. Rowe, et al., Strategic Management A Methodological Aproach, (New york: Addison

Wesley Publishing Company, 1990), 34.

(24)

adalah pemantauan, pengevaluasian dan penyebaran informasi dari lingkungan eksternal kepada orang-orang kunci dalam perusahaan.

Pemindaian lingkungan secara garis besar terdapat dua bagian. Pertama, Pemindaian lingkungan internal terkait dengan melihat kedalam organisasi yaitu melihat bagaimana kekuatan (strength) dan kelemahan (weakness). Kedua, analisis lingkungan eksternal memusatkan perhatiannya pada penganalisaan diluar organisasi yakni melihat peluang (opportunity) dan ancaman (threath).

Lingkungan adalah faktor terpenting untuk menunjang keberhasilan perusahaan dalam persaingan. Untuk membuat tujuan, sasaran dan strategi-strategi yang akan diambil, diperlukan analisis yang mendalam dan menyeluruh mengenai lingkungan di mana lembaga itu berada. Meliputi dana, sarana dan prasarana, waktu dan tenaga. Menghadapi kenyataan demikian, manajemen perlu mengadakan analisis lingkungan agar dapat menentukan kemampuan organisasí berdasarkan berbagai sumber yang dimilikinya. Tugas utama yang paling penting bagi manajemen dalam hal ini adalah memastikan bahwa pengaruh lingkungan yang melingkupi tersebut dapat disalurkan melalui arah yang positif dan dapat memberikan kontribusi optimal terhadap keberhasilan dan pencapaian daya saing organisasi secara menyeluruh.

Dalam melakukan pemindaian lingkungan, pertama-tama harus mengetahui berbagai variabel yang ada dalam lingkungan sosial dan lingkungan kerja. Lingkungan sosial termasuk kekuatan umum yang secara tidak langsung berhubungan dengan aktivitas-aktifitas organisasi jangka pendek tetapi dapat mempengaruhi jangka panjang. Kekuatan ekonomi, yang mengatur pertukaran material, uang, energi dan informasi. Kekuatan teknologi, yang menghasilkan penemuan pemecahan masalah. Kekuatan hukum politik yang mengalokasikan kekuasaan dan menyediakan pemaksaan dan perlindungan hukum dan aturan-aturan lain. Kekuatan sosiokultural yang mengatur nilai-nilai, adat istiadat dan kebiasaan lingkungan.

Lingkungan kerja (task environment), termasuk elemen-elemen yang berpengaruh pada lembaga, kelompok ini terdiri dari pemerintah, komunitas lokal, pemasok, pesaing, pelanggan, kreditur, tenaga kerja, kelompok kepentingan khusus

(25)

dan asosiasi perdagangan. Lingkungan kerja adalah industri dimana perusahaan dioprasikan. Manajer yang memonitor baik lingkungan sosial maupun kerja untuk menditeksi faktor-faktor strategis yang besar pengaruhnya terhadap keberhasilan dan kegagalan perusahaan.

Lingkungan internal (internal environmental) terdiri dari variabel kekuatan dan kelemahan yang ada pada organisasi, hal tersebut dapat mengendalikan jangka panjang dan membentuk suasana dimana pekerjaan dilakukan. Variabel-variabel tersebut meliputi struktur, budaya dan arus kerja. Struktur adalah cara bagaimana perusahaan diorganisasikan yang berkenaan dengan komunikasi, wewenang dan arus kerja. Struktur sering disebut dengan rantai perintah. Budaya adalah pola keyakinan, pengharapan, dan nilai-nilai yang dibagikan oleh anggota organisasi. Norma-norma organisasi secara khusus memunculkan dan mendefinisikan perilaku yang dapat diterima anggota dari manjemen puncak sampai karyawan operatif. Sumber daya adalah asset yang merupakan bahan baku bagi produksi barang dan atau jasa organisasi.

Wahyudin menyebutkan ada dua faktor yang membuat analisis lingkungan menjadi suatu analisis ada dua faktor yang membuat analisis lingkungan menjadi suatu analisis penting dalam manajemen strategik dan harus dilakukan: Pertama, Bahwa organisasi tidak berdiri sendiri tetapi berinteraksi dengan bagian-bagian dari lingkungan dan lingkungan itu sendiri berubah setiap saat. Kedua, Pengaruh yang sangat rumit dan kompleks dapat mempengaruhi kinerja banyak bagian yang berbeda sebuah perusahaan.34

Solihin menyebutkan bahwa perusahaan melaksanakan kegiatan pemindaian lingkungan (environmental scanning) dengan tujuan untuk memahami perubahan berbagai kekuatan eksternal yang sedang terjadi, sehingga perusahaan dapat memberikan tanggapan terhadap perubahan tersebut untuk mengamankan posisi perusahaan, bahkan meningkatkan posisi perusahaan dimasa mendatang.

34 Agustinus Sri Wahyudin, Manajemen Strategik Pengantar Proses Berfikir Strategik, (Jakarta: Bina

(26)

Kegagalan perusahaan untuk memahami perubahan yang sedang terjadi pada kekuatan eksternal dapat mengakibatkan perusahaan kehilangan daya saing.35

Analisis lingkungan eksternal berfungsi untuk mengidentifikasi peluang dan ancaman yang berasal dari lingkungan ekternal perusahaan. Terdapat beberapa analisis yang dipakai dalam kajian manajemen strategis untuk mengidentifikasi diantaranya: pertama, Analisis STEEPLE, singkatan dari Social, Technological, Economics, Environmental, Political, Legal dan Etical. merupakan analisis terhadap lingkungan umum perusahaan untuk mengidentifikasi sejumlah ancaman dan peluang yang diakibatkan oleh perubahan lingkungan umum perusahaan. Kedua, Analisis Five Force yang terdiri dari Treats of potential new entrants (ancaman masuknya pesaing potensial), bargaining power of supplies (daya tawar pemasok), rivaly among exiting firms (pesaingan antar perusahaan dalam satu industri), threats of substitute product (Ancaman dari produk subtitusi) dan bargaining power of buyer (daya tawar pembeli). Ketiga, Analisis Struktur Industri, terdapat pengelompokan struktur industri terdiri dari fragmented industry, emerging industry, mature industry dan declining industry.

Analisis lingkungan internal berfungsi untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan yang berasal dari lingkungan internal perusahaan. Pertama, industry value chain analysis (Analisis rantai nilai industry), sangat berguna untuk menilai apakah perusahaan saat ini sudah berada pada jalur rantai nilai yang tepat dalam suatu indutri. Kedua, corporate value chain analysis (Analisis rantai nilai korporasi) analisis terhadap kemampuan sumber daya internal organisasi yang terdiri dari berbagai fungsi organisasi.36

Setelah dianalisis internal dan eksternal maka langkah selanjutnya dilakukan analisi SWOT. Analisis SWOT menurut Pearce dan Robinson merupakan suatu cara sistematik untuk mengidentifikasi faktor-faktor kekuatan (Strength), kelemahan (Weakness) intern perusahaan serta peluang (Opportunitiy) dan ancaman ( Threat ) dalam lingkungan yang dihadapi perusahaan.

35 Ismail Solihin, Manajemen Strategik (Jakarta: Erlangga, 2012), 112. 36 Solihin, Manajemen Strategik, 128.

(27)

Kekuatan adalah sumber daya, keterampilan atau keunggulan-keunggulan lain yang membedakan suatu perusahaan dengan pesaingnya. Kekuatan diambil dari internal perusahaan.

Kelemahan adalah suatu keterbatasan atau kekurangan di dalam sumber daya, ketrampilan dan kapabilitas yang dapat menghambat kinerja dari suatu perusahaan. Kelemahan diambil dari internal perusahaan.

Peluang adalah suatu kondisi di luar lingkungan perusahaan yang menguntungkan dan dapat dimanfaatkan oleh perusahaan untuk mendapatkan keuntungan.

Ancaman adalah suatu kondisi dimana keadaan di luar lingkungan perusahaan dapat menjadi penghalang atau pengganggu yang menghambat kinerja perusahaan.37

Menurut David menyatakan bahwa Matriks TWOS (Kekuatan-Kelemahan-Peluang-Ancaman )38 adalah sebuah alat pencocokan yang penting yang membantu

para pengambil keputusan mengembangkan empat jenis strategi : Tabel 2. 4 Format matrik SWOT

OPPORTUNITIES 1. ……….….……... 2. ……… THREATS 1. ………..….. 2. ………..….. STRENGTH 1. ……… 2. ……… SO Competition ST Mobilization WEAKNESS 1. ……… 2. ……… WO Investment/Divestmen WT Damage control

37 John A. Pearce & Robinson, R. B, Manajemen Strategis: Formulasi, Implementasi dan

pengendalian (Jakarta: Salemba Empat), 2008, 299

(28)

Strategi competition diterapkan apabila perusahaan berada dalam posisi yang kuat dan banyak peluang yang teridentifikasi (SO). Strategi ini merupakan pemanfaatan peluang berdasarkan kekuatan yang dimiliki.

Strategi mobilization dipilih apabila organisasi memiliki kekuatan yang cukup, tetapi diluar sana banyak ancaman yang harus dihadapi (ST). Dengan kata lain, organisasi harus menanggulangi ancaman dengan memanfaatkan kekuatan yang ada.

Strategi investment/divestment diambil apabila organisasi dalam kondisi yang lemah akan tetapi banyak peluang yang tersedia (WO). Dengan strategi ini organisasi memanfaatkan peluang yang ada untuk meningkatkan kekuatannya.

Strategi damage control dipakai apabila organsasi berada pada kondisi lemah dan harus banyak menghadapi ancaman (WT). Dengan strategi ini organisasi harus menekan kelemahan dan ancaman secara bersama-sama.

Menurut Bryson di dalam Tilaar & Nugroho untuk merumuskan makna perencanaan strategis, yaitu upaya yang didisiplinkan untuk membuat keputusan dan tindakan penting yang membentuk dan memandu bagaimana organisasi (atau entitas lainnya), apa yang dikerjakan organisasi, dan mengapa organisasi mengerjakan seperti itu. Perencanaan strategis mensyaratkan pengumpulan informasi luas, eksplorasi arternatif, dan menekankan implikasi masa depan dengan keputusan sekarang.39

Pearce and Robinson menyebutkan bahwa data SWOT di atas dapat dikembangkan secara kuantitaif melalui perhitungan Analisis SWOT agar diketahui secara pasti posisi organisasi yang sesungguhnya. Perhitungan yang dilakukan melalui tiga tahap, yaitu:

a. Melakukan perhitungan skor (a) dan bobot (b) point faktor setta jumlah total perkalian skor dan bobot (c = a x b) pada setiap faktor S-W-O-T; Menghitung skor. (1) Masing-masing poin faktor dilakukan secara saling bebas (penilaian terhadap sebuah poin faktor tidak boleh dipengaruhi atau

39 H.AR Tilaar & Riant Nugroho, Kebijakan Pendidikan, (Yogyakarta: Putaka Pelajar, 2016), cet ke

(29)

mempengeruhi penilaian terhadap poin faktor lainnya. Pilihan rentang besaran skor sangat menentukan akurasi penilaian namun yang lazim digunakan adalah dari 1 sampai 10, dengan asumsi nilai 1 berarti skor yang paling rendah dan 10 berarti skor yang paling tinggi. (2) Masing-masing poin faktor dilaksanakan secara saling ketergantungan. Artinya, penilaian terhadap satu poin faktor adalah dengan membandingkan tingkat kepentingannya dengan poin faktor lainnya. Sehingga formulasi perhitungannya adalah nilai yang telah didapat (rentang nilainya sama dengan banyaknya poin faktor) dibagi dengan banyaknya jumlah poin faktor).

b. Melakukan pengurangan antara jumlah total faktor S dengan W (d) dan faktor O dengan T (e); Perolehan angka (d = x) selanjutnya menjadi nilai atau titik pada sumbu X, sementara perolehan angka (e = y) selanjutnya menjadi nilai atau titik pada sumbu Y.

c. Mencari posisi organisasi yang ditunjukkan oleh titik (x,y) pada kuadran SWOT.

Berikut ini merupakan contoh tabel perhitungan SWOT dan matriks kuadran SWOT.

(30)

Gambar 2. 5 Matriks Kuadran SWOT Kekuatan Kelemahan Peluang Ancaman SO Competition Kuadran 1 (+,+) ST Mobilization Kuadran III (-,+) WO Investment/Divestmen Kuadran II (+, -) WT Damage control Kuadran IV (-,-)

Dari gambar diatas dapat diketahui bagaimana Matriks kuadran SWOT yang dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Kuadran I (positif, positif)

Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang kuat dan berpeluang, Rekomendasi strategi yang diberikan adalah Progresif, artinya organisasi dalam kondisi prima dan mantap sehingga sangat dimungkinkan untuk terus melakukan ekspansi, memperbesar pertumbuhan dan meraih kemajuan secara maksimal.

b. Kuadran II (positif, negatif)

Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang kuat namun menghadapi tantangan yang besar. Rekomendasi strategi yang diberikan adalah Diversifikasi Strategi, artinya organisasi dalam kondisi mantap namun menghadapi sejumlah tantangan berat sehingga diperkirakan roda organisasi akan mengalami kesulitan untuk terus berputar bila hanya bertumpu pada strategi sebelumnya. Oleh karenanya, organisasi disarankan untuk segera memperbanyak ragam strategi taktisnya.

c. Kuadran III (negatif, positif)

Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang lemah namun sangat berpeluang. Rekomendasi strategi yang diberikan adalah Ubah Strategi,

(31)

artinya organisasi disarankan untuk mengubah strategi sebelumnya. Sebab, strategi yang lama dikhawatirkan sulit untuk dapat menangkap peluang yang ada sekaligus memperbaiki kinerja organisasi.

d. Kuadran IV (negatif, negatif)

Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang lemah dan menghadapi tantangan besar. Rekomendasi strategi yang diberikan adalah Strategi Bertahan, artinya kondisi internal organisasi berada pada pilihan dilematis. Oleh karenanya organisasi disarankan untuk meenggunakan strategi bertahan, mengendalikan kinerja internal agar tidak semakin terperosok. Strategi ini dipertahankan sambil terus berupaya membenahi diri.40

5. Perumusan Strategi (Strategy Formulation)

Wheelen & Hunger menyebutkan Strategy formulation is the development

of long-range plans for the effective management of environment opportunities and threats, in light of corporate strengths and weakneses (SWOT). It includes defining the corporate mission, specifying achievable objective, developing strategies, and setting policy guidelines.41 Perumusan strategi adalah pengembangan rencana

jangka panjang untuk manajemen yang efektif dari peluang dan ancaman perusahaan, kekuatan dan kelemahan (SWOT). Ini termasuk mendefinisikan misi perusahaan, menetapkan tujuan dicapai, mengembangkan strategi, dan pengaturan pedoman kebijakan.

a. Visi (Vision)

Selanjutnya dalam perumusan strategi adalah penetapan visi. Visi merupakan bayangan cermin mengenai kondisi internal dan kehandalan inti seluruh organisasi. Kata visi berasal dari bahasa inggris, vision menurut Echols & Shadaly yang berarti penglihatan, daya lihat, pandangan, impian atau pandangan42. Dengan

demikian, secara sederhana kata visi mengacu pada sebuah cita-cita, keinginan, angan-angan, khayalan dan impian ideal yang ingin dicapai dan dirumuskan secara

40 John A. Pearce & Robinson, R. B, Manajemen Strategis: Formulasi, Implementasi dan pengendalian (Jakarta: Salemba Empat), 2008, 299

41 Wheelen & Hunger Strategic Management and Business Policy, 17.

42 John M.Echols & Hassan Shadaly, Kamus Inggris Indonesia, (Jakarta: PT Gramedia, 2000), cet ke

(32)

sederhana, singkat, padat dan jelas namun mengandung makna yang luas, jauh dan penuh makna. Dengan sifatnya yang demikian itu, sebuah visi dapat mengesankan sebuah cita-cita jangka panjang yang mungkin sulit diukur dalam jangka waktu tertentu.

Pada UU no 25 tahun 2004 Pasal 1 ayat 11 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan nasional dikatakan bahwa: “Visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir perencanaan”. Hutabarat & Huseini menyebutkan visi bukanlah mimpi, walaupun datangnya dari mimpi dan seakan-akan seperti mimpi. Inspirasi seakan-akan menghasilkan suatu aspirasi. Ini seakan-akan membawa kepada suatu motivasi, dorongan dan kehendak. Aspirasi tersebut akan menghasilkan suatu motivasi, motivasi mendorong untuk berkehendak. Setelah berkehendak maka munculah apa yang yang disebut dengan visi.43

Burt Nanus di dalam Suryana menyebutkan agar suatu visi berhasil ditentukan menyarankan agar pemimpin (pembuat visi) bertindak: (1) Jangan melakukan sendiri, hendaknya melibatkan kolega. (2) Jangan berlebihan dalam idealisme. Visi harus menantang tetapi tidak terkesan terlalu ambisius dan tidak realistis. (3) Bersikaplah fleksibel dan sabar dalam mengimplementasikan visi. Perlu memberikan fleksibilitas yang memadai bagi para guru dan bagaimana mereka memilih dan mengimplementasikan visi tersebut. (4) Jangan pernah puas. Jangan berasumsi bahwa visi tersebut akan berhasil selamanya, sekalipun visi dapat bekerja dengan baik. Visi memiliki beberapa kriteria dasar44: Berorientasi ke depan

bukan sekedar proyeksi dari Status quo. Merupakan suatu utopia, yakni keyakinan akan adanya kemungkinan untuk menuju keadaan yang lebih baik bagi organisasi. Benar dan cocok bagi organisasi, konsisten dengan sejarah, budaya dan nilai- nilai organisasi. Menetapkan standar keunggulan dan merefleksikan cita-cita yang tinggi. Memperjelas arah dan tujuan. Merangsang inspirasi, antusiasme, dan komitmen. Merefleksikan keunikan, kompetensi yang menonjol, dan apa yang ingin diperjuangkan. Merefleksikan ambisi yang kuat.

43Jemsly Hutabarat & Martani Huseini, Oprasionalisasi Strategi, (Jakarta: PT Elex Media

Komputindo, 2006), 7.

(33)

Menurut Kotler di dalam Nawawi visi adalah “pernyataan tentang tujuan organisasi yang diekspresikan dalam produk dan pelayanan yang ditawarkan, kebutuhan yang dapat ditanggulangi, kelompok masyarakat yang dilayani, nilai-nilai yang diperoleh serta aspirasi dan cita-cita masa depan”. Visi yang efektif antara lain harus memiliki karakteristik seperti : Imagible (dapat di bayangkan), Desirable (menarik), Feasible (realities dan dapat dicapai), Focused (jelas), Flexible (aspiratif dan responsif terhadap perubahan lingkungan) dan Communicable (mudah dipahami).

Visi bagi organisasi atau perusahaan dapat digunakan sebagai: (1) Penyatuan tujuan, arah dan sasaran perusahaan. (2) Dasar untuk pemanfaatan

dan alokasi sumber daya serta pengendaliannya. (3) Pembentuk dan pembangun budaya perusahaan (corporate culture)45.

Visi menggambarkan tujuan atau kondisi dimasa depan yang ingin dicapai. Visi memberikan gambaran yang jelas dimasa mendatang yang bisa dilihat oleh para stakeholders. Pernyataan visi yang bagus tidak hanya menginspirasikan dan menantang, namun juga sangat berarti sehingga setiap pegawai bisa menghubungkan tugas yang dilakukanya dengan visi. Pernyataan visi harus mampung menjadi inspirasi dalam setiap tindakan yang dilakukan setiap pegawai, yang paling penting pernyataan visi harus measurable, terukur sehingga setiap pegawai bisa mengetahui apakah tindakan yang dilakukannya dalam rangka mencapai visi organisasi atau tidak.

Pernyataan visi harus memenuhi beberapa kriteria sebagai berikut: (1) Pernyataan visi harus singkat sehingga tidak lebih dari 3-4 kalimat. (2) Visi

harus jelas dan memberikan gambaran tentang masa depan yang akan memberikan semangat pada customer, stakeholder dan pegawai. (3) Visi yang baik harus bisa dicapai dengan resource, energi dan waktu. (4) Pernyataan visi harus bisa menggugah emosi positif pegawai namun tidak boleh menggunakan kata-kata yang mewakili sebuah emosi. (5) Pernyataan visi harus bisa diukur sehingga

45 Nawawi , Manajemen Strategi, 122.

(34)

dimungkinkan untuk melakukan pengukuran kinerja sehingga setiap pegawai bisa mengetahui apakah visi sudah bisa dicapai atau belum.46

Pertanyaan “Siapa customer organisasi ini ?” akan menyediakan dasar untuk menentukan visi organisasi. Sedangkan jawaban atas pertanyaan “Kemana organisasi akan pergi ?” harus bisa dijawab oleh visi organisasi. Ada beberapa strategi dalam menentukan visi, yaitu: (1) Mengidentifikasikan aktivitas perusahaan berdasarkan impian yang ingin dikejar. (2) Menetapkan arah yang jauh ke depan (pandangan masa depan). (3) Menyediakan gambaran besar yang menggambarkan siapa "kita", apa yang "kita" lakukan, dan kemana "kita" mengarah.

Rumusan Visi menurut Permendiknas Nomor 19 Tahun 2007:

1) Dijadikan sebagai cita-cita bersama warga sekolah/madrasah dan segenap pihak yang berkepentingan pada masa yang akan datang 2) Mampu memberikan inspirasi, motivasi, dan kekuatan pada warga

madrasah dan segenap pihak yang berkepentingan

3) Dirumuskan berdasar masukan dari berbagai warga madrasah dan pihak-pihak yang berkepentingan selaras dengan visi institusi di atasnya serta visi pendidikan nasional.

4) Diputuskan oleh rapat dewan pendidik yang dipimpin oleh kepala madrasah dengan memperhatikan masukan komite sekolah/madrasah. 5) Disosialisasikan kepada warga madrasah dan segenap pihak yang

berkepentingan.

6) Ditinjau dan dirumuskan kembali secara berkala sesuai dengan perkembangan dan tantangan di masyarakat.

Pertanyaan mendasar yang harus dikemukakan ketika merumuskan visi madrasah adalah: “Sosok madrasah seperti apa yang saya inginkan pada lima atau sepuluh tahun yang akan datang?” Untuk menjawab pertanyaan ini harus memanfaatkan pengetahuan tentang kondisi madrasah yang ada saat ini untuk menentukan apa yang mungkin dicapai pada kurun waktu lima atau sepuluh tahun mendatang. Langkah pertama untuk menjawab pertanyaan tersebut dapat dilakukan melalui curah pendapat (brainstorming) yang melibatkan guru, staf madrasah, orang tua, dan komite madrasah. Setiap orang diberi kesempatan untuk mengemukakan dua atau tiga kata kunci yang mengambarkan sosok madrasah yang

46 David, Strategic Management, 89.

(35)

diinginkan pada lima atau sepuluh tahun yang akan datang. Catat semua kata-kata kunci yang mengemuka.

Langkah berikutnya adalah mengelompok-kelompokkan berdasarkan karakteristik tertentu. Madrasah yang berhasil biasanya memiliki karakteristik yang dapat dikelompokkan menjadi 3 (tiga) kategori: hasil pendidikan, proses pendidikan, dan citra Madrasah dimasyarakat. Contoh visi MAN dapat dirumuskan sebagai berikut: “MAN 3 Kota Bandung menjadi madrasah yang terunggul menjelang tahun 2020” Rumusan visi memberikan arah kemana madrasah akan dikembangkan dalam ruang lingkup yang luas. Pada contoh tersebut, makna kata terunggul harus disepakati oleh semua pihak terkait.

Bagi madrasah yang telah memiliki rumusan visi, langkah awal yang mungkin dilakukan dalam penyusunan rencana pengembangan madrasah adalah melakukan telaah terhadap rumusan visi yang ada untuk menentukan relevansi dan validitas dengan kondisi terkini. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam telaah ini antara lain:

1) Aspek-aspek mana dari rumusan visi yang ada masih relevan?

2) Dalam kaitannya dengan kebutuhan akan perubahan masyarakat yang berlangsung saat ini, apa yang perlu diperbaharui, ditambahkan, atau dihilangkan dari rumusan visi tersebut?

3) Bagaimana visi tersebut dapat dipertahankan dalam masyarakat madrasah?

4) Sejauh mana kebijakan dan dokumentasi madrasah menceminkan visi tersebut?

5) Sejauh mana kurikulum merefleksikan nilai-nilai yang terkandung dalam visi madrasah?

6) Sejauh mana manajemen madrasah merefleksikan nilai-nilai dan keyakinan yang dinyatakan dalam rumusan visi?

7) Sejauhmana hubungan di lingkungan internal madrasah dan antara berbagai pihak di kalangan warga madrasah merefleksikan rumusan visi tersebut?

8) Sejauhmana rumusan visi merefleksikan kebutuhan sebuah masyarakat multi-kultural yang kompleks?47

Telaah tersebut dapat dilakukan melalui survei sederhana dangan meminta warga madrasah untuk memberikan tanggapan atas rumusan visi madrasah yang

47 Direktorat Tenaga Kependidikan Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik Dan Tenaga

Kependidikan Departemen Pendidikan Nasional, Penyusunan Rencana Strategis Dalam Pengembangan Sekolah Dasar, (Jakarta: Depdiknas, 2007), h. 26

Gambar

Tabel 2. 1 Defininsi Manajemen menurut Beberapa Ahli
Tabel 2. 2 Fungsi Manajemen
Gambar 2. 1 Model Manajemen Strategis David
Tabel 2. 3 Proses Manajemen Strategis  Fungsi
+7

Referensi

Dokumen terkait